BAB II KAJIAN TEORITIK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ranah agama, tradisi, adat istiadat dan sosial budaya. Hal ini karena yang

BAB II. Tinjauan Pustaka. Menurut Roberts dan Hunt (1991), suatu organisasi dimulai. dengan suatu tujuan. Sekelompok orang membentuk suatu

MATERI 5 MANAJEMEN DAN ORGANISASI

PENGARUH PENDELEGASIAN WEWENANG DAN PEMBAGIAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN KANTOR PELAYANAN DAN PENGAWASAN BEA DAN CUKAI TIPE 3A SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki tujuan yang hendak dicapai. Tujuan tersebut

7. STRUKTUR DAN ANATOMI ORGANISASI

Pengantar Manajemen & Bisnis

Modul ke: Pengorganisasian. Fakultas FIKOM. Andi Youna C. Bachtiar M. Ikom. Program Studi Public Relations

BAB I PENDAHULUAN. Seiring bertambahnya manusia dan tuntutan hidup dalam bermasyarakat,

BAB II URAIAN TEORITIS. Liza (2006) melakukan penelitian yang berjudul Peranan Struktur

STRUKTUR DAN ANATOMI ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. alasan sosial (social reasons) menjadi salah satu pendorong bagi manusia untuk membentuk

DESAIN ORGANISASI. Oleh: Retno Dayu Wardhani. BDK Cimahi

Materi Minggu 5. Desain dan Struktur Organisasi

Desain Struktur Organisasi: Kewenangan dan Pengendalian

Struktur dan Desain Organisasi. Kelompok 1 : Ade Febriany Cindy Yusman Ismi Nurhasanah Muhammad Aly Al-Husaini Puteri Prayakanza

Setelah mempelajari bab ini, anda seharusnya mampu untuk:

Kata ORGANISASI, mengandung

MODUL PERKULIAHAN ORGANIZATION THEORY AND DESIGN POKOK BAHASAN : Struktur organisasi. Tatap Muka Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

BAB II URAIAN TEORITIS

Komponen Struktur Organisasi

Organizational Theory & Design

Strategi & Pola Pertumbuhan Struktur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen itu akan berperan secara aktif. Suatu organisasi tanpa adanya

STRUKTUR ORGANISASI. By Nina Triolita, SE, MM. Pertemuan Ke 10 Pengantar Bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terkecil adalah sebuah keluarga dan tentunya setiap orang dilahirkan dalam sebuah

Bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama (James D.Mooney) Suatu sistem aktivitas kerja sama yg dilakukan oleh dua orang

STRUKTUR DAN DESAIN ORGANISASI IKA RUHANA

Desain dan Struktur Organisasi by Hendry Page 1

KONSEP ORGANISASI. Setiadi, M.Kep

BAB I PENDAHULUAN. dan pengakuan umat yang dalam istilah Arabnya bay ah. 2. Demikian menurut sejarah Islam tidak terlepas dari persoalan politik dan

PANCASILA DIDALAM ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. telah tersedia, baik sumber yang bersifat manusia maupun non manusia, serta

BAB II URAIAN TEORITIS. A. Penelitian Terdahulu Evi (2006) melakukan penelitian dengan judul Peran Struktur Organisasi

PROYEK DAN MANAJEMEN FUNGSIONAL

Fungsi PENGORGANISASIAN. Eni Widiastuti

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sendiri-sendiri yang merupakan motivasi pendiriannya yang harus dicapai oleh

Desain Struktur Organisasi. Disusun Oleh Lista Kuspriatni

BAB II KAJIAN TEORITIK. dalam mengembangkan Dakwah Islamiyah, Erni Sri Wahyuni, 2002 Fakultas

KESIMPULAN DAN SARAN. kepada objek penelitian terkait dengan hasil penelitian. pada bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kapasitas pada level

PENGANTAR MANAJEMEN Materi 8 Organizing/Pengorganisasian: Perancangan Organisasi Viraguna Bagoes Oka, M Finc Dharma Iswara Bagoes Oka, M Finc

BAB V PEMBAHASAN. A. Keterampilan Teknikal Pimpinan Pondok Pesantren dalam Pengelolaan. Pendidikan Pesantren di Kota Banjarbaru

Tantangan Dasar Desain Organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban

MANAJEMEN UMUM. BAB 5 Wewenang, Delegasi dan Desentralisasi

Syarat Organisasi. 1. Sekelompok orang. 2. Hubungan dan Pembagian Kerja. 3. Tujuan

akan lebih menyulitkan para anggota organisasi untuk berkomunikasi serta lebih sukar bagi manajemen untuk mengkoordinasi kegiatan mereka.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIK. agar penelitian yang diteliti penulis tidak berdasarkan plagiat atau dengan istilah lain

BAB II LANDASAN TEORI. manusia, benda, situasi dan organisasi. Dalam organisasi pengendalian

BAB II KERANGKA TEORITIK. Pondok Pesantren adalah suatu tempat pendidikan yang menekankan

Struktur Organisasi. Literatur: Kusdi Teori Organisasi dan Administrasi. Jakarta: Salemba Humanika. Dosen:

Aspek SDM dan Organisasi 1

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG

semakin besar dan menuntut pendelegasian keputusan yang lebih banyak, tidak jarang pemilik sekaligus pengelola tersebut merasa enggan.

Merupakan perencanaan dan pengembangan organisasi yang meliputi pembagian kerja yang. pelaksanaan dan prestasi yang dicapai

Desain Struktur Organisasi: Spesialisasi dan Koordinasi

Arti Sekretaris dan Kesekretariatan

Bab 8 WEWENANG DAN DELEGASI

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

DEPARTEMENTASI DALAM STRUKTUR ORGANISASI PT DJARUM TBK. Disusun oleh : Mahasiswa S1

Materi 8 Organizing/Pengorganisasian: Perancangan Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk maju dari tahun ke tahun. Sebuah organisasi harus mampu mengantisipasi

BAB VIII Struktur dan kultur organisasi bisnis. Copyright 2005 by South-Western, a division of Thomson Learning, Inc. All rights reserved.

Dasar-dasar. Kuliah ke 9, 10 November 2009 Erry Sukriah, MSE

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi dalam suatu dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai satu atau. lebih, sehingga terjadi interaksi antar individu.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SANGGAU,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. wadah atau tempat manajemen itu akan berperan aktif. Organisasi tanpa

MAKALAH KELOMPOK DAN TIM

BAB IV ANALISIS FUNGSI MANAJEMEN DAKWAH PENGURUS CABANG NAHDLATUL ULAMA (PCNU) KABUPATEN KUDUS PERIODE

SILABUS. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR a. Power Point b. Buku Teks c. White board d. Spidol KOMPETENSI DASAR PENGALAMAN BELAJAR ALOKASI WAKTU INDIKATOR

Def e i f n i i n s i i s Pe P ng n o g r o g r a g ni n s i asia i n

Strategi Organisasi, Struktur Proyek, Budaya Proyek

BAB VI PENUTUP. kapasitas (Capacity Building) oleh Eade (1997), maka dapat disimpulkan bahwa Balai Teknik

ORBITH VOL. 10 NO. 1 MARET 2014 : ORGANISASI PROYEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGORGANISASIAN DOSEN : DIANA MA RIFAH

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab menjalankan kegiatan administrasi sehari-hari. Dengan tidak

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 4, NO 3, Edisi Oktober 2012 (ISSN : ) PERAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI. Rahmi yuliana. Dosen Tetep STIE Semarang

11. STRUKTUR ORGANISASI

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 )

BAB 7 PENGORGANISASIAN DAN STRUKTUR ORGANISASI

MANAJEMEN ORGANISASI INDUSTRI. Nur Istianah,ST.,MT.,M.Eng

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu aktivitas dalam menentukan apa pekerjaan yang dilakukan dan siapa yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKAN

DEFINISI STRUKTUR ORGANISASI

BAB II URAIAN TEORITIS. meningkatkan efektivitas kerja pada perusahaan penerbangan PT. Mandala

IV MANAJEMEN DAN ORGANISASI

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN DAKWAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KEBERAGAMAAN SANTRI PONDOK PESANTREN SALAFIYYAH AL MUNAWIR GEMAH PEDURUNGAN KOTA SEMARANG

BAB V PENUTUP. pada landasan teori yang berkaitan dengan implementasi kurikulum terpadu

PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI. Maya Dewi Savitri, MSi.

