Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN. 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan

IDENTIFIKASI RUMAH TRADISIONAL DI LORONG FIRMA KAWASAN 3-4 ULU, PALEMBANG

Jawa Timur secara umum

DATA RUMAH ADAT DI JAWA BARAT

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

BAB VI KESIMPULAN. Rumah toko Cina Malabero Bengkulu yang dikelompokkan dalam

ASRAMA PELAJAR DAN MAHASISWA

KARAKTERISTIK RUMAH TRADISIONAL DI PESISIR KILEN JAWA TENGAH Studi Kasus Rumah Tradisional di Desa Krajan Kulon, Kaliwungu, Kendal

BAB V1 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam bahasa Batak disebut dengan istilah gorga. Kekayaan ragam hias

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN KOLONIAL RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN

RUMAH TRADISIONAL BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)

RUMAH LIMAS PALEMBANG WARISAN BUDAYA YANG HAMPIR PUNAH

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa budaya dari Etnis Tionghoa seperti Cheng beng, upacara

1. ASPEK PENAMPAKAN SIMBOL KULTURAL

WALIKOTA PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang mewakili daerahnya masing-masing. Setiap Kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Arsitektur merupakan hasil dari faktor-faktor sosiobudaya, sebuah

Rumah Tinggal Dengan Gaya Arsitektur Bali Modern Di Denpasar

MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan

BAB 5 KESIMPULAN. 88 Universitas Indonesia. Gereja Koinonia..., Rinno Widianto, FIB UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Adat merupakan ciri khas bangunan suatu etnik di suatu wilayah

BAB II LANDASAN TEORITIS...

BAB I PENDAHULUAN. besar ke kota Medan (Sinar, 1996). Orang Cina dan Jawa didatangkan sebagai kuli

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Aktivitas Pengrajin Gerabah di Desa Pagelaran

Tugas I PERANCANGAN ARSITEKTUR V

Perkuatan Struktur pada Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya Kasus Studi: Toko Dynasti, Jalan AM Sangaji Yogyakarta

Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang

BAB VI HASIL PERANCANGAN. simbolisme dari kalimat Minazh zhulumati ilan nur pada surat Al Baqarah 257.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BENTUKAN VISUAL ARSITEKTUR RUMAH SINOM DI KELURAHAN KERTOSARI PONOROGO

BAB III ANALISA. ±4000 org b. Debarkasi Penumpang

BAB V PENUTUP. rumah limas di desa Sirah Pulaupadang dan arsitektur rumah limas di Palembang

BAB V PENUTUP. Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat ditarik kesimpulan

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil Perancangan Galeri Seni Dwi Matra di Batu merupakan aplikasi dari

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Publik Yaroana Masigi berada di tengah-tengah permukiman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Teknis Menggambar Desain Interior

BAB III METODE PERANCANGAN. Pencarian ide gagasan yang digunakan dalam proses perancangan resort di

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

PERANCANGAN GRIYA SENI DAN BUDAYA TERAKOTA DI TRAWAS MOJOKERTO

LAMPIRAN. Lampiran 1. Rencana Tapak Seluruh Kompleks Istana Kepresidenan Bogor. Sumber: Bag. Teknik Istana Bogor, 2012

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara memiliki beberapa Kesultanan pada masanya, yang

Konsep Tata Masa. Parkir. Green area. Green area

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dalam bahasa Indonesia merupakan peristiwa yang benar-benar

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

contoh rumah minimalis sederhana

Kesimpulan dan Saran

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Disusun Oleh: Ignatius Christianto S

BAB VII KESIMPULAN, SARAN DAN KONTRIBUSI TEORI

by NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. arsitek Indonesia masih berkiblat pada arsitektur kolonial tersebut.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya konsep spasial Lamin

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB I PENDAHULUAN. sejak berabad-abad silam dan beberapa diantaranya sekarang sudah menjadi aset

REGOL PAGAR RUMAH TRADISIONAL DI LAWEYAN SURAKARTA

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN LEMBARAN TUGAS PESERTA

Masjid Cipari Garut, Masjid Berasitektur Mirip Gereja

PEREMAJAAN PASAR BRINGHARJO YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA-1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. Arsitektur rumah tradisional yang tersebar hingga ke pelosok Nusantara

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Semiotika Arsistektur Rumah Adat Kudus Joglo Pencu

Architecture. Home Diary #008 / 2015

Tradisi Membangun Arsitektur Tradisional Folajiku Sorabi, Tidore Kepulauan

ABSTRAK KAJIAN AKULTURATIF INTERIOR ISTANA MAIMUN DI MEDAN-SUMATERA UTARA (Periode Sultan Makmun Alrasyid Perkasa Alamsyah, )

