Adopsi Teknologi Informasi Pada Usaha Mikro Kecil Menengah: Studi Pemanfaatan Sosial Media Untuk Menjalankan Bisnis

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teknologi Komputer

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Penerimaan Layanan E-Filing Dalam Pelaporan SPT Tahunan Menggunakan Pendekatan Technology Acceptance Model (Tam) 2 Di KPP Pratama Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. disajikan secara langsung, kapan saja, dan dimana saja. bernama UWKS Academic Smart Mobile. Aplikasi tersebut bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi hybrid learning Brilian

Model-Model User Acceptance

Bab 2 Tinjauan Pustaka

BAB III METODE PENELITIAN. minat perilaku nasabah dalam penggunaan layanan menggunakan model integrasi

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pengertian Pemasaran Pengertian Manajemen Pemasaran Pengertian Jasa

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER

Analisis Penerimaan Pengguna Terhadap Aplikasi Salatiga Mobile Library Menggunakan Technology Acceptance Model

BAB I PENDAHULUAN. banyak. Tercatat dalam statistik Bank Indonesia (2012), banyaknya perusahaan

Evaluasi Penerimaan Teknologi Informasi Mahasiswa di Palembang Menggunakan Model UTAUT

EVALUASI PENERIMAAN JEJARING SOSIAL GOOGLE+ PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI WILAYAH JAKARTA SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. keseharian kita. Begitu juga alat transportasi. Di Indonesia, terdapat tiga jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Diterima: 9 Mei Disetujui: 26 Juni Dipublikasikan: September 2010

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi Stikom Institutional

BAB III LANDASAN TEORI. A. Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model ini menggabungkan delapan model sekaligus, yaitu:

LANDASAN TEORI. akhir ini, adapun teori-teori yang digunakan sebagai berikut:

PENDAHULUAN. sebagai e-learning. Namun dalam perkembangannya e-learning memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori (explanatory research).

ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI SIFOSTER XL AXIATA DI SMK MUHAMMADIYAH MAGELANG. Abstrak

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN METODE UTAUT (UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY) DALAM MEMAHAMI PENERIMAAN DAN PENGGUNAAN WEBSITE KKN LPPM UNISI

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Google Apps for Edu. Menggunakan konsep hybrid learning, pembelajaran bukan

BAB II LANDASAN TEORI

Artikel Ilmiah. Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh gelar Sarjana Sistem Informasi. Peneliti: Indahyana Putri Manafe

PENGARUH PEMANFAATAN DAN PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI TERHADAP KINERJA INDIVIDU (Studi Kasus pada Perum BULOG Divisi Regional Jawa Tengah)

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)

MODEL PERILAKU PENGGUNAAN TIK PADA UMKM DI WILAYAH BEKASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN UTAUT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penyusunan Kuesioner dan Penentuan Variabel

KAJIAN TERHADAP PERILAKU PENGGUNA SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN MODEL UTAUT

HUBUNGAN FAKTOR PENERIMAAN APLIKASI UJIAN SEKOLAH BERBASIS KOMPUTERMENGGUNAKAN MODEL UTAUT

Vol. 4 No. 2 Oktober 2016 Jurnal TEKNOIF ISSN: ANALISIS E-LEARNING STMIK STIKOM BALI MENGGUNAKAN TECHONOLOGY ACCEPTANCE MODEL

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan yang serba cepat dan dinamis. Organisasi

JSIKA Vol. 5, No. 11, Tahun 2016 ISSN X

Analisis Pemanfaatan Teknologi Informasi Menggunakan Unified Theory of Acceptance and Use Technology

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Internet sudah menjadi alat komunikasi online yang sangat penting

ANALISIS PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) PADA SMA NEGERI I SERAM BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fokus utama penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 281

Judul : Penerapan Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 untuk Menjelaskan Minat dan Penggunaan Mobile Banking

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

- Memiliki hasil penjualan tahunan paling

DAFTAR ISI. ABSTRAKSI... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL...viii BAB I PENDAHULUAN...

