BAB I PENDAHULUAN. dan stabilitas nasional ke arah peningkatan taraf hidup rakyat. (UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI PENUTUP. mengimplementasikan semua indikator yang disebutkan dalam maqa>s}id alshari> ah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan merupakan lembaga keuangan kepercayaan masyarakat yang memegang

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK MUAMALAT INDONESIA PERIODE TAHUN (Dengan Pendekatan PBI No.9/1/PBI/2007)

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari lembaga keuangan. Lembaga keuangan adalah setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah adalah bagian dari entitas syariah yang berfungsi

ANALISIS KINERJA PERBANKAN SYARIAH (Implementasi Maqa>s}id al-syari> ah Index di PT BPRS Jabal Nur)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan dirinya dengan baik dibandingkan bank yang mempunyai

1. PENDAHULUAN. dimana kegiatan utamanya adalah menerima simpanan giro, tabungan, dan

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman pada dunia perbankan dan inilah yang terjadi pada perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. indikator utama bank syariah, yakni dana pihak ketiga (DPK), total aset dan total

BAB I PENDAHULUAN. keuangan atau Financial Intermediatary antar dua pihak, yaitu pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediaries)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat muslim di Indonesia khususnya riba. Bank syariah seperti halnya bank

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar jalannya pembangunan suatu bangsa. Indonesia, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kemajuan yang pesat. Hal ini juga menunjukkan bahwa perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transaksi; pelaksanaan aktivitas bisnis atas dasar kesetaraan (equality), keadilan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh fungsi utama bank sebagai lembaga yang dapat. pembangunan nasional mengakibatkan perlu adanya pembinaan dan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dalam lalu lintas pembayaran, sehingga kinerja bank merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Triandaru dan Totok Budi Santoso, 2009). Perkembangan Perbankan Syariah Indonesia (LPPSI) Bank Indonesia tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk penyimpanan dana, pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain memiliki peran penting dalam proses perekonomian, bank juga

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan inti dari sistem keuangan setiap negara. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. secara garis besar lebih cenderung mengacu pada hal-hal yang bertentangan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. terhadap bunga (riba), baik nominal sederhana, bunga berbunga, berbunga. investasi, termasuk di pasar modal dan asuransi.

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam berbagai aktivitas jasa keuangan yang dilaksanakan oleh lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Joseph Sinkey, bahwa yang dimaksud bank adalah departement

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhinya, baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah sebagai salah satu bagian dari industri perbankan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMELS PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Ulama Indonesia yang didukung oleh para pengusaha muslim dan cendekiawan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Bank yang melakukan usaha secara konvensional.

BAB I PEDAHULUAN. sistem perekonomian. Bank umum syariah maupun bank konvensional memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. lintas pembayaran. Dalam Undang-Undang Perbankan Syariah Indonesia No. 21

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Bank berperan sebagai perantara keuangan (financial

BAB I PENDAHULUAN. bidang keuangan, bertugas menghimpun dana (Funding) dari masyarakat, menyalurkan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( financial. intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana ( surplus

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BANK SYARIAH MEGA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. keuangan tersebut yang nampaknya paling besar peranannya dalam. pembayaran bagi semua sektor perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan fasilitas pelayanan dalam lalu lintas pembayaran. Bank juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Lembaga Keuangan atau yang lebih khusus lagi disebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perekonomian yakni perbankan yang berperan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah, dalam undang-undang tersebut disebutkan bahwa bank syariah wajib

BAB I PENDAHULUAN. membuat banyak orang berlomba-lomba dalam mencari keuntungan dari jalan

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi, yang bertugas menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang signifikan dual system antara sistem konvensional dan sistem

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang begitu cepat. Hal

ANALISIS KINERJA BANK SYARIAH DI INDONESIA (Studi Empiris Bank Umum Syariah)

BAB I PENDAHULUAN. utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting di dalam perekonomian suatu negara sebagai lembaga

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami. perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat/unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana (Surplus Unit)

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia perkembangan bank berbasis prinsip syariah kini sedang

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting, terutama dalam menyediakan sumber dana bagi dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ukur kemajuan negara yang bersangkutan. Oleh karena itu bank dapat. berupa Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, maupun Badan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB I PENDAHULUAN. dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang optimal, keadilan sosial ekonomi,

BAB 1 PENDAHULUAN. antara perusahaan perusahaan yang ada di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan pada semester kedua tahun 2008 yang bermula dari

