BAB IV Rumah Tradisional Sunda Desa Sukahayu Kecamatan Rancakalong Sumedang dalam Perspektif Ilmu Arsitektur Tradisional dan Kepercayaan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV Rumah Tradisional Sunda Desa Sukahayu Kecamatan Rancakalong Sumedang dalam Perspektif Ilmu Arsitektur Tradisional dan Kepercayaan"

Transkripsi

1 BAB IV Rumah Tradisional Sunda Desa Sukahayu Kecamatan Rancakalong Sumedang dalam Perspektif Ilmu Arsitektur Tradisional dan Kepercayaan 4.1 Rumah Tradisional Sunda Desa Sukahayu dalam Perspektif Ilmu Arsitektur Tradisional Dari hasil survey di lapangan terhadap bentuk rumah tradisional Desa Sukahayu, terbukti bahwa bentuk-bentuk rumah tradisional mengalami perubahan-perubahan dari sisi arsitektural. Semua perubahan-perubahan terjadi disebabkan oleh pengaruh luar terhadap kehidupan sosial budaya dan fisik bentuk bangunan rumah. Semua pengaruh ini kadang tidak terasa dan tidak secara langsung melainkan melalui proses yang dialami oleh masyarakatnya., namun beberapa rumah tidak begitu mengalami perubahan-perubahan pada bentuk arsitekturalnya Sesuai wujud bentuk arsitektural bentuk rumah di desa Sukahayu dapat dibagi menjadi tiga kategori, kategori yang dimaksud dilihat berdasarkan secara bentuk arsitektural, yaitu 1. Rumah tradisional kolong dengan material utama bambu 2. Rumah semi permanen. 3. Rumah Permanen Rumah tradisional desa Sukahayu mempunyai pondasi (tatapakan) di atas permukaan tanah, secara struktural mempunyai kekuatan untuk menahan beban hidup (manusia) dan beban mati ( beban atap dan struktur). Rumah tardisional desa Sukahayu mempunyai pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik, secara arsitektural rumah kolong berguna untuk pertukaran udara dari dalam rumah dengan udara di luar rumah dan asap dari dapur dapat lewat lubang-lubang bilik lewat kolong bangunan dan asap yang ke atas akan keluar lewat lubang jendela dapur, seperti pada foto di bawah ni memperlihatkan udara keluar jendela dapur. 87

2 Foto 4.1Jendela Dapur untuk Sirkulasi Udara Dari Dalam Gambar 4.1 Sketsa Sirkulasi Rumah Tradisional Desa Sukahayu Rumah semi permanen dan permanen menggunakan material- material modern dan mempunyai kekuatan yang baik untuk struktur atap dan kolom, namun untuk 88

3 kekuatan pondasi masih ada penurunan yang disebabkan oleh jenis tanah di desa Sukahayu mempunyai kadar air tanah yang cukup tinggi. Di bawah ini contoh gambar denah dan potongan rumah desa Sukahayu, yaitu : Gambar 4.2 Sketsa Denah dan Potongan Rumah Tradisional Desa Sukahayu Gambar 4.3 Sketsa Denah dan Potongan Rumah Semi Permanen Desa Sukahayu 89

4 Gambar 4.4 Sketsa Denah dan Potongan Rumah Permanen Desa Sukahayu 4.2 Deskripsi Rumah Tradisional Desa Sukahayu Sebelum membahas mengenai makna dan bentuk rumah tradisional desa Sukahayu, penulis mencoba menguraikan mengenai tapak dan kontur di desa Sukahyu, tapak desa Sukahayu dari sudut pandang arsitektural merupakan tapak yang sangat terjal dan curam hampir mempunyai kemiringan lereng 45 derajat dari permukaan jalan. Namun di atas tapak yang tinggi dan curam ini terbentuk suatu pemukiman tardisional Sunda. Di sini pula rumah-rumah tradisional desa Sukahayu berdiri baik yang bermaterial bambu maupun yang sudah mengalami perubahan 90

5 Gambar 4.5 Sketsa Perspektif Tapak Desa Sukahayu Gambar 4.6 Potongan dan Perspektif Tapak Desa Sukahayu 91

6 Masyarakat Desa Sukahayu merupakan masyarakat peladang (pola tiga) yang bercocok tanam dan menanam beberapa tanaman yang jenisnya berbeda-beda. Hasil dari panen padi oleh masyarakat desa Sukahayu disimpan di Leuit dekat Bale Desa (Dahulu Bumi Adat). Leuit desa Sukahayu hanya satu buah karena yang lainnya sudah rusak tidak terawat sehingga sudah tidak digunakan kembali. Foto 4.2 Leuit Desa Sukahayu Masyarakat desa Sukahayu masih percaya dengan kehadiran Dewi Sri sebagai pelindung dan pemberi kehidupan lewat padi yang telah dipanen. Setiap panen biasanya ada ruwatan yang dipimpin oleh sesepuh desa, ulama dan pemuka desa. Setelah disimpan di dalam Leuit, sebagian dibawa pulang untuk disimpan di dalam goah (padaringan), goah merupakan tempat penyimpanan padi yang dipercayai juga tempat suci Dewi Sri. Semua rumah di desa Sukahayu masih mempunyai goah walaupun sebagian rumah mereka ada yang sudah tidak asli /semi permanen. Seperti penjelasan sebelumnya bahwa rumah tradisional desa Sukahayu ada yang mengalami perubahan secara struktur, bentuk dan material, namun tidak sedikit juga masih melestarikannya. Semua perubahan ini terjadi karena masuknya budaya modern.di desa Sukahayu, tetapi pemaknaan di dalam dan di luar rumah masih sakral. 92

7 Gambar 4.7 Sketsa Rumah Tradisional Desa Sukahayu Gambar 4.8 Sketsa Potongan Rumah Tradisional Desa Sukahayu 93

8 Gambar di atas adalah bentuk dan potongan sketsa rumah tradisional desa Sukahayu bermaterial bambu, deskripsi materialnya sebagai berikut : 1. Atap, memiliki bentuk atap jolopong (suhunan lurus) yakni bentuk atap terdiri dari dua buah bidang atap dan kedua bidang atap ini dipisahkan dengan suhunan. Foto 4.3 Atap Jolopong Rumah Tradisional Desa Sukahayu 2. Langit-langit, atau paparan terbuat dari bambu bilik dengan anyaman motif kepang. Foto 4.4 Plafon Motif Kepang 94

9 3. Tihang (tiang), struktur tiang pada rumah tardisional desa Sukahayu berjumlah 18 tihang dan 1 tihang terdapat di dekat dapur merupakan tihang induk (sasaka) dan tihang sisi bangunan yang berguna untuk menempelkan bilik berjumlah 16 tihang, untuk tatapakan berjumlah 13 tihang. Foto 4.5 Tihang Induk Utama (Sasaka) Foto 4.6 Tihang Sisi Bangunan untuk Menjepit Bilik Dinding 95

10 Foto 4.7 Tihang Tatapakan (Pondasi) dengan Ukuran 30x12cm 4. Dinding, seluruh dinding terbuat dari anyaman bambu dengan motif anyaman.kepang. bilik langsung menempel pada bagian luar tiang rumah yang dipasang dengan lembaran yang tingginya antara lincar dan pamikul dan panjangnya merupakan jarak antara tiang-tiang bagian luar rumah. Foto 4.8 Dinding Bambu dengan Anyaman Kepang 96

