BAB V POLA KOMUNIKASI REDAKTUR DAN WARTAWAN DI HARIAN SUARA MERDEKA. 5.1 Proses Perencanaan Berita di Harian Suara Merdeka

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V POLA KOMUNIKASI REDAKTUR DAN WARTAWAN DI HARIAN SUARA MERDEKA. 5.1 Proses Perencanaan Berita di Harian Suara Merdeka"

Transkripsi

1 BAB V POLA KOMUNIKASI REDAKTUR DAN WARTAWAN DI HARIAN SUARA MERDEKA 5.1 Proses Perencanaan Berita di Harian Suara Merdeka Tabel 5.1 No Nama Jabatan 1 Dhoni Zustiyantoro 2 Petrus Hadi Subono Redaktur / Desk 3 Rukardi Redaktur Pelaksana 4 Edy Muspriyanto Koordinator Liputan Sumber : Olahan data primer, 2016 Perencanaan program berita dilakukan pada setiap malam, yakni pukul hingga Awalnya rapat perencanaan dilakukan setiap pagi pukul namun diubah ke malam hari karena pertimbangan kematangan perencanaan. Rapat perencaaan diubah ke malam hari agar keesokan paginya penugasan liputan bisa langsung diberikan kepada. Dalam perencanaan banyak hal-hal yang harus didiskusikan secara rinci dan agar bisa lebih matang perencanaan diubah ke malam hari agar redaksi bisa memiliki banyak waktu untuk mematangkan program berita. Perencanaan ini akan dipimpin oleh Redaktur Pelaksana atau Koordinator Liputan. Dalam proses perencanaan program berita, masing-masing perwakilan Biro dan Desk (Redaktur) menyampaikan agenda liputan untuk esok hari. Penentuan arah berita dan narasumber juga dibahas dalam rapat ini. Jika ada isu atau informasi yang membutuhkan pengambilan kebijakan khusus, maka biasanya Pemimpin Redaksi akan turut hadir dalam rapat program ini. Sebagai pengendali, Redaktur Pelaksana atau Koordinator Liputan akan mencatat semua agenda liputan yang telah disampaikan untuk menjadi bahan evaluasi esok harinya. Komunikasi yang dilakukan dalam rapat perencanaan berita oleh bagianbagian redaksi merupakan cara untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh Harian 34

2 Suara Merdeka dalam menyajikan berita. Setiap perwakilan Biro dan Desk (Redaktur) menyatakan pemikiran mereka terkait peristiwa, isu, atau informasi-informasi, baik lokal, regional, maupun nasional yang mereka ketahui agar bisa diliput oleh dan diangkat sebagai berita. Pandangan dan pendapat dari perwakilan Biro dan Desk (Redaktur) juga disampaikan dengan cara memberi tahu arah pemberitaan dan narasumber yang dianggap kompeten untuk materi tersebut. Jika memang Redaktur Pelaksana atau Koordinator Liputan memiliki usulan atau pemikiran lain, maka hal itu juga akan dinyatakan kepada bawahan mereka. Usulan atau pemikiran tersebut bisa jadi memberikan rekomendasi untuk memilih narasumber yang lain, penambahan narasumber terkait, termasuk arah pemberitaan agar hasil berita nantinya tidak sama dengan berita sebelumnya jika berita tersebut merupakan berita lanjutan. Segala informasi yang diketahui redaksi disampaikan melalui rapat, menghindari terjadinya kesamaan berita dengan media-media lain atau bahkan kesalahan pengambilan kebijakan untuk sebuah berita. Dalam beberapa berita yang berpotensi menjadi berita besar, Pemimpin Redaksi akan turut hadir dalam rapat untuk menyatakan pendapat dan mengambil kebijakan arah pemberitaan. Pemimpin Redaksi bisa menjadi pengambil kebijakan teratas jika Redaktur Pelaksana ragu-ragu atau membutuhkan orientasi dalam untuk menentukan kebijakan. Wilayah yang termasuk kawasan liputan untuk Biro Muria adalah Kudus, Pati, Jepara, Rembang, dan Blora. Wilayah yang termasuk kawasan liputan untuk Biro Semarang adalah Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Kendal, Grobogan, dan Demak. Sedangkan wilayah yang termasuk kawasan liputan untuk Biro Jakarta biasanya adalah berita-berita yang berkelas nasional dari kantor Biro Suara Merdeka yang berada di Jakarta. Sementara wilayah yang termasuk kawasan liputan untuk Biro Solo adalah Kota Solo, Boyolali, Sukoharjo, Klaten, Karanganyar, dan Sragen. Wilayah yang termasuk kawasan liputan untuk Biro Kedu adalah Kota Magelang, Kabupaten Magelang, Provinsi DIY, Wonosobo, Temanggung, Purworejo, dan Kebumen. Wilayah yang termasuk kawasan liputan untuk Biro Pantura adalah Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Kota Tegal, Kabupaten Tegal, Brebes, dan Batang. Wilayah yang termasuk kawasan liputan untuk Biro Banyumas adalah Kota Purwokerto, Kabupaten Cilacap, Banjarnegara, Purbalingga, dan Kabupaten Banyumas. 35

3 Perencanaan produk berita yang dilakukan secara rutin dan mendalam adalah agar memenuhi tujuan untuk menyajikan berita dengan kualitas terbaik untuk pembaca, mengingat persaingan dalam industri media saat ini yang begitu ketat. Dalam hal ini Pak Edy Muspriyanto selaku Koordinator Liputan yang juga sering memimpin rapat perencanaan menyatakan bahwa : 1 Mengikuti rapat perencanaan itu sangat penting, karena itu sebagai panduan. Karena tanpa rapat malam nanti apa yang kita harapkan tidak terarah. Masingmasing media itu kan kalau tanpa arah beritanya akan sama. Selain itu, pemrograman suatu berita melalui rapat perencanaan ini berfungsi untuk mencerminkan sikap Suara Merdeka terhadap suatu isu, peristiwa atau fenomena yang sedang terjadi. Mengenai hal ini Pak Dhoni Zustiyantoro selaku salah satu Harian Suara Merdeka juga menyampaikan bahwa : Perencanaan berita sangat penting, karena kan di lapangan akan ada banyak sekali isu. Nah perencanaan itu ditujukan, kalau menurut saya lebih kepada bagaimana media itu bersikap. Bisa jadi sikap antar media satu dan media lainnya akan sangat berbeda nantinya. Suara Merdeka dengan koran X misalnya, kan pengambilan isunya akan bisa saja berbeda. Nah itu tergantung bagaimana pemrograman. Pemrograman sekali lagi akan terkait dengan tadi rapat redaksi, bagaimana kami bisa menentukan isu-isu yang aktual untuk lebih digali secara mendalam seperti itu. Jika ada peristiwa, informasi, atau isu yang hanya diambil bagian dasarnya saja atau seadanya, maka berita yang dihasilkan pun dipastikan tidak bisa memenuhi kebutuhan khalayak atau pembaca. Ketatnya persaingan industri media saat ini membuat media cetak harus mempunyai strategi pemberitaan yang matang. Terlebih di era portal berita online, pembaca banyak beralih membaca berita melalui gadget mereka secara lebih mudah dan mobile. Jadi pertimbangan berita yang akan disajikan tidak hanya mengejar kecepatan. Hal ini seperti disampaikan oleh Pak Edy Muspriyanto : Kita harus kreatif lah dan harus punya siasat, punya strategi agar bagaimana caranya kita berbeda. Salah satu kelemahan kita (media cetak) itu kan menyajikan sebuah berita dengan kurun waktu yang relatif lama. Nah andai kata kita tidak punya sesuatu yang unggul, kita terkalahkan oleh berita online. Kalau misalnya kita lepas (tanpa perencanaan), ya kita sama saja dengan media online. 1 Wawancara dengan Pak Edy selaku Korlip pada 23 Februari 2016 dan wawancara dengan Pak Dhoni selaku pada 24 Februari

