PaEVALUASI PELAKSANAAN IDENTIFIKASI PASIEN PADA PROSES PEMBERIAN OBAT ORAL DI RSUD PANGLIMA SEBAYA KABUPATEN PASER

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI PELAKSANAAN IDENTIFIKASI PASIEN PADA PROSES PEMBERIAN OBAT ORAL DI RSUD PANGLIMA SEBAYA KABUPATEN PASER

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu variabel untuk

BAB III METODE PENELITIAN. di ruang rawat inap Anden Gedang RSUD Panglima Sebaya Kabupaten Paser. Data

- Benar nama obat 100 % - Benar dosis 100 % - Benar cara pemberian 100 % - Benar pasien 100 % - Benar dokumentasi 100 %

BAB I PENDAHULUAN. kolaborasi dengan berbagai pihak. Hal ini membuat perawat berada pada

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat akan kesehatan, semakin besar pula tuntutan layanan

BAB I PENDAHULUAN. secara paripurna, menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, ataupun. terhadap pasiennya (UU No 44 Tahun 2009).

PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RSUD PASAR REBO

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit (RS) merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. sebagian masyarakat menyatakan bahwa mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memperhatikan masalah keselamatan. Kementerian Kesehatan Republik

PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN KEAMANAN PEMBERIAN TERAPI OBAT

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Rumah Sakit merupakan tempat yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. keras mengembangkan pelayanan yang mengadopsi berbagai. perkembangan dan teknologi tersebut dengan segala konsekuensinya.

BAB I PENDAHULUAN. yang berawal ketika Institute of Medicine menerbitkan laporan To Err Is

BAB I PENDAHULUAN. hampir semua aspek atau tahapan diagnosis dan pengobatan. Kesalahan

BAB I PENDAHULUAN. banyak dilaporkan tuntutan pasien atas medical error yang terjadi pada dirinya. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien adalah sebuah sistem pencegahan cedera terhadap pasien dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana sekarang banyak dilaporkan tuntutan pasien atas medical error yang

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang termasuk bidang kesehatan. Peralatan kedokteran baru banyak

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan puskesmas maka pelayanan rumah sakit haruslah yang. berupaya meningkatkan mutu pelayanannya (Maturbongs, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, komponen penting dari mutu layanan kesehatan, prinsip dasar dari

BAB I PENDAHULUAN. sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi risiko, identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat. darurat (Permenkes RI No. 147/ Menkes/ Per/ 2010).

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak

Gambaran Penerapan Prinsip Benar Pemberian Obat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (patient safety) menjadi suatu prioritas utama dalam setiap

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan

PENERAPAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kepada masyarakat dalam lingkup lokal maupun internasional.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. World Health Organization (WHO) telah mencanangkan World

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan masyarakat sekitar rumah sakit ingin mendapatkan perlindungan dari gangguan

Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk. Rumah Sakit. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety)

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya oleh pemerintah, namun juga masyarakat. Salah satu fasilitas

repository.unimus.ac.id

PROGRAM KERJA BIDANG KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (patient safety) adalah sistem dimana Rumah Sakit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi Keselamatan Pasien (Patient Safety)

PENGEMBANGAN PROGRAM PATIENT SAFETY BERDASARKAN STANDAR SIX GOAL INTERNATIONAL PATIENT SAFETY DI RUMAH SAKIT ONKOLOGI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. dibahas dalam pelayanan kesehatan. Menurut World Health Organization

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sampai kematian.kesalahan atau kelalaian yang terjadi dapat disebabkan oleh

Winarni, S. Kep., Ns. MKM

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS PUJON

BAB I PENDAHULUAN. dan social dan spiritual yang memungkinkan setiap orang untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN. dari manajemen kualitas. Hampir setiap tindakan medis menyimpan potensi

BAB I PENDAHULUAN. secara profesional dan aman seperti dalam UU Praktik Kedokteran Pasal

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kepada pasien (Komisi disiplin ilmu kesehatan, 2002). kebutuhan pasien, tenaga pemberi layanan dan institusi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipisah-pisahkan. Keselamatan pasien adalah bagian dari mutu. Diantara enam sasaran mutu,

PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PERIODE BULAN JANUARI-MARET 2018

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Sejalan dengan amanat pasal 28 H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. satu yang harus diperhatikan oleh pihak rumah sakit yaitu sistem keselamatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Adanya kekhawatiran mengenai keselamatan pasien, telah meningkat secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi

RUS DIANA NOVIANTI J

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN EVALUASI PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

KEBIJAKAN DAN PROSEDUR MANAGEMEN NYERI DI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. kepada Nine Life-Saving Patient Safety Solutions dari WHO Patient Safety

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ini mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis terbatas. Rumah sakit ini

BAB I PENDAHULUAN. mampu melaksanakan fungsi manajemen keperawatan (Sitorus, R & Panjaitan,

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit saat ini wajib menerapkan keselamatan pasien. Keselamatan. menjadi lebih aman dan berkualitas tinggi (Kemenkes, 2011;

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. Pada November 1999, the American Hospital Asosiation (AHA) Board of

BAB 1 PENDAHULUAN. standar professional dan hukum (College of registered nurses of British. pasien, keluarga serta masyarakat (Aditama, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi, padat karya, padat profesi, padat sistem, padat mutu dan padat risiko,

BAB 1 PENDAHULUAN. kesalahan. Keselamatan pasien ( patient safety) telah menjadi isu gelobal termasuk juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja adalah penampilan hasil karya personil baik kuantitas maupun

BAB I PENDAHULUAN. Diharapkan) dengan rentang 3,2 16,6 %. Negara Indonesia data tentang KTD

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang-

HUBUNGAN FAKTOR KOMUNIKASI DENGAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN (Correlation of Communication Factor with Patient Safety Incident)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan investasi esensial bangsa yang secara signifikan

Komunikasi penting dalam mendukung keselamatan pasien. Komunikasi yang baik akan meningkatkan hubungan profesional antarperawat dan tim kesehatan

KESELAMATAN PASIEN. Winarni, S. Kep., Ns., M. KM

BAB I PENDAHULUAN. berdampak terhadap pelayanan kesehatan, dimana dimasa lalu pelayanan. diharapkan terjadi penekanan / penurunan insiden.

KUESIONER MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDG s) yang dipicu oleh adanya tuntutan untuk

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. isu yang terkait dengan keselamatan di rumah sakit, yaitu: keselamatan pasien,

BAB III METODE PENELITIAN. keluarga, kelompok, komunitas, atau institusi (Nursalam, 2011). data rekam medis, pasien dan keluarganya.

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini keselamatan pasien merupakan salah satu dari sekian banyak persoalan

UPT PUSKESMAS SAITNIHUTA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global. World Health Organization. pembedahan pada tahun Di negara bagian AS yang hanya berpopulasi

Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien. Melur Belinda Tim Keselamatan Pasien RSUD Dr Saiful Anwar malang

ANALISIS PELAKSANAAN IDENTIFIKASI PASIEN DALAM RANGKA KESELAMATAN PASIEN DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ketepatgunaan perawatan pasien di rumah sakit. tingkat dasar pada tanggal 12 juli 2014 dan sudah dilakukan kunjungan

Sebagai sivitas akademik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, saya yang bertanda tangan di bawah ini: NIM :

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kemampuannya untuk memberikan kebutuhan kepuasan.

PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN

Transkripsi:

