EFEKTIFITAS PESTISIDA NABATI TERHADAP PENGENDALIAN ULAT GRAYAK (Spodoptera sp.) PADA TANAMAN SAWI (Brassica sinensis L.). Deden *

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di

UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata L) SEBAGAI PESTISIDA NABATI TERHADAP PENGENDALIAN HAMA TANAMAN SAWI (Brassica juncea L)

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dikembangkan adalah produk alam hayati (Sastrodiharjo et al.,

PENGARUH EKSTRAK DAUN MIMBA (Azedirachta indica) TERHADAP MORTALITAS ULAT DAUN (Plutella xylostella) PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L)

BAB I PENDAHULUAN. faktor struktur tanah, pencemaran, keadaan udara, cuaca dan iklim, kesalahan cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman sawi (Brassica juncea L.) merupakan salah satu jenis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masih tergantung pada penggunaan pestisida sintetis yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. hama. Pertanian jenis sayuran kol, kubis, sawi dan sebagainya, salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan tanaman secara preventif dan kuratif merupakan bagian yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sayuran sawi sehari-harinya relatif cukup tinggi, sehingga

RENDAMAN DAUN PEPAYA (Carica papaya) SEBAGAI PESTISIDA NABATI UNTUK PENGENDALIAN HAMA ULAT GRAYAK (Spodoptera litura) PADA TANAMAN CABAI

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pengendalian hama dan penyakit melalui insektisida

PENGARUH EKSTRAK ETANOL CABAI MERAH

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

Insektisida sintetik dianggap sebagai cara yang paling praktis untuk

LAPORAN HASIL PERCOBAAN

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai nilai ekonomis tinggi serta mempunyai peluang pasar yang baik.

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. PENDAHULUAN. mengganggu kenyamanan hidup manusia karena meninggalkan bau yang

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat : Penelitian ini dilakukan di Green House Kebun Biologi

RESPON TANAMAN ANGGREK BULAN TERHADAP JENIS MEDIA TANAM DAN LETAK TANAMAN PADA SISTEM PERTANIAN ORGANIK SECARA VERTIKULTUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. oleh para petani sayuran dan umum dikonsumsi oleh masyarakat luas di

BAB I PENDAHULUAN. 1993). Yang dimaksud dengan hama ialah semua binatang yang mengganggu dan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian

TATA CARA PENELITIAN

BUDI DAYA. Kelas VII SMP/MTs. Semester I

PESTISIDA ALAMI ALKALOID DENGAN EKSTRAK KECUBUNG PASTI MANJUR DAN AMAN

FEKTIVITAS EKSTRAK DAUN KEMBANG BULAN

BAB I PENDAHULUAN. mudah ditembus oleh alat-alat pertanian dan hama atau penyakit tanaman

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

PROPOSAL PENELITIAN. PENGGUNAAN BUNGA MATAHARI MEKSIKO (Tithonia diversifolia) SEBAGAI PUPUK HIJAU PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L.

BAB I PENDAHULUAN. (OPT). Pestisida nabati bersifat mudah terurai (bio-degradable) di alam. dan ternak peliharaan karena residu mudah hilang.

PENERAPAN BIONUTRIEN KPD PADA TANAMAN SELADA KERITING (Lactuca sativa var. crispa)

I. PENDAHULUAN. Tanggamus merupakan salah satu daerah penghasil sayuran di Provinsi Lampung.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo,

PENGARUH TEPUNG DAUN CENGKEH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TOMAT ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nyawa makhluk hidup karena mempunyai beberapa kelebihan seperti hampir tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gayatri Anggi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. belajar biologi tidak hanya berasal dari buku saja, melainkan seperti proses

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat: Penelitian dilakukan di Green House Kebun Biologi, Fakultas. 2. Waktu: Bulan Desember Februari 2017.

I. PENDAHULUAN. kubis (Brassica Olearecea Var Capitata). Kubis memiliki kandungan gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. Vektor demam berdarah adalah Aedes aegypti dan Aedes Albopictus.

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan September November 2016.

