I. PENDAHULUAN. pada gejala-gejala alam. Perkembangan IPA selanjutnya tidak hanya ditandai

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembelajaran tentu diperlukan media sebagai alat untuk

OLIMPIADE SAINS NASIONAL TAHUN 2009 TINGKAT KABUPATEN/KOTA FISIKA SMP

61. Mata Pelajaran Fisika Kelompok Teknologi dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)

FISIKA SEKOLAH 1 FI SKS

OLIMPIADE SAINS NASIONAL TAHUN 2009 TINGKAT KABUPATEN/KOTA FISIKA SMP

I. PENDAHULUAN. permasalahannya dekat dengan kehidupan sehari-hari. Konsep dan prinsip

SILABUS. Kompetensi Dasar Pembelajaran. Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu. Sumber/ Bahan/Alat

MATA PELAJARAN FISIKA

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru Mapel Fisika Indikator Esensial

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN FISIKA

52. Mata Pelajaran Fisika untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang B. Tujuan

10. Mata Pelajaran Fisika Untuk Paket C Program IPA

Kisi kisi Pedagogi dan Profesional Mapel Fisika SMA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. di kelas X sesuai Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Pendidikan

SILABUS DAN PENILAIAN

DESKRIPSI PEMELAJARAN - FISIKA

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan. pemahaman mendasar hukum-hukum yang menggerakkan materi, energi,

KISI-KISI SOAL FISIKA OLIMPIADE SAINS TERAPAN NASIONAL (OSTN) SMK SBI JATENG TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsepkonsep

KISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU (UKG) Kompetensi Kompetensi Inti Guru (Standar Kompetensi) Kompetensi Guru Mapel (Kompetensi Dasar)

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN IPA SMP/MTs

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL GURU MATA PELAJARAN IPA SMP/MTs

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stevida Sendi, 2013

46. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL SMP SELEKSI TINGKAT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2007

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

DESKRIPSI PEMELAJARAN - FISIKA

BIDANG STUDI FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI

I.PENDAHULUAN. Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

10. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. A. Latar Belakang

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVII/Mei 2013 METODE DISKUSI KELOMPOK BERBASIS INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMA

DOKUMEN NEGARA SANGAT RAHASIA

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN FISIKA SMA NEGERI 78 JAKARTA

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN FISIKA

DESKRIPSI PEMELAJARAN FISIKA

8. KOMPETENSI INTI DAN KOMPTENSI DASAR FISIKA SMA/MA KELAS: X

I. PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk mengefektifkan kegiatan pembelajaran. Media

SILABUS PEMBELAJARAN

I. PENDAHULUAN. suasana pembelajaran yang kurang menarik dan tidak kondusif. Hal tersebut

PENDAHULUAN. Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) Pendahuluan Pendalaman Materi Fisika SMP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan

46. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

I. PENDAHULUAN. Sains terbagi atas beberapa cabang ilmu, diantaranya adalah fisika. Fisika

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

LKS-1 PEMBIASAN CAHAYA PADA KACA PLAN-PARALEL

TEKNOLOGI PENCELUPAN Halaman 1 dari 16

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan data hasil belajar di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung kelas

PROGRAM TAHUNAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MATAPELAJARAN FISIKA SEMESTER GASAL KELAS X. No KD Indikator MATERI Alokasi Waktu Ket

ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM MENGGUNAKAN KIT IPA FISIKA DI SMP SE-KECAMATAN SOJOL KABUPATEN DONGGALA

I. PENDAHULUAN. diperoleh pengetahuan, keterampilan serta terwujudnya sikap dan tingkah laku

1. Persamaan keadaan gas ideal ditulis dalam bentuk = yang tergantung kepada : A. jenis gas B. suhu gas C. tekanan gas

Deskripsi Mata FISIKA DASAR I / FI321

YAYASAN PENDIDIKAN JAMBI SEKOLAH MENENGAH ATAS TITIAN TERAS UJIAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007/2008. Selamat Bekerja

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsipprinsip

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan ilmu yang sangat dekat dengan manusia.

