KEBIASAAN KONSUMSI FAST FOOD TERHADAP OBESITAS PADA ANAK SEKOLAH DASAR BANDA ACEH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. antara jumlah energi yang masuk dengan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-20, mulai bermunculan restoran-restoran fast food.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ditandai dengan berat badan diatas rata-rata dari indeks massa tubuh (IMT) yang di

BAB I PENDAHULUAN. buruk, gizi kurang, gizi lebih, masalah pendek, anemia kekurangan zat besi,

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi yang selalu meningkat setiap tahun, baik di negara maju maupun

PENGARUH KONSUMSI SOFT DRINK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghindar dari fast food. Fast food memiliki beberapa kelebihan antara lain

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok penyakit-penyakit non infeksi yang sekarang terjadi di negara-negara maju

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal (Soetjiningsih, 2016). Umumnya

BAB I PENDAHULUAN. fast food maupun health food yang popular di Amerika dan Eropa. Budaya makan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEBIASAAN MAKAN YANG MENYEBABKAN TERJADINYA KEGEMUKAN PADA REMAJA (Studi di SMP Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya)

BAB 1 PENDAHULUAN. akan menjadikan masyarakat Indonesia untuk dapat hidup dalam lingkungan sehat

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan menyebabkan meningkatnya taraf dan kualitas hidup masyarakat, baik

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan salah satu faktor utama penyebab pencapaian

Pengaruh Konsumsi Fastfood Terhadap Obesitas Anak Sekolah Dasar. The Influence of Fast Food Consumption on Obesity in Elementary School Children

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terletak di Jl. Srikoyo No.

Hubungan Konsumsi Makanan Cepat Saji dan Tingkat Aktivitas Fisik terhadap Obesitas pada Kelompok Usia Tahun

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI DAN POLA MAKAN TERHADAP STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMP NEGERI 1 KINTAMANI Remaja merupakan sebuah transisi

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

INTISARI. Tujuan: Mengetahui hubungan antara sikap orang tua tentang jenis karbohidrat terhadap konsumsi karbohidrat pada anak yang obese

HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI FAST FOOD MODERN DENGAN STATUS GIZI (BB/TB Z- Score) DI SD AL-MUTTAQIN TASIKMAYA. Fitriyah Zulfa 1)

BAB I PENDAHULUAN. badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. maju dan negara berkembang. Setiap tahun prevalensi obesitas selalu

Ampera Miko 1*, Melsy Pratiwi 2

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran fast food dalam industri makanan di Indonesia mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD PADA ANAK SMP NEGERI 31 BANJARMASIN. Faidatur Rahmi H.*dan Aprianti**

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan aset bangsa untuk terciptanya generasi yang baik

BAB I PENDAHULUAN. jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. pada anak-anak hingga usia dewasa. Gizi lebih disebabkan oleh ketidakseimbangan

BAB I PENDAHULUAN. dengan masalah gizi kurang, berkaitan dengan penyakit infeksi dan negara maju

BAB I PENDAHULUAN. masih memiliki beberapa ketertinggalan dan kekurangan jika dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pola makan remaja telah mengarah ke dunia barat. Pemilihan makanan remaja beralih ke pemilihan makanan cepat saji (fast

BAB I PENDAHULUAN. lebih memilih makanan instan yang biasa dikenal dengan istilah fast food. Gaya

BAB I PENDAHULUAN. Kegemukan saat ini merupakan suatu epidemik global, lebih dari 1 miliar

STATUS GIZI REMAJA, POLA MAKAN DAN AKTIVITAS OLAH RAGA DI SLTP 2 MAJAULENG KABUPATEN WAJO

BAB I PENDAHULUAN. adalah kesejahteraan rakyat yang terus meningkat dan ditunjukan oleh

BAB 1 : PENDAHULUAN. akibat dari disregulasi dalam sistem keseimbangan energi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI, ASUPAN LEMAK, DAN OBESITAS PADA REMAJA SLTP DI KOTA YOGYAKARTA DAN DI KABUPATEN BANTUL

