V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang terletak di Pulau Jawa. Bagian utara

BAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI. Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sulawesi barat. Kabupaten Mamuju memiliki luas Ha Secara administrasi,

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Jumlah penduduk dan keadaan ekonomi Kabupaten Way Kanan

5. GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. Gambaran Umum Provinsi Jawa Barat

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pada penelitian yang berjudul Pasar Tradisional Mandiraja, Banjarnegara

KEADAAN UMUM KABUPATEN KULONPROGO. Kabupaten Kulonprogo merupakan salah satu dari lima kabupaten / kota di

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III KONDISI UMUM Geografis. Kondisi Umum 14. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM. permukaan laut, dan batas-batas wilayah sebagai berikut : a) Batas Utara : Kabupaten Banyuasin

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kecamatan Kretek

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN yaitu terdiri dari 16 kelurahan dengan luas wilayah 3.174,00 Ha. Saat ini

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Metro merupakan ibukota Kecamatan Metro Pusat. Kota Metro

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13

PROFIL KABUPATEN / KOTA

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU

BAB IV KONDISI UMUM. A. Letak Geografis, Iklim

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Trimurti merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kranggan, Desa Banaran, Desa Nomporejo, Desa Karangsewu, Desa Pandowan

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

VI KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Induk, yaitu Kecamatan Kedaton, berdasarkan Peraturan Daerah

Transkripsi:

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.. Wilayah dan Topografi Secara geografis Kota Pagar Alam berada pada 4 0 Lintang Selatan (LS) dan 03.5 0 Bujur Timur (BT). Kota Pagar Alam terletak di Provinsi Sumatera Selatan, yaitu sekitar 298 kilometer dari Kota Palembang (Ibu Kota Provinsi). Batas wilayah Kota Pagar Alam meliputi sebelah selatan yang berbatasan dengan Provinsi Bengkulu dan sebelah utara, timur dan barat berbatasan dengan Kabupaten Lahat. Kota Pagar Alam memiliki luas lebih kurang 633,66 Km 2 dengan jumlah penduduk pada tahun 200 yaitu 26.8 jiwa dan kepadatan penduduk sebesar 99,3 jiwa/ Km 2. Kondisi tersebut dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Pagar Alam pada Tahun 200 Luas Wilayah Jumlah Penduduk Kepadatan No. Kecamatan Penduduk Km 2 % Jiwa % (Jiwa/Km 2 ). Dempo 27,95 34,39.6 9,20 53,27 Selatan 2. Dempo 73,09 27,32 2.663 0,03 73,6 Tengah 3. Dempo Utara 23,98 9,57 9.934 5,80 60,78 4. Pagar Alam 63,7 9,97 44.755 35,47 708,49 Selatan 5. Pagar Alam 55,47 8,75 37.28 29,50 670,96 Utara 633,66 00,00 26,8 00,00 99,3 Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pagar Alam (20) Wilayah Kota Pagar Alam terbagi menjadi lima kecamatan yaitu Kecamatan Dempo Selatan, Dempo Tengah, Dempo Utara, Pagar Alam Selatan dan Pagar Alam Utara. Kecamatan dengan luas wilayah terbesar yaitu Kecamatan Dempo Selatan (239,08 Km 2 ) sedangkan Kecamatan dengan luas terkecil yaitu Kecamatan Pagar Alam Utara (55,47 Km 2 ). Selain itu, jumlah penduduk terbanyak di Kota Pagar Alam berada di Kecamatan Pagar Alam Selatan yaitu 44.755 jiwa dan kepadatan penduduk 708,49 jiwa/km 2 sedangkan Kecamatan Dempo Selatan merupakan Kecamatan dengan jumlah penduduk yang terendah yaitu.6 jiwa dengan kepadatan penduduk 53,27 jiwa/km 2. Penduduk Kota Pagar Alam pada tahun 200 berdasarkan hasil survei angkatan kerja nasional sebagian besar bekerja di sektor pertanian, perkebunan, 32

kehutanan dan perikanan yaitu sebanyak 58,64 persen dari total penduduk usia lima belas tahun ke atas yang bekerja (63.905 jiwa). Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian turut memiliki kontribusi terhadap perekonomian Kota Pagar Alam. Kontribusi tersebut dapat juga dilihat dari persentase Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha pada Tahun 200 pada Gambar 4. Gambar 4. Persentase PDRB Kota Pagar AlamTahun 200 Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pagar Alam, 200 Sektor pertanian menempati urutan pertama dalam memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto Regional pada tahun 200 sebesar 36 persen. Selain itu, sektor perdagangan, hotel, dan restoran juga memberikan konstribusi yang cukup besar yaitu 2 persen. Urutan terakhir ditempati oleh sektor industri pengolahan sebesar persen. Kecamatan Dempo Utara merupakan salah satu kecamatan di Kota Pagar Alam yang dijadikan sebagai sentra pengembangan pertanian berupa sayuran. Pada tahun 2009 jumlah produksi sayuran di Kecamatan Dempo Utara yaitu 377 ton dan merupakan produksi terbesar jika dibandingkan dengan produksi padi yaitu 58 ton. Kecamatan Dempo Utara terletak sekitar 4 kilometer dari pusat 33