PROGRAM SEMESTER GASAL 2011 / 2012 MATA PELAJARAN FISIKA KELAS X

PROGRAM TAHUNAN MATA PELAJARAN IPA TERPADU...

I. PENDAHULUAN. konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu

SILABUS MATA PELAJARAN FISIKA (DASAR BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

Kurikulum 2013 Kelas 12 SMA Fisika

DESKRIPSI PEMELAJARAN - FISIKA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. harapan sangat bergantung pada kualitas pendidikan yang ditempuh. imbas teknologi berbasis sains (Abdullah, 2012 : 3).

KISI PLPG 2013 MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA)

FISIKA SEKOLAH I I. DESKRIPSI

SILABUS DAN SAP MATA KULIAH KONSEP DASAR FISIKA DI SD

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

DESKRIPSI PEMELAJARAN FISIKA

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SILABUS MATA PELAJARAN: FISIKA

Silabus. Tes tertulis. Membedakan gaya sentuh dan gaya tak sentuh. Tes unjuk kerja. Mengukur gaya suatu benda. Tes tertulis

Silabus. Tes tertulis. Membedakan gaya sentuh dan gaya tak sentuh. Tes unjuk kerja. Mengukur gaya suatu benda. Tes tertulis

KELAS VII : SEMESTER 1

SILABUS MATA PELAJARAN FISIKA (DASAR BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA)

MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM FISIKA (ESA 168)

SILABUS MATA PELAJARAN: FISIKA (PEMINATAN)

SOAL SIAP UN SMP TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009

KISI-KISI SOAL. Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal Bentuk Soal No. Soal

I. PENDAHULUAN. terbangunnya sebuah peradaban suatu bangsa. Pendidikan di Indonesia banyak

SILABUS. Mengidentifikasi fungsi dan bagian alat optik pada mata dan kacamata, kamera,

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Kompetensi Dasar 3.1 Menganalisis alat-alat optik secara kualitatif dan kuantitatif.

Mata Pelajaran IPA di SMALB bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembelajaran fisika di SMA secara umum adalah memberikan bekal. ilmu kepada siswa, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang

Macam-macam berkas cahaya: 1. Berkas mengumpul (Konvergen) 2. Berkas Menyebar ( divergen) 3. Berkas Sejajar.

BAB I PENDAHULUAN. fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES.

ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP (UAS) TAHUN PELAJARAN Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Program : X Hari / Tanggal : Jumat / 1 Juni 2012

KISI-KISI SOAL SELEKSI PPG SM3T 2015 MATA UJI: PENDIDIKAN IPA

I. PENDAHULUAN. Salah satu media pembelajaran yang dapat memberikan pendidikan yang. menyenangkan bagi siswa adalah komputer. Kelebihan komputer dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pembelajaran fisika

SILABUS MATA PELAJARAN: FISIKA

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangan IPA selanjutnya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta saja, tetapi juga ditandai oleh munculnya metode ilmiah (scientific methods) yang terwujud melalui suatu rangkaian kerja ilmiah (working scientifically), nilai dan sikap ilmiah (scientific attitudes). Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Oleh karena itu, pendekatan yang diterapkan dalam menyajikan pembelajaran sains adalah memadukan antara pengalaman proses sains dan pemahaman produk sains dalam bentuk pengalaman langsung. Fisika sebagai salah satu cabang IPA yang lebih banyak berkaitan dengan kegiatan-kegiatan seperti mengumpulkan data, mengukur, menghitung, menganalisis, mencari hubungan, menghubungkan konsep-konsep, semuanya