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi

LAPORAN HASIL PENELITIAN. SMA Raksana Medan Tahun Oleh : RISHITHARAN DORAISAMY

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

HUBUNGAN ANTARA POLA KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI DENGAN RESIKO OBESITAS PADA SISWA KELAS X DAN XI DI SMA KRISTEN KALAM KUDUS SUKOHARJO

PENGARUH AKTIFITAS FISIK TERHADAP KEJADIAN OBESITAS PADA MURID

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

POLA MAKAN DAN STATUS GIZI PADA ANAK ETNIS CINA DI SD SUTOMO 2 DAN ANAK ETNIS BATAK TOBA DI SD ANTONIUS MEDAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. dan orang-orang terdekat,mudah mengikuti alur zaman seperti mode dan trend

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pilihan yang banyak disukai masyarakat (Anonim, 2007).

Nunung Sri Mulyani Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan yang pesat dalam pembangunan nasional dan perkembangan ilmu

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena overweight saat ini sedang menjadi perhatian. Overweight atau

BAB I PENDAHULUAN. setelah diketahui bahwa kegemukan merupakan salah satu faktor risiko. koroner, hipertensi dan hiperlipidemia (Anita, 1995).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PERILAKU MAHASISWA ANGKATAN 2013 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI TERHADAP MAKANAN CEPAT SAJI

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tingkat kejadiannya terus meningkat di banyak negara di dunia (Lopez et

BAB I PENDAHULUAN. tetapi kurang serat (Suyono dalam Andriyani, 2010). Ketidakseimbangan antara

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia. Masalah gizi, tidak terlepas

KECUKUPAN DAN STATUS GIZI SISWA SMU DHARMA PANCASILA MEDAN SERTA KAITANNYA DENGAN INDEKS PRESTASI

PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI SNACK DAN PANGAN LAINNYA PADA MURID SEKOLAH DASAR DI BOGOR YANG BERSTATUS GIZI NORMAL DAN GEMUK

BAB I PENDAHULUAN. depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

NASKAH PUBLIKASI. Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : NUR KHASANAH J

BAB I PENDAHULUAN. penambahan bahan-bahan lain. Bahkan fast food (makanan cepat saji) semakin

Hubungan Pengetahuan Gizi Dan Frekuensi Konsumsi Fast Food Dengan Status Gizi Siswa SMA Negeri 4 Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi maka selera terhadap produk teknologi pangan

BAB I PENDAHULUAN. lebih di Indonesia terjadi di kota-kota besar sebagai akibat adanya

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN STATUS OBESITAS SISWA/I SMP NEGERI 1 DAN SMP NEGERI 2 TANJUNG MORAWA

FAKTOR RISIKO GIZI LEBIH PADA ANAK UMUR 9-11 TAHUN DI SEKOLAH DASAR MARSUDIRINI SEMARANG TAHUN 2016

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

KUESIONER GAMBARAN TAYANGAN IKLAN FAST FOOD

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA ANAK USIA 8-10 TAHUN DI SD KATOLIK 03 FRATER DON BOSCO MANADO

BAB I PENDAHULUAN. pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta benar. Dalam

HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI (FAST FOOD) DENGAN OBESITAS PADA SISWA KELAS V DAN VI SD SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN

HUBUNGAN POLA KONSUMSI FASTFOOD DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA REMAJA PUTRI DI SMA BATIK 1 SURAKARTA

POLA KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI (FAST FOOD), STATUS GIZI DAN KENAIKAN BERAT BADAN PADA MAHASISWA FIK DAN FT UNIVERSITAS MUHAMAMMADIYAH SURAKARTA

KUESIONER PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN USU TENTANG KONSUMSI MAKANAN SIAP SAJI (FAST FOOD) MEDAN TAHUN /../..

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa

PEMBAHASAN Status Gizi Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kegemukan Karakteristik Anak Jenis Kelamin.

