STUDI DESKRIPSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA MAHASISWA PENJASKESREK

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini menggunakan komparatif. Menurut Ulber (2005)

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN AKADEMIK 2014/2015 SKRIPSI

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 RASAU JAYA

HUBUNGAN KEMAMPUAN MOTORIK DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 KLATEN

ARTIKEL ILMIAH SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI 4 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH THOMI PRADODO A1D408107

SURVEY TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA BARU PENJASKES STKIP-PGRI PONTIANAK TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SD ISLAM TERPADU NURUL ILMI KOTA JAMBI

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. teknik pengumpulan datanya menggunakan tes dan pengukuran, sehingga

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK USIA TAHUN DI SLB NEGERI 1 BANTUL Oleh : Heige Ma shum Hidaya NIM ABSTRAK

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

Tingkat Kesegaran Jasmani...(Said Erwan Susanto)1

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI DI KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013

METODE PENELITIAN. perlakuan (treatment), seperti pendapat Thomas dan Nelson (1997:352).

Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode

HUBUNGAN KESEGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI

BAB III METODE PENELITIAN

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

PROFIL KONDISI FISIK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN TAHUN ANGKATAN 2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV, V DAN VI SD NEGERI DELEGAN 2 KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal

METODOLOGI PENELITIAN. digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah

TINGKAT KESEGARAN JASMANI PADA SISWA SMP NEGERI 2 KREMBUNG DAN SMP NEGERI 2 SIDOARJO. Bayu Sri Widodo.

TINGKAT KESEGARAN JASMANI PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI MTS HASYIM ASY ARI PIYUNGAN TAHUN AJARAN 2016/2017

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas

Cara Meningkatkan Kebugaran Jasmani

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jasmani Melalui Bermain sirkuit 8 Pos Siswa kelas IV dan V SD Negeri

SURVEI PERBEDAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMPN 4 LAMONGAN DAN SMPN 1 SOLOKURO LAMONGAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pekerjaan dan bergerak. Kebugaran jasmani yang dibutuhkan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

Keywords: The level qf physical fitness, elementary school Group IV Donokerto Turi. Tingkat Kesegaran Jasmani...(Tri Harti)1

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA SMPN 4 DEPOK BERDASARKAN PRESTASI BELAJAR

II. TINJAUAN PUSTAKA. (Casady, Mabes, dan Alley :1971) yang dikutip oleh Sudarno,SP (1992:9)

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI (THE PHYSICAL FITNESS) MAHASISWA PENJASKESREK ANGKATAN STKIP BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH

DOKUMEN INSTRUMEN PENILAIAN UJIAN KETERAMPILAN

BAB III METODE PENELITIAN. jasmani metode interval training dengan tugas latihan lompat segi-6, lompat segi-4

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk

METODOLOGI PENELITIAN. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Hal ini sesuai

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MURID SD INPRES MALENGKERI SETINGKAT KOTA MAKASSAR PADA KELOMPOK USIA TAHUN. Muhammad Adnan Hudain

Lampiran 1: Lembar Permohonan Pembimbing Tugas Akhir Skripsi

PENGARUH LATIHAN SIRKUIT TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI SISWA PUTRI. Jurnal. Oleh. Ramandhani Ardi Pratiwi

TES PENGUKURAN KAPASITAS AEROBIK

III. METODE PENELITIAN. variabel satu dengan variabel yang lain. Sedangkan menurut Soekidjo

Sehat &Bugar. Sehat. Sakit

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PRINGKUKU TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PERBEDAAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PESERTA LATIH EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DAN BOLABASKET DI SMPN 14 YOGYAKARTA.

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SDN 16 PULAU BINJAI DENGAN SDN 22 RANTAU SILANG KECAMATAN KUANTAN MUDIK

BAB III METODE PENELITIAN

Tes Awal Perlakuan Test Akhir X1 T X2

Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. 1) lintasan lurus, datar, tidak licin, berjarak 30 meter, dan mempunyai

ARTIKEL SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP PGRI BESOWO KEPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan dengan 22 kali pertemuan, setiap minggu

SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS XI (SEBELAS) SMA MUHAMMADIYAH 1 BABAT KABUPATEN LAMONGAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Hakikat Kebugaran / Kesegaran Jasmani. tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas.

Lampiran 3. Petunjuk Pelaksanaan TKJI untuk Anak Usia Tahun. Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan.

