BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo

ANALISA PEMANFAATAN POTENSI ANGIN PESISIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK

E =Fu... (1) F = ρav(v-u) BAB II TEORI DASAR. 2.1 Energi Angin. Menurut Kadir (1987) bahwa sebagaimana telah banyak diketahui, angin

BAB III METODE PENGUJIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

PERFORMANSI TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN EMPAT SUDU UNTUK MENGGERAKKAN POMPA SKRIPSI

OPTIMASI DAYA TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN VARIASI CELAH DAN PERUBAHAN JUMLAH SUDU

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

KINERJA YANG DIHASILKAN OLEH KINCIR AIR ARUS BAWAH DENGAN SUDU BERBENTUK MANGKOK. *Luther Sule

BAB II TEORI DASAR. sering disebut sebagai Sistem Konversi Energi Angin (SKEA).

5. Tentukanlah besar dan arah momen gaya yang bekerja pada batang AC dan batang AB berikut ini, jika poros putar terletak di titik A, B, C dan O

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SIMBOL... A. Latar Belakang B. Tujuan dan Manfaat C. Batasan Masalah...

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

ANALISIS KINERJA KINCIR ANGIN SEDERHANA DENGAN DUA SUDU POROS HORIZONTAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembahasan UAS I = 2/3 m.r 2 + m.r 2 = 5/3 m.r 2 = 5/3 x 0,1 x (0,05) 2

ANALISIS PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP KINERJA KINCIR ANGIN TIPE PROPELLER PADA WIND TUNNEL SEDERHANA

SOAL DINAMIKA ROTASI

Pembahasan UAS I = 2/3 m.r 2 + m.r 2 = 5/3 m.r 2 = 5/3 x 0,1 x (0,05) 2

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN PERFOMANCE ANTARA KINCIR ANGIN US FARM WINDMILL SKALA LABORATORIUM 10 BLADE DAN 20 BLADE

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN. Mulai. Dipasang pulley dan v-belt yang sesuai. Ditimbang kelapa parut sebanyak 2 kg. Dihidupkan mesin pemeras santan sistem screw press

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN. yang penulis rancang ditunjukkan pada gambar 3.1. Gambar 3.

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DENGAN 4, 6 DAN 8 SUDU. Muhammad Suprapto

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PROTOTYPE TURBIN ANGIN VERTIKAL DARRIEUS TIPE H

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik MARULITUA SIDAURUK NIM


PENGARUH JUMLAH BLADE DAN VARIASI PANJANG CHORD TERHADAP PERFORMANSI TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL (TASH)

BAB IV ANALISA PERBANDINGAN DAN PERHITUNGAN DAYA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran didapatkan, maka bisa dihitung dengan menggunakan persamaan. Q = m.c. T

TUGAS AKHIR ANALISA TORSI DAN DAYA YANG DIHASILKAN KINCIR ANGIN TIPE US FARM WINDMILL 20 BLADE PADA PROTOTIPE POMPA AIR TENAGA ANGIN

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

UNJUK KERJA MODEL KINCIR ANGIN PROPELER TIGA SUDU DATAR DARI BAHAN TRIPLEK DENGAN SUDUT PATAHAN 10 LEBAR 10,5 CM DENGAN EMPAT VARIASI PERMUKAAN SUDU

SOAL TRY OUT FISIKA 2

PERANCANGAN TURBIN STRAIGHT BLADE DARRIEUS DENGAN TIGA SUDU

RANCANG BANGUN ALAT PRAKTIKUM TURBIN AIR DENGAN PENGUJIAN BENTUK SUDU TERHADAP TORSI DAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. : Airfoil Clark Y Flat Bottom. : Bolam lampu 360 Watt

K13 Antiremed Kelas 11 Fisika

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Bab IV Analisis dan Pengujian

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Desain Turbin Angin Sumbu Horizontal

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI II LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

BAB II LANDASAN TORI

STUDI EKSPERIMENTAL SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK PADA VERTICAL AXIS WIND TURBINE

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Maximum Power Point Tracking (MPPT) Pada Variable Speed Wind Turbine (VSWT) Dengan Permanent Magnet Synchronous Generator

BAB III METODOLOGI PENGUKURAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian dilakukan dengan beberapa variabel tetap seperti lubang buang sebesar

HASIL DAN PEMBAHASAN

Antiremed Kelas 10 Fisika

Moch. Arif Afifuddin Ir. Sarwono, MM. Ridho Hantoro, ST., MT. Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2010

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah :

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

SOAL SOAL FISIKA DINAMIKA ROTASI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan mesin stirling. Mesin stirling yang digunakan merupakan

PRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL

FIsika DINAMIKA ROTASI

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

Antiremed Kelas 11 FISIKA

TURBIN ANGIN POROS VERTIKAL UNTUK PENGGERAK POMPA AIR

BAB I LANDASAN TEORI. 1.1 Fenomena angin

BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERANCANGAN TURBIN ANGIN TIPE SAVONIUS L SUMBU VERTIKAL. Hendra Darmawan Penulis, Program Studi Teknik Elektro, FT UMRAH,

PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA 80 MW PADA INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP

BAB II LANDASAN TEORI

Pengaruh Desain Sudu Terhadap Unjuk Kerja Prototype Turbin Angin Vertical Axis Savonius

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

UNJUK KERJA TURBIN ANGIN SAVONIUS DUA TINGKAT EMPAT SUDU LENGKUNG L

STUDI EKPERIMENTAL PENGARUH BENTUK PELAMPUNG PADA MEKANISME PLTGL METODE PELAMPUNG TERHADAP ENERGI LISTRIK YANG DIHASILKAN

BAB III METODE PENELITIAN

Panduan Praktikum Mesin-Mesin Fluida 2012

Transkripsi:

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN 4.1 Pengambilan data Pengambilan data dilakukan pada tanggal 11 Desember 212 di Laboratorium Proses Produksi dengan data sebagai berikut : 1. Kecepatan angin (v) = 3 m/s sampai 5 m/s 2. Temperatur ruangan (T) = 3 C 3. Diameter kincir (Dk) = 94 cm =.94 m 4. Jari-jari pulley (r) = 3 cm =,3 m 5. Beban pada ujung kontruksi= 1 kg 6. Jumlah blade = 2 blade tipe B Us Farm Windmill 7. Jari-jari rotor = 3.6 cm =.36 m FAKULTAS TEKNIK 31

4.2 Kerapatan udara Dalam pengujian yang dilakukan diketahui bahwa suhu lingkungan adalah 3 C. Berdasarkan table kerapatan dan kekentalan udara pada 1 atm maka kerapatan udara (ρ) adalah 1,151 kg/m3. 4.3 Energi Kincir Angin Energi yang dimiliki oleh angin dapat diperoleh dari persamaan : E = F a u (sesuai persamaan 1) Contoh perhitungan untuk kecepatan 4 m/s dengan pembebanan.5 kg pada putaran 3.4 rpm: F a = ρav (v u) F a = 1.151 3.14.47 2 4 (4 1.495) F a = 7.999 N Maka : E = F a u E = 11.533 1.495 E = 11.961 Watt 4.3.1 dapat diperoleh dengan menggunakan system pengeremam dengan menggantungkan beban pada pulley yang berputar. Disini saya menguji 2 tipe kontruksi pada tulang kincir. 1. Kincir tanpa beban di ujung kontruksi 2. Kincir dengan beban di ujung kontruksi kincir yaitu pada velg dengan beban 1 kg. FAKULTAS TEKNIK 32

Persamaan : T = F * r (sesuai persamaan 7) Contoh perhitungan torsi pada kecepatan angin 4 m/s, dengan pembebanan pengereman,5 Kg tanpa benbebanan pada ujung kontruksi. T = F * r T =.5 *9.8*.3 T =.147 Nm 4.3.2 Daya Daya kincir merupakan output dari daya angin, daya kincir dapat di peroleh dengan persamaan; P = T * ω (sesuai persamaan 6) Contoh perhitungan pada kecepatan 4 m/s pada putaran 3.4 rpm dengan beban pengereman.5 kg. ( tanpa pembebanan ujung). P = T * ω P = T * 2πn/6 P =.147 * (2*3,14*3.4/6) P =.467 Watt Contoh perhitungan pada kecepatan 4 m/s putaran 25.4 rpm dengan beban pengereman.5 (dengan pembebanan ujung 1 kg). P = T * ω P = T * 2πn/6 P =.147 * (2*3.14*25.4/6) P =.391 Watt FAKULTAS TEKNIK 33