Kota Pagar Alam. Sebelah Utara Kecamatan Dempo Utara berbatasan dengan Kecamatan Pagar Alam Selatan, sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Dempo Selatan dan Kabupaten Lahat, sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Sakti Kabupaten Lahat dan sebelah Timur berbatasan dengan Dempo Selatan dan Dempo Tengah. Kecamatan Dempo Utara terdiri dari tujuh kelurahan, yaitu Agung Lawangan, Bumi Agung, Pagar Wangi, Jangkar Mas, Burung Dinang, Muara Siban, dan Rebah Tinggi. Kelurahan Agung Lawangan merupakan salah satu kelurahan dengan jumlah penduduk terbanyak di Kecamatan Dempo Utara. Kelurahan Agung Lawangan terdiri dari lima desa yaitu desa Kerinjing, Gunung Agung Lama, Gunung Agung Tengah, Gunung Agung Paoh, dan Suka Mulya. Terdapat lima kepala RW (Rukun Warga) dan 6 kepala RT (Rukun Tetangga) di Kelurahan tersebut. Pada tahun 200 jumlah penduduk di Kelurahan Agung Lawangan berjumlah 4.873 jiwa atau sekitar 23,8 persen dari total penduduk keseluruhan (20.460 jiwa) (Tabel 7). Jumlah penduduk tersebut merupakan jumlah tebanyak jika dibandingkan dengan beberapa Kelurahan lainnya. Tabel 7. Jumlah Penduduk dirinci Berdasarkan Kelurahan di Kecamatan Dempo Utara, Kota Pagar Alam, Tahun 200 No. Kelurahan Jumlah Penduduk (Jiwa). Agung Lawangan 4.873 2. Bumi agung 2.972 3. Pagar Wangi 3.094 4. Jangkar Mas 2.29 5. Burung Dinang 2.02 6. Muara Siban 3.057 7. Rebah Tinggi 2.233 Sumber: Profil Kecamatan Dempo Utara, Kantor Kecamatan Dempo Utara (20) Sebagian besar penduduk di Kelurahan Agung Lawangan bekerja si sektor pertanian, yaitu sebanyak.850 jiwa pada tahun 200 (Tabel 8). Usaha pertanian yang menjadi lapangan pekerjaan dominan bagi petani di wilayah tersebut yaitu di bidang budidaya sayuran terutama kubis. Banyaknya petani yang melakukan budidaya sayuran khususnya kubis di wilayah tersebut didukung oleh kondisi geografis wilayah tersebut yang cocok untuk budidaya kubis. 34

Tabel 8. Jumlah Penduduk Kelurahan Agung Lawangan Berdasarkan Mata Pencarian Pokok Pada Tahun 200 No. Mata Pencarian Pokok Jumlah (jiwa). Belum Bekerja 76 2. PNS 35 3. TNI/POLRI 4. Wiraswasta 5. Pelajar/Mahasiswa 2.35 6. Tenaga Muda 20 7. Petani.850 8. Pensiunan 2 9. Buruh 22 0. Swasta/Dagang 58. Dosen 4 Sumber: Profil Kelurahan Agung Lawangan, Kantor Kelurahan Agung Lawangan (20) 5.2. Karakteristik Petani Responden Jumlah petani yang dijadikan sebagai responden dalam penelitian yaitu 30 orang petani. Sebagian besar sebanyak 28 orang petani responden berjenis kelamin laki-laki dan dua orang petani berjenis kelamin perempuan. Petani tersebut merupakan penduduk yang tinggal di Kelurahan Agung Lawangan, Kecamatan Dempo Utara, Kota Pagar Alam. Responden petani dikategorikan berdasarkan beberapa karakteristik meliputi kelompok umur, tingkat pendidikan, luas lahan yang diusahakan dan status kepemilikan lahan, serta pengalaman dalam melakukan budidaya kubis. Hal tersebut dapat dilihat pada hasil analisis frequencies yaitu pada Tabel 9 dan Gambar 5. Petani responden berusia antara 22-52 tahun. Petani yang berumur antara 35-44 tahun merupakan jumlah terbanyak yaitu 4 orang (46,7 persen). Sedangkan petani yang berumur 5-24 yaitu tiga orang (0,0 persen) merupakan jumlah yang paling sedikit. Sebagian besar petani responden (50,0 persen) memiliki tingkat pendidikan hingga Sekolah Dasar (SD) dan petani yang tidak bersekolah sebanyak 6,7 persen. Luas lahan yang diusahakan petani responden berbeda-beda antara 0,5 hektar hingga tiga hektar. Petani paling banyak melakukan kegiatan budidaya sayuran termasuk kubis pada lahan yang memiliki luas 0,6- hektar (sekitar 56,7 persen petani). Status kepemilikan lahan petani sebagian besar merupakan lahan milik sendiri yaitu sebanyak 9 responden petani (63,3 persen). Pengalaman petani responden dalam melakukan budidaya kubis sangat bervariasi antara -3 35