4 Mengenai hal ini, Pak Dhoni juga menyampaikan bahwa : Ketika dalam media online yang dikejar itu adalah kecepatan bukan ketepatan. Bukan keakuratan tapi kecepatan sekali lagi ya. Nah disisi lain media cetak harus bisa membaca sisi lainnya. Media cetak jangan hanya mengejar kecepatan berita tetapi harus mengejar kedalaman berita yang tidak disajikan oleh media online tentu saja. Media cetak harus bisa menulis selain kedalaman juga sisi lain pada kejadian itu sendiri. Itu yang sebenarnya tidak dibaca oleh media online. Gambar 8 Suasana Rapat Perencanaan Sumber : Data primer, 2016 Dari hasil penelitian, dilihat dari teori jaringan komunikasi, komunikasi yang dilakukan oleh redaksi Harian Suara Merdeka dalam proses perencanaan berita memperlihatkan jaringan model roda. Komunikasi jaringan model roda ini memiliki satu orang yang menjadi pusat dari arus komunikasi. Semua laporan, instruksi perintah kerja dan kepengawasan terpusat pada satu orang yang memimpin. Dalam proses perencanaan berita, orang yang menjadi pusat dari arus komunikasi itu adalah Redaktur Pelaksana atau Koordinator Liputan selaku pihak yang memimpin jalannya rapat perencanaan berita. Perwakilan Desk dan Biro mengarahkan arus komunikasi mereka kepada Redaktur Pelaksana atau Koordinator Liputan. Tanda panah yang mengarah pada Redaktur Pelaksana atau Koordinator Liputan jika dilihat menurut komunikasi organisasi, merupakan arah komunikasi dari bawahan kepada atasan, yakni ketika perwakilan Biro dan Desk (Redaktur) menyampaikan agenda liputan kepada Redaktur Pelaksana atau Koordinator Liputan. Tanda panah yang mengarah 37

5 kepada dari Biro atau Desk (Redaktur) jika dilihat menurut komunikasi organisasi, merupakan arah komunikasi dari atasan kepada bawahan. Di Harian Suara Merdeka, setiap akan dikoordinasikan oleh perwakilan dari masing-masing Biro dan Desk (Redaktur) untuk tugas liputan. Apabila digambarkan, pola komunikasi untuk proses perencanaan berita adalah sebagai berikut : kawasan Muria kawasan Semarang kawasan Jakarta Biro Muria Biro Semarang Biro Jakarta kawasan Pantura kawasan Banyumas Biro Pantura Biro Banyumas Koordinator Liputan atau Redaktur Pelaksana Biro Solo Biro Kedu kawasan Solo kawasan Kedu Desk Olahraga Desk Internasional Desk Nasional Desk Ekonomi Desk Pendidikan Desk Hiburan Olahraga Internasional Nasional Ekonomi Pendidikan Hiburan Bagan 9 Sumber : Olahan data primer,

6 5.3 Penugasan Liputan kepada Setelah dilakukan rapat perencanaan untuk program berita, Redaktur (Desk) atau Biro akan memberikan tugas liputan kepada. Rapat program dilakukan pada malam hari. Biasanya penugasan liputan harian diberikan setiap pagi hari kepada. tidak menghadiri rapat program perencaaan berita seperti Redaktur atau Biro. Mereka akan menerima penugasan dari atasan. Komunikasi yang dibangun antara Waratwan dengan yang memberi penugasan sifatnya diskusi, bukan seperti perintah yang sifatnya formal antara atasan dengan bawahan. akan dikoordinasikan dan diberi penugasan oleh Biro. 2 Pak Dhoni menyampaikan bahwa : Kalau sistemnya di Suara Merdeka itu biasanya penugasan. Jadi yang ikut rapat itu cuma dewan redaksi, diatasnya lagi ada yang namanya Koordinator Liputan, diatasnya lagi ada yang namanya Redaktur Pelaksana. Jadi mereka rapat dulu membahas isu-isu yang berkembang atau acara-acara yang besok diselenggarakan di sekitar wilayah kerja begitu yang menarik untuk diangkat isunya, terus setelah itu menugaskan kepada. Hal mengenai penugasan liputan kepada juga bisa diberikan dari Koordinator Liputan langsung kepada. Jadi tidak selalu dari Biro atau Desk. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Pak Petrus selaku Redaktur (Desk) bahwa : Yang rancang (agenda liputan) pertama Redaktur, minta besok rencana liputannya ini ini ini, ada berapa poin misalnya, ada berapa isu. Kita sampaikan ke Koordinator Liputan. Nanti Koordinator Liputan menyampaikan ke. Tapi nggak semua memang harus lewat 3 Korlip. Ada juga itu misalnya dari Desk daerah itu memang bisa langsung, nugasin langsung. Redaksi memiliki waktu hingga deadline berita masuk ke server yang harus dipenuhi, yaitu sesi pertama pada pukul 17.00, dan sesi kedua pada pukul Berita yang telah diliput oleh harus sudah masuk ke server redaksi Suara Merdeka 30 menit sebelum waktu deadline dalam bentuk naskah berita. Berita yang sudah masuk ke server akan disunting oleh Redaktur melalui komputer server. Redaktur akan menentukan berita mana yang layak terbit, dan mana yang tidak. Dalam hal ini, Redaktur terkadang juga melakukan koordinasi dengan Redaktur Pelaksana. Setelah tahap suntingan dari Redaktur selesai, koreksi berita yang lebih bersifat kebijakan penyajian akan dilanjutkan ke Redaktur Pelaksana. 2 Wawancara dengan Pak Dhoni selaku pada 24 Februari 2016 dan wawancara dengan Pak Petrus selaku Redaktur pada 11 Maret Singkatan sehari-hari untuk menyebut Koordinator Liputan 39

7 Jika ada informasi yang berkembang, biasanya langsung diteruskan kepada sesuai bidang tugas masing-masing. Dalam hal tertentu, jika Suara Merdeka sudah mengetahui bahwa dalam beberapa hari kedepan sudah ditetapkan agenda untuk suatu kegiatan tertentu, maka Redaktur akan memberitahukan kepada dan mengajak berdiskusi mengenai hal apa saja yang bisa digali dari kegiatan tersebut. 4 Seperti halnya ketika berlangsung pelantikan kepala daerah di Simpanglima, Semarang. Pelantikan tersebut dilakukan di tempat umum, sehingga masyarakat bisa ikut merayakan. Masyarakat membawa makanan khas daerah masing-masing untuk disantap bersama. Dua hari sebelum pelaksanaan, Redaktur sudah memberi tahu mengenai agenda ini. Redaktur berkomunikasi dengan mengenai hal kreatif apa yang bisa digali dari kegiatan ini. Melalui komunikasi antara Redaktur dengan, akhirnya ditentukan arah untuk pemberitaan tersebut, yakni masyarakat membawa masakan khas dari daerahnya masing-masing. Masakan khas tersebut dibahas lebih detail lagi, dan ternyata hasil berita di Suara Merdeka pun berbeda dari media-media lain. Hal ini disampaikan oleh Pak Edy, bahwa : Ini kan sebagai sesuatu yang istimewa. Andai kata kita biarkan, paling kan beritanya hanya standar, biasa. Tapi, bagaimana kita mengelola agar kita itu bisa berbeda dengan yang lain (koran-koran lain). Jadi, dua hari sebelum pelaksanaan, kita sudah minta, ada sesuatu yang baru, kira-kira apa yang paling istimewa. Oh ada makanan khas, ada ini, ada itu. Dari bocoran itu kemudian kita juga memberikan instruksi ke teman Biro daerah lain, yang kebetulan kepala daerahnya dilantik saat itu, menanyakan tentang makanan khas apa yang akan ditampilkan disana nanti. Nah dari situlah tersaji sebuah laporan tentang makanan khas yang akan ditampilkan nanti. Dan itu sama sekali berbeda dari media lain. 5 Jika ada agenda besar jauh-jauh hari, maka penugasan akan mengikuti. Isu besar akan dikembangkan dan disiapkan secara mendalam supaya berita bisa disajikan secara lebih menarik. Biasanya juga mengangkat sisi lain, human interest, dan ditulis dalam format feature, selain itu ada pula yang ditulis dalam format straight news. Saat mengalami kesulitan di lapangan, akan menginformasikan kepada yang memberikan penugasan, bisa Biro atau Desk (Redaktur) masing-masing bagian, atau Koordinator Liputan. Biro, Desk (Redaktur) atau Koordinator Liputan 4 Hasil wawancara dengan Pak Edy Muspriyanto selaku Koordinator Liputan, 23 Februari Hasil wawancara dengan Dhoni Zustiyantoro selaku, 12 April