Points (Skor) untuk Setiap Level. 6. Menentukan Nilai Poin Faktor

Pemangku Kepentingan, Manajer, dan Etika

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Pengembangan Kepemimpinan Pertemuan 6 SM III

By: IDA NURNIDA. School of Communication &

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali manajemen puncak

MAKALAH STUKTUR ORGANISASI PKK KELURAHAN PLEBURAN KECAMATAN SEMARANG SELATAN KOTA SEMARANG. Mata Diklat: PENG. ADM. PERKANTORAN

Transkripsi:

12 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Penelitian Terdahulu yang Relevan Dalam konteks ini penulis telah membaca dan mencari dari penelitian yang sudah dilakukan peneliti lain terutama dengan tema manajemen pengorganisasian dakwah. Ada beberapa penelitian yang dianggap relevan untuk mendukung dalam penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut: \ Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Judul Manajemen Pengorganisasian Dakwah Di Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Jawa Timur Penelitian Yang Dianggap Relevan Rumusan No Judul Persamaan Perbedaan 1. Manajemen Pengorganisasian Yayasan Hasyim Asy ari Yogyakarta (Jamiluddin, 2011) 2. Fungsi Pengorganisasian Dakwah Di Dewan Pengurus 1. Beberapa teori ada yang sama, yaitu: spesialisasi kerja, departementalis asi dan rantai komando. 2. Objek penelitian sama-sama pada lembaga Islam. 1. Hampir mirip dengan penelitian sebelumnya, 1. Ada tambahan teori yaitu rentang kendali. 1. Ada tambahan bentuk pengorganisa Masalah 1. Bagaimana Manajemen Pengorganisa sian di Yayasan Hasyim Asy ari? 1. Bagaimana penerapan fungsi pengorganisa 12

13 Daerah Partai Keadilan Sejahtera Kota Yogyakarta (Siti Latifah, 2008) 3. Manajemen Pengorganisasian Majalah Suara Muhammadiyah Kecamatan Gondomangan Kota Yogyakarta (Studi Kasus pada Departemen Redaksi Majalah Suara Muhammadiyah tahun 2003-2007). (Riyanto, 2008) penelitian ini menggunakan teori yang sama dan menggunakan tiga bentuk pengorganisasi an, yaitu: spesialisasi kerja, departementali sasi kerja dan rentang kendali. 2. Judul penelitain fokus pada pengorganisasi an dakwah. 1. Pembahasan teori memeliki kesamaan pada bagian pembagian kerja dan departementali sasi. sian yaitu rantai komando. 2. Objek penelitian ini pada partai politik. 1. Skripsi milik Riyanto menambaha kan delegasi dan wewenang serta pengambilan keputusan pada teorinya, 2. Objek penilitian Riyanto fokus pada departemen media. sian dakwah di Dewan Pengurus Daerah Partai Keadilan Sejahtera Kota Yogyakarta? 1. Bagaimana Manajemen Pengorganisa sian pada Departemen Redaksi Majalah Suara Muhammadi yah di Kecamatan Gondomanga n Kota Yogyakarta?

14 B. Pengorganisasian 1. Definisi pengorganisasian Pengorganisasian adalah seluruh proses pengelompokkan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. 1 Pada proses pengorganisasian ini akan menghasilkan struktur organisasi, wewenang dan tanggung jawab. Jadi, yang ditonjolkan adalah wewenang yang mengikuti tanggung jawab, bukan tanggung jawab yang mengikuti wewenang. Islam sendiri sangat perhatian dalam memandang tanggung jawab dan wewenang sebagaimana yang dicontohkan oleh Rosulullah SAW. yang mengajak para sahabat untuk berpartisipasi melalui pendekatan secara musyawarah. Ada beberapa pengertian pengorganisasian menurut para ahli: a. Dr. H. B. Siswanto, M.Si. Pengorganisasian adalah sekelompok orang yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk merealisasikan tujuan bersama. 2 1 M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah. (Jakarta: Prenada Media, 2006), hal. 117 2 H. B. Siswanto, Pengantar Manajemen, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013), hal. 73

15 b. Ignatius hadiesuprobo Pengorganisasian adalah memmusatkan perhatiannya pada struktur dan proses alokasi tugas sasaran-sasaran umum yang dapat tercapai. 3 c. M. Munir dan Wahyu Ilaihi Pengorganisasian adalah seluruh proses pengelompokkan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. 4 d. Drs. Bedjo Siswanto Pengorganisasian adalah sekelompok orang yang menggabungkan diri dengan suatu ikatan norma, peraturan, ketentuan, dan kebijakan yang telah diformulasikan dan masingmasing pihak siap untuk menjalankannya dengan penuh tanggungjawab. 5 Jadi, pemahaman akan pengorganisasian dapat dilihat dari beberapa aspek. Yaitu, ada sumber daya manusia, kerja sama, mempunyai wewenang dan tanggung jawab serta memiliki tujuan yang jelas. Organisasi dakwah merupakan alat untuk pelaksanaan dakwah agar mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien. 3 Ignatius Hadiesuprobo, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: Erlangga, 1983), hal. 70 4 M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah. (Jakarta: Prenada Media, 2006), hal. 117 5 Drs. Bedjo Siswanto, Manajemen Modern, (Bandung: Sinar Baru, 1990), hal. 74