11 5. Pintu, atau panto masuk langsung berhubungan dengan tepas berbentuk persegi panjang dengan ukuran tinggi 1.90 m dan lebar 90 cm, selain itu mempunyai 3 panto pangkeng (kamar tidur) dengan ukuran 1.00 m dan lebar 86 cm, dan panto goah dengan ukuran tinggi 1.20 dan lebar 60 cm dan panto dapur dengan ukuran tinggi 1.50m dan lebar 72 cm. Foto 4.9 Panto Dapur 1.5m x 72 cm Foto 4.10 Panto Ruang Tamu (Tepas) 1.9m x 1.0m 97

12 Foto 4.11 Panto Goah 1.2m x 60cm 6. Jendela, rumah tradisional desa Sukahayu mempunyai ukuran 50 x 56 m2, jumlah jendela ada 6 buah dan sebagian besar ada di ruang tepas, serta daun jendela kayu dan kaca sebagai penutupnya. 7. lantai, atau palapuh terbuat dari bambu yang dibentuk dari lempengan bambu yang digelarkan di atas bambu bulat (utuh) dinamakan darurang, lantai dilengkapi oleh tangga (golodog) Foto 4.12 Golodog (tangga) 98

13 Foto 4.13 Lantai yang terbuat dari lempengan bambu (palapuh) Rumah modern mempunyai pembagian ruang yang telah direncanakan sebelumnya oleh arsitek berdasarkan fungsi, namun untuk rumah tradisional pembegian ruang tidak berdasarkan fungsinya saja tetapi unsur makna di dalamnya (ruang) harus diperhitungkan. Di bawah ini merupakan pembagian ruang rumah tradisional desa Sukahayu, sebagai berikut : 1. Tepas, ruang ini memiliki fungsi untuk menerima tamu, ruang dibiarkan kosong tanpa ornamen hanya meja dan kursi seperlunya saja, kadangkadang pemilik rumah mengosongkan ruangan dan tamu-tamu yang datang duduk dilantai palapuh (ngampar), di sebelah tepas terdapat ruang patengahan yang hanya dipisahkan oleh dinding bilik. Selain memiliki fungsi tepaspun tempat bertemunya dunia laki-laki dan dunia perempuan. Karena mereka percaya bahwa ruang laki-laki dan perempuan merupakan ruang netral (dunia tengah). 99

14 Foto 4.14 Ruang Tepas Rumah Tradisional Desa Sukahayu 2. Patengahan, merupakan ruang yang memiliki fungsi untuk berkumpulnya keluarga atau untuk menerima kerabat dekat jika ada upacara adat, ruang tengah (patengahan) merupakan ruang netral, ruang dunia laki-laki dan dunia perempuan yang merupakan sumber kekuatan dari rumah, sehingga ruang tengah selalu dipakai untuk upacara adat. Foto 4.15 Ruang Patengahan Rumah Tradisional Desa Sukahayu 3. Dapur, merupakan satu masa dengan ruang tengah dan berfungsi sebagai perapian untuk masak dan menyimpan peralatan memasak sehari-hari. Di 100

15 dalam dapur terdapat hawu yang berguna untuk memasak dan paraseuneu yang berguna untuk menyimpan segala kebutuhan dapur. Laki-laki tidak boleh melakukan kegiatan di dapur karena dapur merupakan ruang untuk perempuan, hawu disimbolikan sebagai perempuan dan suluh (kayu bakar) disimbolkan sebagai laki-laki. Foto 4.16 Dapur Rumah Tradisional Desa Sukahayu Foto 4.17 Paraseuneu yang Berguna untuk Menyimpan Segala Kebutuhan Dapur 101

16 Foto 4.18 Hawu untuk Memasak yang disimbolkan sebagai Perempuan Foto 4.19Tempat Penyimpanan Suluh 102

17 4. Kamar Tidur, pada rumah tradisional desa sukahayu terdiri tiga ruang tidur, satu ruang tidur selalu bersebelahan dengan goah (padaringan)/tempat penyimpanan padi. Antara goah dan kamar tidur hanya disekat oleh dinding bilik. Kamar tidur di desa Sukahayu tidak mempunyai makna apa-apa, hanya dibagi menjadi ruang untuk orang tua dan ruang tidur untuk anak-anak. Foto 4.20 Ruang Tidur Bersebelahan dengan Goah 5. Goah (padaringan), fungsi dari goah untuk menyimpan padi dan barangbarang pusaka milik keluarga. Laki-laki dilarang masuk ke dalam goah karena goah adalah dunia perempuan. Goah dipercayai tempat Dewi Sri yang memberikan kehidupan lewat padi-padi dan beras, masyarakat desa Sukahayu selalu memberikan sesajen di dalam goah, adapun sesajen yang disajikan adalah, bunga tujuh rupa, cai kopi pait, cai heurang, cai teh, menyan dan cerutu. Untuk pusaka-pusaka yang berada di dalam goah diberi minyak wangi dan asap menyan. 103

18 Foto 4.21 Goah Tempat Penyimpanan Padi dan Barang Pusaka Foto 4.22 Jamban Umum Desa Sukahayu 104

19 Untuk mandi dan buang air masyarakat desa Sukahayu harus berjalan sekitar satu kilometer dari rumah mereka, kamar mandi umum ini atau jamban berada di lebak dekat mata air. 4.3 Analisis Bentuk, Material dan Struktur Rumah Tradisional Sunda Desa Sukahayu Berdasarkan hasil peninjauan di lapangan rumah tradisional di desa Sukahayu kacamatan Rancakalong, merupakan salah satu proto tipe rumah tradisional daerah Jawa Barat. Hal ini dapat terlihat dari ciri khas rumah tardisional Jawa Barat, yaitu memiliki kolong (panggung), bahan material menggunakan bahanbahan dari alam, seperti bambu, kayu, batu dan alang-alang ijuk untuk atap, pada atap mempunyai bentuk jolopong, namun fenomena memperlihatkan ada juga perubahan-perubahan dari struktur dan bahan material. Dapat dilihat perubahaannya dari material atap, karena hampir 100% atap rumah mereka sudah berganti material dengan atap genteng tanah liat atau plentong. Kuwu di desa ini pun sudah tidak memiliki rumah tradisional yang benar-benar asli, pada kesempatan ini juga penulis mengambil satu rumah yang dituakan di daerah tersebut. 105

20 Di bawah ini merupakan bentuk dari atap dan denah rumah tradisional desa Sukahayu Gambar 4.9 Sketsa Atap Jolopong Rumah Tradisional Desa Sukahayu Gambar 4.10 Sketsa Denah Rumah Tradisional Desa Sukahayu 106

21 Gambar 4.11 Sketsa Atap Jolopong Rumah Tradisional Desa Sukahayu Gambar 4.12 Sketsa Denah Rumah Tradisional Desa Sukahayu 107