ditujukan pada satu hal yaitu penyelesaian soal. Oleh karena itu, belajar fisika 2 dengan prestasi tinggi, seharusnya tidak hanya menghapal teori, definisi dan sejenisnya, tetapi lebih dalam memerlukan pemahaman yang sungguh-sungguh. Dalam belajar fisika hendaknya fakta konsep dan prinsip-prinsip tidak diterima secara prosedural tanpa pemahaman dan penalaran. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak seseorang ke kepala orang lain atau dari guru kepada siswa. Siswa sendirilah yang harus mengartikan apa yang telah dibelajarkan dengan menyesuaikan terhadap pengalaman-pengalaman mereka. Pengetahuan atau pengertian dibentuk oleh siswa secara aktif, bukan hanya diterima secara pasif dari guru mereka. Dalam upaya membelajarkan fisika yang mengacu pada pemahaman dan penalaran maka diperlukan metode pengajaran yang sesuai dengan lingkungan belajar siswa dan karakter materi fisika yang akan dibelajarkan. Pendekatan dan metode yang dipakai dalam pembelajaran harus dapat membelajarkan siswa untuk memahami dan menalar materi yang dipelajari, selain itu pendekatan dan metode ini juga harus dapat menampilkan hakekat fisika sebagai proses ilmiah, sikap ilmiah serta produk ilmiah. Sebagian besar karakter materi pada bidang studi fisika adalah konsep abstrak yang tidak dapat dilihat dengan mata secara langsung. Sebagai contoh adalah materi fisika kelas X semester genap yaitu Suhu, Kalor dan Perpindahannya, Optika dan Gelombang Elektromagnetik, dan Listrik Dinamis. Misalnya pada materi Suhu, Kalor dan Perpindahannya bagaimana siswa dapat mengamati kalor dapat berpindah sedangkan kalor adalah suatu bentuk energi yang tidak dapat

dilihat oleh mata secara langsung. Meskipun kalor (energi) tidak dapat dilihat 3 dengan mata secara langsung tetapi keberadaannya memiliki manfaat dan pengaruh yang besar terhadap kehidupan manusia. Sebagai contoh adalah proses keringnya baju basah karena adanya pancaran sinar matahari. Maka untuk membuktikan keberadaannya diperlukan suatu benda dan proses nyata yang dapat memvisualisasikan konsep/materi tersebut. Demikian pula dengan materi optika, gelombang elektromagnetik dan listrik dinamis. Pada materi optika siswa harus dapat menerapkan alat-alat optika dalam kehidupan. Untuk dapat menerapkannya maka siswa harus memahami prinsip kerja dan konsep fisika pada masing-masing alat tersebut, antara lain konsep pemantulan cahaya, pembiasan cahaya. Untuk memvisualisasikan konsep pemantulan dan pembiasan cahaya dibutuhkan pula alat bantu pembelajaran. Pada materi gelombang elektromagnetik siswa harus dapat mendeskripsikan gelombang elektromagnetik dan menjelaskan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Agar dapat menjelaskan aplikasinya maka terleih dahulu siswa harus mempelajari karekateristik dari gelombang elektromagnetik itu sendiri. Karena gelombang elektromagnetik adalah berupa energi yang tidak dapat dilihat secara langsung maka untuk mempelajarinya membutuhkan alat bantu pembelajaran. Materi listrik dinamis yang harus dipelajari oleh siswa antara lain pengukuran nilai kuat arus yang mengalir pada suatu rangkaian, tegangan listrik, dan hambatan kawat penghantar pada rangkaian. Untuk dapat mengukur besaran-besaran fisika tersebut maka dibutuhkan alat ukur listrik sebagai alat peraga pembelajaran. Konsep abstrak dalam bidang studi fisika dapat divisualisasikan dengan perantara benda nyata. Dalam mempelajari konsep dengan perantara benda nyata tersebut