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip ekologi telah diabaikan secara terus menerus dalam pertanian modern,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

(The effect of application Legundi leaves extract (Vitex trifolia) as Pest Controller Plutella xylostella on Mustrad Plant (Brassica juncea))

EFEK MINYAK ATSIRI DAUN CENGKEH (Syzygium aromaticum) TERHADAP MORTALITAS ULAT DAUN Spodoptera exigua PADA TANAMAN BAWANG MERAH

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan di Rumah Kasa Sentral Pengembangan

3. METODE DAN PELAKSANAAN

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan

BAB 1 PENDAHULUAN. petani dan dikonsumsi masyarakat karena sayuran tersebut dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kedelai dan industri pakan ternak. Rata rata kebutuhan kedelai setiap tahun sekitar ± 2,2 juta

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Teknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

BAB III METODE PENELITIAN. secara faktorial yang terdiri atas dua faktor dan tiga kali ulangan.

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI SAWI

UJI EKSTRAK DAUN PEPAYA

GELOMBANG BUNYI FREKUENSI HZ UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SAWI BAKSO (Brassica rapa var. parachinensis L.)

PENDAHULUAN. Di seluruh dunia, produksi kentang sebanding dengan produksi gandum,

I. PENDAHULUAN. dan mematikan bagi manusia, seperti demam berdarah (Aedes aegypti L.), malaria

I. PENDAHULUAN. Pepaya merupakan salah satu tanaman yang digemari oleh seluruh lapisan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAHAN DAN METODE. Kabupaten Karo, Desa Kuta Gadung dengan ketinggian tempat m diatas

tersebut mencapai miliaran rupiah setiap tahun (Setiawati et al., 2008).

UJI EFEKTIFITAS BEBERAPA MIKRO ORGANISME LOKAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.)

TINJAUAN PUSTAKA. memperlancar pencernaan. Hampir setiap orang gemar akan sawi karena rasanya

BAHAN DAN METODE. tempat ± 30 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Awal Juli sampai

UJI EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK CAIR PLUS HI-TECH 19 PADA TANAMAN SAWI HIJAU DI SULSEL

PENDAHULUAN Latar Belakang

EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

BAB III METODE PENELITIAN. Lengkap (RAL) yang terdiri atas kontrol positif dan lima perlakuan variasi

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

Created By Pesan bibit cabe kopay. Hub SEKILAS TENTANG CARA BERTANAM CABE KOPAY

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

KARYA ILMIAH TENTANG PENGARUH WAKTU PEMBERIAN PUPUK KANDANG PADA BUDIDAYA CAISIN (Brassica juncea L.) SECARA ORGANIK. Oleh : Ika Kartika Wati

M. Syarief, Aplikasi Pestisida Berdasarkan Monitoring Dan Penggunaan Kelambu Kasa Plastik Pada Budidaya Bawang Merah

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pestisida Nabati dan Aplikasinya. Oleh: YULFINA HAYATI

I. PENDAHULUAN. yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan. Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya.

Transkripsi:

