PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KELURAHAN PAAL V KOTA JAMBI MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) KABUPATEN LUWU TIMUR

MEMANFAATKAN PEKARANGAN PEROLEH RUPIAH

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita

Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui M-KRPL di Kabupaten Cianjur

Perkembangan m-krpl Di Kabupaten Dompu Dan Dukungan Penyuluh Pertanian Lapangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL): Sebagai Solusi Pemantapan Ketahanan Pangan 1 Oleh: Handewi Purwati Saliem 2

sebelumnya berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Selatan dan Dinas Pertanian, dan Peternakan berkunjung ke Desa Marga Kaya.

Desy Nofriati, Defira Suci Gusfarina, Syafri Edi

PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON Volume 1, Nomor 2, April 2015 ISSN:

POLA PENATAAN LAHAN PEKARANGAN BAGI KELESTARIAN PANGAN DI DESA SEBORO KRAPYAK, KABUPATEN PURWOREJO

STUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU ABSTRAK PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan

Pekarangan Sebagai Pendongkrak Pendapatan Ibu Rumah Tangga di Kabupaten Boyolali

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DAN PERKEMBANGANNYA DI SULAWESI TENGAH BPTP Sulawesi Tengah

padi-padian, umbi-umbian, sayuran, buah-buahan, dan pangan dari hewani yaitu

Buletin IKATAN Vol. 3 No. 1 Tahun

KEGIATAN M-KRPL KABUPATEN BARRU

SELAYANG PANDANG. KILAS BALIK MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (m-krpl) PROVINSI BENGKULU

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pulau Jawa, dan sebaliknya. Provinsi Lampung memiliki 12 kabupaten dan 2

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap

LAPORAN SPEKTRUM DISEMINASI MULTI CHANEL (SDMC) MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) BPTP BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN PANGAN DAN GIZI KELUARGA MELALUI RUMAH HIJAU DI KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI.

PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI PROVINSI ACEH

Oleh: Misran Khaidir Ahmadi Zarwan Aguswarman AN BALAI BESAR

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI MENDUKUNG USAHA DIVERSIFIKASI PANGAN DI KABUPATEN SOPPENG

II. TINJAUAN PUSTAKA. usaha mencapai tujuan organisasi. Partisipasi menurut Kamus Besar Bahasa

POTENSI PERTANIAN PEKARANGAN*

MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN TORAJA UTARA PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Pekarangan. Pekarangan merupakan sebidang tanah yang mempunyai batas-batas tertentu,

Mengenal KRPL. Kawasan Rumah Pangan Lestari

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Kontribusi Pemanfaatan Lahan Pekarangan terhadap Pemenuhan Gizi Keluarga dan Pengeluaran Pangan Rumah Tangga

OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN DI DESA BABAKAN, KECAMATAN CISAAT, KABUPATEN SUKABUMI

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI

Lesson Learn. Peningkatan Penerapan Rumah Pangan Lestari dalam Upaya Membentuk Kawasan Rumah Pangan Lestari

BUDIDAYA SAYURAN. Paramita Cahyaningrum Kuswandi Program Pengabdian Masyarakat Jur. Pend. Biologi FMIPA UNY 2014

KERAGAAN HASIL IMPLEMENTASI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KABUPATEN KENDAL (Studi Kasus di Desa Blimbing, Kecamatan Boja, Kebupaten Kendal)

Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur

MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) KABUPATEN SIDRAP

PERANAN PKK DALAM MENDUKUNG PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER GIZI KELUARGA. Oleh: TP. PKK KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BADAN KETAHANAN PANGAN PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN Disampaikan pada : Pertemuan Sinkronisasi Kegiatan dengan Kabupaten/Kota

PERAN PEKARANGAN DALAM PENINGKATAN PPH KELUARGA

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Ruang Lingkup Penelitian... 9

KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI

BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF. (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah

BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK DI DUSUN SIDODADI DAN DUSUN SUKA MAJU DENGAN MENGGUNAKAN KOMPOS BERBASIS MOL REBUNGCOT.

