HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK AEDES AEGYPTI DENGAN KEBERADAAN LARVA DI KELURAHAN KASSI-KASSI KOTA MAKASSAR

dokumen-dokumen yang mirip
Faktor yang Berhubungan dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes eegypti di Kelurahan Batua Kota Makassar Tahun 2015

HUBUNGAN PELAKSANAAN PSN 3M DENGAN DENSITAS LARVA Aedes aegypti DI WILAYAH ENDEMIS DBD MAKASSAR

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DAN TINDAKAN 3M PLUS TERHADAP KEJADIAN DBD

Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 09-16


*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang akan memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis.

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Pengetahuan, Sikap, dengan Tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk.

HUBUNGAN PERILAKU 3M DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK DI DUSUN TEGAL TANDAN, KECAMATAN BANGUNTAPAN, KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU PSN DENGAN KEBERADAAN JENTIK Aedes aegypti DI DESA NGESREP KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

HUBUNGAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DBD DENGAN KEBERADAAN LARVA Aedes aegypti DI WILAYAH ENDEMIS DBD KELURAHAN KASSI-KASSI KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang menyebar

Fajarina Lathu INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU PSN DENGAN KEBERADAAN JENTIK Aedes aegypti DI DESA NGESREP KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKUDENGAN KEJADIAN CHIKUNGUNYA DI DUSUNPRINGWULUNG, CONDONG CATURDEPOK SLEMAN.

BAB I PENDAHULUAN. semakin besar. Keadaan rumah yang bersih dapat mencegah penyebaran

PERILAKU 3M, ABATISASI DAN KEBERADAAN JENTIK AEDES HUBUNGANNYA DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE

HUBUNGAN PAPARAN MEDIA INFORMASI DENGAN PENGETAHUAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE PADA IBU-IBU DI KELURAHAN SAMBIROTO SEMARANG

BAB I : PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus dengue, virus ini ditularkan melalui

HUBUNGAN BREEDING PLACE DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN JENTIK VEKTOR DBD DI DESA GAGAK SIPAT KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI BAB I

Keywords : Mosquito breeding eradication measures, presence of Aedes sp. larvae.

Hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat dengan tindakan pencegahan penyakit demam berdarah dengue di Kelurahan Tuminting

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOYOLALI I

HUBUNGAN SIKAP DAN UPAYA PENCEGAHAN IBU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNTUNG PAYUNG

ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum

BAB I PENDAHULUAN. virus dengue yang ditularkan dari gigitan nyamuk Aedes aegypti sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan snyamuk dari genus Aedes,

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae

13 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. tropis. Pandangan ini berubah sejak timbulnya wabah demam dengue di

HUBUNGAN BREEDING PLACE DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN JENTIK VEKTOR DBD DI DESA GAGAK SIPAT KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

Public Health Perspective Journal. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Praktik PSN-DBD Keluarga di Kelurahan Mulyoharjo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dewasa (Widoyono, 2005). Berdasarkan catatan World Health Organization. diperkirakan meninggal dunia (Mufidah, 2012).

Penyakit DBD merupakan masalah serius di Provinsi Jawa Tengah, daerah yang sudah pernah terjangkit penyakit DBD yaitu 35 Kabupaten/Kota.

SARANG NYAMUK DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI DESA KLIWONAN MASARAN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gigitan nyamuk dari genus aedes misalnya Aedes aegypti atau Aedes albovictus.

¹STIKES Nani Hasanuddin Makassar ²STIKES Nani Hasanuddin Makassar ³STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI IBU RUMAH TANGGA DALAM PENCEGAHAN WABAH DBD DI KECAMATAN KUTA ALAM BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. Dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN FISIK DENGAN KEBERADAAN LARVA AEDES AEGYPTI DI WILAYAH ENDEMIS DBD DI KELURAHAN KASSI-KASSI KOTA MAKASSSAR 2013

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. kelompok B Arthropod Borne Virus (Arboviroses) dan ditularkan oleh nyamuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING TAHUN Ronald Imanuel Ottay

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH KADER JUMANTIK DI PUSKESMAS GAYAMSARI SEMARANG

ANALISIS FAKTOR RISIKO PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN HELVETIA TENGAH MEDAN TAHUN 2005

Unnes Journal of Public Health

THE RELATIONSHIP BETWEEN COMMUNITY KNOWLEDGE AND ATTITUDE IN PREVENTING DENGUE FEVER (DF) AT LAMBRO BILEU VILLAGE, KUTA BARO-ACEH BESAR