Transkripsi:

P-ISSN : 2527-3310 E-ISSN : 2548-5741 Jurnal AcTion: Aceh Nutrition Journal, November 2016; 1(2): 78-82 KEBIASAAN KONSUMSI FAST FOOD TERHADAP OBESITAS PADA ANAK SEKOLAH DASAR BANDA ACEH (Habist of consumption fast food to primary school children of obesity in Banda Aceh) Junaidi 1*, Noviyanda 2 1,2 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh, JL. Soekarno Hatta, Kampus Terpadu Poltekkes Kemekes Aceh RI Aceh Lampeneurut, Aceh Besar. Telp.065146126. kode pos 23352 Received: 30/5/2016 Accepted: 14/8/2016 Published online: 7/11/2016 ABSTRAK Anak yang obesitas dikarenakan pola makan yang berlebihan dan tinggi energi. Frekuensi anak-anak dan remaja dalam konsumsi fast food rata-rata 1-2 kali seminggu, dengan jenis fast food yang sering dikonsumsi adalah fried chicken, french fries dan soft drink. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan konsumsi fast food dengan obesitas pada anak SD. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain Case Control Study, dengan jumlah sampel sebanyak 64 orang anak di SD Negeri 67 percontohan banda aceh. Penelitian dilaksanakan tanggal 26-27 Juli 2013, di SD Negeri 67 Percontohan Banda Aceh. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan pengukuran BB dan TB, dan status gizi murid SD diambil berdasarkan indeks antropometri IMT/U, kemudian data-data tersebut dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian mayoritas konsumsi fast food sebesar 62,5% pada anak obesitas yaitu sering, dan anak normal jarang mengkonsumsi sebesar 68,7%. Hasil statistik diperoleh p- value (0,024). Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh kebiasan konsumsi fast food terhadap kejadian obesitas pada murid SD. Saran kepada pihak sekolah, diharapkan agar dapat bekerja sama dengan tenaga kesehatan dengan memberikan konseling gizi, khususnya tentang konsumsi fast food kepada para murid Kata Kunci : Konsumsi, fastfood, obesitas, murid SD ABSTRACT Obesity in children due to excessive eating and high energy. The frequency of fast food consumption in children and adolescents on average 1-2 times a week, with the kind of fast food is often consumed was fried chicken, french fries and soft drink. The study aims to determine the relationship between habitual consumption of fast food and obesity in children. This research is descriptive analytic design with case control study, with a total sample of 64 children in primary schools 67 Banda Aceh. The research was conducted in primary schools 67 in Banda Aceh. Collecting data using questionnaires and measurements of height and weight, and the nutritional status of primary school students were taken by anthropometric indices BFA, then these data were analyzed using chi-square test. The results of the study the majority of fast food consumption amounted to 62,5% in obese children is frequent, and normal children rarely consume 68,7%. The statistical results obtained p-value (0,024). It can be concluded that there is influence of fast food consumption habits on the incidence of obesity in primary school students. Suggestions to the school, is expected to work closely with health professionals to provide nutrition counseling, particularly on the consumption of fast food to the students Keywords : Consumption, fast food, obesity, primary school students PENDAHULUAN Masalah gizi pada anak di Indonesia akhirakhir ini cenderung menunjukkan masalah gizi ganda yang berarti, di samping masih berkutat dalam menghadapi gizi kurang (malnutrisi), di lain pihak pada golongan masyarakat tertentu di kota besar, kita mulai menghadapi masalah gizi lebih atau obesitas. Karena gizi lebih atau obesitas pada anak mempunyai konsekuensi medis yang serius terutama untuk masa depan yang bersangkutan maupun terhadap ketersediaan kualitas manusia Indonesia selanjutnya. 1 Obesitas merupakan masalah serius yang dihadapi oleh banyak negara. Dulu, kelebihan berat badan sering dikaitkan dengan kemakmuran. Namun pandangan itu sekarang mulai berubah, kelebihan berat barat badan sekarang lebih berkaitan dengan penampilan. Begitu pula banyak pendapat di masyarakat yang mengira bahwa anak yang gemuk adalah sehat. Sehingga banyak ibu merasa bangga kalau * Penulis untuk korespondensi: JunaidiNeidi@gmail.com 78 AcTion Journal, Volume 1, Nomor 2, November 2016