4.4 Kinerja Kincir Kinerja kincir merupakan perbandingan antara daya output dan input dari kincir angin, dapat di tulis dengan persamaan ; 1. Kinerja kincir tanpa pembebanan. = 1% (sesuai persamaan 5) Sehingga; =.. 1% η = 3.94 % 2. Kinerja kincir dengan pembebanan 1 kg pada ujung kincir. = 1% Sehingga; =.391 1.48 1% η = 3.268 % 4.5 Ratio Kecepatan Ujung Jika didefinisikan bahwa tip speed ratio (λ) adalah perbandingan antara kecepatan linier rotor dengan kecepatan angin sebelum sudu atau ditulis secara matematik: =. (sesuai persamaan 4) Sehingga ratio kecepatan ujung pada kecepatan angin 4 m/s dengan beban pengereman.5 kg (tanpa beban). = 2. /6 FAKULTAS TEKNIK 34

=... 4 λ =.23 Sehingga ratio kecepatan ujung 1kg (dengan beban). = 2. /6 =... 4 λ =.19 Untuk data yang lebih lengkap dapat dilihat pada table hasil perhitungan (Lampiran 1) 4.6 Pembahasan Dengan selesainya melakukan pengujian dan pengolahan data pada kincir angin tipe Propeller maka diperoleh data-data daya ideal angin, torsi, daya kincir, ratio kecepatan ujung serta efisiensi dari kincir. Daya ideal angin yang diperoleh berbeda - beda, hal ini disebabkan kecepatan angin yang berbeda - beda pula. Di mulai dari kecepatan angin 3 m/s sampai 5 m/s, semakin cepat kecepatan angin, maka daya ideal angin semakin besar. Ketika kincir berputar dan apabila di gantungkan beban maka akan terjadi pengereman berupa gesekan antara pully dan tali nylon sehingga terjadi momen puntir pada poros yang biasa di kenal dengan, sehingga torsi dapat disimpulkan sebagai; T = F * r FAKULTAS TEKNIK 35

m Gambar 4.1 Mekanisme pembebanan pada kincir Hubungan antara torsi dan pembebanan yaitu berbanding lurus artinya semakin besar beban yang di berikan (di gantung) pada poros maka torsi yang terjadi juga semakin besar dan sebalinya semakin kecil pembebanan yang di berikan pada kincir maka torsinya juga semakin kecil. Seperti yang di perlihatkan tabel dan gambar berikut: Tabel 4.1 torsi pada kecepatan angin 4 m/s ( Tanpa pembebanan) KecepatanAngin (m/s) 4 VariasiPembebanan (kg) PutaranKincir (Rpm) (Nm) 44.5.3 36.4.88.5 3.4.147.7 27.4.25.9 21.8.264 1.1 15.6.323 1.3 11.7.382 1.5 8.7.441 1.7 5.4.499 1.6.47 FAKULTAS TEKNIK 36

torsi vs rpm.6.5.4.3.2.1 1 2 3 4 5 rpm Grafik 4.1 dihasilkan kincir sebagai fungsi putaran pada kecepatan angin 4 m/s ( tanpa pembebanan ujung) Tabel 4.2 torsi pada kecepatan angin 4 m/s (dengan pembebanan 1 kg pada ujung) Kecepatan Angin VariasiPembebanan PutaranKincir (m/s) (kg) (Rpm) (Nm) 4 4.2.3 29.8.88.5 25.4.147.7 2.8.26.9 16.6.265 1.1 12.1.323 1.3 7.8.382 1.2.353 FAKULTAS TEKNIK 37

.45.4.35.3.25.2.15.1.5 vs Rpm 1 2 3 4 5 Rpm Grafik 4.2 dihasilkan kincir sebagai fungsi putaran pada kecepatan angin 4 m/s (dengan pembebanan 1 kg pada ujung) Dari perbandingan tabel di atas maka dapat di lihat bahwa penambahan beban pada ujung kontruksi kincir sebesar 1 kg mempengaruhi pada rpm yang dihasilkan pada kincir dengan kecepatan angin dan pembebanan pada pengereman yang sama..6.5.4 tanpa beban ujung Vs dengan beban ujung tanpa beban ujung.3.2 dengan beban ujung.1 1 2 3 4 5 Grafik 4.3 Perbandingan torsi tanpa beban ujung dan dengan beban ujung pada kecepatan 4 m/s. FAKULTAS TEKNIK 38

Pembebanan pada ujung yang di berikan pada kincir angin tipe B Us farm windmill 2 blade akan mengurangi putaran poros kincir, hal ini terjadi disebabkan adanya penambahan beban yang menyebabkan gaya dorong angin ke blade semakin berat mempengaruhi keceptan dan percepatan sudut kincir tersebut. Momen inersia yang dihasilkan kincir tanpa beban ujung lebih kecil daripada beban ujung. Jika di tulis persamaan, misal pada angin 4 m/s seperti grafik diatas dapat di tulis perhitungan : T = I. α ( sesuai persamaan 8) Inersia untuk tanpa beban ujung < Inersia dengan beban ujung Percepatan sudut tanpa beban ujung > Percepatan sudut dengan tambah beban = Keterangan: I = momen inersia (m 4 ) = d = diameter kincir (m) = α = percepatan sudut (rad/s 2 ) ω = kecepatan sudut (m/s) t = waktu (s) n = putaran (Rpm) FAKULTAS TEKNIK 39