PaEVALUASI PELAKSANAAN IDENTIFIKASI PASIEN PADA PROSES PEMBERIAN OBAT ORAL DI RSUD PANGLIMA SEBAYA KABUPATEN PASER Muarrifa Muflihati, Elsye Maria Rosa Program Studi Manajemen Rumah Sakit, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jalan Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55183 Email: muflihatimuarrifa@yahoo.com ABSTRAK Latar Belakang: Identifikasi pasien menjadi salah satu sasaran keselamatan pasien dalam standar Joint Commission International (JCI). Proses identifikasi pasien di RS Panglima Sebaya belum terdokumentasi dengan baik. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan identifikasi pasien dalam proses pemberian obat oral. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, di ruang rawat inap interna Anden Gedang RSUD Panglima Sebaya Kabupaten Paser. Subjek penelitian ini adalah perawat pelaksana yang terlibat dalam identifikasi pasien pada proses pemberian obat oral, ketua PPI, kepala ruang rawat inap, tim farmasi, dan perawat pelaksana. Pengukuran ketepatan identifikasi pasien dengan cara observasi menggunakan checklist prinsip tujuh benar, sedangkan informasi mengenai proses identifikasi pasien diperoleh melalui wawancara mendalam. Data kuantitatif dianalisis secara deskriptif, sedangkan data kualitatif dianalisis mengunakan coding. Hasil: Ketepatan identifikasi pasien dalam pemberian obat oral: benar nama obat: 100%, benar dosis: 100%, benar waktu: 60 %, benar cara pemberian: 100 %, benar pasien: 100%, benar informasi: 80%, benar dokumentasi: 100 %. Kesalahan terbanyak adalah pada teknik pemberian obat dan komunikasi. Kesimpulan: Kepatuhan identifikasi pasien dalam pemberian obat oral merupakan masalah sistemik, sehingga memerlukan pendekatan penyelesaian masalah yang komprehensif. Penyusunan SOP merupakan upaya perbaikan yang utama sebagai acuan dalam pelaksanaan identifikasi pasien. Kata kunci: keselamatan pasien, identifikasi pasien, prinsip 7 benar pemberian obat 2017 Proceeding Health Architecture. All rights reserved PENDAHULUAN Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu variabel untuk mengukur dan mengevaluasi kualitas pelayanan di rumah sakit. Depkes melaporkan setiap tenaga kesehatan di Rumah Sakit termasuk didalamnya perawat wajib menerapkan keselamatan pasien (Patient safety) untuk mencegah insiden keselamatan pasien. Joint Commission International (JCI) & Wolrd Health Organitation (WHO) melaporkan beberapa negara terdapat 70 % kejadian kesalahan dalam pemberian obat 1. Patient safety di rumah sakit merupakan suatu kebutuhan. Patient safety saat ini telah menjadi isu yang diperbincangkan di berbagai negara.isu ini berkembang karena masih banyaknya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) dan Kejadian Nyaris Cedera (KNC) yang masih sering terjadi di rumah sakit. Penelitian yang dilakukan oleh IOM (Institute of Medicine) pada tahun 1999 yang dilakukan di Washington DC, dilaporkan bahwa sebanyak 44.000 sampai dengan 98.000 orang meninggal setiap tahunnya di rumah sakit karena kesalahan medis 2. Kesalahan pemberian obat dapat terjadi jika petugas kesehatan termasuk perawat tidak menerapkan prinsip benar dalam pemberian obat. Pemberian obat ada prinsip 10 benar yaitu obat, dosis, pasien, rute, waktu, informasi, kadaluarsa, pengkajian, evaluasi dan dokumentasi 3 RSUD Panglima Sebaya merupakan satusatunya rumah sakit di Kabupaten Paser Kalimantan Timur yang menjadi pusat rujukan dari beberapa pelayanan kesehatan primer di Kabupaten Paser dengan kunjungan pasien yang tinggi setiap harinya. Ruang rawat inap Anden Gedang merupakan ruang rawat inap untuk pasien yang ditangani dalam spesialisasi penyakit dalam. Aktivitas pelayanan kepada pasien sangat tinggi dikarenakan banyaknya pasien rawat inap, terutama pasien kelas III. Salah satu kegiatan di Page 157