Gaya Arsitektur Masjid Kasunyatan, Masjid Tertua di Banten

Bayanaka Canggu. tentang sebuah rumah peristirahatan di Bali, 2007 oleh: Fransiska Prihadi 1

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman budaya tersebut mempunyai ciri khas yang berbeda-beda sesuai

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

PERHITUNGAN. 1.Galian Tanah = 1/2 (lbr ats + lbr bwh) * t*l pondasi = 1/2 (0,9 + 0,7) x 0,65 x 100 m 52 m 3

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Di susun oleh : Di Susun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional

BAB V KAJIAN TEORI. Batik di Cirebon adalah langgam arsitektur Neo-Vernakular. Dalam bahasa. Yunani, neo memiliki arti baru, sedangkan vernakular

METAMORFOSA HUNIAN MASYARAKAT BALI

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB V PENUTUP. masjid yang didirikan di Indonesia. Masjid telah menjadi salah satu bangunan. atau RW, instansi pendidikan, dan instansi pemerintahan.

PUSAT PERBELANJAAN KELUARGA MUSLIM Dl JOGJAKARTA BAB ANALISIS BENTUK TAMANSARI III.1. TAMANSARI. GAMBAR III.1. Umbul Winangun

Sejarah Pembangunan dan Renovasi pada Masjid Agung Bandung

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

KARAKTERISTIK RUMAH ADAT TAMBI SUKU LORE SULAWESI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. penelitian yang akan dilakukan, rumusan masalah yang menjadi topik

BAB I PENDAHULUAN. Gorga Sopo Godang merupakan sebuah tempat atau rumah yang hanya memiliki

+ 3,63 + 2,60 ± 0, ,00

PERANCANGAN GEREJA GPdI JEMAAT HOSANA JL. CIBANGKONG NO.6, BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. pembentukannya setiap budaya yang dimunculkan dari masing-masing daerah

BAB I PENDAHULUAN. di Bengkalis, Indragiri Hulu, Kampar, dan wilayah Pekanbaruyang merupakan kekuatan

BAB IV Rumah Tradisional Sunda Desa Sukahayu Kecamatan Rancakalong Sumedang dalam Perspektif Ilmu Arsitektur Tradisional dan Kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. tradisional, dengan karakter dan gaya seni masing-masing. kepentingan dan fungsi-fungsi dalam kehidupan.

Transkripsi:

Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Andhika Bayu Chandra 15600022 4A Arsitektur Teknik Universitas PGRI Semarang Andhikabayuchandra123@gmail.com Abstrak Rumah Tradisional merupakan rumah yang dibangun dengan cara sederhana dengan mengacu pada makna dan filosofi budaya dan adat masing masing daerah yang sama dari generasi ke generasi tanpa atau sedikit mengalami perubahan yang signifikan. Rumah Tradisional yang berada di setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri dari bentuk sampai ke detail bangunan yang memiliki filosofi dan arti yang berbeda beda. mulai dari atap sampai dengan penataan ruang yang didesain oleh para arsitek otodidak masa lalu yang mengacu pada kegunaan serta fungsi sosial dan arti budaya dibalik corak atau gaya bangunan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui serta memahami ciri khas dari arsitektur tradisional di kota Kendal.serta mengetahui karakteristik dan makna dari detail arsitektur rumah tradisional kendal. Jenis penulisan yang digunakan adalah jenis penulisan deskriptif kualitatif, yaitu menjelaskan dan menjabarkan melalui metode studi pustaka dengan mengkaji dan membandingkan sumber-sumber yang relevan dengan objek yang diamati. Metode pengumpulan datanya dengan observasi lapangan dan wawancara tidak terstruktur menggunakan cara tatap muka secara langsung dengan narasumber. Dari hasil pembahasan diketahui secara umum memiliki suatu ciri khas yang melekat di satu daerah yang memiliki kesamaan, makna, detail serta pengolahan ruang dalam bangunan tradisional. Kata Kunci : Rumah Tradisional, Arsitektur,Kendal, Budaya.

