AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BUAH KAKAO MASAK DAN KULIT BUAH KAKO MUDA

dokumen-dokumen yang mirip
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) TERHADAP DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYL HYDRAZYL) ABSTRAK

Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn eissn

KAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK METANOL DAN PROFIL KLT PARTISI CAIR-PADAT EKSTRAK DAUN JAHE BALIKPAPAN (Etlingera balikpapanensis)

BAB III METODE PENELITIAN

PROSIDING SEMINAR NASIONAL TUMBUHAN OBAT INDONESIA (TOI) KE-50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL TAUGE (Phaseolus radiatus L.)

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br)

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BATANG KERSEN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

AKTIVITAS EKSTRAK DAN FRAKSI DAUN PIDADA MERAH (SONNERATIA CASEOLARIS L.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN

UJI FITOKIMIA DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN RAMBUTAN (Nephelium lappaceum)dengan METODE DPPH (1,1-diphenyl-2-picryhidrazyl)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL TUMBUHAN OBAT INDONESIA (TOI) KE-50

BAB II METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

BAB III METODE PENELITIAN. ini berlangsung selama 4 bulan, mulai bulan Maret-Juni 2013.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA DAN UJI DAYA ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUAH DENGEN (DilleniaserrataThunbr.)

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi.

3. BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian. Pengambilan sampel karang lunak dilakukan pada bulan Juli dan Agustus

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

UJI AKTIVITAS LARVASIDA EKSTRAK DAUN KELADI BIRAH (Alocasia indica Schott) TERHADAP LARVA NYAMUK Culex sp. ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental, karena

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di

PROFIL KROMATOGRAFI SENYAWA AKTIF ANTIOKSIDAN DAN ANTIBAKTERI FRAKSI ETIL ASETAT DAUN LIBO (Ficus variegata Blume.)

PROSIDING SEMINAR NASIONAL TUMBUHAN OBAT INDONESIA (TOI) KE-50

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BEBERAPA TUMBUHAN OBAT KALIMANTAN TIMUR ABSTRAK

UNIVERSITAS PANCASILA DESEMBER 2009

AKTIVITAS PENANGKAP RADIKAL BEBAS EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH NAGA DENGAN METODE DPPH (1,1-DIFENIL-2-PIKRILHIDRAZIL)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Akademi Farmasi Prayoga ISSN-Online : X Diterbitkan Oleh Akademi Farmasi Prayoga Padang jurnal.akfarprayoga.ac.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

UJI FITOKIMIA, TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ALAMI DAUN TUMBUHAN KELAKAI (Stenochlaena palustris) DENGAN METODE DPPH

AKTIVITAS TABIR SURYA EKSTRAK DAUN CEMPEDAK (ARTOCARPUS CHAMPEDEN SPRENG)

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dalam kegiatan penelitian ini yang diperlukan adalah peralatan laboratorium,

STUDI FITOKIMIA DAN POTENSI ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAN FRAKSI KAYU MANIS (CINNAMOMUM SP.) DENGAN METODE PERKOLASI YOANITA EUSTAKIA NAWU

Potensi Tumbuhan Tembelekan (Lantana camara Linn) Sebagai Sumber Bahan Farmasi Potensial ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN BUNGUR (LANGERSTROEMIA SPECIOSA (L.) PERS)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

Penentuan Aktivitas Antioksidan dari Ekstrak Etanol Daun Ketapang (Terminalia catappa L) dengan Metode 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH)

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Aktivitas Antioksidan Fraksi Dietileter Buah Mangga Arumanis (Mangifera indica L.) dengan Metode DPPH

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut :

ISOLASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DARI DAUN PILA PILA (Mallotus paniculatus)

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI DARI EKSTRAK ETIL ASETAT BUAH BUNI (Antidesma bunius L.) DI DAERAH JEMBER)

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas antioksidan pada

Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Dan Fraksi Kulit Buah Jengkol (Archidendron jiringa (Jeck) Nielsen Dengan Metode Peredaman Radikal Bebas DPPH

