BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pemerintah setelah runtuhnya Orde Baru, di era reformasi saat ini, media dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN. Demikian juga soal job descriptions-nya. Ada dua bagian besar sebuah penerbitan pers

Jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya jurnal (journal), artinya laporan atau catatan, atau jour dalam

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang sedang terjadi, terutama yang berhubungan dengan sesuatu yang

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah sarana untuk membangun kepribadian dan sisi

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan dengan semakin banyaknya media massa yang beredar di tanah air

BAB I PENDAHULUAN. massa baru bermunculan. Secara umum, media massa tergolong. media elektronik (televisi dan radio), serta media online.

BAB I PENDAHULUAN. Humas Pemerintahan dan Humas Perusahaan. Humas Pemerintahan dan. satu peran yang berbeda dari kedua Humas tersebut adalah Humas

PENGELOLAAN MEDIA WARGA

I. PENDAHULUAN. beragam peristiwa baik yang bersifat lokal, nasional maupun internasional. Salah

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wartawan adalah seorang yang melakukan kegiatan sehari-hari sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Ketika mendengar Berita Kriminal Sergap di RCTI, sekilas. dan penjelasan yang panjang sehingga membuat pendengar atau pemirsa

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kerangka Teori Komunikasi

Menulis Berita. Silahkan mencoba menulis sebuah berita sesuai kaedah ejaan yang benar. Drs. Masari, MM. Modul ke: Fakultas TEKNIK

BAB I PENDAHULUAN. mempublikasikan setiap ada agenda yang diadakan oleh perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak.

BAB V PENUTUP. masyarakat dimana media tersebut hidup dan berkembang. Sistem kerjanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Rekatama Media, hal 2. 2 Harimurti Kridalaksana. Leksikon Komunikasi. Cetakan Pertama Jakarta.

Sebelum memahami pengelolaan konten majalah dan web, sebaiknya tahu dulu apa itu jurnalistik, karena konten majalan dan web bersentuhan dengan

Pemberitaan Calon Kepala Daerah dalam Pilkada 2015

BAB III PENYAJIAN DATA. tentang analisis kebijakan redaksi dalam penentuan headline (judul berita)

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu

Saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet. (Napoleon)

BAB I PENDAHULUAN. Kognisi adalah Pengetahuan manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal dan Sindo TV

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh

Saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet. (Napoleon)

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1.

PELATIHAN JURNALISTIK TENTANG PEMBUATAN BULETIN DI SMKN 4 BANJAR

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya mencakup struktur, pesan yang disampaikan, sudut pandang, dan nilai.

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Pengakses internet terus mengalami peningkatan sejalan dengan

Studi Kasus di TV Megaswara Bogor

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai media, tentunya tidak terlepas dari konsep komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia merupakan ujung tombak

BAB IV ANALISIS DATA. eksistensinya ditengah industri penyiaran televisi. Wawancara pun dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan saluran-saluran komunikasi. Komunikasi massa akan. didefinisikan sebagai komunikasi kepada khalayak dalam jumlah besar

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan yang dibuat agar diketahui masyarakat. Misalnya ; kampanye, seminar,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang

I. PENDAHULUAN. menjadi isu global dan hangat yang selalu ingin disajikan media kepada. peristiwa yang banyak menarik perhatian dan minat masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu dalam membentuk citra positiif dan mencapai tujuan yang

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Mencermati hasil analisis data dan pembahasan mengenai profesionalisme wartawan / jurnalis pada stasiun televisi lokal

Undangan Fellowship Liputan Keberagaman dan Hak-hak Minoritas

BAB I PENDAHULUAN dengan mencegah praktik kongkalikong. Dahlan pernah. menyatakan adanya kongkalikong antara BUMN dan DPR.

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang sangat dikenal oleh seluruh masyarakat di Indonesia maupun di dunia.