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013, ISSN:

SCHOOL GARDEN AJARKAN ANAK CINTA MAKAN SAYUR

No. Kode: RDHP /022.E LAPORAN AKHIR MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI PROVINSI BENGKULU. Oleh : Umi Pudji Astuti

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Proses experiential learning yang dilakukan oleh anggota KWT dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BUDI DAYA. Kelas VII SMP/MTs. Semester I

Model Kawasan Rumah Pangan Lestari Mendukung Usaha Diversifikasi Pangan Di Sulawesi Selatan

PROGRAM DAN KEGIATAN BIDANG KONSUMSI DAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN TAHUN 2017

I. PENDAHULUAN. menduduki posisi yang sangat vital (Mardikanto,1993). Sector pertanian

TINJAUAN PUSTAKA. ketidakmampuan untuk membeli pangan sesuai kebutuhan rumah tangga.

IPTEKS BAGI WILAYAH (IbW) KOTA SUNGAI PENUH. Trias Novita, Hanibal dan M. Sugihartono Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi

RUMAH PANGAN LESTARI ORGANIK SEBAGAI SOLUSI PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

PANGAN SARI KELOMPOK RUMAH PANGAN LESTARI YANG MENJADI INSPIRASI GUBERNUR BALI

DENAH LOKASI OBJEK OBJEK MODEL KRPL +++ Desa Kayen, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) SI KIB. Soli,loilo Ll* Xak"d hdrmi4&m1{

Perkembangan dan Manfaat Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) di Kalimantan Selatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UPAYA PENINGKATAN GIZI KELUARGA MELALUI KRPL

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Sosial, Budaya dan Ekonomi Masyarakat di Desa Kalimulyo

KAJIAN USAHA TANI PEKARANGAN DI KELURAHAN BOBOSAN KABUPATEN BANYUMAS YARD FARM ASSESSMENT IN VILLAGES BOBOSAN DISTRICT BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGENALAN TEKNIK USAHATANI TERPADU DI KAWASAN EKONOMI MASYARAKAT DESA PUDAK

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

KONTRIBUSI LAHAN PEKARANGAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN DAN GIZI KELUARGA

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur

I. PENDAHULUAN. kesehatan, perbaikan ekonomi, penyediaan sandang, serta lapangan kerja. Kegiatan. adalah dengan meningkatkan ketahanan pangan.

VERTIKULTUR MEDIA PRALON SEBAGAI UPAYA MEMENUHI KEMANDIRIAN PANGAN DI WILAYAH PERI URBAN KOTA SEMARANG

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2011 PEMETAAN ASPEK SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA DI WILAYAH PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL)

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2011 DAMPAK PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI TERHADAP KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DAN PENGEMBANGAN EKONOMI DI PERDESAAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Ciampel

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pola hidup sehat semakin

30% Pertanian 0% TAHUN

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI BENGKULU TA 2012

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Desain dan Instalasi Jaringan Irigasi di Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Desa Kayen, Kabupaten Pacitan

M K R P L TABANAN ANTARA SEMANGAT DAN HARAPAN Oleh: I Nyoman Sugama DAN Nyoman Suyasa

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DENGAN BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN DALAM POT DI BOJONGGEDE JAWA BARAT

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA ASINUA JAYA KECAMATAN ASINUA KABUPATEN KONAWE. (Senin, Tanggal 9 Mei 2015)

Lingkup program/kegiatan KKP untuk meningkatkan ketahanan pangan rumahtangga berbasis sumberdaya lokal

Transkripsi:

PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KELURAHAN PAAL V KOTA JAMBI MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI Widya Sari Murni dan Rima Purnamayani Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi Jl. Samarinda Paal V Kotabaru Jambi Telp/fax: 0741-7053525/0741-40413, email: bptp_jambi@yahoo.com ABSTRAK Model ketahanan pangan berbasis rumah tangga dikenal dengan Kawasan Rumah Tangga Lestari. Program ini sebagai upaya memaksimalkan lahan pekarangan sebagai sumber gizi dan nutrisi, terutama produkproduk untuk ternak unggas, akuakultur, dan hortikultura. Kegiatan dilaksanakan di RT 21 Kelurahan Paal Lima Kecamatan Kotabaru Kota Jambi. Tahapan kegiatan yang dilaksanakan adalah koordinasi dengan instansi terkait untuk pemilihan lokasi, sosialiasi tingkat kota dan tingkat RT, pelaksanaan kegiatan serta pelatihan dan studi banding. Program ini diikuti oleh 32 rumah tangga dengan strata pekarangan yang bervariasi dan didominasi oleh strata 1. Setelah program ini dilaksanakan,masing-masing keluarga memperoleh penghematan pengeluaran sebesar Rp. 100.000 Rp. 150.000. Manfaat lain yang diperoleh adalah meningkatnya konsumsi sayuran dalam keluarga. Kata kunci :KRPL, pangan, konsumsi PENDAHULUAN Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia dan merupakan bagian penting dari Hak Asasi Manusia, sebagaimana dituangkan dalam Declaration of Human Right. Sejalan dengan laju peningkatan jumlah penduduk dan adanya pemanasan global, isu mengenai ketahanan dan kemandirian pangan menjadi hal yang sangat penting. Sehubungan dengan peningkatan ketahanan pangan dan untuk mencapai kemandirian pangan, upaya peningkatan swasembada pangan dan diversifikasi pangan perlu dilakukan, mengingat kebutuhan pangan yang semakin meningkat, dan pola konsumsi pangan masyarakat Indonesia yang masih didominasi oleh nasi/beras dan belum memenuhi gizi seimbang (www.indonesia.go.id) Perubahan iklim global secara ekstrem telah menurunkan produksi pangan, seperti yang melanda Amerika Serikat, India dan China. Akibatnya, stok pangan merosot dan memicu naiknya harga pangan dunia. Masalah ini berdampak pada angka kemiskinan di dunia, terutama di negaranegara berkembang (www.setkab.go.id). Rumah pangan lestari adalah rumah tempat tinggal bagi keluarga yang memanfaatkan pekarangannya secara intensif mengelola sumberdaya local secara bijaksana sehingga menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas, nilai dan keanekaragamannya. Model ketahanan pangan berbasis rumah tangga yang dikenal dengan Kawasan Rumah Tangga Lestari. Program ini sebagai upaya memaksimalkan lahan pekarangan sebagai sumber gizi dan nutrisi, terutama produk-produk untuk ternak unggas, akuakultur, dan hortikultura. Menurut Mentan, dengan model ini setiap keluarga diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pangan bergizi (www.setkab.go.id). Penataan pekarangan,ditujukan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya melalui pengelolaan lahan pekarangan secara intensif dengan tata letak sesuai dengan pemilihan komoditas. Pemanfaatan lahan pekarangan untuk ditanami tanaman kebutuhan keluarga dalam masyarakat perdesaan/perkotaan, sudah berlangsung dalam waktu yang lama dan masih berkembang hingga sekarang meski dijumpai berbagai pergeseran. Komitmen pemerintah untuk melibatkan rumah tangga dalam mewujudkan kemandirian pangan perlu diaktualisasikan dalam menggerakkan lagi budaya menanam di lahan pekarangan, baik di perkotaan maupun di pedesaan.