TINGKAT KESEGARAN JASMANI ATLET UKM TENIS LAPANGAN UNY

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kualitas hidup seseorang, akan tetapi nilai kebugaran jasmani

PROGRAM STUDI PENJASKESREK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015

Lampiran 8. Petunjuk Pelaksanaan Tes Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk Umur tahun TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA UNTUK UMUR TAHUN

III. METODOLOGI PENELITIAN. pemecahan masalah dengan teknik dan cara tertentu sehingga diperoleh data yang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik dan alat-alat tertentu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu keadaan secara objektif (Notoatmojo, 2002:138). Sedangkan

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2: , Agustus 2016

STUDI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS V SMPN 5 KOPAH KECAMATAN KUANTAN TENGAH JURNAL. Oleh ZAINAL ABIDIN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS JASMANI DENGAN KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS VIII SMP N 3 DEPOK YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap variabel mandiri tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI JURNAL. Oleh RULIYADI S

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto Suharsimi (2006:160) Metodologi penelitian adalah cara

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA PROGRAM IPA DAN SISWA PROGRAM IPS KELAS XII DI SMA NEGERI 1 LAMONGAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang akan digunakan dalam proses penelitiannya, sebab metode penelitian

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TINGKAT VO 2 MAX PEMAIN SEPAK BOLA STKIP BBG. Didi Yudha Pranata 1. Abstrak

UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN SENAM IRAMA PADA SISWA KELAS I SD PELANGI BANGSA GROGOL S K R I P S I

METODOLOGI PENELITIAN

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA PEGAWAI ADMINISTRASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA

: Panjang tungkai. : Power otot tungkai.

BAB III METODE PENELITIAN. dapat memperoleh data yang akhirnya akan mengungkap permasalahan yang

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

KONTRIBUSI KEKUATAN TUNGKAI, POWER LENGAN, KEKUATAN PERUT, DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN HANDSPRING JURNAL. Oleh CANDRA GAMALI PUTRA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sadoso Sumodisardjono (1989;9), Pada hakekatnya kebugaran jasmani lebih menggambarkan kualitas

PENGARUH SENAM SEMANGAT PAGI (SSP) TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN SISWA KELAS XI SMAN 4 SIDOARJO

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

Transkripsi:

Jurnal EducatiO Vol. 10 No. 2, Desember 2015, Hal. 482-500 STUDI DESKRIPSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA MAHASISWA PENJASKESREK Karno Dinata 1 dan Herman Afrian 2 Prodi Pendidikan Jasmani kesehatan dan rekreasi STKIP Hamzanwadi Selong Abstract This study aims to determine the level of physical fitness in students penjaskesrek STKIP Hamzanwadi Selong. The research method used is descriptive. The study design One-Shot design. The sample size using systematic random sampling, as many as 30 Maha students. Analysis of the data used is descriptive analysis with the percentage. Based on the results of the study, partly true reach an average value of 3-4% of the students have a level of physical fitness. Students have the level of physical fitness in the fitness test variable (Hanging elbow bend, Baring sit (sit-ups) 30 seconds, Skip upright and Run 600 meters). Keywords: physical fitness test, Hanging elbow bend, Baring sit (sit-ups) 30 seconds, Skip and Run 600 meters tall. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani pada mahasiswa penjaskesrek STKIP Hamzanwadi Selong. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Rancangan penelitian One-Shot design. Ukuran sampel menggunakan sistematic random sampling, sebanyak 30 Maha siswa. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskrptif dengan prosentase. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian benar mencapai nilai rata-rata 3-4% mahasiswa memiliki tingkat kebugaran jasmani. Mahasiswa memilki tingkat kebugaran jasmani pada variabel tes kebugaran (Gantung siku tekuk, Baring duduk (sit up) 30 detik, Loncat tegak dan Lari 600 meter).