EFEKTIFITAS PESTISIDA NABATI TERHADAP PENGENDALIAN ULAT GRAYAK (Spodoptera sp.) PADA TANAMAN SAWI (Brassica sinensis L.). Deden * Fakultas Pertanian Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon Email korespondensi : duw85@yahoo.co,id Abstrak Tanaman sawi (Brassica juncea L.) merupakan tanaman yang populer dan banyak ditanam di Indonesia. Dalam pembudidayaan tanaman sawi, salah satu kendala utama yang menjadi penghambat produksi baik secara kualitas maupun kuantitas, adalah adanya serangan organisme pengganggu tanaman. Pada umumnya, petani melakukan pengendalian dengan menggunakan pestisida sintetik (kimia) dengan asumsi bahwa pestisida sintetik lebih efektif untuk pengendalian organisme pengganggu tanaman. Penelitian dilaksanakan di Screen House Fakultas Pertanian Unswagati. Waktu penelitian Nopember 2015 - Maret 2016. Metode penelitian yang digunakan yaitu menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial. Perlakuan terdiri dari dua faktor yang diulang tiga kali. Faktor pertama, Pestisida Nabati yang terdiri atas 3 taraf (N) yaitu N1 = Daun Mimba, N2 = Daun Sirsak, N3 = daun Pepaya. Sedangkan faktor kedua, Konsentrasi Pestisida yang terdiri dari 4 taraf (K) yaitu K0 = 0 ml/liter, K1 = 5 ml/liter, K21 = 10 ml/liter, K3 = 15 ml/liter. Masingmasing perlakuan diulang tiga kali sehingga jumlah polybag dalam penelitian sebanyak 4 x 3 x 3 = 36 buah. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaurh interaksi antara Pestisida Nabati dengan konsentrasi Pestisida Nabati yang ditunjukan pada perlakuan Pestisida Daun Mimba dan Konsentrasi 15 ml/liter yang menghasilkan rata-rata dapat membunuh ulat hanya dengan waktu 1 hari setelah aplikasi (HSA). Kata kunci : Tanaman Sawi, Pestisida Nabati, Ulat Grayak. PENDAHULUAN Tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.) merupakan tanaman yang cukup populer dan banyak ditanam di Indonesia serta banyak digemari oleh para konsumen di berbagai lapisan masyarakat.hal tersebut membuka peluang yang besar untuk pasar jenis sayuran sawi.sawi tergolong sayuran yang dapat ditanam pada berbagai musim. Oleh karena itu, sayuran ini dapat ditanam sepanjang tahun baik pada musim hujan maupun musim kemarau dengan hasil yang relatif tidak jauh beda, yang penting air cukup tersedia (Eko Haryanto, 2003). Dalam pembudidayaan tanaman sawi, salah satu kendala utama yang menjadi penghambat produksi baik secara kualitas maupun kuantitas adalah adanya serangan organisme pengganggu tanaman, terutama hama ulat (Agus Kardinan, 2000). Pada umumnya, petani melakukan pengendalian dengan menggunakan pestisida sintetik (kimia) dengan asumsi bahwa pestisida sintetik lebih efektif untuk pengendalian organisme pengganggu tanaman. Padahal jika dikaji lebih dalam penggunaan pestisida kimia mempunyai dampak negatif bagi kehidupan baik tanaman, hewan, maupun manusia. Di Indonesia, residu pestisida yang 7

terkandung dalam produk hortikultura seperti wortel, kentang, sawi, bawang merah, tomat dan kubis di beberapa sentra roduksi sayuran telah dilaporkan memiliki residu yang melampaui batas maksimal 2 ppm (Tjahjadi & Gayatri, 1994). Selain itu juga, dalam kajian agribisnis penggunaan pestisida sintetik lebih secara ekonomis meningkatkan modal produksi pertanian yang dikeluarkan karena biasanya pestisida sintetik harganya lebih mahal. Mengacu pada hal tersebut maka salah satu solusi yang ditempuh adalah dengan penggunaan pestisida nabati yang sifatnya ramah terhadap lingkungan. Selain itu penggunaan pestisida nabati dinilai sangat ekonomis karena bahan yang digunakan dalam pembuatan pestisida nabati mudah diperoleh dan biaya yang dibutuhkan relatif murah, sehingga petani dapat menekan biaya produksi. Berdasarkan hal itu maka harus diusahakan untuk melakukan pengendalian terhadap organisme pengganggu tanaman pada tanaman sawi dengan penyemprotan menggunakan ekstrak-ekstrak tumbuhan (nabati) yang dapat mencegah bahkan mematikan ulat daun pada sawi. Senyawa produk alami merupakan salah satu alternatif bahan pengendali hama(rice, 1984). Senyawa ini mudah terurai di alam (biodegradable), sehingga tidak mencemari lingkungan, aman bagi manusia dan ternak.lebih dari 2.400 jenis tumbuhan yang termasuk dalam 235 famili mengandung bahan pestisida (Agus Kardinan, 2000). Berbagai ekstrak tumbuhan yang dapat dijadikan pestisida nabati untuk mengendalikan ulat daun diantaranya ekstrak biji mahkota dewa dan biji mimba, daun srikaya, daun papaya, daun mindi dan lain-lain. Berdasarkan hal tersebut di atas perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui Efektifitas Pestisida Nabati Terhadap Pengendalian Ulat Grayak (Spodoptera sp.) Pada Tanaman Sawi (Brassica sinensis L.). METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Screen House Fakultas Pertanian Unswagati. Terletak pada ketinggian 2 meter di atas permukaan laut (mdpl). Waktu penelitian bulan Nopember 2015 sampai dengan bulan Maret2016 (5 bulan). Bahan dan Alat Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sawi, daun pepaya, daun sirsak, dan mimba.pemupukan menggunakan pupuk Urea (N), pupuk SP36 (P), dan pupuk KCl (K). Sedangkan untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman menggunakan Inseksitida (sesuai perlakuan) dan Fungisida sesuai kebutuhan. Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah jaring-jaring kasa, cangkul, kored, sabit, tugal, meteran, penggaris, timbangan, papannama, bambu/ajir, hand sprayer, alat tulis dan alat perlengkapan laboratorium. Metode Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap dengan 12 macam perlakuan dan 3 kali ulangan. Adapun perlakuan yang diuji disajikan pada Tabel 1. Masing-masing perlakuan diulang tiga kali sehingga jumlah polybag dalam 8