BAB I PENDAHULUAN. misalnya akibat gigitan nyamuk dapat menyebabkan dermatitis, alergika dan

BAB I PENDAHULUAN. dengue, yang ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini ditemukan di daerah

Ni Luh Puspareni¹, I Made Patra², Ni Ketut Rusminingsih³

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara serta Pasifik Barat (Ginanjar, 2008). Berdasarkan catatan World

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KELURAHAN ABIANBASE KECAMATAN MENGWI KABUPATEN BADUNG TAHUN 2012

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran epidemiologi..., Lila Kesuma Hairani, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI PUSKESMAS GOGAGOMAN KOTA KOTAMOBAGU.

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DI RW III DESA PONCOREJO KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue, ditularkan

HUBUNGAN JUMLAH PENGHUNI, TEMPAT PENAMPUNGAN AIR KELUARGA DENGAN KEBERADAAN LARVA Aedes aegypti DI WILAYAH ENDEMIS DBD KOTA MAKASSAR

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia yang cenderung jumlah pasien serta semakin luas. epidemik. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013

BAB I LATAR BELAKANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANAWANGKO

HUBUNGAN ANTARA TINDAKAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK AEDES

Kata Kunci : Pengetahuan, Perawatan, Demam Berdarah Dengue

PENDAHULUAN. Ratna Sari Dewi STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis:

GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT Chikungunya DI KOTA PADANG. Mahaza, Awaluddin,Magzaiben Zainir (Poltekkes Kemenkes Padang )

BAB I PENDAHULUAN. tropis dan subtropis di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahunnya. Salah satunya Negara Indonesia yang jumlah kasus Demam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan

ABSTRAK. Feti Andriani, Pembimbing : Donny Pangemanan, Drg., SKM.

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang

Al Ulum Vol.54 No.4 Oktober 2012 halaman

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdarah Dengue (DBD). Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG DEMAM BERDARAH DAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DI PUSKESMAS NGORESAN KECAMATAN JEBRES SURAKARTA

People s knowledge and behavior to Dengue Hemorragic Fever in Batulicin subdistrict,tanah Bumbu District Kalimantan Selatan Province

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: HAFSHAH RIZA FAWZIA J

Efektifitas Pemberdayaan Kelompok Ibu Rumah Tangga Dalam Peningkatan Pengetahuan, Sikap Dan Praktek Pemberantasan Demam Berdarah Dengue

DAFTAR PUSTAKA. Achmadi, U.F., 2011, Dasar-dasar Penyakit Berbasis Lingkungan, Rajawali Pers, Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Chikungunya merupakan penyakit re-emerging disease yaitu penyakit

GAMBARAN FAKTOR KEBERHASILAN KELURAHAN KRAMAS KOTA SEMARANG DALAM PROGRAM KAWASAN BEBAS JENTIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DBD DI DESA GONILAN KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO

masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), mempunyai

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KELUARGA TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KELURAHAN PANCORAN MAS ABSTRAK