8 pun akan memberikan respon untuk membantu. 6 Seperti yang disampaikan oleh Pak Dhoni : Nah kalau misalnya ada kendala Reporter, biasanya langsung kontak Redaktur atau kontak Korlip juga bisa, dua-duanya. Karena kita kan tiap hari harus koordinasi terus. Redaktur, Reporter, Korlip kadang 7 Redpel juga ikut terlibat. Terutama kalau ada isu-isu besar, isu-isu penting gitu. Saat narasumber yang direkomendasikan tidak bisa ditemui oleh, maka Desk (Redaktur) berusaha mencarikan dan memberikan rekomendasi narasumber lain. Sebisa mungkin tetap berupaya untuk menemui narasumber yang valid, terpercaya, dan sesuai dengan kompetensinya. Untuk wawancara, narasumber idealnya ditemui secara langsung oleh. Seperti yang dikatakan oleh Pak Dhoni : Karena dari pertemuan itu, akan mendapatkan keterikatan emosi dan hal-hal lain yang tidak didapat dari wawancara via telepon. 8 Seperti halnya ketika terjadi peristiwa gerhana matahari di Indonesia, Suara Merdeka membahasnya secara mendalam untuk Jawa Tengah. Awalnya narasumber akan diambil dari pihak Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Semarang, namun ternyata BMKG Semarang tidak mempunyai kapasitas untuk penelitian mengenai gerhana matahari. Akhirnya Koordinator Liputan menerima informasi dari Biro Banyumas bahwa BMKG Banjarnegara memiliki kapasitas terkait penelitian tentang gerhana matahari. Data-data terkait gerhana matahari ada di kantor BMKG cabang Banjarnegara yang memang khusus menangani soal antariksa. Segera Koordinator Liputan memberi tahu kepada perwakilan Biro Banyumas untuk menginstruksikan kepada yang bertugas di kawasan Banjarnegara untuk menemui narasumber di sana. Hal ini seperti disampaikan oleh Pak Rukardi : Jadi gini mbak, waktu itu kita menduga bahwa kantor BMKG itu ada di Semarang, karena sebagai pusat pemerintahan, ibu kota Jawa Tengah. Kantor BMKG memang berada di Semarang. Tapi ternyata dalam struktur BMKG itu yang menangani itu beda-beda. Jadi misalkan soal cuaca itu kantornya di Semarang. Nah ternyata yang soal gerhana ini, berkaitan dengan antariksa kayak gini, ini ternyata kantornya justru di Banjarnegara. Nah ini kan di luar 6 Wawancara dengan Pak Dhoni selaku pada 24 Februari 2016 dan 12 April Singkatan sehari-hari untuk menyebut Redaktur Pelaksana. 8 Hasil wawancara dengan Rukardi selaku Redaktur Pelaksana, 07Maret

9 perkiraan kita. Barangkali itu terjadi mis disitu. Data-data ini ternyata ada di Banjarnegara. Namun, jika terpaksa narasumber tidak bisa ditemui, bisa melakukan wawancara lewat telepon. Misalnya apabila narasumber berada di luar kota dalam waktu yang lama. melaporkan kepada Biro jika sampai masamasa deadline narasumber itu tidak bisa dihubungi. Setelah itu bisa didiskusikan alternatif narasumber lain yang tetap terpercaya. Untuk narasumber yang terkenal atau sudah tidak asing, biasanya kontak sudah dimiliki, baik oleh, Biro, maupun redaksi. Namun apabila ada narasumber yang relatif masih baru dan belum banyak memiliki kontaknya, Biro maupun redaksi akan membantu memfasilitasi. Jika tidak, maka akan mencari sendiri kontak dan alamat narasumber melalui jejaring atau kenalan yang dimiliki. Keberadaan media sosial sekarang ini juga membantu untuk mendapatkan informasi kontak dan informasi lain terkait narasumber. Ketika ada isu yang berkembang di lapangan, 9 juga dapat memberi tahu, berkoordinasi, melaporkan kepada Biro untuk mendiskusikan arah pemberitaan yang diambil. Saat bekerja di lapangan dan menemukan isu baru yang menarik akan langsung melaporkan kepada perwakilan Biro masing-masing. Dalam hal ini, media massa cetak dituntut untuk menulis berita secara mendalam. Jadi, tidak sekadar memberitakan kejadian. Hal ini disampaikan oleh Pak Dhoni : Nah juga berhak memberi masukan tentang program-program yang ada di lapangan. harus bertanggung jawab penuh karena merupakan orang yang berhubungan langsung dengan masyarakat dan juga dengan narasumber. Berhubungan dengan masyarakat maksudnya adalah bisa menyuarakan suara rakyat. Jika dalam posisi yang dilematis, harus memilih menolong dulu atau mengambil berita dulu. Jadi kesuksesan untuk tercapainya pemenuhan perencanaan sebuah berita merupakan tugas mereka. harus jeli melihat seberapa dalam suatu informasi bisa digali. Dia harus memilih sudut pandang atau angle yang tepat dan eksklusif. Dimulai dari itu sendiri, harus ada kepekaan untuk langsung memperlakukan suatu berita secara teknis - profesional. 9 Wawancara dengan Pak Dhoni selaku pada 24 Februari

