STUDI SEJARAH INDONESIA DEWASA INI

dokumen-dokumen yang mirip
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH SILABUS

PENGERTIAN SEJARAH SECARA ETIMOLOGIS, KATA SEJARAH BERASAL DARI KATA ARAB SYAJARAH YANG BERARTI POHON YANG BERCABANG- CABANG.

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

UKBM SEJARAH 3.4/4.4/1/4-1

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

Kekuatan dari hasil persetujuan internasional tidak akan bertahan, jika. negara pelaksananya tidak mampu menjaga kekuatan dari konvensi internasional

PERANAN KEPRAMUKAAN DALAM MEMBINA SIKAP NASIONALISME PADA GUGUS MELATI BANDA ACEH

PANCASILA SEBAGAI PEMERSATU BANGSA MAKALAH

RESUME BUKU. : Pengantar Sejarah Indonesia Baru : Sejarah Pergerakan Nasional Dari. Kolonialisme sampai Nasionalisme (Jilid 2)

BAB III METODE PENELITIAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

MUATAN LOKAL DAN SEJARAH GARUT: PERSPEKTIF PAEDAGOGIS *)

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan Historis. Boedi Oetomo didirikan pada 20 Mei 1908, dinamika

SILABUS. Lampiran 2 : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN : SEJARAH INDONESIA MODERN. : Desvian Bandarsyah, M.Pd

DAFTAR PUSTAKA. Alwisol, Psikologi Kepribadian, Malang: Universitas Muhammadiyah. Musyawarah Pejuang Republik Indonesia Medan Area, 1976.

ANALISA MODEL PEMBELAJARAN DAN PERAN PENDIDIKAN PANCASILA DIKALANGAN MAHASISWA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SILABUS DAN RPP MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA BARU PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH S1

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU

PENDAHULUAN Setelah Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945, Belanda masih merasa mempunyai kekuasaan atas Hindia Belanda yaitu negara bekas

Menurut penerbitnya, buku Studying Christian Spirituality ini adalah

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS

Selayang Pandang Penelitian Kualitatif

Manfaat Belajar Pendidikan Pancasila bagi Mahasiswa

5. Materi sejarah berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup.

Daftar Pustaka. Abdurahman, D. (1999). Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos. Al-Maududi, A.A. (1988). Khilafah dan Kerajaan. Bandung: Mizan.

TUGAS AKHIR FILSAFAT PANCASILA

SATUAN ACARA PENGAJARAN ( SAP )

PERANAN SAREKAT ISLAM DAN MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN POLITIK DAN PENDIDIKAN PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL TAHUN PENELITIAN

Pancasila; sistem filsafat dan ideologi Negara

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

Aplikasi Matriks Circulant Untuk Menentukan Nilai Eigen Dari Graf Sikel (Cn)

@UKDW. Bab 1. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Masalah.

PROSES PEMBELAJARAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DI PERGURUAN TINGGI. Sulistyanto. Abstrak

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH SILABUS

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG TUGAS KULIAH PANCASILA

LEMBAR PENGESAHAN PERANAN SAREKAT ISLAM DAN MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN POLITIK SERTA PENDIDIKAN PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL TAHUN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : PENDIDIKAN PANCASILA BOBOT : 2 SKS

METODE WAWANCARA DALAM PENELITIAN SEJARAH

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

EKONOMI KOPERASI Teori dan Manajemen

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : PENDIDIKAN PANCASILA KODE MATAKULIAH / SKS = MKK / 2 SKS

Tinjauan Ilmu Penyuluhan dalam Perspektif Filsafat Ilmu

PENDEKATAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING INDEX CARD MATCH

STUDI LAPANGAN BAGI PENELITIAN SEJARAH

BAB II. Kajian Pustaka

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH Alamat: Karangmalang, Yogyakarta http: //

SEJARAH DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. para pejabat Kementerian Pendidikan Nasional, Kepala Dinas Pendidikan di daerah,

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PADA MATA KULIAH SALESMANSHIP MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH. Satuan Acara Perkuliahan

