BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan

BAB III MATERI DAN METODE. Sumber Protein secara In Vitro dilaksanakan pada bulan September November

BAB III MATERI DAN METODE. Memfiksasi Nitrogen Urea dan Potensinya sebagai Sumber Nitrogen Slow Release

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian Pengaruh Penambahan Urease pada Inkubasi Zeolit dan Urea

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder

BAB III MATERI DAN METODE. Penanaman tumpangsari orok-orok dan jagung dilakukan di kebun percobaan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kadar protein kasar dan fermentabilitas secara in vitro

BAB III MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini meliputi penanaman kedelai di Green house

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan

3 METODOLOGI. 3.3 Metode Penelitian. 3.1 Waktu dan Tempat

MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Materi Bahan Alat Peubah yang Diamati

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Sintesis Protein Mikroba dan Aktivitas Selulolitik Akibat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Metode

MATERI DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan Analisis kandungan nutrient bahan pakan dilaksanakan di

Tabel 1. Komposisi Bahan Pakan Ransum Komplit Bahan Pakan Jenis Ransum Komplit 1 (%) Ransum A (Energi Tinggi) 2 Ransum B (Energi Rendah) 3 Rumput Gaja

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji sorgum

METODE. Materi. Alat. Rancangan

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai April Pelaksanaan penelitian

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kehilangan BK, ADF dan N-ADF secara in vitro

BAB III MATERI DAN METODE. perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013, bertempat

FERMENTABILITAS SECARA IN VITRO AMPAS AREN YANG DIFERMENTASI DENGAN BAKTERI SELULOLITIK SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SKRIPSI. Oleh: Muhammad Taufiq Akbar

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

MATERI DAN METODE. Prosedur

MATERI DAN METODE. Materi

PENGARUH LAMA INKUBASI TERHADAP KEMAMPUAN ZEOLIT MEMFIKSASI NITROGEN UREA DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER NITROGEN SLOW RELEASE SECARA IN VITRO SKRIPSI

Lampiran 1 : Proses Amoniasi Daun Sawit, Pucuk Tebu dan Jerami Jagung. Bahan Penelitian (Daun Sawit, Pucuk Tebu dan Jerami Jagung) Dicoper.

MATERI DAN METODE. Metode

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Jerami Jagung yang dipergunakan, sebanyak 80 kg yang berasal dari limbah

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2016 di

BAB III MATERI DAN METODE. house) dan penelitian laboratorium yang dilaksanakan mulai bulan Juli-Desember

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Kondisi Lahan, Lingkungan, dan Penanaman Pohon Singkong Utuh Teknik Pemanenan Singkong

Bab III Bahan dan Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

MATERI DAN METODE. Materi

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

KECERNAAN DAN FERMENTABILITAS TANAMAN OROK-OROK SECARA IN VITRO SEBAGAI BAHAN PAKAN YANG DITANAM SECARA TUMPANGSARI DENGAN JAGUNG MANIS SKRIPSI

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL. Tujuan Praktikum Untuk pengambilan sampel yang akan digunakan untuk analisis.

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Materi

LAMPIRAN. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji, dkk., 2007)

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Hasil Pengamatan Analisa Analisa Protein dengan Metode Kjeldahl Tabel 6. Hasil Pengamatan Analisa Protein

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Alat Bahan

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE I II III BKK1 U1 U2 U3 BKH2 U1 U2 U3 BKK3 U1 U2 U3 BKH4 U1 U2 U3 BKK5 U1 U2 U3 BKH6 U1 U2 U3 BKHKK7 U1 U2 U3 BKHKK8 U1 U2 U3

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH LAMA INKUBASI DAN LEVEL SUMBER UREASE TERHADAP FIKSASI N-UREA OLEH ZEOLIT DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER NITROGEN SLOW RELEASE SKRIPSI.

