Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

dokumen-dokumen yang mirip
JPM IAIN Antasari Vol. 01 No. 2 Januari Juni 2014, h

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PROSIDING ISBN :

Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVIEMENT DIVISION (STAD)

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Akhlakul Karimah dan Irni Cahyani STKIP PGRI Banjarmasin

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THE POWER OF TWO DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MATERI BANGUN RUANG DI KELAS VIII SMP

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SMP

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPIT AL-FITYAH PEKANBAU

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI VARIASI MODEL THINK PAIR AND SHARE

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tipe Team Games Tournament (TGT). Pada siswa kelas VIII SMP Islam

BAB VI PENUTUP. semester 1 di MTsN 1 Model Palangka Raya di peroleh nilai rata-rata 3,12

BAB V P E N U T U P. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK. Sri Suwarni

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4, Nomor 1, April 2016, hlm 24-31

Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Think Pairs Hare Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKN pada Siswa Kelas V SD Inpres Duyu

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING DI SEKOLAH DASAR

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembelajaran matematika dan salah satu tujuan dari materi yang

ABSTRAK. Kata Kunci: guided inquiry, hasil belajar, kooperatif

BAB II KAJIAN PUSTAKA. awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.

PROSIDING ISBN :

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Kata kunci : Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), motivasi dan prestasi belajar

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Oleh Ayu* Sonedi** Kata kunci: Hasil belajar Ekonomi, Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)

Oleh: Riza Pratiwi Sehatta Saragih Titi Solfitri ABSTRACT

Keywords: Model pembelajaran kooperatif, Think Pair Square, Hasil Belajar

METODE PEMECAHAN MASALAH MENURUT POLYA UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta

SKRIPSI OLEH NURUL FITRI A1D PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2014

PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR-SHARE (TPS)

Penerapan Pembelajaran Kooperatif

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 058 BALAI MAKAM DURI

PENINGKATAN MINAT, KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

II. TINJAUAN PUSTAKA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DI KELAS VIII SMP

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI PENGGUNAAN MODEL LEARNING CYCLE (LC) PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII

JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 10 NOMOR 2 OKTOBER 2014

Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Pada Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah 3 Palu

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB II KAJIAN TEORI. berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing tentang hasil

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGITHINK-PAIR SHARE DI MI MA ARIF SAMBENG BOROBUDUR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI BLENDED LEARNING

MENINGKATKAN HASIL DAN PROSES BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 12 BANDA ACEH ABSTRAK

Siti Mawaddah, Raihanatul Jannah

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengambil kesimpulan sebagai berikut:

Jeffry Gagah Satria Frigatanto

PENERAPAN TEKNIK PEMBELAJARAN THINK PAIR SQUARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK

Bintang Zaura 1 dan Sulastri 2. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah 2 Guru SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK FAJAR ALAM HAMZAH,

Oleh: Desfi Harianty HS 1 Putri Yuanita 2 Rini Dian Anggraini 3

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan perkembangan yang dialami oleh seseorang menuju kearah

Hesti Yunitasari Universitas PGRI Yogyakarta

Umi Masitah Pendidikan Ekonom, FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo

Theresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK

EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4, Nomor 1, April 2016, hlm 49-57

MENINGKATKANN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI PECAHAN KELAS IV SD NEGERI 129/I SIMPANG RANTAU GEDANG

17 Media Bina Ilmiah ISSN No

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK

Inayatul Uliya

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Disusun Untuk Memenuhi Sebagai. Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan sekolah Dasar. Disusun Oleh : Disusun :

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

DITA PUTRI MAHARANI Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

Transkripsi:

