BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

BAB III METODE PENGUJIAN

PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo

ANALISA PEMANFAATAN POTENSI ANGIN PESISIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI

E =Fu... (1) F = ρav(v-u) BAB II TEORI DASAR. 2.1 Energi Angin. Menurut Kadir (1987) bahwa sebagaimana telah banyak diketahui, angin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERFORMANSI TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN EMPAT SUDU UNTUK MENGGERAKKAN POMPA SKRIPSI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

5. Tentukanlah besar dan arah momen gaya yang bekerja pada batang AC dan batang AB berikut ini, jika poros putar terletak di titik A, B, C dan O

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

KINERJA YANG DIHASILKAN OLEH KINCIR AIR ARUS BAWAH DENGAN SUDU BERBENTUK MANGKOK. *Luther Sule

BAB II TEORI DASAR. sering disebut sebagai Sistem Konversi Energi Angin (SKEA).

OPTIMASI DAYA TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN VARIASI CELAH DAN PERUBAHAN JUMLAH SUDU

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN PERFOMANCE ANTARA KINCIR ANGIN US FARM WINDMILL SKALA LABORATORIUM 10 BLADE DAN 20 BLADE

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional

BAB III PERANCANGAN SISTEM

ANALISIS KINERJA KINCIR ANGIN SEDERHANA DENGAN DUA SUDU POROS HORIZONTAL

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SIMBOL... A. Latar Belakang B. Tujuan dan Manfaat C. Batasan Masalah...

SOAL DINAMIKA ROTASI

Pembahasan UAS I = 2/3 m.r 2 + m.r 2 = 5/3 m.r 2 = 5/3 x 0,1 x (0,05) 2

BAB II LANDASAN TEORI

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembahasan UAS I = 2/3 m.r 2 + m.r 2 = 5/3 m.r 2 = 5/3 x 0,1 x (0,05) 2

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik MARULITUA SIDAURUK NIM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR ANALISA TORSI DAN DAYA YANG DIHASILKAN KINCIR ANGIN TIPE US FARM WINDMILL 20 BLADE PADA PROTOTIPE POMPA AIR TENAGA ANGIN

ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DENGAN 4, 6 DAN 8 SUDU. Muhammad Suprapto

BAB III METODOLOGI PENGUKURAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan :

BAB III METODE PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN. yang penulis rancang ditunjukkan pada gambar 3.1. Gambar 3.

SOAL TRY OUT FISIKA 2

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

ANALISIS PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP KINERJA KINCIR ANGIN TIPE PROPELLER PADA WIND TUNNEL SEDERHANA

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

K13 Antiremed Kelas 11 Fisika

LAMPIRAN. Mulai. Dipasang pulley dan v-belt yang sesuai. Ditimbang kelapa parut sebanyak 2 kg. Dihidupkan mesin pemeras santan sistem screw press

PENGARUH JUMLAH BLADE DAN VARIASI PANJANG CHORD TERHADAP PERFORMANSI TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL (TASH)

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PROTOTYPE TURBIN ANGIN VERTIKAL DARRIEUS TIPE H

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)

BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

Desain Turbin Angin Sumbu Horizontal


MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran didapatkan, maka bisa dihitung dengan menggunakan persamaan. Q = m.c. T

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI II LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB IV ANALISA PERBANDINGAN DAN PERHITUNGAN DAYA

Moch. Arif Afifuddin Ir. Sarwono, MM. Ridho Hantoro, ST., MT. Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2010

PERANCANGAN TURBIN STRAIGHT BLADE DARRIEUS DENGAN TIGA SUDU

RANCANG BANGUN ALAT PRAKTIKUM TURBIN AIR DENGAN PENGUJIAN BENTUK SUDU TERHADAP TORSI DAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN

Bab IV Analisis dan Pengujian

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

UNJUK KERJA MODEL KINCIR ANGIN PROPELER TIGA SUDU DATAR DARI BAHAN TRIPLEK DENGAN SUDUT PATAHAN 10 LEBAR 10,5 CM DENGAN EMPAT VARIASI PERMUKAAN SUDU

FIsika DINAMIKA ROTASI

Antiremed Kelas 11 FISIKA

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

STUDI EKSPERIMENTAL SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK PADA VERTICAL AXIS WIND TURBINE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. : Airfoil Clark Y Flat Bottom. : Bolam lampu 360 Watt

