Perancangan Destination Spa Mandalika sebagai Objek Wisata yang Paling Diminati

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

TEMA. menikmati alam Bali. Lengkap dengan berbagai fasilitas pendukung yang ada di dalamnya. LEGAL

PRAMBANAN HERITAGE HOTEL AND CONVENTION

MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

Pola Fraktal sebagai Pemberi Bentuk Arsitektur Apartemen yang Menenangkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam ataupun luar negeri datang untuk menikmati objek-objek wisata tersebut.

LATAR BELAKANG MASALAH

Rancangan Sirkulasi Pada Terminal Intermoda Bekasi Timur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG... 1

besar artinya bagi usaha pengembangan kepariwisataan.1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR 138 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Hotel Resort Bintang 3 Di Indramayu

Integrasi Budaya dan Alam dalam Preservasi Candi Gambarwetan

Redesain Kawasan Akuatik Kebun Binatang Surabaya Berbasis Isu Sirkulasi

BAB I PENDAHULUAN. Bandung ibu kota Jawa Barat terkenal dengan banyaknya objek wisata yang dikunjungi oleh

Perancangan Perpustakaan Umum dengan Pendekatan Arsitektur Hybrid

Konsep Perancangan Kampung Baru Nelayan Kenjeran Surabaya Berbasis Potensi Wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah hotel berbintang yang ada di Pantai Sorake sampai saat ini baru berjumlah

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Banyaknya Pengunjung obyek-obyek wisata pantai di Gunung Kidul Mancanegara (Man) dan Nusantara (Nus)

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 JUDUL Menganti Resort Hotel

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN [TYPE HERE] [TYPE HERE]

BAB I PENDAHULUAN. Bengawan Solo :

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo

Meng- abadi -kan Arsitektur dalam Rancangan Gedung Konser Musik Klasik Surabaya

HILLSIDE HOTEL DI SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penerapan Tema Cablak pada Rancangan Rumah Budaya Betawi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. diangkat, maka tiap-tiap kata dari judul tersebut perlu dijabarkan. 1. Resort : adalah sebuah tempat untuk menginap dimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) ( X Print) G-92

BAB VI HASIL RANCANGAN

Penerapan Konsep Defensible Space Pada Hunian Vertikal

BAB 1 PENDAHULUAN. terbentuklah Kabupaten Natuna dengan kota Ranai sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. 1. Tingginya Mobilitas Penggunaan Jalan di Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

Redesain Pelabuhan Balohan Sebagai Landmark Baru Kota Wisata Pulau Weh

BAB I PENDAHULAN Latar Belakang

fauna, gua masegit sela (disepanjang Pulau Nusakambangan) dan suasana alam yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS DIPONEGORO HOTEL WISATA DI SENGGIGI, LOMBOK TUGAS AKHIR PRAMUDITA MAHOTTAMA SAKTI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seminar Tugas Akhir 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia sedang mengembangkan sektor wisata yang terdapat di alam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PROYEK Gagasan Awal. Dalam judul ini strategi perancangan yang di pilih adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Pada bab sebelumnya telah dijelaskan tentang konsep perancangan yang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

BAGIAN 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Persoalan Perancangan

BAB V ARAHAN DAN REKOMENDASI

Hotel Resort Bintang 3 di Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah Penekanan Desain pada Arsitektur Hemat Energi BAB 1 PENDAHULUAN

HOTEL RESOR DI TANJUNG JAYA

P A N G A N D A R A N B E A C H R E S O R T H O T E L D I P A N G A N D A R A N

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Deskripsi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. daerah wisata. Pariwisata itu sendiri adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk

HOTEL RESORT DI PANTAI PANJANG BENGKULU (Dengan penekanan Desain Arsitektur Organik)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Riverside Resort Hotel di Cijulang, Kabupaten Pangandaran 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 metro.koranpendidikan.com, diakses pada 1 Maret 2013, pukul WIB

Ruang Rehumanisasi: Proses Pembauran Manusia Melalui Perjalanan Ruang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1BAB I PENDAHULUAN. KotaPontianak.Jurnal Lanskap Indonesia Vol 2 No