I. PENDAHULUAN. Perjalanan ekonomi Indonesia telah berlangsung hampir sepuluh tahun

BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan dampak yang luas terhadap sendi- sendi perekonomin dunia

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN (pakjun 1983) dan paket kebijakan oktober 1988 (pakto 1988). Deregulasi

BAB I PENDAHULUAN. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dimulainya industri perbankan syariah di Indonesia. Namun hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia mulai mengalami goncangan saat terjadinya krisis

BABl PENDAHULUAN. Industri perbankan memiliki peranan yang sangat penting dalam. pembangunan nasional, salah satunya sebagai pengatur urat nadi

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan usaha. Agar dapat terus

BAB I PENDAHULUAN. Resesi ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat telah menyebabkan kasus

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh besar dalam roda perekonomian masyarakat. Dimana bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. deregulasi di bidang keuangan dan moneter pada tahun Deregulasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kurangnya inisiatif perbankan. Perkembangan bank yang makin pesat

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi islam telah dikembangkan di berbagai university, baik di negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi perbankan syariah, memicu tumbuhnya bank-bank syariah di

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan merupakan salah satu lembaga yang mempunyai peran strategis dalam menyelaraskan, menyerasikan, dan menyeimbangkan berbagai unsur pembangunan. Peran yang strategis tersebut terutama disebabkan oleh fungsi perbankan sebagai lembaga yang dapat menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien, yang mendukung pelaksanaan pembangunan dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan taraf hidup rakyat. Di Indonesia terdapat dua jenis perbankan, yaitu perbankan yang melakukan usaha secara konvensional dan perbankan yang melakukan usaha secara syariah yang disebut dengan perbankan syariah. Perbankan syariah menurut jenisnya terdiri dari Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Perkembangan perbankan syariah di Indonesia semakin meningkat sejak krisis ekonomi melanda Indonesia pada tahun 1998. Ketika bank konvensional banyak mengalami negative spread (tingkat suku bunga pinjaman lebih rendah daripada suku bunga tabungan) dalam bisnisnya, sementara perbankan syariah mampu bertahan menghadapi krisis ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa perbankan syariah memiliki keunggulan, sehingga mampu bertahan menghadapi keadaan yang sangat sulit bagi dunia perbankan. 1 1 Arif Pujiyono, Posisi dan Prospek Bank Syariah dalam Dunia Usaha Perbankan, Jurnal Dinamika Pembangunan, Vol. 1 No 1, (Juli 2004), 52.

2 Pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia juga terbukti secara nyata melalui banyaknya bermunculan institusi keuangan syariah di Indonesia. Berdasarkan data statistik terbaru yang dipublikasikan oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan) pada Juni 2015 (Tabel 1.1), Indonesia memiliki 12 Bank Umum Syariah (BUS), 22 Unit Usaha Syariah (UUS), dan 161 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Tabel 1.1 Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia Per Juni 2015 2 Indikator 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Juni 2015 BUS 6 11 11 11 11 12 12 UUS 25 23 24 24 23 22 22 BPRS 138 150 155 158 163 163 161 Peningkatan jumlah perbankan syariah memberikan bukti bahwa perbankan syariah mendapat apresiasi positif dari masyarakat Indonesia. Perkembangan tersebut juga memberikan arti bahwa perbankan syariah telah bertransformasi dari memperkenalkan alternatif praktik perbankan syariah menjadi pemain utama dalam perbankan nasional. Namun, perkembangan yang pesat tersebut menyebabkan persaingan di industri perbankan semakin ketat. Persaingan itu tidak hanya terjadi antara perbankan konvensional dengan perbankan syariah, namun juga merambah antarinstansi perbankan syariah sebagai intitusi yang memiliki keistimewaan dan market share tersendiri. Keadaan itu tentu menuntut perbankan syariah untuk ekstra keras dalam meningkatkan kinerjanya. Kinerja perbankan syariah ini dapat diketahui dari penilaian kinerja perbankan yang dilakukan secara berkala. 2 Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Perbankan Syariah Juni 2015 (Jakarta: OJK, 2015), 1.