BAB II LANDASAN TORI

PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA 80 MW PADA INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Maximum Power Point Tracking (MPPT) Pada Variable Speed Wind Turbine (VSWT) Dengan Permanent Magnet Synchronous Generator

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SOAL SOAL FISIKA DINAMIKA ROTASI

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan mesin stirling. Mesin stirling yang digunakan merupakan

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI EKPERIMENTAL PENGARUH BENTUK PELAMPUNG PADA MEKANISME PLTGL METODE PELAMPUNG TERHADAP ENERGI LISTRIK YANG DIHASILKAN

PRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL

GMBB. SMA.GEC.Novsupriyanto93.wordpress.com Page 1

BAB I LANDASAN TEORI. 1.1 Fenomena angin

bermassa M = 300 kg disisi kanan papan sejauh mungkin tanpa papan terguling.. Jarak beban di letakkan di kanan penumpu adalah a m c m e.

Antiremed Kelas 10 Fisika

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

TURBIN ANGIN POROS VERTIKAL UNTUK PENGGERAK POMPA AIR

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian dilakukan dengan beberapa variabel tetap seperti lubang buang sebesar

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN TURBIN ANGIN TIPE SAVONIUS L SUMBU VERTIKAL. Hendra Darmawan Penulis, Program Studi Teknik Elektro, FT UMRAH,

DAFTAR ISI. Lembar Persetujun Lembar Pernyataan Orsinilitas Abstrak Abstract Kata Pengantar Daftar Isi

BAB II DASAR TEORI. maka dari hukum Newton diatas dapat dirumuskan menjadi: = besar dari gaya Gravitasi antara kedua massa titik tersebut;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

Transkripsi:

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN 4.1 Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan pada tanggal 11 Desember 2012 Januari 2013 di Laboratorium Proses Produksi dengan data sebagai berikut : 1. Kecepatan angin (v) = 3 m/s sampai 5 m/s 2. Temperatur ruangan (T) = 30 C 3. Diameter kincir (Dk) = 94 cm = 0.94 m 4. Jari-jari pulley (r) = 3 cm = 0.03 m 5. Beban pada ujung kontruksi = 1 kg 6. Jumlah blade = 10 blade 7. Diameter rotor = 3.6 cm = 0.036 m FAKULTAS TEKNIK 32

4.2 Kerapatan Udara Dalam pengujian yang dilakukan diketahui bahwa suhu lingkungan adalah 30 C. Berdasarkan table kerapatan dan kekentalan udara pada 1 atm (lampiran 9) maka kerapatan udara (ρ) adalah 1,151 kg/m3. 4.3 Energi Kincir Angin Energi yang dimiliki oleh angin dapat diperoleh dari persamaan : E = Fa u (sesuai persamaan 1) Contoh perhitungan untuk kecepatan 4 m/s dengan pembebanan 0.5 kg pada putaran 18.4 rpm: Fa = ρav (v u) Fa = 1.151 3.14 0.47 2 4 (4 0.905) Fa = 9.880 N Maka : E = Fa u E = 9.880 0.905 E = 8.946 W 4.3.1 dapat diperoleh dengan menggunakan system pengeremam dengan menggantungkan beban pada pulley yang berputar. Disini saya menguji 2 tipe kontruksi pada tulang kincir. 1. Kincir tanpa beban di ujung kontruksi 2. Kincir dengan beban di ujung kontruksi kincir yaitu pada velg dengan beben 1 kg. FAKULTAS TEKNIK 33

Persamaan : T = F * r ( sesuai persamaan 7) Contoh perhitungan torsi pada kecepatan angin 4 m/s, dan pembebanan 0.5 kg. Tanpa beban dan dengan beban. T = 0.5 *9.8* 0.03 T = 0.147 Nm 4.3.2 Daya Kincir Daya kincir merupakan output dari daya angin, daya kincir dapat diperoleh dengan persamaan; P = T * ω (sesuai persamaan 6) Contoh perhitungan pada kecepatan 4 m/s, putaran 18.4 rpm dan pembebanan pengereman 0.5 kg. ( tanpa pembebanan ujung). P = T * 2πn/60 P = 0.147 * (2*3,14*18.4/60) P = 0.283 W Contoh perhitungan pada kecepatan 4 m/s putaran 15.2 rpm dan pembebanan pengereman 0.5 kg ( dengan pembebanan ujung 1 kg). P = T * ω P = T * 2πn/60 P = 0.147 * (2*3.14*15.2/60) P = 0.233 W FAKULTAS TEKNIK 34