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK AEDES AEGYPTI DENGAN KEBERADAAN LARVA DI KELURAHAN KASSI-KASSI KOTA MAKASSAR RELATION OF KNOWLEDGE, ATTITUDES AND ACTION TO ERADICATION DENGUE FEVER MOSQUITO S NEST WITH EXISTENCE LARVA IN DBD ENDEMIC AREA KASSI-KASSI VILLAGE MAKASSAR CITY Nur Aisah Nahumarury 1, Erniwati Ibrahim 2, Makmur Selomo 2 1 Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular Ambon 2 Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UNHAS, Makassar (shava_dhava@yahoo.com/085398002443) ABSTRAK Kelurahan Kassi-Kassi merupakan kelurahan yang paling banyak terjadi kasus DBD selama 3 tahun terakhir. Pada tahun 2010 kasus DBD yang terjadi di Kelurahan Kassi-Kassi sebanyak 8 penderita DBD. Pada tahun 2011 terjadi 4 kasus sedangkan tahun 2012 terjadi 2 kasus. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan pemberantasan sarang nyamuk Aedes aegypti dengan keberadaan larva. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi adalah 3908 rumah, dengan jumlah sampel 100 rumah, sampel diambil dengan metode Proporsional Simpel Rendom Sampling. Hasil penelitian menunjukkan nilai p pengetahuan = 0,015, nilai p sikap p = 0.001 dan nilai p tindakan = 0.000 yang berarti ada hubungan antara pengetahuan, sikap dan tindakan pemberantasan sarang nyamuk Aedes aegypti dengan keberadaan larva. Disarankan Kepada Petugas Puskesmas Kassi-Kassi agar dapat melakukan penyuluhan kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan masyarkat tentang tempat hidup larva nyamuk Aedes aegypti dan cara pemberantasannya. Diharapkan kepada pihak pemerintahan/perangkat kelurahan Kassi-Kassi selalu meningkatan kerja sama dengan warga kelurahan Kassi-Kassi untuk memutus rantai penularan penyakit demam berdarah dengue dengan cara membersihkan lingkungan untuk menghilangkan tempat perindukan nyamuk.diharapkan kepada masyarakat agar selalu membersihkan tempat penampungan air yang menjadi tempat perindukan nyamuk pada lingkungannya masing-masing untuk menghindari perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti. Kata Kunci : PSN Aedes aegypti, Keberadaan Larva ABSTRACT Kassi-Kassi Village is the highest DBD during 3 years. In 2010 we found 8 DBD case. In 2011 there is 4 case, and 2012 there is 2 case. The aim of this study to see the relation of knowledge, attitudes and action to eradication dengue fever moscuito s nest with existence Aedes aegypti larva. This study use "Cross Sectional Study". Population is all house in Kassi Kassi village that is 3908 house, and 100 house become sample. With, Proportional Simple Rendom Sampling methods. Secondary data take from public health centers and primary data got from house identification with interview using questionnaire and observations (observation). Data was presented by table and statistic analyzed wit chi Square. Based on chi Square for knowledge variables got p = 0.015, it means there is a relationship between knowledge of mosquito s nest eradication with existance of larvae. for attitudes variable shown p = 0.001, and action variable show p = 0.000, it means that there is a reation between attitude and action of mosquito s nest eradication with existance of larvae. Although public behavior are better but still there is a public didn t understand about PSN DBD so that needs to give more information from health workers to change that to prevent dengue case. Hope take cooperation with Kassi-Kassi residents village to prevent infection DBD. For next research hope they can show more factor that can increased DBD cases in Kassi-Kassi village. Keywords: PSN dengue, Aedes aegypti larvae Existence 1

PENDAHULUAN Penyakit berbasis lingkungan masih merupakan masalah kesehatan masyarakat sampai saat ini. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh kondisi sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan adalah demam berdarah dengue. Penyakit demam berdarah dengue pertama kali ditemukan di Manila (Filipina) pada tahun 1953, selanjutnya menyebar keberbagai negara. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya. Sementara itu, terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara (Achmadi, 2011). Kasus DBD di Indonesia pada tahun 2011 sejumlah 65.432 penderita, dan yang meninggal adalah 595 jiwa dari total jumlah penduduk Indonesia yaitu 241.182.182 jiwa yang meliputi 495 kabupaten/kota yang terjngkit kasus ini (Ditjen PP & PL Kemenkes RI, 2011). Penyebab meningkatnya jumlah kasus dan semakin bertambahnya wilayah terjangkit antara lain karena semakin baiknya transportasi penduduk dari satu daerah ke daerah lain, adanya pemukiman-pemukiman baru, penyimpanan-penyimpanan air tradisional yang masih dipertahankan dan perilaku masyarakat terhadap pembersihan sarang nyamuk yang masih kurang. Hal ini dapat dibuktikan dalam penelitian yang dilakukan oleh Indah, dkk (2011) yang menemukan bahwa masih rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap upaya pencegahan DBD berpengaruh pada sikap dan perilaku masyarakat atau terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap perilaku responden dalam pencegahan DBD. Rosdiana (2010) dalam penelitiannya juga membuktikan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku dengan pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk Aedes aegypti. Tahun 2011 jumlah kasus Demam Berdarah Dengue di Sulawesi Selatan yaitu 1.520 orang menderita dengan 11 kematian yang terjadi di 20 Kabupaten/Kota. Di Kota Makassar terjadi penurunan kasus DBD yang signifikan dari 182 kasus tahun 2010 menjadi 83 kasus pada tahun 2011. Adapun jumlah kematian akibat DBD tahun 2010 tidak ada kematian sedangkan tahun 2011 tercatat 2 kematian (P2PL Dinkes Kota Makassar, 2011). Kelurahan Kassi-Kassi merupakan salah satu Kelurahan di Kota Makassar yang sering terjadi kasus Demam Berdarah Dengue. Pada tahun 2010, penderita DBD berjumlah 8 orang (P2PL Dinkes Kota Makassar, 2013), tahun 2011 terjadi penurunan kasus menjadi 4 orang dan tahun 2012 menjadi 2 orang (P2PL Dinkes Kota Makassar, 2012). Dari data diatas menunjukkan Kelurahan Kassi-Kassi merupakan daerah endemis DBD, sehingga sangat dibutuhkan peran serta keluarga dalam pelaksanaan PSN Aedes aegypti jika penyakit ini hendak dieliminasi. Melihat keadaan ini maka penting untuk mengidentifikasi hubungan 2