10 harus menanamkan prinsip untuk tidak segera mengirimkan berita tanpa melakukan konfirmasi kepada sumber mana saja yang harus dihubungi sesuai kompetensinya. menerima instruksi penugasan liputan melalui media telepon, grup Blackberry Messenger, atau grup Watsapp. Jika penugasan diberikan melalui chat di grup watsapp atau bbm, biasanya hanya berupa poin-poin penting, jadi dalam hal ini kurang ada penjelasan rinci, dan biasanya kurang memahami tugas liputan yang diberikan. Jika tidak paham akan penugasan yang diberikan, biasanya akan mendiskusikan dengan kepala Biro atau Desk (Redaktur) yang mengkoordinasi tersebut. 10 Di dalam diskusi tersebut akan terus bertanya mengenai narasumber hingga arah berita yang akan dikembangkan seperti apa. Dalam hal ini Pak Dhoni menyampaikan bahwa : Itu pentingnya komunikasi karena penugasan kan biasanya kalau nggak lewat telepon atau lewat bbm grup atau whatsapp grup. Disitu kan kalimatnya biasanya pendek-pendek, terus ada poin-poin dibawahnya. Ini cari angle disini, terus narasumbernya bisa dua atau tiga orang, ini ini ini. Nah terkadang kan kami bingung di lapangan, harus apa nih. Nah maka itu kami di grup sering diskusi. Nah diskusi akan berjalan terus sampai pada kami melakukan penulisan di sore hari. Komunikasi antara Redaktur dan akan terus berlangsung hingga melakukan penulisan berita. Semua tulisan berita dan foto yang sudah didapatkan oleh dari hasil liputan dikirim ke server Suara Merdeka. Hal ini pun disampaikan oleh Pak Dhoni : Kami lewat server, ada server tersendiri. Ada server di Suara Merdeka, alamatnya di news.suaramerdeka.com. Tapi yang bisa login kan cuma sama Redaktur. Setelah berita dikirim ke server, berita yang ditulis tersebut akan dicek oleh Desk (Redaktur). Desk (Redaktur) akan menilai kelayakan berita yang akan dimuat besok dan melakukan penyuntingan berita melalui server. Ada kalanya Redaktur kesulitan untuk memutuskan apakah suatu berita layak dimuat atau tidak. Jika ada di posisi seperti ini, maka Redaktur bisa berdiskusi dan meminta masukan 10 Wawancara dengan Pak Dhoni selalu pada 24 Februari

11 dari Redaktur Pelaksana. Baru kemudian penyuntingan berita akan diteruskan kepada Redaktur Pelaksana. 11 Dalam hal ini Pak Petrus menyampaikan bahwa : Desk bisa minta pertimbangan, ini gimana, ini bisa dimuat apa enggak. Jadi diskusi, baru diputuskan. Dari hasil penelitian, penugasan liputan kepada memperlihatkan jaringan komunikasi model lingkaran tempat interaksi terjadi dari atasan kepada bawahan tanpa ada kelanjutan pada tingkatan yang lebih tinggi. Interaksi untuk memperoleh berita di lapangan dilakukan oleh, Koordinator Liputan, Desk (Redaktur) dan Biro. Jadi jika ada masalah yang dialami oleh atau ada isu berkembang yang harus segera ditangani, diskusi yang terjadi dilakukan antara dan Biro atau dan Koordinator Liputan atau Koordinator Liputan dan Biro atau Desk (Redaktur) dan. Diskusi yang terkait peliputan berita tidak dilanjutkan kepada Pemimpin Redaksi. Kalaupun dalam hal tertentu melibatkan Redaktur Pelaksana, bukan yang berkomunikasi langsung dengan Redaktur Pelaksana. Biasanya dilakukan oleh Koordinator Liputan dan diteruskan kepada. Jika digambarkan, proses komunikasi penugasan liputan kepada adalah sebagai berikut: Koordinator Liputan Desk (Redaktur) Biro Bagan 10 Sumber : Olahan data primer, Wawancara dengan Pak Petrus selaku Redaktur pada 11 Maret

12 5.4 Rapat Distribusi Berita (Budgetting) di Harian Suara Merdeka Pada pukul dilakukan rapat distribusi berita, yaitu rapat pembahasan untuk persebaran berita yang telah diliput hari ini. Menu berita yang menjadi bahan evaluasi hari ini merupakan agenda berita yang telah dirapatkan dalam rapat program berita kemarin malam. Dalam rapat akan dibahas berita manakah yang akan dijadikan headline, berita mana yang akan ditempatkan pada frontpage, dan detail-detail teknis seterusnya, serta pemilihan foto untuk grafis. Redaktur Pelaksana menjadi pengendali pemberitaan dan menerima laporan liputan hari ini. Melalui rapat ini, bisa saja ada materi berita yang bergeser dari rapat perencanaan karena redaksi juga harus menyesuaikan dengan perkembangan informasi atau isu-isu terkini yang terjadi di lapangan. Masing-masing perwakilan Biro dan Desk (Redaktur) kembali menyampaikan agenda yang telah dibahas dalam rapat program kemarin. Masingmasing perwakilan Biro dan Desk (Redaktur) akan memberi tahu berita mana yang menjadi headline, berita mana yang awalnya direncanakan untuk headline namun digeser menjadi berita di bawah headline tetapi tetap ditempatkan di frontpage. Setiap alasan untuk penyajian berita dikemukakan dalam rapat budgetting ini. 12 Seperti halnya ketika di rapat perencanaan hari Rabu, dipersiapkan berita soal kegaduhan antar menteri dalam kabinet dan Presiden Jokowi akan mengevaluasi total para menteri serta berita munas partai Golkar. Awalnya kedua berita tersebut direncanakan menjadi headline untuk koran edisi hari Jumat. Ternyata pada hari Kamis muncul-lah informasi tentang Jaksa Agung, M. Prasetyo yang menerbitkan surat deponering terkait kasus Abraham Samad dan Bambang Widjojanto (BW). Hal ini seperti disampaikan oleh Pak Rukardi selaku Redaktur Pelaksana saat diwawancarai oleh peneliti di ruangan redaksi Suara Merdeka. Pak Rukardi memberi penjelasan bahwa : Saat perencanaan kita menyiapkan berita munas golkar dan kabinet gaduh, gitu ya. Dua itu yang kita persiapkan. Tapi ternyata, pada hari berikutnya itu, ada berita soal pembebasan, penerbitan deponering oleh Jaksa Agung atas kasus Abraham Samad dengan Bambang Widjojanto. Nah, menurut kami, menurut Suara Merdeka peristiwa ini peristiwa penting. Maka kita mengubah rencana headline yang kita rancang itu. Awalnya yang mau dijadikan headline soal kabinet gaduh atau munas golkar, karena kita juga nggak tahu kan. Kita siapkan, fokuskan kesitu. 12 Wawancara dengan Pak Rukardi selaku Redaktur Pelaksana di Harian Suara Merdeka pada 7 Maret

13 Setelah menimbang-nimbang nilai berita melalui hasil diskusi akhirnya rencana berita yang awalnya dijadikan headline diubah. Berita tentang deponering Samad dan BW ditempatkan menjadi headline karena menurut redaksi Harian Suara Merdeka informasi tersebut memiliki nilai berita yang lebih tinggi di masyarakat, khususnya masyarakat Jawa Tengah. 13 Jadi ya yang dijadikan headline yang ini, yang Jaksa Agung menerbitkan deponering atas kasus Abraham Samad dan Bambang Widjojanto. Sementara itu, berita tentang kegaduhan menteri ditempatkan menjadi dibawah headline namun tetap ditempatkan di frontpage karena nilai beritanya dirasa lebih rendah dibandingkan informasi tentang deponering Samad dan BW. Yang soal kabinet gaduh kita muat dibawah karena kita anggap nilai beritanya lebih rendah dari kasus pembebasan Samad. 13 Wawancara dengan Pak Rukardi selaku Redpel pada 7 Maret

14 Gambar 11 Berita di Harian Suara Merdeka Sumber : Suara Merdeka cetak edisi Maret, 2016 Berita tentang munas partai Golkar yang awalnya direncanakan menjadi headline di frontpage pun bergeser. 14 Berita tersebut tetap menjadi headline, namun tidak ditempatkan di frontpage tapi di halaman dua. Ini juga direncanakan salah satu rancangan untuk headline. Tapi ternyata kan ada peristiwa tadi. Tapi tetap headline. 14 Wawancara dengan Pak Rukardi selaku Redpel pada 7 Maret