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Surat kabar berasal dari istilah pers yang berarti percetakan atau mesin cetak. Mesin cetak

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. akan tetapi ada faktor-faktor lain yang penting dalam mengembangkan suatu

BAB V POLA KOMUNIKASI REDAKTUR DAN WARTAWAN DI HARIAN SUARA MERDEKA. 5.1 Proses Perencanaan Berita di Harian Suara Merdeka

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya teknologi internet membuat problema tersendiri bagi media cetak.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini semakin tingginya kesadaran khalayak untuk

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 15 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEHUMASAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL

MOTIVASI PELANGGAN DALAM MEMBACA MAJALAH BAHANA. Program Studi Ilmu Komunikasi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari No 6 Yogyakarta 55281

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, khususnya terhadap media massa semakin kritis dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan fungsi dan praktik Public Relations (PR) di Indonesia tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibutuhkan masyarakat. Saat ini ada beragam media yang memberikan informasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dari beragam media yang cukup berperan adalah televisi. Dunia broadcasting

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan wahana komunikasi dalam melakukan kegiatan jurnalistik dengan mencari,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Wartawan atau jurnalis merupakan orang yang bertugas atau

BAB I PENDAHULUAN. kimia. Saat ini sedang berkembang seiring berjalannya waktu. Memiliki cabang yang

BAB I PENDAHULUAN. atau kejadian sehari-hari yang aktual dan faktual dalam waktu yang secepatcepatnya.selain

Teknik Reportase dan Wawancara

BAB I PENDAHULUAN. media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia. penting dalam peta perkembangan informasi bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. adalah dunia penyiaran atau dalam hal ini dunia pertelevisian.

BAB IV. KESIMPULAN dan SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku, dan penentu terwujudnya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

I. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat serta

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. besarnya manfaat komunikasi yang di dapatkan manusia. 1 Manfaat tersebut berupa

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara sederhana jurnalistik adalah proses kegiatan meliput, membuat, dan menyebarluaskan berita dan pandangan kepada khalayak melalui saluran media massa (Romli: 2009: 100). 1 Kegiatan jurnalistik yang merupakan bagian dalam komunikasi massa memerlukan sebuah badan ataupun institusi untuk menaungi dan melindungi para jurnalis. Untuk itu diperlukan sebuah badan media massa yang tentunya dapat lebih mengorganisir para jurnalis dengan lebih baik. Selain itu diperlukan pula tujuan yang sama agar dapat dicapai secara bersama dalam sebuah struktur organisasi. Dengan kata lain media massa bisa dilihat sebagai sebuah sistem organisasi. Saat ini media massa konvensional sedang dihadapkan dengan persaingan, baik dari sesama media konvensional maupun dari media elektronik, seperti televisi dan media baru yaitu online. Sejak dihapuskannya SIUPP (Surat Ijin Penerbitan Pers) oleh pemerintah kemunculan media konvensional di Indonesia semakin berkembang pesat. Pemerintah memberikan kebebasan untuk menerbitkan koran, majalah atau tabloid dengan bebas tanpa adanya pemberedelan. Perkembangan yang pesat ini secara tidak langsung menumbuhkan bentuk industri yang semakin ketat dan berujung pada persaingan. Pesatnya perkembangan media konvensional secara kuantitas jika tidak disertai peningkatan kualitas dan profesionalisme pengelolalnya akan gugur atau kata lainnya mengalami gulung tikar. Adanya persaingan antar sesama media bukanlah hal yang tabu dalam dunia pers. Dengan adanya persaingan itu pihak-pihak yang terlibat dalam dunia pers ditantang untuk menghasilkan produk terbaik. Sehingga saat media itu berani untuk berdiri maka media itu pun harus berani untuk menghadapi persaingan. Hal yang melekat pada pers adalah berita, maka peningkatan kualitas berita sangat menentukan kualitas surat kabar. Surat kabar harus mampu menyajikan berita-berita yang disukai oleh pembaca namun tetap mempertahankan ciri khas media itu sendiri. 1 http://www.academia.edu/8930190/interaksi_redaktur_dengan_wartawan_rubrik_komunikasi_bisnis_dalam _Newsroom_Harian_Malang_Post 1