pengetahuan, sikap dan tindakan PSN Aedes aegypti dengan keberadaan larva di Kelurahan Kassi-Kassi Kota Makassar. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Kassi-Kassi Kota Makassar. Waktu pengumpulan data dilakukan sejak tanggal 11 februari 2013 hingga 11 Maret 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rumah di Kelurahan Kassi-Kassi sebanyak 3908 rumah. Sampel adalah sebagian rumah yang tersebar di 14 RW dengan jumlah sampel sebanyak 100 responden. Teknik penarikan sampel pada penelitian ini menggunakan metode Proporsional Simpel Rendom Sampling yaitu suatu teknik pengambilan sampel secara acak dengan jumlah yang proporsional untuk setiap sub populasi sesuai dengan ukuran populasinya Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Data primer di peroleh peneliti dengan metode wawancara dengan menggunakan kuesioner dan melakukan pengamatan langsung atau observasi. Sedangkan data sekunder di peroleh dari Kantor Kelurahan Kassi Kassi, Puskesmas Kassi-Kassi, Dinas Kesehatan Kota Makassar, sub dinas P2M. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer melalui program SPSS. Analisis data kuantitatif dengan menggunakan perangkat komputer dan dianalisa secara deskriptif dengan menggunakan analisa bivariat. Pada analisa bivariat setiap variabel dari hasil penelitian akan ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi dan presentase. HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden Tabel 1 menunjukkan distribusi responden berdasarkan kelompok umur paling banyak berada pada kelompok umur 35-44 tahun yaitu sebanyak 28 orang (28.0%). Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan paling banyak lulus SMA yaitu sebanyak 52 (52.0%).Untuk distribusi responden menurut pekerjaan menunjukkan ibu rumah tangga merupakan proporsi terbesar yaitu sebanyak 65 (65.0%). Analisis Univariat Hasil penelitian mengenai pengetahuan responden tentang pemberantasan sarang nyamuk (PSN) Aedes aegypti menunjukkan lebih banyak responden memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak 62 (62 %) responden dan responden yang memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 38 (38 %) responden. Hasil penelitian mengenai sikap responden terhadap pemberantasan sarang nyamuk Aedes aegypti menunjukkan bahwa dari 100 respoden yang 3

