Putri Wahyu Kinanti 7, Joko Waluyo 8, Slamet Hariyadi 9

dokumen-dokumen yang mirip
Devi Yuniar 16, Hobri 17, Titik Sugiarti 18

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

Dwi Cahyani 52, Joko Waluyo 53, Jekti Prihatin 54

Devi Novitasari 8, Dwi Wahyuni 9, Jekti Prihatin 10

SKRIPSI. Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan dan mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S1) pada Program Studi Pendidikan Biologi

Dera Dwi Herawati 22, Dwi Wahyuni 23, Jekti Prihatin 24

Oleh :Agusminarti D 1), Elfis 1} 1} Dosen FKIP Universitas Islam Riau

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, AND SATISFACTION)

Lukluk Ibana 1, Pujiastuti 2, Iis Nur Asyiah 3 PENDAHULUAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

Meina Noriyana Guru SMPN 3 Paringin, Kabupaten Tabalong

PENINGKATAN ACADEMIC SKILL

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

Charlina Ribut Dwi Anggraini

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI THINK PAIR SHARE (TPS) DI SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISTEM PENCERNAAN MANUSIA ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. proses pendidikan pada umumnya yang bertujuan membawa anak didik atau

Wardah Rahmawati 28, Jekti Prihatin 29, Pujiastuti 30

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR SHARE)

Abstrak. Kata Kunci : Metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS), aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa.

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Mubashiroh et al., Penerapan...

Rosdiani SMA Negeri I Sigli Jl. Banda Aceh-Medan, Tijue Kabupaten Pidie Abstrak

ABSTRAK. Kata kunci: Kooperatif, Team Games Tournament, Prestasi Belajar.

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

RIDA BAKTI PRATIWI K

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta. *Keperluan Korespondensi, telp: ,

Lazim. N, Zulkifli & Rima Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau, Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. cerdas, damai, terbuka dan demokratis. Pendidikan sudah merupakan kebutuhan

*Keperluan korespondensi, telp: ,

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE TGT

Surakarta, Indonesia ABSTRAK

Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Kimia PMIPA FKIP Universitas Sebelas Maret, Surakarta

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STAD

MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT)

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS JOYFULL LEARNING

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 2, Juli 2015

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI UPW SMK NEGERI 1 JEMBER MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CROSSWORD SISWA KELAS V SD 20 KURAO PAGANG PADANG

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran.

PENERAPAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IV SDN BLABAK 1 KANDAT KEDIRI

Kata Kunci: model pembelajaran ARIAS, aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENTS SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 DUKUN, MAGELANG

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERBANDINGAN SKALA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS- ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD)

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT PADA SISWA KELAS V SDN 07 SUMBERPUCUNG MALANG

PENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER DAYA ALAM (SDA) DALAM IPA DENGAN MENERAPKAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

Rahayu Siti Fatonah, Purwati Kuswarini Suprapto, Romy Faisal Mustofa

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V-A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 09 KAYU ARO KOTA PADANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI. Agustina Dwi Respati Wahyu Adi Muhtar

Jurnal Pena Sains Vol. 3, No. 2, Oktober 2016 p-issn: e-issn:

Pendahuluan. Keywords: Scramble, time token, motivation learning, learning outcomes.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI ROTATING TRIO EXCHANGE

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN

PENERAPAN TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh MEYLISA EFRILIYANTI SARENGAT SITI RACHMAH SOFIANI

Teams Game Tournament (TGT), Crossword Puzzles, Cognitive Learning Outcomes Students.

Implementasi Model Pembelajaran... (Iqbal Wahyu Perdana) 1

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

Putri Darma 25, Joko Waluyo 26, Pujiastuti 27

Risaftia Andini 1, Johni Azmi 2, Jimmi Copriady 2 No.

PENERAPAN GABUNGAN MODEL STAD DENGAN NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SDN ANJIR PASAR KOTA 2

*Keperluan korespondensi, HP ,

ARTIKEL SKRIPSI OLEH NAHWAN SHOLIHAN ZIKKRI E1R PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

PENERAPAN MODEL TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN TAMAN 3 MADIUN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TGT MENGGUNAKAN MEDIA PUZZLE TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATERI SISTEM EKSKRESI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

Pendahuluan. Eldayanti et al., Penerapan...