Karno Dinata & Herman Afrian Keywords: physical fitness test, Hanging elbow bend, Baring sit (sit-ups) 30 seconds, Skip and Run 600 meters tall. Kata kunci: Tes kebugaran jasmani, Gantung siku tekuk, Baring duduk (sit up) 30 detik, Loncat tegak dan Lari 600 meter. A. PENDAHULUAN Kondisi fisik yang sehat akan memudahkan seseorang untuk melakukan kegiatan baik di sekolah, bekerja, berjalan bahkan untuk bernafas. Hal ini sangat tergantung dari tingkat kesegaran jasmani yang dimiliki setiap individu. Kebugaran jasmani merupakan kesiapan tubuh untuk melakukan aktivitas tanpa mengalami kelahan yang berarti, (Toho C, M. dkk, 2007:51). Kebugaran jasmani ialah kemampuan untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari dengan giat dan penuh kewaspadaan, tanpa mengalami kelelah yang berarti dan masih dapat menikmati waktu senggangnya serta menghadapi hal-hal yang tidak terduga sebelumnya (Jusunul Hairy: 2010, hal.15). Margiani Wismayanti (2013/2014) dalam penelitiannya mengungkapkan, ada pengaruh yang signifikan antara latihan senam kebugaran jasmani 2012 dan senam aerobik terhadap peningkatan kebugaran jasmani pada siswa putra kelas VII. Berdasarkan pendapat tokoh-tokoh dan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh didalam melaksanakan aktivitas secara terencana dan tersusun tanpa merasa ngeluh dan putus asa. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kebugaran jasmani baik di sekolah. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan adanya materi pendidikan jasmani di sekolah-sekolah baik dari tingkat sekolah dasar sampai ke tingkat perguruan tinggi khususnya di Fakultas Keguruan dan Olahraga. Tolak ukur keberhasilan kebugaran jasmani menurut Djoko P. I. (2004: 16-21) terdiri dari tiga konsep yaitu (1). Frekuensi latihan, dilakukan 3-5 kali per minggu, sedangkan waktu latih 20-60 menit. (2). Intensitas, intensitas latihan kebugaran 60% - 90% detak jantung maksimal dan intensitas latihan bergantung pada pada tujuaan latihan. (3) 483

Studi Deskripsi Tingkat Kebugaran Jasmani Pada Mahasiswa Penjaskesrek Waktu, frekwensi berlatih tergantung dari kebutuhan. Seperti menormalkan kerja paru dan jantung begitu juga dengan penurunan berat badan, sekitar 20-60 menit waktu latihan. B. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian (Arikunto, 2005 97). Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif untuk mendiskrifsikan ingkat kebugaran jasmani dengan tes Lari cepat 60 meter, angkat tubuh 30 detik, baring duduk 60 detik, loncat tegak dan lari 600 meter. Sedangkan rancangan penelitian adalah One-Shot yaitu model rancangan yang menggunakan satu kali pengambilan data pada suatu saat (Arikunto, 2006: 81). Sedangkan pola rancangan menggunakan pendekatan deskriptif survey yang bertujuan untuk mencari kedudukan (status), fenomena (gejala) dan menentukan kesamaan status dengan cara membandingkannya dengan standar yang sudah ditentukan/baku (Arikunto, 2006: 93). Jadwal pelaksanaan penelitian selama tiga hari sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini : No Hari/tanggal Waktu Kegiatan Tempat Ket 1 Senin, 07.30 s/d Lari cepat 60 GOR STKIP Hari 10/08/2015 09.00 meter,gantung siku Hamzanwadi Pertama 10 tekuk,loncat tegak Selong Mahasiswa dan Lari jarak 1000 meter 2 Rabo, 07.30 s/d Lari cepat 60 GOR STKIP Hari Kedua 12/08/2015 09.00 meter,gantung siku Hamzanwadi 10 tekuk,loncat tegak Selong Mahasiswa 484

Karno Dinata & Herman Afrian dan Lari jarak 1000 meter 3 Kamis, 13/08/2015 07.30 s/d 09.00 Lari cepat 60 meter,gantung siku tekuk,loncat tegak dan Lari jarak 1000 meter GOR STKIP Hamzanwadi Selong Hari Ketiga 10 Mahasiswa Teknik pengambilan sampel menggunakan sistematic random sampling (Sugiyono, 2013: 81). Ukuran sampel 30 Mahasiswa. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Stopwatch, alat tulis, pluit, blangko tes, alat angkat tubuh, papan berskala dengan ukuran 30 x 150 cm dipasang di dinding dan formulir. Tehnik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi dan tes, yaitu tes perbuatan. Metode tes ini bertujuan untuk memperoleh data tentang kebugaran jasmani, sedangkan metode dokumentasi untuk mencatat data tentang identitas subyek penelitian (nama dan kelas) serta hasil tes kesegaran jasmani. Proses pengumpulan data penelitian dengan tahapan sebagai berikut yaitu tahap persiapan menentukan sampel penelitian, Menyediakan tenaga pembantu dalam pelaksanaan pengumpulan data, Menyiapkan alat dan fasilitas yang digunakan untuk melaksanakan tes kesegaran jasmani). Tahap pelaksanaan (Menjelaskan tentang cara pelaksanaan tes kesegaran jasmani kepada seluruh subyek penelitian dan Melakukan tes kesegaran jasmani (Lari cepat 60 meter, Angkat tubuh 30 detik, Baring duduk 30 detik. 4, Loncat tegak dan Lari 600 meter. Tahap akhir adalah mengolah dan menganalisis data yang diperoleh yang terdiri dari 5 item tes tersebut. Tehnik analisis data menggunakan analisis deskriptif dengan prosentase. Data yang diperoleh diberi skor sesuai dengan petunjuk penskoran yang sudah ada, selanjutnya skor dari ke 5 item tes dijumlahkan untuk mengetahui bagaimana tingkat kesegaran. 485