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)-217 123 Upaya Meningkatkan Berkomunikasi dalam Bahasa Inggris Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Pada Siswa Kelas XII di SMK Negeri 4 Banjarmasin Sulistianto * Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 4 Banjarmasin Jl. Brigjend. H. Hasan Basry, Kayu Tangi Banjarmasin, Kalimantan Selatan Riwayat: Terima: 17 Maret 217, Revisi: 15 April 217, Terbit: 25 Juni 217 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatakan aktivitas siswa dan hasil belajar menyediakan layanan porter melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada siswa kelas XII di SMK Negeri 4 Banjarmasin tahun pelajaran 215/216; dan untuk mengetahui respon siswa kelas XII di SMP Negeri 4 Banjarmasin tahun pelajaran 215/216 terhadap pengajaran Menyediakan Layanan Porter menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII Akomodasi Perhotelan di SMK Negeri 4 Banjarmasin tahun pelajaran 215/216 sebanyak 29 orang yang terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 17 orang siswa perempuan. Objek penelitian adalah hasil belajar matematika pada siswa kelas XII di SMK Negeri 4 Banjarmasin tahun pelajaran 215/216 pada pokok bahasan Menyediakan Layanan Porter. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri 2 siklus. Teknik pengumpulan data meliputi : observasi, dokumentasi, angket dan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian terhadap aktivitas siswa diperoleh data bahwa semua siswa antusias mengikuti pelajaran, keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas terutama dalam mengerjakan LKS sudah terlihat, hal ini menunjukkan bahwa kegiatan berkelompok siswa sudah berhasil. Adapun ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada siklus pertama mencapai 93,94% dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa cukup tinggi yaitu 83, dan pada siklus kedua meningkat dari siklus pertama, dengan peningkatan sebesar.9 % untuk ketuntasan klasikal dan 86. untuk nilai rata-rata hasil belajar siswa. Sedangkan menurut hasil respon 85,2% siswa pembelajaran kooperatif tipe TPS perlu diterapkan oleh guru bidang studi Kantor Depan Hotel. 79,4% siswa dan kelompoknya aktif dalam mengikuti pembelajaran di kelas. 85,3% siswa merasa termotivasi bekerjasama dengan baik dalam kelompoknya dan 82,4% siswa dapat berkomunikasi dengan baik selama kegiatan berkelompok. Kemampuan siswa dalam berkomunikasi dan bekerjasama dengan baik dalam kelompoknya menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran kooperatif berupa pengembangan keterampilan sosial telah tercapai. Menurut 91,2% siswa pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat meningkatkan rasa tanggung jawab, kebersamaaan dan saling membantu antar anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas kelompok. 217 Rumah Jurnal. All rights reserved Kata-kata kunci: Hasil belajar, layanan porter, pembelajaran kooperatif * Korespondensi. Sulistianto; e-mail: anto.sulis1@gmail.com