ruang rawat inap yang membutuhkan identifikasi yang tepat sesuai dengan SOP yaitu proses pemberian obat oral oleh perawat, karena merupakan tindakan yang memerlukan ketelitian dan ketepatan untuk tercapainya keselamatan pasien (patient safety) 4. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan identifikasi pasien dalam proses pemberian obat oral di rawat inap Anden Gedang RSUD Panglima Sebaya Kabupaten Paser. didasarkan pada SOP identifikasi pasien ada proses pemberian obat oral dengan menggunakan prinsip tujuh benar. Wawancara pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui masalah dan rekomendasi pelaksanaan identifikasi pasien di RSUD Panglima Sebaya Kabupaten Paser. Data kuantitatif dianalisis secara deskriptif, sedangkan data kualitatif dianalisis mengunakan coding. HASIL Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah peneliti lakukan, disesuaikan dengan kerangka konsep yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, output ketepatan pelaksanaan identifikasi pasien dalam proses pemberian obat oral di ruang rawat inap Anden Gedang RSUD Panglima Sebaya Kabupaten Paser didapatkan hasil sebagai berikut: METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, di ruang rawat inap Anden Gedang RSUD Panglima Sebaya Kabupaten Paser. Data kualitatif diperoleh dengan cara wawancara dan observasi dengan tujuan untuk menganalisis pelaksanaan identifikasi pasien berdasarkan aspek input, process, output. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi dan wawancara. Observasi menggunakan instrumen berupa check list yang Page 158

Indikator output pelaksanaan identifikasi pasien dalam proses pemberian obat oral dalam penelitian di ruang rawat inap Anden Gedang ini yaitu ketepatan proses pelaksanaan identifikasi pasien dengan prinsip tujuh benar. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, terdapat komponen yang tidak sepenuhnya dilakukan dengan tepat, yaitu komponen ketepatan waktu dan pemberian informasi kepada pasien. Observasi dilakukan selama 1 minggu dalam 3 shift setiap harinya. Komponen benar waktu didapatkan hasil 60%. Presentase tersebut didapatkan dari rata-rata terdapat 7 kasus dari 18 kasus yang diobservasi per hari yang waktu pemberian obat kepada pasien tidak tepat. Waktu pemberian yang kurang tepat tersebut paling banyak didapatkan saat pemberian obat oral jam 10.00 walaupun jadwal minum obat seharusnya jam 12.00. Hal ini dikarenakan obat oral diberikan bersamaan dengan jam injeksi, yang mengakibatkan tenggang waktu antara pemberian dan waktu minum obat terdapat perbedaan kurang lebih dua jam. Dari komponen benar informasi didapatkan hasil benar sebanyak 80%. Presentase tersebut didapatkan dari rata-rata terdapat 3 kasus dari 18 kasus yang diobservasi per hari yang informasi saat pemberian obat ke pasien tidak tepat. Perawat pelaksana terkadang hanya menyebutkan nama pasien saja dan langsung memberikan obatnya, tanpa menjelaskan tujuan, aturan minum, serta efek sampingnya secara detail. Hal ini terjadi terutama pada pasien lama yang sudah beberapa kali mendapatkan obat yang sama, serta dipengaruhi juga karena faktor banyaknya pasien di ruang rawat inap Anden Gedang RSUD Panglima Sebaya. Banyaknya hambatan dari segi input dan process seperti tercantum dalam tabel bagan tema di atas telah berpengaruh pada output pelaksanaan identifikasi pasien dalam proses pemberian obat oral yang membutuhkan pembenahan sistem identifikasi pasien dalam proses pemberian obat oral dengan tujuan optimalnya tingkat keselamatan pasien (patient safety). Page 159

