A B C D E A B C D E. A B C D E A B C D E // - Nikol X Nikol mm P mm

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR PUSTAKA Browne, P.R.L, 1989, Corbett, G.J., Leach, T.M., 1997, Fisher, R.V. dan Schmincke, H.U., 1984

Lampiran 1.1 Analisis Petrografi

Gambar 2.8. Model tiga dimensi (3D) stratigrafi daerah penelitian (pandangan menghadap arah barat laut).

Lokasi : Lubuk Berangin Satuan Batuan : Lava Tua Koordinat : mt, mu A B C D E F G A B C D E F G

Bab III Karakteristik Alterasi Hidrotermal

Gambar 3.13 Singkapan dari Satuan Lava Andesit Gunung Pagerkandang (lokasi dlk-13, foto menghadap ke arah barat )

BAB 4 ALTERASI HIDROTERMAL

Metamorfisme dan Lingkungan Pengendapan

DAFTAR PUSTAKA. Bemmelen, R.W., van, 1949, The Geology of Indonesia, Vol. I-A, Gov. Printed

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Lokasi : G.Walang Nama Batuan : Tuf Gelas

1.1 Hasil Analisis Petrografi 1.2. Lampiran 1

Adi Hardiyono Laboratorium Petrologi dan Mineralogi, Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran ABSTRACT

BAB IV ALTERASI HIDROTERMAL

Lampiran 1. Hasil analisis irisan tipis sampel tanah ultisol dari laboratorium HASIL ANALISIS PETROGRAFI 3 CONTOH TANAH NO. LAB.

BAB V ALTERASI PERMUKAAN DAERAH PENELITIAN

GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB IV UBAHAN HIDROTERMAL

BAB V PENGOLAHAN DATA

LEMBAR DESKRIPSI PETROGRAFI

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

(25-50%) terubah tetapi tekstur asalnya masih ada.

III.4.1 Kuarsa sekunder dan kalsedon

BAB IV UBAHAN HIDROTERMAL DAERAH PENELITIAN

Ciri Litologi

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III ALTERASI HIDROTERMAL

BAB II TATANAN GEOLOGI

STUDI UBAHAN HIDROTERMAL

Geologi Daerah Sirnajaya dan Sekitarnya, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat 27

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENELITIAN BATUAN ULTRABASA DI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR, PROVINSI MALUKU UTARA. Djadja Turdjaja, Martua Raja P, Ganjar Labaik

BAB II TATANAN GEOLOGI

REKAMAN DATA LAPANGAN

III.1 Morfologi Daerah Penelitian

3.2.3 Satuan lava basalt Gambar 3-2 Singkapan Lava Basalt di RCH-9

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV ALTERASI HIDROTERMAL DAN MINERALISASI DAERAH PENELITIAN

MENGENAL JENIS BATUAN DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO

Foto 3.24 Sayatan tipis granodiorit (HP_03). Satuan ini mempunyai ciri-ciri umum holokristalin, subhedral-anhedral, tersusun atas mineral utama

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Umur, Lingkungan dan Mekanisme Pengendapan Hubungan dan Kesebandingan Stratigrafi

DIAGRAM ALIR DESKRIPSI BATUAN BEKU

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Foto 3.6 Singkapan perselingan breksi dan batupasir. (Foto diambil di Csp-11, mengarah kehilir).

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN BOVEN DIGOEL PROVINSI PAPUA Reza Mochammad Faisal Kelompok Penyelidikan Mineral Logam SARI

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

MINERAL OPTIK DAN PETROGRAFI IGNEOUS PETROGRAFI

// - Nikol X - Nikol 1mm

BAB III KARAKTERISTIK PELAPUKAN ANDESIT

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II TATANAN GEOLOGI

BAB II TATANAN GEOLOGI

BAB III ALTERASI HIDROTERMAL BAWAH PERMUKAAN

BAB 3 Tatanan Geologi Daerah Penelitian

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

GEOLOGI DAN STUDI MATAAIR DAERAH PASEH-CIKANCUNG DAN SEKITARNYA, KABUPATEN BANDUNG, PROVINSI JAWA BARAT

BAB IV PROSPEK MINERAL LOGAM DI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB IV STUDI BATUPASIR NGRAYONG

BAB IV ALTERASI HIDROTERMAL. 4.1 Teori Dasar

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Subsatuan Punggungan Homoklin

PROSPEKSI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2014

GEOLOGI DAN STUDI UBAHAN HIDROTERMAL DAERAH PROSPEKSI AIR BUNGINAN, KECAMATAN AIR MURING, KABUPATEN KETAUN, BENGKULU

batupasir batulempung Geologi dan Analisis Struktur Daerah Cikatomas dan Sekitarnya, Kabupaten Lebak, Banten.

BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III Perolehan dan Analisis Data

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Petrogenesa Batuan Beku

dan Satuan Batulempung diendapkan dalam lingkungan kipas bawah laut model Walker (1978) (Gambar 3.8).

Foto III.14 Terobosan andesit memotong satuan batuan piroklastik (foto diambil di Sungai Ringinputih menghadap ke baratdaya)

STUDI PETROGRAFI BATUAN BEKU GUNUNG SINGA BOGOR - JAWA BARAT

Batuan Gunungapi Sibual Buali, Sumatera Utara (Sofyan Primulyana, dkk)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INVENTARISASI DAN EVALUASI BAHAN GALIAN NON LOGAM DI KABUPATEN MUSI RAWAS DAN MUSI BANYUASIN, PROVINSI SUMATERA SELATAN

Studi Petrografi Batuan Volkanik sebagai Agregat Bahan Baku Beton

Mineral Seri Reaksi Bowen

BAB VI PEMBAHASAN DAN DISKUSI

PETROLOGI DAN PETROGRAFI SATUAN BREKSI VULKANIK DAN SATUAN TUF KASAR PADA FORMASI JAMPANG, DAERAH CIMANGGU DAN SEKITARNYA, JAWA BARAT

BATUAN BEKU IGNEOUS ROCKS

DESKRIPSI OPTIS MINERAL DENGAN PENGAMATAN NIKOL SEJAJAR & NIKOL SILANG

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III ALTERASI HIDROTHERMAL

Adanya cangkang-cangkang mikro moluska laut yang ditemukan pada sampel dari lokasi SD9 dan NG11, menunjukkan lingkungan dangkal dekat pantai.

hiasan rumah). Batuan beku korok

PEMBAHASAN TEKNIK KOLEKSI, PREPARASI DAN ANALISIS LABORATORIUM

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

KARAKTERISTIK ALTERASI BAWAH PERMUKAAN PADA SUMUR WWT-1, WWD-2 DAN WWQ-5 DI LAPANGAN PANAS BUMI WAYANG WINDU, PANGALENGAN, JAWA BARAT TESIS

BAB VI DISKUSI. Dewi Prihatini ( ) 46

ALBUM PETROGRAFI BATUAN METAMORF MARMER

Gambar Singkapan batulempung I (gambar kiri) dengan sisipan batupasir yang tersingkap pada dinding Sungai Cipaku (gambar kanan).

PETROGENESA LAVA GUNUNG RINJANI SEBELUM PEMBENTUKAN KALDERA

Gambar 3.6 Model progradasi kipas laut dalam (Walker, R. G., 1978).

BAB IV PROVENAN BATUPASIR FORMASI KANTU

Bab III Geologi Daerah Penelitian

BAB III ALTERASI HIDROTHERMAL

ESTIMASI TEMPERATUR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN KEHADIRAN

Geologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 34 Tugas Akhir A - Yashinto Sindhu P /

Transkripsi:

No conto : Napal hulu Zona ubahan: sub propilitik Lokasi : Alur S. Napal Nama batuan: lava andesit 0 0.5 mm P1 0 0.5 mm Sayatan andesit terubah dengan intensitas sedang, bertekstur hipokristalin, porfiritik, tersusun oleh fenokris plagioklas, hornblenda, berukuran 0,25-2,5mm tertanam pada massadasar berupa mikrolit plagioklas dan gelas berukuran sangat halus.mineral ubahan yang hadir antara lain kalsit, klorit, kuarsa, mineral lempung dan mineral opak. Plagioklas (30%):. hadir sebagai fenokris (C6) (30%) prismatik, euhedral-subhedral, kembaran polisintetik, dan terdapat gejala zoning. hadir sebagai mikrolit halus pada massa dasar (15%). sebagian telah terubah menjadi kalsit, klorit, kuarsa, mineral lempung. Kuarsa (5%): Hadir sebagai fenokris (D4), berbentuk irregular, memperlihatkan tekstur embayment Hornblenda (10%): Hadir sebagai fenokris (D2) dengan ciri opak rim, sebagian besar terubahkan menjadi kalsit, klorit, mineral lempung, dan mineral opak. Gelas (25%): Hadir sebagai massadasar dengan warna coklat keruh bersama mikrolit plagioklas, sebagian besar telah terubah menjadi kalsit, klorit, mineral lempung Kalsit (10%): Berwarna coklat keruh, dengan warna interferensi ekstrim. Hadir mengisi rekahan dan menggantikan fenokris hornblenda, plagioklas dan,massadasar gelas (D5). Klorit (10%): Berwarna kehijauan, menyerabut. Hadir sebagai mineral ubahan dari fenokris plagioklas dan hornblenda serta massadasar gelas(d6). Mineral Lempung (5%): Hadir sebagai mineral ubahan berwarna keruh menggantikan gelas, hornblenda, plagioklas (A3). Mineral opak (5%): Sebagai mineral ubahan bersama klorit dan kalsit pada fenokris plagioklas (B2).