3 Penilaian kinerja perbankan merupakan sebuah metode yang mengukur pencapaian suatu perbankan berdasarkan target yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini penting dilakukan untuk mengontrol dan meningkatkan kinerja perbankan selama tahun berjalan. Demikian halnya dengan perbankan syariah. Sebagai suatu perusahaan yang bergerak di bidang jasa keuangan, penting bagi perbankan syariah untuk melakukan pengukuran kinerja sebagai tolok ukur perusahaan di masa sekarang dan mendatang. Pengukuran ini penting dilakukan karena dapat menganalisis dan mengetahui sejauh mana pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian visi perbankan telah dilakukan. 3 Pengukuran kinerja perbankan syariah selama ini masih menggunakan cara-cara pengukuran konvensional yang sebagian besar berfokus pada perhitungan rasio keuangan seperti CAMELS (Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity, Sensivity of Market Risk) dan EVA (Economic Value Added). Pengukuran kinerja perbankan syariah masih didasarkan pada prestasi yang dicapai dalam aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan dana, dan penyaluran dana. Pengukuran kinerja keuangan memang sangat penting dilakukan. Industri perbankan merupakan industri yang mengandalkan kepercayaan, semakin baik kinerja keuangan sebuah bank maka bank tersebut akan memperoleh kepercayaan yang lebih tinggi. Namun, pengukuran kinerja perbankan yang hanya berfokus pada rasio keuangan mempunyai banyak kelemahan. Pertama, penggunaan kinerja keuangan sebagai satu-satunya faktor penentu kinerja perbankan dapat menyebabkan manajer hanya berfokus mengambil tindakan jangka pendek dan mengesampingkan rencana jangka 3 Shahul Hameed, et.al., Alternative Disclosure & Performance Measures for Islamic Banks (Malaysia: IIUM, 2004), 1.

4 panjang. Ke dua, pengabaian aspek pengukuran nonfinansial dan aset tak berwujud (intangible assets) baik dari segi internal maupun eksternal akan menyebabkan kekeliruan pandangan manajer perbankan di saat sekarang bahkan juga di masa mendatang. Ke tiga, kinerja yang hanya berbasis keuangan kurang mampu dalam mengarahkan perbankan menuju tujuan perusahaan. 4 Perbankan syariah pada dasarnya merupakan sebuah entitas bisnis dan sekaligus merupakan sebuah fasilitas untuk mencapai tujuan syariah (maqa>s}id al-shari> ah). Dengan demikian, perbankan syariah yang berbeda dengan perbankan konvensional baik dari sisi teori maupun praktik, membutuhkan perubahan paradigma dalam pengukuran kinerja. Perbankan syariah sebaiknya tidak hanya menggunakan cara-cara pengukuran konvensional yang mengukur kinerja yang berkaitan dengan kemampuan menghasilkan profit (kinerja keuangan). Di saat yang sama, perbankan syariah juga sebaiknya menggunakan pengukuran berbasis syariah untuk mengevaluasi pencapaian maqa>s}id alshari> ah. 5 Maqa>s}id al-shari> ah merupakan peraturan yang terdiri dari petunjuk dan larangan yang diberikan Allah kepada umat manusia. Maqa>s}id al-shari> ah juga dapat didefinisikan sebagai kumpulan etika yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Ruang lingkup maqa>s}id al-shari> ah mencakup semua aspek kehidupan yang terkait dengan sosial, personal, ekonomi, dan 4 Muhammad Syafii Antonio, Yulizar D. Sanrego, dan Muhammad Taufiq, An Analysis of Islamic Banking Performance: Maqashid Index Implementation in Indonesia and Jordania, Journal of Islamic Finance, Vol. 1, No. 1 (2012), 12. 5 Siti Manisah Ngalim dan Abdul Ghafar Ismail, An Islamic Vision Development Based Indicators in Analysing the Islamic Banks Performance: Evidence from Malaysia, Indonesia, and Selected GCC Countries, IRTI Working Paper, No. 02 (2014), 12.

5 intelektual. 6 Perbankan syariah sebagai salah satu sendi perekonomian negara pun seharusnya tidak terlepas dari nilai-nilai maqa>s}id al-shari> ah. Penggunaan konsep maqa>s}id al-shari> ah dalam konteks kinerja perbankan syariah dinilai penting karena dengan demikian perbankan syariah dapat diukur dari sisi mana perbankan syariah menjalani nilai-nilai syariah dan sejauh mana tujuan-tujuan syariah dilaksanakan dengan baik. Selama ini, sebagian besar perbankan syariah hanya menggunakan rasio-rasio keuangan konvensional sehingga tidak memberikan evaluasi pada semua dimensi yang dimiliki oleh perbankan syariah. Untuk mengevaluasi pencapaian maqa>s}id al-shari> ah di perbankan syariah, Mustafa Omar Mohammed (2008) dari Malaysia telah merumuskan suatu metode pengukuran yang berguna bagi penilaian kinerja perbankan syariah yang sesuai dengan tujuan berdasarkan prinsip-prinsip maqa>s}id alshari> ah. Penelitian tersebut bertujuan agar ada sebuah metode pengukuran bagi perbankan syariah yang sesuai dengan tujuan bank syariah. Penelitian tersebut menghasilkan sebuah metode pengukuran kinerja perbankan syariah dengan menggunakan sepuluh rasio yang disebut maqa>s}id al-shari> ah index. Metode ini kemudian digunakan untuk mengukur kinerja enam perbankan syariah yang diambil sebagai sampel, yaitu Bank Muamalat Malaysia, Islami Bank Bangladesh, Bank Syariah Mandiri (Indonesia), Bahrain Islamic Bank, Islamic International Arab Bank (Jordan), dan Sudanese Islamic Bank (Sudan). Di Indonesia, upaya untuk mengembangkan maqa>s}id al-shari> ah index sebagai sebuah alat ukur kinerja perbankan syariah dilakukan oleh Muhammad 6 M. Houssem, Shari a-based Ethical Performance Measurement Framework (Universite Paris, Chair for Ethics and Financial Norms, 2012), 2.