penelitian sebanyak 4 x 3 x 3 = 36 polybag. Pelaksanaan Penelitian lapangan, meliputi kegiatan pembuatan pestisida nabati, pembuatan media tanam, budidaya (penyiapan bibit, penyemaian, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan). Tabel 1. Perlakuan yang Diuji Kode Pestisida Nabati (N) Konsentrasi (K) N1K0 Daun Mimba 0 ml/liter N1K1 Daun Mimba 5 ml/liter N1K2 Daun Mimba 10 ml/liter N1K3 Daun Mimba 15 ml/liter N2K0 Daun Sirsak 0 ml/liter N2K1 Daun Sirsak 5 ml/liter N2K2 Daun Sirsak 10 ml/liter N2K3 Daun Sirsak 15 ml/liter N3K0 Daun Pepaya 0 ml/liter N3K1 Daun Pepaya 5 ml/liter N3K2 Daun Pepaya 10 ml/liter N3K3 Daun Pepaya 15 ml/liter HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pengamatan Perubahan Warna Tubuh Ulat Perubahan warna tubuh ulat merupakan ciri bahwa ulat sakit akibat pengaruh pestisida nabati. Perlakuan Pestisda nabati (N) memberikan pengaruh secara mandiri terhadap perubahan warna tubuh pada Ulat Grayak sebagai tanda bahwa ulat sakit, Pestisida Nabati Daun Mimba (N1) secara mandiri memberikan pengamatan 2 Hari Setelah Aplikasi (HSA) dengan perubahan warna tubuh ulat mencapai 70 % dan pengamatan 3 dengan perubahan warna tubuh ulat mencapai 90 %, sedangkan pestisida nabati dengan konsentrasi (K3) 15 ml/liter berpengaruh mandiri terhadap perubahan warna tubuh pada ulat grayak pada pengamatan 1 HSA (55 %), 2 HSA (80%) dan 3 HSA (100%). Perlakuan Pestisda nabati (N) memberikan pengaruh secara mandiri terhadap perubahan warna tubuh pada Ulat Grayak sebagai tanda bahwa ulat sakit, Pestisida Nabati Daun Mimba (N1) secara mandiri memberikan pengamatan 2 Hari Setelah Aplikasi (HSA) dengan perubahan warna tubuh ulat mencapai 70 % dan pengamatan 3 dengan perubahan warna tubuh ulat mencapai 90 %, sedangkan pestisida nabati dengan konsentrasi (K3) 15 ml/liter berpengaruh mandiri terhadap perubahan warna tubuh pada ulat grayak pada pengamatan 1 HSA (55 %), 2 HSA (80%) dan 3 HSA (100%). 9