RATNA DZULHAIDA, REFI RIFALDI WINDYA GIRI Program Studi Manajemen Bisnis, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Telkom

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat. Teknologi informasi sudah menjadi suatu kebutuhan yang sangat

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V10.i4 ( )

PENGGUNAAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL SEBAGAI DASAR USULAN PERBAIKAN FASILITAS PADA LAYANAN MOBILE INTERNET

PENGGUNAAN TEORI UTAUT GUNA MEMAHAMI PENERIMAAN DAN PENGIMPLEMENTASIAN IDEA SEBAGAI LEARNING MANAGEMENT SYSTEM TELKOM UNIVERSITY FINAL PROJECT JOURNAL

KAJIAN TEKNOLOGI SISTEM UJIAN ONLINE DENGAN MENGGUNAKAN MODEL UTAUT

ANALISIS PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN KERANGKA TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL 3 PADA APLIKASI DATA POKOK PENDIDIKAN DASAR

ANALISIS USABILITY PADA SISTEM INFORMASI BERBASIS WEB MENGGUNAKAN UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY (UTAUT) DI AKPER AL KAUTSAR

BAB II LANDASAN TEORI. proses bisnis. Teknologi informasi adalah seperangkat alat untuk membantu

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. penggunaan teknologi tersebut. Artinya persepsi negatif berkembang setelah

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini penulis mengambil obyek penelitian di

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Technology Acceptance Model (TAM) diadopsi dari model The Theory of

1. Pendahuluan. Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN EISSN

Evaluasi Penerimaan Masyarakat Terhadap Program Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok

Prosiding SNaPP2014Sains, Teknologi, dankesehatanissn EISSN

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT PEMANFAATAN DAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI PEMBAYARAN ELEKTRONIK BERGERAK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL UTAUT.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MINAT KONSUMEN MENGGUNAKAN APLIKASI GO-JEK ANALYSIS OF FACTORS OF CONSUMER INTENTION USING GO-JEK APPLICATION

BAB III METODE PENELITIAN

PERILAKU KONSUMEN INDIVIDU DALAM MENftADOPSI LAYANAN BERBASIS TEKNOLOftI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, maka semakin besar pula kebutuhan akan informasi. Penggunaan

Analisis Penerimaan dan Penggunaan Aplikasi Work Order Android Menggunakan Metode UTAUT Pada PDAM Kota Malang

ANALISIS PERILAKU PENGGUNA SISTEM UNIKOM KULIAH ONLINE MENGGUNAKAN MODEL UTAUT

Artikel Ilmiah. Peneliti : Widya Suprapto

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI DENGAN MINAT PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode

Hannix Sulistyowati 2 NIM Abstrack

BAB II LANDASAN TEORI. bertujuan untuk mengetahui sejumlah faktor dan penentu dari penggunaan internet

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Alur Penelitian Gambar 3.1. berikut merupakan flow chart dari tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini.

Analisis Pemanfaatan Teknologi Informasi menggunakan Pendekatan Unified Theory of Acceptance and Use Technology

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. asosiatif. Menurut Sugiyono (2010:55) penelitian yang bersifat asosiatif merupakan

I Gusti Nyoman Sedana dan St. Wisnu Wijaya

PROSIDING SEMINAR NASIONAL GEOTIK ISSN:

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Penerapan Metode UTAUT untuk Memahami Penerimaan Aplikasi Kamus Istilah Akuntansi pada Smartphone

EVALUASI PENERIMAAN TEKNOLOGI INFORMASI DI BEBERAPA PERGURUAN TINGGI SWASTA DI KOTA PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. fungsi standar menjadi hadirnya sebuah telepon seluler pintar atau smartphone

JSIKA Vol. 4, No. 2. September 2015 ISSN X

E-Jurnal Manajemen Unud, Vol.5, No.4, 2016: ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