6 Syafii Antonio (2012) serta Thuba Jazil (2013). Mereka menggunakan pendekatan maqa>s}id al-shari> ah index sebagaimana yang dikembangkan oleh Mustafa. Perbedaan penelitian keduanya hanya terletak pada objek penelitian. Antonio membandingkan kinerja perbankan syariah di Indonesia dan Jordania. Sedangkan Thuba Jazil membandingkan kinerja perbankan syariah di Indonesia dan Malaysia. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa maqa>s}id al-shari> ah index bisa menjadi alternatif penting yang dapat mengukur seberapa baik kinerja perbankan syariah dan hasilnya dapat diimplementasikan dalam bentuk strategi komprehensif. Dengan menggunakan maqa>s}id alshari> ah index, kinerja perbankan akan lebih terukur dengan benar karena tidak hanya aspek keuangan yang diperhatikan, tetapi juga mencakup kinerja perbankan yang terkait dengan aspek lingkungan dan sosial. Maqa>s}id al-shari> ah index dikembangkan berdasarkan tiga faktor utama yaitu pendidikan individu, penegakan keadilan, dan pencapaian kesejahteraan. Ketiga faktor tersebut sesuai dengan tujuan umum maqa>s}id al-shari> ah, yaitu mencapai kesejahteraan dan menghindari keburukan. Penilaian kinerja menggunakan maqa>s}id al-shari> ah index bersifat universal, yang seharusnya menjadi tujuan dan dasar operasional setiap entitas bisnis, termasuk perbankan syariah. Terlebih, pengukuran dengan metode maqa>s}id al-shari> ah index dinilai lebih komprehensif dan selaras dengan teori maqa>s}id al-shari> ah. Sayangnya, penelitian tentang maqa>s}id al-shari> ah index yang selama ini dilakukan masih dalam batas tataran konsep dan hanya diujicobakan untuk menilai kinerja Bank Umum Syariah. Maqa>s}id al-shari> ah index belum pernah diimplementasikan untuk menilai kinerja Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

7 Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) memang keduanya merupakan lembaga keuangan syariah jenis perbankan, namun keduanya memiliki fokus yang berbeda. BPRS lebih berfokus untuk melayani usaha mikro dan kecil. BPRS sangat potensial untuk membantu membangun pertumbuhan masyarakat, umumnya di kalangan masyarakat ekonomi menengah melalui konsumsi maupun investasi. Produk-produk yang ditawarkan BPRS juga dapat diterima dengan lebih mudah, lebih cepat, dan dengan biaya serta bagi hasil yang terjangkau oleh masyarakat menengah ke bawah. Keunggulan inilah yang dimiliki oleh BPRS, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang implementasi maqa>s}id al-shari> ah index di BPRS. BPRS yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah PT BPRS Jabal Nur. PT BPRS Jabal Nur merupakan salah satu dari dua BPRS yang beroperasi di Surabaya yang rutin memberikan Laporan Keuangan Publikasi Bank ke Bank Indonesia. PT BPRS Jabal Nur yang berdiri sejak 26 Oktober 2007 kini memiliki total asset lebih dari Rp 10 milyar dan lebih dari seribu nasabah aktif. Selain itu, PT BPRS Jabal Nur juga sangat terbuka untuk penelitian. Selama ini PT BPRS Jabal Nur juga tidak pernah menggunakan elemen berbasis syariah untuk mengevaluasi kinerjanya. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Kinerja Perbankan Syariah (Implementasi Maqa>s}id al-shari> ah Index di PT BPRS Jabal Nur).