4.4 Kinerja Kincir Kinerja kincir merupakan perbandingan antara daya output dan input dari kincir angin, dapat di tulis dengan persamaan ; 1. Kinerja kincir tanpa pembebanan. Sehingga; η = * 100% (sesuai perasamaan 5) η =. 8.946 * 100% η =3.16% 2. Kinerja kincir dengan pembebanan 1 kg pada ujung kincir. Sehingga; η = * 100% η =. 7,765 * 100% η =3.00% 4.5 Ratio Kecepatan Ujung Jika didefinisikan bahwa tip speed ratio (λ) adalah perbandingan antara kecepatan linier rotor dengan kecepatan angin sebelum sudu atau ditulis secara matematik: λ=. (sesuai persamaan 4) Sehingga ratio kecepatan ujung pada kecepatan angin 4 m/s dan beban pengereman 0.5 kg. λ =. / FAKULTAS TEKNIK 35

λ =,.. λ = 0.017 Untuk data yang lebih lengkap dapat dilihat pada table hasil perhitungan (Lampiran 1) 4.6. Pembahasan Dengan selesainya melakukan pengujian dan pengolahan data pada kincir angin tipe Us Farm Windmill maka diperoleh data-data daya ideal angin, torsi, daya kincir, ratio kecepatan ujung serta efisiensi dari kincir. Daya ideal angin yang diperoleh berbeda - beda, hal ini disebabkan kecepatan angin yang berbeda - beda pula. Di mulai dari kecepatan angin 3 m/s sampai 5 m/s, semakin cepat kecepatan angin, maka daya ideal angin semakin besar. Ketika kincir berputar dan apabila di gantungkan beban maka akan terjadi pengereman berupa gesekan antara pully dan tali nylon sehingga terjadi momen puntir pada poros yang biasa di kenal dengan, sehingga torsi dapat disimpulkan sebagai; T = F * r ( sesuai persamaan 7) FAKULTAS TEKNIK 36

m Gambar 4.1. Mekanisme pembebanan kincir Hubungan antara torsi dan pembebanan yaitu berbanding lurus artinya semakin besar beban yang di berikan (di gantung) pada poros maka torsi yang terjadi juga semakin besar dan sebalinya semakin kecil pembebanan yang di berikan pada kincir maka torsinya juga semakin kecil. untuk beban awal kincir bergerak dari diam berbeda saat kincir kalau sudah bergerak.. Seperti yang di perlihatkan tabel dan gambar berikut.: Tabel 4.1 pada kecepatan angin 4 m/s ( Tanpa pembebanan ujung). Kecepatan Angin (m/s) 4 VariasiPembebanan (kg) PutaranKincir (Rpm) (Nm) 0 32.2 0 0.3 24.5 0,088 0.5 18.4 0,147 0.7 12.0 0,205 0.9 6.7 0,264 0.8 0 0,235 FAKULTAS TEKNIK 37

Tabel 4.2. pada kecepatan angin 4 m/s ( Dengan pembebanan 1 kg pada ujung). KecepatanAngin (m/s) VariasiPembebana n (kg) PutaranKincir (Rpm) (Nm) 4 0 27.6 0 0.3 20.3 0,088 0.5 15.2 0,147 0.7 9.3 0,205 0.8 4.7 0,235 0.75 0 0,220 Dari perbandingan tabel di atas maka dapat di lihat bahwa penambahan beban pada ujung kontruksi kincir sebesar 1 kg mempengaruhi pada rpm dan torsi yang dihasilkan pada kincir dengan kecepatan angin dan pembebanan pada pengereman yang sama. 0.3 0.25 vs Rpm 0.2 0.15 0.1 0.05 0 0 5 10 15 20 25 30Rpm 35 Grafik 4.1. dihasilkan kincir sebagai fungsi putaran pada kecepatan angina 4 m/s ( tanpa pembebanan ujung). FAKULTAS TEKNIK 38

