BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. lisan merupakan ragam bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Ragam bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. diucapkan dan tersampaikan oleh orang yang mendengarnya. Bahasa juga

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. sendiri-sendiri. Keunikkan bahasa dalam pemakaiannya bebas dan tidak terikat.

ANALISIS PEMAKAIAN DISFEMIA PADA RUBRIK OPINI SURAT KABAR HARIAN JAWA POS EDISI BULAN JUNI 2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. atau kejadian yang sedang terjadi. Penyajian berita dapat dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

I. PENDAHULUAN. keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa oleh berbagai media, baik itu media cetak maupun media non-cetak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan dan menerima informasi atau pesan.

ANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL

BAB 1 PENDAHULUAN. mengonseptualisasikan dan menafsirkan dunia yang melingkupinya. Pada saat kita

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya dipakai dalam berkomunikasi secara lisan akan tetapi juga

UNGKAPAN DISFEMIA PADA RUBRIK GAGASAN SURAT KABAR SUARA MERDEKA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil budaya manusia yang bernilai

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi, baik bertindak sebagai komunikator

BAB I PENDAHULUAN. ini bisa didapat di mana saja. Contoh kecil yang ditemui ialah membaca di media masa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena yang sering terjadi dalam forum dakwah, tablig, taklim,

BAB I PENDAHULUAN. Ciri-ciri surat kabar menurut Effendy (2000: ) yakni publisitas yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat

I. PENDAHULUAN. dalam mencari informasi dan berkomunikasi. Klausa ataupun kalimat dalam

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah lambang bunyi yang arbitrer, digunakan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana dalam Chaer, 2003:

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Bahasa dapat digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan orang

PEMAKAIAN PREFIKS DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH ANEKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB I PENDAHULUAN. Media (pers) disebut sebagai the fourth estate (kekuatan keempat) dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dilahirkan di dalam dunia sosial yang harus bergaul dengan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan isi pikiranya kepada orang lain. Bahasa memiliki komponen penting yaitu

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan sebagainya melalui bahasa, sehingga bahasa merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang yang arbitrer yang digunakan oleh suatu

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM TALK SHOW EMPAT MATA DI TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN. Surat kabar merupakan media massa cetak yang menyampaikan informasinya dengan

BAB I PENDAHULUAN. penting. Peranan tersebut, antara lain: untuk menyampaikan beragam informasi

BAB I PENDAHULUAN. manusia perlu berintraksi dengan sesama manusia. Manusia dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. karya puisi pasti tidak akan terlepas dari peran sebuah bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi merupakan kegiatan sosial. Kegiatan sosial tentu ada norma dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak manusia mulai hidup bermasyarakat, maka sejak saat itu sebuah

SKRIPSI PENYIMPANGAN PRAGMATIK KARTUN OPINI DALAM BUKU DARI PRESIDEN KE PRESIDEN KARUT MARUT EKONOMI HARIAN & MINGGUAN KONTAN (2009)

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dalam bahasa Indonesia kita ini adalah PUEBI (pedoman umum ejaan

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

METODE PENELITIAN. deskriptif dan dengan pendekatan analisis wacana. Dalam melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian penting dalam interaksi sosial manusia adalah komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana.

BAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat berupa pikiran, ide,

I. PENDAHULUAN. orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1985:9) yang. Kegiatan komunikasi yang baik didukung oleh salah satu komponen

ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA RUBRIK INDIKATOR HARIAN REPUBLIKA EDISI DESEMBER 2009

BAB I PENDAHULUAN. Besar Bahasa Indonesia (2005: 88), bahasa ialah sistem lambang bunyi

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. sederhana sehingga mudah dimengerti oleh pembacanya. lima, yaitu: kalimat berita, kalimat perintah, kalimat Tanya, kalimat seruan,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mediator utama dalam mengekspresikan pikiran, mengonseptualisasi, menafsirkan

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. menyeluruh dan dengan cara deksripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun

I. PENDAHULUAN. Manusia sudah menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi sejak berabad-abad

BAB I PENDAHULUAN. Rohmadi (2011:75) bahasa jurnalistik meliliki kaidah-kaidah tersendiri

ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PEMBERITAAN SUPORTER PERSIB DAN PERSIJA DALAM MEDIA PIKIRAN RAKYAT ONLINE DAN RAKYAT MERDEKA ONLINE

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Dalam bertutur atau berkomunikasi sangat erat hubungannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. massa sangat beragam dan memiliki kekhasan yang berbeda-beda. Salah satu. rubrik yang ada di dalam media Jawa Pos adalah Clekit.