PEMBAHASAN Proses pelaksanaan identifikasi pasien dalam pemberian obat oral di ruang rawat inap Anden Gedang RSUD Panglima Sebaya sudah berjalan dengan cukup baik, namun masih terdapat kendala pada prosesnya. Petugas yang terlibat dalam proses identifikasi pasien sangat berperan dalam kelancaran sebuah proses identifikasi pasien. Faktor kontributor yang menyebabkan insiden keselamatan pasien salah satunya adalah komunikasi. Komunikasi ini berpengaruh dalam komponen benar informasi kepada pasien saat memberikan obat oral yang dari hasil penelitian didapatkan presentase 80 %. Komunikasi merupakan penentu keberhasilan proses keperawatan sehingga mengurangi kesalahan yang dapat mengakibatkan Insiden Keselamatan Pasien. Perawat sebelum melakukan tindakan harus menanyakan nama dan melihat gelang tangan pasien 5. Komunikasi sangat penting dalam proses keperawatan. Bila perawat menggunakan komunikasi yang baik dan efektif dengan melakukan pengecekakkan identitas pasien sebelum melakukan tindakan keperawatan akan membuat pasien percaya kepada perawat sehingga mempermudah perawatan yang akan mempengaruhi kesembuhan pasien 6. Kendala dalam komunikasi verbal di ruang rawat inap Anden Gedang yaitu kurangnya konfirmasi ulang dalam setiap tindakan identifikasi pasien dalam pemberian obat oral. Kendala dalam komunikasi tertulis yaitu terkadang terdapat ketidaksesuaian antara identitas pasien yang ada di rekam medis dan identitas sebenarnya serta masalah dalam pencatatan rekam medis serta penulisan resep, sehingga dibutuhkan kolaborasi dari tim kesehatan yang ada di rumah sakit. Kolaborasi tim kesehatan tersebut dapat meningkatkan keselamatan pasien dan performa di berbagai aspek yang berkaitan dengan sistem pelayanan kesehatan. Semua tenaga kesehatan dituntut untuk memiliki kualifikasi baik pada bidangnya masing-masing sehingga dapat mengurangi faktor kesalahan manusia dalam memberikan pelayanan kesehatan 7. Kepatuhan perawat dalam proses identifikasi pasien terdapat keterbatasan dari segi pengawasan pasien dalam memberikan obat oral. Pengawasan ini terkait ketepatan proses identifikasi saat pasien memberikan obat ke pasien dengan prinsip tujuh benar. Dari hasil penelitian didapatkan kekurangan dari komponen benar waktu. Benar waktu pemberian artinya waktu pemberian obat oleh perawat sesuai dengan waktu instruksi dokter. Waktu pemberian terkadang tidak sesuai serta pengawasan perawat yang kurang sehingga terkadang berakibat pada pasien yang sering lupa dalam minum obat oral. Terdapat dua pendekatan sebagai rekomendasi untuk meningkatkan mutu pelayanan dalam hal keselamatan pasien (patient safety), yang dapat diterapkan pula pada proses identifikasi pasien dalam pemberian obat oral di ruang rawat inap Anden Gedang 8. Pendekatan pertama adalah pendekatan sistem (hard approach) dengan pelaksanaan Akreditasi versi 2012/JCI yang akan dilakukan melalui penataan struktur dengan penyusunan kebijakan, pedoman, panduan serta prosedur operasional sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sampai kepada evaluasi terhadap pelaksanaannya 9. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa peran supervise dan tim manajerial sangat kuat dalam mendorong melalui bimbingan dan arahan yang diberikan kepada staf keperawatan agar pelaksanaan pelayanan perawatan yang lebih berkualitas 10. Pendekatan kedua sebagai rekomendasi yang dapat dilakukan oleh rumah sakit adalah melalui pendekatan budaya (soft approach) melalui internalisasi nilai-nilai keselamatan pasien kepada seluruh staf. Upaya yang telah dilakukan rumah sakit adalah melalui pengenalan materi yang terkait dengan keselamatan pasien kedalam orientasi bagi karyawan baru serta materi diklat pengembangan staf baik melalui inhouse maupun exhousetraining 8. Hal tersebut dapat diterapkan juga sebagai sosialisasi tentang SOP identifikasi pasien dalam proses pemberian obat oral di RSUD Panglima Sebaya Kabupaten Paser. Penanaman nilai-nilai budaya safety dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain sosialisasi (formal atau informal misalnya saat pertemuan yang rutin diadakan, saat kunjungan kepada karyawan oleh pimpinan), pemasangan simbol, slogan serta poster yang berhubungan dengan program keselamatan pasien, pelatihan Page 160