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 1 KOKOP

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

Muhammad Mifta Fausan, Penerapan Strategi Numbered 154

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT

Penggunan Model Pembelajaran Team Games Tournament Dan Picture And Picture

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

Oleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM

BAB III METODE PENELITIAN. berada di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS V SDN JEJANGKIT MUARA 2

Tjiptaning Suprihati, Mirisa Izzatun Haniyah. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER)

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN PERMAINAN TEKA TEKI SILANG (TTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI (POKOK BAHASAN EKOSISTEM DI SMP NEGERI 14 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2012/2013) Putri Wahyu Kinanti 7, Joko Waluyo 8, Slamet Hariyadi 9 Abstract. Education is a process of interaction that encourages learning. An appropriate media method is needed to achieve the objectives based of the material. The inappropiate method will influence the students achievement. It will influence the students motivation and make the student lazy to study. The teaching learning process of SMPN 14 Jember was centered to the teacher, meanwhile the students were not active and feel bored in the teaching learning process. From those reasons, an appropriate method is needed. One of the appropriate method that used was Teams Games Tournament (TGT) by crossword puzzle s game. This research was intended to know the effect of using TGT by crossword puzzle s game concerning to the students motivation and their achievement at SMPN 14 Jember in the 2012/2013 academic year. Based on the result of research was conducted, the use of TGT method had significant by effect concerning to the students motivation and their achievement of class VII of SMPN 14 Jember. The students motivation was increased from the first cycle to the second cycle. The aspects of attitude increased by 2,11 (7,07%), the aspects of relevence increased by 3,29 (10,96%), the aspects of cobfidence was 4,95 (16,49%), and the aspects of statisfaction increased by 2,69 (8,29%). While the average of the students result in the affective domain was 23,7%, while the cognitive domain was 15,8. Key Words :TGT, crossword puzzles, motivation, learning outcomes. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar. Dengan adanya proses belajar mengajar terjadilah perkembangan jasmani dan mental siswa (Dimyati dan Mujiono, 2002). Untuk mencapai tujuan belajar tersebut diperlukan adanya ketepatan guru dalam memilih media dan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran. Model mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi cara belajar siswa. Siswa cenderung kurang bersemangat dan cepat bosan dengan pelajaran yang diberikan oleh guru. Hal tersebut timbul akibat kurangnya kemampuan guru dalam menguasai pelajaran yang diberikan kepada siswa. Akibatnya siswa malas untuk belajar (Slameto, 1991). Sering kali ditemui masalah dalam pembelajaran terdapat pada motivasi siswa yang kurang, sehingga mengakibatkan hasil 7 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan P.MIPA FKIP Universitas Jember 8 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan P.MIPA FKIP Universitas Jember 9 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan P.MIPA FKIP Universitas Jember

28 Pancaran, Vol. 3, No. 1, hal 27-36, Februari 2014 belajar yang juga kurang maksimal. Peningkatan motivasi siswa dalam pembelajaran dapat dicapai melalui pembelajaran kooperatif yang membawa siswa untuk bekerja dalam kelompok-kelompok kecil sehingga siswa bisa saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pembelajaran (Slavin, 2005). Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPA Biologi kelas VII D SMP Negeri 14 Jember, diketahui bahwa seringkali guru menggunakan sistem pembelajaran dengan metode ceramah. Metode ceramah yang sering dipakai guru dalam proses pembelajaran mengakibatkan siswa cenderung merasa bosan.model pembelajaran Cooperative Learning adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa, terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli dengan orang lain (Isjoni, 2009). TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif, model ini menggunakan pelajaran yang sama yang disampaikan guru dan tim kerja yang sama seperti dalam STAD, tetapi menggantikan kuis dengan turnamen mingguan, dimana siswa memainkan game akademik dengan anggota tim lain untuk menyumbang poin dengan skor timnya(slavin, 2005). TTS merupakan tehnik pembelajaran siswa yang lebih menarik karena mengandung unsur permainan, hiburan dan dapat dilakukan secara santai dengan berbagai variasi. TTS juga dapat mengembangkan intuisi siswa untuk berupaya memahami lebih banyak kosakata karena adanya unsur tantangan yang menimbulkan rasa penasaran. Dengan demikian, selain dapat meningkatakan perbendaharaan kata siswa juga dapat dipahami secara mendalam serta merupakan tehnik mengasah ketajaman berfikir (Susilaningsih, 2009). Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) meningkatkan motivasi belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Teams Games Tournament dengan permainan teka teki silang di kelas VII SMP Negeri 14 Jember tahun pembelajaran 2012/2013; (2) meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran TGT dengan permainan TTS di kelas VII SMP Negeri 14 Jember tahun pembelajaran 2012/2013. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran ini pada siswa kelas VII SMPN