Kota Jambi adalah ibukota dari Provinsi Jambi, yang merupakan tipe kota sedang berkembang. Kota Jambi memiliki luas 205,38 km 2 terdiri dari 8 kecamatan dan 62 kelurahan serta 1.440 RT (BPS, 2009). Jumlah penduduk kota Jambi pada tahun 2010 adalah 529.118 jiwa. Selama tahun 2008 rata-rata suhu di Kota Jambi berkisar antara 26,1 C sampai 27,0 C. Suhu maksimum 31,9 C yang terjadi pada bulan Mei dan Agustus dan suhu minimum 22,6 C terjadi pada bulan Agustus. Curah hujan di Kota Jambi selama tahun 2008 beragam antara 26,8 mm sampai 331,2 mm, dengan jumlah hari hujan antara 13 hari sampai 25 hari per bulannya. Kondisi iklim ini sangat mempengaruhi pemilihan komoditas untuk pemanfaatan pekarangan di kawasan RPL ini. Pemilihan komoditas juga ditentukan dengan mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga serta kemungkinan pengembangannya secara komersial berbasis kawasan. Komoditas untuk pekarangan antara lain: sayuran, tanaman umbi-umbian, tanaman rempah dan obat, serta buah. Pekarangan yang lebih luas dapat ditambahkan kolam ikan. Selain itu pada kawasan perkotaan juga dapat dikembangkan tanaman hias. Tujuan kegiatan ini adalah: a. Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat melalui optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan secara lestari. b. Meningkatkan kemampuan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan untuk budidaya tanaman sayuran, umbi, buah, tanaman obat keluarga, pemeliharaan ikan, pengelolaan pascapanen sayur dan toga serta pengolahan limbah rumah tangga menjadi kompos. c. Mengembangkan sumber benih/bibit untuk menjaga keberlanjutan pemanfaatan pekarangan dan melakukan pelestarian tanaman pangan lokal untuk masa depan. METODOLOGI Kegiatan dilaksanakan di RT 21 Kelurahan Paal Lima Kecamatan Kotabaru Kota Jambi pada bulan Januari sampaidesember 2012 Penentuan lokasi dikoordinasikan dengan dinas dan instansi terkait di Kota Jambi, serta disesuaikan dengan pedoman umum program kawasan rumah pangan lestari (KRPL). Bahan yang digunakan adalah: benih tanaman sayuran, bibit tanaman buah, bibit tanaman obat keluarga, bibit tanaman anggrek, pupuk NPK, obat-obatan penyakit tanaman, tanah lapisan atas, pupuk kandang, kompos, polybag, kayu. Prosedur pelaksanaan kegiatan sebagai berikut: a. Persiapan: (1) pengumpulan informasi awal tentang potensi sumberdaya dan kelompok sasaran di Kota Jambi, (2) pertemuan dan koordinasi dengan Dinas Pertanian Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Jambi, Badan Ketahan Pangan dan Penyuluhan Kota Jambi serta PKK Kota Jambi untuk mencari kesepakatan dalam penentuan calon kelompok sasaran dan lokasi, (3) memilih pendamping yang menguasai teknik pemberdayaan masyarakat sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. b. Pembentukan Kelompok: Kelompok sasaran adalah rumahtangga atau kelompok rumahtangga dalam satu Rukun Tetangga. Kelompok sasaran diutamakan adalah ibu-ibu dasawisma yaitu tim penggerak PKK tingkat kelurahan.pendekatan yang digunakan adalah partisipatif, dengan melibatkan kelompok sasaran, tokoh masyarakat, dan perangkat desa. Kelompok dibentuk dari, oleh, dan untuk kepentingan para anggota kelompok itu sendiri. Anggota kelompok akan terlibat sepenuhnya dalam kegiatan MKRPL ini. c. Sosialisasi: Menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan dan membuat kesepakatan awal untuk rencana tindak lanjut yang akan dilakukan. Sosialisasi akan dilaksanakan ditingkat kota dan RT. d. Penguatan Kelembagaan Kelompok: dilakukan untuk meningkatkan kemampuan kelompok: (1) mampu mengambil keputusan bersama melalui musyawarah; (2) mampu menaati keputusan yang telah ditetapkan bersama; (3) mampu memperoleh dan memanfaatkan informasi; (4) mampu untuk bekerjasama dalam kelompok (sifat kegotong-royongan); dan (5) mampu untuk bekerjasama dengan aparat maupun dengan kelompok-kelompok masyarakat lainnya. e. Perencanaan Kegiatan: Melakukan perencanaan/rancang bangun pemanfaatan lahan pekarangan dengan menanam berbagai tanaman umbi, buah, sayuran dan obat keluarga, ikan serta pengelolaan limbah rumah tangga.