16 Mengorganisir dakwah berarti menghimpun atau mengatur sumber daya manusia dan tenaga ke dalam suatu kerangka struktur dan hubungan menurut pola tertentu sehingga dapat melakukan kegiatan dakwah secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 6 Pada bagian di atas telah disinggung, bahwa pengorganisasian itu memiliki arti penting bagi proses dakwah dan dengan pengorganisasian rencana dakwah akan lebih mudah aplikasinya. Untuk itu pada dasarnya tujuan dari pengorganisasian dakwah adalah: 7 a. Membagi kegiatan-kegiatan dakwah menjadi departemendepartemen atau divisi-divisi dan tugas-tugas yang terperinci dan spesifik. b. Membagi kegiatan dakwah serta tanggung jawab yang berkaitan dengan masing-masing jabatan atau tugas dakwah. c. Mengkoordinasikan berbagai tugas organisasi dakwah. d. Mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan dakwah ke dalam unit-unit. e. Membangun hubungan di kalangan da i, baik secara individual, kelompok, dan departemen. f. Menetapkan garis-garis wewenang formal. g. Mengalokasikan dan memberikan sumber daya organisasi dakwah. 6 Zaini Mukhtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah,(Yogyakarta: Al Amien dan IKFA, 1996), hal. 15 7 M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah. (Jakarta: Prenada Media, 2006), hal. 138

17 h. Dapat menyalurkan kegiatan-kegiatan dakwah secara logis dan sistematis. 2. Struktur organisasi Di suatu organisasi baik itu profit maupun non profit pasti mempunyai struktur organisasi. Struktur organisasi dibuat untuk mengetahui wewenag dan tanggung jawab tugas yang sudah ditentukan dan mempermudah segala urusan agar tujuan cepat tecapai secara efektif dan efisien. Dalam organisasi modern ada beberapa bentuk struktur organisasi yang secara formal disusun menurut fungsi dan dalam bentuk matriks. 8 a. Struktur organisasi fungsional Struktur organisasi fungsional menghioun seluruh individu yang terlibat dalam suatu aktivitas atau beberapa aktivitas yang berkaitan dalam suatu departemen. Sebagai contoh, organisasi yang dibagi menurut fungsi dapat memiliki bagian pendidikan, pengembangan, penelitian dan humas. Seorang manajer pada organisasi tersebut akan bertanggungjawab atas bagiannya masing-masing. 8 H. B. Siswanto, Pengantar Manajemen, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013), hal.91

18 Gambar 2.1. Contoh Struktur Organisasi Fungsional Ketua Umum Pendidikan Umum Pengembangan Humas b. Struktur organisasi matriks Struktur urganisasi matriks berusaha memaksimalkan keunggulan dan meminimalkan kelemahan dari struktur organisasi fungsional. Terdapat cirri khas dari struktur organisasi matriks yaitu system otoritas ganda. Organisasi fungsisional yang tradisional dan organisasi yang berdasrkan produk menjalankan rantai komando yang keras. Gambar 2.2. Contoh Struktur Organisasi Matriks Ketua Umum Pendidikan Umum Pengembangan Humas Pendidikan Madrasah Pendidikan Pontren