15 Gambar 12 Berita di Harian Suara Merdeka Sumber : Suara Merdeka cetak edisi Maret, 2016 Saat penelitian ini dilakukan, pada bulan Maret sedang marak akan fenomena gerhana matahari. Fenomena ini sangat langka karena hanya terjadi satu kali dalam kurun waktu berpuluh-puluh tahun. Gerhana matahari yang akan terjadi pada 9 Maret menjadi topik hangat masyarakat. Harian Suara Merdeka memfokuskan untuk membahas gerhana matahari yang akan terjadi di Jawa Tengah. Hal yang akan dibahas Harian Suara Merdeka dalam beritanya adalah tentang presentase tutupan gerhana matahari di tiap-tiap kota, durasi waktu tiap-tiap kota mengalami gerhana matahari, perkiraan cuaca hingga kacamata untuk melihat gerhana matahari. Selain konten berita yang direncanakan, grafis pun direncanakan oleh redaksi. Berita tentang fenomena gerhana matahari dilengkapi dengan grafis sebagai informasi yang lebih lengkap untuk masyarakat. 15 Meskipun tulisan berita sesuai perencanaan namun untuk grafis belum sesuai dengan yang direncanakan. Meskipun direncanakan tapi grafis itu tidak sesuai yang direncanakan. Karena awalnya kita lebih detail. Kita merancang tiap kota, misalkan ya Semarang itu gerhananya itu berapa persen, karena Jawa Tengah kan semuanya tidak total ya. Maka kita perlu merinci, Semarang itu misalkan 80 persen. Kemudian durasi gerhananya itu terjadi dari jam berapa menit ke berapa sampai jam berapa menit ke berapa. Itu rencana awalnya. 15 Wawancara dengan Pak Rukardi selaku Redpel pada 7 Maret

16 Data mengenai perkiraan cuaca juga menjadi faktor yang sangat penting disajikan kepada pembaca. Pada saat nanti terjadi gerhana matahari, pada 9 Maret, harus juga diperkirakan mengenai cuaca di Jawa Tengah. Hal ini menjadi penting karena ketika hujan masyarakat tidak akan bisa menyaksikan fenomena gerhana matahari. Diharapkan melalui grafis tentang cuaca yang akan disajikan Harian Suara Merdeka menjadi informasi bagi masyarakat yang antusias menyaksikan fenomena langka ini. 16 Berita ini ditempatkan di frontpage, disamping berita tentang deponering Samad dan BW. Juga ada data soal cuaca. Jadi mereka bisa memperkirakan, wah ternyata cerah ya. Wah kita siap-siap deh nonton. Kalau ternyata hujan gitu mereka wes mending ra sah siap-siap lah, ra sah tuku kacamata. Nah kemarin data itu nggak tembus, belum bisa kita akses. Berita yang sudah diteruskan ke Redaktur Pelaksana berbeda dari koreksi berita (penyuntingan/ editing) yang dilakukan oleh Redaktur. Koreksi berita oleh Redaktur Pelaksana dilakukan dalam dua tahap, dan sejauh ini secara praktis masih menggunakan cara manual. Petugas layout akan memberikan cetakan naskah berita berupa print out halaman-halaman kepada Redaktur Pelaksana, namun cetakan tersebut belumlah sempurna. Redaktur Pelaksana akan melakukan koreksi berita melalui cetakan naskah tersebut. Setelah melakukan filter berita tahap pertama, cetakan naskah tersebut akan dikembalikan kepada petugas layout. Kemudian petugas layout akan membetulkan sesuai dengan yang telah dikoreksi oleh Redaktur Pelaksana dan mencetaknya kembali dalam bentuk print out untuk dilakukan filter berita tahap kedua. Redaktur Pelaksana akan melakukan koreksi ulang, memastikan tidak ada kesalahan cetak atau kesalahan penulisan berita, termasuk infografis. Redaktur Pelaksana juga memiliki waktu deadline untuk melakukan koreksi karena naskah berita harus dicetak untuk diterbitkan besok. Dari hasil penelitian, dalam rapat penentuan distribusi berita ini terlihat jaringan komunikasi model bebas atau semua saluran (all-channel) tapi juga terlihat jaringan komunikasi model roda. Komunikasi yang berlangsung dalam rapat ini memperlihatkan kombinasi jaringan model bebas dan model roda. Dalam jaringan komunikasi model roda terdapat satu orang yang menjadi tokoh sentral dalam arus komunikasi. Di rapat distribusi berita ini Redaktur Pelaksana atau Koordinator 16 Wawancara dengan Pak Rukardi selaku Redpel pada 7 Maret

17 Liputan akan kembali memimpin jalannya rapat. Redaktur Pelaksana atau Koordinator Liputan akan kembali bertanya pada masing-masing perwakilan Biro dan Desk mengenai hasil berita yang telah diliput hari ini. Dalam model jaringan komunikasi bebas atau semua saluran (all-channel), semua orang yang terlibat dalam jaringan tersebut dapat melakukan interaksi timbal balik tanpa melihat siapa yang menjadi tokoh sentralnya. Redaktur Pelaksana atau Koordinator Liputan tetap membuka jalannya rapat dan memegang catatan perencanaan berita kemarin malam, namun tidak menutup kemungkinan semua pihak yang terlibat rapat distribusi berita ini memberikan kontribusi. Interaksi dalam rapat ini bersifat lebih bebas dibandingkan dengan dalam rapat perencanaan. Semua orang yang terlibat dalam rapat ini bebas untuk memberi masukan, saran, komentar, dan pertanyaan satu dengan yang lainnya. Dalam rapat ini diskusi yang berlangsung adalah untuk menentukan menu berita apa saja yang akan disajikan, dan bagaimana berita tersebut akan disajikan. Apakah disajikan untuk headline, di frontpage, atau halaman selanjutnya. Jadi sesama anggota Desk atau Biro bisa saling bertukar pikiran dan memberikan informasi. Dalam rapat distribusi berita, semua orang yang terlibat bebas untuk berkomunikasi secara aktif tanpa melihat siapa yang memegang peranan penting. Semua anggota yang terlibat rapat bebas berkontribusi. Jika digambarkan komunikasi yang terjadi dalam rapat budgetting atau distribusi berita adalah sebagai berikut: Redaktur Pelaksana atau Koordinator Liputan Masing-masing Desk (Redaktur) Masing-masing Biro Bagan 13 Sumber : Olahan data primer,

P : Kak,sudah berapa lama kaka jadi Wartawan? dan sejak tahun berapa?

P : Kak,sudah berapa lama kaka jadi Wartawan? dan sejak tahun berapa? LAMPIRAN Lampiran 1 Informan 1 Nama : Dhoni Zustiyantoro (Wartawan) P : Pertanyaan N : Jawaban P : Kak,sudah berapa lama kaka jadi Wartawan? dan sejak tahun berapa? N : Aku di Suara Merdeka sudah sejak

Lebih terperinci

66Tahun TERB IT PER D ANA 11 FEBRUARI 1950

66Tahun TERB IT PER D ANA 11 FEBRUARI 1950 66Tahun TERB IT PER D ANA 11 FEBRUARI 1950 Suara Merdeka Hadir Lebih dari 66 Tahun sejak terbit perdana 11 Februari 1950, Menjadi satu-satunya koran di Indonesia yang dimiliki oleh satu keluarga dan tetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengangguran merupakan masalah yang sangat kompleks karena mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berinteraksi mengikuti pola yang

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH TAHUN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 56 TAHUN 201256 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI SEMENTARA DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara sederhana jurnalistik adalah proses kegiatan meliput, membuat, dan menyebarluaskan berita dan pandangan kepada khalayak melalui saluran media massa (Romli: 2009:

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 78 TAHUN 2013 TAHUN 2012 TENTANG PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 71 A TAHUN 201356 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI DEFINITIF DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang dinamakan dengan nawacita.

