Penerapan Konsep Tumpang Tindih Pada Rancangan Pasar Ikan Mayangan

dokumen-dokumen yang mirip
Penerapan Metafora Paramadiwa pada Perancangan Pusat Kesenian Jawa Timur Paramadiwa Surabaya

Perancangan Apartemen dengan Alat Bantu Software Simulasi Aliran Angin

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) ( X Print) G-92

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) ( X Print) G-66

Konsep Panopticon dan Persepsi Ruang pada Rumah Bina Nusa Barong

Ruang Rehumanisasi: Proses Pembauran Manusia Melalui Perjalanan Ruang

Pola Fraktal sebagai Pemberi Bentuk Arsitektur Apartemen yang Menenangkan

Bentuk Analogi Seni Pertunjukan dalam Arsitektur

Perancangan Pusat Komunitas Tunanetra Indonesia dengan Pendekatan Indera

Konsep Perancangan Kampung Baru Nelayan Kenjeran Surabaya Berbasis Potensi Wilayah

Desain Apartemen Dengan Pendekatan Edible Landscape

Metafora Akselerasi dalam Objek Rancang Sirkuit Balap Drag Nasional

Penerapan Tema Cablak pada Rancangan Rumah Budaya Betawi

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) 1

Fasilitas Wisata Kuliner di Pantai Losari Makassar

Redesain Kawasan Akuatik Kebun Binatang Surabaya Berbasis Isu Sirkulasi

DESAIN WISATA EDUKASI BERWAWASAN LINGKUNGAN DI SURABAYA

Meng- abadi -kan Arsitektur dalam Rancangan Gedung Konser Musik Klasik Surabaya

Integrasi Budaya dan Alam dalam Preservasi Candi Gambarwetan

Penerapan Tema Terhubung (kembali) dengan Alam sebagai Penyelesaian Desain pada Perancangan Islamic Center Pakem

Pusat Terapi Anak Autis Sindrom Asperger di Surabaya

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) ( X Print) G-179

II. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANG

Perancangan Perpustakaan Umum dengan Pendekatan Arsitektur Hybrid

Solusi Hunian Bagi Pekerja dan Pelajar di Kawasan Surabaya Barat Berupa Rancangan Desain Rusunawa

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

PASAR TRADISIONAL MODERN SURABAYA

Keselarasan antara Baru dan Lama Eks-Bioskop Indra Surabaya

Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo

Metafora Kembang Api dalam Objek Rancang Galeri Seni Instalasi Indonesia

Pendekatan Kontekstual pada Rancangan Pusat Kajian Pekembangan Islam di Komplek Makam Siti Fatimah binti Maimun, Leran, Manyar, Gresik

Penerapan Konsep Defensible Space Pada Hunian Vertikal

Rancangan Sirkulasi Pada Terminal Intermoda Bekasi Timur

BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB VI HASIL RANCANGAN

Penerapan Budaya Sunda dalam Perancangan Pasar Rakyat Kasus: Pasar Sederhana, Bandung

Hunian Vertikal Sewa dengan Konsep Eko-modular Arsitektur

Konsep Arsitektur Hijau Sebagai Penerapan Hunian Susun di Kawasan Segi Empat Tunjungan Surabaya

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Redesain Pelabuhan Balohan Sebagai Landmark Baru Kota Wisata Pulau Weh

PENGEMBANGAN FISIK BANGUNAN TPI JUWANA

BAB I PENDAHULUAN. Lamongan merupakan daerah yang berada pada jalur pantai utara,

Pengembangan Stasiun Pusat RegionaL di Manggarai Jakarta Selatan

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) ( X Print) G-320

BAB III METODE PERANCANGAN. seseorang pernah melakukan hal yang berkaitan dengan rancang-merancang, tentu

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini merupakan langkah perancang dalam merancang

Konsep Defamiliarisasi pada Desain Museum Tambang Pasir Sungai Brantas

GEDUNG PAMERAN SENI RUPA

PELABUHAN PERIKANAN PANTAI REMBANG

PENERAPAN SIMBIOSIS RUANG PADA TEMPAT TINGGAL DULU DAN KINI SEBAGAI KONSEP RANCANG RUMAH SUSUN DI KEDIRI

Struktur Arsitektur dalam Objek Rancang Pusat Komunitas Berperilaku Hijau Surabaya

Penerapan Healing Architecture dalam Desain Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN TAMAN BACAAN DI PATI

REDESAIN PASAR CEPOGO BOYOLALI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEKSTUAL

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Responsive Environment Sebagai Acuan Desain Terhadap Kebutuhan Anak Autis

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

Fasilitas Penginapan dan Wisata Pantai di Sendang Biru, Kabupaten Malang

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM

TERMINAL PENUMPANG ANGKUTAN LAUT DI TAHUNA (Arsitektur Perilaku)

BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN. karena itu, dalam perkembangan pariwisata ini juga erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

BAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN

JURNAL UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN HOTEL RESORT DI WISATA PANTAI ALAM INDAH. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. salah satu media perdagangan. Banyak pelabuhan-pelabuhan terkenal dan besar. pada zaman itu, salah satunya Pelabuhan Panarukan.