Sebuah media massa, dalam hal ini surat kabar kegiatan jurnalistiknya tidak lepas dari peran redaktur dan wartawan. Berita yang baik ditentukan dari informasi yang mereka dapatkan serta suntingan yang tepat dari redaktur yang sekaligus bertugas sebagai editor. 2 Seperti yang dikatakan Gans dalam penelitian Christian Jimmy (Christian: 2014: 1) bahwa membuat berita yang baik bukan berasal dari wartawan ataupun redakturnya, melainkan proses dan rutinitas, dimana semua bagian (redaktur dan wartawan) terlibat untuk membuat berita. Untuk menjaga mutu produk berita pada media konvensional biasanya sebelum aktivitas jurnalistik dilakukan terlebih dahulu diadakan perencanaan untuk berita yang akan diterbitkan. Perencanaan tersebut diawali dengan rapat harian, biasanya dipimpin oleh Pemimpin Redaksi. Melalui perencanaan berita diperoleh term of references (TOR) berita yang diserahkan ke masing-masing bagian 3. Hal ini dilakukan agar produk berita yang digali dan diperoleh sesuai dengan tujuan atau perencanaan term of references (TOR). Hal ini diperkuat oleh pernyataan Pemimpin Redaksi Suara Merdeka 4 bahwa produk koran sekarang itu terdapat persaingan antar media satu dengan media lain, sehingga membutuhkan sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang berbeda itu harus direncanakan, digali, dan di-create. Adanya persaingan antar media tanpa adanya modal perencanaan tidak mungkin dapat bersaing dan perencanaan dibuat untuk menjaga agar mutu berita yang didapat bisa sesuai tujuan. Redaktur bidang yang membawahi wartawan akan memberikan perencanaan langsung kepada wartawan untuk menjaga agar berita yang didapat sesuai yang direncanakan. Namun pada pelaksanaannya seringkali melenceng apa yang dilakukan dan didapat oleh wartawan yang terjun ke lapangan dengan perencanaan berita yang sudah direncanakan. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Pemimpin Redaksi Suara Merdeka 5 bahwa dalam pelaksanaan pencarian berita seringkali tujuan dan pelaksanaan itu melenceng, sering tidak maksimal, sering kurang sehingga redaktur kurang berkenan pada hasil berita yang diperoleh wartawan. Redaktur memberikan instruksi kepada wartawan kemudian wartawan menerima masukan dari redaktur 2 http://www.academia.edu/8930190/interaksi_redaktur_dengan_wartawan_rubrik_komunikasi_bisnis_dalam _Newsroom_Harian_Malang_Post. 3 Masing-masing bagian : koordinator liputan, redaktur pelaksana, redaktur bidang, wartawan. 4 Hasil Wawancara dengan Pak Amir Machmud NS selaku Pemimpin Redaksi Harian Suara Merdeka, pada Jumat, 16 Oktober 2015. 5 Hasil Wawancara dengan Pak Amir Machmud NS selaku Pemimpin Redaksi Harian Suara Merdeka, pada Jumat, 16 Oktober 2015. 2