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

dimanfaatkan bagi instansi/perusahaan umum yang akan menyelenggarakan kegiatan

RESORT HOTEL DI BELITUNG ABSTRAK

ANYER BEACH RESORT BAB V KONSEP PERANCANGAN

Bentuk Analogi Seni Pertunjukan dalam Arsitektur

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN

BAB I PENDAHULUAN. salah satu daya tarik bagi wisatawan yang berasal dari negara kawasan sub-tropis

negara kita sebagai negeri bahari yang kuat. Trend masa kini ternyata tidak hanya terjadi pada gaya hidup dan mode tetapi juga olah raga. Saat ini ola

Kajian Lanskap Wisata Pantai Puteh di Kabupaten Kepulauan Talaud Provinsi Sulawesi Utara

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN TAMAN BACAAN DI PATI

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

HOTEL BINTANG EMPAT DENGAN FASILITAS PERBELANJAAN DAN HIBURAN DIKAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan dan pengujian model yang dapat menjelaskan sebab dan akibat perilaku seorang

Gambar 1. 1 : Keindahan Panorama Bawah Laut Pulau Biawak

Transkripsi:

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) G-283 Perancangan Destination Spa Mandalika sebagai Objek Wisata yang Paling Diminati Maharani dan Muhammad Faqih Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: faqih@arch.its.ac.id Abstrak Destination Spa merupakan hotel resort berbintang 4 dengan fokus pelayanan fasilitas spa dan fasilitas kebugaran. Pengunjung objek ini sangat spesifik yaitu wisatawan penggemar spa dan olahraga yoga. Hotel Resort dengan fasilitas tersebut sangat potensial untuk direalisasikan karena sangat diminati. Mandalika Resort merupakan kawasan Ekonomi Khusus (KEK) jenis pariwisata di Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Area ini memiliki potensi wisata bahari yang memikat wisatawan, khususnya Pantai Tanjung Aan. Saat ini belum tersedia hotel resort dengan fasilitas spa dan fasilitas kebugaran di kawasan Pantai Tanjung Aan. Melihat peluang ini, Destination Spa dirancang di Pantai Tanjung Aan, Mandalika Resort dengan tujuan menjadi objek wisata yang rekreatif dan juga menyehatkan bagi wisatawan. Objek ini sangat berkaitan dengan eksplorasi lokasi sehingga perancangan ini menggunakan strategi meng-kini-kan arsitektur Nusantara yang memadukan rupa Indonesia dan pola global dalam rangka menunjukkan ke-khas-an lokal. Melalui pendekatan studi preseden dan studi lapangan, rancangan ini cukup banyak merujuk pada karakteristik lokasi dan arsitektur tradisional suku Sasak untuk mewujudkan objek wisata yang memiliki daya tarik tinggi dan berdaya saing. Kata Kunci lokasi, objek wisata, spa, wisatawan. K I. PENDAHULUAN AWASAN pariwisata yang berada pada wilayah di luar Jawa-Bali dan Sumatera telah mendapat dukungan dari pemerintah dengan adanya berbagai kebijakan untuk mengembangkan sektor unggulan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan bidang arsitektur adalah fokus terhadap menciptakan dan menambah kualitas objek wisata. Mandalika Resort yang berlokasi di Selatan Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan kawasan pariwisata baru dengan potensi bahari. Dalam pengadaan destinasi wisata baru di kawasan ini, salah satu elemen yang mempengaruhi jenis destinasi adalah wisatawan. Menurut survei yang dilakukan kepada 11.620 responden dari 23 negara di dunia pada tahun 2011, wisatawan yang berkunjung ke Indonesia paling banyak berminat terhadap objek wisata dengan wisata alam, olahraga air, kuliner dan spa (survei Visa Worldwide Indonesia, 2011). Hal ini juga didukung oleh pola konsumsi wisatawan berdasarkan tujuan wisata masih didominasi objek yang rekreasional, kesehatan dan agama (UNWTO, 2011). Salah satu objek wisata yang dibangun dengan memanfaatkan potensi bahari Pantai Tanjung Aan dan minat serta pola konsumsi wisatawan adalah Destination Spa. Destination Spa merupakan suatu hotel atau penginapan (minimal standar bintang empat) dimana fasilitas spa yang lengkap dan terpadu menjadi daya tarik yang utama. Sehingga sebagian besar pengunjung bertujuan untuk mengikuti program kebugaran dan perawatan spa selama berlibur. Pengunjung secara khusus datang dalam kelompokkelompok kecil yang tergabung dalam komunitas yoga [1]. Penginapan yang dimaksudkan di sini merupakan jenis Hotel Resort bintang empat. Menurut definisinya, hotel resort adalah bangunan atau kawasan terencana yang ber-lokasi pada lahan yang ada kaitannya dengan objek wisata. Bangunan atau kawasan ini menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, fasilitas rekreasi dan istirahat. Juga ditunjang dengan tambahan fasilitas berupa fasilitas khusus dan fasilitas lain yang dikelola secara komersial [2]. Hotel resort di Indonesia memiliki persyaratan yang harus dipenihi berdasarkan peraturan yang berlaku (Tabel 1 [3]). Sedangkan program Destination Spa yang memiliki fasilitas Hotel Resort bintang 4 dan persyaratan khusus lainnya dapat dilihat pada Tabel 2. Fokus utama perancangan ini adalah mewadahi kegiatan spa, olahraga yoga, dan istirahat yang nyaman secara indoor maupun kegiatan bersepeda, berenang, meditasi, berjemur dan berjalan santai dan aktivitas rekreasi lainnya secara outdoor di dalam tapak. Hal ini didasari oleh motivasi wisatawan yang bertujuan untuk menikmati rekreasi yang banyak berkaitan dengan orientasi di dalam site, baik secara sekuen aktivitas dan orientasi visual ke arah objek natural di site maupun lingkungan sekitar. Aktivitas utama yang menjadi daya tarik berupa rangkaian perawatan spa yang beragam dan lengkap, serta rekreasi pantai Tanjung Aan sepanjang hari. II. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANG A. Ekplorasi Tapak Menurut masterplan, kawasan Tanjung Aan adalah The Luxury Enclave yang akan dilalui jalur wisata kapal pesiar dan diproyeksikan menjadi lokasi terkenal hingga ke mancanegara. Area ini diperuntukkan bagi sejumlah vila dan hotel yang bersifat eksklusif. Direncanakan akan berdiri sejumlah