BAB I PENDAHULUAN. Komunitas yang terdapat di Indonesia sangat banyak, salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views

BAB I PENDAHULUAN. Media massa bukanlah saluran yang bebas dan netral, demikian pandangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Devy Elfayanti Karmana, 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penting. Peranan tersebut, berfungsi untuk menyampaikan beragam informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. sesamanya, berlandaskan pada budaya yang mereka miliki bersama. Sistem pada

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan informasi. Sebagai media penerbitan berkala, isi surat kabar tidak. melengkapi isi dari surat kabar tersebut.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemilu 2014 merupakan kali ketiga rakyat Indonesia memilih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi

BAB I PENDAHULUAN. segala bentuk gagasan, ide, tujuan, maupun hasil pemikiran seseorang kepada orang

BAB I PENDAHULUAN. peran yang cukup sentral dalam kehidupan sehari-hari, bahkan hampir semua

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu penggunaan bahasa yang menarik perhatian pembaca maupun peneliti adalah penggunaan bahasa dalam surat kabar. Kolom dan rubrik-rubrik dalam surat kabar sering kali menggunakan bahasa yang menggelitik dan bahkan terkadang sangat frontal agar pembacanya menjadi tertarik dan tersugesti dengan pesan atau gagasan yang ingin penulis sampaikan melalui kolom atau rubrik tersebut. Berdasarkan pemikiran sederhana tersebut peneliti berkeinginan untuk menganalisis kebahasaan yang berupa bentuk eufemisme dan desfemisme yang digunakan dalam sebuah kolom khusus pada surat kabar Jawa Pos. Analisis terhadap kebahasaan eufemisme dan desfemisme dipilih karena bahasa yang digunakan dalam kolom Sunday Meme sangat unik dan menggelitik menurut peneliti. Bahasa yang digunakan oleh penulis dalam kolom tersebut juga banyak menggunakan ungkapanungkapan desfemisme dan eufemisme yang menarik jika diteliti. Penggunaan pilihan kata atau bentuk kebahasaan yang lebih diperhalus atau juga difrontalkan oleh penulis justru mampu mendukung gambar yang digunakan dan membuat tulisan dalam meme tersebut semakin mudah dipahami maksudnya oleh pembaca. Kolom yang dipilih peneliti untuk dianalisis adalah kolom Sunday Meme pada surat kabar Jawa Pos. Kolom tersebut dimuat sekali dalam setiap minggunya. Meme merupakan kumpulan gambar-gambar yang menunjukkan atau mencerminkan karakter budaya. Bahan atau topik pembuatan meme dapat bersumber dari acara televisi, film, dan fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat atau juga fenomena yang sedang happening atau ramai diperbincangkan. Tampilan gambar pada meme biasanya ditambahkan dengan tulisan-tulisan atau digabung dengan gambar yang lain, yang dimaksudkan untuk meghibur atau menampilkan gagasan dari si pembuat meme tersebut. Meme-meme dalam kolom Sunday Meme yang dimuat pada surat kabar Jawa Pos dipilih sebagai sumber data dalam penelitian ini karena tulisan dan gambar dalam meme tersebut selain bersifat menghibur, juga dimaksudkan untuk 1

2 mengekspresikan pikiran dan perasaan, serta menyugestikan gagasan yang dimiliki si penulis (pembuat meme) kepada para pembaca. Oleh karena itu, peneliti juga berusaha mengkaitkan latar belakang penulisan meme tersebut sebagai bentuk kritik terhadap fenomena sosial dan politik. Hal tersebut dilakukan karena dalam kolom Sunday Meme, topik-topik yang dibahas selalu berkaitan dengan peristiwa sosial dan politik yang terjadi di Indonesia. Selain itu, kolom Sunday Meme yang dimuat dalam harian Jawa Pos sampai saat ini merupakan satu-satunya kolom dalam surat kabar yang memuat meme dengan tema-tema sosial-politik. Peneliti meyakini bahwa penggunaan bentuk kebahasaan eufemisme dan desfemisme dalam Sunday Meme tersebut bukan secara random atau asal, namun memang telah dipikirkan secara matang oleh penulis agar ideologi penulis atau gagasan yang ingin penulis sampaikan dapat diterima dan dipahami oleh pembacanya. Hal ini mengingat bahwa bahasa pers adalah ragam bahasa yang memiliki sifat khas, yaitu singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, dan menarik. Selain menggunakan bahasa baku dalam menyampaikan informasi, surat kabar juga sering menggunakan istilah khusus atau pilihan kata tertentu untuk menyuguhkan sebuah rubrik yang menarik. Selain membuat sebuah rubrik menarik dengan pemilihan kata yang khusus, biasanya si penulis ingin menyampaikan pesan tertentu melalui tulisannya tersebut. Agar pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca atau masyarakat tersebut dapat tersampaikan dengan baik, maka digunakanlah kata-kata yang menarik. Pers tidak dapat dilepaskan dari masalah sosial dan politik. Pers bersumber pada realita kehidupan sosial yang ada di suatu wilayah atau negara. Pers tidak akan pernah dapat dilepaskan dari masalah politik, sebab kehidupan pers merupakan indikasi dari demokrasi. Suatu negara dikatakan demokratis atau tidak ditentukan oleh kehidupan persnya, bebas atau tidak. Gaya bahasa dan penulisan merupakan salah satu unsur yang menarik dalam bacaan. Pers juga memperhatikan hal tersebut dalam merepresentasikan sikapnya terhadap permasalahan sosial-politik yang tengah terjadi. Kosakata berpengaruh terhadap bagaimana seseorang memahami dan memaknai suatu peristiwa. Oleh karena itu, ketika kita membaca suatu kosakata tertentu akan dihubungkan dengan