partisipan 1 partisipan 3 partisipan 5 partisipan 7 partisipan 9 partisipan 11 partisipan 13 partisipan 15 partisipan 17 partisipan 19 partisipan 21 partisipan 23 partisipan 25 partisipan 27 partisipan 29 Studi Deskripsi Tingkat Kebugaran Jasmani Pada Mahasiswa Penjaskesrek C. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh tingkat kesegaran jasmani mahasiswa dari tes battery tes yaitu 1). Lari cepat 60 meter. 2). Angkat tubuh selama 30 detik. 3). Baring duduk 30 detik, 4). Loncat tegak, 5). Lari jarak jauh 1000 meter dengan mengklasifikasikan tingkat kesegaran jasmani berdasarkan skor yang diperoleh tersebut. Berikut data partisipan disajikan dalam bentuk grafik. Chart Title 25 20 15 10 5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Grafik 1: Hasil tes kesegaran jasmani mahasiswa dari tes battery tes Selanjutnya peneliti yang dibantu 2 enumerator, menjelaskan tahapan-tahapan pelaksanaan tes yakni: 1. Sebelum melakukan tes, mahasiswa melaksanakan pemanasan yang di pandu oleh enumerator. 2. Memanggil responden sesuai nomor urut pada daftar. 3. Responden yang dipanggil siap untuk melaksanakan tes. Selanjutnya adalah hasil tes dari masing-masing responden, sebagaimana pada tabel di bawah ini: 486

Karno Dinata & Herman Afrian Tabel 1 Data hasil tes lari cepat 60 meter kelas A Partisipan Waktu (Detik) Skor partisipan 1 4.2 4 partisipan 2 6.59 2 partisipan 3 4.22 4 partisipan 4 5.77 3 partisipan 5 6.49 2 partisipan 6 5.35 4 partisipan 7 6.35 2 partisipan 8 5 4 partisipan 9 5.35 4 partisipan 10 4.35 4 partisipan 11 4.2 4 partisipan 12 4 4 partisipan 13 5.1 4 partisipan 14 5.83 3 partisipan 15 4.35 4 partisipan 16 4.4 4 partisipan 17 6.93 3 partisipan 18 5.33 4 partisipan 19 4.22 4 partisipan 20 4.4 4 partisipan 21 6.93 2 partisipan 22 5.33 3 partisipan 23 4.22 4 partisipan 24 4.4 4 partisipan 25 5.33 3 partisipan 26 4.22 4 partisipan 27 6.33 2 487

Studi Deskripsi Tingkat Kebugaran Jasmani Pada Mahasiswa Penjaskesrek partisipan 28 4.22 4 partisipan 29 5.33 3 partisipan 30 6.22 2 Berdasarkan hasil tes lari 60 meter dan hasil penghitungan skor 1-4 diperoleh tingkat kebugaran jasmani mahasiswa kelas A dan B sebagian besar skor 4 dengan demikian kebugan jasmaninya normal. Tabel 2 Gantung siku tekuk kelas A. Nama Siswa Waktu (Detik) Skor partisipan 1 15,41 2 partisipan 2 10,33 3 partisipan 3 12,41 2 partisipan 4 17,31 2 partisipan 5 10,19 3 partisipan 6 10,00 3 partisipan 7 9,27 4 partisipan 8 15,41 2 partisipan 9 8,33 4 partisipan 10 12,41 2 partisipan 11 17,31 2 partisipan 12 10,19 3 partisipan 13 10,00 3 partisipan 14 9,27 4 partisipan 15 8,07 4 partisipan 16 8,17 4 partisipan 17 9,21 4 partisipan 18 7,20 4 488