Mengenal Ragam Studi Teks: Dari Content Analysis hingga Pos-modernisme. (Bahan Kuliah Metodologi Penelitian)


EFEKTIFITAS KEGIATAN KERJA ILMIAH PADA PERKULIAHAN FISIKA DASAR I. Oleh: Sukardiyono Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA UNY

HANDOUTS MK. KRITIK SENI

Pengajaran Sejarah Pada Generasi Muda Secara Efektif

DAFTAR PUSTAKA. Aly, Rum. (2004). Menilang Jalan Kekuasaan Militer Otoriter. Jakarta: Kompas.

BAB X PANCASILA DALAM PARADIGMA KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA

Pendidikan Pancasila. PENDAHULUAN (Dasar-Dasar, Tujuan Penyelenggaraan, Capaian Dan Metode Pembelajaran Pendidikan Pancasila) Dr. Saepudin S.Ag. M.Si.

TUGAS AKHIR PANCASILA. Eksistensi Pancasila Dalam Konteks Modern. dan Global Reformasi

BAB 1 PENDAHULUAN. kita merupakan kegiatan belajar. Pembelajaran di sekolah masih. menentukan kehidupan individu yang lebih baik dimasa akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. penindasan bangsa lain, pada era global ini harus mempertahankan. identitas nasional dalam lingkungan yang kolaboratif.

Modul ke: PENDIDIKAN PANCASILA Implementasi Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab 12MKCU. Fakultas. Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Program Studi Manajemen

ACUAN PROSES PEMBELAJARAN MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN (MPK) PENDIDIKAN PANCASILA

DAFTAR PUSTAKA. Blacking, John How Musical is Man? Seattle: University of Washington Press.

PENDIDIKAN PANCASILA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH. Satuan Acara Perkuliahan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Proses Jalannya Diplomasi. pernyataan berdirinya negara Republik Indonesia. Negara yang bebas dari

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

SUPLEMEN KURIKULUM SEJARAH S. Hamid Hasan (UPI) Tim Pengembang Kurikulum PUSKUR

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN PERDAMAIAN *) Oleh : Dr. Yosaphat Haris Nusarastriya, M.Si**)

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang sangat

I. IDENTITAS MATA KULIAH

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN

Aplikasi Sila-sila Pancasila Dalam Sistem Pendidikan di Indonesia

PANCASILA Sebagai Paradigma Kehidupan

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. permasalahan yang telah dirumuskan pada bagian terdahulu. Berdasarkan hasil analisis

DAFTAR PUSTAKA. Brinton, C. (1962). Anatomi Revolusi. Jakarta: Bhatara. Darpan dan Suhardiman, B. (2007). Seputar Garut. Garut: Komunitas Srimanganti.

PENILAIAN BERBASIS KELAS

KEWARGANEGARAAN. Modul ke: 10FEB GEOPOLITIK. Fakultas SYAMSUNASIR, S.SOS., M. M. Program Studi Management

MENGGAGAS URGENSI PENDIDIKAN PANCASILA DI PERGURUAN TINGGI Fitri Yanti

BAB I PENDAHULUAN. Hana Mauludea, 2014

Manfaat Mempelajari Sejarah

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.4. Bentuk publikasi secara tertulis tentang peristiwa pada masa lampau

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

This document was created by Unregistered Version of Word to PDF Converter MATERI PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL, ANTARA KEHARUSAN DAN KETERSEDIAAN

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

dengan mencermati bahwa praktik dan gagasan seni rupa Islam di nusantara ternyata bisa dimaknai lebih terbuka sekaligus egaliter. Kesimpulan ini terba

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

SILABUS : : : : Mata Kuliah Kode Mata Kuliah SKS Dosen : : : Program Studi Prasyarat Waktu Perkuliahan

BAB V PENUTUP. menyimpulkan sesuai rumusan masalah. Adapun kesimpulan tersebut adalah

PEKAN NASIONAL CINTA SEJARAH (PENTAS) SEMARANG, JAWA TENGAH 5-9 AGUSTUS Nasionalisme dan Kebangsaan: Dulu, Kini, dan Akan Datang

PEDOMAN PRAKTIKUM.