124 Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(1)-217 1. Pendahuluan Banyak faktor yang menjadi penyebab rendah atau kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep berkomunikasi, salah satu diantaranya adalah pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Misalnya, pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan tradisional. Pada pembelajaran dengan pendekatan tradisional komunikasi umumnya bersifat satu arah (guru-siswa). Belajar berkomunikasi dalam bahasa Inggeris Menyediakan Layanan Porter memerlukan keterampilan dari seorang guru agar siswa mudah memahami materi yang diajarkan. Jika guru kurang menguasai strategi mengajar maka siswa akan sulit menerima pelajaran dengan sempurna. Hasil pengamatan dan wawancara dengan guru mata pelajaran Kantor Depan Hotel dalam Menyediakan Layanan Porter menunjukkan bahwa motivasi belajar pada siswa kelas XII di SMK Negeri 4 Banjarmasin terlihat kurang bersemangat dalam menerima materi pelajaran. Hanya ada beberapa siswa yang aktif dan terlihat bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Hasil ulangan tengah semester (UTS) yang dilaksanakan pada tanggal 6 Oktober 215 menunjukkan bahwa dari 32 siswa kelas XII hanya (22,5%) mencapai ketuntasan belajar. Keadaan ini menyebabkan hasil belajar mereka secara klasikal rendah. Oleh karena itu, perlu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa tersebut dan salah satu diantaranya adalah dengan menggunaan model pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang dinilai efektif dalam meningkatkan aktivitas, kemampuan berfikir, serta hasil belajar siswa adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) (Supriatna, 29). Berdasarkan uraian problematika tersebut di atas maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut, pertama, Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat meningkatkan aktivitas belajar pada siswa kelas XII di SMK Negeri 4 Banjarmasin tahun pelajaran 215/216?, Kedua, Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat meningkatkan hasil belajar Menyediakan layanan Porter pada siswa kelas XII di SMP Negeri 4 Banjarmasin tahun pelajaran 215/216?, Ketiga, Bagaimana respon siswa kelas XII di SMK Negeri 4 Banjarmasin tahun pelajaran 215/216 terhadap pengajaran menyediakan layanan Porter menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS?. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pembaca dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam menentukan titik dan garis tubuh dalam pembuatan busana. 2. Tinjauan Pustaka 2.1. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut Slameto (23) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif (Syah, 24). Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor (Djamarah, 28). Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku atau kecakapan manusia sebagai hasil dari latihan dan pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor). 2.2. Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)-217 125 memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya dan suku yang berbeda. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran (Widyantini, 26). Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting (Ibrahim dkk., 2) yaitu : (1) Hasil belajar akademik (2) Penerimaan terhadap perbedaan individu (3) Pengembangan keterampilan sosial Langkah-langkah yang harus dilakukan guru dalam model pembelajaran kooperatif pada tahap pelaksanaan dari awal hingga akhir dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.1 Fase Model Pembelajaran Kooperatif Fase Fase 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Fase 2 Menyajikan informasi Fase 3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompokkelompok belajar Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar Fase 5 Evaluasi Fase 6 Memberikan penghargaan Tingkah Laku Guru Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. Guru membimbing kelompokkelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok. 2.3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Menurut Trianto (27) Think Pair Share (TPS) atau berfikir berpasangan berbagi merupakan jenis model pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Model TPS ini berkembang dari penelitian pembelajaran kooperatif dan waktu tunggu. Model ini pertama kali dikembangkan oleh Frank Lyman dkk dari Universitas Maryland pada tahun 1985. Ini merupakan cara efektif untuk mengubah pola diskusi di dalam kelas. TPS memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain. Adapun tahap-tahap pembelajaran kooperatif tipe TPS yang diadaptasi dari Trianto (27) yaitu berfikir, berpasangan, dan berbagi. Salah satu keuntungan model pembelajaran kooperatif tipe TPS yaitu dapat mengoptimalisasikan partisipasi siswa untuk mengeluarkan pendapatnya dan dapat meningkatkan pembentukan pengetahuan oleh siswa. Hal tersebut ditegaskan oleh Lyman yang mengemukakan bahwa TPS membantu para siswa untuk mengembangkan pemahaman konsep dan materi pelajaran, mengembangkan kemampuan untuk berbagi informasi dan menarik kesimpulan, serta mengembangkan kemampuan untuk mempertimbangkan nilai-nilai dari suatu materi pelajaran (Supriatna, 29). 2.4. pengajaran Menyediakan Layanan Porter di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pengajaran menurut Hamalik (24) maksudnya sama dengan kegiatan mengajar. Kegiatan itu dilakukan oleh guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses saling mempengaruhi antara guru dan siswa. Diantara keduanya terdapat hubungan atau komunikasi interaksi. Proses pengajaran itu berlangsung dalam situasi pengajaran, dimana di dalamnya terdapat komponen-komponen yaitu tujuan mengajar, siswa yang belajar, guru yang mengajar, metode mengajar, alat bantu mengajar, penilaian dan situasi pengajaran. Dalam proses pengajaran itu, semua komponen tersebut bergerak sekaligus dalam suatu rangkaian kegiatan terarah dalam rangka membawa pertumbuhan siswa ketujuan yang diinginkan. Jadi, dapat dikatakan bahwa pengajaran merupakan suatu pola yang didalamnya tersusun suatu prosedur yang direncanakan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu mata pelajaran kejuruan bidang studi akomodasi perhotelan. Kantor Depan Hotel dalam menyediakan Layanan Porter di SMK berfungsi untuk mengembangkan kompetensi dalam Menyediakan Layanan Porter. Selain itu juga berfungsi untuk mengkomunikasikan gagasan dengan