Adopsi Teknologi Informasi Pada Usaha Mikro Kecil Menengah: Studi Pemanfaatan Sosial Media Untuk Menjalankan Bisnis Vionita Mandala 1), Andeka Rocky Tanaamah 2), Johan J.C. Tambotoh 3) Program Studi System Informasi FTI UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga email: 682011012@student.uksw.edu 1), atanaamah@staff.uksw.edu 2), johan.tambotoh@staff.uksw.edu 3) Abstrak Fenomena penggunaan sosial media bagi masyarakat Indonesia menarik untuk dicermati. Terutama pemanfaatan sosial media oleh UMKM dalam menjalankan bisnis. Perlu diketahui secara mendalam faktorfaktor yang menyebabkan mengapa banyak UMKM saat ini mengandalkan sosial media sebagai bagian dari bisnis yang dijalankannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Social Influence dan Facilitating Condition terhadap adopsi teknologi, dalam hal ini sosial media oleh UMKM untuk kegiatan bisnis. Analisis data menggunakan Partial Least Square (PLS) menggunakan aplikasi pendukung SmartPLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Behavioral Intention/Minat pemanfaatan teknologi informasi (BI) dipengaruhi secara langsung oleh Perceived usefulness/persepsi Terhadap Kegunaan (PU). Perceived usefulness/persepsi Terhadap Kegunaan (PU) secara langsung dipengaruhi oleh Compatibility/Kesesuaian (CM). Saat pemilik usaha UMKM menjalankan bisnisnya menggunakan sosial media, maka secara tidak langsung pemilik usaha akan meningkatkan tingkat keinginan atau niat pemakai menggunakan system secara terus menerus jika penggunaan sosial media dalam menjalankan usahanya dirasa berpotensi kedepannya untuk menjadi yang lebih baik saat merasakan kesesuaian dalam menggunakan sosial media. Kata Kunci: Penerimaan Teknologi, Social Influence, Facilitating Conditions, Partial Least Square 1. Pendahuluan Perkembangan teknologi informasi yang semakin maju mendorong individu maupun kelompok untuk menerapkannya dalam setiap aktivitas. Hampir semua bidang menggunakan teknologi informasi. Pengguna teknologi informasi juga tidak mengenenal usia, gender, bahkan tingkat pendidikannya. Penggunaan internet dianggap dapat memenuhi kebutuhan informasi karena cara pemakaian yang mudah, cepat dan relatif murah. Selain itu informasi yang dapat diakses dari berbagai tempat tanpa dibatasi oleh jarak, ruang, dan waktu merupakan salah satu kelebihan yang dimiliki oleh internet. Penggunaan Teknologi Informasi dapat meningkatkan transformasi bisnis melalui kecepatan, ketepatan, dan efisiensi pertukaran informasi dalam jumlah yang besar. Teknologi informasi dengan menggunakan internet ini memunculkan suatu media online yang sering disebut sebagai sosial media, dimana para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual[1] Keunggulan sosial media adalah alat promosi paling murah dan berdampak signifikan terhadap bisnis karena memiliki banyak pengguna serta tidak memerlukan biaya untuk membuat sebuah akun jejaring sosial. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pengguna sosial media di Indonesia Indonesia tahun 2015, 72,7 juta pengguna aktif internet, 72 juta pengguna aktif media sosial, 308,2 juta pengguna handphone.[2] Para pelaku bisnis menggunakan sosial media untuk memperluas jangkauan dari usaha mereka. Selain dapat dijadikan sebagai sarana pemasaran produk, jejaring sosial juga dapat dijadikan sebagai sarana interaksi dengan konsumen. Dengan adanya sosial media, tidak menutup kemungkinan pelaku bisnis menengah ke bawah untuk dapat berpartisipasi dalam bisnis menengah keatas seperti Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) juga tidak luput dari kepopuleran menggunakan media sosial dalam kegiatan bisnisnya. Menurut Undang Undang (UU) No. 20 Tahun 2008 definisi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Kriteria UMKM adalah sebagai berikut : 1. Kekayaan bersih lebih dari Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha 2. Memiliki hasil penjualan 705