Transkripsi:

STUDI SEJARAH INDONESIA DEWASA INI MAKALAH Oleh : Rachmat Susatyo LOKA KARYA DAN SEMINAR NASIONAL Aktualisasi Pengajaran Guru Sejarah Se-Sumatra Utara Medan, 23 24 Mei 2007

Study Sejarah Indonesia Dewasa Ini Oleh: Rachmat Susatyo Pengantar Studi sejarah di perguruan tinggi dewasa ini, sangat berlainan dengan studi di bangku Sekolah Lanjutan Atas (SLA), apalagi dengan studi sejarah di bangku sekolah dasar. Perbedaan ini terjadi, karena adanya perbedaan tujuan pendidikan antara tujuan pendidikan di SLA dan di perguruan tinggi. Studi sejarah di SLA dimaksudkan untuk membentuk jiwa maupun kepribadian murid, agar tumbuh semangat nasionalisme maupun semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Adapun studi sejarah di perguruan tinggi terutama dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan keilmuan mahasiswa, sekaligus memberi kesempatan seluas-luasnya kepada para mahasiswa untuk bersikap kritis terhadap ilmu pengetahuan yang ditekuninya, terutama studi sejarah. Dengan semangat kritis ini, diharapkan agar mahasiswa mampu mengeluarkan pikiran maupun pendapatnya terhadap suatu peristiwa sejarah pada umumnya dan ilmu pengetahuan sejarah pada khususnya. Harapan lebih lanjut dari semua ini, diharapkan bahwa studi sejarah akan meng-alami kemajuan. Oleh 1

sebab itu sikap kritis ini sangat di-butuhkan bagi seorang mahasiswa dalam mengikuti studi di perguruan tinggi, agar tujuan pendidikan di perguruan tinggi dapat tercapai. Studi Sejarah Multi Dimensional Perkembangan ilmu sejarah dewasa ini sudah sangat maju, sejajar dengan cabang ilmu pengetahuan sosial lainnya. Objektivitas sudah menjadi salah satu syarat utama dalam mempelajari sejarah, dan agar dapat diperoleh suatu pantangan yang obyektif, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah mengadakan studi sejarah secara multidimensional. Hal ini terjadi, karena sesungguhnya peristiwa sejarah adalah peristiwa yang memiliki banyak (multi) dimensi, dan oleh sebab itu juga harus dilihat atau ditinjau dengan kaca mata (firm of reference) dari berbagai dimensi juga. Pada hakekatnya, suatu peristiwa sejarah memiliki di-mensi: sosial, ekonomi, budaya, politik, hokum dan lain-lain. Oleh sebab itu, untuk memperoleh objektivitas yang maksimal, seorang sejarawan perlu meminjam bantuan ilmu-ilmu sosial yang ada guna memperoleh suatu hasil yang maksimal objektif. Jika tidak, maka sejarah akan tertinggal oleh ilmu sosial lainnya, karena dewasa ini ilmu-ilmu sosial juga telah mengadakan studinya dengan mengadakan pendekatan historis. Sebab para ilmuwan sosial juga menyadari, bahwa dengan pendekatan sejarah mereka akan dapat memberikan keje-lasan yang maksimal masalah yang digeluti. Salah satu contoh yang akhir-akhir ini sangat menarik 2