22 Bentuk rumah di desa Sukahayu berupa rumah panggung yang persegi,tidak boleh meyiku (nyekon) berdiri di atas tanah dengan kontur yang tidak rata. Bentukbentuk rumah tradisional desa Sukahayu terdapat dua jenis dengan komposisi ruang yang sama, hanya jenis material dan struktur yang membedakannya. Dua bentuk rumah ini mempunyai luasan yang sama dan bentuk denah yang hampir sama, ini terjadi karena perubahan bentuk fisik secara arsitektural dari rumah tradisional menjadi rumah dengan material moderen. Akibat masuknya moderenitas ke desa Sukahayu, menjadikan rumah tradisional yang asli hilang originalitasnya. Fenomena ini dapat terlihat dari bentuk fasade depan, struktur, atap dan dinding yang sudah banyak menggunakan batu-bata merah, begitupun dengan pondasi (tatapakan) yang sudah mulai ditanam sepenuhnya ke dalam tanah. Dengan hilangnya pondasi kolong maka indentitas rumah kolong untuk rumah tradisional sunda menjadi hilang. Perubahan-perubahan bentuk secara arsitektural terjadi karena manusia tidak luput dari aktivitas, untuk melangsungkan aktivitasnya manusia memerlukan ruang dengan kondisi visual yang baik dan intensitas cahaya yang cukup.karena cukup banyak aktivitas manusia yang tidak dapat diselenggarakan akibat ketidaksesuaian kondisi iklim luar, manusia membuat bangunan. Dengan bangunan, diharapkan iklim luar yang tidak menunjang aktivitas manusia dapat dimodifikasi secara bentuk dan struktural dengan bahan material sebagai penunjang untuk perubahan ini sehingga dapat berubah menjadi iklim dalam (bangunan) yang lebih sesuai untuk aktivitasnya. Usaha manusia untuk mengubah kondisi iklim luar yang tidak sesuai menjadi iklim dalam (bangunan) yang sesuai seringkali tidak seluruhnya tercapai. Dalam banyak kasus, manusia di daerah tropis seringkali gagal menciptakan kondisi termis yang nyaman di dalam bangunan. Ketika berada di dalam bangunan, pengguna bangunan justru seringkali merasakan udara ruang yang panas, sehingga kerap mereka lebih memilih berada di luar bangunan 108

23 Di sini terlihat bahwa arsitektur yang dirancang guna mengatasi masalah iklim setempat tidak selalu diberi sebutan arsitektur iklim tersebut, karena pemecahan problematik iklim merupakan suatu tuntutan mendasar yang 'wajib' dipenuhi oleh suatu karya arsitektur di manapun dia dibangun. Sebutan tertentu pada suatu karya arsitektur hanya diberikan terhadap ciri tertentu karya tersebut yang kehadirannya 'tidak wajib', serta yang kemudian memberi warna atau corak pada arsitektur tersebut. Sebut saja arsitektur yang 'bersih' tanpa embel-embel dekorasi, yang bentuknya tercipta akibat fungsi (form follows function) disebut arsitektur modern. Arsitektur dengan penyelesaian estetika tertentu yang antara lain menyangkut bentuk, ritme dan aksentuasi diklasifikasikan dan dekonstruksi. Semua karya arsitektur tersebut tidak pernah diberi julukan 'arsitektur sub-tropis' meskipun karya tersebut dirancang di daerah iklim sub-tropis guna mengantisipasi masalah iklim tersebut. Masyarakat desa Sukahayu secara naluriah sudah memikirkan akan Iklim dan aktivitas. 4.4 Perubahan Bentuk Rumah Tradisional Desa Sukahayu Fasade mempunyai peran penting dalam arsitektural, di bawah ini dapat dilihat perubahan fasade rumah tradisional desa Sukahayu yang jika diperhatiakan secara struktural fasade rumah tradisional desa Sukahayu mempunyai sistem firmitas (kekuatan) yang sangat kokoh dengan mempresisikan jarak antara kolom ke kolom, begitupun dengan sistem pencahayaan dengan memiliki beberapa buah jendela sebagai jalur sirkulasi sehingga udara dari dalam akan dengan baik bergantian dengan udara segar dari luar dengan sangat baik. Namun dengan terpengaruhnya moderenitas dan kebutuhan aktivitas masyarakat mulai merubah bentuk fasade depan dengan harapan mendapatkan konsep yang baik. 109

24 Foto 4.23 Rumah Tradisional Desa Sukahayu Foto 4.24 Rumah Tradisional Desa Sukahayu yang Sudah Direnovasi Foto di atas memperlihatkan perubahan yang terjadi pada rumah tradisional desa Sukahayau. Di sini terlihat perubahan pada material dinding yang sebelumnya 110

25 menggunakan papan atau bilik dengan motif kepang sekarang menggunakan dinding bata merah yang diplester semen dan finishing dengan bahan cat moderen. Walaupun terjadi perubahan dalam bentuk fasade, tetapi hampir tidak terjadi perubahan dalam denah dan komposisi ruang. Gambar 4.13 Denah Rumah Tradisional Desa Sukahayu Gambar 4.14 Denah Rumah Tradisional Desa Sukahayu yang Sudah Mengalami Perubahan fasade depan 111

26 Gambar di atas menjelaskan tidak terjadi perubahan terhadap denah dan komposisi ruang rumah tradisional desa Sukahayu. Pada struktur dinding terdapat kolom-kolom sebagai penyangga beban dari atas. Setiap kolom atau tiang utama berdiri tatapakan (pondasi) sebagai penahan beban vertikal. Gambar 4.15 Perspektif Potongan Thiang Diantara kolom-kolom atau tiang terdapat dinding bilik dengan anyaman kepang. Semua tiang-tiang mempunyai ketinggian di atas 2 meter. Tangga- tangga main entrance mempunyai ketinggian selutut manusia, sekitar CM. Pada struktur kolom terdapat perubahan dari bentuk struktur dan material yang digunakannya, bangunan tradisional menggunakan kayu sebagai kolom penyangga dan tangga terbuat dari bambu. Sedangkan bentuk setelah terjadi perubahan menggunakan material beton dan kolom beton sebagai penyangga beban bangunan. Untuk rumah tradisional yang mengalami perubahan tidak menggunakan lagi tangga sebagai main entrance. 112

27 Foto 4.24 Struktur Kayu Rumah Tradisional Desa Sukahayu Foto 4.25 Struktur Beton Rumah Tradisional Desa Sukahayu 113

28 Bukaan secara arsitektural mengalami adanya perubahaan pada rumah tradisional desa Sukahayu, rumah tradisional desa Sukahayu yang mengalami perubahan pada bentuk bukaan (jendela dan pintu) dikarenaakan masyarakat setempat mencari bahan material yang lebih baik dari sisi kekuatan maupun fungsional, seperti pada kaca yang bisa hanya dibuka bagian atasnya saja atau bagian bawahnya. Foto 4.26 Foto Sebelah Kiri merupakan Bukaan Rumah Tradisional Desa dan Foto Sebelah Kanan Bukaan Rumah Tradisional yang Telah Mengalami Perubahan Dapur pada rumah tradisional desa Sukahayu ada yang mengalami perubahan baik secara struktural maupun material. Rumah tradisional yang mengalami perubahaan menggunakan keramik dan cor beton sebagai bahan finishing lantai dan dapur digunakan sebagai tempat pertemuan kerabat. Namun alat masak memasak masih menggunakan alat tradisional, seperti anglo dan seeng. 114

29 Foto 4.27 Dapur Rumah Tradisional Desa Sukahayu Sebelum Mengalami Perubahaan Foto 4.28 Dapur Rumah Tradisional Desa Sukahayu Setelah Mengalami Perubahaan 115