f. Pelaksanaan: (1) Pembuatan Kebun Bibit Desa. Pembuatan kebun bibit ini dilaksanakan secara partisipatif oleh anggota kelompok dibantu dengan teknisi ahli. Penetapan lokasi kebun bibit ini dimusyawarahkan dengan masyarakat lokasi kegiatan (2) Persiapan penanaman, berupa persiapan media tanam (tanah dan pupuk kandang serta rak vertikultur), penyemaian tanaman yang perlu disemai, pengadaan bibit tanaman. (3) Penanaman dan pengaturan tata letak berbagai media di dalam pekarangan rumah. (4) Pemeliharaan. (5) Seluruh pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh kelompok dengan pengawalan teknologi oleh peneliti dan pendampingan antara lain oleh Penyuluh dan kader PKK. Koordinasi dan Sosialisasi Kegiatan HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum memulai kegiatan ini, tahap pertama kegiatan yang dilaksanakan adalah mencari informasi awal mengenai potensi sumberdaya dan kelompok sasaran di kota Jambi. Informasi awal ini digali secara non formal melalui penelurusan kelompok tani dan dasawisma PKK yang aktif di Kota Jambi. Informasi ini akan dibawa dalam koordinasi dengan instansi terkait. Selanjutnya dilaksanakan koordinasi dengan instansi terkait. Koordinasi dilakukan dengan Dinas Pertanian Kota Jambi, Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kota Jambi dan PKK Kota Jambi. Koordinasi ini memperoleh hasil berupa kesepakatan untuk melaksanakan program KRPL ini secara terpadu dengan program Dinas Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan serta PKK. Beberapa program yang dapat diintegrasikan adalah P2WKSS, P2KP, Hatinya PKK dan PHBS. Hasil koordinasi dan survey lapangan menetapkan lokasi MKRPL di Kelurahan Paal Lima tepatnya di RT 21. Tahap selanjutnya adalah sosialisasi, yang diselenggarakan sebanyak 2 kali yaitu di tingkat kota dan di tingkat RT. Sosialisasi bertujuan menginformasikan KRPL kepada instansi terkait (Dinas Pertanian, Badan Ketahanan Pangan & Penyuluhan, Camat, Lurah, Tim Penggerak PKKdan PPL seluruh kota Jambi),sedangkan Sosialisasi tingkat RT bertujuan untuk menjelaskan lebih detil mengenai KRPL secara umum serta teknik pelaksanaan KRPL di lokasi. Bersamaan dengan diadakannya sosialisasi tingkat RT, dilaksanakan juga pembentukan kelompok. Kelompok yang dibentuk terdiri dari ibu-ibu rumah kooperator dan beberapa bapak-bapak. Kelompok yang dibentuk diberi nama Kelompok Tani KRPL Kasuari. Tahap berikutnya adalah identifikasi dan karakterisasi anggota kelompok serta rancang bangun model KRPL per rumah. Model KRPL antara lain menggunakan rak tangga terbuat dari kayu, bambu yang digantung di tepi pagar, paralon berdiri, rak paralon vertikultur dan bedengan untuk rumah dengan halaman yang luas. Bersamaan dengan kegiatan tersebut, dilakukan pembangunan Kebun Bibit Kelurahan, berukuran 3 m x 6 m x 2,6 m. Lokasi Kebun Bibit ini adalah kebun toga dasawisma. Dilaksanakan juga pembersihan dan pembenahan kebun sehingga lebih rapi dan lebih bermanfaat. Pelaksanaan Kegiatan MKRPL Menurut Kementerian Pertanian (2011), penataan pekarangan ditujukan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya melalui pengelolaan lahan pekarangan secara intensif dengan tata letak sesuai dengan pemilihan komoditas. Pekarangan perkotaan dibedakan menjadi 4 yaitu: 1. Rumah tipe 21, dengan total luasan tanah sekitar 36 m 2 atau tanpa halaman 2. Rumah tipe 36, luas tanah sekitar 72 atau halaman sempit 3. Rumah tipe 45, luas tanah sekitar 90 atau halaman sedang 4. Rumah tipe 54 atau 60, luas tanah 120 m atau halaman luas. Pemilihan komoditas ditentukan dengan mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal, serta kemungkinan pengembangannya secara komersial berbasis kawasan. Komoditas yang dapat dikembangkan antara lain: sayuran, tanaman rempah dan obat, buah yang disesuaikan dengan lokasi setempat serta berbagai sumber pangan lokal (ubi jalar, ubi kayu, ganyong, talas). Pelaksanaan penanaman didahului dengan penyemaian yang dilaksanakan bersama-sama seluruh anggota kelompok sekaligus pelatihan non formal kepada anggota kelompok mengenai caracara menyemai. Tanaman yang disemai adalah cabe keriting, cabe rawit, tomat dan terung, serta