tahun. Petani yang memiliki pengalaman antara 6-0 tahun merupakan jumlah terbanyak yaitu 46,7 persen. Tabel 9. Analisis Frequencies Jumlah Petani Berdasarkan Karakteristik Umur Tingkat Pendidikan Statistics Luas Lahan Kepemilikan Lahan Pengalaman N Valid 30 30 30 30 30 Missing 0 0 0 0 0 Frequency Table Umur (Tahun) Valid 5-24 25-34 35-44 Lebih dari atau sama dengan 45 Tingkat Pendidikan Valid Tidak Sekolah Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Luas Lahan yang Dimiliki (Ha) Valid Kurang dari atau sama dengan 0,5 0,6-,0,-,5 >2 Kepemilikan Lahan Valid Milik Sendiri Sewa Garapan Tingkat Pengalaman (Tahun) Valid Kurang dari atau sama dengan 5 6-0 >0 Frequency 3 7 4 6 30 2 5 4 9 30 9 7 3 30 9 2 9 30 4 5 30 23.3 46.7 20.0 6.7 50.0 3.3 56.7 3.3 63.3 6.7 36.7 46.7 6.7 Valid 23.3 46.7 20.0 6.7 50.0 3.3 56.7 3.3 63.3 6.7 36.7 46.7 6.7 Cumulative 33.3 80.0 6.7 56.7 70.0 86.7 96.7 63.3 70.0 36.7 83.3 36

Gambar 5. Pie Chart Jumlah Petani Berdasarkan Karakteristik 5.3. Karakteristik Pedagang Responden Pedagang yang dijadikan responden yaitu sebanyak 0 orang, terdiri dari empat orang pedagang pengumpul tingkat desa, dua orang pengumpul luar kota (non-lokal), dua orang pedagang pengumpul pasar lokal, dan dua orang pedagang pengecer (lokal). Semua pedagang responden berjenis kelamin perempuan. Pedagang responden dikategorikan berdasarkan beberapa karakteristik meliputi 37

kelompok umur, tingkat pendidikan dan tingkat pengalaman. Karakteristik tersebut dapat dilihat pada hasil analisis frequencies yaitu pada Tabel 0 dan Gambar 6. Tabel 0. Analisis Frequencies Jumlah Pedagang Berdasarkan Karakteristik Statistics Umur Tingkat Pendidikan Tingkat Pengalaman N Valid 0 0 0 Missing 0 0 0 Frequency Table Umur (Tahun) Valid 25-29 30-34 35-39 40-44 Lebih dari atau sama dengan 45 Tingkat Pendidikan Valid Tidak Sekolah Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Sarjana Tingkat Pengalaman (Tahun) Valid Kurang dari atau sama dengan 5 >5 Frequency 3 4 0 3 2 3 0 4 6 0 20.0 60.0 Valid 20.0 60.0 Cumulative 50.0 60.0 60.0 90.0 38

Gambar 6. Pie Chart Jumlah Pedagang Berdasarkan Karakteristik Pedagang yang menjadi responden berumur antara 29 tahun hingga 62 tahun. Responden pedagang paling banyak berumur lebih dari 45 tahun yaitu empat orang terdiri dari dua orang pedagang pengumpul luar kota (non-lokal), satu orang pedagang pengumpul tingkat desa dan satu orang pedagang pengumpul pasar lokal. Pedagang pengumpul tingkat desa paling banyak berumur antara 30-34 tahun. Tingkat pendidikan terendah pedagang yang menjadi responden yaitu tidak tamat Sekolah Dasar (SD) dan tertinggi yaitu sarjana. Jumlah pedagang yang 39