Lebih terperinci

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 No. 50/08/33/Th. VIII, 4 Agustus 2014 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 145,04 RIBU TON, CABAI RAWIT 85,36 RIBU TON, DAN BAWANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan keberadaan orang lain di sekitarnya dalam memenuhi kebutuhannya. Pemenuhan kebutuhan dalam hal ini dapat tercapai

Lebih terperinci

Jln. Hanoman No. 18 Telp. (024) Fax. (024) Semarang

Jln. Hanoman No. 18 Telp. (024) Fax. (024) Semarang Nomor : W11-A/1532/KU.00/VI/2017. 22 Juni 2017 Sifat : Penting Lampiran : - Perihal : Kegiatan Rekonsiliasi Tingkat Wilayah dan Persiapan Pelaksanaan Penyusunan Laporan Keuangan Berbasis Akrual Semester

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH No. 56/08/33 Th.IX, 3 Agustus 2015 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 167,79 RIBU TON, CABAI RAWIT SEBESAR 107,95 RIBU TON,

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN No. 62/11/33/Th.V, 07 November 2011 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Agustus 2011 mencapai 16,92 juta

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR : 561.4/69/2010 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011 GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang

Lebih terperinci

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU BULAN : KABUPATEN/KOTA IUD MOW MOP KDM IMPL STK PILL JML PPM PB % 1 Banyumas 447 60 8 364 478 2.632 629 4.618 57.379 8,05 2 Purbalingga 87 145 33 174 119 1.137

Lebih terperinci

PENEMPATAN TENAGA KERJA. A. Jumlah Pencari Kerja di Prov. Jateng Per Kab./Kota Tahun 2016

PENEMPATAN TENAGA KERJA. A. Jumlah Pencari Kerja di Prov. Jateng Per Kab./Kota Tahun 2016 PENEMPATAN TENAGA KERJA A. Jumlah Pencari Kerja di Prov. Jateng Per Kab./Kota Tahun 2016 NO KAB./KOTA L P JUMLAH 1 KABUPATEN REMBANG 820 530 1.350 2 KOTA MAGELANG 238 292 530 3 KABUPATEN WONOGIRI 2.861

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Tengah 1. Peta Provinsi Jawa Tengah Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah 2. Kondisi Geografis Jawa Tengah merupakan

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH. Data Agregat per K b t /K t

PROVINSI JAWA TENGAH. Data Agregat per K b t /K t PROVINSI JAWA TENGAH Data Agregat per K b t /K t PROVINSI JAWA TENGAH Penutup Penyelenggaraan Sensus Penduduk 2010 merupakan hajatan besar bangsa yang hasilnya sangat penting dalam rangka perencanaan pembangunan.

Lebih terperinci

TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN

TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN No Kelompok Pola Harapan Nasional Gram/hari2) Energi (kkal) %AKG 2) 1 Padi-padian 275 1000 50.0 25.0 2 Umbi-umbian 100 120 6.0

Lebih terperinci

PENEMPATAN TENAGA KERJA

PENEMPATAN TENAGA KERJA PENEMPATAN TENAGA KERJA A. Jumlah Pencari Kerja di Prov. Jateng Per Kab./Kota Tahun 2015 NO. KAB./KOTA 2015 *) L P JUMLAH 1 KABUPATEN SEMARANG 3,999 8,817 12816 2 KABUPATEN REMBANG 1,098 803 1901 3 KOTA.

Lebih terperinci

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU BULAN : KABUPATEN/KOTA IUD MOW MOP KDM IMPL STK PILL JML PPM PB % 1 Banyumas 748 34 3 790 684 2,379 1,165 5,803 57,379 10.11 2 Purbalingga 141 51 10 139 228

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN JAWABAN TERMOHON TERHADAP PERMOHONAN PEMOHON (PERSEORANGAN CALON ANGGOTA DPD)

PEDOMAN PENYUSUNAN JAWABAN TERMOHON TERHADAP PERMOHONAN PEMOHON (PERSEORANGAN CALON ANGGOTA DPD) LAMPIRAN XI PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH,

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH No.31 /05/33/Th.VIII, 05 Mei 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,45 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Februari 2014 yang sebesar 17,72

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA

KERANGKA ACUAN KERJA KERANGKA ACUAN KERJA Rakor Pengurangan Melalui Keluarga Berencana Provinsi Jawa Tahun 2016 BIRO BINA SOSIAL SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH 0 A. LATAR BELAKANG 1. Dasar Hukum a. Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah yang bersangkutan dengan

Lebih terperinci

KEGIATAN PADA BIDANG REHABILITASI SOSIAL TAHUN 2017 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH

KEGIATAN PADA BIDANG REHABILITASI SOSIAL TAHUN 2017 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH KEGIATAN PADA BIDANG REHABILITASI SOSIAL TAHUN 2017 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH No Program Anggaran Sub Sasaran Lokasi 1. Program Rp. 1.000.000.000 Pelayanan dan Sosial Kesejahteraan Sosial Penyandang

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH No.69 /11/33/Th.VII, 06 November 2013 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2013: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 6,02 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Agustus 2013 mencapai 16,99

Lebih terperinci

Nomor : W11-A/97/KU.00/I/ Januari 2018

Nomor : W11-A/97/KU.00/I/ Januari 2018 Nomor : W11-A/97/KU.00/I/2018. 10 Januari 2018 Sifat : Penting Lampiran : 1 (satu) bendel Perihal : Kegiatan Rekonsiliasi Tingkat Wilayah dan Persiapan Pelaksanaan Penyusunan Laporan Keuangan Berbasis

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Wawancara dengan Eksekutif Produser (Endan Syafardan) Hasil wawancara dengan eksekutif produser program berita Warta Malam

LAMPIRAN 1. Wawancara dengan Eksekutif Produser (Endan Syafardan) Hasil wawancara dengan eksekutif produser program berita Warta Malam LAMPIRAN 1 Wawancara dengan Eksekutif Produser (Endan Syafardan) Hasil wawancara dengan eksekutif produser program berita Warta Malam Tanya : Apa tugas dan tanggung jawab anda sebagai eksekutif produser?

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tolok ukur keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi dan semakin kecilnya ketimpangan pendapatan antar penduduk, antar daerah dan antar sektor. Akan

Lebih terperinci

GUBERNURJAWATENGAH. PERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOM0R '2 TAJroJii 2e15 TENTANG

GUBERNURJAWATENGAH. PERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOM0R '2 TAJroJii 2e15 TENTANG GUBERNURJAWATENGAH PERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOM0R '2 TAJroJii 2e15 TENTANG PERKIRAANALOKASIDANABAGI HASILCUKAIHASILTEMBAKAU BAGIANPEMERINTAHPROVINSIJAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATENjKOTADI JAWATENGAHTAHUNANGGARAN2016

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH,

GUBERNUR JAWA TENGAH, GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 5 wsm 2^17 TENTANG ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH

Lebih terperinci

KONDISI UMUM PROVINSI JAWA TENGAH

KONDISI UMUM PROVINSI JAWA TENGAH KONDISI UMUM PROVINSI JAWA TENGAH Kondisi umum Provinsi Jawa Tengah ditinjau dari aspek pemerintahan, wilayah, kependudukan dan ketenagakerjaan antara lain sebagai berikut : A. Administrasi Pemerintah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor industri mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor industri mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor industri mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Industrialisasi pada negara sedang berkembang sangat diperlukan agar dapat tumbuh

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH No. 66/11/33/Th.VI, 05 November 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2012: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,63 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Agustus 2012 mencapai 17,09