30 4.5 Makna Rumah Tradisional Desa Sukahayu Kecamatan Rancakalong Sumedang Selanjutnya berdasarkan wujud bentuk keobjekan seperti yang telah ditulis di atas, fakta di lapangan mengatakan bahwa kesakralan atau pemaknaan di dalamnya masih dipertahankan oleh masyarakat desa Sukahayu, seperti penempatan ruang untuk laki-laki dan penempatan ruang untuk perempuan, di sini dapat kita lihat bahwa walaupun terjadi perbedaan tetapi tetap menyatu dengan simbol-simbol kosmik, yakni makrokosmos dengan daya-daya metakosmosnya. Data hasil studi di lapangan membuktikan bahwa semua atap rumah tradisional desa Sukahyu, baik yang bermaterial bambu maupun yang semi permanen selalu menghadap ke Utara dan menghadap ke gunung Tampomas, karena mereka percaya bahwa gunung Tampomas sebagai sumber kekuatan yang berasal dari para leluhur (karuhun) mereka. Dari fenomena tersebut dapat dilihat bahwa masyarakat desa Sukahayu merupakan masyarakat pola tiga yang berperamu karena mereka masih percaya bahwa para leluhur (karuhun) yang selalu melindungi dan memberikan kekuatan bagi keturunannya. Dogma tersebut merupakan proses menuju arah transenden (dunia atas) melalui proses imanensi (dunia tengah dan dunia bawah). Gambar 4.16 Atap Rumah Desa Sukahayu Menghadap ke Utara dan Menghadap ke Gunung Tampomas 116

31 Foto 4.29 Gunung Tampomas Diagram di bawah terlihat bahwa dunia atas, tengah dan bawah menjadi satu kesatuan yang paradok sehingga tercapainya sebuah transendensi melalui proses imanensi. TRANSENDEN DUNIA ATAS DUNIA TENGAH PARADOX DUNIA BAWAH DIAGRAM 4.9 PARADOX 117

32 Cerminan diagram diatas dapat terlihat pada komposisi ruang rumah tradisional sunda dengan makna di dalamnya untuk mencapai transendensi. Setiap rumah di bagi menjadi beberapa ruang yang mempunyai makna makna yang berbeda tetapi mempunyai tujuan, yaitu kesempurnaan. Gambar 4.17 Denah Rumah Desa Sukahayu Kecamatan Rancakalong Sumedang Denah diatas menggambarkan pembagian ruang pada rumah tradisional desa Sukahayu, setiap ruang mempunyai makna yang berbeda, seperti ruang lelaki tidak boleh di tempati oleh perempuan begitupun sebaliknya tempat perempuan tidak boleh di tempati lelaki. Untuk pertemuan keduanya disebut ruang netral atau perantara biasaya terdapat di Tepas. Denah di bawah ini menjelaskan komposisi ruang secara arsitektur 4.6 Kosmologi Desa Sukahayu Masyarakat Desa Sukahayu merupakan masyarakat yang menganut sistem exogami, memperbolehkan penduduknya menikah dengan kampung lain. Namun orang tua yang akan menikahkan anaknya mengharuskan memenuhi syarat bibit, 118

33 bobot dan bebet juga sarat, sirit dan sorot. Sarat adalah materi dunia, sirit adalah pemberian nafkah batin dan sorot adalah kepribadian. Setelah memenuhi semuanya baru diadakan upacara perkawinan adat dan agama ( Muslim). Atap rumah tradisional desa Sukahayu menghadap ke utara (gunung tampomas) karena mereka percaya dengan adanya kekuatan mistis yang memberikan perlindungan dan kehidupan dari gunung tampomas. 119

DATA RUMAH ADAT DI JAWA BARAT

DATA RUMAH ADAT DI JAWA BARAT DATA RUMAH ADAT DI JAWA BARAT 1. Nama : Rumah Adat Citalang : Desa Citalang, Kecamatan Purwakarta, Kabupaten Purwakarta : Pemukiman di Desa Citalang menunjukkan pola menyebar dan mengelompok. Jarak antara

Lebih terperinci

RUMAH TRADISIONAL SUNDA T E S I S. D e n y NIM :

RUMAH TRADISIONAL SUNDA T E S I S. D e n y NIM : RUMAH TRADISIONAL SUNDA KAJIAN TENTANG MAKNA DAN BENTUK RUMAH TRADISIONAL SUNDA DESA SUKAHAYU KECAMATAN RANCAKALONG KOTA SUMEDANG T E S I S karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB II ARSITEKTUR INTERIOR KEBUDAYAAN TRADISIONAL

BAB II ARSITEKTUR INTERIOR KEBUDAYAAN TRADISIONAL 9 BAB II ARSITEKTUR INTERIOR KEBUDAYAAN TRADISIONAL 2.1 Pengertian Arsitektur Tradisional Arsitektur berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani: yaitu arkhe dan tektoon. Arkhe berarti yang asli, awal, utama,

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Tipologi bangunan rumah tinggal masyarakat lereng gunung Sindoro tepatnya di Dusun

Lebih terperinci

BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN. 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan

BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN. 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Gambar 3.1 Gerbang Masuk Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan adalah sebuah perkampungan budaya yang dibangun untuk

Lebih terperinci

Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal

Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Andhika Bayu Chandra 15600022 4A Arsitektur Teknik Universitas PGRI Semarang Andhikabayuchandra123@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1 0.15 8.60 2.88 Pada area lantai,1 ruang parkir di perluas dari yang sebelumnya karena faktor jumlah kendaraan pada asrama yang cukup banyak. Terdapat selasar yang difungsikan sebagai ruang tangga umum

Lebih terperinci

DINDING DINDING BATU BUATAN

DINDING DINDING BATU BUATAN DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan

Lebih terperinci

Bab IV Simulasi IV.1 Kerangka Simulasi

Bab IV Simulasi IV.1 Kerangka Simulasi Bab IV Simulasi IV.1 Kerangka Simulasi Untuk menjawab pertanyaan penelitian, maka diperlukan adanya saran atau rekomendasi yang dibuat sebagai masukan dalam menyusun pedoman penataan fasade bangunan-bangunan

Lebih terperinci

MENDEFINISIKAN KEMBALI ARSITEKTUR TROPIS DI INDONESIA

MENDEFINISIKAN KEMBALI ARSITEKTUR TROPIS DI INDONESIA MENDEFINISIKAN KEMBALI ARSITEKTUR TROPIS DI INDONESIA Tri Harso Karyono Desain Arsitektur, vol. 1, April, 2000, pp.7-8. Satu di antara sederet alasan mengapa manusia membuat bangunan adalah karena kondisi

Lebih terperinci

pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad

pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad Prinsip keseimbangan yang dicapai dari penataan secara simetris, umumnya justru berkembang pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad renesans. Maka fakta tersebut dapat dikaji

Lebih terperinci

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Survey (Observasi) Lapangan Dalam penelitian ini, secara garis besar penyajian data-data yang dikumpulkan melalui gambar-gambar dari hasil observasi lalu diuraikan

Lebih terperinci

Rumah Tinggal Dengan Gaya Bali Modern Di Ubud. Oleh: I Made Cahyendra Putra Mahasiswa Desain Interior FSRD ISI Denpasar ABSTRAK