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) G-284 Gambar 1. Kawasan Mandalika Resort, Kab. Lombok Tengah, NTB Gambar 4 Detil Rencana Pengembangan di Sekitar Lahan Destination Spa Mandalika Gambar 2. Pola Konsumsi Wisatawan Indonesia Gambar 5 Lahan Destination Spa Mandalika memiliki orientasi terhadap garis pantai dan memiliki satu jalur sirkulasi dari luar Gambar 3. Definisi Destination Spa Tabel 1 Standar Hotel Bintang 4 di Indonesia Unsur spasial Rincian Luasan minimum Unit kamar standar Minimum 50 kamar 24 m 2 Unit kamar suite Minimum 3 kamar 48 m 2 Sumber: SK Menteri Perhubungan No. PM.10/P.V.301/Pht/77 Tabel 2 Program Ruang Utama di Destination Spa Mandalika Unsur spasial Hotel Jumlah Luasan Unit kamar standar 68 kamar 28 m 2 Unit kamar suite 4 kamar 56 m 2 Unit Vila 5 unit @ 2 kamar 90 m 2 Total Syarat Ruang Perawatan Destination Spa Unsur Spasial Spa dry room multi-function room wet room 82 kamar 25% kapasitas kamar = 25% 82 kamar = 18 ruang Jumlah 4 unit 10 unit 4 unit 18 unit Sumber: Diolah berdasarkan Standard and Categorization Criteria of Spa & Wellness, 2012. Gambar 6 Gambaran Umum Perancangan Gambar 7. Lumbung Padi Sasak. Penampang. Hirarki