19 C. Macam-Macam Bentuk Pengorganisasian 1. Spesialisasi Kerja (Pembagian Kerja) Manajemen spesialisasi kerja diartikan sebagai tingkat kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan yang ditekuninya, dan tugastugas organisasi dibagi menjadi pekerjaan-pekerjaan terpisah pembagian kerja. Hakikat spesialisasi kerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seorang individu akan menjadi lebih baik jika pekerjaan tersebut dipecah-pecah menjadi sejumlah langkah, dan tiap langkah diselesaikan oleh seorang individu yang berlainan. 9 Jadi, setiap individu memiliki spesialisasi dalam mengerjakan bagian dari suatu kegiatan, bukan mengerjakan seluruh kegiatan. Permasalahan yang berhubungan dengan pembagian kerja bertalian dengan sampai seberapa jauh pekerjaan dispesialisasi. Seluruh pekerjaan dispesialisasi sampai suatu tingkat dan kemampuan untuk membagi pekerjaan di antara pemegang pekerjaan. Berikut keuntungan yang diperoleh atas adanya spesialisasi pekerjaan. a. Apabila suatu pekerjaan terdiri atas sedikit tugas, manajemen mudah memberikan pelatihan penggantinya bagi bawahan diberhentikan, dimutasikan atau mangkir. Aktivitas pelatihan yang minimum akan memerlukan biaya alokasi yang renda. b. Apabila suatu pekerjaan hanya memerlukan tugas yang sedikit jumlahnya, bawahan dapat menjadi ahli dalam melaksanakan tugas 9 M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: PRENADA MEDIA, 2006), hal. 120

20 tersebut. Keahlian yang tinggi akan menghasilkan keluaran yang lebih baik. 10 Prinsip pembagian kerja adalah dengan adanya spesialisasi, jumlah objek yang harus diperhatikan dan dikerjakan orang menjadi berkurang dan spesialisasi sebagai cara yang paling baik untuk memanfaatkan orang dan kelompok orang. 11 2. Departementalisasi (Pengelompokan Kerja) Setelah unit kerja dakwah dibagi-bagi melalui spesialisasi kerja, maka selanjutnya diperlukan pengelompokan pekerjaan-pekerjaan yang diklasifikasikan melalui spesialisasi kerja, sehingga tugas yang sama atau mirip dapat dikelompokkan secara bersama-sama, sehingga dapat dikoordinasikan. 12 Dalam bentuk ini, semua kerja yang tugasnya sama dikelompokkan menjadi satu bidang sehingga dapat terkoordinasikan. Sebagai contoh, departemen financial berarti ada pada bagian administrasi. Departementalisasi kerja adalah proses penentuan deretan dan kedalaman pekerjaan individu, yaitu jumlah tugas organisasi dipecahpecah ke dalam beberapa tugas yang lebih kecil dan berurutan. Selanjutnya, tugas yang dibagi harus digabungkan kedalam kelompok. 10 H. B. Siswanto, Pengantar Manajemen, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013), hal. 86 11 H. B. Siswanto, Pengantar Manajemen, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013), hal. 98 12 M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: PRENADA MEDIA, 2006),, hal. 125

21 Proses penggabungan pekerjaan ke dalam kelompok dinamakan departementalisasi. 13 3. Rantai Komando Rantai komando adalah sebuah garis wewenang yang tidak terputus yang membentang dari tingkat atas organisasi terus sampai tingkat paling bawah dan menjelaskan hasil kerja dakwah ke departemen masing-masing. 14 Salah satu prinsip organisasi adalah rantai komando. Rantai komando artinya tidak ada satu orangpun anggota suatu organisasi melapor lebih dari satu orang atasan pada tiap fungsi tunggal. Atasan mempunyai kekuasaan umum, namun ini menjadi maslah-masalah yang kompleks yang sesungguhnya di mana diterapkan beberpa bentuk staf organisasi fungsional. Prinsip suatu rantai komando mungkin dapat bermanfaat dalam suatu perencanaan suatu organisasi, apabila hal ini diartikan sebagai suatu hubungan-hubungan antara atasan dan bawahan. 15 Artinya, setiap wewenang dan tanggung jawab kerja yang dilakukan harus ada koordinasi setiap departemen, agar tidak ada kesalahpahaman. Pada rantai komando akan memberikan sebuah kemudahan bagi para anggota untuk menentukan siapa yang harus dituju jika mereka menemukan beberapa permasalahan dan juga kepada siapa mereka 13 Drs. Bedjo Siswanto, Manajemen Modern, (Bandung: Sinar Baru, 1990), hal. 89 14 M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: PRENADA MEDIA, 2006),, hal. 126 15 Ignatius Hadiesuprobo, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: Erlangga, 1983), hal. 74