No conto : Bungin 3 Zona ubahan : Propilitik Lokasi : S. Air Bung inan Nama batuan : lava andesit 0 0.5 mm P1 0 0.5 mm Sayatan Andesit terubah dengan intensitas sedang, tekstur hipokristalin, vitrofirik. Tekstur khusus berupa embayment (A4). Fenokris terdiri dari plagioklas, hornblenda, kuarsa berukuran 0,3-1,5mm tertanam pada massadasar gelas. Batuan ini telah mengalami ubahan hidrotermal sehingga menghasilkan mineral-mineral sekunder berupa kuarsa sekunder, klorit, kalsit, epidot, mineral lempung dan mineral opak. Plagioklas (30%): hadir sebagai fenokris (C5) berbentuk prismatik, euhedral-subhedral, memperlihatkan kembaran polisintetik, dan setempat terdapat gejala zoning. Sebagian kristal plagioklas mengalami ubahan menjadi kalsit ± klorit, kuarsa dan mineral lempung. Hornblenda (5%): hadir sebagai fenokris (E7) dicirikan dengan bentuk prismatik-rombik, euhedral-subhedral. Sebagian besar fenokris hornblenda ini telah terubahkan menjadi klorit ± kalsit ± epidot ± mineral opak. Kuarsa (10%): Berbentuk irregular, relief rendah, beberapa mencirikan tekstur embayment (D1). Gelas (30 %): Hadir sebagai massadasar berwarna keruh, sebagian telah terubah menjadi kuarsa sekunder dan mineral lempung. Klorit (10%). Berwarna kehijauan, dengan warna interferensi biru anomali. Hadir sebagai mineral ubahan dari hornblenda (pseudomorf) (E2). Kalsit (5%): Hadir sebagai mineral ubahan menggantikan hornblenda, plagioklas, dan mengisi rekahan (E6) Epidot (5%): Hadir sebagai mineral ubahan dari hornblenda (pseudomorf), berwarna hijau kekuningan dengan warna interferensi kuning-hijau orde 3 (B8) Mineral opak (5%): Hadir sebagai mineral ubahan berwarna gelap, tidak beraturan (E1)..

No conto : Napal 54 Zona ubahan : Propilitik Lokasi : S. Air Napalan Nama batuan : lava andesit 0 0.5 mm P1 0 0.5 mm Sayatan andesit yang telah mengalami ubahan hidrotermal dengan intensitas sedang, hipokristalin, bertekstur pilotaksitik, porfiritik, hipidiomorfik granular, berukuran 0.1 2mm tersusun oleh fenokris yaitu plagioklas, hornblenda dan mineral opak yang tertanam dalam massa dasar mikrolit plagioklas, dan kuarsa. Mineral ubahan (10%) terdiri dari klorit, epidot dan aktinolit. Plagioklas (55%): hadir sebagai fenokris (35%) dan massa dasar (20%). Sebagai fenokris, hadir berbentuk prismatik, subhedral, berukuran 0,5-1.8mm, memperlihatkan kembaran albit, An 52-58, Sebagai massa dasar hadir berupa mikrolit plagioklas, telah terubah sebagian. (C5) Hornblenda (20%): hadir seluruhnya sebagai fenokris, berwarna hijau kecoklatan, pleokroik sedang, berbentuk subhedral, berukuran 0,14-1mm. sebagian besar telah terubah menjadi klorit (E-3), epidot (B3) dan aktinolit (B3) Kuarsa (5%): hadir sebagai massa dasar berupa mikrokristalin silika. Mineral opak (20%): sebagai fenokris (1%), berukuran 0.2-0.3 mm (D5), dan sebagai massa dasar berupa mikrokristalin telah mengalami oksidasi Gelas (5%): hadir sebagai massa dasar (B6)

