BAB I PENDAHULUAN BE-506B. To Filtration. Gambar 1.1 Proses pemanasan umpan CTA dengan menggunakan 9 buah heat exchanger

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN HEAT EXCHANGER BE-505 SEBAGAI FEED PREHEATER dari REAKTOR HIDROGENASI pada UNIT PURIFIKASI di PT AMOCO MITSUI PTA INDONESIA

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE CES

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan meningkatnya

BAB III SPESIFIKASI ALAT

TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan efisiensi boiler. Rotary Air Preheater, lazim digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mendirikan beberapa pembangkit listrik, terutama pembangkit listrik dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES

P 3 SKRIPSI (ME ) Bima Dewantara

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE BES

ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PERPINDAHAN PANAS DAN TAHANAN TERMAL TERHADAP RANCANGAN TERMAL ALAT PENUKAR KALOR SHELL & TUBE

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Maleic Anhydride dari Butana Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

II. DESKRIPSI PROSES

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

PERHITUNGAN NERACA PANAS

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE BEU

Perancangan Termal Heat Recovery Steam Generator Sistem Tekanan Dua Tingkat Dengan Variasi Beban Gas Turbin

ANALISA PERFORMANCE HEAT EXCHANGER

BAB II TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES. Alat-alat di pabrik ini meliputi reactive distillation, menara distilasi,

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB I PENDAHULUAN. modern ini, Indonesia sudah banyak mengembangkan kegiatan pendirian unit -

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES. Alat-alat di pabrik ini meliputi reactive distillation, menara distilasi,

Prarancangan Pabrik Asam Tereftalat dari Paraxylene dan Udara Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkan oleh proses reaksi dalam pabrik asam sulfat tersebut digunakan Heat Exchanger

BAB I. A. Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN PROSES

Teknologi Desalinasi Menggunakan Multi Stage Flash Distillation (MSF)

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Metanol dan Asam Salisilat Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT. Kode T-01 T-02 T-03

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES

I. PENDAHULUAN. Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilakukan setelah di setujui sejak tanggal pengesahan

BAB I PENGANTAR A. LATAR BELAKANG Seiring dengan berkembangnya kebutuhan manusia, perkembangan industri-industri di Indonesia juga meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil

ANALISIS EFISIENSI EFEKTIF HIGH PRESSURE HEATER (HPH) TIPE VERTIKAL U SHAPE DI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP AMURANG UNIT 1

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Cara Kerja Pompa Sentrifugal Komponen Komponen Pompa Sentrifugal Klasifikasi Pompa Sentrifugal Boiler...

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PRAPERANCANGAN PABRIK KIMIA PRAPERANCANGAN PABRIK ETILEN GLIKOL DENGAN KAPASITAS TON/TAHUN. Oleh :

Prarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Lembar Pengesahan... ii. Kata Pengantar... iv. Daftar Isi... v. Daftar Tabel... ix. Daftar Gambar...

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE AES

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS DIPONEGORO ANALISA PERFORMA HIGH PRESSURE HEATER 1 PADA UNIT 1 PLTU 3 JAWA TIMUR TANJUNG AWAR-AWAR TUBAN TUGAS AKHIR

PRA-RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN MINYAK MAKAN MERAH DARI CRUDE PALM OIL (CPO) DENGAN KAPASITAS TON / TAHUN

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS MATA KULIAH PRA PERANCANGAN PABRIK KIMIA

31 4. Menghitung perkiraan perpindahan panas, U f : a) Koefisien konveksi di dalam tube, hi b) Koefisien konveksi di sisi shell, ho c) Koefisien perpi

PABRIK PUPUK UREA DARI NH 3 DAN CO 2 DENGAN PROSES ACES

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

IV. NERACA MASSA DAN NERACA ENERGI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS TON/TAHUN

Bab III CUT Pilot Plant

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS TON PER TAHUN

UNIVERSITAS DIPONEGORO PERHITUNGAN KINERJA PERPINDAHAN PANAS LOW PRESSURE HEATER 5 DAN 6 UNIT 1 PADA BEBAN 350 MWPLTU 3 JAWA TIMUR TANJUNG AWAR-AWAR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pupuk urea adalah pupuk buatan senyawa kimia organik dari CO(NH 2 ) 2,

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. pendinginan untuk mendinginkan mesin-mesin pada sistem. Proses pendinginan

PROSES PRODUKSI ASAM SULFAT

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PRA PERANCANGAN PABRIK KIMIA

Teknologi Minyak dan Gas Bumi. Di susun oleh : Nama : Rostati Sumarto( ) Wulan Kelas : A Judul : Sour water stripper

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. listrik adalah salah stu kebutuhan pokok yang sangat penting