untuk melaksanakan peliputan berita. Bagaimana pelaksanaan wartawan selaku orang terjun langsung ke lapangan agar membawa produk berita sesuai tujuan. Dalam praktiknya wartawan seringkali mengalami permasalahan di lapangan dalam proses pencarian berita. Permasalahan terkait narasumber misalnya kesibukan narasumber, narasumber tidak bersedia ditemui atau memberikan informasi, narasumber datang terlambat saat janjian dengan wartawan sementara wartawan dikejar waktu deadline dari kantor bahkan narasumber pasif dan tidak kompeten untuk diwawancarai. Seringkali pula yang terjadi meskipun wartawan tidak paham terhadap perencanaan dan arahan dari redaktur, wartawan tersebut tidak mengkomunikasikan kepada redaktur. Dalam melakukan proses pencarian informasi sangat mungkin fakta yang ditemui oleh wartawan di lapangan tidak sesuai dengan perencanaan. Perencanaan suatu media biasanya juga berkaitan dengan agenda setting di suatu media. Meskipun tidak semua pemberitaan di suatu media membutuhkan agenda setting. Peliputan berita yang melalui perencanaan matang di rapat redaksi dan yang diberi latar agenda setting sama-sama membutuhkan term of references (TOR), sehingga selalu membutuhkan mekanisme pengawalan untuk mendapatkan hasil maksimal sesuai dengan yang direncanakan. Dalam hal ini Pemimpin Redaksi Suara Merdeka 6 memberikan pernyataan bahwa wartawan harus paham betul terhadap perencanaan berita sehingga penggalian berita dari narasumber atau fakta di lapangan bisa fokus dan terarah. Pengaruh perencanaan terhadap pemberitaan jelas besar, karena akan terkait dengan performa kebijakan pemberitaan tentang isu-isu atau dinamika berita tertentu. Dengan perencanaan, akan menjadi jelas bagaimana sikap media terhadap isu-isu publik, apakah berpihak atau tidak. Jika pemberitaan tidak sesuai dengan perencanaan maka media tersebut dianggap gagal "menyampaikan sikap" melalui pemberitaan. Bagian terpenting dari media massa adalah sumber daya manusianya yakni orang-orang yang bekerja di redaksi tersebut. Bagian terpenting dari koran adalah beritanya. Tercapainya tujuan dan keberhasilan koran memberikan menyajikan beritaberita yang unggul merupakan tanggung jawab orang-orang yang bekerja di redaksi. Rangkaian aktivitas komunikasi yang dimulai dari perencanaan kemudian diteruskan kepada wartawan hingga penulisan berita semuanya membutuhkan komunikasi yang 6 Hasil Wawancara dengan Pak Amir Machmud NS selaku Pemimpin Redaksi Harian Suara Merdeka, pada Jumat, 16 Oktober 2015. 3

intens antara wartawan dengan pihak yang memberikan penugasan liputan. Komunikasi yang intens tersebut ditujukan agar yang memberikan penugasan liputan bisa mengarahkan wartawan di lapangan sehingga berita yang diperoleh wartawan bisa sesuai dengan perencanaan. Ketika wartawan telah memperoleh berita, dilakukan juga proses lainnya untuk menguji kelayakan berita. Koran harus lebih memperhatikan dan mempertimbangkan bahasa, akurasi, dan kebenaran tulisan beritanya agar tidak terjadi salah cetak (Junaedhi:226-227). Redaktur akan menilai kelayakan berita bahkan membahas nilai berita dari setiap berita yang diperoleh. Rangkaian aktivitas mulai dari perencanaan berita, penugasan liputan hingga pengujian kelayakan berita menjadi suatu bagian dari strategi pemberitaan. Dalam menghadapi persaingan seperti ini, komunikasi baik dalam redaksi maupun luar redaksi perlu dibangun dan diperkuat. Kelancaran komunikasi antara redaktur dan wartawan akan mempengaruhi efektifitas kerja. Adanya timbal balik dalam komunikasi merupakan cara yang efektif agar tujuan perencanaan bisa tercapai. Komunikasi tersebut bisa berupa diskusi selama proses perencanaan berita, pencarian berita di lapangan hingga proses penentuan layak muat berita. Komunikasi yang intens perlu diterapkan khususnya selama aktivitas pencarian berita. Komunikasi menjadi hal penting ketika redaktur memberikan penugasan liputan kepada wartawan untuk dikerjakan dengan baik. Melalui komunikasi yang dibangun diharapkan perencanaan dapat terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan redaksi. Hubungan antara setiap orang-orang yang ada di redaksi harus terjalin dengan baik dalam suatu media massa agar situasi lingkungan kerja menjadi kondusif. Keberadaan situasi yang kondusif dalam lingkungan kerja dapat memicu suasana yang harmonis antara atasan dengan bawahan. Komunikasi menjadi faktor penting untuk kelancaran dalam menjalankan roda organisasi di suatu media massa. Tanpa dibangunnya pola komunikasi yang intens dan terarah maka akan sulit untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Inilah mengapa perencanaan untuk produk berita dan komunikasi antara redaktur dan wartawan menjadi sangat penting. Perencanaan bisa tercapai karena adanya alur komunikasi yang lancar dan sinkronisasi antara redaktur dengan wartawan. Berita membutuhkan perencanaan agar bisa bersaing dan terjaga mutunya. Maka untuk mengawal perencanaan tersebut menjadi tugas wartawan selaku pihak 4