No conto : P. HSN. 1 Zona ubahan : sub propilitik Lokasi : Punggungan Husein Nama batuan : tuf 0 0.5 mm P1 0 0.5 mm Tuf yang telah mengalami ubahan hidrotermal dengan intensitas sedang, menunjukkan butiran yang menyudut-menyudut tanggung, terpilah sedang, berukuran 0.1-2 mm, terdiri dari pecahan fragmen batuan, plagioklas, piroksen dan mineral opak. Butiran tertanam dalam matriks klorit dan mineral lempung serta tersemenkan oleh oksida besi. Fragmen Batuan (40%): Sebagai butiran, membundar-membundar tanggung, berukuran 0.3-2 mm, terdiri dari pecahan Andesit dan sebagian Basalt (C4-D7, A7-B8). Sebagian telah teroksidasi. Plagioklas (15%): Sebagai butiran, menyudut-membundar tanggung, berukuran 0.2-0.8 mm, colorless, menunjukkan kembaran polisintetik, dan sebagian telah terubah menjadi kalsit (C2-D1, A3, C7). Piroksen (2%): Sebagai butiran, hijau pucat, menyudut-menyudut tanggung, berukuran 0.1-0.3 mm, sebagian terubah menjadi klorit (E4). Klorit (17%): Sebagai matriks yang mengisi rongga diantara butiran, sebagai ubahan dari gelas dengan setempat masih ditemukan tekstur glass shard. Mineral lempung (10%): Sebagai matriks yang mengisi rongga diantara batuan. Mineral opak (1%): Sebagai butiran yang berukuran 0.1-0.2 mm. Oksida Besi (1%): hadir sebagai semen yang mengikat antar butiran dan matriks, coklat kemerahan. Porositas (10%): hadir sebagai rongga kosong diantara butiran dan matriks, nampak berupa intrapartikel dan interpartikel.

No conto : TBG HSN 5 Zona ubahan :argilik Lokasi : Tebing Husein Nama batuan : tuf 0 0.5 mm P1 0 0.5 mm Sayatan Tuf Kristal yang telah mengalami ubahan hidrotermal dengan intensitas sedang menunjukkan ukuran debu (Ash), 0.15 2.25 mm. Butiran menyudut-menyudut tanggung, terpilah buruk, kemas terbuka, terdiri dari kuarsa, mineral opak dan mineral lempung terdapat matriks berupa pecahan gelas.. Sebagian gelas volkanik telah terdevitrifikasi menjadi mikrokristalin kuarsa. Kuarsa (50%): sebagai butiran (2%), berukuran 0.3-1 mm, colorless, menunjukkan tekstur embayment (C7), dan sebagai matriks hasil devitrifikasi dari gelas volkanik. Mineral opak (5%): hadir sebagai butiran, membundar-menyudut tanggung, berukuran 0.05-0.1 mm. Pecahan gelas (30%): hadir sebagai matriks yang mengisi rongga diantara butiran, berwarna coklat keruh. Mineral lempung (15%): hadir sebagai mineral skunder hasil ubahan pecahan gelas dan opak, colorless-coklat pucat, bias rangkap tinggi anhedral-subhedral, nampak sebagai agregat halus. Porositas (5%): hadir sebagai rongga kosong diantara butiran dan matriks, nampak berupa intrapartikel dan setempat interpartikel.