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) Penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

BAB III MATERI DAN METODE. Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia dan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian adalah biji sorgum

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April Penelitian ini

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dan analisis proksimat kadar air, kadar protein, dan kadar lemak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

MATERI DAN METODE. Materi

Raden Febrianto Christi, Abu Bakar Hakim, Lesha Inggriani, Atun Budiman Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran ABSTRAK

Lampiran 1. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji et al ., 2007)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)=

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013 di

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

MATERI METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret - April 2015 bertempat di

Transkripsi:

13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea terhadap ketersediaan NH3, volatile fatty acids dan protein total secara in vitro dilaksanakan pada tanggal 28 Maret - 4 Mei 2016 di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. 3.3. Materi Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah urea yang dihaluskan dan molases. Bahan analisis yang digunakan adalah cairan rumen sapi yang berasal dari RPH Ungaran, H2SO4 0,0055 N, H2SO4 15%, H2SO4 0,3 N, NaOH 0,5 N, 33%, Na2CO3 jenuh, vaselin, selenium, filtrat enzim, larutan TCA 20% dan SSA 2%, NaOH katalisator selenium dan CuSO4, indikator phenophtalein (PP), indikator campuran Methyl Red (MR) dan Methyl Blue (MB), NaOH 0,5%, aquades, asam borat 4%, HCl 0,5 N, larutan McDougall, campuran indikator MR dan Bromkresol hijau. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tabung reaksi, termometer, penangas air, stirrer, timbangan analitik, eksikator, crucible porcelain, beaker glass, buret, corong, pendingin tegak, waterbath, labu destruksi (labu Kjeldahl), labu erlenmeyer, gelas ukur 25 ml dan 50 ml, seperangkatalat destilasi, tabung fermentor, centrifuge, cawan Conway, pipet ukur 1 ml, tanur, oven, incubator dan mikroburet.

14 3.2. Metode Penelitian dilaksanakan dalam 2 tahap, tahap pertama yaitu pembuatan urea lepas lambat serta tahap kedua yaitu analisis NH3, VFA dan protein mikroba rumen. 3.2.1. Pembuatan urea lepas lambat Tahap pertama yaitu pembuatan urea lepas lambat dilakukan dengan cara 2 beaker gelas disiapkan dan masing-masing diisi dengan 50 g molases. Urea ditimbang sebanyak 0,5 g sebanyak 2 kali. Beaker glass berisi molases pertama ditambahkan dengan urea sebanyak 0,5 g, lalu diaduk hingga homogen. Beaker gelas berisi molases lainnya dipanaskan pada suhu 110 o C sampai mendidih, kemudian ditambahkan dengan urea sebanyak 0,5 g, lalu diaduk hingga homogen dan ditunggu selama 15 menit. Campuran molases urea yang dipanaskan tersebut kemudian didinginkan lalu digunakan sebagai sampel untuk analisis selanjutnya. 3.2.2. Produksi amonia (NH3) rumen Tahap awal dari analisis ini adalah dengan membuat supernatan. Sebanyak 0,55-0,56 g sampel dimasukkan ke dalam tabung fermentor dan ditambahkan larutan penyangga McDougall (saliva buatan) 40 ml kemudian diinkubasi di waterbath pada suhu 39 o C dan ph 6,5-6,9. Cairan rumen sebanyak 10 ml ditambahkan kedalamnya kemudian diberi gas CO2 agar tercipta suasana seperti di dalam rumen. Tabung fermentor diinkubasi dalam waterbath pada suhu 39 o C selama 1, 3 dan 5 jam. Setelah diinkubasi tabung fermentor direndam dalam air es

15 untuk menghentikan fermentasi. Sampel yang ada di tabung fermentor dipindahkan pada tabung lain kemudian disentrifuse dengan kecepatan 3.000 rpm selama 15 menit. Supernatan diambil dan disimpan ke dalam botol plastik. Pengukuran kadar amonia (NH3) dilakukan dengan metode mikrodifusi Conway (General Laboratory Procedures, 1966). Cawan Conway dan tutupnya diolesi vaselin pada bagian tepinya. Asam borat sebanyak 1 ml diambil dengan pipet, kemudian dimasukkan ke bagian tengah cawan Conway dan ditetesi dengan indikator MR dan Bromkresol hijau. Larutan supernatan sebanyak 1 ml dimasukan ke dalam salah satu sisi cawan Conway dan 1 ml larutan sodium karbonat jenuh dimasukkan ke dalam sisi lainnya. Cawan Conway ditutup dan digoyang-goyangkan secara perlahan agar supernatan dan sodium karbonat jenuh tercampur. Selanjutnya, didiamkan selama 24 jam pada suhu ruangan agar semua amonia dapat ditangkap oleh asam borat. Setelah 24 jam, dilakukan titrasi dengan menggunakan asam sulfat 0,0055 N hingga terjadi perubahan warna dari ungu menjadi merah muda (warna asam borat), kemudian titrasi dihentikan. Kadar NH3 total dihitung dengan rumus : Kadar NH3 = (ml titran sampel x N H2SO4 x 1000) mm 3.2.3. Produksi volatile fatty acids (VFA) rumen Tahap awal dari analisis ini adalah dengan membuat supernatan. Sebanyak 0,55-0,56 g sampel dimasukkan kedalam tabung fermentor dan ditambahkan larutan penyangga McDougall (saliva buatan) 40 ml kemudian diinkubasi di