Jadi : Pada beban misal 1,1 kg pada kincir tanpa beban ujung dan dengan beban ujung torsi yang dihasilkan sama tapi rpm dengan beban ujung lebih kecil. Pada saat torsi maksimum, torsi yang dihasilkan kincir angin tanpa beban ujung lebih besar daripada dengan beban ujung. Hal ini dikarenakan rpm yang dihasilkan tanpa beban ujung lebih besar daripada dengan beban ujung, meski nilai inersia kincir tanpa beban ujung lebih kecil daripada dengan beban ujung. Nilai rpm inilah yang berpengaruh terhadap percepatan sudut. Setiap kenaikan kecepatan angin ( 3 m/s sampai 5 m/s) maka torsi maksimum yang terjadi semakin besar. Hal ini dapat kita lihat pada gambar gerafik berikut. Tabel 4.3 maksimum pada beberapa kecepatan angin (tanpa beban ujung) KecepatanAngin (m/s) VariasiPembebanan (Kg) PutaranKincir (Rpm) maksimum (Nm) 3 1.3 6.7.382 4 1.7 5.4.499 5 1.9 6.5.559 FAKULTAS TEKNIK 4

.6.5 (Nm) vs Putaran (Rpm).4.3.2.1 3 m/s 4 m/s 5 m/s 2 4 rpm 6 Grafik 4.4 maksimum pada beberapa kecepatan angin (tanpa beban ujung) Dari tabel dan gambar di atas dapat di jelaskan bahwa, kecepatan angin berbanding lurus dengan maksimum yang terjadi terhadap putaran poros, semakin cepat kecepatan angin maka torsi maksimum yang terjadi juga semakin besar dan terjadi di atas putaran poros kecepatan angin sebelumnya, demikian pula sebaliknya. Suatu kincir dapat menghasilkan daya karena kincir tersebut dapat menurunkan kecepatan angin. Kincir yang diam tidak menghasilkan daya sama sekali demikian pula bila kincir tersebut berputar sangat cepat, udara di blok secara sempurna. Diantara kedua harga tersebut terdapat putaran maksimum dimana terjadi daya maksimum dari sebuah kincir, sehingga apabila di buat dalam bentuk grafik maka akan membentuk garis setengah para bola. FAKULTAS TEKNIK 41

Tabel 4.4 Daya maksimum pada beberapa kecepatan angin Daya KecepatanAngin Variasi Putaran Kincir maksimum (m/s) Pembebanan (kg) (Rpm) (w) 3.9 16.5.457 4.9 21.8.64 5 1.1 22.5.762 Daya.8.6 Daya vs rpm.4.2 1 2 3 4 rpm 5 Grafik 4.5 Daya dihasilkan kincir sebagai fungsi putaran pada kecepatan angin 4 m/s (tanpa pembebanan ujung) D 1.8.6.4.2 Daya Vs Rpm 1 2 3 4 5 6 rpm 3 m/s 4 m/s 5 m/s Grafik 4.6. Daya sebagai fungsi putaran pada berbagai kecepatan angin (tanpa pembebanan ujung). Untuk setiap kenaikan kecepatan angin (3 m/s sampai 5 m/s),daya, putaran dan kecepatan angin berbanding lurus, semakin cepat kecepatan angin maka daya maksimum semakin besar dan terjai diatas putaran daya maksimum sebelumnya. FAKULTAS TEKNIK 42

Hubungan daya maksimum, torsi maksimum dan putaran adalah maksimum terjadi dibawah putaran daya maksimum. Untuk lebih lengkap perbandingan daya kincir tanpa pembebanan ujung kontruksi dan dengan pembebanan ujung kontruksi ada pada (Lampiran 5). 4.7 Penerapan Pada rangkaian pengujian saya yang diatas maka saya menerapkan kincir angin tipe B Us Farm Windmill 2 blade pada suatu alat yaitu prototipe kincir pompa air tenaga angin. Saya membuat prototipe tersebut bersama dua teman saya. Spesifikasi Prototiope pompa air tenaga angin. 1. Tinggi Tiang Penyangga = 2.2 m 2. Diameter kincir =.94 m 3. Mata Gear atas dan bawah = 22 4. Pipa wadah air =.5 inch 5. Panjang pipa wadah air =.15 m 6. Jumlah pipa wadah air = 15 buah 7. Kapasitas pipa wadah air =125 ml Kapaitas air yang di keluarkan dari prototipe pompa air tenaga angin tipe B Us Farm Windmill 2 blade menghasilkan 15 ml per menit dengan kecepatan angin alam rata-rata -5 m/s. FAKULTAS TEKNIK 43