No conto : TBG HSN 4 Zona ubahan : Argilik Lokasi : Tebing Husein Nama batuan : tuf 0 0.5 mm P1 0 0.5 mm Sayatan tuf yang telah mengalami ubahan hidrotermal dengan intensitas sedang, kristal memiliki tekstur klastik, terpilah buruk, kemas terbuka dengan komposisi butiran terdiri, kuarsa, mineral opak dan mineral lempung terdapat matriks berupa pecahan gelas. Mineralogi Kuarsa (40%): hadir berupa pecahan butiran, berukuran 0.1-2 mm,, (E-4), sebagai matriks hasil devitrifikasi dari gelas volkanik Mineral opak (15%): berbentuk anhedral, berukuran 0.04-0.07 mm, hadir tersebar dalam batuan, Pecahan gelas (30%): hadir sebagai matriks, berwarna coklat keruh, yang sebagian besar telah terubah menjadi kuarsa dan mineral lempung. (A-5) Mineral lempung (15%): hadir sebagai mineral skunder hasil ubahan pecahan gelas dan opak, colorless-coklat pucat, bias rangkap tinggi anhedral-subhedral, nampak sebagai agregat halus. Porositas (15%): hadir sebagai rongga kosong diantara butiran dan matriks, nampak berupa intrapartikel.

No conto : TBG HSN 1 Zona ubahan : sub propilitik Lokasi : S. Husein Nama batuan : tuf 0 0.5 mm P1 0 0.5 mm Sayatan Tuf Kristal yang telah mengalami ubahan hidrotermal dengan intensitas sedang, menunjukkan ukuran debu (Ash), 0.15 2.25 mm. Butiran menyudut-menyudut tanggung, terpilah buruk, kemas terbuka, terdiri dari pecahan plagioklas, hornblenda, kuarsa, dan mineral opak yang mengambang dalam matriks pecahan gelas volkanik. Sebagian gelas volkanik telah terdevitrifikasi menjadi mikrokristalin kuarsa. Plagioklas (25%): hadir sebagai butiran, menyudut tanggung, berukuran 0.15-2.25 mm, colorless, menunjukkan kembaran polisintetik dan zoning (E5). Kuarsa (5%): sebagai butiran (2%), berukuran 0.3-1 mm, colorless, menunjukkan tekstur embayment (C7), dan sebagai matriks hasil devitrifikasi dari gelas volkanik. kalsit (15%): hadir sebagai butiran, menyudut-menyudut tanggung, berukuran 0.1-0.2 mm, berwarna coklat pucat, pleokroik sedang dan belahan 2 arah (B5). Mineral opak (5%): hadir sebagai butiran, membundar-menyudut tanggung, berukuran 0.05-0.1 mm. Gelas volkanik (50%): hadir sebagai matriks yang mengisi rongga diantara butiran, berwarna coklat keruh. Porositas (5%): hadir sebagai rongga kosong diantara butiran dan matriks, nampak berupa intrapartikel dan setempat interpartikel.

No conto : Napal 44b Zona ubahan : Argilik Lokasi : S. Air Napalan Nama batuan : urat kuarsa kalsit 0 1 mm P1 0 1 mm Sayatan urat kuarsa, dengan komposisi mineral kuarsa, kalsit, mineral lempung dan mineral opak. Kuarsa (80%): hadir berupa kristalin dan mikrokristalin. Kuarsa kristalin, berbentuk anhedral-subhedral, ukuran 0,2-0,5mm. memperlihatkan tekstur comb dan radial yang menandakan tekstur urat tumbuh primer. Mikrokristalin kuarsa membentuk massa dasar dan mulai terubah menjadi lempung. Kalsit (5%): hadir sebagai agregat halus pada kuarsa, bentuk anhedral-subhedral, relief bergelombang. Mineral lempung (10%): putih berserabut, sebagai ubahan dari kuarsa. Mineral opak (5%): berbentuk anhedral-euhedral, berukuran 0,05-0,1 mm.

No conto : HBB 19 Zona ubahan : sub propilitik Lokasi : S. Air Bunginan Nama batuan : urat kuarsa 3 3 kalsedon 3 klorit 0 2 mm P1 0 2 mm

Sayatan urat kuarsa yang telah mengalami ubahan hidrotermal dengan intensitas kuat, dengan komposisi mineral kuarsa, klorit, zeolit, mineral lempung dan mineral opak. Kuarsa (75%): hadir berupa kristalin dan mikrokristalin dan kalsedon. Kuarsa kristalin, berbentuk anhedral-subhedral, ukuran 0,1-0,4 mm. memperlihatkan tekstur crustiform dan radial yang menandakan tekstur urat tumbuh primer. Kalsedon hadir berupa butiran granular dengan pemadaman radial sebagian membentuk tekstur colloform. Mikrokristalin kuarsa membentuk massa dasar dan mulai terubah menjadi mineral lempung. klorit (10%): berwarna hijau mnyerabut, anhedral-subhedral, hadir bersaman dengan kuarsa zeolit (10%): bentuk anhedral-subhedral, berukuran 0,05-0,3 mm, hadir menyebar pada kuarsa. Mineral opak (5%): berbentuk anhedral-euhedral, berukuran 0,05-0,1 mm.