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB III METODE PENELITIAN

ISOLASI DAN KARAKTERISASI GOLONGAN SENYAWA FENOLIK DARI KULIT BATANG TAMPOI (Baccaurea macrocarpa) DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODE PENELITIAN

DAYA ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAN FRAKSI DAUN KOPI ROBUSTA (Coffea robusta) TERHADAP PEREAKSI DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil)

2 METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Determinasi Tanaman Preparasi Sampel dan Ekstraksi

Aktivitas Antioksidan Ekstrak Limbah Kulit Ari Biji Kopi (Coffea sp) Berdasarkan Tingkat Kepolaran Pelarut

Kata kunci : aktifitas antioksidan, DPPH, GAE, kandungan total fenol

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

I. PENDAHULUAN. rusak serta terbentuk senyawa baru yang mungkin bersifat racun bagi tubuh.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai Juli 2012 di Laboratorium Kimia Fisika

BAB III METODE PENELITIAN. kandungan fenolik total, kandungan flavonoid total, nilai IC 50 serta nilai SPF

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI ETIL ASETAT DAUN WUNGU (Graptophyllum pictum (Linn) Griff) DENGAN METODE FRAP (FERRIC REDUCING ANTIOXIDANT POWER)

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... PRAKATA...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

INTISARI UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH

Bab III Bahan dan Metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya: set alat destilasi,

Lampiran 1. Hasil identifikasi teripang Holothuria atra Jaeger

Isolasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Metanol Kulit Buah Mangrove Pidada (Sonneratia caseolaris)

Prosiding Farmasi ISSN:

3. METODOLOGI PENELITIAN

Aktivitas Antioksidan Ekstrak dan Fraksi Herba Sambiloto (Andrographis paniculata)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

ABSTRACT. Keywords: Secondary metabolites, antibacterial activity, Pithecellobium jiringa (Jack) Prain. ABSTRAK

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

ISOLASI DAN PENENTUAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ALKALOID TOTAL DAUN PEPAYA (Carica papaya L.)

Transkripsi:

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KULIT BUAH KAKAO MASAK DAN KULIT BUAH KAKO MUDA Jusmiati A*, Rolan Rusli, Laode Rijai Laboratorium FARMAKA TROPIS, Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman. Samarinda, Kalimantan Timur *email: mimie.siipdach@yahoo.com ABSTRACT Cocoa pod husk containing polyphenolic and flavanoid compounds. These compounds have antioxidant activity. Active compounds extracted from cocoa pod husk were determined antioxidant activity using DPPH method. The highest antioxidant activity of cocoa pod husk is obtained at ethyl acetate fraction with IC 50 value is 0.9 ppm. Keywords: Cocoa pod husk, antioxidant activity ABSTRAK Kulit buah kakao mengandung senyawa polifenol dan flavanoid. Senyawa polifenol dan flavanoid ini memiliki aktivitas antioksidan. Senyawa aktif yang diekstraksi dari kulit buah kakao baik dari buah yang masak maupun yang masih muda ditentukan aktivitas antioksidannya menggunakan metode DPPH. Aktivitas antioksidan kulit buah kakao masak yang tertinggi diperoleh dari fraksi etil asetat, dengan nilai IC 50 sebesar 0,9 ppm. Kata kunci: Kulit buah kakao, aktivitas antioksidan PENDAHULUAN Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron (electron donor) atau reduktan. Senyawa ini memiliki berat molekul kecil, tetapi mampu menginaktivasi berkembangnya reaksi oksidasi, dengan cara mencegah terbentuknya radikal. Antioksidan juga merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi, dengan mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif (Winarsi, 2007). Salah satu uji untuk menentukan aktivitas antioksidan penangkap radikal adalah metode DPPH (1,1-Diphenyl-2- Picrylhydrazyl). DPPH secara luas digunakan untuk mengukur dan membandingkan aktifitas antioksidan senyawa-senyawa fenolik, dan evaluasi aktifitas antioksidan melalui perubahan warna DPPH dari ungu menjadi kuning (Molyneux, 2004). Cokelat, kakao atau dengan sebutan ilmiah Theobroma cacao L merupakan tumbuhan berwujud pohon yang berasal dari hutan-hutan tropis di Amerika Tengah dan Amerika Selatan bagian utara (Erna, 1998). Kulit buah (pod) kakao adalah bagian mesokarp atau bagian dinding buah kakao, yang mencakup kulit terluar sampai daging buah sebelum kumpulan biji. Kulit buah kakao merupakan bagian terbesar dari buah kakao (75,52 % dari buah kakao segar). Setiap tahun produksi biji kakao meningkat, ini mengakibatkan semakin meningkatnya kulit buah kakao Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015. Vol 1 No 1. 34