Putri Wahyu dkk : Penerapan Model Pembelajaran Teams Games 29 14 Jember. Penelitian ini dilaksanakan selama dua minggu dengan 2 kali siklus yang masing-masing siklus dari tahapan perencanaan, pelaksanaan observasi dan refleksi. Hal ini bertujuan agar dalam proses belajar mengajar diharapkan hasil belajar dapat mencapai ketuntasan. Siklus pertama dipakai sebagai acuan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua, sedangkan siklus kedua dilakukan untuk meyakinkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan untuk membuktikan bahwa pelajaran dapat digunakan dalam indikator yang berbeda dalam materi yang sama. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, dokumentasi, metode wawancara, tes dan angket. Penelitian ini menggunakan alur yang dimulai dengan langkah yang terdapat dalam TGT, dengan sedikit perubahan disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi serta kondisi yang ada di lapangan. Adapun analisis data yang digunakan untuk mengetahui motivasi siswa dengan menggunakan angket ARCS dan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa menggunakan rumus: Pm = R 2 R 1 HASIL DAN PEMBAHASAN Tindakan Pendahuluan, dari hasil observasi diketahui bahwa dalam menyampaikan materi, guru masih menggunakan metode pembelajaran ceramah dan penugasan. 1. Tahap pelaksanaan siklus I Nilai ketuntasan hasil belajar dari ranah afektif dan kognitif, dapat dilihat dalam tabel 1. Tabel 1 hasil belajar ranah afektif dan kognitf ranah Skor rata- Skor rata- rata siklus I (%) rata siklus siklus II (%) peningkatan siklus I II Afektif 75 71 82,7 94,7 23,7 Kognitif 75 76,3 80 92,1 15,8 Hasil peningkatan motivasi sebelum dilaksanakan siklus I dan sesudah siklus II maka perlu diadakan analisis. Analisis motivasi belajar siswa dapat dilihat dalam Tabel 2 berikut :

30 Pancaran, Vol. 3, No. 1, hal 27-36, Februari 2014 Tabel 2. Peningkatan motivasi belajar siswa Aspek Rata-rata capaian pra siklus I capaian pra siklus I (%) Rata-rata capaian pasca siklus II capaian pasca siklus II (%) Peningkatan ratarata capaian Attitude 23,92 79,7 26,03 86,77 2,11 7,07 Relevance 20,84 69,5 24,13 80,43 3,29 10,96 Confidence 22,13 73,8 27,08 90,27 4,95 16,47 Satisfaction 25,34 84,5 28,03 93,43 2,69 8,93 peningkatan (%) Peningkatan motivasi belajar siswa yang diperoleh dari Tabel 2 perlu diperjelas dengan gambar. Adapun gambar peningkatan motivasi belajar siswa diperjelas dengan Gambar1. Gambar 1 Histogram peningkatan motivasi belajar Gambar 1. Histogram peningkatan motivasi belajar Gambar 1 menunjukkan bahwa ada peningkatan pada setiap aspek attitude, relevance, confidence, dan satisfaction.peningkatan motivasi belajar ini terjadi karena siswa lebih senang belajar menggunakan model pembelajaran tipe TGT dengan permainan TTS, yang terbukti dengan adanya peningkatan persentase pada ranah afektif dan psikomotor sehingga mereka lebih termotivasi untuk belajar.

Putri Wahyu dkk : Penerapan Model Pembelajaran Teams Games 31 Ketuntasan belajar dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan secara klasikal. Pada akhir siklus I terdapat 29 siswa yang mendapat 75 atau tuntas 76,3%. Sedangkan pada akhir siklus II terdapat 35 siswa yang mendapat 75 atau tuntas 79.5%. Peningkatan jumlah siswa yang tuntas dari siklus I ke siklus II sebesar 15,8%. Peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II diperjelas dengan Gambar 2. Gambar 2 Histogram ketuntasan hasil belajar siklus I dan siklus II Gambar 2 menunjukkan bahwa dari siklus I ke siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Peningkatan hasil belajar ini dipengaruhi oleh model pembelajaran TGT dengan permainan TTS yang digunakan dalam proses pembelajaran yang diterapkan. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran TGTdengan permainan TTS dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Kegiatan yang dilakukan pada tindakan pendahuluan adalah observasi proses belajar mengajar, wawancara terhadap guru dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi yang sebelumnya. Kemudian memberikan angket ARCS sehingga diperoleh data hasil pembelajaran IPA Biologi. 1. Siklus I Peningkatan motivasi belajar pada siklus I menggunakan angket motivasi belajar. Angket motivasi ini terdiri dari empat aspek, yaitu attitude, relevance, confidence, dan satisfaction.. Aspek attitude persentase capaian pra siklus sebesar 79,7%, dan untuk rata-rata capaian pra siklusnya sebesar 23,92. Untuk aspek relevance persentase capaian siklusnya 69,5% dengan rata-rata capaian pra siklus sebesar 20,84. Aspek confidence persentase capaian pra siklus 73,8% sedangkan rata-rata capaian pra