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 08/05/33/Th.I, 15 Mei 2007 TINGKAT PENGANGGURAN DI JAWA TENGAH MENURUN 0,1% Tingkat Penganguran Terbuka di Jawa Tengah pada Februari 2007 adalah 8,10%. Angka ini 0,10% lebih

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 05/12/33/Th.III, 1 Desember 2009 KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2009 Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) dilaksanakan dua kali dalam setahun,

Lebih terperinci

TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN KENDAL. 0 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN KENDAL. 0 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal LP2KD Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Kendal TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN KENDAL TAHUN 2012 0 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 No.42/06/33/Th.X, 15 Juni 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 IPM Jawa Tengah Tahun 2015 Pembangunan manusia di Jawa Tengah pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Provinsi Jawa Tengah Sensus Ekonomi 2016 No. 37/05/33 Th. XI, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TENGAH Hasil Pendaftaran

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Fisik Daerah Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit oleh dua Provinsi besar, yaitu

Lebih terperinci

BAB I BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan

BAB I BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan BAB I BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan otonomi daerah

Lebih terperinci

Kutipan Wawancara dengan Wartawan Waspada yang Meliput Demo Mahasiswa terkait Kenaikan Harga BBM

Kutipan Wawancara dengan Wartawan Waspada yang Meliput Demo Mahasiswa terkait Kenaikan Harga BBM Kutipan Wawancara dengan Wartawan Waspada yang Meliput Demo Mahasiswa terkait Kenaikan Harga BBM Nama Wartawan : Surya Hari/ Tanggal : Rabu/ 26 Nopember 2008 Waktu Wawancara : 10.00-10.30 WIB Keterangan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN GEDUNG RADIUS PRAWIRO LANTAI 7, JALAN DR. WAHIDIN NOMOR 1, JAKARTA - 10710 TELEPON/FAKSIMILE (021) 3506218, SITUS www.djpk.depkeu.go.id

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH No.70 /11/33/Th.VIII, 05 November 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,68 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Agustus 2014 yang sebesar

Lebih terperinci

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU BULAN : KABUPATEN/KOTA IUD MOW MOP KDM IMPL STK PILL JML PPM PB % 1 Banyumas 728 112 20 1,955 2,178 2,627 1,802 9,422 57,379 16.42 2 Purbalingga 70 50 11 471

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 05/01/33/Th.II, 2 Januari 2008 KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2007 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Tengah pada Agustus 2007 adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang. berperan di berbagai sektor yang bertujuan untuk meratakan serta

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang. berperan di berbagai sektor yang bertujuan untuk meratakan serta BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan suatu proses perubahan terencana yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang berperan di berbagai sektor yang bertujuan

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 No.1/3307/BRS/11/2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 Pembangunan manusia di Wonosobo pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan

BAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertanian merupakan salah satu basis perekonomian Indonesia. Jika mengingat bahwa Indonesia adalah negara agraris, maka pembangunan pertanian akan memberikan

Lebih terperinci

Sebelum memahami pengelolaan konten majalah dan web, sebaiknya tahu dulu apa itu jurnalistik, karena konten majalan dan web bersentuhan dengan

Sebelum memahami pengelolaan konten majalah dan web, sebaiknya tahu dulu apa itu jurnalistik, karena konten majalan dan web bersentuhan dengan September 2013 Sebelum memahami pengelolaan konten majalah dan web, sebaiknya tahu dulu apa itu jurnalistik, karena konten majalan dan web bersentuhan dengan jurnalistik. Jurnalistik dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

Gambar 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah,

Gambar 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah, No.26/04/33/Th.XI, 17 April 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 IPM Jawa Tengah Tahun 2016 Pembangunan manusia di Jawa Tengah pada tahun 2016 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Khusaini 2006; Hadi 2009). Perubahan sistem ini juga dikenal dengan nama

BAB I PENDAHULUAN. (Khusaini 2006; Hadi 2009). Perubahan sistem ini juga dikenal dengan nama BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Perubahan sistem pemerintahan dari sentralistik menjadi desentralistik pada tahun 2001 telah menimbulkan dampak dan pengaruh yang signifikan bagi Indonesia (Triastuti

Lebih terperinci

LUAS TANAM, LUAS PANEN DAN PREDIKSI PANEN PADI TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH

LUAS TANAM, LUAS PANEN DAN PREDIKSI PANEN PADI TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH LUAS TANAM, LUAS PANEN DAN PREDIKSI PANEN PADI TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH OUT LINE 1. CAPAIAN PRODUKSI 2. SASARAN LUAS TANAM DAN LUAS PANEN 3. CAPAIAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Demikian Buku KEADAAN TANAMAN PANGAN JAWA TENGAH kami susun dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

KATA PENGANTAR. Demikian Buku KEADAAN TANAMAN PANGAN JAWA TENGAH kami susun dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya. KATA PENGANTAR Sektor pertanian merupakan sektor yang vital dalam perekonomian Jawa Tengah. Sebagian masyarakat Jawa Tengah memiliki mata pencaharian di bidang pertanian. Peningkatan kualitas dan kuantitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai ada kesenjangan antar daerah yang disebabkan tidak meratanya

BAB I PENDAHULUAN. sampai ada kesenjangan antar daerah yang disebabkan tidak meratanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Pembangunan yang dilaksanakan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Untuk mencapai cita-cita tersebut pemerintah mengupayakan. perekonomian adalah komponen utama demi berlangsungnya sistem

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Untuk mencapai cita-cita tersebut pemerintah mengupayakan. perekonomian adalah komponen utama demi berlangsungnya sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang senantiasa memperbaiki struktur pemerintahan dan kualitas pembangunan nasional, guna mewujudkan cita-cita

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK A. Gambaran Umum Objek/Subjek Penelitian 1. Batas Administrasi. Gambar 4.1: Peta Wilayah Jawa Tengah Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit oleh dua

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 561.4/52/2008 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 561.4/52/2008 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009 KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 561.4/52/2008 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009 GUBERNUR JAWA TENGAH, Membaca : Surat Kepala Dinas Tenaga

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semarang, 22 maret 2018 KEPALA STASIUN. Ir. TUBAN WIYOSO, MSi NIP STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG

KATA PENGANTAR. Semarang, 22 maret 2018 KEPALA STASIUN. Ir. TUBAN WIYOSO, MSi NIP STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG KATA PENGANTAR Stasiun Klimatologi Semarang setiap tahun menerbitkan buku Prakiraan Musim Hujan dan Prakiraan Musim Kemarau daerah Propinsi Jawa Tengah. Buku Prakiraan Musim Hujan diterbitkan setiap bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan mengoptimalkan perkembangan potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan pendidikan diarahkan kepada

Lebih terperinci

REKAPITULASI PESERTA PAMERAN SOROPADAN AGRO EXPO 2017 TANGGAL JULI 2017

REKAPITULASI PESERTA PAMERAN SOROPADAN AGRO EXPO 2017 TANGGAL JULI 2017 REKAPITULASI PESERTA PAMERAN SOROPADAN AGRO EXPO 2017 TANGGAL 13-17 JULI 2017 NO SIMBOL JENIS STAND NOMOR STAND INSTANSI 1 1 Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah 2 2 Dinas Ketahanan Pangan Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Dengan adanya pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA JAW A TENGAH 1996-2011 ISSN : 0854-6932 No. Publikasi : 33531.1204 Katalog BPS : 5203007.33 Ukuran Buku : 21 cm x 28 cm Jumlah Halaman : 245 halaman Naskah : Bidang Statistik

Lebih terperinci

Jln. Hanoman No. 18 Telp. (024) Fax. (024) Semarang Website :