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA

ANALISA PERFORMANSI COOLER LUBE OIL DENGAN KAPASITAS 300 TON/JAM PADA UNIT 2 DI PLTU LABUHAN ANGIN LAPORAN TUGAS AKHIR

Evaluasi Kinerja Unit Sekunder pada Kilang Minyak dengan Integrasi Panas

Analisa Pengaruh Laju Alir Fluida terhadap Laju Perpindahan Kalor pada Alat Penukar Panas Tipe Shell dan Tube

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara

III.METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Pabrik Kopi Tulen Lampung Barat untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Polyethylene terephthalate dibuat melalui dua tahapan proses, yaitu proses esterifikasi

LAPORAN KERJA PRAKTEK 1 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Analisa Heat Balance Thermal Oxidizer dengan Waste Heat Recovery Unit

Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS PENGARUH KECEPATAN FLUIDA PANAS ALIRAN BERLAWANAN TERHADAP EFEKTIVITAS HEAT EXCHANGER TIPE SHELL AND TUBE SKRIPSI

EFEKTIVITAS PENUKAR KALOR TIPE WL 110 MODEL CONSENTRIS TUBE MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

TUGAS PERANCANGAN PABRIK METHANOL DARI GAS ALAM DENGAN PROSES LURGI KAPASITAS TON PER TAHUN

PRARANCANGAN PABRIK FORMALDEHID PROSES FORMOX KAPASITAS TON / TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN PROSES

MENENTUKAN LAJU ALIR BAHAN BAKAR GAS, AIR DAN UDARA YANG OPTIMAL PADA STEAM GENERATOR

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingkat kehidupan dan perkembangan teknologi, kebutuhan

Diagram Fasa Zat Murni. Pertemuan ke-1

BAB V ANALISIS BAB V ANALISIS. 5.1 Analisis History

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

PRARANCANGAN PABRIK AMMONIUM NITRAT PROSES STENGEL KAPASITAS TON / TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. PLTU 3 Jawa Timur Tanjung Awar-Awar Tuban menggunakan heat. exchanger tipe Plate Heat Exchanger (PHE).

PENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER

ANALISA HEAT EXCHANGER JENIS SHEEL AND TUBE DENGAN SISTEM SINGLE PASS

DIMETIL TEREFTALAT DARI ASAM TEREFTALAT DAN METANOL DENGAN KAPASITAS PRODUKSI TON/TAHUN ANDHY JULIANTO W

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pembuatan PTA (Purified Terepthalic Acid) di PT Amoco Mitsui PTA Indonesia terdiri dari dua unit, yaitu unit oksidasi dan unit purifikasi. Pada unit oksidasi dihasilkan produk yang masih mengandung banyak pengotor sehingga disebut dengan CTA (Crude Terepthalic Acid). CTA yang dihasilkan di unit oksidasi kemudian dimurnikan di unit purifikasi dengan melalui reaksi hidrogenasi. Sebelum umpan CTA masuk ke dalam reaktor hidrogenasi, terlebih dahulu dilakukan pemanasan secara bertahap dengan menggunakan 9 buah heat exchanger yang disusun seri sesuai pada Gambar 1.1. Rangkaian heat exchanger terdiri dari 7 buah preheater (BE-501 sampai BE-505A/B) dan 2 buah heater (BE-506A/B). Pemanasan umpan bertujuan untuk melarutkan asam tereftalat sebelum masuk reaktor hidrogenasi dan energy recovery dari crystalizer. Hot Oil Feed H 2 BE-501 BE-502 BE-503 BE-504A BE-504B BE-505A BE-505B BE-506A BE-506B Hot Oil Return Reaktor Hidrogenasi To Filtration BD-605 BD-604 BD-603 BD-602 BD-601 Gambar 1.1 Proses pemanasan umpan CTA dengan menggunakan 9 buah heat exchanger Heat exchanger yang digunakan adalah tipe shell and tube. Fluida pemanas yang digunakan adalah steam yang dihasilkan dari proses kristalisasi pada crystallizer BD-601 sampai BD-605. Di dalam crystallizer terjadi penurunan 1