8 B. Identifikasi dan Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat teridentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Perkembangan perbankan yang pesat menyebabkan persaingan di industri perbankan semakin ketat. Persaingan itu tidak hanya terjadi antara perbankan konvensional dengan perbankan syariah, namun juga merambah antarinstansi perbankan syariah. 2. Pengukuran kinerja perbankan syariah pada praktiknya masih menggunakan pengukuran kinerja berbasis konvensional yang berfokus pada kinerja keuangan, yang tidak memberikan evaluasi pada semua dimensi yang dimiliki perbankan syariah. Perbankan syariah seharusnya menerapkan model pengukuran kinerja berbasis syariah yang mencakup kinerja keuangan sekaligus kinerja dalam mencapai tujuan syariah (maqa>s}id alshari> ah). 3. Terdapat model pengukuran kinerja berbasis syariah yang telah diajukan oleh peneliti sebelumnya, yaitu metode maqa>s}id al-shari> ah index. Namun sejauh ini pengukuran kinerja dengan metode maqa>s}id al-shari> ah index tersebut dilakukan hanya sebatas tataran konsep dan hanya diujicobakan untuk menilai kinerja Bank Umum Syariah. 4. Implementasi maqa>s}id al-shari> ah index untuk mengukur kinerja Bank Pembiayaan Rakyat Syariah belum pernah dilakukan. 5. PT BPRS Jabal Nur belum pernah mengevaluasi kinerjanya dengan menggunakan model pengukuran kinerja berbasis syariah seperti metode maqa>s}id al-shari> ah index.

9 Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengukuran kinerja perbankan syariah dilakukan dengan menerapkan pengukuran kinerja berbasis syariah, yaitu maqa>s}id al-shari> ah index. 2. Implementasi pengukuran kinerja perbankan syariah berdasarkan maqa>s}id al-shari> ah index dilakukan di PT BPRS Jabal Nur selama periode 2010-2014. C. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana implementasi maqa>s}id al-shari> ah index untuk mengukur kinerja PT BPRS Jabal Nur? 2. Bagaimana kinerja PT BPRS Jabal Nur berdasarkan maqa>s}id al-shari> ah index? D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menganalisis implementasi maqa>s}id al-shari> ah index untuk mengukur kinerja PT BPRS Jabal Nur. 2. Menganalisis kinerja PT BPRS Jabal Nur berdasarkan maqa>s}id al-shari> ah index.

10 E. Kegunaan Penelitian 1. Bagi nasabah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi tambahan kepada nasabah lama atau calon nasabah mengenai kinerja PT BPRS Jabal Nur melalui pendekatan maqa>s}id al-shari> ah index. 2. Bagi manajer perbankan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan perbaikan di dalam peningkatan kualitas perbankan syariah. 3. Bagi perbankan syariah di Indonesia, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan bahan evaluasi rujukan dalam pelaksanaan maqa>s}id al-shari> ah. 4. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi kegiatan penelitian lain tentang pengukuran kinerja perbankan syariah serta memberi sumbangan referensi bagi pengembangan ilmu manajemen perbankan syariah. 5. Bagi pembaca (umum), penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi tentang perbankan syariah dan pengukuran kinerja yang juga berbasis syariah (yaitu berdasarkan maqa>s}id al-shari> ah index). 6. Bagi peneliti, penelitian ini memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan penulis tentang kinerja perbankan syariah jika diukur dengan maqa>s}id al-shari> ah index.

11 F. Sistematika Pembahasan Untuk mempermudah pemahaman mengenai penelitian ini, peneliti membagi ke dalam enam bab yang saling berhubungan dan berurutan secara sistematis. Bab pertama: menguraikan latar belakang permasalahan yang menjadi pijakan peneliti untuk melakukan penelitian, dilanjutkan dengan identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab ke dua: menguraikan teori tentang perbankan syariah, pengukuran kinerja perusahaan, konsep dasar maqa>s}id al-shari> ah, konsep dasar maqa>s}id al-shari> ah index, serta penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Bab ke tiga: menguraikan metode pengukuran kinerja perbankan berdasarkan maqa>s}id al-shari> ah index. Bab ke empat: menguraikan data dan mendeskripsikan hasil penelitian di PT BPRS Jabal Nur. Bab ke lima: membahas dan menganalisis implementasi maqa>s}id alshari> ah index di PT BPRS Jabal Nur serta menganalisis kinerja PT BPRS Jabal Nur berdasarkan maqa>s}id al-shari> ah index. Bab ke enam: berisi kesimpulan, rekomendasi, dan keterbatasan penelitian.