yang terjun langsung ke lapangan dengan redaktur selaku pemberi instruksi dan penyunting berita. Dapat dikatakan pula wartawan dan redaktur merupakan pihak yang paling banyak bekerja untuk menghasilkan produk berita. Wartawan tidak diperkenankan semaunya dalam hal memperoleh berita maka itu wartawan harus memahami perencanaan yang diberikan redaktur. Redaktur kemudian akan bertindak secara kritis melihat berita yang diperoleh wartawan sehingga nanti redaktur akan menilai mana berita yang layak terbit dan mana yang tidak layak terbit. Redaktur memiliki porsi yang lebih besar dibanding wartawan karena kekuatan berita terletak pada redaktur. Ketika terdapat kekurangan dari berita yang ditulis wartawan, redaktur bisa menjadi editor bahasa serta meluruskan framing dan setting. Rangkaian aktivitas komunikasi yang terjadi antara redaktur dengan wartawan sangat berfungsi untuk mengawal perencanaan agar produk berita bisa tercapai sesuai tujuan. Alur komunikasi yang terarah dapat membantu memajukan aktifitas, pencapaian visi misi serta kegiatan yang terjadi dalam suatu kelompok, organisasi maupun perusahaan. Mengutip pernyataan dari penelitian Vidya Ayunita, dalam memproduksi materi pemberitaan yang berkualitas, menurut Fink (1998:136), yakni kekuatan dan daya tarik sebuah media konvensional dimata pembaca adalah terletak pada berita dan informasi yang disajikan terlebih dahulu melalui proses yang terdiri dari tahapan yang telah dipersiapkan dan menjadi tanggungjawab bidang redaksional. Dalam perencanaan berita saat rapat harian redaksi memang tidak hanya wartawan dan redaktur yang terlibat. Perencanaan ini melibatkan satu tim yang dipimpin oleh Pemimpin Redaksi. Saat proses di lapangan dan pengolahan berita untuk dicetak ke koran redaktur dan wartawan lah yang banyak berperan. Jadi dalam hal ini harus ada interaksi yang sinkron antara wartawan dengan redaktur untuk memperoleh produk berita sesuai perencanaan sehingga bisa terarah dan fokus. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pola komunikasi redaktur dan wartawan untuk mengawal perencanaan produk berita di Harian Suara Merdeka. Bagaimana rangkaian mobilisasi pengawal perencanaan oleh bagian redaksi di Suara Merdeka hingga bisa menghasilkan berita yang layak muat. Penulis memilih media massa konvensional harian Suara Merdeka sebagai tempat untuk melaksanakan penelitian. 7 Suara Merdeka 7 download.portalgaruda.org/article.php 5