0.25 0.2 vs Rpm 0.15 0.1 0.05 0 0 5 10 15 20 25 Rpm 30 Gambar 4.2. dihasilkan kincir sebagai fungsi putaran pada kecepatan angin 4 m/s (dengan pembebanan 1 kg pada ujung ). 0.3 tanpa beban ujung Vs dengan beban ujung 0.25 0.2 tanpa beban ujung dengan beban ujung 0.15 0.1 0.05 0 0 5 10 15 20 25 30 Rpm 35 Grafik 4.3. Perbandingan torsi tanpa beban ujung dan dengan beban ujung pada kecepatan 4 m/s. FAKULTAS TEKNIK 39

Pembebanan pada ujung yang di berikan pada kincir angin tipe Us farm windmill 10 blade akan mengurangi putaran poros kincir, hal ini terjadi disebabkan adanya penambahan beban ujung kontruksi yang menyebabkan gaya dorong angin ke blade semakin berat sehimgga mempengaruhi keceptan dan percepatan sudut kincir tersebut. Momen inersia yang dihasilkan kincir tanpa beban ujung lebih kecil daripada beban ujung. Jika di tulis persamaan, misal pada angin 4 m/s seperti grafik diatas dapat di tulis perhitungan : Q = I. α ( sesuai persamaan 8) Inersia untuk tanpa beban ujung < Inersia dengan beban ujung Percepatan sudut tanpa beban ujung > Percepatan sudut dengan tambah beban = Keterangan: I = momen inersia (m 4 ) = d = diameter kincir (m) = α = percepatan sudut (rad/s 2 ) ω = kecepatan sudut (m/s) t = waktu (s) n = putaran (Rpm) FAKULTAS TEKNIK 40

Pada beban misal 1,1 kg pada kincir tanpa beban ujung dan dengan beban ujung torsi yang dihasilkan sama tapi rpm dengan beban ujung lebih kecil. Pada saat torsi maksimum, torsi yang dihasilkan kincir angin tanpa beban ujung lebih besar daripada dengan beban ujung. Hal ini dikarenakan rpm yang dihasilkan tanpa beban ujung lebih besar daripada dengan beban ujung, meski nilai inersia kincir tanpa beban ujung lebih kecil daripada dengan beban ujung. Nilai rpm inilah yang berpengaruh terhadap percepatan sudut. Setiap kenaikan kecepatan angin ( 3 m/s sampai 5 m/s) maka torsi maksimum yang terjadi semakin besar. Hal ini dapat kita lihat pada gambar grafik berikut. Tabel. 4.3. maksimum pada beberapa kecepatan angin (tanpa beban ujung) KecepatanAngin (m/s) VariasiPembebanan (Kg) PutaranKincir (Rpm) maksimum (Nm) 3 0.8 4.7 0.235 4 0.9 6.7 0.264 5 1.3 5.9 0.382 0.45 0.4 0.35 0.3 0.25 0.2 0.15 0.1 0.05 0 vs Rpm 0 10 20 30 40 Rpm 3 m/s 4 m/s 5 m/s Grafik 4.4. sebagai fungsi putaran pada berbagai kecepatan angin (tanpa beban ujung) FAKULTAS TEKNIK 41

Dari tabel dan gambar di atas dapat di jelaskan bahwa, kecepatan angin berbanding lurus dengan maksimum yang terjadi terhadap putaran poros, semakin cepat kecepatan angin maka torsi maksimum yang terjadi juga semakin besar dan terjadi di atas putaran poros kecepatan angin sebelumnya, demikian pula sebaliknya. Suatu kincir dapat menghasilkan daya karena kincir tersebut dapat menurunkan kecepatan angin. Kincir yang diam tidak menghasilkan daya sama sekali demikian pula bila kincir tersebut berputar sangat cepat, udara di blok secara sempurna. Diantara kedua harga tersebut terdapat putaran maksimum dimana terjadi daya maksimum dari sebuah kincir, sehingga apabila di buat dalam bentuk grafik maka akan membentuk garis setengah para bola. Daya 0.3 0.25 Daya Vs Rpm 0.2 0.15 0.1 4 m/s 0.05 0 0 10 20 30 Rpm 40 Grafik 4.5. Daya dihasilkan kincir sebagai fungsi putaran pada kecepatan angin 4 m/s (tanpa pembebanan ujung). FAKULTAS TEKNIK 42