tahunan lebih dari Rp.300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah). Menggunakan sosial media memberikan beberapa manfaat untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sesuai dengan keunggulan yang dimiliki sosial media. Untuk memasarkan produk juga dapat lebih meluas dikarenakan jangkauan sosial media sangat besar sehingga tidak menutup kemungkinan pemesanan produk tidak hanya dalam satu wilayah saja namun dapat juga mencakup luar daerah. Berdasarkan fenomena pengguna sosial media di Indonesia dan pelaku UMKM yang menggunakan sosial media sebagai media promosi yang begitu banyak maka dalam penelitian ini dilakukan analisis mengenai adopsi penerimaan teknologi pada UMKM terhadap sosial media sebagai media dalam kegiatan bisnisnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Social Influence dan Facilitating Condition terhadap adopsi teknologi. 1.1 Tinjauan Pustaka Penelitian pertama yang berjudul "The Effect of Performance Expectancy, Effort Expectancy, Social Influence and Facilitating Conditions on Acceptance of E-Banking Services in Iran: the Moderating Role of Age and Gender". Permasalahan yang ada adalah semakin hari orang membutuhkan layanan perbankan. Orang mengharapkan layanan lebih dan lebih cepat dengan kualitas yang lebih tinggi, sehingga menarik pelanggan baru dan mempertahankan yang ada saat ini. Hasil dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan efek positif dan signifikan dari facilitating conditions menggunakan layanan e-banking, dianjurkan untuk memiliki infrastruktur yang baik seperti komputer dan layanan internet yang cepat.[3] Penelitian kedua yang berjudul "Interaktivitas sebagai Strategi Mediated Communication pada Fans Pages Starbucks Coffee Indonesia". Permasalahan yang ada adalah pemilik usaha beramai-ramai meninggalkan media periklanan tradisional dan beralih ke internet karena lebih menguntungkan, mudah dan murah untuk berinteraksi dengan konsumen. Namun, konsep interaktivitas belum dapat diwujudkan dengan semestinya. Banyak pemilik usaha belum mengetahui dengan benar bagaimana mengelola interaktivitas dengan konsumen. Hasil dari penelitian ini adalah Starbuck cenderung menggunakan media komunikasi internet hanya sebatas mempercantik kegiatan promosi mereka. Padahal, internet menyimpan begitu banyak interaksi yang dapat dimaksimalkan[4]. Persamaan dari penelitian pertama yang berjudul "The Effect of Performance Expectancy, Effort Expectancy, Social Influence and Facilitating Conditions on Acceptance of E- Banking Services in Iran: the Moderating Role of Age and Gender ", dengan penelitian kedua yang berjudul "Interaktivitas sebagai Strategi Mediated Communication pada Fans Pages Starbucks Coffee Indonesia" adalah menganalisa faktor apa saja yang tepat sehingga sebuah aplikasi dapat digunakan dengan baik. Maka dari itu penulis mencoba untuk melihat tingkat penerimaan teknologi oleh UMKM di Indonesia dalam hal ini adalah sosial media (Facebook, Twitter, Instagram, dll) menggunakan variabel yaitu social influence dan facilitating condition serta faktor moderasi yaitu age dan experience sebagai metode untuk mengukur tingkat penerimaan sosial media tersebut. 1.2Evaluasi Pemanfaatan Teknologi Informasi Menurut Mehrens dan Lelman (1978), evaluasi adalah suatu proses dalam merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif alternatif keputusan. [5] Pemanfaatan teknologi informasi merupakan manfaat yang diharapkan oleh pengguna system informasi dalam melaksanakan tugasnya atau perilaku dalam menggunakan teknologi pada saat melakukan pekerjaan. Pengukurannya berdasarkan intensitas pemanfaatan, frekuensi pemanfaatan, dan jumlah aplikasi atau perangkat lunak yang digunakan. Pemanfaatan teknologi informasi yang tepat dan didukung oleh keahlian personil yang mengoperasikannya dapat meningkatkan kinerja perusahaan maupun kinerja individu yang bersangkutan. [6] 1.3 Adopsi Teknologi Berbagai teori perilaku (behavioral theory) banyak digunakan untuk mengkaji proses adopsi teknologi informasi oleh pengguna (end users), diantaranya adalah Theory of Reason Action, Theory of Planned Behaviour, Task- Technology Fit Theory, dan Technology Acceptance Model. Technology Acceptance Model (TAM) merupakan model penelitian yang paling luas digunakan untuk meneliti adopsi teknologi informasi. Lee, Kozar, dan Larsen (2003) menjelaskan bahwa dalam kurun waktu 18 tahun terakhir TAM merupakan model yang popular dan banyak digunakan dalam berbagai penelitian mengenai proses adopsi teknologi informasi. Model atau teori yang paling mutakhir adalah Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT), yang dikemukakan pertama kali oleh Venkantesh (2003).[7] 706