Karno Dinata & Herman Afrian partisipan 19 9,20 4 partisipan 20 7,17 4 partisipan 21 8,17 4 partisipan 22 9,17 4 partisipan 23 10,19 3 partisipan 24 10,00 3 partisipan 25 7,27 4 partisipan 26 15,41 2 partisipan 27 7,33 4 partisipan 28 7,41 4 partisipan 29 6,31 4 partisipan 30 8,19 4 Berdasarkan waktu per detik yang sudah ditentukan dan dengan skor 1-4, maka hasil yang diperolah mahasiswa dari tes Gantung siku tekuk, rata-rata 3-4, dengan demikian dapat dipaparkan bahwa mahasiswa memiliki tingkat kebugaran jasmani meningkat. Table 3 Data-data tentang hasil tes sit up selama 30 detik kelas A Nama Siswa Frekuensi Skor partisipan 1 10 4 partisipan 2 12 3 partisipan 3 14 2 partisipan 4 10 4 partisipan 5 10 4 partisipan 6 10 4 partisipan 7 12 3 partisipan 8 15 2 partisipan 9 9 4 partisipan 10 9 4 489

Studi Deskripsi Tingkat Kebugaran Jasmani Pada Mahasiswa Penjaskesrek partisipan 11 9 4 partisipan 12 9 4 partisipan 13 12 3 partisipan 14 14 2 partisipan 15 10 4 partisipan 16 10 4 partisipan 17 12 3 partisipan 18 12 3 partisipan 19 9 4 partisipan 20 9 4 partisipan 21 10 4 partisipan 22 10 4 partisipan 23 10 4 partisipan 24 12 3 partisipan 25 15 2 partisipan 26 9 3 partisipan 27 12 3 partisipan 28 15 2 partisipan 29 11 3 partisipan 30 11 3 Ditinjau dari tabel di atas, bahwa tingkat kebugaran jasmani pada mahasiswa dikategorikan baik dengan rata-rata skor 3-4 artinya bahwa mahasiswa memiliki cadangan tenaga untuk melakukan aktivitas lainnya. Table 4 Data-data tentang hasil tes loncat tegak kelas A. Tinggi Loncatan Skor Nama Siswa (cm) partisipan 1 30 2 partisipan 2 45 3 partisipan 3 40 4 490

Karno Dinata & Herman Afrian partisipan 4 40 4 partisipan 5 45 4 partisipan 6 30 2 partisipan 7 35 3 partisipan 8 35 3 partisipan 9 25 2 partisipan 10 40 4 partisipan 11 38 3 partisipan 12 46 3 partisipan 13 41 4 partisipan 14 40 4 partisipan 15 35 3 partisipan 16 35 3 partisipan 17 25 2 partisipan 18 40 4 partisipan 19 38 3 partisipan 20 35 3 partisipan 21 25 2 partisipan 22 35 3 partisipan 23 37 3 partisipan 24 25 2 partisipan 25 45 4 partisipan 26 35 3 partisipan 27 38 3 partisipan 28 27 2 partisipan 29 35 3 partisipan 30 36 3 Berdasarkan tabel di atas bahwa tingkat kebugaran jasmani pada mahasiswa dikatagorikan baik dengan rata-rata skor 3-4 artinya bahwa mahasiswa memiliki cadangan tenaga untuk melakukan aktivitas lainnya. Data pada table di atas, dapat 491

Studi Deskripsi Tingkat Kebugaran Jasmani Pada Mahasiswa Penjaskesrek dilihat juga dalam grafik berikut: 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Chart Title Tinggi Loncatan (cm) Skor Grafik 2: hasil tes loncat tegak kelas A Table 5 Data-data hasil tes lari 600 meter kelas A Partisipan Waktu/m Skor partisipan 1 7 m 30 dt 4 partisipan 2 7 m 40 dt 4 partisipan 3 9 m 12 dt 3 partisipan 4 9 m 32 dt 3 partisipan 5 7 m 40 dt 4 partisipan 6 9 m 12 dt 3 partisipan 7 7 m 40 dt 3 partisipan 8 9 m 12 dt 4 partisipan 9 14 m 22 dt 2 partisipan 10 10 m 36 dt 2 partisipan 11 7 m 40 dt 3 partisipan 12 9 m 12 dt 4 partisipan 13 9 m 12 dt 3 partisipan 14 9 m 32 dt 3 492