Tabel. 4.4. Daya maksimum pada beberapa kecepatan angin (tanpa beban ujung) KecepatanAngin (m/s) Variasi Pembebanan (kg) Putaran Kincir (Rpm) Daya masimum (w) 3 0.3 20.3 0.187 4 0.5 18.4 0.283 5 0.7 21.2 0.456 Daya 0.5 0.45 0.4 0.35 0.3 0.25 0.2 0.15 0.1 0.05 0 Daya Vs Rpm 0 10 20 30 Rpm 40 3 m/s 4 m/s 5 m/s Grafik 4.6. Daya sebagai fungsi putaran pada berbagai kecepatan angin ( tanpa pembebanan ujung). Untuk setiap kenaikan kecepatan angin (3 m/s sampai 5 m/s),daya, putaran dan kecepatan angin berbanding lurus, semakin cepat kecepatan angin maka daya maksimum semakin besar dan terjai diatas putaran daya maksimum sebelumnya. Hubungan daya maksimum, torsi maksimum dan putaran adalah maksimum terjadi dibawah putaran daya maksimum. Untuk lebih lengkap perbandingan daya kincir tanpa pembebanan ujung kontruksi dan dengan pembebanan ujung kontruksi ada pada (Lampiran). FAKULTAS TEKNIK 43

4.7 Penerapan Pada rangkaian pengujian saya yang diatas maka saya menerapkan kincir angin tipe Us Farm Windmill 10 blade pada suatu alat yaitu prototipe kincir pompa air tenaga angin. Saya membuat prototipe tersebut bersama dua teman saya Rio dan Bandrio. Spesifikasi Prototiope pompa air tenaga angin. 1. Tinggi Tiang Penyangga = 2.2 m 2. Diameter kincir = 0.94 m 3. Mata Gear atas dan bawah = 22 mata 4. Pipa wadah air = 0.5 inch 5. Panjang pipa wadah air = 0.15 m 6. Jumlah pipa wadah air = 15 buah 7. Kapasitas pipa wadah air = 125 ml Kapaitas air yang di keluarkan dari prototipe pompa air tenaga angin tipe Us Farm Windmill 10 blade menghasilkan 700 ml per menit dengan kecepatan angin alam rata-rata 3-5 m/s. FAKULTAS TEKNIK 44

Gambar 4.2. Pengujian akhir kapasitas keluaran air pada prototipe pompa air tenaga angin Sumber : Foto scan FAKULTAS TEKNIK 45

4.8 Analisis perbandingan kincir angin 10 blade dengan kincir angin 20 blade Tabel. 4.5. Tabel perbandingan torsi 10 blade dengan 20 blade pada berbagai kecepatan angin. KecepatanAngin VariasiPembebanan PutaranKincir maksimum (m/s) (Kg) (Rpm) (Nm) 3 0.8 4.7 0.235 4 0.9 6.7 0.264 5 1.3 5.9 0.382 KecepatanAngin (m/s) Variasi Pembebanan (kg) Putaran Kincir (Rpm) Daya maksimum (w) 3 0.9 16.5 0.457 4 0.9 21.8 0.604 5 1.1 22.5 0.762 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 Grafik perbandingan torsi kincir 10 blade dengan 20 blade pada kecepatan angin 5 m/s 0 20 40 60 Kincir 10 blade Kincir 20 blade Rpm Grafik 4.7. Perbandingan torsi 10 blade dan 20 blade pada kecepatan angin 5 m/s. Dari tabel dan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa semakin banyak jumlah blade maka torsi yang dihasilkan semakin besar pula. FAKULTAS TEKNIK 46

Tabel. 4.6. Tabel perbandingan daya 10 blade dengan 20 blade pada berbagai kecepatan angin. KecepatanAngin (m/s) Variasi Pembebanan (kg) Putaran Kincir (Rpm) Daya masimum (w) 3 0.3 20.3 0.187 4 0.5 18.4 0.283 5 0.7 21.2 0.456 KecepatanAngin (m/s) Variasi Pembebanan (kg) Putaran Kincir (Rpm) Daya maksimum (w) 3 0.9 16.5 0.457 4 0.9 21.8 0.604 5 1.1 22.5 0.762 Daya 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 Perbandingan 10 blade denagn 20 blade pada kecepatan 5 m/s 0 10 20 30 40 50 60 Rpm Kincir 10 blade Kincir 20 blade Grafik 4.8. Perbandingan daya 10 blade dan 20 blade pada kecepatan angin 5 m/s. Dari tabel dan grafik diatas maka deproleh bahwa semakin banyak jumlah blade semakin besar daya yang dihasilkan. FAKULTAS TEKNIK 47