Rumah Tinggal Dengan Gaya Bali Modern Di Ubud. Oleh: I Made Cahyendra Putra Mahasiswa Desain Interior FSRD ISI Denpasar ABSTRAK Rumah Tinggal Dengan Gaya Bali Modern Di Ubud Oleh: I Made Cahyendra Putra Mahasiswa Desain Interior FSRD ISI Denpasar ABSTRAK Rumah adat Bali adalah cerminan dari budaya Bali yang sarat akan nilai-nilai

Lebih terperinci

Rumah Tinggal Dengan Gaya Arsitektur Bali Modern Di Denpasar

Rumah Tinggal Dengan Gaya Arsitektur Bali Modern Di Denpasar Rumah Tinggal Dengan Gaya Arsitektur Bali Modern Di Denpasar Oleh : Naya Maria Manoi nayamanoi@gmail.com Mahasiswa Desain Interior FSRD ISI Denpasar ABSTRAK Arsitektur tradisional Bali merupakan budaya

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Lebih terperinci

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Disusun Oleh: Ignatius Christianto S

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Disusun Oleh: Ignatius Christianto S SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS Disusun Oleh: Ignatius Christianto S 0951010043 JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANN

Lebih terperinci

ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR

ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR Ruangan interior dibentuk oleh beberapa bidang dua dimensi, yaitu lantai, dinding, plafon serta bukaan pintu dan jendela. Menurut Wicaksono dan Tisnawati (2014), apabila

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN Penerapan Tema dasar Arsitektur nusantara pada Perancangan Hotel Resort di Ngadas ini meliputi lima aspek : 1. Bentuk Atap yang Dominan 2. Penonjolan kebun daripada hunian 3. Lepas

Lebih terperinci

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center KONSEP RANCANGAN Latar Belakang Surabaya semakin banyak berdiri gedung gedung pencakar langit dengan style bangunan bergaya modern minimalis. Dengan semakin banyaknya bangunan dengan style modern minimalis

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pintu Masuk Kendaraan dan Manusia Dari analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya pintu masuk kendaraan dan manusia akan

Lebih terperinci

OLAHAN DINDING. Eko Sri Haryanto, S.Sn, M.Sn

OLAHAN DINDING. Eko Sri Haryanto, S.Sn, M.Sn OLAHAN DINDING Eko Sri Haryanto, S.Sn, M.Sn PENGERTIAN DINDING Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan melindungi suatu RUANG. Umumnya, dinding membatasi suatu bangunan dan menyokong struktur

Lebih terperinci

Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Pondasi

Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Pondasi Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Pondasi Pekerjaan pondasi yang telah disetting dalam software rab meliputi pekerjaanpekerjaan sebagai berikut: 1. Galian tanah pondasi 2. Pasangan Pondasi Batu Kosong

Lebih terperinci

BAB 2 PRODUK. Anugerah adalah penduduk asli dan pendatang baru yang ada di kota

BAB 2 PRODUK. Anugerah adalah penduduk asli dan pendatang baru yang ada di kota BAB 2 PRODUK 2.1 Spesifikasi Rincian Produk Sesuai dengan target pasar yang di rencanakan oleh CV. Griya Indah Anugerah adalah penduduk asli dan pendatang baru yang ada di kota Payakumbuh. Usaha CV. Griya

Lebih terperinci

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

A. GAMBAR ARSITEKTUR. A. GAMBAR ARSITEKTUR. Gambar Arsitektur, yaitu gambar deskriptif dari imajinasi pemilik proyek dan visualisasi desain imajinasi tersebut oleh arsitek. Gambar ini menjadi acuan bagi tenaga teknik sipil

Lebih terperinci

LAPORAN RENCANA PERBAIKAN MES KARYAWAN

LAPORAN RENCANA PERBAIKAN MES KARYAWAN LAPORAN RENCANA PERBAIKAN MES KARYAWAN Kegiatan Pembagian Ruang Serta Pengacian Lantai Ruang Tamu Dan Kamar Tidur, Penambahan Ketinggian Lantai Dapur dan Penambahan Sekat Dapur, Penambahan Sekat Kamar

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia prasejarah maupun saat ini memerlukan tempat tinggal. Manusia prasejarah mencari dan membuat tempat untuk berlindung yang umumnya berpindah-pindah / nomaden

Lebih terperinci

TEKNIK KOMUNIKASI ARSITEKTURAL TEKNIK MEMBACA GAMBAR BANGUNAN PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR 2015

TEKNIK KOMUNIKASI ARSITEKTURAL TEKNIK MEMBACA GAMBAR BANGUNAN PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR 2015 TEKNIK KOMUNIKASI ARSITEKTURAL TEKNIK MEMBACA GAMBAR BANGUNAN PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR 2015 A. PENGANTAR UMUM PENJELASAN ISTILAH-ISTILAH PENTING TENTANG CARA MEMBACA GAMBAR BANGUNAN: 1. CARA ARTINYA

Lebih terperinci

Pintu dan Jendela. 1. Pendahuluan

Pintu dan Jendela. 1. Pendahuluan Pintu dan Jendela 1. Pendahuluan Pintu dan jendela pada dasarnya terdiri dari: kusen (ibu pintu/jendela ) dan daun (pintu/jendela) Kusen adalah merupakan rangka pintu atau jendela yang berfungsi untuk

Lebih terperinci

personal space Teks oleh Indra Febriansyah. Fotografi oleh Fernando Gomulya.

personal space Teks oleh Indra Febriansyah. Fotografi oleh Fernando Gomulya. Area komunal (living room, dapur dan balkon) justru terletak di lantai 2 dengan bukaan yang besar menghadap ke vegetasi yang asri. Contemporarily Hidden tersembunyi di halaman yang asri. mungkin itu kalimat

Lebih terperinci

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN BAB 5 HASIL PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan yang baru menjadi satu dengan pemukiman sekitarnya yang masih berupa kampung. Rumah susun baru dirancang agar menyatu dengan pola pemukiman sekitarnya

Lebih terperinci

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2 1. Varian I Varian I memiliki tiga buah komponen yaitu komponen D1 yang berfungsi sebagai dinding utama, komponen D2, komponen D3 dan komponen D4. Varian I dikembangkan dalam modul 70 x 60 cm. a. Komponen

Lebih terperinci

DOKUMENTASI GEDUNG SBM DAN BPI ITB

DOKUMENTASI GEDUNG SBM DAN BPI ITB AR 3232 ARSITEKTUR INDONESIA PASCA KEMERDEKAAN Dosen : Dr. Ir. Himasari Hanan, MAE DOKUMENTASI GEDUNG SBM DAN BPI ITB LAPORAN Oleh: Teresa Zefanya 15213035 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR,

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL RANCANGAN

BAB 5 HASIL RANCANGAN BAB 5 HASIL RANCANGAN 6. Desain Bangunan Desain bangunan pertunjukan seni ini memiliki bentuk kotak masif untuk efisiensi bentuk bangunan dan ruang bangunan. Bentuk bangunan yang berbentuk kotak masif

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

RUMAH ADAT LAMPUNG. (sumber : foto Tri Hidayat)

RUMAH ADAT LAMPUNG. (sumber : foto Tri Hidayat) RUMH T LMPUN Rumah-rumah tradisional Lampung arat adalah rumah panggung yaitu rumah yang terbuat dari kayu yang dibawah nya sengaja dikosongkan sebagai tempat menyimpan ternak dan hasil panen. pada umum