Karno Dinata & Herman Afrian partisipan 15 7 m 40 dt 4 partisipan 16 9 m 12 dt 3 partisipan 17 7 m 40 dt 3 partisipan 18 9 m 12 dt 4 partisipan 19 9 m 12 dt 3 partisipan 20 7 m 40 dt 3 partisipan 21 9 m 12 dt 4 partisipan 22 10 m 36 dt 2 partisipan 23 7 m 40 dt 3 partisipan 24 9 m 12 dt 4 partisipan 25 9 m 12 dt 3 partisipan 26 9 m 32 dt 3 partisipan 27 7 m 40 dt 4 partisipan 28 9 m 12 dt 3 partisipan 29 7 m 40 dt 3 partisipan 30 9 m 12 dt 4 Berdasarkan tabel di atas bahwa tingkat kebugaran jasmani pada mahasiswa dikatagorikan baik dengan rata-rata skor 3-4 artinya bahwa mahasiswa memiliki cadangan tenaga untuk melakukan aktivitas lainnya. Table 6 Data-data jumlah skor dari 5 item tes subyek penelitian Baring No Skor lari Gantung duduk (sit Loncat Lari 600 Jmlh Klasifikasi 60 meter siku tekuk up) 30 tegak meter skor detik 1 4 2 4 2 4 18 Baik 2 2 3 3 3 4 16 Baik 3 4 2 2 4 3 16 Baik 4 3 2 4 4 3 19 Baik 5 2 3 4 4 4 18 Baik 493

Studi Deskripsi Tingkat Kebugaran Jasmani Pada Mahasiswa Penjaskesrek 6 4 3 4 2 3 19 Baik 7 2 4 3 3 3 18 Baik 8 4 2 2 3 4 17 Sedang 9 4 4 4 2 2 15 Kurang 10 4 2 4 4 2 17 Sedang 11 4 2 4 3 3 18 Baik 12 4 3 4 3 4 20 Baik 13 4 3 3 4 3 18 Baik 14 3 4 2 4 3 17 Sedang 15 4 4 4 3 4 20 Baik 16 4 4 4 3 3 19 Baik 17 3 4 3 2 3 16 Sedang 18 4 4 3 4 4 20 Baik 19 4 4 4 3 3 19 Baik 20 4 4 4 3 3 20 Baik 21 2 4 4 2 4 19 Baik 22 3 4 4 3 2 16 Sedang 23 4 3 4 3 3 18 Baik 24 4 3 3 2 4 17 Sedang 25 3 4 2 4 3 15 Kurang 26 4 2 3 3 3 17 Sedang 27 2 4 3 3 4 17 Sedang 28 4 4 2 2 3 15 Sedang 29 3 4 3 3 3 16 Sedang 30 2 4 3 3 4 18 Baik Berdasarkan tabel di atas dengan jumlah skor keseluruhan dari 5 item tes kebugaran jasmani pada mahasiswa penjaskesrek, dikatagorikan baik dengan rata-rata skor 20-18 artinya tingkat kebugaran jasmani pada mahasiswa berada pada tingkat yang normal. Dalam bentuk grafik, tabel di atas akan nampak seperti berikut: 494

Gantung siku tekuk 3 2 3 2 2 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 Karno Dinata & Herman Afrian Chart Title 25 20 15 10 5 0 Skor lari 4602 4 3 2 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2 3 4 4 3 4 2 4 3 2 meter No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Baring duduk (sit up) 30 detik Gambar 3: skor tes kebugaran jasmani pada mahasiswa penjaskesrek Kebugaran jasmani sangat penting bagi setiap orang, baik pelajar maupun mahasiswa, sebab dapat menentukan kesanggupan dalam beraktifitas fisik sehari-hari. Penelitian mengenai tingkat kesegaran jasmani sangat penting dilakukan karena berhubungan erat dengan kemampuan mahasiswa untuk dapat menyelesaikan aktivitas sehari-hari baik di kampus maupun di rumahnya masing-masing, tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Kebugaran jasmani merupakan kemampuan seseorang menyelesaikan tugas sehari-hari dengan tanpa mengalami kelelahan yang berarti, dengan pengeluaran energy yang cukup besar, guna memenuhi kebutuhan geraknya dan menikmati waktu luang serta untuk memenuhi kebutuhan darurat bila sewaktu-waktu dibutuhkan, (Jumsam, 2010 hal 59). Kebugaran jasmani seseorang berbeda-beda tergantung dari aktivitas yang dilakukan sehari-hari, misalnya seorang atlet dituntut untuk memiliki kesegaran jasmani yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan tuntutan kesegaran jasmani mahasiswa, begitu pula dalam cabang olahraga, misalnya seorang pemain bola akan berbeda tingkat kesegaran jasmani yang diperlukan dengan seorang pemain tenis lapangan. 495