I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan beragam budaya.lebih dari 20 Suku dan 100 Budaya ada di Indoneisa.Setiap Provinsi di indonesia yang berjumlah 34 Provinsi memiliki budaya dan keragaman yang sangat banyak bahkan setiap suku daerah memiliki bangunan adat tradisional dengan karakter dan bentuk yang berbeda beda sebagai bagian dari budayanya. Rumah Tradisional merupakan rumah yang dibangun dengan cara yang sama dari generasi ke generasi tanpa atau sedikit mengalami perubahan yang signifikan. Rumah Tradisional yang berada di kendal memiliki ciri khas tersendiri dari bentuk sampai ke detail bangunan yang memiliki filosofi dan arti yang beragam. mulai dari atap sampai dengan penataan ruang yang didesain oleh para arsitek otodidak masa lalu yang mengacu pada kegunaan serta fungsi sosial dan arti budaya dibalik corak atau gaya bangunan. Setiap Daerah memiliki ciri khas bangunan tradisional berbeda beda dan detail arsitektur yang memiliki makna yang beragam.mulai dari sabang yang kental dengan budaya keislaman sampai dengan merauke yang terkenal dengan corak budaya suku pedalaman. Bahkan setiap kota memiliki rumah tradisional dengan ciri khas beragam. Kota kendal memiliki Arsitektur bangunan rumah yang dimiliki masyarakat dengan corak dan ciri khas tersendiri dan merupakan salah satu variasi rumah tradisional jawa yang pernah berkembang pada masa kejayaan kerajaan jawa terdahulu. Dengan ciri khas tersebut menjadi warisan kebudayaan dan identitas daerah dimana bangunan itu berasal. Saat ini Rumah tradisional di tiap daerah khususnya di kota kendal,jumlahnya semakin menurun dari tahun ke tahun karena masyarakat mulai beralih ke gaya Arsitektur Modern, sehingga rumah Tradisional kurang diperhatikan dan cenderung ditinggalkan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Ciri khas Arsitektur tradisional kota Kendal? 2. Bagaimana Karakteristik dan makna dari bangunan rumah tradisional di kota kendal?

1.3 Tujuan Memaparkan ciri khas Arsitektur rumah tradisional warga kota kendal. Menemukan Karakteristik dan makna dari setiap detail bangunan rumah tradisional di kota kendal. 1.4 Manfaat Penelitian ini diharapkan bisa memberi masukan bagi masyarakat kota kendal maupun pemerintah kota kendal dalam pelestarian bangunan tradisional serta memanfaatkan lebih jauh lagi untuk pengembangan sektor pariwisata di kota kendal yaitu wisata budaya selain tradisi tradisi lain yang sudah dikenal luas. Serta Selain itu penelitian ini juga sebagai sumbangan dalam dunia ilmu pengetahuan khususnya arsitektur untuk melengkapi pemahaman bangunan tradisional di Kendal.Pendataan yang dilakukan dalam penelitian ini bisa digunakan untuk upaya pelestarian dan pemanfatatan bangunan tradisional. 1.5 Lingkup Penelitian ini dilakukan di desa Tosari kecamatan Brangsong kabupaten Kendal. Sedangkan lingkup penelitian meliputi : Bangunan Keseluruhan Detail Ornamen Pola penataan ruang II Metode Penulisan 2.1 Wawancara wawancara yang dilakukan yaitu dengan metode wawancara tidak terstruktur tatap muka dengan Narasumber.pertanyaan spesifik yang langsung merujuk ke proses pembangunan, awal mula pembangunan, makna dan arti tentang setiap detail dalam bangunan serta keasian bangunan, tentunya ciri khas dari bangunan tersebut. 2.2 Observasi Observasi yang dilakukan yaitu Observasi Lapangan dengan pengamatan langsung ke lapangan dan memperhatikan objek penelitian serta pencatatan secara sistematik ciri khas suatu bangunan warga yang berada di daerah kendal.

III Pembahasan 3.1 Bentuk Rumah Jawa Rumah sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia selalu mengalami perubahan bentuk, dari manusia prasejarah yang menggunakan gua, berkembang menjadi tenda-tenda tadah angin (windscreen) sampai mereka menetap dan membuat pemukiman, baik yang sementara, semi permanen maupun permanen (Widodo & Sadilah, 1990:20). Sejumlah ahli yakin bahwa rumah tradisional Jawa juga mengalami perubahan bentuk dari waktu ke waktu, karena kebutuhan manusia yang semakin berkembang juga membutuhkan tempat yang sesuai. Namun pada garis besarnya rumah Jawa dapat dibedakan dalam lima bentuk dasar yaitu (Ismunandar, 1993:91): 1) Rumah bentuk Joglo; 2) Rumah bentuk Limasan; 3) Rumah bentuk Kampung; 4) Rumah bentuk Tajuk/Tajug; 5) Rumah bentuk Panggang-Pe. 3.2 Lokasi Pengamatan