Kebiasaan Konsumsi Fast Food terhadap Obesitas... anaknya gemuk, dan disatu pihak ada ibu yang kecewa kalau melihat anaknya tidak segemuk anak yang lain. 2 Data yang dikumpulkan Himpunan Obesitas Indonesia (2010) berdasarkan data dari Departemen Kesehatan pada tahun 2008 jumlah penderita obesitas meningkat menjadi 6,3% untuk anak laki-laki dan 8% untuk anak perempuan. Data baru yang dikumpulkan oleh Himpunan Obesitas Indonesia yakni tahun 2012 menunjukkan bahwa prevalensi obesitas untuk anak-anak pada sejumlah Sekolah Dasar di Indonesia adalah 12% menderita obesitas dan 9% kegemukan dari 1.730 anak. 3 Peningkatan persentase obesitas anak di Indonesia tidak jauh berbeda dengan angka di Amerika Serikat. Prevalensi obesitas pada anak usia 6-17 tahun di Amerika Serikat dalam tiga dekade terakhir naik dari 7,6%-10,8% menjadi 13%-14%. Sedangkan anak sekolah di Singapura naik dari 9% menjadi 19%. 4 Era globalisasi membawa dampak diperkenalkannya selera makan gaya fast food yang populer di Amerika dan Eropa. Budaya makan pun telah berubah menjadi tinggi lemak jenuh dan karbohidrat sederhana, rendah serat dan rendah zat gizi mikro. Kegemukan atau obesitas banyak terkait dengan jenis atau apa yang dimakan daripada jumlah yang dimakan. Rata-rata konsumsi energi penduduk Cina lebih tinggi daripada penduduk Amerika, namun kejadian obesitas 25% lebih banyak di Amerika. Ternyata perbedaannya ada pada sumber energi, karena orang Cina lebih banyak konsumsi karbohidrat kompleks dan lebih sedikit lemak daripada pola makan orang Amerika yang lebih banyak lemak jenuh dan gula 5. Peningkatan kemakmuran di Indonesia juga diikuti oleh perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan. Pola makan, terutama di kota besar, bergeser dari pola makan tradisional ke pola makan barat (terutama dalam bentuk fast food) yang sering mutu gizinya tidak seimbang. Pola makan tersebut merupakan jenis-jenis makanan yang bermanfaat, akan tetapi secara potensial mudah menyebabkan kelebihan masukan kalori. Berbagai makanan yang tergolong fast food tersebut adalah kentang goreng, ayam goreng, hamburger, soft drink, pizza, hotdog, donat, dan lain-lain. 6,7 Satu dari lima anak di perkotaan di kota Bandung mengalami kegemukan, melihat gejalanya saat ini, masalah kegemukan pada anak cenderung meningkat. Menurut survei pada tahun 2000 sebanyak 0,77% anak mengalami kegemukan, pada tahun 2002 meningkat menjadi 1,27% dan 4,60% pada tahun 2006. Sedangkan penelitian yang dilakukan pada 917 murid SD swasta favorit di Jakarta selatan menunjukkan dari 1.525 SD, terdapat 12,1% anak yang mengalami kegemukan. 8 Peningkatan jumlah Obesitas pada anakanak saat ini karena anak-anak lebih senang mengkonsumsi fast food modern yang dapat dikategorikan junk food, karena lebih banyak mengandung energi dan sedikit serat. Penelitianpenelitian terdahulu menunjukkan bahwa anak yang obesitas dikarenakan pola makan yang berlebihan dan tinggi energi. Biasanya, frekuensi anak-anak dan remaja dalam konsumsi fast food rata-rata 1-2 kali seminggu, dengan jenis fast food yang sering dikonsumsi adalah fried chicken, french fries dan soft drink. Sebagian besar remaja berstatus gizi obesitas. 9 DESAIN PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain Case Control Study yaitu suatu penelitian yaitu rancangan penelitian yang mempelajari hubungan antara paparan (faktor penelitian) dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok kasus dan kontrol berdasarkan status paparannya, dalam penelitian ini yaitu untuk melihat sejauh mana faktor kebiasaan mengkonsumsi fast food dengan kejadian obesitas pada anak SD Negeri 67 Percontohan Banda Aceh. HASIL DAN PEMBAHASAN Proporsi umur lebih besar pada sampel berusia dibawah 10 tahun baik pada kelompok perlakuan (62,5%) maupun kelompok kontrol (53,1%). Menurut jenis kelamin, mayoritas adalah laki-laki yaitu 59,4% pada kelompok perlakuan dan 53,1% pada kelompok kontrol. Sedangkan berdasarkan kelas, sebesar 40,5% pada kelompok perlakuan adalah siswa kelas VI dan 50,0% pada kelompok kontrol. AcTion Journal, Volume 1, Nomor 2, November 2016 79