tanaman sayur berdaun (selada, pakcoi dan sawi). Saat yang bersamaan dilakukan persiapan bahan berupa rak polybag, paralon gantung, bambu gantung dan pengisian tanah di polybag.pengerjaannya dilakukan bersama-sama dengan anggota kelompok dan dibantu beberapa tenaga harian.bibit tanaman yang sudah cukup umur ini dipindahkan ke media yang terbuat dari daun pisang. Kelebihan media iniadalah saat memindah bibit ke polybag, bibit tanaman yang ada di media semai tidak perlu dibongkar, tetapi bias langsung dibenam ke dalam tanah. Selain itu, di lokasi banyak terdapat pohon pisang sehingga bahan mudah didapat. Setelah media tanam siap dan bibit cukup umur, maka dilakukan pendistribusian bibit-bibit tanaman ke anggota kelompok. Sebagai kelompok pelaksana MKRPL unit Kota Jambi, KelompokTani KRPL 21 mendapatkan bantuan berupa Rumah Pembibitan/Kebun Bibit Kelurahan, dan sarana produksi berupa benih, bibit tanaman, pupuk, tanah dan obat-obatan, serta mendapatkan pendampingan teknologi budidaya sayuran serta teknologi penunjang kegiatan MKRPL seperti pengolahan pascapanen sayuran dan pembuatan pestisida nabati. Kegiatan yang telah dilaksanakan berupa budidaya sayuran. Tanaman yang sudah ditanam adalah cabe rawit, cabe merah, tomat, terung, kangkung, bayam, sawi, pakchoy, selada, pare, gambas, daun seledri, daun bawang, dan toga (kunyit, kencur,jahe, jahe merah, sereh, serehwangi, bangle, lempuyang). Selain itu ditanam buah- buahan di Kebun Bibit Kelurahan yaitu buah naga dan buah nenas. Tanaman hias berupa anggrek pun turut ditanam untuk mempercantik pekarangan rumah. Musim tanam pertama ini, masing- masing anggota mendapatkan 7 bibit sawi, 7 bibit pakchoy, 6 bibit selada, 4 bibit cabai keriting, 2 bibit cabai rawit, 2 bibit tomat, 2 bibit terung, 1 polybag daun bawang, 1 bibit seledri dan 0,5 kg bibit jahe merah Terdapat 6 rumah yang merupakan perkembangan replikasi rumah tangga yang menerapkan konsep RPL di lokasi kegiatan MKRPL Kota Jambi. Musim tanam sayuran berdaun kedua, selain bibit sawi, selada dan pakcoi juga didistribusikan bibit kailan. Musim tanam ketiga, kailan tidak diberikan secara bibit, karena anggota sudah memperbanyak tanaman kailan dengan cara stek. Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Melalui Pelatihan Bersamaan dengan masa pemeliharaan dan memasuki masa panen, diselenggarakan pelatihan dengan materi teori budidaya tanaman sayuran, pengolahan pasca panen sayuran menjadi keripik serta demonstrasi pembuatan pestisida nabati. Tujuan pelatihan ini adalah menambah pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu yang pada umumnya adalah ibu rumah tangga, diversifikasi bentuk sayuran, mengatasi panen sayur yang melimpah serta mengatasi hama dan penyakit dengan pestisida alami yang berasal dari tanaman sekitar. Selain pelatihan, diadakan juga kunjungan/studi banding anggota kelompok ke Kelompok Wanita Tani Melati di Desa Pudak Kabupaten Muaro Jambi, yang merupakan lokasi MKRPL pertama kali di Provinsi Jambi. Dalam kunjungan ini, peserta mendapat pengalaman KWT Melati dalam melaksanakan MKRPL. Dilakukan pula kunjungan ke budidaya jamur tiram yang dikelola oleh KWT tersebut, sehingga diharapkan dapat diaplikasikan di lokasi MRKPL Kota Jambi. Jadwal pertemuan kegiatan MKRPL Kota Jambi disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Jadwal