Lokasi Pengamatan mencakup dua desa yang saling bersebelahan dengan memilih sebanyak 6 lokasi rumah yang tersebar di beberapa wilayah yaitu : Desa Tosari, Kec. Brangsong, Kab.Kendal Desa Sidorejo, Kec Brangsong, Kab.Kendal 3.3 Bentuk Massa /atap Rumah jawa terdiri dari beberapa bentuk massa yang menandakan status tingkat kedudukan maupun tingkat ekonomi memilih bentuk atap joglo karena selain kebutuhan ruang juga memanfaatkan luas tanah yang dimiliki.berbeda dengan masyarakat biasa, khususnya warga kendal memiliki ciri khas bangunan atap berbentuk Maligi. Rumah tradisional warga kendal memiliki massa tunggal yang multifungsi berbeda dengan rumah Joglo pada umumnya.atap memiliki tiga limasan Maligi yang berjejer dan saling berhubungan pada setiap sisinya. Rumah tersebut menunjukkan kedudukan maupun status ekonomi pemilik. Gambar diatas merupakan objek 3 Dimensi rumah pengamatan utama dengan sudut pandang Perspektif yang memperlihatkan bentuk atap maligi dengan tiga lengkungan atap, rumah tersebut mengalami modifikasi massa bangunan di sisi kanan rumah berupa garasi mobil dan penutupan sumur yang sebelumnya berada di luar bangunan. 3.4 Organisasi Ruang Organisasi ruang rumah tradisional warga kendal lebih sederhana dari rumah jawa pada umumnya karena hanya terdiri dari 3 zonasi ruang. pembagian zona ruang menurut hasil wawancara dari narasumber terdiri dari :

Zona Depan : penggunaan asli zona depan hanya berupa ruang serbaguna yang dulunya hanya digunakan sebagai tempat sepeda, penyimpanan hasil bumi masyarakat maupun cadangan pangan pada masa dahulu. Zona Tengah : Penggunaan zona tengah terdiri dari ruang keluarga di sisi kanan dan ruang tidur di sisi kiri. Zona Belakang : Penggunaan zona Belakang terdiri dari Dapur di sisi kanan dan kamar di sisi kiri. Seiring perkembangan zaman, pengolahan ruang mengalami modifikasi dan berubah fungsi dengan dibuktikan data dari hasil pengamatan di dukung dengan wawancara narasumber dari rumah objek pertama, seperti : Zona Depan : Berubah fungsi menjadi garasi motor / sepeda dan tambahan ruang tamu di sisi kiri maupun dialih fungsikan sebagai kamar tidur. Zona Tengah : tetap menjadi ruang keluarga dan kamar tidur namun biasanya ditambahkan sekat untuk penambahan kamar tidur yang semula hanya 1 menjadi 3 kamar tidur. Zona Belakang : Biasanya tetap menjadi dapur namun ada penambahan kamar tidur di sisi kiri. Penggunaan ruang untuk proses mandi dan toilet umumnya pada masa dahulu sebelum mengalami modifikasi, berada di luar rumah dengan ruang tersendiri berupa sumur dan tempat wudhu dengan sendang tradisional. pada masa sekarang proses mandi sedikit dimodifikasi dengan penutupan sumur dan penggunaan pompa air selanjutnya penambahan ruang kamar mandi di sisi rumah maupun di dalam rumah. Zona Belakang Zona Tengah Zona Depan Teras

Ruang di rumah tradisional Kendal saling berdempetan dalam satu massa bangunan, setiap ruang memiliki tiga pintu yang menghubungkan tiap ruang kecuali dinding belakang yang hanya memiliki satu pintu untuk akses ke belakang maupun samping bangunan. Pengolahan ruang ternyata sangat dipikirkan oleh arsitek otodidak pada masa lalu, dengan penggunaan yang bisa beralih fungsi menjadi satu ruang yang luas. Ketika digunakan untuk acara besar seperti pernikahan, tradisi slametan, maupun acara-acara lain. 3.5 Ciri ciri Dari hasil pengamatan dan wawancara Narasumber rumah nomor 1 didapatkan beberapa ciri-ciri sebagai berikut : a. Bentuk massa rumah simetris, terdiri dari tiga Zona Ruang, atap limasan maligi yang tersusun 3 gelombang pelana; b. Teras mengikuti bentuk dan lebar rumah, tiap teras bervariasi ada juga terasnya dilengkapi tiang dan pagar kayu; c. Dinding rumah relatif tinggi, demikian juga dengan langit-langitnya. Plafon jika ada, dibuat dari gribig (anyaman bambu); d. Terbagi menjadi tiga Zona ruang sesuai dengan blok atapnya, antar ruang dibatasi dengan dinding; e. Di tiap dinding terdapat tiga pintu yang berdaun ganda (kecuali pada dinding belakang), pintu pada dinding depan berupa pintu dobel (luar dan dalam); f. Pada dinding samping terdapat pintu (untuk rumah yang mempunyai halaman samping) baik berupa pintu berdaun ganda atau tunggal (beberapa juga mempunyai jendela) untuk menuju ke ruang samping; g. Lantai terbuat dari tanah pada masa lalu terus berubah menjadi ubin terakota,seterusnya hingga sekarang ada yang masih menggunakan ubin terakota dan ada juga yang diganti ubin keramik; 3.6 Ornamen dan Kusen Ornamen yang berhasil didapat dari pengamatan berupa hiasan pada atas pintu serta tiang kolom yang terbuat dari kayu yang memiliki makna dan arti tertentu serta filosofi yang dibuat berdasarkan budaya dan adat setempat sehingga tiap detail memiliki arti dan maksud tersendiri. Ciri khas yang utama dari pengamatan ini adalah dari kusen pintu yang berjumlah 3 dari setiap ruang. pintu 3 dengan bukaan berjumlah 4 merupakan ciri khas dari arsitektur kota kendal yang dipengaruhi oleh budaya dari jaman dahulu. hampir seluruh rumah tradisional pada masanya memiliki ciri khas ini.