yang terbuang (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao). Kulit buah kakao belum dimanfaatkan secara optimal bahkan sebagian besar masih merupakan limbah perkebunan kakao karena hanya dikumpulkan pada lubang kemudian ditimbun atau dibuang di sekitar tanaman kakao. Untuk itu perlu dicari cara pemanfaatan kulit buah kakao yang lebih efisien dan memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi. Kulit kakao sebagian besar terdiri dari polisakarida (selulosa dan hemiselulosa) dan lignin, serta sebagian kecil terdiri dari senyawa fenolik, tanin, alkaloid purin, dan cocoa butter (Byung, dkk., 2003). Berdasarkan komposisi kimia kulit buah kakao tersebut, diduga bahwa kulit buah kakao memiliki aktivitas antioksidan. Kulit buah kakao yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit buah kakao yang masak dan yang masih muda. Hal ini dilakukan untuk melihat perbedaan aktivitas antioksidan dari keduanya. METODE PENELITIAN Bahan Bahan yang digunakan adalah: metanol, DPPH, vitamin C, aquades, bismut nitrat, merkurium klorida, asam nitrat, kalium iodida, asam asetat anhidrat, kloroform, feri klorida, serbuk Magnesium, asam klorida pekat. Bahan yang diteliti adalah bagian kulit buah kakao yang masak dan yang muda dari tanaman kakao yang diambil di daerah Teluk Pandan, Kabupaten KUTIM, Kalimantan Timur. Peralatan Peralatan yang digunakan adalah seperangkat alat maserasi, seperangkat alat gelas yang biasa digunakan di laboratorium, desikator, timbangan analitik (Precisa XB 220A), vortex, waterbatch (WiseBath ), rotary evaporator (büchi rotavapor R-200), dan Spektrofotometer UV-Vis. Prosedur Kerja Penelitian Dipilih buah kakao yang segar yaitu buah kakao yang sudah masak dan buah kakao yg masih muda. Bagian yang diteliti adalah bagian kulitnya, kemudian dicuci, dipotong kecil-kecil dan dikeringkan dengan diangin-anginkan pada udara terbuka didalam ruangan. Setelah sampel kering dilanjutkan dengan pemotongan (perajangan) dan ditimbang simplisia kulit buah kakao. Selanjutnya sampel yang telah dimaserasi dengan metanol, dipekatkan dengan rotary evaporator dan dikeringkan pada water bath. Ekstrak metanol tersebut kemudian difraksinasi menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat, dan n-butanol. Diambil 2 ml larutan ekstrak kemudian ditambahkan dengan 2 ml larutan DPPH 40 ppm. Dibuat variasi konsentrasi sampel seperti terlihat pada Tabel 1. Campuran larutan ini dihomogenkan dengan menggunakan vorteks dan dibiarkan di tempat gelap pada suhu kamar selama 30 menit. Kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang maksimumnya. Dilakukan juga pengukuran absorbansi blanko. Hasil penetapan antioksidan dibandingkan dengan vitamin C Besarnya daya antioksidan dihitung dengan rumus : Absorbansi blanko Absorbansi sampel % Aktivitas Antioksidan = Absorbansi blanko x 0% 35