2 tekanan sehingga terjadi water flashing. Steam panas yang dilepaskan akan dikeluarkan melalui vent crystallizer. Steam panas inilah yang digunakan sebagai media pemanas pada heat exchanger BE-501 s/d BE-505A/B. Penggunaan steam dari hasil kristalisasi ini adalah salah satu bentuk energy recovery yang dilakukan dalam proses. Penggunaan 7 tahap pemanasan dalam preheater tidak mampu menaikkan temperatur feed reaktor hidrogenasi sampai temperatur 288 sehingga feed dipanaskan kembali dalam 2 buah feed heater. Pemanasan dalam feed heater ini bertujuan untuk memanaskan feed sampai mencapai temperatur yang diinginkan dan memastikan Crude Terepthalic Acid (CTA) larut dalam air. Pada feed heater BE-506A dan BE-506B digunakan hot oil sebagai media pemanas dengan temperatur masuk hot oil sebesar 315. Pada bulan Februari 2012, feed preheater tahap ke-7 (BE-505B) mengalami kebocoran di bagian expansion joint. Untuk mengatasi masalah yang terjadi akibat kebocoran tersebut, perlu dicari jalan keluar yang sesuai dan dapat diaplikasikan tanpa menimbulkan kerugian yang lebih besar terhadap bisnis perusahaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian terhadap pilihan-pilihan proses yang mungkin dapat diaplikasikan untuk menentukan jalan keluar terbaik dalam mengatasi masalah tersebut. 1.2 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan pilihan terbaik yang bisa diaplikasikan untuk menggantikan BE-505B sebagai feed preheater pada unit purifikasi yang memenuhi ketentuan kondisi operasi proses dan mempertimbangkan kebutuhan bahan bakar yang harus ditambahkan. 1.3 Manfaat Manfaat dari penelitian ini adalah dapat diketahui tindakan yang bisa dilakukan sehingga proses pemanasan feed untuk reaktor hidrogenasi pada unit purifikasi berjalan normal.

3 1.4 Ruang Lingkup Ruang lingkup dari penelitian ini adalah : 1) Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari-Maret 2012 2012 di bagian Technical Department seksi Process Engineering PT Amoco Mitsui PTA Indonesia. 2) Heat exchanger yang diamati adalah heat exchanger pada unit purifikasi yang terdiri atas BE 505A, BE- 505B, BE-506A, dan BE 506B. 3) Heat exchanger yang mengalami kerusakan adalah feed preheater BE- 505B. 4) Pilihan/opsi yang dapat dilakukan adalah : Opsi 1 : menaikkan laju alir hot oil yang masuk ke BE-506A/B sebesar 500 ton/jam, 600 ton/jam, dan 675 ton/jam pada temperatur hot oil 315. Opsi 2 : menaikkan temperatur hot oil yang masuk ke BE-506A/B pada laju alir 490 ton/jam, 500 ton/jam, 600 ton/jam, dan 675 ton/jam Opsi 3 : mengganti BE-505B dengan BE-504B dan melakukan variasi temperatur hot oil (315, 320, sampai temperatur maksimum yaitu 325 ) dengan variabel tetap laju alir hot oil (490 ton/jam, 500 ton/jam, 600 ton/jam dan 675 ton/jam). 5) Perhitungan dilakukan dengan menggunakan metoda effectiveness-ntu (Number Transfer of Unit) untuk mengetahui temperatur keluaran dari slurry dan hot oil. 6) Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program komputer yaitu MATLAB (Matrix Laboratory). 7) Batasan kondisi operasi untuk pemilihan opsi adalah : T out slurry BE-506B = 288 Laju alir masuk hot oil maksimum = 675 ton/jam Temperatur masuk hot oil maksimum = 325. Laju alir slurry tetap = 220 ton/jam

4 1.5 Tahapan Penelitian Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam melakukan penelitian untuk mendapatkan informasi maupun data dalam penyusunan tugas akhir ini adalah : 1) Studi pustaka Studi pustaka/literatur dilakukan untuk mendapatkan informasi melalui buku dan internet yang berkaitan dengan studi kasus dari penelitian yang dilakukan. 2) Pelaksanaan penelitian Pelaksanaan penelitian ini meliputi pengolahan data yang telah diperoleh baik data yang bersumber dari PT Amoco Mitsui PTA Indonesia maupun dari literatur. Setelah data diolah dan diperoleh hasil dari proses pengolahan data tersebut, kemudian dilakukan pemilihan opsi yang tepat untuk diaplikasikan. 3) Penyusunan laporan Penyusunan laporan dilakukan dengan menyusun laporan sesuai dengan sistematika penulisan kemudian dilakukan pembahasan yang mengacu pada tinjauan pustaka yang ada. Berdasarkan hasil dan pembahasan, selanjutnya didapatkan kesimpulan dan saran. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, tujuan, manfaat, ruang lingkup, tahapan penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang teori-teori yang mendukung dan berhubungan dengan studi kasus yang dilakukan dengan memanfaatkan berbagai sumber pustaka yang relevan.

5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang metodologi yang digunakan untuk memperoleh, mengolah dan menganalisis data. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang data hasil perhitungan serta pembahasan dari hasil yang diperoleh. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian serta saran-saran dalam bentuk tindak lanjut dari penelitian yang telah dilakukan.