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) G-285 Gambar 8. Konsep Bentuk dan Tampilan Bangunan Konsep Tatanan Tapak dan Konsep Bentuk Bangunan Gambar 13 Suasana Area Vila View Pantai Tanjung Aan. View Bukit Pedamu Gambar 9. Site Plan Gambar 10 Aerial View Gambar 11 Suasana Ruang Sauna di Tower Gambar 12 Suasana Ruang Spa di Tower (c) Gambar 14 Bentuk Bangunan Tower Yoga Hall (c) Unit Villa tipikal 10 17 hotel dan resort dengan klasifikasi standar pelayanan hotel kategori bintang 4 dan 5 dengan taraf internasional [4]. Dengan potensi ini, objek rancang akan memiliki orientasi terhadap garis pantai sehingga pengunjung objek dapat menikmati wisata pantai dan tampilan arsitekturnya dapat dinikmati wisatawan berdasarkan jalur wisata air tersebut.

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) G-286 Lahan berupa tanah berpasir dengan kandungan kapur. Memiliki kontur landai (<5%) dan tidak memiliki bangunan eksisting. Dengan kondisi lahan seperti ini, eksplorasi teknis yang akan digunakan adalah penggunaan pondasi bor pile dengan pertimbangan kekokohan bangunan. Jalur masuk yang dimiliki lahan hanya satu yang terletak di sebelah utara. Hal ini membuat area publik terletak di area tersebut. Destination Spa Mandalika memiliki konsep hirarki yang diterapkan dalam penataan tapak dan membentuk tampilan bangunan. Dalam konsep tatanan tapak, hirarki tapak terdiri atas area muka yang akan digunakan sebagai fungsi kegiatan publik, area kebugaran yang akan digunakan sebagai wadah aktivitas outdoor dan kelas yoga dengan kapasitas yang besar. Sedangkan area residen akan terdiri atas hunian dengan dua cluster yang terbagi atas view Pantai Tanjung dan view Bukit Pedamu. A. Organisasi Ruang Destination spa mewadahi ragam kegiatan spa dan kegiatan penunjang. Memfasilitasi kegiatan spa yang beragam dan biasanya berupa paket atau rangkaian kegiatan perawatan dan kebugaran sekaligus untuk beberapa hari. Fasilitas ini juga berfungsi untuk mengisi waktu liburan pengunjung di saat tidak mengikuti rangkaian perawatan. Orientasi kegiatan yang utama adalah akses spa dan fasilitas kebugaran lainnya. Titik acuan untuk menentukan jarak secara fisik yang nyaman adalah kedekatan lokasi spa dan fasilitas kebugaran dengan lobby hotel atau area hunian. Isu konservasi yang diwajibkan di kawasan adalah menghadirkan nilai lokalitas yang dapat diwujudkan menggunakan strategi meng-kini-kan Nusantara. Dalam perancangan ini yang digunakan adalah pola global dengan tampilan nusantara, khususnya adalah Lumbung Padi (Alang) khas Sasak-Suku Asli Pulau Lombok. Pola global yang dimaksud adalah merancang sebuah tempat huni (dalam jangka waktu tertentu) yang bersifat rekreatif. Organisasi program ruang menjadi fokus utama dalam perancangan kemudian tampilan Lumbung akan melengkapi objek rancangan. B. Konsep Bentuk dan Tampilan Bangunan Konsep bangunan terdiri dari tiga kelompok massa bangunan yang tergambar dalam Tower Yoga Hall dan (c) unit Vila (Gambar 8). Tiap-tiap massa bangunan merujuk pada bangunan Lumbung Sasak. Lumbung menjadi karya arsitektural yang dinilai mampu mencerminkan kebudayaan Lombok [5]. Tiap-tiap massa bangunan memiliki tiga bagian berdasarkan hirarki Lumbung dengan masing-masing fungsi sebagai berikut: 1. Tower, memiliki bagian kaki sebagai fungsi basement untuk parkiran dan Back of The House sebagai area servis. Bagian badan sebagai area khusus spa; bagian kepala khusus untuk hunian. 