Jln. Hanoman No. 18 Telp. (024) Fax. (024) Semarang Website : Jln. Hanoman No. 18 Telp. (024) 7600803 Fax. (024) 7603866 Semarang 50146 Website : www.pta-semarang.go.id E-Mail : ketua@pta-semarang.go.id Nomor : W11-A/2084/OT.01.2/X/2011 Semarang, 21 Oktober 2011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. World Bank dalam Whisnu, 2004), salah satu sebab terjadinya kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. World Bank dalam Whisnu, 2004), salah satu sebab terjadinya kemiskinan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan suatu keadaan di mana masyarakat yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dan kehidupan yang layak, (menurut World Bank dalam Whisnu, 2004),

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH

RUANG LINGKUP KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH RUANG LINGKUP KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Halaman : RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran 0 Formulir RKA-SKPD. Urusan Pemerintahan :.0. - PERTANIAN Organisasi :.0.0. - Dinas Peternakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan ke arah desentralisasi. Salinas dan Sole-Olle (2009)

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan ke arah desentralisasi. Salinas dan Sole-Olle (2009) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama beberapa dekade terakhir terdapat minat yang terus meningkat terhadap desentralisasi di berbagai pemerintahan di belahan dunia. Bahkan banyak negara

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH 2.1 Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Badan Pemeriksa Keuangan BPK merupakan salah satu lembaga

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 Proses Pelaksanaan Umum Proses hubungan kerja di Bidang Redaksi 1. Pemimpin Redaksi Memimpin bagian redaksi Bertanggung jawab terhadap mekanisme dan kegiatan kerja redaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beras merupakan komoditi yang penting bagi Indonesia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beras merupakan komoditi yang penting bagi Indonesia. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beras merupakan komoditi yang penting bagi Indonesia. Hal ini dikarenakan fungsi beras sebagai makanan pokok bagi hampir seluruh penduduk. Pentingnya keberadaan beras

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH 3.1 Keadaan Geografis dan Pemerintahan Propinsi Jawa Tengah adalah salah satu propinsi yang terletak di pulau Jawa dengan luas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk mencapai social welfare (kemakmuran bersama) serta

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk mencapai social welfare (kemakmuran bersama) serta 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap negara atau wilayah di berbagai belahan dunia pasti melakukan kegiatan pembangunan ekonomi, dimana kegiatan pembangunan tersebut bertujuan untuk mencapai social

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah. Jawa Tengah merupakan Provinsi yang termasuk ke dalam Provinsi yang memiliki jumlah penduduk

Lebih terperinci

DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH

DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH PROGRAM DAN KEGIATAN Penyelenggaraan urusan Energi dan Sumber Daya Mineral dalam rangka mewujudkan desa mandiri/berdikari melalui kedaulatan energi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Definisi kekeringan dalam Permasalahan Kekeringan dan Cara. lebih panjang akan mengakibatkan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan air

BAB I PENDAHULUAN. Definisi kekeringan dalam Permasalahan Kekeringan dan Cara. lebih panjang akan mengakibatkan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan air 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Definisi kekeringan dalam Permasalahan Kekeringan dan Cara Mengatasinya (2003) adalah kekurangan curah hujan dari biasanya atau kondisi normal bila terjadi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN. 1. Pelayanan Administrasi Pemindahan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN. 1. Pelayanan Administrasi Pemindahan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN A. Hasil Pengamatan Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar selama magang satu bulan mulai tanggal 21 Januari 2016 sampai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai gambaran persebaran IPM dan komponen-komponen penyususn IPM di Provinsi Jawa Tengah. Selanjutnya dilakukan pemodelan dengan menggunakan

Lebih terperinci

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Tengah Agustus 2017

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Tengah Agustus 2017 Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Tengah Agustus 2017 No. 79/11/33/Th. XI, 06 November 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TENGAH Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Tengah Agustus 2017 Agustus

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran Rekapitulasi Anggaran Belanja Langsung Berdasarkan Program dan Kegiatan

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran Rekapitulasi Anggaran Belanja Langsung Berdasarkan Program dan Kegiatan Halaman : 1 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran 2017 Formulir RKA-SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan : 2.02. - Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor. pembangunan suatu negara (Maharani dan Sri, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor. pembangunan suatu negara (Maharani dan Sri, 2014). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi jangka panjang. Dari satu periode ke periode berikutnya kemampuan suatu negara untuk

Lebih terperinci

TABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012

TABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012 Komoditi TABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012 Produksi Penyediaan Kebutuhan Konsumsi per kapita Faktor Konversi +/- (ton) (ton) (ton) (ton) (kg/kap/th) (100-angka susut)

Lebih terperinci

GERHANA MATAHARI CINCIN 1 SEPTEMBER 2016

GERHANA MATAHARI CINCIN 1 SEPTEMBER 2016 GERHANA MATAHARI CINCIN 1 SEPTEMBER 2016 A. PENDAHULUAN Gerhana Matahari adalah peristiwa ketika terhalanginya cahaya Matahari oleh Bulan sehingga tidak semuanya sampai ke Bumi. Peristiwa yang merupakan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran 2018

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran 2018 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran 2018 Formulir RKA SKPD 2.2 Urusan Pemerintahan : 3.03. Energi dan Sumber Daya Mineral Organisasi

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. tentang analisis kebijakan redaksi dalam penentuan headline (judul berita)

BAB III PENYAJIAN DATA. tentang analisis kebijakan redaksi dalam penentuan headline (judul berita) BAB III PENYAJIAN DATA A. Penyajian Data Berikut ini penyajian data berdasarkan penelitian yang dilakukan di harian surat kabar Pekanbaru Pos. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang analisis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia. Menurut Rachmat dan Sri (2009) sejak tahun

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia. Menurut Rachmat dan Sri (2009) sejak tahun I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia. Menurut Rachmat dan Sri (2009) sejak tahun 2000-an kondisi agribisnis tembakau di dunia cenderung

Lebih terperinci

KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DERAH

KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DERAH TARGET INDIKATOR LKPD YANG OPINI WTP Dalam Perpres No 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019 telah ditetapkan prioritas nasional pencapaian

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 20 TAHUN 2014 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 20 TAHUN 2014 TAHUN 2013 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 20 TAHUN 2014 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Penelitian No Kabupaten Y X1 X2 X3 1 Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab.

Lampiran 1. Data Penelitian No Kabupaten Y X1 X2 X3 1 Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. LAMPIRAN Lampiran 1. Data Penelitian No Kabupaten Y X1 X2 X3 1 Kab. Cilacap 15.24 6.68 22.78 1676090 2 Kab. Banyumas 18.44 5.45 21.18 1605580 3 Kab. Purbalingga 20.53 5.63 21.56 879880 4 Kab. Banjarnegara

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah 36 BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 4.1 Kondisi Geografis Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di tengah Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi Jawa Tengah terletak

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dan seiring dengan perkembangan zaman banyak dilakukan suatu pembaharuan dalam segala hal. Salah satunya adalah di bidang pendidikan, cara

Lebih terperinci

Keadaan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah April 2015

Keadaan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah April 2015 KATA PENGANTAR Sektor pertanian merupakan sektor yang vital dalam perekonomian Jawa Tengah. Sebagian masyarakat Jawa Tengah memiliki mata pencaharian di bidang pertanian. Peningkatan kualitas dan kuantitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik

Lebih terperinci

Nomor : UM ca/97 Jakarta, 17 Mei 2013

Nomor : UM ca/97 Jakarta, 17 Mei 2013 Nomor : UM.02.06-ca/97 Jakarta, 17 Mei 2013 Lampiran K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN AIR MINUM Jl. Pattimura 20 Kebayoran Baru, Jakarta

Lebih terperinci