3 realitas tertentu. Peristiwa yang sama dapat dibahasakan dengan bahasa yang berbeda. Kata-kata yang berbeda itu tidak dipandang sebagai teknis semata, tetapi sebagai suatu praktik ideologi tertentu. Bahasa yang berbeda akan menghasilkan realitas yang berbeda pula ketika diterima oleh khalayak. Dengan demikian, tidak heran jika rubrik atau artikel sosial maupun politik sering kali dikaitkan dengan gaya kebahasaan eufemisme dan desfemisme. Eufemisme adalah alat kebahasaan untuk mengemas bentuk-bentuk yang ditabukan sehingga para pemakai bahasa memungkinkan membicarakan aspek-aspek atau aktivitas kehidupan yang tidak menyenangkan memiliki bermacam-macam fungsi di dalam hidup manusia (Wijana dan Rohmadi, 2011: 86). Desfemisme adalah kebalikan dari eufemisme tersebut. Beberapa pemaparan di atas melatarbelakangi peneliti untuk meneliti bentuk eufemisme dan desfemisme yang terdapat dalam sebuah kolom khusus pada surat kabar Jawa Pos, yaitu Sunday Meme. Teks yang terdapat dalam kolom Sunday Meme ini menggunakan bahasa yang sangat menarik berupa bentuk eufemisme dan desfemisme untuk menunjukkan pikiran dan sikap penulis (media atau pers) terhadap fenomena sosial dan politik yang terjadi di tengah masyarakat. B. Rumusan Masalah Berkaitan dengan paparan latar belakang di atas, terdapat 4 rumusan masalah yang perlu dibahas sebagai berikut. 1. Bagaimana bentuk kebahasaan eufemisme dan desfemisme pada kolom Sunday Meme surat kabar Jawa Pos edisi Oktober 2015-Mei 2016? 2. Bagaimana referensi eufemisme dan desfemisme yang melatarbelakangi penggunaan bentuk eufemisme pada kolom Sunday Meme surat kabar Jawa Pos edisi Oktober 2015-Mei 2016? 3. Bagaimana fungsi penggunaan bentuk eufemisme dan desfemisme pada kolom Sunday Meme surat kabar Jawa Pos edisi Oktober 2015-Mei 2016? 4. Bagaimana implikasi penggunaan bentuk eufemisme dan desfemisme pada kolom Sunday Meme surat kabar Jawa Pos dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia SMP kelas VIII?

4 C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini meliputi beberapa hal sebagai berikut. 1. Mengidentifikasi bentuk kebahasaan eufemisme dan desfemisme pada kolom Sunday Meme surat kabar Jawa Pos edisi Oktober 2015-Mei 2016. 2. Memaparkan referensi eufemisme dan desfemisme yang melatarbelakangi penggunaan bentuk eufemisme pada kolom Sunday Meme surat kabar Jawa Pos edisi Oktober 2015-Mei 2016. 3. Mendeskripsikan fungsi penggunaan bentuk eufemisme dan desfemisme pada kolom Sunday Meme surat kabar Jawa Pos edisi Oktober 2015-Mei 2016. 4. Memaparkan implikasi penggunaan bentuk eufemisme dan desfemisme pada kolom Sunday Meme surat kabar Jawa Pos dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia SMP kelas VIII. D. Manfaat Penelitian Penelitian tentang penggunaan bentuk kebahasaan eufemisme dan desfemisme ini diharapkan mampu memberikan manfaat teoretis maupun manfaat secara praktis. 1. Manfaat Teoretis Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. a. Memperkaya penelitian di bidang linguistik, khususnya Semantik. b. Memberikan kontribusi dalam khasanah teoretis ilmu kebahasaan, khususnya berkaitan dengan penggunaan bentuk kebahasaan eufemisme dan desfemisme. c. Menambah khasanah ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang analisis makna (Semantik), terutama pada analisis bentuk eufemisme dan desfemisme pada kolom dan atau rubrik khusus dalam surat kabar. d. Memberikan informasi tentang eufemisme dan desfemisme yang digunakan oleh penulis dalam kolom Sunday Meme Jawa Pos. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis sebagai berikut.

5 a. Memberikan pemahaman kepada pembaca pada umumnya dan komunitas linguistik pada khususnya, mengenai bentuk kebahasaan eufemisme dan desfemisme pada kolom Sunday Meme surat kabar Jawa Pos edisi Oktober 2015-Mei 2016. b. Menjadi bahan pertimbangan dalam hal penggunaan bahasa untuk menyampaikan kritik sosial dan politik di media massa, maupun media yang lain. c. Bagi guru, penelitian ini dapat menjadi referensi dalam pemanfaatan meme yang terdapat pada media massa maupun media sosial dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.