diwawancarai yang memiliki sikap positif yaitu sebanyak 66 (66 %) responden sedangkan responden yang memiliki sikap negatif yaitu sebanyak 34 (34 %) responden. Untuk tindakan responden terhadap pemberantasan sarang nyamuk Aedes aegypti menunjukkan bahwa jumlah responden yang melakukan pemberantasan sarang nyamuk Aedes aegypti yaitu sebanyak 45 (45 %) responden sedangkan responden yang tidak melakukan pemberantasan sarang nyamuk Aedes aegypti sebanyak 55 (55 %) responden. Hasil penelitian mengenai keberadaan larva menunjukkan bahwa jumlah rumah yang ada larva merupakan proporsi terbesar yaitu sebanyak 57 (57 %) rumah sedangkan rumah yang tidak ada larva yaitu 43 (43 %) rumah. Analisis Bivariat Hasil penelitian mengenai hubungan pengetahuan responden dengan keberadaan larva di Kelurahan Kassi-Kassi Kota Makassar menunjukkan bahwa dari 62 responden yang memiliki pengetahuan cukup ditemukan 33 (53.2 %) rumah tidak ada larva dan 29 (46.8 %) rumah ada larva. Sedangkan dari 38 responden yang memiliki pengetahuan kurang ditemukan 10 (26.3 %) rumah tidak ada larva dan 28 (73.7 %) rumah ada larva. Hasil penelitian mengenai hubungan sikap responden tentang pemberantasan sarang nyamuk Aedes aegypti menunjukan bahwa dari 66 responden yang memiliki sikap positif ditemukan 37 (56.1%) rumah tidak ada larva dan 29 (43.9%) rumah ada larva. Sedangkan dari 27 responden yang memiliki sikap negatif ditemukan 6 (17.6%) rumah tidak ada larva dan 28 (82.4%) rumah ada larva. Adapun mengenai hubungan tindakan pemberantasan sarang nyamuk Aedes aegypti menunjukkan bahwa dari 45 responden yang melakukan ditemukan 43 (95.6 %) rumah tidak ada larva dan 2 (4.4 %) rumah ada larva. Sedangkan dari 55 responden yang tidak melakukan pemeberantasan sarang nyamuk Aedes aegypti ditemukan 0 (0 %) rumah tidak ada larva dan 55 (100 %) rumah ada larva. PEMBAHASAN Pengetahuan tentang pemberantasan sarang nyamuk Aedes aegypti terhadap keberadaan larva Hasil penelitian yang dilakukan di Kelurahan Kassi-Kassi Kota Makassar yang meneliti hubungan pengetahuan tentang pemeberantasan sarang nyamuk Aedes aegypti dengan keberadaan larva menunjukkan terdapat hasil yang signifikan. Hal ini sejalan dengan penelitian Yudhastuti dan Anny (2005) yang menemukan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan keberadaan jentik Aedes aegypti di Kelurahan Wonokusumo Surabaya 4

dengan hasil p value = 0.001. Pengetahuan masyarakat tentang pemberantasan sarang nyamuk Aedes aegypti dari hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar masyarakat berpengetahuan cukup baik. Hal ini menunjukkan faktor pengetahuan merupakan variabel yang mempengaruhi keberadaan larva. Tingkat pengetahuan tentang program pemeberantasan sarang nyamuk Aedes aegypti dengan tingkat pendidikan, artinya masyarakat dengan tingkat pendidikan menengah dan tinggi kemungkinan pengetahuannya tentang pemeberantasan sarang nyamuk Aedes aegypti juga semakin baik dibandingkan masyarakat yang berpendidikan rendah. Demikian juga dengan tingkat pendidikan masyarakat umumnya adalah yang berpendidikan rendah (SD dan SLTP), hal ini menunjukkan masyarakat yang berpendidikan rendah kurang memahami tentang pemeberantasan sarang nyamuk Aedes aegypti sehingga menyebabkan adanya larva di pemukimannya. Hal ini mendukung pendapat Budarja (2001) bahwa sebesar 85,2% masyarakat yang berpendidikan rendah mempengaruhi perilaku dalam kejadian DBD. Dengan demikian faktor pendidikan yang rendah menyebabkan masyarakat berperilaku yang buruk dalam kehidupannya sehingga lebih banyak menderita DBD dibandingkan yang berpendidikan tinggi. Sikap tentang pemeberantasan sarang nyamuk Aedes aegypti terhadap keberadaan larva Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar sikap responden tentang pemberantasan sarang nyamuk Aedes aegypti yaitu positif. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara sikap dengan keberadaan larva karena nilai p < 0.05. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Respati dan Soedjajadi (2006) dimana hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara sikap dari responden dengan keberadaan jentik Aedes aegypti. Sikap negatif responden mencerminkan beberapa warga masyarakat cenderung kurang peduli tentang pemeberantasan sarang nyamuk Aedes aegypti dan pelaksanaannya. Kecenderungan sikap negatif masyarakat terhadap pemeberantasan sarang nyamuk Aedes aegypti dan pelaksanaannya menjadi salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit DBD. Sejalan dengan Depkes RI (1999) bahwa pengetahuan masyarakat tentang modifikasi dan manipulasi lingkungan sebagai salah satu upaya yang bertujuan untuk mencegah, menghilangkan atau mengurangi tempat perindukan nyamuk tanpa menyebabkan pengaruh yang tidak baik terhadap kualitas lingkungan hidup manusia, dan menghasilkan suatu keadaan sementara yang tidak menguntungkan bagi vektor untuk berkembang biak di 5