16 waterbath pada suhu 39 o C dan ph 6,5-6,9. Cairan rumen sebanyak 10 ml ditambahkan ke dalamnya kemudian diberi gas CO2 agar tercipta suasana seperti di dalam rumen. Tabung fermentor diinkubasi dalam waterbath pada suhu 39 o C selama 1, 3 dan 5 jam. Setelah diinkubasi tabung fermentor direndam dalam air es untuk menghentikan fermentasi. Sampel yang ada di tabung fermentor dipindahkan pada tabung lain kemudian disentrifuse dengan kecepatan 3.000 rpm selama 15 menit. Supernatan diambil dan disimpan kedalam botol plastik. Pengukuran kadar volatile fatty acids (VFA) dilakukan dengan teknik destilasi uap (steam destillation) (AOAC, 1995). Tabung suling khusus analisis VFA disiapkan, kemudian diisi dengan 5 ml supernatan (berasal dari tabung yang sama dengan supernatan untuk analisa NH3) dan 1 ml H2SO4 15%. Tabung suling tersebut dimasukkan ke dalam labu destilasi yang telah berisi air sebanyak 700 ml. Tabung ditutup dengan sumbat yang terhubung ke pendingin Leinbig dan dilakukan destilasi. Hasil destilasi ditampung dengan labu erlenmeyer 500 ml yang telah diisi 5 ml NaOH 0,5 N. Destilasi dihentikan apabila volume penangkap mencapai 100 ml. Destilat yang tertampung ditambah indikator phenophtalein (PP) sebanyak 2-3 tetes, lalu dititrasi dengan HCl 0,5 N sampai terjadi perubahan dari warna merah muda menjadi tidak berwarna (bening). Larutan blanko dibuat dengan menggunakan 5 ml NaOH 0,5 N yang telah diberi indikator PP 1 % kemudian dilakukan titrasi dengan HCl 0,5 N. Produksi VFA total dihitung dengan rumus : VFA total = (ml titran blanko - ml titran sampel) x N HCl x 1000/5 mm

17 3.2.4. Produksi protein total Protein total diukur menggunakan metode Kjeldahl (AOAC, 1999). Sebanyak 0,55-0,56 g molases dimasukkan kedalam tabung fermentor dan ditambahkan larutan penyangga McDougall (saliva buatan) 40 ml kemudian diinkubasi di waterbath pada suhu 39 o C dan ph 6,5-6,9. Cairan rumen sebanyak 10 ml ditambahkan kedalamnya kemudian beri gas CO2 agar tercipta suasana seperti di dalam rumen. Tabung fermentor diinkubasi dalam waterbath pada suhu 39 o C selama 1, 3 dan 5 jam. Setelah diinkubasi tabung fermentor direndam dalam air es untuk menghentikan fermentasi. Sampel yang ada di tabung fermentor digojok hingga homogen, kemudian 10 ml hasil fermentasi diambil dan ditambahkan 20 ml campuran TCA 20% dan SSA 2%. Setelah itu dilakukan sentrifius dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit agar endapan dapat terpisah. Endapan yang dihasilkan kemudian disaring menggunakan kertas saring Whattman No. 45 yang telah dioven pada suhu 105 o C selama 1 jam. Hasil penyaringan dioven pada suhu 105 o C sampai beratnya konstan kemudian ditimbang. Endapan dari kertas saring dimasukkan kedalam labu destruksi (labu Kjeldahl) ditambahkan katalisator selenium 1 g dan asam sulfat pekat 15 ml, kemudian dilakukan destruksi dalam lemari asam sampai berwarna hijau jernih. Sampel hasil destruksi dimasukkan kedalam labu destilasi dan ditambahkan 50 ml aquades dan 40 ml NaOH 45%. Dilakukan destilasi dengan menggunakan penangkap yang terdiri dari 20 ml H3BO3 4% dan 2 tetes indikator campuran (MR+MB). Destilasi dilakukan sampai penangkap berubah warna dari ungu