perhatian, adalah studi mengenai kehidupan politik dan kaitannya dengan bisnis di Indonesia yang dilakukan oleh Yahya Muhaimin, Bisnis dan Politik (1991). Selain pendekatan multidimensional, yang tidak kalah pentingnya adalah, bahwa dengan semakin meningkatnya data kuantitatif yang berkaitan dengan perkembangan kehidupan sosial, ekonomi, politik, hokum, kebudayaan dan lain-lain, maka diperkirakan studi sejarah yang akan datang juga bukan saja bersifat multidimensional, tetapi juga studi sejarah yang bukan saja kualitatif, tetapi juga kuantitatif. Dengan data kuantitatif, maka objektivitas sejarah akan semakin optimal, dan objektivitas ini merupakan suatu hal yang dewasa ini sangat dituntut dalam dunia ilmiah. Oleh sebab itu, mau tidak mau, sejarah juga harus menyesuaikan diri dengan tuntutan ilmiah dewasa ini, agar tidak ditinggalkan oleh ilmu pengetahuan lainnya. Hal yang juga perlu diketahui oleh para mahasiswa adalah bahwa ilmu sejarah bukanlah ilmu pengetahuan yang hanya perlu dihafal, tetapi untuk dikaji secara kritis. Dengan mempelajari sejarah secara kritis, maka kita akan mengetahui kelemahan ataupun kekuatan sejarah suatu masyarakat, atau suatu bangsa. Adanya pemahaman semacam ini, diharapkan akan merangsang kita untuk mencari jalan keluarnya, agar yang lemah dapat ditingkatkan kemampuannya, sedangkan yang kuat dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan agar lebih kuat lagi. 3

Penutup Dengan perkembangan studi sejarah dewasa ini yang semakin sejajar dengan cabang ilmu pengetahuan sosial lainnya, maka sesungguhnya ilmu sejarah juga dapat bermanfaat bagi kepentingan umat manusia pada umumnya, dan dunia ilmu pengetahuan pada khususnya. Ilmu sejarah dewasa ini juga dapat untuk menyelesaikan berbagai masa-lah yang timbul, sebab pada hakekatnya peristiwa masa kini adalah produk histories masa lampau. Bagi studi sejarah tidak ada peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba, semua peristiwa yang terjadi masa kini pastilah bermula atau disebabkan oleh peristiwa masa lampau. Pendekatan sejarah akan memberikan jalan keluar yang lebih baik dalam mengatasi berbagai masalah yang timbul, mencari latar belakang peristiwa sesungguhnya adalah mencari sejarahnya. Selain itu, pendekatan atau penjelasan sejarah, juga sangat bermanfaat bagi kepentingan suatu bangsa agar dengan sejarahnya mereka mengetahui akar budayanya. Dengan mengetahui akar budayanya, mereka juga akan tahu mengapa sekarang demikian ini (seperti ini). Pancasila adalah salah contoh yang baik, mengapa Indo-nesia berdasarkan Pancasila dan bukan dasar Negara lain. Dengan penjelasan sejarah, maka kita akan tahu bahwa pertumbuhan sejarah bangsa Indonesia telah membentuk nilai-nilai luhur, yang jika dikristalisasikan akan memiliki 4

lima kesamaan utama, seperti yang tertuang dalam sila-sila Pancasila. 5

DAFTAR PUSTAKA Ayatrohaedi. (Ed). 1985. Pemikiran Tentang Pembinaan Kesadaran Sejarah. Jakarta: : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Pembinaan Kesadaran dan Penjernihan Sejarah. Frederick, William H. dan Soeri Soeroto. 1984. Pemahaman Sejarah Indonesia: Sebelum dan Sesudah Revolusi. Cetakan ke 2. Jakarta: LP3ES. Kahin, George Mc Turnan. 1995. Cetakan Kedua. Nasionalisme dan Revolusi di Indoensia: Refleksi Pergumulan Lahirnya Republik. Terjemahan Nin Bakdi Soemanto. Jakarta: Sinar Harapan. Kartodirdjo, Sartono. 1992. Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan Nasional, Dari Kolonialisme Sampai Nasionalisme. Jilid II. Cetakan ke 2. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. McCullagh, C.Behan. The Truth of history. London : Routledge, 1998 Green, Anna & Kathleen Troup. The Houses of History : A critical reader in twentieth-century history and theory. New York University Press, 1999 Wilson, Norman J. History in Crisis : Recent Directions in Historiography. New Jersey: Prentice Hall, 1999 6