Studi Deskripsi Tingkat Kebugaran Jasmani Pada Mahasiswa Penjaskesrek Tingkat kebugaran jasmani pada mahasiswa dengan lari cepat 60 meter. Lari cepat (Sprint 60 meter) merupakan gerakan lari yang dilakukan dengan secepatcepatnya dalam waktu singkat yang menggunakan kecepatan penuh, (Rumini, 2004 hal 74). Lari cepat (sprint) yaitu semua perlombaan lari dengan kecepatan penuh dengan waktu yang sependek-pendeknya (Dadan Heryana dan Giri Verianti, 2010: 17). Dari pendapat tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa lari cepat merupakan gerakan memindahkan badan dengan secepat-cepatnya dalam waktu yang sangat singkat serta menggunakan tenaga yang penuh atau sekencang-kencangnya. Berdasarkan hasil tes lari 60 meter diperoleh bahwa mahasiswa memiliki tingkat kebugaran jasmani yang normal dengan jumlah skor rata-rata 3-4, yang artinya bahwa semakin aktif dalam melakukan aktivitas fisik lari cepat maka akan semakin bagus tingkat kebugaran jasmaninya. Tingkat kebugaran jasmani seseorang dapat dilihat dari kemampuannya melakukan aktivitas fisik tanpa mengalami kelelahan yang berarti, (Depdiknas, 2010 hal 77). Tingkat kebugaran jasmani pada mahasiswa dengan Gantung siku tekuk. Kemampuan gantung sikut tekuk digunakan sebagai awal kekuatan lengan dan merupakan tes diagnostik koordinasi gerakan. Perkembangannya terkait dengan peningkatan kekuatan dan koordinasi tubuh. Pada usia 19-21 perkembangan kemampuan gantung sikut tekuk yang epektif memiliki manfaat yang besar disamping membentuk otot lengan, juga mempercepat pertumbuhan tinggi badan. Sebagaimana yang di ungkapkan oleh Muhajir,dkk (2007) tentang unsur-unsur Kebugaran Jasmani di antaranya : Kekebalan terhadap penyakit, Kekuatan dan ketahanan otot, Ketahanan kardiorespirasi, Daya otot (Muscular power), Fleksibilitas, Kecepatan, Kelincahan, Koordinasi, Keseimbangan dan Ketepatan. Kemampuan gantung sikut tekuk pada mahasiswa penjaskesrek STKIP Hamzanwadi Selong mencapai hasil yang baik dengan dibuktikan tes gantung sikut tekuk, dengan skor rata-rata 4 artinya bahwa tingkat kebugaran jasmani pada mahasiswa berada pada tarap normal. 496

Karno Dinata & Herman Afrian Tingkat kebugaran jasmani pada mahasiswa dengan baring duduk (sit-up) 30 detik. Latihan kebugaran jasmani dengan melakukan latihan sit-up selama 30 menit memberikan nilai yang positif pada mahasiswa, di samping itu manfaatnya adalah membentuk otot perut dan otot leher serta menjadi salah satu predictor untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Spesifik kebugaran jasmani di tinjau dari aspek kekuatan fisik dan daya tahan organ-organ tubuh dan kesanggupan organ-organ tubuh untuk berbuat dengan menggunakan energi yang minimal. Hasil yang diperoleh dari penelitian bahwa mahasiswa melakukan sit-up dengan waktu yang cukup (30 detik) dengan capaian rata-rata nilai skornya 3-4, yang dengan demikian terdapat peningkatan kebugaran jasmani pada mahasiswa tahun 2015. Tingkat kebugaran jasmani pada mahasiswa dengan loncat tegak. Loncat tegak merupakan aktivitas fisik yang dilakukan dengan mengangkat kedua kaki setinggi-tingginya pada posisi tetap di tempat atau berpindah-pindah. Tes ini bertujuan untuk mengukur daya ledak (power) otot tungkai, adapun tahap pelaksanaannya adalah berdiri tegak dekat dinding, kemudian bertumpu pada kedua kaki dengan salah satu lengan yang berada didekat dinding diluruskan keatas, ditempelkan pada papan skala sehingga meninggalkan bekas raihan jarinya. Kemudian meloncat setinggi mungkin dan sambil menepuk papan skala dengan tangan terdekat sehingga meninggalkan bekas pada papan skala selanjutnya mendarat dengan kedua kaki. Giri Wiarto (2013 hal 169-171) mengkalsifikasikan komponen kebugaran jasmani tersebut terdiri dari kecepatan, daya tahan, daya ledak, keseimbangan, kekuatan. Pengukuran hasil di lihat dari tingginya raihan dari salah satu loncatan dari hasil tes yang dilakukan pada mahasiswa memperoleh loncat tegak yang baik sesuai dengan alat ukur yang sudah di tentukan dengan skor rata-rata 4, artinya bahwa tingkat kebugaran jasmani baik pada mahasiswa. 497