1.4Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model (TAM), diperkenalkan pertama kali oleh Davis pada tahun 1989. TAM dibuat khusus untuk pemodelan adopsi pengguna system informasi. Menurut Davis (1989), tujuan utama TAM adalah untuk mendirikan dasar penelusuran pengaruh faktor eksternal terhadap kepercayaan, sikap (personalisasi), dan tujuan pengguna komputer. TAM menganggap bahwa dua keyakinan variabel perilaku utama dalam mengadopsi sistem informasi, yaitu persepsi pengguna terhadap manfaat (perceived usefulness) dan persepsi pengguna terhadap penggunaan (perceived ease of use). Perceived usefulness diartikan sebagai tingkat di mana seseorang percaya bahwa menggunakan system tertentu dapat meningkatkan kinerjanya, dan perceived ease of use diartikan sebagai tingkat dimana seseorang percaya bahwa menggunakan system tidak diperlukan usaha apapun (free of effort). Perceived ease of use juga berpengaruh pada perceived usefulness yang dapat diartikan bahwa jika seseorang merasa system tersebut mudah digunakan maka system tersebut berguna bagi mereka.[8] Gambar 1 Technology Acceptance Model (Davis et al, 1989) 1.5Unified Theory of Acceptance and Use Technology (UTAUT) Berbagai kerangka atau model penerimaan teknologi informasi dikembangkan untuk mendukung proses adopsi teknologi informasi, salah satunya Unified Theory of Acceptance and Use Technology (UTAUT). UTAUT merupakan teori yang dikembangkan oleh Venkatesh, et al (2003). UTAUT adalah salah satu teori untuk penerimaan teknologi yang menggabungkan delapan teori didalamnya, yaitu theory of reasoned action (TRA), technology acceptance model (TAM), motivational model (MM), theory of planned behavior (TPB), combined TAM and TPB, model of PC utilization (MPTU), innovation diffusion theory (IDT), dan sosial cognitive theory (SCT). Pada teori UTAUT terdapat empat variabel yang memiliki pengaruh secara langsung terhadap penerimaan pemakai dan perilaku pemakaian, yaitu : Performance Expectancy, Effort Expectancy, Sosial Influence dan Facilitating Conditions. Keempat variabel tersebut dimoderasi oleh variabel lain yaitu : Age, Gender,Experience dan Voluntariness of Use.[9] Gambar 2 Model UTAUT (Venkatesh et al., (2003) 1.6 Variabel yang Digunakan Menurut Venkatesh, et al. (2003) [9] Faktor sosial (Social influence) adalah sejauh mana individu meyakinkan dirinya untuk menggunakan system baru. Dalam konsep ini terdapat gabungan variabel-variabel yang diperoleh dari model penelitian sebelumnya tentang model penerimaan dan penggunaan teknologi. Adapun variabel tersebut adalah: 1. Subjective norm, didefinisikan sebagai persepsi seseorang bahwa kebanyakan orang-orang yang penting baginya berpikir bahwa dia tidak harus melakukan perilaku seperti pada pertanyaan. 2. Social factors, didefinisikan sebagai internalisasi individu dari referensi subjektif kelompok budaya dan perjanjian antar pribadi bahwa individu yang dibuat dengan orang lain dalam situasi kondisi sosial tertentu. 3. Image, didefinisikan sebagai sejauh mana penggunaan suatu inovasi dianggap untuk meningkatkan citra atau status seseorang dalam system sosial seseorang. Kondisi yang memfasilitasi (Facilitating conditions) yaitu mengacu pada persepsi konsumen terhadap sumber daya dan dukungan yang tersedia untuk menggunakannya. Dalam konsep ini terdapat gabungan variabel-variabel yang diperoleh dari model penelitian sebelumnya tentang model penerimaan dan penggunaan teknologi. Adapun variabel tersebut adalah: 1. Perceived behavioral, didefinisikan sebagai persepsi kendala internal dan eksternal pada perilaku dan meliputi self efficacy (kemampuan untuk mempengaruhi orang lain), kondisi memfasilitasi sumber daya, dan kondisi teknologi yang memfasilitasi. 2. Facilitating conditions, didefinisikan sebagai faktor objective di lingkungan dimana peneliti setuju bahwa 707