Tabel 1. Variasi konsentrasi sampel ekstrak dan fraksi dari kulit buah kakao yang diukur aktivitas antioksidannya No. Ekstrak / fraksi Kulit buah kakao masak dan muda Konsentrasi sampel (ppm) 1. Metanol 2. n-butanol 3. Etil asetat 4. n-heksan 5. Vitamin C 5 20 40 80 20 30 40 50 0,5 1 5 15 50 0 150 200 250 2 4 6 8 HASIL DAN PEMBAHASAN Kakao mempunyai potensi sebagai antioksidan alami. Kakao mengandung golongan senyawa lignin, fenolik, tanin, dan alkaloid purin (Byung, dkk., 2003), yang merupakan komponen senyawa antoksidan. Penelitian aktivitas antioksidan dilakukan pada ekstrak metanol dan fraksinasi kulit buah kakao (Theobroma cacao L) baik pada buah yang masak maupun pada buah yang masih muda. Kulit buah kakao yang digunakan adalah kulit kakao jenis Criollo yaitu ketika muda berwarna merah tua (ungu), setelah masak berwarna jingga (oranye). Aktivitas antioksidan yang terdapat pada ekstrak dan fraksi kedua kulit buah kakao ini diukur dengan spektrofotometer menggunakan metode DPPH. Penggunaan metode DPPH karena metode ini merupakan yang sederhana, mudah, dan menggunakan 36

jumlah sampel yang sedikit, serta waktu pengukuran yang singkat. Kemampuan penangkapan radikal DPPH oleh suatu antioksidan dinyatakan dengan nilai persen penangkapan radikal. Nilai yang semakin tinggi menunjukkan bahwa sampel senyawa yang digunakan memang berpotensi sebagai antioksidan (Ridwana, 2008). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penambahan larutan DPPH pada sampel ditandai dengan berubahnya warna ungu menjadi warna kuning yang berarti adanya proses penangkapan radikal bebas. Besarnya aktivitas antioksidan ditandai dengan nilai IC 50, yaitu konsentrasi larutan sampel yang dibutuhkan untuk menghambat 50 % radikal bebas DPPH. Penghambatan 50% tersebut diperoleh dari kurva antara persen inhibisi terhadap konsentrasi sampel dari persamaan regresi linear. Nilai IC 50 kulit buah kakao yang masak untuk ekstrak metanol, fraksi n-heksan, fraksi etil asetat, fraksi n-butanol berturut-turut adalah sebesar 44,4 ppm, 126,2 ppm, 0,9 ppm, dan 31,0 ppm. Sedangkan Nilai IC 50 kulit buah kakao yang muda untuk ekstrak metanol, fraksi n-heksan, fraksi etil asetat, fraksi n- butanol berturut-turut adalah sebesar 46,7 ppm, 209,8 ppm, 9,3 ppm, dan 46,4 ppm. Nilai IC 50 dari kulit buah kakao masak lebih rendah dari nilai IC 50 kulit buah kakao muda. Hal ini disebabkan karena kandungan metabolit sekunder pada kulit buah kakao masak lebih banyak dibandingkan dengan kulit buah kakao muda. Semakin tinggi konsentrasi sampel, maka semakin tinggi persentase inhibisinya, hal ini disebabkan pada sampel yang semakin banyak, maka semakin tinggi kandungan antioksidannya sehingga berdampak juga pada tingkat penghambatan radikal bebas yang dilakukan oleh zat antioksidan tersebut. Berdasarkan nilai IC 50 menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan dari fraksi etil asetat baik untuk kulit buah kakao masak maupun kulit buah kakao muda, lebih baik dibandingkan nilai IC 50 ekstrak metanol, fraksi n-heksan, dan fraksi n-butanol pada semua konsentrasi. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan senyawa aktif pada fraksi etil asetat ekstrak kulit buah kakao masak dan kulit buah kakao muda mempunyai kemampuan mendonorkan elektron atau hidrogen lebih banyak dibandingkan senyawa aktif pada ekstrak metanol, fraksi n-heksan, dan fraksi n- butanol. Kekuatan antioksidan ekstrak uji dari yang tertinggi hingga terendah berturut-turut adalah: fraksi etil asetat kulit buah kakao masak, fraksi etil asetat kulit buah kakao muda, fraksi n-butanol kulit buah kakao masak, ekstrak metanol kulit buah kakao masak, fraksi n-butanol kulit buah kakao muda, ekstrak metanol kulit buah kakao muda, fraksi n-heksan kulit buah kakao masak, dan fraksi n- heksan kulit buah kakao muda. Hal ini diduga disebabkan karena kandungan senyawa polifenol dan flavanoid yang terdapat pada fraksi etil asetat yang mampu berperan sebagai senyawa antioksidan. Hasil yang diperoleh memiliki nilai aktivitas antioksidan yang lebih kecil jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya (Sartini, dkk., 2012), dimana aktivitas antioksidan (IC 50 ) ekstrak aseton kulit buah kakao segar sebesar 0,008 mg/ml. Perbedaan hasil ini diduga disebabkan karena perbedaan sampel yang digunakan yang dipengaruhi oleh lokasi atau tempat tumbuh sampel, serta pengunaan pelarut dalam ekstraksi yang dilakukan. 37