Studi Deskripsi Tingkat Kebugaran Jasmani Pada Mahasiswa Penjaskesrek Tingkat kebugaran jasmani pada mahasiswa dengan Lari 600 meter. Tes lari 600 meter termasuk dalam kategori lari jarak menengah, tes ini dilakukan dengan tujuan untuk mengukur daya tahan jantung. Pelaksanaan tes lari 600 meter ialah setiap responden di panggil 5 orang kemudian mengambil tempat star, pada aba-aba siap para responden bersiap-siap untuk berada di garis star dan bila mana pluit berbunyi maka responden langsung berlari menuju garis finist. Berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada mahasiswa memperoleh lari 600 meter baik sesuai dengan alat ukur yang sudah di tentukan dengan skor rata-rata 3-4, artinya bahwa tingkat kebugaran jasmani pada mahasiswa dikategorikan baik. Berdasarkan hasil penelitian tersebut tidak banyak didapatkan mahasiswa yang memiliki tingkat kesegaran jasmani kurang. Dapat diartikan sebagian besar (90%) tingkat kebugaran jasmani pada mahasiswa rata-rata baik. Hal ini tentunya menjadi barometer untuk memberikan latihan kebugaran jasmani secara kontinyu agar tetap dalam kondisi pisik stabil. SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Sesuai dengan hasil dan pembahasan penelitian serta hasil analisis data dari 5 item tes kebugaran jasmani maka dapat disimpulkan bahwa dengan melakukan tes lari 60 meter, gantung siku tekuk, sit up, loncat tegak dan lari 600 meter, memperoleh skor nilai ratarata 3-4 dengan klasifikasi sedang dan baik. Hal ini berarti terdapat peningkatan kebugaran jasmani pada mahasiswa. Saran Kebugaran jasmani merupakan salah satu aspek menyeluruh yang menjadi barometer kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugasnya sehari-hari dengan baik. Oleh karena itu saran yang di sampaikan ialah agar latihan peningkatan kebugaran jasmani secara terus menerus yang dilakukan secara sistematis dan teratur agar dalam melakukan 498

Karno Dinata & Herman Afrian aktivitas fisik memilki kemampuan untuk mengikuti proses pembelajaran di kampus serta dapat mengerjakan tugas dengan baik dan melakukan aktivitas di rumah masingmasing. Selanjutnya harapan peneliti agar responden khususnya dan mahasiswa penjaskesrek pada umumnya supaya berupaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang bagaimana menjaga kondisi fisik melalui pemahaman prinsip-prinsip olahraga kebugaran jasmani secara teratur dan terukur sesuai dengan frekuensi dan intensitas yang sudah ditentukan. DAFTAR PUSTAKA Toho Cholik Mutohir, Ali Maksum. (2007). Sport Development Index (Tingkat pengembangan kebugaran jasmani). Jakarta: PT Indeks. Hairy, Junusul. (2010). Dasar-Dasar Kesehatan Olahraga. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Margiani Wismayanti, Pengaruh Hasil Latihan Senam Kebugaran Jasmani 2012 Dan Senam Aerobik Terhadap Peningkatan Kebugaran Jasmani Siswa Putri Kelas VII SMPN 2 Purbalingga Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang 2013/2014. Djoko Pekik Irianto. (2004). Upaya Meningkatkan Derajat Kebugaran Jasmani dan Kesehatan. Yogyakarta: Lukman Offset. Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Jumesam. (2010). Dasar-dasar Ilmu Keolahragaan. Malang: Wineka Cipta. Dadan Heryana dan Giri Verianti. (2010). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk Siswa SD-MI kelas V, Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional. Depdiknas. (2010). Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI). Jakarta: Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R dan D. Bandung: ALFABETA. 499

Studi Deskripsi Tingkat Kebugaran Jasmani Pada Mahasiswa Penjaskesrek Muhajir. (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Bandung: Erlangga. Wiarto, Giri. (2013). Fisiologi dan Olahraga. Yogyakarta: Graham Ilm. 500