18 menjadi hijau. Hasil destilasi dititrasi dengan HCl 0,1 N sampai berwarna unggu. Produksi protein total dihitung dengan rumus : {(ml HCl titran-ml HCl blanko)x N HCl x 14 x 6,25}mg/g Protein total = berat sampel 3.3. Rancangan Percobaan Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu rancangan acak lengkap (RAL) pola split plot in time yang terdiri dari petak utama dan anak petak. Petak utama dalam penelitian ialah waktu inkubasi in vitro dengan 3 waktu pengamatan, sedangkan anak petak berupa perlakuan pada molases dengan 2 perlakuan (dipanaskan dan tidak), dengan 3 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah : P0 1jam = molases-urea tidak dipanaskan selama 1 jam inkubasi in vitro P1 1jam = molases-urea dipanaskan selama 1 jam inkubasi in vitro P0 3jam = molases-urea tidak dipanaskan selama 3 jam inkubasi in vitro P1 3jam = molases-urea dipanaskan selama 3 jam inkubasi in vitro P0 5jam = molases-urea tidak dipanaskan selama 5 jam inkubasi in vitro P1 5jam = molases-urea dipanaskan selama 5 jam inkubasi in vitro 3.4. Analisis Data Model Linier aditif untuk rancangan acak lengkap (RAL) pola split plot in time adalah sebagai berikut : Yijk = µ + ai + bj + Y ik + (ab)ij + e ijk

19 Keterangan : Yijk = pengamatan pada satuan percobaan ke-k yang memperoleh kombinasi perlakuan ke-i dari faktor A dan taraf ke-j dari faktor B µ = nilai rata-ratayang sesungguhnya (rata-rata populasi) ai = pengaruh aditif taraf ke-i dari faktor A bj = pengaruh aditif taraf ke-j dari faktor B (ab)ij = pengaruh aditif taraf ke-i dari faktor A dan taraf ke-j dari faktor B Yik = pengamatan acak dari petak utama, yang muncul pada taraf ke-i dari faktor A dalam ulangan ke-k. Yik ~ N(0,σy 2 ) eijk = pengaruh acak dari satuan percobaan ke-k yang memperoleh kombinasi perlakuan ij. eijk ~ N(0,σe 2 ) Variabel yang diamati yaitu produksi NH3, VFA dan protein total secara in vitro. Data hasil pengamatan diolah secara statistik dengan analisis ragam (Anova), dan jika hasil analisis ragam menunjukkan pengaruh nyata (P<0,05) akibat perlakuan maka untuk mengetahui perbedaan antar nilai tengah perlakuan dilanjutkan dengan uji Duncan s Multiple Range Test (Sudjana, 1986). Hipotesis statistik dari penelitian ini adalah : a. H0 : (ab)ij = 0 ; tidak ada pengaruh interaksi antara pemanasan molasesurea dan waktu inkubasi in vitro terhadap produksi amonia (NH3), volatile fatty acids (VFA) dan protein total. H1 : (ab)ij 0 ; minimal ada satu pengaruh interaksi antara pemanasan molases-urea dan waktu inkubasi in vitro terhadap produksi amonia (NH3), volatile fatty acids (VFA) dan protein total. b. H0 : ai = 0 ; tidak ada pengaruh pemanasan molases-urea terhadap produksi amonia (NH3), volatile fatty acids (VFA) dan protein total pada jam inkubasi in vitro berbeda. H1 : ai 0 ; minimal ada satu pengaruh pemanasan molases-urea

20 terhadap produksi amonia (NH3), volatile fatty acids (VFA) dan protein total pada jam inkubasi in vitro berbeda. c. H0 : bj = 0 ; tidak ada pengaruh pemanasan molases-urea terhadap produksi amonia (NH3), volatile fatty acids (VFA) dan protein total pada tiap ulangan yang dicobakan. H1 : bj 0 ; minimal ada satu pengaruh pemanasan molases-urea terhadap produksi amonia (NH3), volatile fatty acids (VFA) dan protein total pada tiap ulangan yang dicobakan. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut : a. Jika F hit < F tabel, maka H0 diterima b. Jika F hit F tabel, maka H1 diterima