tidak tamat Sekolah Dasar (SD) yaitu satu orang dan merupakan pedagang pengumpul tingkat desa. Pedagang yang merupakan sarjana hanya satu orang, yaitu pedagang pengumpul luar kota (non-lokal). Tingkat pengalaman pedagang yaitu antara -3 tahun. Pedagang responden yang memiliki pengalaman kurang dari atau sama dengan lima tahun yaitu sebanyak empat orang. Sedangkan pedagang yang memiliki pengalaman di atas lima tahun terdiri dari enam orang pedagang. 5.4. Gambaran Umum Budidaya Kubis di Kelurahan Agung Lawangan Berdasarkan hasil wawancara dengan petani responden, budidaya kubis yang umumnya dilakukan oleh petani di Kelurahan Agung Lawangan terdiri dari beberapa tahapan. Tahapan tersebut yaitu; () persemaian, (2) pengolahan tanah dan pembuatan bedengan serta lubang tanam, (3) penanaman, dan pemeliharaan, (4) panen. Varietas kubis yang banyak ditanam petani yaitu Grand-. ). Persemaian Benih kubis disemaikan terlebih dahulu secara merata pada luasan lahan tertentu sebelum ditanam pada lahan tetap. Pada umur lebih kurang tiga hingga empat minggu benih yang ditanam tersebut tumbuh menjadi bibit kubis yang siap dipindahkan ke lahan tetap. Penyemaian dilakukan untuk mempermudah penyiraman. Selain itu jika benih disemaikan terlebih dahulu, pengawasan terhadap pertumbuhannya lebih mudah dilakukan. Rata-rata benih yang yang digunakan petani responden untuk budidaya kubis yaitu sekitar 0 kantong benih dengan berat 5 gram per kantong. Benih tersebut dibeli petani dengan harga yang variatif mulai dari Rp 00,00 hingga Rp 48.000,00. 2). Pengolahan tanah dan pembuatan bedengan serta lubang tanam Cara pengolahan tanah yang dilakukan oleh petani yaitu melalui pencangkulan. Tanah dicangkul kemudian dibiarkan selama tiga sampai empat hari untuk mendapatkan sinar matahari. Selanjutnya dibuat bedengan dengan ukuran yang disesuaikan dengan keadaan tanah. Setelah dibuat bedengan kemudian diberi pupuk kandang yang terbuat dari kotoran ayam dan selanjutnya dibuat lubang tanam untuk penanaman bibit kubis. Pupuk kandang yang digunakan yaitu rata-rata 0 karung pupuk dengan berat sekitar 35 kilogram per 40

karung. Pupuk tersebut dibeli petani dengan harga berkisar antara Rp 2.000,00 hingga Rp 6.000,00 per karung. 3). Penanaman dan pemeliharaan Bibit yang berasal dari persemaian kemudian ditanam pada lubang tanam. Setelah bibit tersebut berumur satu bulan maka dilakukan pemupukan menggunakan pupuk urea yang dilakukan bersamaan dengan kegiatan penyiangan. Pupuk urea yang digunakan untuk satu hektar lahan yang ditanami kubis yaitu dua karung (00 kilogram) dengan harga beli sekitar Rp 95.000,00 hingga Rp 00,00 per karung. Selain itu, petani juga menggunakan pupuk phonska dan pupuk TSP. Pupuk phonska yang digunakan rata-rata petani yaitu satu karung (50 kilogram) dengan harga beli Rp 35.000,00 per karung. Pupuk TSP yang digunakan sekitar dua karung (00 kilogram) dengan harga beli Rp 35.000,00 per karung. Pada masa pemeliharaan petani juga menggunakan pestisida dan fungisida sesuai kebutuhan. 4). Panen Tanaman kubis dapat dipanen setelah berumur sekitar 20 hari. Bobot kubis yang dipanen rata-rata berkisar antara -2,5 kg. Kubis yang telah dipanen dimasukkan ke dalam karung dan langsung dijual kepada pedagang. Panen dapat dilakukan sendiri oleh petani dan dapat pula dilakukan oleh pedagang pengumpul tingkat desa. Kubis yang ditanam petani di Kelurahan Agung Lawangan ada yang dilakukan secara monokultur,polikultur, dan tumpang sari. Tumpang sari yang dilakukan biasanya antara kubis dengan tomat, atau kubis dengan cabai, dan jenis sayuran lainnya. Petani kubis di Kelurahan Agung Lawangan sebagian besar melibatkan anggota keluarganya dalam melakukan budidaya kubis. Anggota keluarga yang terlibat dalam budidaya tersebut antara dua hingga empat orang. 4