Berdasarkan tabel 1, terlihat bahwa dari 64 orang sampel yang menjadi subjek penelitian, terdapat 30 orang (46,87%) yang tingkat konsumsi fast foodnya berada pada kategori sering, dan dari jumlah tersebut terdapat 20 orang (68,7%) yang mengalami obesitas, dan 10 orang (53,73%) tidak mengalami obesitas. Sedangkan jika dilihat dari 34 orang (53,73%) yang tingkat konsumsi fast foodnya berada pada kategori jarang, terdapat 22 orang (68,7%) yang tidak mengalami obesitas, dan 12 orang (37,5%) mengalami obesitas. Tabel 1. Pengaruh Konsumsi Fast Food Terhadap Obesitas di SD Negeri 67 Percontohan Banda Aceh Tahun 2013 Konsumsi Fast Food Status Gizi Jumlah Kasus Kontrol n % n % n % p-value (OR) Sering 20 62,5 10 31,2 30 46,8 0,024 Jarang 12 37,5 22 68,7 34 53,7 (3,667) Jumlah 32 100 32 100 64 100 Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square test ada pengaruh yang signifikan antara kebiasaan konsumsi fast food terhadap obesitas (p <0,05). Dengan melihat Ods Ratio (OR) orang yang mengkonsumsi fast food berisiko 3,667 kali mengalami obesitas, pada anak sekolah dasar negeri SD Negeri 67 percontohan Banda aceh. Makanan jenis fast food sudah mengalami proses pemasakan terlebih dahulu, sehingga banyak kehilangan zat gizi penting, seperti vitamin dan mineral, zat-zat gizi yang seharusnya di cerna dan di proses dalam saluran cerna tidak lagi dilakukan. Akibat sampai di dalam tubuh, zat gizi ini lebih cepat di cerna dan diserap, metabolisme di dalam tubuh pun menjadi kurang baik, saat anak mengkonsumsi fast food makanan jenis ini cenderung mengandung tinggi lemak dan tinggi kalori. Bila sering mengkonsumsi fast food, anak akan mengalami kegemukan dan obesitas, jika tidak di awasi kegemukan sendiri bisa timbul sejak anak berusia kurang dari 5 tahun. 11 Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahdiah membuktikan adanya keterkaitannya konsumsi fast food dengan obesitas, hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan antara konsumsi fast food dengan kejadian obesitas pada remaja (p = 0,015). 8 Berdasarkan hasil perhitungan OR (odd ratio), diketahui bahwa konsumsi fast food merupakan salah satu faktor risiko penyebab terjadinya obesitas pada murid SD Negeri 67 Percontohan Banda Aceh tahun 2013. Hal ini diketahui bahwa murid yang konsumsi fast food nya berada pada kategori sering, mempunyai risiko 3,667 kali lebih besar untuk mengalami obesitas, bila dibandingkan dengan murid yang tingkat konsumsi fast food nya berada pada kategori jarang. Era globalisasi membawa dampak diperkenalkannya selera makan gaya fast food yang populer di Amerika dan Eropa. Budaya makan pun telah berubah menjadi tinggi lemak jenuh dan karbohidrat sederhana, rendah serat dan rendah zat gizi mikro. Kegemukan atau obesitas banyak terkait dengan jenis atau apa yang dimakan daripada jumlah yang dimakan. Rata-rata konsumsi energi penduduk Cina lebih tinggi daripada penduduk Amerika, namun kejadian obesitas 25% lebih banyak di Amerika. Ternyata perbedaannya ada pada sumber energi, karena orang Cina lebih banyak konsumsi karbohidrat kompleks dan lebih sedikit lemak daripada pola makan orang Amerika yang lebih banyak lemak jenuh dan gula. 5 Peningkatan kemakmuran di Indonesia juga diikuti oleh perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan. Pola makan, terutama di kota besar, bergeser dari pola makan tradisional ke pola makan barat (terutama dalam bentuk fast food) yang sering mutu gizinya tidak seimbang. Pola makan tersebut merupakan jenis-jenis makanan yang bermanfaat, akan tetapi secara potensial mudah menyebabkan kelebihan masukan kalori. Berbagai makanan yang tergolong fast food tersebut adalah kentang goreng, ayam goreng, hamburger, soft drink, pizza, hotdog, donat, dan lain-lain. 10 Peningkatan jumlah Obesitas pada anakanak saat ini karena anak-anak lebih senang mengkonsumsi fast food modern yang dapat dikategorikan junk food, karena lebih banyak mengandung energi dan sedikit serat. Penelitianpenelitian terdahulu menunjukkan bahwa anak yang obesitas dikarenakan pola makan yang berlebihan dan tinggi energi. Biasanya, frekuensi 80 AcTion Journal, Volume 1, Nomor 2, November 2016