maka siswa akan belajar secara nyata melalui perbuatan dan bukan hanya 4 mengingat fakta. Pembelajaran tersebut dilakukan melalui praktik dan praktikum. Praktik adalah pelaksanaan secara nyata apa yang disebut dalam teori sedangkan prkatikum adalah bagian dari pengajaran yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan untuk menguji dan melaksanakan dalam keadaan nyata apa yang diperoleh dalam teori. Peragaan praktik dan praktikum disebut dengan demonstrasi. Selain dapat memberikan pembelajaran melalui perbuatan nyata, demonstrasi dalam pembelajaran fisika juga dapat memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan sejumlah keterampilan dan menambah motivasi siswa dalam belajar sehingga dapat meningkatkan kualitas belajar siswa. Alat untuk menerangkan atau mewujudkan konsep disebut sebagi alat peraga. Alat peraga mempunyai peranan yang penting dalam pembelajaran fisika. Penggunaan alat peraga sebagai media pembelajaran fisika selain dapat memberikan pengalaman belajar secara nyata, juga dapat melibatkan siswa sebagai subjek dalam proses pembelajaran, konsep-konsep fisika yang abstrak dapat divisualisasi sehingga siswa akan lebih mudah menguasai teori dan definisi, dan dapat menampilkan hakekat fisika sebagai proses ilmiah, sikap ilmiah serta produk ilmiah. Tetapi pada kenyataannya, frekuensi penggunaan alat peraga dalam pembelajaran masih sangat kurang/kecil. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran fisika kelas X di SMAN 12 Bandar Lampung dalam satu tahun pelajaran penggunaan peraga dalam proses pembelajaran hanya 3 kali. Peraga yang digunakan adalah mikrometer sekrup pada materi besaran fisika dan pengukurannya dan cermin datar pada

materi alat-alat optik. Selain itu guru juga menggunakan alat peraga sederhana 5 berupa kertas dan gelas untuk membelajarkan materi Hukum I Newton. Penggunaan alat peraga tersebut masuh sangat kurang jika dilihat dari materi pokok Fisika kelas X yang terdiri dari 6 bab yaitu Besaran Fisika dan Satuannya, Gerak Lurus, Optika, Suhu dan Kalor, Listrik Dinamis, dan Gelombang Elektromagnetik. Kendala yang menyebabkan guru tidak menggunakan peraga dalam proses pembelajaran antara lain adalah ketersediaan alat peraga di laboratorium sekolah yang kurang sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan data yang didapatkan pada studi (penelitian) pendahuluan jenis alat peraga yang dimiliki sekolah adalah alat ukur panjang, alat ukur massa, alat ukur waktu, alat ukur listrik, alat ukur suhu, dan alat optik. Masing-masing alat ukur tersebut dengan rincian kondisinya adalah sebagai berikut: 1. Alat ukur panjang yaitu jangka sorong sebanyak 2 buah (rusak semua) dan micrometer sekrup sebanyak 6 buah (4 baik, 2 rusak). 2. Alat ukur massa yaitu neraca pegas sebanyak 15 buah ( 12 baik, 3 rusak). 3. Alat ukur waktu yaitu stopwatch 2 buah (baik semua). 4. Alat ukur listrik yaitu voltmeter 5 buah (1 baik, 4 rusak), amperemeter (12 baik, 3 rusak), Ohmmeter (1 baik, 5 rusak), catu daya 15 buah (13 baik, 2 rusak), dan sonometer 1 buah(rusak). 5. Alat ukur suhu yaitu termometer 1 buah (baik) 6. Alat Optik yaitu cermin datar 1 buah (baik), prisma segitiga 1 buah (baik) dan kaca plan parallel 1 buah (baik).