membuat suatu tindakan mudah dilakukan, termasuk penyediaan dukungan komputer. 3. Compatibility, didefinisikan sebagai sejauh mana suatu inovasi dianggap konsisten dengan nilainilai yang ada, seperti kebutuhan, dan pengalaman pengadopsi potensial. Persepsi Terhadap Kegunaan (perceived usefulness), didefinisikan sebagai seberapa jauh seseorang percaya bahwa menggunakan suatu system tertentu akan meningkatkan kinerjanya. Perceived ease of use, didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan system akan bebas dari usaha. Minat pemanfaatan teknologi informasi (behavioral intention) didefinisikan sebagai tingkat keinginan atau niat pemakai menggunakan system secara terus menerus dengan asumsi bahwa mereka mempunyai akses terhadap informasi. Perilaku penggunaan teknologi informasi (use behavior) didefinisikan sebagai intensitas dan atau frekuensi pemakai dalam menggunakan teknologi informasi. 2. Metode Metode penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian Kuantitatif adalah penelitian dengan maksud memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan [11]. 2.1 Metode Pengumpulan Data Teknik sampling yang digunakan adalah nonprobability sampling. Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Salah satu nonprobability sampling yang digunakan adalah snowball. Snowball adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar [11]. Data yang digunakan adalah data primer. Data primer dalam proses penelitian didefinisikan sebagai sekumpulan informasi yang diperoleh peneliti langsung dari lokasi penelitian melalui sumber pertama (responden atau informan, melalui wawancara) atau melalui pengamatan yang dilakukan sendiri oleh peneliti[12]. Data yang didapat oleh penulis diambil dari kuesioner yang langsung disebarkan kepada responden yang bersangkutan. 2.2 Metode Analisis Data Penyusunan pertanyaan kuesioner berdasarkan pada variabel sebagai berikut: Sosial Influence, Facilitating Conditions, Perceived usefulness, Perceived ease of use, Behavioral Intention dan Use Behavior. Indikator yang digunakan yaitu Subjective norm, Social factors,image, Perceived behavioral control, Facilitating conditions, Compatibility. Faktor moderasi yang digunakan yaitu Age dan Experience. Instrumen yang digunakan adalah skala likert. Skala likert adalah salah satu bentuk instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur pendapat, persepsi, atau sikap seseorang mengenai suatu objek [12]. Terdapat 5 pilihan skala pada kuesioner yaitu Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Ragu- Ragu (RR), Setuju (S) dan Sangat Setuju (STS). Skor diberikan pada masing-masing skala yaitu STS (1), TS (2), RR (3), S (4), SS (5). Tools yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Software SmartPLS. SmartPLS (Partial Least Square) dikembangkan pertama kali oleh Wold sebagai metode umum untuk mengestimasi path model yang menggunakan konstruk laten dengan multiple indikator. [13]. Gambar 3 Model Penelitian Berdasarkan Gambar 3, maka hipotesis yang dibangun meliputi: H 1 : BI (Behavioral Intention) mempengaruhi USE (Use Behavior). H 2 : PU (Perceived Usefulness) mempengaruhi BI (Behavioral Intention). H 3 : PEOU (Perceived Ease of Use) mempengaruhi BI (Behavioral Intention). H 4 : PEOU (Perceived Ease of Use) mempengaruhi PU (Perceived Usefulness). H 5 : Pengaruh SI (Social Influence) pada PU (Perceived Usefulness) dimoderasi oleh Age. H 6 : Pengaruh SI (Social Influence) pada PEOU (Perceived Ease of Use) dimoderasi oleh Age. H 7 : Pengaruh FC (Facilitating Conditions) pada PU (Perceived Usefulness) dimoderasi oleh Experience. H 8 : Pengaruh FC (Facilitating Conditions) pada PEOU (Perceived Ease of Use) dimoderasi oleh Experience. 3. Hasil dan Pembahasan Model evaluasi PLS berdasarkan pada pengukuran prediksi yang mempunyai sifat nonparametrik. Model pengukuran atau outer model dengan indicator refleksif dievaluasi dengan convergent dan discriminant validity dari indikatornya dan composite reliability untuk block indicator. [13] 708