tempat perindukan nyamuk penyebab DBD perlu dikembangkan sebagai bentuk peningkatan partisipasi masyarakat dalam program pencegahan penyakit DBD. Kemauan masyarakat dalam melakukan tindakan pencegahan DBD sesuai dengan uraian dalam Depkes RI (2001) yang menyatakan dalam menurunkan angka kejadian penyakit DBD, sangat dibutuhkan partisipasi masyarakat untuk mendukung program yang dilaksanakan pemerintah. Partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan adalah keadaan dimana individu, keluarga, maupun masyarakat umum ikut bertanggung jawab terhadap kesehatan diri, keluarga maupun kesehatan masyarakat dan lingkungannya. Tindakan pemeberantasan sarang nyamuk Aedes aegypti terhadap keberadaan larva Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tindakan cukup baik. Dari hasil uji statistik diperoleh hasil nilai p < 0.05 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara tindakan PSN dengan keberadaan larva. Hasil penelitian Setyobudi (2011), bahwa partisipasi dalam kegiatan PSN termasuk faktor yang berhubungan dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti. Kurangnya penyuluhan dari tenaga medis kepada masyarakat dapat menyebabkan ketidaktahuan masyarakat tentang bahaya yang ditimbulkan oleh penyakit DBD sehingga sikap dan tindakan masyarakat tetap buruk dalam mencegah terjadinya DBD.Penyuluhan adalah faktor terpenting dalam pencegahan penyakit DBD. Penyuluhan perlu diberikan terutama kepada masyarakat yang berpendidikan rendah agar lebih memahami tentang bahaya penyakit DBD. Materi utama dalam penyuluhan adalah mengajarkan tentang bagaimana cara penularan penyakit DBD, resiko terkena penyakit DBD dan yang terpenting pengenalan tentang gejala dan tanda penyakit DBD serta pengobatan dari penyakit DBD, kemudian melakukan perlindungan pribadi untuk menghindari dari gigitan nyamuk dengan pemberantasan sarang nyamuk Aedes aegypti. Sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2003) bahwa tindakan terdiri dari berbagai aspek, yaitu: perception (persepsi), mengenal dan memilih berbagai object sehubungan dengan tindakan yang akan di ambil, dalam hal ini bagaimana masyarakat memilih tindakan yang sesuai untuk pencegahan penyakit DBD, guided response (respon terpimpin), melakukan sesuatu sesuai dengan urutanyang benar dan sesuai dengan contoh, dalam hal ini masyarakat mampu melakukanupaya pencegahan DBD sesuai dengan pedoman yang ada, mechanism (mekanisme), telah terjadi mekanisme dan melakukan sesuatu secara otomatis dan akan menjadi kebiasaan, dalam hal ini masyarakat di Kelurahan Kassi-Kassi Kota Makassar menjadikan kegiatan pencegahan penyakit DBD sebagai kebiasaan, adoption (adopsi), tindakan yang sudah berkembang dengan baik, dalam hal ini masyarakatsudah terbiasa melakukan kebiasaan pencegahan penyakit DBD. 6