pertemuan kegiatan MKRPL Kota Jambi. No Pertemuan Jadwal Materi Peserta Narasumber 1. Sosialisasi 1 Mei 2012 MKRPL Tingkat Kota P2KP 2. Sosialisasi Tingkat RT 3. Pelatihan anggota kelompok 4. Pelatihan dan studi banding 5. Sosialisasi Hasil 1 Mei 2012 Sosialisasi MKRPL Pembentukan Kelompok Pembuatan rencana kerja 11-12 Juli 2012 Budidaya tanaman sayuran Pengolahan pasca panen sayuran menjadi keripik Demonstrasi pembuatan pestisida nabati 9-10 September 2012 24 November 2012 Budidaya jamur tiram Studi banding lokasi MKRPL Desa Pudak Kab. Muaro Jambi Paparan hasil MKRPL 2013 Kendala dan Dukungan Pemerintah Kepala BPP, PPL seluruh Kota Jambi, perwakilan masyarakat RT 21 (lokasi MKRPL), Tim Penggerak PKK Kota Jambi Anggota kelompok Anggota kelompokmkrpl dan P2KP Anggota kelompok MKRPL Perwakilan Tim Penggerak PKK se-kecamatan Kotabaru, PPL se-kecamatan Kotabaru 1. Kepala BPTP Jambi 2. Kepala BKPP Kota Jambi 1. Penanggung Jawab MKRPL Kota Jambi 2. Kepala BPP Kec. Kotabaru Kota Jambi 1. Syafri Edi,,SP (BPTP Jambi) 2. Rima Purnamayani, SP, M.Si (BPTP Jambi) 3. Kiki Suheiti, STP (BPTP Jambi) 4. Mugiyati (Ketua KWT Melati Desa Pudak Mugiyati (Ketua KWT Melati Desa Pudak Penanggung Jawab MKRPL Kota Jambi Selama pelaksanaan MKRPL, terdapat permasalahan eksternal yaitu musim kemarau yang panjang sehingga ketersediaan air sangat minim yang menyebabkan kurangnya frekuensi penyiraman tanaman. Kemarau yang panjang ini juga menyebabkan timbulnya penyakit pada tanaman. Pengendalian dengan pestisida nabati kurang mampu memecahkan permasalahan ini. Sedangkan permasalahan internal adalah adanya anggota kelompok yang kurang terlibat dalam pemeliharaan Kebun Bibit Desa, misalnya tidak ikut bergotong royong dan melaksanakan tugas penyiraman bibit tanaman. Peluang untuk lestarinya kegiatan ini tergantung pada faktor Kebun Bibit Desa (KBD), Kelompok Wanita Tani (KWT) dan akses pemasaran. KWT harus eksis kelembagaannya sehingga KBD dapat berkelanjutan dan berkesinambungan. Kebun bibit desa yang berkesinambungan dapat menyediakan bibit dan benih secara kontinue untuk memasok kebutuhan para anggota kelompok maupun di luar kelompok. Selain itu, untuk hasil yang berlimpah, membutuhkan pasar dan akses yang mudah menuju ke pasar. Peluang lestari di lokasi ini cukup memungkinkan akan tetapi belum sampai pada pemasaran. Hal ini karena produksi/hasil dari KRPL masih untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga sendiri. Rumah kooperator yang berjumlah 32 ini, pada akhir kegiatan, sekitar 15% rumah tidak aktif dalam memelihara di rumahnya, sedangkan sisanya terbagi menjadi yang aktif (35%) dan sangat aktif (50%). Tidak aktif maksudnya tidak aktif bergotong royong di KBD, tidak proaktif mengambil bibit dan saprodi lainnya, hanya menerima saprodi bantuan saja dan budidaya tanaman sayurannya tidak berkelanjutan. Sangat aktif maksudnya aktif bergotong royong di KBD, aktif jika ada pertemuan, menambah saprodi secara swadaya (misalnya pupuk, pestisida maupun benih tanaman lain), berinovasi dengan pemanfaatan pekarangannya. MKRPL Kota Jambi yang berlokasi di RT-21 Kelurahan Paal Lima berdampingan dengan Program Peningkatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) dari Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kota Jambi. Ini merupakan salah satu bentuk dukungan dari Pemerintah Daerah