No conto : TBG HSN 3 Zona ubahan : sub propilitik Lokasi : Tebing Husein Nama batuan : urat kuarsa zeolit 0 0.5 mm P1 0 0.5 mm Sayatan urat kuarsa yang telah mengalami ubahan hidrotermal dengan intensitas kuat, dengan komposisi mineral kuarsa, zeolit, dan mineral lempung Kuarsa (75%): hadir berupa kristalin dan mikrokristalin dan kalsedon. Kuarsa kristalin, berbentuk anhedral-subhedral, ukuran 0,1-0,4 mm. memperlihatkan tekstur crustiform dan radial yang menandakan tekstur urat tumbuh primer. Kalsedon hadir berupa butiran granular dengan pemadaman radial sebagian membentuk tekstur colloform. Mikrokristalin kuarsa membentuk massa dasar dan mulai terubah menjadi mineral lempung. zeolit (10%): bentuk anhedral-subhedral, berukuran 0,05-0,3 mm, hadir menyebar pada kuarsa. Mineral lempung (15%): putih berserabut, sebagai ubahan dari kuarsa.

No conto : Napal 44 A Zona ubahan : Argilik Lokasi : S. Air Bunginan Nama batuan : urat kuarsa comb 0 0.5 mm P1 0 0.5 mm Sayatan urat kuarsa yang telah mengalami ubahan hidrotermal dengan intensitas sedang, dengan komposisi mineral kuarsa, kalsit, mineral lempung dan mineral opak. Kuarsa (75%): hadir berupa kristalin dan mikrokristalin. Kuarsa kristalin, berbentuk anhedral-subhedral, ukuran 0,2-0,5mm. memperlihatkan tekstur comb yang menandakan tekstur urat tumbuh primer. Mikrokristalin kuarsa membentuk massa dasar dan mulai terubah menjadi mineral lempung. Kalsit (10%): hadir sebagai agregat halus pada kuarsa, bentuk anhedralsubhedral, relief bergelombang. Mineral lempung (10%): putih berserabut, sebagai ubahan dari kuarsa. Mineral opak (5%): berbentuk anhedral-euhedral, berukuran 0,05-0,1 mm.

No conto : Napal 28 Zona ubahan : propilitik Lokasi : S. Air Napalan Nama batuan : urat kuarsa crustiform 0 0.1 mm P2 0 0.1 mm Sayatan urat kuarsa yang telah mengalami ubahan hidrotermal dengan intensitas kuat, dengan komposisi mineral kuarsa, kalsit, mineral lempung dan mineral opak. Kuarsa (80%): hadir berupa kristalin dan mikrokristalin. Kuarsa kristalin, berbentuk anhedral-subhedral, ukuran 0,2-0,5mm. memperlihatkan tekstur comb yang menandakan tekstur urat tumbuh primer. Mikrokristalin kuarsa membentuk massa dasar dan mulai terubah menjadi mineral lempung. Kalsit (5%): hadir sebagai agregat halus pada kuarsa, bentuk anhedral-subhedral, relief bergelombang. Mineral lempung (10%): putih berserabut, sebagai ubahan dari kuarsa. Mineral opak (5%): berbentuk anhedral-euhedral, berukuran 0,05-0,1 mm.

Hasil analisis Difraksi Sinar X (XRD) (Lokasi pengambilan conto tertera pada peta lokasi pengamatan) (data milik PT. Aneka Tambang tbk., laporan eksplorasi Prospeksi Air Bunginan, Seblat, Bengkulu, 2006)

Grafik identifikasi X-ray Drifraksi pada sampel SBL.E. 06 Grafik identifikasi X-ray Drifraksi pada sampel SBL.E. 07

Grafik identifikasi X-ray Drifraksi pada sampel SBL.E. 19 Grafik identifikasi X-ray Drifraksi pada sampel SBL.E. 21

Grafik identifikasi X-ray Drifraksi pada sampel SBL.E. 05

(data milik PT. Aneka Tambang tbk., laporan eksplorasi Prospeksi Air Bunginan, Seblat, Bengkulu, 2006)