Convergent validity dari model pengukuran (outer model) dengan indikator refleksif dinilai berdasarkan korelasi antara skor indikator dengan skor variabel yang dihitung dengan PLS. Menurut Chin (1998) suatu indikator dikatakan mempunyai reliabilitas yang baik jka nilainya lebih besar dari 0,7. Sedangkan loading factor 0,50 sampai 0,60 masih dapat dipertahankan[4]. Hasil loading menunjukan bahwa ada beberapa indikator yang nilai loadingnya kurang dari 0,50 seperti PEOU4, E2, BI1 dan BI2. Indikator tersebut dihapus karena dianggap tidak valid. Untuk menguji discriminant validity adalah dengan membandingkan nilai akar dari Average Variance Extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya. Berikut Tabel 1 adalah hasil dari AVE. Tabel 1. Uji discriminant validity AVE AVE A 1 1 BI 1 1 CM 0,844586 0,9190136 CM * E 0,436645 0,66079119 CM * E 0,430546 0,65616004 E 0,662813 0,81413328 FC 0,586548 0,76586422 FC * E 0,329355 0,57389459 FC * E 0,326305 0,57123113 I 0,837492 0,91514589 I * A 0,873403 0,93456032 I * A 0,873311 0,9345111 PB 0,515646 0,71808495 PB * E 0,325376 0,57041739 PB * E 0,286879 0,53561087 PEOU 0,605896 0,77839322 PU 0,492608 0,70186038 SF 0,435867 0,66020224 SF * A 0,587544 0,76651419 SF * A 0,586708 0,76596867 SN 0,945527 0,97238213 SN * A 0,982059 0,9909889 SN * A 0,982059 0,9909889 UB 1 1 Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai akar AVE lebih tinggi terhadap korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya, sehingga dapat dikatakan memiliki nilai yang cukup. Setelah melakukan uji validitas, maka dilakukan juga uji reliabilitas yang diukur dengan menggunakan uji composite reliability. Suatu variabel dikatakan reliabel apabila nilai dari composite reliability diatas 0,7. Dari uji composite reliability didapat hasil berupa nilai yang dibawah 0,7, yaitu CM*E. Langkah terakhir yang dilakukan adalah uji hipotesis. Uji hipotesis dilakukan untuk menjawab permasalahan penelitian. Pengujian hipotesis yang diajukan, dapat dilihat dari besarnya nilai t-statistik. Batas untuk menolak dan menerima hipotesis yang diajukan dengan tingkat keyakinan sebesar 90% dengan nilai t tabel ±1,960. [14] Nilai t-statistik dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Uji hipotesis Hubungan T Statistics ( O/STERR ) Keterangan A -> PEOU 1,787823 Tolak A -> PU 0,037906 Tolak BI -> UB 1,279258 Tolak CM -> PEOU 0,648945 Tolak CM -> PU 3,525093 Terima CM * E -> PU 0,087661 Tolak CM * E -> PEOU 0,457064 Tolak E -> PEOU 0,87477 Tolak E -> PU 0,576556 Tolak FC -> PEOU 0,733237 Tolak FC -> PU 0,623195 Tolak FC * E -> PU 0,705885 Tolak FC * E -> PEOU 0,907522 Tolak I -> PEOU 1,13856 Tolak I -> PU 1,54484 Tolak I * A -> PU 0,799816 Tolak I * A -> PEOU 0,500176 Tolak PB -> PEOU 1,441037 Tolak PB -> PU 0,833965 Tolak PB * E -> PU 0,862327 Tolak PB * E -> PEOU 0,273728 Tolak PEOU -> BI 1,5043 Tolak PEOU -> PU 1,951731 Tolak PU -> BI 1,975119 Terima SF -> PEOU 0,556657 Tolak SF -> PU 1,71517 Tolak SF * A -> PU 0,922359 Tolak SF * A -> PEOU 0,317472 Tolak SN -> PEOU 1,364643 Tolak SN -> PU 0,165526 Tolak SN * A -> PU 1,592675 Tolak SN * A -> PEOU 0,439397 Tolak 709