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan tentang pemeberantasan sarang nyamuk Aedes aegypti terhadap keberadaan larva di Kelurahan Kassi- Kassi Kota Makassar menunjukkan hubungan yang signifikan, artinya terdapat hubungan antara pengetahuan, sikap dan tindakan dengan keberadaan larva. SARAN Bagi pihak Puskesmas Kassi-Kassi agar dapat melakukan penyuluhan kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan masyarkat tentang tempat hidup larva nyamuk Aedes aegypti dan cara pemberantasannya. Bagi pihak pemerintahan/perangkat kelurahan Kassi- Kassi selalu meningkatan kerja sama dengan warga kelurahan Kassi-Kassi untuk memutus rantai penularan penyakit demam berdarah dengue dengan cara membersihkan lingkungan untuk menghilangkan tempat perindukan nyamuk. Kepada masyarakat agar selalu membersihkan tempat penampungan air yang menjadi tempat perindukan nyamuk pada lingkungannya masing-masing untuk menghindari perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti. DAFTAR PUSTAKA Achmadi. 2011. Dasar-Dasar Penyakit Berbasis Lingkungan. PT Rajagafindo Persada: Jakarta Budarja. 2001. Hubungan Pengetahuan dan Perilaku Beresiko Demam Berdarah Dengue dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti. Online : fk.ub.ac.id/.../rulybudarja20(0710710079) Diakses tanggal 30-04-2013 Depkes RI. 1999. Profil Kesehatan Republik Indonesia 1999. Jakarta. 2001. Riset Kesehatan Dasar Republik Indonesia 2001. Jakarta. Indah dkk. 2011. Studi pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat Aceh dalam pencegahan demam berdarah dengue. Penelitian Kebencanaan. Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh. Online: www.tdmrc.org/id/wp-content/uploads/2011/04/34 39_studi_pengetahuan_sikap.pdf Diakses tanggal 23-11-2012 Kemenkes RI. 2011. Profil data kesehatan Indonesia tahun 2011. Online: www.depkes.go.id/downloads/profil_data_kesehatan_indonesia_tah UN_2011.pdf Diakses tanggl 23-11-2012 Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta. 7

Respati & Soedjajadi. 2006. Perilaku 3M, Abatisasi Dan Keberadaan Jentik Aedes aegypti Hubungannya Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue. Online: journal.lib.unair.ac.id/index.php/jkl/article/.../625 Diakses tanggal 23-04-2013 Rosdiana. 2010. Hubungan tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku dengan pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue di RT. 02 Desa Loa Janan Ulu wilayah kerja Puskesmas Loa Janan kabupaten Kutai Kertanegara, provinsi Kalimantan Timur. Digital library Uniersitas Sebelas Maret. [Online] http://digilib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=detail&d_id=17537 [Akses 23-12-2012] Setyobudi. 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Di Daerah Endemik DBD Di Kelurahan Sananwetan Kecamatan Sananwetan Kota Blitar. Online: journal.unsil.ac.id/jurnal/.../9/930-agus_30.pdf.pdf Diakses tanggal 23-04-2013 Yudhastuti & Anny. 2005. Hubungan kondisi lingkungan, container dan perilaku masyarakat dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti di daerah endemis Demam Berdarah Dengue Surabaya. Jurnal Kesehatan Lingkungan.Vol.1.Januari 2005. Online: journal.unair.ac.id/filerpdf/kesling-1-2-08.pdf Diakses tanggal 23-04-2013 8

LAMPIRAN Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden Di Kelurahan Kassi-Kassi Kota Makassar Tahun 2013 Karakteristik n % Kelompok Umur 15 24 13 13.0 25 34 27 27.0 35 44 28 28.0 45 54 15 15.0 55 64 8 8.0 65+ 9 9.0 Tingkat Pendidikan SD 4 4.0 SMP 16 16.0 SMA 52 52.0 D3 3 3.0 S1 25 25.0 Jenis Pekerjaan IRT 65 65.0 Wiraswasta 23 23.0 PNS 4 4.0 TNI/POLRI 2 2.0 Pensiunan 6 6.0 Total 100 100.0 Sumber : Data Primer 9

Tabel 2. Distibusi Responden Berdasarkan pengetahuan, Sikap, Tindakan dan Keberadaan Larva Variabel Penelitian n % Pengetahuan Cukup 62 62.0 Kurang 38 38.0 Sikap Positif 66 66.0 Negatif 34 34.0 Tindakan Melakukan 45 45.0 Tidak Melakukan 55 55.0 Keberadaan Larva Ada 57 57.0 Tidak ada 43 43.0 Total 100 100 Sumber : Data Primer Tabel 3. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan PSN Aedes aegypti dengan Keberadaan Larva Keberadaan Larva Variabel Independen Tidak ada Ada Jumlah n % n % N % Pengetahuan Cukup 33 53.2 29 46.8 62 100.0 Kurang 10 26.3 28 73.7 38 100.0 Sikap Positif 37 56.1 29 43.9 66 100.0 Negatif 6 17.6 28 82.4 27 100.0 Tindakan Melakukan 43 95.6 2 4.4 45 100.0 Tidak Melakukan 0 0 55 100.0 55 100.0 Total 100 100.0 Sumber: Data Primer P 0.015 0.001 0.000 10