Lebih terperinci

Berapa penghasilan rata-rata keluarga perbulan? a. < Rp b. Rp Rp c. > Rp

Berapa penghasilan rata-rata keluarga perbulan? a. < Rp b. Rp Rp c. > Rp LAMPIRAN 1 LEMBAR PERTANYAAN ANALISIS PENILAIAN RUMAH SEHAT DAN RIWAYAT PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN PADA BALITA DI DESA SIHONONGAN KECAMATAN PARANGINAN KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2016 I. Identitas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 178 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Situs Kabuyutan Ciburuy, terletak di Desa Pamalayan Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Di dalam lingkungan situs ini terdapat artefak-artefak

Lebih terperinci

BAB V. akan. Pembahasan. dianalisa. adalah: data untuk. di Ujung Berung. PGRI, terletak. Gambar 11 Bagan

BAB V. akan. Pembahasan. dianalisa. adalah: data untuk. di Ujung Berung. PGRI, terletak. Gambar 11 Bagan 46 BAB V Pembahasan Terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi biaya konstruksi rumah sederhana, antara lain: value engineering, proses perancangan, jumlah unit yang dibangun, metoda membangun yang

Lebih terperinci

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada

Lebih terperinci

RUMAH TRADISIONAL SUNDA DALAM PERSPEKTIF TEORI PARADOKS SUNDANESE TRADITIONAL HOUSE IN PARADOX THEORY PERSPECTIVE

RUMAH TRADISIONAL SUNDA DALAM PERSPEKTIF TEORI PARADOKS SUNDANESE TRADITIONAL HOUSE IN PARADOX THEORY PERSPECTIVE RUMAH TRADISIONAL SUNDA DALAM PERSPEKTIF TEORI PARADOKS SUNDANESE TRADITIONAL HOUSE IN PARADOX THEORY PERSPECTIVE MARTINUS DENY Jurusan Desain Interior Arsitektur, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pertemuan budaya yang ada pada Mesjid Raya Cipaganti dapat terkordinasi dengan baik antara budaya yang satu dengan lainnya. Budaya luar yang masuk telah mengalami

Lebih terperinci

BAB V K O N S E P P E R A N C A N G A N

BAB V K O N S E P P E R A N C A N G A N BAB V K O N S E P P E R A N C A N G A N V.1 Perancangan Siteplan Siteplan massa bangunan berorientasi kepada pantai Selat Sunda dan Gunung Krakatau. Pada siteplan ini jalan utama untuk memasuki kawasan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV TINJAUAN KHUSUS BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1. Perencanaan Bahan 4.1.1. Perencanaan Lantai Lantai dasar difungsikan untuk area parkir mobil, area service, pantry, ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, kamar mandi tamu.

Lebih terperinci

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG Efrina Amalia Ridwan, Antariksa, Noviani Suryasari Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. Mayjend

Lebih terperinci

Teknis Menggambar Desain Interior

Teknis Menggambar Desain Interior TEKNIK MEMBUAT GAMBAR KERJA DESAIN INTERIOR Pentingnya gambar teknik bagi orang yang bekerja di bidang teknik, dapat disamakan dengan pentingnya menulis bagi pengarang. Gambar teknik merupakan suatu media

Lebih terperinci

KONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen.

KONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen. BENTUK Bentuk yang digunakan dapat berupa transformasi dari bentuk Tongkonan, ragam hias tradisional Makassar dan Toraja, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan budaya Makassar dan Toraja. Untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 3.1. Pengertian TRANSFORMASI ARSITEKTUR TRADISIONAL Transformasi adalah perubahan rupa atau bentuk, dengan menambah dan mengurangi, atau menata kembali unsur-unsurnya. Prinsip transformasi

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Karakteristik penghuni yang mempengaruhi penataan interior rumah susun

BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Karakteristik penghuni yang mempengaruhi penataan interior rumah susun BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian diketahui telah terjadi suatu pola perubahan pada unit hunian rumah susun sewa Sombo. Perubahan terjadi terutama pada penataan ruang hunian yang

Lebih terperinci

Arsitektur Dayak Kenyah

Arsitektur Dayak Kenyah Arsitektur Dayak Kenyah Propinsi Kalimantan Timur memiliki beragam suku bangsa, demikian pula dengan corak arsitekturnya. Namun kali ini hanya akan dibahas detail satu jenis bangunan adat yaitu lamin (rumah

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar perancangan penulis sebelumnya melihat peruntukan lahannya, sebelum merancang sebuah bangunan rancangan apa yang pantas pada tapak dengan

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Taman Pintar dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang publik yang semakin menurun, salah satunya adalah Taman Senaputra di kota Malang. Seperti

Lebih terperinci

STRUKTUR KONSTRUKSI RUMAH JOGLO

STRUKTUR KONSTRUKSI RUMAH JOGLO STRUKTUR KONSTRUKSI RUMAH JOGLO Joglo merupakan kerangka bangunan utama dari rumah tradisional Jawa terdiri atas soko guru berupa empat tiang utama dengan pengeret tumpang songo (tumpang sembilan) atau

Lebih terperinci

ADAPTASI TEKNOLOGI DI RUMAH ADAT SUMBA

ADAPTASI TEKNOLOGI DI RUMAH ADAT SUMBA M.I. Ririk Winandari, Adaptasi Teknologi di Rumah Adat Sumba 109 ADAPTASI TEKNOLOGI DI RUMAH ADAT SUMBA M.I. Ririk Winandari* Jurusan Arsitektur - Universitas Trisakti, Jl. Kyai Tapa No.1 Grogol, Jakarta

Lebih terperinci

BAB III Metode Penelitian

BAB III Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian Bab ini menguraikan mengenai kerangka pemikiran dari studi ini, metode dan pelaksanaan penelitian, Penetapan lokasi penelitian, rumah uji, penentuan variable penelitian, Pengujian

Lebih terperinci

Penerapan Budaya Sunda dalam Perancangan Pasar Rakyat Kasus: Pasar Sederhana, Bandung

Penerapan Budaya Sunda dalam Perancangan Pasar Rakyat Kasus: Pasar Sederhana, Bandung TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Penerapan Budaya Sunda dalam Perancangan Pasar Rakyat Atika Almira (1), Agus S. Ekomadyo (2) (1) Mahasiswa Program Sarjana Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan

Lebih terperinci

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan dan Saran Bab V Kesimpulan dan Saran V.1 Kesimpulan Setelah dilakukan analisa berdasarkan hasil observasi / survey, teori karakter kawasan dan teori fasade bangunan, didapat kesimpulan yang merupakan jawaban pertanyaan

Lebih terperinci

BAB V KAJIAN TEORI. Batik di Cirebon adalah langgam arsitektur Neo-Vernakular. Dalam bahasa. Yunani, neo memiliki arti baru, sedangkan vernakular

BAB V KAJIAN TEORI. Batik di Cirebon adalah langgam arsitektur Neo-Vernakular. Dalam bahasa. Yunani, neo memiliki arti baru, sedangkan vernakular BAB V KAJIAN TEORI 5.1 Kajian Teori Penekanan Desain 5.1.1 Teori Tema Desain Penekanan tema desain pada projek Pusat Pengembangan Kerajinan Batik di Cirebon adalah langgam arsitektur Neo-Vernakular. Dalam

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : Kompetensi Keahlian : Hari / Tanggal : Teknik Gambar Bangunan Kelas / Jurusan : III / Teknik Gambar Bangunan Waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Menara Kudus terletak di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sekitar 40 km dari Kota Semarang. Oleh penduduk kota Kudus dan sekitarnya,