Berdasarkan data pada Tabel 2 maka dapat dibuat model baru seperti pada gambar 4: G Gambar 4. Model Akhir Dari Gambar 4 yaitu model akhir menggambarkan faktor-faktor yang melihat tingkat penerimaan teknologi oleh UMKM di Indonesia dalam hal ini adalah sosial media (Facebook, Twitter, Instagram, dll) menggunakan variabel social influence dan facilitating condition serta faktor moderasi yaitu age dan experience sebagai metode untuk mengukur tingkat penerimaan sosial media tersebut yaitu Behavioral Intention (BI) dipengaruhi secara langsung oleh Perceived usefulness (PU). Apabila manfaat yang dirasakan oleh pengguna sosial media dalam kategori UMKM baik, maka tingkat keinginan atau niat pemakai menggunakan system secara terus menerus dengan asumsi bahwa mereka mempunyai akses terhadap informasi. Perceived usefulness/persepsi Terhadap Kegunaan (PU)secara langsung dipengaruhi oleh Compatibility (CM). Kesesuaian atau kecocokan dalam menggunakan sosial media untuk berjualan dirasakan manfaatnya seperti meningkatkan kinerjanya dalam menjalankan bisnis yang dikerjakan oleh pemilik bisnis tersebut, sehingga pemilik menjadi yakin kepada sosial media. 4. Kesimpulan Dari hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa Behavioral Intention/Minat pemanfaatan teknologi informasi (BI) dipengaruhi secara langsung oleh Perceived usefulness/persepsi Terhadap Kegunaan (PU). Perceived usefulness/persepsi Terhadap Kegunaan (PU) secara langsung dipengaruhi oleh Compatibility/Kesesuaian (CM). Saat pemilik usaha UMKM menjalankan bisnisnya menggunakan sosial media, maka secara tidak langsung pemilik usaha akan meningkatkan tingkat keinginan atau niat pemakai menggunakan system secara terus menerus jika penggunaan sosial media dalam menjalankan usahanya dirasa berpotensi kedepannya untuk menjadi yang lebih baik saat merasakan kesesuaian dalam menggunakan sosial media. Penelitian mendatang disarankan untuk menggunakan teknik analisis yang berbeda seperti kualitatif atau mixed method. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak Andeka Rocky Tanaamah, S.E., M.Cs.dan bapak Johan Tambotoh, S.E., MTI. selaku Pembimbing 1 dan Pembimbing 2 atas bimbingannya dalam penelitian ini. Daftar Pustaka [1] Budianto, Alexius Endy. Yunus Amak. 2014. Rancang Bangun Aplikasi E-Commerce Dengan Pemanfaatan Teknologi Mobile Computing Sebagai Akselerator Usaha Mikro Kecil Menengah (Umkm) Di Kabupaten Malang. IOSR Journal of Computer Engineering (IOSR-JCE). e- ISSN: 2278-0661, p- ISSN: 2278-8727Volume 16, Issue 1, Ver. 5 (Jan. 2014), PP 63-70. [2]Wijaya, Ketut Krisna. 2015. "Berapa jumlah pengguna website, mobile, dan media sosial di Indonesia?". 6 Juni 2015. https://id.techinasia.com/laporanpengguna-website-mobile-media-sosialindonesia/ [3] Ghalandari, Kamal. 2012. The Effect of Performance Expectancy, Effort Expectancy, Social Influence and Facilitating Conditions on Acceptance of E-Banking Services in Iran: the Moderating Role of Age and Gender. ISSN 1990-9233. Middle-East J. Sci. Res., 12 (6). [4]Boer, Kheyene Molekandella. 2013. Interaktivitas sebagai Strategi Mediated Communication pada Fans Pages Starbucks Coffee Indonesia. Jurnal Ilmu Komunikasi. Volume 10,Nomor 2, Desember 2013. Halm 1Yuni13. [5] Yuniarti, Laily. 2010. Kompetensi Guru Dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sd Islam Ngadirejo Tahun 2009-2010. [6]Syahroni, Khorul Habib. 2014. Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi, Kesesuaian Tugas - Teknologi Informasi, Dan Kepercayaan Atas Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Individual (Studi kasus pada bank BPR di Kabupaten Karanganyar). [7] Hermana, Budi. 2007. "Model Adopsi Teknologi Informasi". 8 Oktober 2015. http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/b hermana/2007/06/07/model-adopsiteknologi-informasi/comment-page-2/. 710

[8] Wijayanti, Ratih. 2009. Analisis Technology Acceptance Model (TAM) Terhadap Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Nasabah Terhadap Layanan Internet Banking (Studi Empiris Terhadap Nasabah Bank Di Depok) [9] Hermana, Budi. Farida. Model Riset Adopsi Teknologi Informasi Dan Komunikasi Di Perguruan Tinggi: Meta Analysis. [10]Venkatesh, Viswanath, M. G. Morris, G. B. Davis, and F. D. Davis, 2003, User Acceptance of Information Technology: Toward a Unified View, MIS Quarterly, Vol. 27., No. 3, pp. 425-478. [11] Sugiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian. Cetakan Ke-22, Alfabeta, Bandung. [12] Martono Nanang, 2015. Metode Penelitian Sosial. Cetakan ke-1. Rajagrafindo Persada. Jakarta. [13] Imam Ghozali. 2011. Aplikasi Structural Equation Modeling, Metode Alternatif dengan Partial Least Square (PLS), Edisi ketiga, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. [14] Fitriani, Ari. Otok, Bambang Widjanarko. 2013. Pengembangan Indikator dan Penentuan Rumah Tangga Miskin di Propinsi Jawa Timur Menggunakan Spatial Structural Equation Modeling. Jurnal Sains Dan Seni Pomits Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print). 711