Tabel 2. Perubahan Warna Tubuh Ulat Grayak (Spodoptera sp.) Pada Tanaman Sawi (Brassica sinensis L.) Pengamatan 1, 2 dan 3 Hari Setelah Aplikasi (HSA) (%) Perlakuan Pestisida Nabati (N) Rata-rata perubahan warna (%) 1 HSA 2 HSA 3 HSA N1 = Daun Mimba 5 a 70 b 90 b N2 = Daun Sirsak 0 a 45 a 70 a N3 = Daun Pepaya 0 a 50 a 80 a Konsentrasi (K) K0 = 0 ml/liter 0 a 0 a 0 a K1 = 5 ml/liter 10 a 20 a 35 a K2 = 10 ml/liter 20 a 50 a 70 b K3 = 15 ml/liter 55 b 80 b 100 c Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%, 2. Pengamatan Waktu Kematian Ulat Hasil pengamatan menunjukan adanya pengaruh interaksi antara Pestisida Nabati dengan konsentrasi Pestisida Nabati dalam waktu mematikan kematian ulat pada tanaman sawi. Perlakuan Pestisida Daun Mimba dan Konsentrasi 15 ml/liter, keduanya berpengaruh terhadap rata-rata waktu kematian ulat, yaitu hanya dalam ratarata waktu 1 hari setelah aplikasi (HSA) interakasi keduanya dapat mematikan ulat grayak yang ada pada tanaman sawi. Tabel 2. Laju Kematian Ulat Grayak (Spodoptera sp.) Pada Tanaman Sawi (Brassica sinensis L.) Pengamatan 1 s.d 7 Hari Setelah Aplikasi (HSA) (Hari) Perlakuan K 0 K 1 K 2 K 3 N 1 N 2 Tidak mati a 4 a 3 c 1 b A A A B Tidak mati a 5 a 3 c 2 b A A C A N 3 Tidak mati a 7 A 4 c 2 b A A B A Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti huruf kecil yang sama pada kolom dan huruf besar yang sama pada baris berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%. Pengendalian ulat grayak pada tanaman sawi sangat penting karena komponen hasil yang dipanen dari tanaman sawi adalah bagian vegetasi, sehingga vegtasi tersebut harus terlihat sehat, segar dan baik sebagai salah satu penentu harga pasar nantinya. Tanaman sawi yang bebas gangguan OPT khusunya ulat grayak akan lebih sehat dan tumbuh optimal, sehingga dapat meningkatkan hasil produksi vegetasi tanaman sawi yang merupakan bagian yang terpenting untuk dipanen. 10

KESIMPULAN KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian Kajian Tingkat Efektifitas Pestisida Dari Berbagai Ekstrak Bahan Nabati Terhadap Pengendalian Ulat Grayak (Spodoptera sp.) Pada Tanaman Sawi (Brassica sinensis L.), dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat interaksi yang nyata antara Pestisida Nabati dengan Konsentrasi Pestisida yang ditunjukan pada perlakuan N1 (Pestisi Daun Mimba) dan K3 (Konsentrasi 15 ml/liter), dengan menghasilkan rata-rata dapat membunuh ulat dengan waktu 1 hari setelah aplikasi (HSA). 2. Terdapat efek mandiri Pestisida nabati berbahan daun Mimba (N1) secara mandiri memberikan pengamatan 2 hari setelah aplikasi (HAS) dengan perubahan warna tubuh ulat mencapai 70 % dan pengamatan 3 dengan perubahan warna tubuh ulat mencapai 90 %. 3. Konsentrasi Pestisida dengan konsentrasi (K3) 15 ml/liter berpengaruh mandiri terhadap perubahan warna tubuh pada ulat grayak pada pengamatan 1 HAS (55 %), 2 HAS (80%) dan 3 HAS (100%). SARAN Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis dapat menyarankan sebagai berikut : 1. Untuk memberantas ulat grayak secara alami dengan menggunakan pestisida nabari, disarankan menggunakan pestisida nabati berbahan daun mimba dengan kosentrasi 15 ml/liter air. 2. Untuk mendapatkan rekomendasi yang lebih tepat perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terutama untuk beberapa daerah dan jenis ulat yang berbeda DAFTAR PUSTAKA Haryanto, E. 2003. Sawi dan Selada. Jakarta: Penebar Swadaya. Kardinan, A. 2000. Pestisida Nabati, Ramuan dan Aplikasinya. Penebar Swadaya. Jakarta. Tjahjadi,dan Gayatri. 1994. Ingatlah Bahaya Pestisida: Bunga Rampai Residu Pestisida dan Alternatifnya. PAN Indonesia. Jakarta. Toto Warsa dan Cucu, S.A., 1982. Teknik Perancangan Percobaan (Rancangan dan Analisis). Fakultas Pertanian UNPAD, Bandung. 11