Lebih terperinci

BAB V1 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V1 KESIMPULAN DAN SARAN BAB V1 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan mengenai identifikasi perubahan rumah tradisional desa Kurau, dalam upaya memberikan kontribusi secara deskriptif,

Lebih terperinci

EBOOK PROPERTI POPULER

EBOOK PROPERTI POPULER EBOOK PROPERTI POPULER RAHASIA MEMBANGUN RUMAH TANPA JASA PEMBORONG M.FAIZAL ARDHIANSYAH ARIFIN, ST. MT User [Type the company name] M.FAIZAL ARDHIANSYAH ARIFIN, ST. MT Halaman 2 KATA PENGANTAR Assalamu

Lebih terperinci

PERHITUNGAN. 1.Galian Tanah = 1/2 (lbr ats + lbr bwh) * t*l pondasi = 1/2 (0,9 + 0,7) x 0,65 x 100 m 52 m 3

PERHITUNGAN. 1.Galian Tanah = 1/2 (lbr ats + lbr bwh) * t*l pondasi = 1/2 (0,9 + 0,7) x 0,65 x 100 m 52 m 3 TABEL 1. NO URAIAN I Pekerjaan Persiapan 1. Pembersihan Lahan 1LS II 15 2. Pemasangan Bouwplank Volume Tiang 0,288 m 3 > pnjg tiang (4/6):100 cm = jlh tiang x Dimensi tiang > jarak antar tiang: 1 m = 65

Lebih terperinci

EVALUASI BENTUK LAY OUT UNIT HUNIAN PADA RUSUN HARUM TEBET JAKARTA

EVALUASI BENTUK LAY OUT UNIT HUNIAN PADA RUSUN HARUM TEBET JAKARTA EVALUASI BENTUK LAY OUT UNIT HUNIAN PADA RUSUN HARUM TEBET JAKARTA Susy Irma Adisurya Program Studi Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Trisakti E-mail: susyirma@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal BAB IV KONSEP 4.1 Ide Awal Kawasan Manggarai, menurut rencana pemprov DKI Jakarta akan dijadikan sebagai kawasan perekonomian yang baru dengan kelengkapan berbagai fasilitas. Fasilitas utama pada kawasan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN PRINSIP TEMA Keindahan Keselarasan Hablumminal alam QS. Al-Hijr [15]: 19-20 ISLAM BLEND WITH NATURE RESORT HOTEL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP DASAR KONSEP TAPAK KONSEP RUANG KONSEP BENTUK KONSEP STRUKTUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Adat merupakan ciri khas bangunan suatu etnik di suatu wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Adat merupakan ciri khas bangunan suatu etnik di suatu wilayah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah Adat merupakan ciri khas bangunan suatu etnik di suatu wilayah tertentu. Masing-masing daerah (wilayah) tersebut yang memiliki keragaman dan kekayaan budaya.

Lebih terperinci

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung MODUL PELATIHAN KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung Pendahuluan Konsep rumah bambu plester merupakan konsep rumah murah

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Rumah toko Cina Malabero Bengkulu yang dikelompokkan dalam

BAB VI KESIMPULAN. Rumah toko Cina Malabero Bengkulu yang dikelompokkan dalam BAB VI KESIMPULAN 6.1. Karakteristik Bangunan Asli (Periode 1) Rumah toko Cina Malabero Bengkulu yang dikelompokkan dalam permukiman warga Cina (Chinese Kamp) di depan Benteng Marlborough mempunyai dua

Lebih terperinci

PELESTARIAN BANGUNAN MASJID TUO KAYU JAO DI SUMATERA BARAT

PELESTARIAN BANGUNAN MASJID TUO KAYU JAO DI SUMATERA BARAT PELESTARIAN BANGUNAN MASJID TUO KAYU JAO DI SUMATERA BARAT Dion Farhan Harun, Antariksa, Abraham Mohammad Ridjal Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. Mayjen Haryono 167, Malang

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI RUMAH TRADISIONAL DI LORONG FIRMA KAWASAN 3-4 ULU, PALEMBANG

IDENTIFIKASI RUMAH TRADISIONAL DI LORONG FIRMA KAWASAN 3-4 ULU, PALEMBANG TEMU ILMIAH IPLBI 2013 IDENTIFIKASI RUMAH TRADISIONAL DI LORONG FIRMA KAWASAN 3-4 ULU, PALEMBANG Wienty Triyuly (1), Sri Desfita Yona (2), Ade Tria Juliandini (3) (1) Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas

Lebih terperinci

ARSITEKTUR TRADISIONAL MASYARAKAT SUNDA 1. ARSITEKTUR RUMAH TRADISIONAL MASYARAKAT SUNDA

ARSITEKTUR TRADISIONAL MASYARAKAT SUNDA 1. ARSITEKTUR RUMAH TRADISIONAL MASYARAKAT SUNDA Rumah dalam Bahasa Sunda disebut imah dan nu di imah berarti istri, yang menunjukkan wewenang dan tugasnya sebagai pengelola rumah. Umpi atau rumah tangga Menunjukkan suatu kesatuan keluarga inti, terdiri

Lebih terperinci

Jawa Timur secara umum

Jawa Timur secara umum Jawa Timur secara umum Rumah Joglo secara umum mempunyai denah berbentuk bujur sangkar, mempunyai empat buah tiang pokok ditengah peruangannya yang biasa disebut sebagai saka guru. Saka guru berfungsi

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI DASAR DAN RUMAH SEHAT

KUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI DASAR DAN RUMAH SEHAT Lampiran KUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI DASAR DAN RUMAH SEHAT I. Karakteristik Responden. Nama :. Jenis Kelamin :. Pekerjaan : 4. Pendidikan : II. Pengetahuan

Lebih terperinci

ELEMEN PEMBENTUK ARSITEKTUR TRADISIONAL BATAK KARO DI KAMPUNG DOKAN

ELEMEN PEMBENTUK ARSITEKTUR TRADISIONAL BATAK KARO DI KAMPUNG DOKAN ELEMEN PEMBENTUK ARSITEKTUR TRADISIONAL BATAK KARO DI KAMPUNG DOKAN Putra Adytia, Antariksa, Abraham Mohammad Ridjal Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jalan MT.Haryono 167, Malang

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN DESAIN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI

BAB V PENGEMBANGAN DESAIN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI BAB V PENGEMBANGAN DESAIN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI 5.1. Pengembangan Desain Mengingat pengembangan sistem prefabrikasi ini ditujukan untuk pembangunan rumah secara massal, sistem ini akan lebih menguntungkan

Lebih terperinci

Bayanaka Canggu. tentang sebuah rumah peristirahatan di Bali, 2007 oleh: Fransiska Prihadi 1

Bayanaka Canggu. tentang sebuah rumah peristirahatan di Bali, 2007 oleh: Fransiska Prihadi 1 Bayanaka Canggu tentang sebuah rumah peristirahatan di Bali, 2007 oleh: Fransiska Prihadi 1 Sebuah harmoni dalam karya arsitektur tercipta ketika seluruh unsur dalam bangunan termasuk konsep arsitektur,

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil Perancangan Galeri Seni Dwi Matra di Batu merupakan aplikasi dari