Kota Jambi. Selain itu, Dinas Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan Kota Jambi juga banyak memberikan dukungan dalam bentuk bahan, yang disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Dukungan Pemerintah Daerah Kota Jambi pada MKRPL Kota Jambi. Dinas/Instansi Terkait Bentuk/Jenis Bahan Jumlah Dinas Pertanian, Peternakan, Perikanan 1. Cabai keriting 40 batang dan Kehutanan Kota Jambi 2. Cabai rawit 20 batang 3. Tomat 10 batang 4. Terong 2 batang 5. Gambas 2 batang 6. Kunyit 25 batang 7. Betadin 7 batang 8. Jahe 3 batang 9. Jambu mayang 12 pot 10, Kolam terpal 2 unit 11. Bibit ikan lele 2000 ekor 12. Pakan ikan 2 karung Hasil survey yang dilaksanakan di akhir tahun kegiatan, respon anggota kelompok sangat baik terhadap kegiatan MKRPL ini, Menurut mereka, kegiatan ini sangat bermanfaat, diantaranya adalah dapat menikmati hasil panen tanaman sendiri tanpa membeli, dapat menambah keindahan pekarangan, dapat menambah sumber menu keluarga, dapat mengurangi pengeluaran keluarga serta dapat menambah pengetahuan (misalnya budidaya tanaman yang benar, mengatasi hama dan penyakit, pengolahan sayuran dengan keripik). Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah warga dapat memenuhi kebutuhan pangan keluarganya melalui pemanfaatan pekarangan. Hal ini dapat dilihat dari hasil panen tanaman sayuran kegiatan KRPL pada Tabel 3. Data tersebut menghasilkan data penghematan pengeluaran untuk komoditas-komoditas yang tertera pada Tabel 3, adalah Rp. 73.360,-. Sedangkan dari hasil wawancara dengan ibu rumah tangga kooperator, tiap bulannya mereka dapat mengurangi pengeluaran sebesar Rp.100.000 Rp.150.000 bervariasi tiap KK. Perbedaan ini karena tanaman bayam, kangkung serta tanaman toga tidak dapat dihitung jumlah panenannya. Tabel 3. Hasil panen tanaman sayuran per rumah per musim tanam. No Tanaman Hasil (kg) Harga satuan Biaya 1. Tomat 0,94 Rp. 12.000,- Rp. 11.280,- 2. Cabai rawit 0,52 Rp. 22.000,- Rp. 11.440,- 3. Cabai keriting 0,10 Rp. 35.000,- Rp. 3.500,- 4. Terung 1,56 Rp. 9.000,- Rp. 14.040.,- 5. Sawi 1,23 Rp. 6.000,- Rp. 7.380,- 6. Pakchoy 1,09 Rp. 10.000,- Rp. 8.720,- 7. Selada 0,87 Rp. 10.000,- Rp. 8.700,- 8. Kailan 0,83 Rp. 10.000,- Rp. 8.300,- TOTAL Rp. 73.360, Hasil survey tersebut juga menghasilkan informasi bahwa hambatan yang dirasakan para anggota selama melaksanakan kegiatan KRPL adalah kurangnya sarana produksi dan kekurangan air akibat panjangnya musim kemarau. Hal ini karena keterbatasan biaya untuk menerapkan konsep KRPL di 32 rumah. Beberapa anggota kelompok menambah sendiri sarana produksi seperti pupuk organik, polybag, atau media tanam lainnya seperti kaleng cat, kaleng biskuit dan kantong isi ulang minyak sayur. Hal ini sangat baik karena dapat memanfaatkan limbah rumah tangga serta mengurangi biaya pembelian sarana produksi (polybag).

KESIMPULAN 1. Kegiatan RPL dapat memenuhi sebagian kebutuhan pangan rumah tangga. 2. Kegiatan RPL dapat meningkatkan kemampuan keluarga dalam pemanfaatan lahan pekarangan melalui budidaya tanaman sayuran. 3. Kegiatan KRPL dapat mengembangkan sumber benih/bibit untuk menjaga. keberlanjutan pemanfaatan pekarangan melalui Kebun Bibit Kelurahan/Desa. 4. Kegiatan KRPL mampu menciptakan lingkungan hijau yang bersih dan sehat secara mandiri. DAFTAR PUSTAKA Kementerian Pertanian, 2011. Pedoman Umum Model Kawasan Rumah Pangan Lestari. 52 hal. BPS. 2009. Jambi dalam Angka. www.indonesia.go.id diakses tanggal 26 Desember 2012. www.setkab.go.iddiakses tanggal 26 Desember 2012. bkppp.bantulkab.go.id. diakses tanggal 26 Desember 2012.