126 Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(1)-217 bahasa melalui berkomunikasi dalam bahasa Inggeris kepada tamu hotel. Tujuan Pengajaran Kantor Depan Hotel dalam Menyediakan Layanan Porter di SMK adalah agar (1) siswa memiliki kemampuan yang dapat dialihgunakan melalui kegiatan berkomunikasi; (2) siswa memiliki keterampilan berkomunikasi dalam bahasa Inggeris sebagai bekal untuk menyediakan layanan Porter; (3) siswa memiliki keterampilan berkomunikasi dalam bahasa Inggeris sebagai untuk dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam lingkungan pekerjaan; (4) siswa memiliki pandangan yang cukup luas dan memiliki sikap logis, kritis, cermat, dan disiplin serta menghargai kegunaan berkomunikasi. 2.5. Aktivitas Siswa Aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Peningkatan aktivitas siswa, yaitu meningkatnya jumlah siswa yang terlibat aktif belajar, meningkatnya jumlah siswa yang bertanya dan menjawab, meningkatnya jumlah siswa yang saling berinteraksi membahas materi pembelajaran (Kunandar, 28). Menurut Kunandar (28) indikator aktivitas siswa dapat dilihat dari: pertama, mayoritas siswa beraktivitas dalam pembelajaran; kedua, aktivitas pembelajaran didominasi oleh kegiatan siswa; ketiga, mayoritas siswa mampu mengerjakan tugas yang diberikan guru dalam LKS. Seorang guru harus bisa menciptakan kondisi belajar yang dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran di kelas agar siswa dapat memperoleh pengalaman belajarnya sendiri sebagai usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Metodologi Penelitian ini dirancang dan dilaksanakan dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran (Suhardjono, 28). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII Akomodasi Perhotelan di SMK Negeri 4 Banjarmasin tahun pelajaran 215/216 sebanyak 29 orang yang terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 17 orang siswa perempuan. Objek penelitian adalah hasil belajar matematika pada siswa kelas XII di SMK Negeri 4 Banjarmasin tahun pelajaran 215/216 pada pokok bahasan Menyediakan Layanan Porter. Dalam penelitian ini, peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian dari awal perencanaan, pelaksanaan tindakan terhadap subjek penelitian dan evaluasi terhadap hasil yang dicapai sesudah adanya perlakuan. Selanjutnya peneliti memantau, mencatat dan mengumpulkan data, lalu menganalisis data berakhir dengan melaporkan hasil penelitiannya. 4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Aktivitas Siswa Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian terhadap aktivitas siswa diperoleh data bahwa semua siswa antusias mengikuti pelajaran, keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas terutama dalam mengerjakan LKS sudah terlihat, hal ini menunjukkan bahwa kegiatan berkelompok siswa sudah berhasil. Pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru secara keseluruhan berlangsung baik dan lancar, guru sudah mampu melaksanakan semua rencana tindakan yang telah dibuat. Perhatian guru kepada semua kelompok siswa merata sehingga semua kelompok bersemangat dalam kegiatan berkelompok. Setelah dilakukan perhitungan, secara keseluruhan aktivitas siswa di kelas selama proses pembelajaran berlangsung termasuk dalam kualifikasi baik. 4.2. Hasil Belajar Hasil analisis hasil belajar siswa diberikan pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 yang menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus pertama belum memenuhi indikator keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan. Ketuntasan belajar siswa secara klasikal hanya sebanyak 57,58% atau 19 orang siswa dari jumlah siswa dengan nilai rata-rata hasil belajar

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)-217 127 siswa adalah 83, dan termasuk dalam kualifikasi baik. Tabel 4.1 Persentase kualifikasi hasil belajar siswa Sisklus I Nilai Kualifikasi Frekuensi Persentase (%) 95, 86, 94,9 8, 85,9 75, 79,9 4,1 54,9 4, Istimewa Amat baik Baik Cukup Kurang Amat kurang 9 19 3 2 27.27 57.58 9.9 6.6 Jumlah 33 1 Tabel 4.2. Persentase kualifikasi hasil belajar siswa Sisklus II Nilai Kualifikasi Frekuensi Persentase (%) 95, 86, 94,9 8, 85,9 75, 79,9 4,1 54,9 4, Istimewa Amat baik Baik Cukup Kurang Amat kurang 1 13 19 3.3 39.39 57.58 Jumlah 33 1 Hasil belajar siswa pada siklus kedua sudah memenuhi indikator keberhasilan dari penelitian yang telah ditetapkan. Ketuntasan belajar siswa secara klasikal adalah sebesar 1% atau 33 orang siswa dari jumlah siswa dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 86 dan termasuk dalam kualifikasi baik. Presentasi Ketuntasan Belajar Siklus I 83% 86% Siklus II 1 Diagram 4.1 Presentasi Ketuntasan Belajar Berdasarkan hasil belajar siswa yang menunjukkan ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada siklus pertama mencapai 93,94% dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa cukup tinggi yaitu 83, dan pada siklus kedua meningkat dari siklus pertama, dengan peningkatan sebesar.9 % untuk ketuntasan klasikal dan 86. untuk nilai rata-rata hasil belajar siswa. Peningkatan ketuntasan belajar siswa secara klasikal dan nilai rata-rata hasil belajar 8 6 4 2 siswa yang diperoleh pada siklus pertama dan siklus kedua dapat dilihat pada diagram 4.1 di atas. 4.3. Respon Siswa Respon siswa terhadap pengajaran Menyediakan Layanan Porter menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS digali menggunakan angket. Angket diisi oleh siswa setelah proses pembelajaran berakhir atau setelah evaluasi siklus kedua selesai. Menurut hasil respon 85,2% siswa pembelajaran kooperatif tipe TPS perlu diterapkan oleh guru bidang studi Kantor Depan Hotel. 79,4% siswa dan kelompoknya aktif dalam mengikuti pembelajaran di kelas. 85,3% siswa merasa termotivasi bekerjasama dengan baik dalam kelompoknya dan 82,4% siswa dapat berkomunikasi dengan baik selama kegiatan berkelompok. Kemampuan siswa dalam berkomunikasi dan bekerjasama dengan baik dalam kelompoknya menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran kooperatif berupa pengembangan keterampilan sosial telah tercapai. Menurut 91,2% siswa pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat meningkatkan rasa tanggung jawab, kebersamaaan dan saling membantu antar anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran kooperatif yaitu penerimaan terhadap perbedaan individu juga telah tercapai. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka hipotesis tindakan yang dirumuskan dalam penelitian ini dapat diterima yaitu penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat meningkatkan hasil belajar menyediakan layanan Porter dalam komunikasi berbahasa Inggris siswa kelas XII SMK Negeri 4 Banjarmasin pada pokok bahasan Menyediakan Layanan Porter tahun pelajaran 215/216. 5. Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas XII di SMK Negeri 4 Banjarmasin tahun pelajaran 215/216 maka diperoleh kesimpulan (1) Model pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat meningkatkan aktivitas belajar berkomunikasi meyediakan layanan Porter dalam berkomunikasi