Kebiasaan Konsumsi Fast Food terhadap Obesitas... anak-anak dan remaja dalam konsumsi fast food rata-rata 1-2 kali seminggu, dengan jenis fast food yang sering dikonsumsi adalah fried chicken, french fries dan soft drink. Sebagian besar remaja berstatus gizi obesitas. 12 Keseimbangan energi dicapai bila energi yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan sama dengan energi yang dikeluarkan. Keadaan ini akan menghasilkan berat badan ideal/normal. Kelebihan energi terjadi apabila konsumsi energi melalui makanan melebihi energi yang dikeluarkan. Kelebihan energi ini akan diubah menjadi lemak tubuh. Akibatnya, terjadi berat badan lebih atau kegemukan. Kegemukan bisa disebabkan oleh kebanyakan makan dalam hal jenis karbohidrat, lemak maupun protein, tetapi juga karena kurang gerak. 15 Fungsi utama protein adalah untuk pertumbuhan, namun jika tubuh mengalami kekurangan zat energi maka fungsi protein terlebih dahulu untuk menghasilkan energi atau untuk membentuk glukosa. Jika protein dalam keadaan berlebihan maka protein akan mengalami deaminase yaitu nitrogen yang dikeluarkan dari tubuh dan sisa-sisa ikatan karbon akan diubah menjadi lemak dan disimpan dalam tubuh. Dengan demikian bila mengkonsumsi protein berlebihan dapat menyebabkan kegemukan. 16 Berdasarkan hasil penelitian dan beberapa teori di atas, maka peneliti berasumsi bahwa fast food yang dikonsumsi secara berlebihan atau keseringan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kejadian obesitas, namun disini peneliti juga punya beberapa pandangan lain sebagai penyebab terjadinya obesitas pada murid SD Negeri 67 Percontohan Banda Aceh, diantaranya adalah faktor aktivits, dimana banyak murid yang jarang mengkonsumsi fast food namun juga mengalami obesitas, hal ini dikarenakan aktiivitas yang kurang, para murid tersebut hanya menghabiskan waktu untuk bermain komputera dan bermain game, sehingga terjadi penumpukan lemak di tubuhnya. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya dan berdasarkan tujuan dari penelitian ini, maka peneliti membuat beberapa kesimpulan yaitu mayoritas konsumsi fast food pada kelompok kasus berada pada kategori sering, yaitu sebanyak 20 orang (62,5%). Sedangkan pada kelompok kontrol, mayoritas konsumsi fast food sampel berada pada kategori jarang, yaitu sebanyak 22 orang (68,7%). Konsumsi fast food merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya obesitas. Konsumsi fast food yang berlebihan atau keseringan menyebabkan seseorang 3,667 lebih banyak untuk mengalami obesitas. Terdapat pengaruh kebiasan konsumsi fast food terhadap kejadian obesitas pada murid SD Negeri 67 Percontohan Banda Aceh tahun 2013. KEPUSTAKAAN 1. Depkes RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2010. Jakarta. Departemen Kesehatan RI; 2011. 2. Freitag. Diet Seru Ala Remaja. Yogyakarta: Penerbit Jogja Great; 2010. 3. Hadi. Beban Ganda Masalah Gizi dan Implikasinya Terhadap Kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional. Jakarta: Depkes Jurnal Gizi Klinik Indonesia; 2005. 4. Herini ES. Karakteristik Keluarga dengan Anak Obesitas, dalam Berita Kedokteran Masyarakat; 2009: Vol. XV. 5. Khomsan, Ali. dkk. Pengantar Pangan dan Gizi. Cetakan -1, Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya; 2004. 6. Khumaidi. Gizi Masyarakat. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Pendidikan Tinggi. PAU Pangan dan Gizi IPB Bogor; 2009. 7. Krisno AM. Gizi dan Kesehatan, Edisi Pertama, Desember 2002, Jakarta; 2002. 8. Mahdiah. Prevalensi Obesitas dan Hubungan Konsumsi Fast Food dengan Kejadian Obesitas Pada Remaja SLTP Kota dan Desa di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tesis Magister Gizi dan Kesehatan Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta; 2004. 9. Nasar SS. Obesitas pada Anak : Aspek Klinis dan Pencegahan. Jakarta: Naskah Lengkap Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak; 2005: XXXV AcTion Journal, Volume 1, Nomor 2, November 2016 81