Gambar 4.2 Pengujian akhir kapasitas keluaran air pada prototipe pompa air tenaga angin Sumber : Foto scan FAKULTAS TEKNIK 44

4.8 Analisa perbandingan kincir angin 1 blade dengan kincir angin 2 blade Tabel. 4.5. Tabel perbandingan torsi 1 blade dengan 2 blade pada berbagai kecepatan angin. KecepatanAngin VariasiPembebanan PutaranKincir maksimum (m/s) (Kg) (Rpm) (Nm) 3.8 4.7 4.9 6.7 5 1.3 5.9.235.264.382 Daya KecepatanAngin Variasi Putaran Kincir maksimum (m/s) Pembebanan (kg) (Rpm) (w) 3.9 16.5.457 4.9 21.8.64 5 1.1 22.5.762.6.5.4.3.2.1 Grafik perbandingan torsi kincir 1 blade dengan 2 blade pada kecepatan angin 5 m/s 2 4 6 Kincir 1 blade Kincir 2 blade Rpm Grafik 4.7. Perbandingan torsi 1 blade dan 2 blade pada kecepatan angin 5 m/s. FAKULTAS TEKNIK 45

Dari tabel dan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa semakin banyak jumlah blade maka torsi yang dihasilkan semakin besar pula. Tabel. 4.6. Tabel perbandingan daya 1 blade dengan 2 blade pada berbagai kecepatan angin. KecepatanAngin (m/s) Variasi Pembebanan (kg) Putaran Kincir (Rpm) Daya masimum (w) 3.3 2.3.187 4.5 18.4.283 5.7 21.2.456 Daya KecepatanAngin Variasi Putaran Kincir maksimum (m/s) Pembebanan (kg) (Rpm) (w) 3.9 16.5.457 4.9 21.8.64 5 1.1 22.5.762 Daya.9.8.7.6.5.4.3.2.1 Perbandingan 1 blade denagan 2 blade pada kecepatan 5 m/s 1 2 3 4 5 6 Rpm Kincir 1 blade Kincir 2 blade Grafik 4.8. Perbandingan daya 1 blade dan 2 blade pada kecepatan angin 5 m/s. FAKULTAS TEKNIK 46

Dari tabel dan grafik diatas maka deproleh bahwa semakin banyak jumlah blade semakin besar daya yang dihasilkan. KecepatanAngin (m/s) VariasiPembebanan (Kg) PutaranKincir (Rpm) maksimum (Nm) 3 1.3 6.7.382 4 1.7 5.4.499 5 1.9 6.5.559.6.5.4.3.2 maksimum vs Rpm maksimum tanpa beban dan dengan beban 5 m/s (Tanpa beban ujung) 5 m/s (Dengan beban ujung).1 2 4 6 4.6. Perbandiingan Daya 2 blade dengan 1 blade (tanpa beban ujung) KecepatanAngin (m/s) VariasiPembebanan (Kg) PutaranKincir (Rpm) maksimum (Nm) 3 1.3 6.7.382 4 1.7 5.4.499 5 1.9 6.5.559 FAKULTAS TEKNIK 47

.9.8.7.6.5.4.3.2.1 Daya maksimum vs Rpm maksimum tanpa beban dan dengan beban 1 2 3 4 5 6 5 m/s (Tanpa beban ujung) 5 m/s (Dengan beban ujung) 4.7. Perbandingan daya 2 blade dengan 1 blade (dengan beban ujung) KecepatanAngin Variasi Putaran Kincir Daya maksimum (m/s) Pembebanan (kg) (Rpm) (w) 3.7 14.6.314 4.9 16.6.46 5 1.1 19.6.663.9.8.7.6.5.4.3.2.1 Daya maksimum vs Rpm maksimum tanpa beban dan dengan beban 1 2 3 4 5 6 5 m/s (Tanpa beban ujung) 5 m/s (Dengan beban ujung) FAKULTAS TEKNIK 48