Gambar 1. Nilai IC 50 Fraksi Etil Asetat Kulit Buah Kakao Masak dan Kulit Buah Kakao Muda, serta Vitamin C. nilai IC 50 yang semakin kecil berarti memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi. Berdasarkan Gambar 1., Nilai IC 50 dari Fraksi etil asetat kulit buah kakao masak 0,9 ppm dan kulit buah kakao muda 9,3 ppm tersebut masih jauh lebih rendah dibanding nilai IC 50 vitamin C sebagai kontrol positif yaitu 0,1 ppm. Ini berarti vitamin C memiliki aktivitas antioksidan yang paling baik untuk menghambat 50 % radikal bebas dibandingkan ekstrak dan fraksi kulit buah kakao. Aktivitas antioksidan Vitamin C yang baik ini dikarenakan vitamin C yang digunakan sebagai kontrol positif dalam penelitian ini merupakan senyawa murni hasil isolasi sedangkan ekstrak dan fraksi masih dalam bentuk campuran senyawa yang dikelompokan berdasarkan tingkat kepolaran dan kelarutannya pada pelarut yang digunakan. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kekuatan antioksidan ekstrak/ fraksi kulit buah kakao dari yang tertinggi hingga terendah berturut-turut adalah: fraksi etil asetat, fraksi n- butanol, ekstrak methanol, dan fraksi n- heksan. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada Pak Jusman yang telah menyedikan Sampel buah kakao untuk penelitian ini. 38

DAFTAR PUSTAKA 1. Byung, Y.C., Kenji, I., and Kang- Wan, H., 2003. Compositional Characterization of Cacao (Theobroma cacao L.) Hull. 113-8657. 561-756. 2. Erna, R.M., 1998. Ekstrak Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao L). Skripsi: Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor. 3. Molyneux, P., 2004. The use of the stable free radical diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) for estimating antioxidant activity. Journal of Science and Technology Songklanakarin. 26. (2). 211-219. 4. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2004. Panduan Lengkap Budidaya Kakao. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta. 5. Ridwana, G., 2008. Perbandingan Pengukuran Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Minyak Atsiri Lempuyang Gajah. Skripsi. FMIPA IPB. Bogor. 6. Sartini, Djide, M. N., Alam, G., 2012. Ekstraksi Komponen Bioaktif dari Limbah Kulit Buah Kakao dan Pengaruhnya Terhadap Aktivitas Antioksidan dan Antimikroba. 7. Winarsi, H., 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas Potensi dan Aplikasi dalam Kesehatan. Kanisius. Yogyakarta. 39