dipilih karena merupakan koran tertua yang sudah berdiri sejak 64 tahun silam dan sekaligus merupakan PT. terbesar dengan market leader yang menguasai pasar Jawa Tengah. Harian Suara Merdeka pun lebih terorganisir dalam melakukan rapat harian, dimulai dari rapat perencanaan berita hingga rapat untuk persebaran berita. Rapat perencanaan yang begitu rinci mengagendakan tugas-tugas liputan Berdasarkan penjabaran di atas, penulis tertarik untuk meneliti bagaimana hubungan atau pola komunikasi yang terjadi antara redaktur dengan wartawan pada surat kabar Suara Merdeka. Dalam penelitian ini nantinya akan mendeskripsikan secara jelas mengenai interaksi yang terjadi antara redaktur dan wartawan di surat kabar Suara Merdeka dalam mengawal produk berita sesuai perencanaan setiap harinya. Penulis membuat batasan agar penelitian fokus dan tidak melebar serta mendukung efektivitas dan efisiensi waktu penelitian. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana pola komunikasi yang diterapkan oleh redaktur dan wartawan di harian Suara Merdeka untuk mengawal perencanaan produk berita sehingga berita yang dihasilkan dan disajikan sesuai dengan yang telah direncanakan? 1.3 Tujuan Penelitian Mengetahui pola komunikasi yang diterapkan oleh redaktur dan wartawan di harian Suara Merdeka untuk mengawal perencanaan produk berita sehingga berita yang dihasilkan dan disajikan sesuai dengan yang direncanakan. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Praktis a) Manfaat praktis dari penelitian ini diharapakan dapat menjadi rujukan bagi media konvensional khususnya interaksi antara redaktur dengan wartawan dalam menentukan produk berita setiap harinya agar bisa menghasilkan produk berita sesuai perencanaan. b) Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat menjadi manfaat demi kemajuan pemberitaan bagi media massa konvensional lainnya. 6

1.4.2 Manfaat Teoritis a) Manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pendidikan bagi ilmu komunikasi khususnya komunikasi organisasi serta penerapan Teori Jaringan. b) Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi pada bidang ilmu jurnalistik khususnya tentang interaksi redaktur dan wartawan dalam sebuah media konvensional, yang dalam penelitian ini dikhususkan pada Harian Suara Merdeka, Semarang. c) Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa yang belajar ilmu jurnalistik, baik mahasiswa di Universitas Kristen Satya Wacana atau mahasiswa di universitas lainnya. 1.5 Konsep dan Batasan Penelitian Penelitian berjudul Pola Komunikasi Redaktur dan Wartawan di Harian Suara Merdeka ini menggunakan beberapa konsep yang dijadikan acuan sebagai kerangka analisis, yaitu: a) Pola komunikasi dapat diartikan sebagai bentuk atau pola hubungan dua orang atau lebih dalam proses pengiriman, dan penerimaan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Pola komunikasi juga memiliki pengertian suatu keseluruhan yang terdiri atas beberapa unsur dimana unsur yang satu dengan unsur yang lain berhubungan untuk saling mendukung, saling menopang, saling mengukuhkan dan saling menjelaskan. Pola komunikasi dapat dibedakan menjadi saluran informasi formal dan saluran komunikasi informal. b) Redaktur. Menurut KBBI redaktur adalah orang yang menangani bidang redaksi. Redaktur, lazim juga disebut sebagai editor, adalah orang yang melakukan penyuntingan (editing) dan juga melengkapi naskah-naskah berita yang ditulis oleh wartawan atau reporter. Redaktur umumnya berasal dari wartawan lapangan yang dalam karirnya kemudian naik menjadi redaktur muda, madya dan kemudian redaktur kepala atau redaktur bidang, yakni yang membawahi bidang tertentu (seperti politik, pertahanan keamanan, ekonomi, perkotaan, hukum kriminal, olahraga) atau halaman tertentu di media konvensional. 7

c) Wartawan. Menurut KBBI wartawan adalah orang yang pekerjaannya mencari dan menyusun berita untuk dimuat dalam surat kabar, majalah, radio, dan televisi; juru warta; jurnalis. d) Perencanaan adalah suatu rangkaian persiapan tindakan untuk mencapai tujuan. Perencanaan merupakan pedoman, garis-garis besar atau petunjukpetunjuk yang harus dituruti jika menginginkan hasil yang baik sebagaimana direncanakan. e) Berita adalah laporan atau pemberitahuan tentang segala peristiwa atau kejadian aktual yang menarik perhatian orang banyak. f) Media konvensional (media cetak) adalah suatu alat yang digunakan sebagai perantara untuk menginformasikan suatu hal atau masalah kepada masyarakat dalam bentuk cetak. 8