6 Ketersediaan alat tersebut masih kurang memenuhi kebutuhan siswa kelas X yang keseluruhan berjumlah 334 orang yang tebagi dalam 10 kelas, masing-masing kelas berjumlah 33-34 orang. Dengan 2 guru mata pelajaran fisika maka dalam 1 kali pertemuan seharusnya tersedia alat peraga yang dapat memenuhi kebutuhan 33-34 orang. Agar pembelajaran dapat terus berlangsung menggunakan alat peraga meskipun tidak tersedia di laboratorium sekolah maka guru harus mampu mengembangkan alat peraga yang dibutuhkan untuk proses pembelajaran. Dengan menggunakan alat peraga tersebut diharapkan siswa dapat belajar untuk mengembangkan pengalaman untuk merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, dan menguji hipotesis melalu percobaan, mengumpulkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan baik secara lisan maupun tertulis. Selain itu siswa juga diharapkan dapat mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaian masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Dengan demikian siswa dapat menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mengacu pada ruang lingkup mata pelajaran fisika yang menekankan pada fenomena alam dan lingkungan sekitar maka sebaiknya peraga dibuat menggunakan alat dan bahan dari lingkungan sekitar. Pemilihan materi untuk pengembangan alat peraga juga perlu dicermati lebih dalam karena tidak semua materi fisika kelas X semester genap dapat dikembangan. Berdasarkan hasil

analisis kompetensi dasar fisika kelas X semester 2 dari 4 bab materi yang 7 tersedia, alat peraga yang mungkin dikembangkan adalah 1. Materi Optika yaitu jelly plan paralel, jelly prisma, alat penyelidik jumlah bayangan dan jelly lensa positif. 2. Materi Suhu dan kalor yaitu alat pemuaian panjang, dan termometer Pemilihan alat peraga yang akan dikembangkan juga masih harus dicermati dari segi ketersediaan alat dan bahan dari lingkungan sekitar. Oleh karena itu maka penulis mengangkat penelitian yang berjudul "Pengembangan Peraga Fisika Menggunakan Alat dan Bahan dari Lingkungan Sekitar untuk Pembelajaran Fisika Kelas X Semester Genap SMAN 12 Bandar Lampung". B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Diperlukan pengembangan peraga fisika menggunakan alat dan bahan dari lingkungan sekitar untuk pembelajaran fisika kelas X semester genap SMAN 12 Bandar Lampung. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian adalah : Dihasilkan peraga fisika menggunakan alat dan bahan dari lingkungan sekitar untuk pembelajaran fisika kelas X semester genap SMAN 12 Bandar Lampung.

D. Manfaat Penelitian 8 Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian pengembangan ini adalah 1. Menambah alat peraga sebagai peraga pembelajaran fisika di laboratorium sekolah. 2. Bagi guru, alat peraga hasil pengembangan merupakan sumbangan ide yang dapat memberikan pengalaman belajar secara langsung kepada siswa melalui percobaan. 3. Bagi siswa, untuk menambah pengalaman belajar melalui eksperimen dan menambah pemahaman konsep pada materi pembiasan pada jelly plan paralel dan prisma, penyelidikan jumlah bayangan, lensa positif, pemuaian panjang dan pengukuran suhu menggunakan termometer. E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian pengembangan ini berorientasi pada pengembangan produk. 2. Pengembangan yang dimaksud adalah pembuatan peraga fisika menggunakan alat dan bahan dari lingkungan sekitar untuk pembelajaran fisika kelas X semester genap SMAN 12 Bandar Lampung. Alat peraga fisika ini dilengkapi dengan LKS sebagai panduan percobaan. 3. Spesifikasi produk yang dihasilkan yaitu jelly plan parallel:untuk menentukan indeks bias dan pergeseran sinar pada jelly plan paralel, jelly prisma:untuk menentukan indeks bias dan sudut deviasi prisma, alat penyelidik jumlah bayangan:untuk menentukan jumlah bayangan yang terbentuk pada dua buah cermin yang membentuk sudut tertentu, jelly lensa positif untuk menentukan

titik fokus lensa positif, alat pemuaian panjang:untuk menghitung 9 pertambahan panjang kawat dan menganalisis hal-hal yang mempengaruhi pertambahan panjang kawat, dan termometer:untuk menentukan titik tetap bawah dan titik tetap atas termometer buatan dan mengukur suhu air hangat menggunakan termometer buatan.