2. Yoga Hall, memiliki bagian kaki sebagai gym dan ruang konsultasi kesehatan; bagian badan sebagai ruang kelas aerobik dan kepala sebagai aula yoga. 3. Hunian Vila, memiliki bagian kaki yang berada di outdoor untuk kegiatan yoga dan renang. Sedangkan area santai dan kamar ada di bagian badan dan kepala. A. Site Plan III. HASIL RANCANGAN Berdasarkan tinjauan tapak dan konsep Lumbung, tatanan tapak Destination Spa Mandalika dirancang dengan menggunakan pola sirkulasi kurva linear. Hal ini bertujuan untuk mengarahkan wisatawan menikmati pemandangan lansekap dan Bukit Pedamu yang terlihat dari dalam objek. Bangunan ditata dengan konsep hirarki Lumbung mengikuti pola sirkulasi dan garis kontur. Massa bangunan tertinggi berada di area muka tapak. Sedangkan massa bangunan terendah berada di area hunian. Massa bangunan terbentuk dalam satu garis sumbu imajiner seperti pola pemukiman Sasak di Ende yang lebih terarah dan memiliki skala ruang luar yang baik dan teratur dari Sade. Ketinggian massa bangunan diatur agar lokasi tertentu mendapat pemandangan yang optimal. Bangunan dengan massa terdepan terhadap garis pantai memiliki dua cluster. Bagian pertama menghadap laut dan bagian kedua menghadap Bukit Pedamu. Pintu masuk utama merupakan jalur kendaraan bermotor dan juga diperuntukan sebagai jalur sepeda. Pengunjung dapat melakukan rekreasi mandiri bersepeda di dalam objek. Ragam fasilitas spa berpusat di Tower untuk pengunjung yang menginap di Tower dan unit spa terpisah tersedia di area kebugaran saat kapasitas spa utama penuh. Tatanan massa seluruhnya mengupayakan vista yang optimal. Tower bagian bawah memiliki vista lansekap di dalam lahan, sedangkan Tower bagian atas memiliki vista terhadap lingkungan wisata mangroove di Utara lahan dan Pantai Tanjung Aan di Barat lahan. Untuk unit villa, tiga diantaranya memaksimalkan ke arah Pantai Tanjung Aan dan dua lainnya mengarah pada view tebing di Bukit Pedau. Kedua lokasi ini akan memiliki Landmark Lansekap yang dapat dinikmati wisatawan meskipun dari jarak yang cukup jauh [6]. B. Suasana Rancangan menggunakan material lokal yang didominasi kayu dan bambu. Material berwarna gelap yang cocok pada area tropis kering sehingga tidak memantulkan cahaya berlebih. Skema warna yang dipilih identik dengan warna zen yang natural dan minim ornamen. Skala ruang humanis untuk memberikan kenyamanan bagi pengunjung. C. Bentuk Bangunan Bangunan Destination Spa Mandalika memilih bentuk yang kaku dengan merujuk bangunan tradisional setempat. Bentuk bangunan secara umum berundak dan terbuka (minim

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) G-287 dinding) pada bagian badan. Sehingga lansekap menjadi kesatuan dalam perancangan. Unsur lengkung yang merupakan unsur visual khas suku Sasak digunakan sebagai emphasis pada kulit Tower. Sedangkan untuk massa bangunan lainnya digunakan sebagai gerbang penanda yang melengkapi tampilan bangunan. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Jurusan Arsitektur ITS dan Bappeda NTB yang telah membantu penulis atas informasi dan data pendukung untuk keperluan perancangan. DAFTAR PUSTAKA [1] Anymous. (2012). Standard and Categorization Criteria of Spa & Wellness. Failte Ireland NTDA. Anymous. (1988). Pariwisata Tanah Air. Dirjen Pariwisata Indonesia [2] Anymous. SK Menteri Perhubungan No. PM.10/P.V.301/Pht/77 [3] Anymous. (2013). Mandalika Lombok Project - Interview With IB Wirajaya Direktur Utama. [Online]. Available: https://www.youtube.com/watch?v=yuo7q0nqnlw diakses tanggal 10 Oktober 2014 pukul 13.23 [4] I. Heritage. (2002). Arsitektur. Grolier International. 40-41 [5] Anymous. (2015) Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika- Data Internal. BAPPEDA NTB