32 Pancaran, Vol. 3, No. 1, hal 27-36, Februari 2014 siklusnya sebesar 22,13%, dan aspek yang terakhir aspek satisfaction persentase capaian pra siklus 84,5% dengan rata-rata capaian pra siklus 25,34. Hasil belajar ranah kognitif dan afektif siswa setelah dilaksanakan tindakan mengalami peningkatan. Hasil rata-rata nilai kognitif pada tes siklus I adalah 75,sedangkan rata-rata nilai ulangan harian pada materi sebelumnya adalah 66. Jumlah siswa yang tuntas pada tes kognitif di akhir siklus I mengalami peningkatan daripada ulangan harian pada materi sebelumnya.pada ulangan harian sebelumnya, hanya tuntas 39,4% atau 15 siswa yang mendapat 75, sedangkan pada tes akhir siklus I sebanyak 76,3% atau 29 siswa mendapat 75. Sehingga peningkatan jumlah siswa yang tuntas sebesar 36,9%. Ketuntasan hasil belajar klasikal pada siklus I sebesar 76,3%, hasil ini sudah melebihi ketuntasan klasikal yang ditetapkan SMPN 14 Jember. Tetapi masih perlu diadakan siklus II untuk memberikan bimbingan dan motivasi pada siswa agar bisa saling bekerjasama dengan kelompoknya dan memperhatikan penjelasan guru. Hasil belajar ranah afektif pada siklus I, skor rata-rata nilai afektif sebesar 76,8 dan persentase siklus I sebesar 71%. Hasil belajar ranah afektif tersebut sudah memenuhi standart ketuntasan minimal yang telah ditetapkan sebesar 75% tetapi masih perlu diadakan siklus II untuk pemantapan hasil. 2. Siklus II Pada siklus II, hasil data yang diperoleh dari siklus I ke siklus II. Aspek attitude persentase capaian pra siklus sebesar 79,7 %, dan untuk rata-rata capaian pra siklusnya sebesar 23,92 mengalami peningkatan sebesar 2,11 atau 7,07% dari siklus I ke siklus II. Aspek relevance juga mengalami peningkatan. Besar peningkatan pada aspek relevance dari siklus I ke siklus II yaitu 3,29 atau 10,96%. Pada aspek isi siswa mampu memahami materi, pemahaman materi terjadi karena siswa mengerti dengan materi yang diterangkan dan siswa bisa mengerjakan tugas individu dan kelompok, proses pembelajaran tersebut membuat siswa memilikidorongan semangat yang tinggi untuk belajar. Aspek confidence mengalami peningkatan yang lebih besar dibanding aspekaspek yang lain, karena siswa lebih merasa percaya diri untuk bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Peningkatan aspek confidence sebesar 4,95 atau 16,47%. Aspek satisfaction mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu sebesar 2,69 atau 8,93%. Siswa memiliki kepuasan terhadap pembelajaran