128 Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(1)-217 pada siswa kelas XII di SMK Negeri 4 Banjarmasin tahun pelajaran 215/216; (2) Model pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat meningkatkan hasil belajar berkomunikasi menyediakan layanan Porter dalam berkomunikasi pada siswa kelas XII di SMK Negeri 4 Banjarmasin tahun pelajaran 215/216; (3) Siswa kelas XII di SMK Negeri 4 Banjarmasin tahun pelajaran 215/216 menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe TPS merupakan hal yang baru, menyenangkan, dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan berfikir, serta meningkatkan rasa tanggung jawab, kebersamaan dan saling membantu antar anggota kelompok. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka disarankan (1) kepada guru bidang studi Kantor Depan Hotel dalam Menyediakan Layanan Porter hendaknya menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS, karena model pembelajaran ini adalah salah satu alternatif dalam meningkatkan hasil belajar siswa; (2) diharapkan adanya penelitian lanjutan mengenai model pembelajaran kooperatif tipe TPS ini dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas, tetapi dengan materi yang berbeda. Daftar Rujukan Arikunto, S., Suhardjono, dan Supardi. (28). Penelitian Tindakan Kelas. PT Bumi Aksara, Jakarta. Chairani, Z. (23). Model Belajar Kooperatif Sebagai Inovasi Pembelajaran. Balai Penataran Guru, Banjarmasin. Dimyati dan Mudjiono. (23). Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta, Jakarta. Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan. (24). Pedoman Penyelenggaraan Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Akhir Nasional Bagi Sekolah/Madrasah Tahun Pelajaran 23/24 Provinsi Kalimantan Selatan. Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan, Banjarmasin. Djamarah, S.B. (28). Psikologi Belajar. PT Rineka Cipta, Jakarta. Djamarah, S.B. dan Zain, A. (26). Strategi Belajar Mengajar. PT Rineka Cipta, Jakarta. Hamalik, O. (24). Proses Belajar Mengajar. PT Bumi Aksara, Jakarta. Ibrahim, M., Rachmadiarti, F., Nur, M., dan Ismono. (2). Pembelajaran Kooperatif. Pusat University Press, Surabaya. Iskandar. (29). Penelitian Tindakan Kelas. Gaung Persada Press, Jambi. Jihad, A. dan Haris, A. (29). Evaluasi Pembelajaran. Multi Pressindo, Yogyakarta. Kunandar. (27). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta. Kunandar. (28). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta. Nasution, S. (26). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. PT Bumi Aksara, Jakarta. Ni Wayan Suwithe, (26), Pengantar Pariwisata. jilid 1 Sardiman. (28). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Slameto. (23). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. PT Rineka Cipta, Jakarta. Sudijono, A. (28). Pengantar Statistik Pendidikan. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta. Sudjana, N. (28). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Sudrajat, A. (29). Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). http://akhmadsudrajat.wordpress.com. Diakses tanggal 12 Januari 21. Supriatna, U. (29). Tugas Teori Belajar Pembelajaran. http://ujangsupriatna.blogspot.com. Diakses tanggal 5 Januari 21. Suprijono, A. (29). Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Syah, M. (24). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Tim Depdiknas. (23). Kurikulum 24 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika SMP & Madrasah Tsanawiyah. Depdiknas, Jakarta. Trianto. (27). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik: Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya. Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta. Widyantini. (26). Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Kooperatif. Pusat Pengembangan Penataran Guru Depdiknas, Yogyakarta. Zumarni. (27). Implementasi Model Kooperatif Tipe Think-Pair- Share dalam Pembelajaran Konsep Perbandingan pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 34 Banjarmasin Tahun Pelajaran 26/27. Skripsi Sarjana Strata-1. Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin. Tidak Dipublikasikan.