10. Padmiari IA. Prevalensi Obesitas dan Konsumsi Fast Food Sebagai Faktor Resiko Terjadinya Obesitas Pada Anak SD di Kota Denpasar, Bali. Tesis Magister Gizi dan Kesehatan Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta; 2002. 11. Profil SD Negeri 67 Percontohan Banda Aceh, tahun 2013 12. Salam MA. Epidemiologi dan Patologi Obesitas dalam Obesitas Permasalahan dan Penanggulangannya, Laboratorium Farmakologi Klinik, Fakultas Kedokteran, UGM. Yogyakarta; 2009. 13. Samsudin. Obesitas pada Anak, Penanggulangan dan Pencegahan. Disampaikan pada Kongres Ilmu Kesehatan Anak (KONIKA) IX, Semarang; 2003. 14. Sari W. Dangerous Junk Food. Yogyakarta: Perpustakaan Nasional; 2008. 15. Satoto, dkk. Kegemukan, Obesitas dan Degeneratif : Epidemiologi dan Strategi Penanggulangan. Dalam Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI. Jakarta: LIPI; 2006. 16. Sjarif, DR. Child Hood Obesity : Evaluation and Management. Naskah Lengkap National Obesity Symposium II. Perkeni, DNC. Surabaya; 2003. 17. Subardja D, Suzy IS, dkk. Hubungan Pola Makan dan Pola Aktifitas Fisik dengan Obesitas Primer pada Anak. Media Gizi & Keluarga; 2000. 82 AcTion Journal, Volume 1, Nomor 2, November 2016