Putri Wahyu dkk : Penerapan Model Pembelajaran Teams Games 33 menggunakan model pembelajaran TGT dengan permainan TTS. Siswa puas dengan pembelajaran yang membuat mereka merasa senang, karena dalam pembelajaran ini siswa berdiskusi dengan teman-temanya yang dalam satu kelompok terdapat teman yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang dan rendah sehingga jika ada siswa yang kesulitan dalam mengerjakan tugas kelompok bisa meminta bantuan kepada siswa yang lebih pintar dalam satu kelompok. Hasil belajar siswa ranah afektif dan kognitif pada siklus II dapat dilihat pada hasil observasi selama proses pembelajaran. Pada siklus II ranah afektif mengalami peningkatan sebesar 23,7% dari 71% di siklus I menjadi94,7% di siklus II. Hasil belajar siswa ranah kognitif pada siklus I lebih baik jika dibandingkan dengan hasil ulangan harian pada materi sebelum.pada ulangan harian materi sebelumnya hasil belajar siswa yang tuntas secara klasikal sebesar 39,6%. Pada siklus I hasil belajar siswa yang tuntas secara klasikal sebesar 76,3%. Peningkatan hasil belajar sebesar 37,03%. Peningkatan hasil belajar ini disebabkan oleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yang mendorong motivasi belajar siswa sehingga hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Ketuntasan klasikal yang dicapai pada siklus I sudah memenuhi standar ketuntasan klasikal tetapi masih perlu dilakukan penelitian ke siklus II agar hasil yang didapat lebih maksimal. Hasil belajar ranah kognitif yang diukur melalui tes di setiap akhir siklus mengalami peningkatanyaitu sebesar 15,8%. Ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 76,3% dapat meningkat pada siklus II menjadi 92,1%. ini sudah melebihi standar ketuntasan klasikal yang ditetapkan SMP Negeri 14 Jember yaitu 75% sehingga siklus dihentikan.peningkatan persentase ketuntasan klasikal ini terjadi karena pada siklus II pembelajaran berjalan lancar, siswa tertarik pada penjelasan guru dengan menggunakan media video/animasi sehingga siswa dapat memahami materi yang disampaikan guru.berdasarkan hasil analisis data pada siklus I dan siklus II, diketahui bahwa model pembelajaran TGT dengan permainan TTS dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Model pembelajaran TGT dengan permainan TTS meningkatkan motivasi belajar pada aspek attitude sebesar 7,07%, relevance sebesar 10,96%, confidence sebesar 16,47%, dan satisfaction sebesar 8,93%. Model pembelajaran TGT dengan permainan TTS juga meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 15,8%.

34 Pancaran, Vol. 3, No. 1, hal 27-36, Februari 2014 Model pembelajaran TGT dengan permainan TTS cocok diterapkan pada siswa kelas VII D SMP Negeri 14 Jember pada pokok bahasan ekosistem. Model pembelajaran ini membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Peneliti melakukan wawancara kepada guru mata pelajaran biologi setelah siklus II berakhir. Guru cukup tertarik model pembelajaran TGT dengan permainan TTS yang diterapkan dalam pembelajaran biologi sehingga membuat siswa menjadi aktif karena siswa dilibatkan langsung dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran TGT dengan permainan TTS pada pokok bahasan ekosistem di kelas VII D SMP Negeri 14 Jember dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari peningkatan persentase motivasi dan hasil belajar. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan dapat dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi belajar siswa kelas VII D SMP Negeri 14 Jember tahun ajaran 2012/2013 pada pokok bahasan ekosistem dengan menggunakan model pembelajaran TGT dengan permainan TTS mengalami peningkatan dari pra siklus I ke pasca siklus II. Pada aspek attitude mengalami peningkatan sebesar 2,11 (7,07%), aspek relevance meningkat sebesar 3,29 (10,96%), aspek confidence meningkat sebesar 4,95 (16,47%), dan aspek satisfaction meningkat sebesar 2,69 (8,29%). Sedangkan untuk hasil belajar siswa kelas VII D pada pokok bahasan ekosistem mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada ranah afektif meningkat sebesar 23,7%, dan ranah kognitif meningkat sebesar 15,8%. Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan model pembelajaran tipe TGT pada materi ekosistem untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dapat berjalan lancar maka diperlukan kesiapan guru dalam proses pengajaran serta kemampuan guru dalam mengelola kelas. Bagi Siswa, belajar dapat dilakukan sambil bermain tetapi dengan diikuti aktivitas belajar yang sungguh-sungguh sehingga hasil belajar bisa menjadi lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta (2002)

Putri Wahyu dkk : Penerapan Model Pembelajaran Teams Games 35 Isjoni. 2009. Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok. Bandung : Alfabeta. Natalia, N. 2008. Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Team Games Tournament untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPS (Pokok Bahasan Perjuangan Melawan Penjajah di SDN 1 Stail Banyuwangi Tahun Ajaran 2010/2011). Tidak Diterbitkan. Skripsi. Jember: FKIP Universitas Jember. Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Slavin, R. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Terjemahan oleh Narulita Yusron. Bandung: Nusa Media. Susilaningsih, E. 2009. Efektivitas Penerapan Teka-Teki Silang pada Hasil Belajar Siswa Materi Pokok Sistem Pencernaan Makanan di SMP Islam 2 Mondokan. Jurnal Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

36 Pancaran, Vol. 3, No. 1, hal 27-36, Februari 2014