22 harus bertanggungjawab. Ada 3 konsep yang harus diperhatikan dalam rantai komando, yaitu: a. Wewenang b. Tanggung jawab c. Komando. 16 Wewenang mengarah pada hak-hak yang sudah ada pada sebuah posisi departemen untuk memberikan perintah yang harus ditaati. Ketika hak-hak sudah didapat untuk melakukan sesuatu, maka harus melaksanakan kewajibannya. Ini yang dinamakan tanggungjawab. Dan komando dapat membantu menjalankan konsep garis wewenang yang tidak terputus. 4. Rentang Kendali Rentang kendali merupakan konsep yang merujuk pada jumlah bawahan yang dapat disupervisi oleh seorang manajer secara efisien dan efektif. 17 Rentang kendali juga merupakan tingkat pengendalian atau tingkat delegasi tanggungjawab. Prinsip ini ada batasan-batasan tertentu terhadap bawahan yang dapat dimanajemeni oleh seorang manajer. 18 Konsep rentang kendali dalam pengorganisasian ini karena dapat menentukan jumlah tingkatan dan kuantitas manajer yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Jadi, jika rentang kendali semakin luas atau 16 M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: PRENADA MEDIA, 2006),, hal. 127 17 M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: PRENADA MEDIA, 2006),, hal. 127 18 Drs. Bedjo Siswanto, Manajemen Modern, (Bandung: Sinar Baru, 1990), hal. 103

23 semakin lebar, maka semakin efisien desain organisasi tersebut. Tapi ada masalah yang sering muncul, yaitu kurangnya efektifitas. Hal ini bisa ditangani dengan cara pelatihan dan pembinaan. 19 Istilah di dalam perusahaan adanya supervisor yang mengontrol para bawahan yang berada dalam departemen yang dipimpin. D. Pengorganisasian dalam Perspektif Islam Pengorganisasian adalah seluruh proses pengelompokkan orang- sedemikian orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab, dan wewenang rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Pengorganisasian dalam pandangan Islam bukan semata-mata merupakan wadah, akan tetapi lebih menekankan bagaimana pekerjaan dapat dilakukan secara rapi, teratur, dan sistematis. 20 Hal ini terkandung dalam surah Ash-Shaff ayat 4 juga dijelaskan pentingnya pengorganisasian: 19 M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: PRENADA MEDIA, 2006),, hal. 128 20 M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: PRENADA MEDIA, 2006),, hal. 117

24 Artinya: Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-nya dalam barisan yang teratur seakan-akan seperti bangunan yang tersusun kokoh. 21 Dari keterangan surat diatas, menjelaskan bahwa Allah menyukai orang-orang dalam barisan yang teratur, artinya disini adalah pengorganisasian. Dalam sebuah organisasi atau tim harus memiliki sistem yang teratur agar terorganisir dengan baik. Dan diayat terakhir dijelaskan bahwa jika sebuah lembaga mempunyai system yang baik dan benar, maka lembaga tersebut akan menjadi kokoh atau terorganisir. Pada proses pengorganisasian ini akan menghasilkan sebuah rumusan struktur organisasi dan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab. Jadi, yang ditonjolkan adalah wewenang yang mengikuti tanggung jawab, bukan tanggung jawab yang mengikuti wewenang. Islam sendiri sangat perhatian dalam memandang tanggung jawab dan wewenang sebagaimana yang dicontohkan oleh Rosulullah SAW. yang mengajak para sahabat untuk berpartisipasi melalui pendekatan empati yang sangat persuasif dan musyawarah. 22 Ini dibahas dalam Al-Qur an surah Al-Imron ayat 159 dijelaskan pentingnya bermusyawarah: 21 Anwar Abu Bakar, Al-Muyassar, Al-Qur an dan Terjemahan., (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2008), hal: 1187 22 M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: PRENADA MEDIA, 2006), hal. 118

25 Artinya: Maka disebakan dari rahmat Allah-lahh kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka, sekiranya kamu bersikap keras lagi bersikap kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekat, maka bertawakwallah kepada Allah, sesunggunya Allah menyukai orang-orang yang betawakkal kepada-nya. 23 Dalam sebuah organisasi jika tidak ada koordinasi yang baik, akan menjadi masalah tersendiri, melihat penggalan surat diatas, peran pimpinan sangat diperlukan. Ketegasan, pengambilan keputusan dan kebijakan harus diambil dengan langkah yang baik. Agar tidak terjadi masalah dalam sebuah organisasi/lembaga perlu diadakan rapat atau musyawarah guna masalah yang sudah ada bisa diselesaikan dengan baik dan kembali pada tujuan yang sudah ditentukan. 23 Anwar Abu Bakar, Al-Muyassar, Al-Qur an dan Terjemahan., (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2008), hal: 136