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil Perancangan Galeri Seni Dwi Matra di Batu merupakan aplikasi dari BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Penerapan Konsep Perancangan Hasil Perancangan Galeri Seni Dwi Matra di Batu merupakan aplikasi dari proses melanjutkan atau mencari keberlanjutan sebuah tradisi dengan cara

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA NOMOR: 111/KPTS/CK/1993 TANGGAL 28 SEPTEMBER 1993 TENTANG: PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA A. DASAR DASAR PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

Lebih terperinci

KARAKTER ARSITEKTUR TRADISIONAL SUKU BADUY LUAR DI GAJEBOH BANTEN. Djumiko. Abstrak

KARAKTER ARSITEKTUR TRADISIONAL SUKU BADUY LUAR DI GAJEBOH BANTEN. Djumiko. Abstrak KARAKTER ARSITEKTUR TRADISIONAL SUKU BADUY LUAR DI GAJEBOH BANTEN Djumiko Abstrak Suku Baduy merupakan masyarakat yang hidup di daerah Lebak, Banten dan merupakan masyarakat yang hidup dengan tetap memelihara

Lebih terperinci

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA ZONIFIKASI Dasar pertimbngan Potensi site Kemungkinan pengelohan Tuntutan kegiatan UTILITAS Konsep utilitas pada kawasan perencanaan meliputi : 1. Terjadinya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perancangan mengacu pada karakteristik arsitektur organik, yaitu 1. Bukan meniru bentuk dari alam tapi mengembangkan prinsip yang ada di alam Mengembangkan

Lebih terperinci

Rumah susun merupakan tempat tinggal vertikal yang diperuntukkan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. Dengan keadaan penghuni yang seperti

Rumah susun merupakan tempat tinggal vertikal yang diperuntukkan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. Dengan keadaan penghuni yang seperti 1. PENDAHULUAN Rumah susun merupakan tempat tinggal vertikal yang diperuntukkan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. Dengan keadaan penghuni yang seperti itu, maka kehidupan sosialnya pun berbeda dengan

Lebih terperinci

BAB V KAJIAN TEORI Kajian Teori Penekanan Desain. Arsitektur Tropis. Arsitektur tropis dipilih sebagai tema desain pada pondok retret di

BAB V KAJIAN TEORI Kajian Teori Penekanan Desain. Arsitektur Tropis. Arsitektur tropis dipilih sebagai tema desain pada pondok retret di BAB V KAJIAN TEORI 5.1. Kajian Teori Penekanan Desain Arsitektur Tropis Arsitektur tropis dipilih sebagai tema desain pada pondok retret di Kabupaten Magelang ini karena, kondisi alam di Kab. Magelang

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DISPERINDAGSAR BOYOLALI (DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PASAR) PT WIDHA DYAH AYU PURBO SIWI 2B314953

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DISPERINDAGSAR BOYOLALI (DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PASAR) PT WIDHA DYAH AYU PURBO SIWI 2B314953 PERENCANAAN PEMBANGUNAN DISPERINDAGSAR BOYOLALI (DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PASAR) PT WIDHA DYAH AYU PURBO SIWI 2B314953 Seperti yang telah diketahui perbedaan pemahaman dan pengetahuan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional dibangun, namun cukup banyak ditemukan bangunan-bangunan yang diberi sentuhan tradisional

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Nuangan terletak di Wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow. a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tutuyan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Nuangan terletak di Wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow. a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tutuyan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil A. Gambaran Umum Lokasi Puskesmas Nuangan terletak di Wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dengan luas wilayah 337,80 KM 2, dengan batas wilayah: a. Sebelah Utara

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Kompleks kawasan smart masjid terbagi atas beberapa massa yang terdiri dari bangunan masjid, penitipan anak, kantin dan bussiness center. Dalam penataan

Lebih terperinci

1 MERANCANG TAMPAK DAN POTONGAN

1 MERANCANG TAMPAK DAN POTONGAN 1 MERANCANG TAMPAK DAN POTONGAN Gambar kerja tampak dan potongan pada proses merancang bangunan adalah hasil dari pemikiran semua aspek bangunan. Potongan dan tampak bangunan belum dapat dipastikan jika

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak. mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar budaya)sebagai rujukannya, untuk

BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak. mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar budaya)sebagai rujukannya, untuk BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1. HasilPerancanganTapak 6.1.1 Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak Pada PerancanganPusat Industri Jajanan di Sanan Kota Malang ini mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar

Lebih terperinci

Kajian Perumahan di Kawasan Gempol Bandung: Tinjauan dari Sistem Struktur dan Konstruksi Bangunan

Kajian Perumahan di Kawasan Gempol Bandung: Tinjauan dari Sistem Struktur dan Konstruksi Bangunan Kajian Perumahan di Kawasan Gempol Bandung: Tinjauan dari Sistem Struktur dan Konstruksi Bangunan Sugeng Triyadi S. Andi Harapan S. Abstrak Perumahan gempol merupakan salah satu perumahan peninggalan Belanda

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian BAB VI HASIL RANCANGAN Hasil perancangan yang menggunakan konsep dasar dari prinsip teritorial yaitu privasi, kebutuhan, kepemilikan, pertahanan, dan identitas diaplikasikan dalam perancangan tapak dan

Lebih terperinci

ASRAMA PELAJAR DAN MAHASISWA

ASRAMA PELAJAR DAN MAHASISWA BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA PELAJAR DAN MAHASISWA SULAWESI SELATAN DI YOGYAKARTA 5.1. KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1.1. Penentuan Zoning Pembagian zone ruang pada

Lebih terperinci

RUMAH TRADISIONAL BANYUWANGI

RUMAH TRADISIONAL BANYUWANGI Nama : Reza Agung Priambodo NPM : 0851010034 RUMAH TRADISIONAL BANYUWANGI Kabupaten Banyuwangi adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Banyuwangi. Kabupaten ini terletak

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. 88 Universitas Indonesia. Gereja Koinonia..., Rinno Widianto, FIB UI, 2009

BAB 5 KESIMPULAN. 88 Universitas Indonesia. Gereja Koinonia..., Rinno Widianto, FIB UI, 2009 BAB 5 KESIMPULAN Bangunan Gereja Koinonia merupakan bangunan tinggalan kolonial pada awal abad 20 jika dilihat dari tahun berdirinya. Perkembangan gaya seni arsitektur di Indonesia tidak lepas dari pengaruh

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman BAB VI HASIL PERANCANGAN 1.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Eduwisata Kakao di Glenmore Banyuwangi mempunyai dasar tema Arsitektur Ekologis dengan mengacu pada ayat Al-quran. Tema Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Tropis merupakan salah satu bentuk arsitektur yang dapat memahami kondisi iklim tropis beserta permasalahannya.

Lebih terperinci

TIANG Gambar Balok Lantai Dimasukkan ke dalam Tiang (Sketsa : Ridwan)

TIANG Gambar Balok Lantai Dimasukkan ke dalam Tiang (Sketsa : Ridwan) TIANG Setelah pondasi yang berada di dalam tanah, bagian selanjutnya dari struktur Rumah Bubungan Tinggi adalah tiang. Tiang merupakan struktur vertikal yang menyalurkan beban dari bagian atap hingga ke

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP DASAR Konsep dasar dalam perancangan hotel ini adalah menghadirkan suasana alam ke dalam bangunan sehingga tercipta suasana alami dan nyaman, selain itu juga menciptakan

Lebih terperinci