Ornamen yang terdapat pada rumah tersebut berasal dari perpaduan budaya dan yang tercipta karena perkembangan arsitektur masa lalu yang mengacu pada budaya serta agama yang menandakan eksistensinya di masa lalu seperti : gambar 1 yang bercorak khas budaya jawa yang kental akan ukiran dan bentuk seperti batik parang gambar 2 dan 3 berasal dari corak budaya cina dengan ciri khas garis garis seperti ornamen yang ada di Klenteng semarang dengan simbol tengah khas cina gambar 3 dan 4 sangat jelas bahwa itu merupakan corak khas budaya islam dengan sentuhan islami yang memusat. IV Penutup 4.1 Kesimpulan Setiap rumah tradisional di suatu daerah pasti memiliki ciri khas tersendiri, seperti diketahui dari pembahasan diatas,ciri Khas yang paling utama dari bangunan rumah tradisional kendal adalah pada bagian Tampak depan dengan ciri ciri memiliki Tiga jalur pintu dengan setiap pintu memiliki dua buah pintu dan setiap pintu memiliki dua buah daun pintu. hampir seluruh rumah tradisional yang berada di kota kendal mulai dari kecamatan weleri sampai kecamatan kaliwungu mempunyai ciri khas yang sama.jarang yang menggunakan metode rumah jawa joglo. Karakter yang berhubungan dengan ciri khas yaitu pada pola penataan ruang yang hampir sama di setiap rumah yang terdiri dari 3 zona. Detail detail bangunan yang memiliki arti serta makna yang berbeda dari setiap ukiran kayu.

4.2 Saran Untuk Pemerintah Seiring berkembangnya jaman rumah tradisional jumlahnya semakin berkurang karena waktu dan minat masyarakat. sehingga dalam upaya mempertahankan jejak budaya di daerah kendal perlu adanya edukasi tentang arsitektur tradisional serta pelestarian bangunan. pembuatan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang bangunan tradisional serta pembangunan pariwisata budaya yang akomodatif bagi wisatawan.namun, komposisi massa dan bentuk arsitekturalnya harus dipertimbangkan dengan cermat agar tidak merusak karakter budaya yang sudah terbentuk. Untuk Umum Perkembangan jaman membuat masyarakat beralih ke arsitektur modern. sehingga bangunan tradisional kurang diminati, agar bangunan tradisional lestari maka dibutuhkan peran masyarakat untuk melestarikan serta menumbuhkan rasa ketertarikan kepada budaya dan unsur tradisional. dengan mengetahui makna,karakter maupun filosofi. dengan adanya pemahaman tersebut diharapkan masyarakat tidak merusak maupun merubah bangunan tradisional di daerah khususnya kota kendal DAFTAR PUSAKA Buku Ismunandar, K.R. (2007). Arsitektur Rumah Tradisional Jawa. Semarang. Effhar Offset Keraf,Gorys. (2004). Komposisi : Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Nusa Indah.Jakarta Wahyudi,muhammad agung. (2006). Korelasi Tata Ruang Rumah Kuno di Krajan Kulon terhadap Tata Ruang Kota Kaliwungu, Tesis S2 Magister Teknik Arsitektur Universitas Diponegoro. Semarang: Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Internet www.wikipedia.org www.googleearthpro.com www.eprints.undip.ac.id www.kabupaten-kendal.go.id