(untuk perubahan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), perilaku (psikomotorik), organisational learning, kegiatan ini dilakukan oleh tim inti dengan cara melakukan evaluasi terhadap hasil RCA, evaluasi program serta evaluasi terhadap upaya sosialisasi untuk menentukan langkahlangkah perbaikan 11. Perawat merupakan bagian dari budaya keselamatan pasien mampu belajar dari laporan kejadian keselamatan pasien baik itu kejadian tidak diinginkan dan kejadian nyaris cidera. Pembelajaran dilakukan untuk mengambil nilai dari kesalahan yang terjadi sehingga dapat mencegah terjadinya kesalahan berulang 12. Pembelajaran didukung oleh feedback dan dukungan dari organisasi serta rekan satu tim di rumah sakit. Pembelajaran efektif untuk mencegah proses yang tidak aman dan mencegah kesalahan. Evaluasi dari proses belajar meningkatkan kesempatan untuk berbagi ilmu yang didapat serta meningkatkan proses belajar 13. KESIMPULAN Pelaksanaan identifikasi pasien dalam proses pemberian obat oral di ruang rawat ianp Anden Gedang RSUD Panglima Sebaya secara umum sudah berjalan baik, namun masih terdapat beberapa kendala dari segi input, seperti sarana prasarana yang kurang mendukung, belum adanya standar operasional prosedur (SOP) tentang identifikasi pasien, sumber daya manusia (SDM), serta dukungan dari manajerial rumah sakit baik materiil maupun non materiil. Kendalakendala tersebut menimbulkan hambatan dan masalah pada segi process pelaksanaan identifikasi pasien dalam pemberian obat oral seperti kepatuhan perawat, waktu pemberian obat yang kurang tepat, serta koordinasi dan komunikasi yang kurang efektif, sehingga menghasilkan kekurangan pada segi output juga, yaitu dampak pada ketepatan identifikasi obat oral di ruang rawat inap Anden Gedang, yang berupa ketidaktepatan pada prinsip tujuh benar dalam pelaksanaan identifikasi pasien pada pemberian obat oral. Output ketepatan identifikasi pasien yang masih belum sempurna yaitu komponen benar waktu 60% dan benar informasi 80 %. Ketidaktepatan pada prinsip tujuh benar pada identifikasi pasien dalam proses pemberian obat oral ini jika tidak dievaluasi dengan baik maka dapat berdampak pada rendahnya tingkat keselamatan pasien (patient safety), yang dapat berupa Kejadian Nyaris Cedera (KNC) maupun Kejadian yang tidak diinginkan (KTD) di rumah sakit. DAFTAR PUSTAKA 1. Depkes RI. 2008. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit. 2. Institute of Medicine. 2001. Crossing the Quality Chasm, New Health System for the 21 th Century, National Academy Press, Washington, D.C. 3. Tambayong, J. 2005. Farmakologi untuk keperawatan.ed: Ester, M. Jakarta: Widya Medika. 4. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur. 2014. Laporan Pelaksanaan Pembangunan Daerah, diakses pada 20 Maret 2017, dari http://www.paserkab.go.id 5. KARS ( 2012). Instrumen Akreditasi Rumah Sakit standar Akreditasi versi 2012. Jakarta. 6. Zen, Pribadi. 2013. Panduan Komunikasi Efektif untuk Bekal Keperawatan Profesional. D- Medika. Yogyakarta. 7. O Daniel M, Rosenstein AH. 2015. Profesional Communication and Team Collaboration. In: Patient Safety and Quality: a Handbook guide for nurses. pg. 3-5. 8. Anggraini, 2014. Evaluasi Pelaksanaan Sistem Identifikasi Pasien di Insalasi Rawat Inap Rumah Sakit.Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. 28, Suplemen No. 1, 99-103. 9. Potter dan Perry. 2005. Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC. 10. Wirawan EA, Novitasari D, dan Wijayanti F. 2013. Hubungan antara Supervisi Kepala Ruang dengan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di RSUD Ambarawa. Jurnal Manajemen Keperawatan, 1 (1). 11. Budihardjo Andreas, 2008. Pentingnya Safety Culture di Rumah Sakit-Upaya meminimalkan Adverse Events. Jurnal Manajemen Bisnis, Vol.1 No.1. hh. 53-70. Page 161

12.Reilling, J.G. 2006. Creating a Culture of Patient Safety through Innovative Hospital Design. Journal Advanced in Patient Safety, 2 (20), 1-15. 13. Sammer, E.C., Lykens, K. et all. 2009. What is Patient Safety Culture? A Review Literature. Journal Nursing Scholarship, 42 (2), 156. Page 162