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Hotel Resor dan Fasilitas Wisata Mangrove di Pantai Jenu, Tuban

Architecture. Home Diary #007 / 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penentuan Variabel Berpengaruh dalam Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi Pesisir Utara pada Bidang Perikanan di Kota Pasuruan

BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN FISIK BANGUNAN TPI JUWANA 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya Peran Pantai Baron sebagai Tujuan Wisata Pantai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Existensi proyek

Citra Lokal Pasar Rakyat pada Pasar Simpang Aur Bukittinggi

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB VI DESAIN PERANCANGAN

STRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR :

Desain Hunian Terapung di Jakarta Utara

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

DESAIN BECAK WISATA KOTA BLITAR

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang

Perancangan Environmental Graphic Design Kebun Binatang Surabaya dengan Konsep Uniquely Playful

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

MODUL-1 TOPIK-2 PERAN ARSITEK DALAM TIAP TAHAPAN PROYEK PROYEK ARSITEKTUR DAN JASA ARSITEK. Lanjutan...

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR ABSTRAKSI PENDAHULUAN 1

SENTRA JAMUR SEBAGAI WAHANA REKREASI DAN EDUKASI JAMUR DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1

: Kampung Sampireun. Atap dilapisi ijuk

PASAR MODERN DI BEKASI TA-115

Fungsional Versus Estetika: Inkubasi dalam Rancangan TPA

Gambar 6.1 Alternatif Gambar 6.2 Batara Baruna. 128 Gambar 6.3 Alternatif Gambar 6.4 Alternatif Gambar 6.

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) G-120

Beachwalk Mall di Tanjung Pandan, Belitung

Transkripsi:

G23 Penerapan Konsep Tumpang Tindih Pada Rancangan Pasar Ikan Mayangan A.A. Handria Yudha Permana dan Bambang Soemardiono Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: bbsoem@arch.its.ac.id Abstrak Pasar Ikan Mayangan saat ini merupakan sebuah tempat yang digunakan untuk melakukan kegiatan perdagangan jual beli hasil laut di Probolinggo. Namun kondisi saat ini desain dari Pasar Ikan Mayangan yang dikelilingi potensi-potensi alam disekitarnya tidak mampu memanfaatkan potensi-potensi tersebut menjadi bagian dari pasar, dimana potensi-potensi tersebut dapat memberikan nilai tambah dari pasar itu sendiri. Akibatnya mobilitas yang terjadi disana sangat cepat atau dengan kata lain aktifitas yang dilakukan hanya sesaat. Dengan potensi dan masalah ini, maka muncul gagasan perancangan kembali kawasan Pasar Ikan Mayangan yang menjadikan potensi dan lingkungan sekitar sebagai bagian dari desain yang nantinya dapat meningkatkan suasana industri perikanan di kecamatan Mayangan dengan menggunakan konsep tumpang tindih yang mencerminkan sesuatu yang saling berbeda namun saling menguatkan dan memberikan hal baru dalam prosesnya. Dengan konsep tumpang tindih ini bangunan Pasar Ikan Mayangan mampu membuat pengunjung atau pengguna lain nyaman berlama-lama berada di lingkungan pasar dan menciptakan sebuah interaksi. Setelah adanya interaksi itu maka akan tercipta sebuah ruang publik yang akan memberikan makna baru bagi pasar ikan disana sebagai sebuah kehidupan di daerah pesisir, menjadi penggerak roda ekonomi dan menjadi sebuah area wisata baru untuk menikmati kebaharian Indonesia. Gambar 1: Peta Negara Indonesia Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/indonesia Gambar 2: Lokasi Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan Sumber : www.maps.google.com Kata Kunci Interaksi, Pasar, Potensi, Tumpang tindih, Wisata I I. PENDAHULUAN NDONESIA adalah Negara maritim dimana 70% wilayahnya berupa laut dengan luas 5,8 juta km 2 (termasuk Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia / ZEEI) yang memiliki potensi hasil laut yang sangat besar [1] (Gambar 1). Namun dalam pemanfaatan dan pengelolaan akan fungsi dan peranan laut serta megabiodiversitas yang terkandung didalamnya justru masih sangat minim dilakukan. Menyadari hal tersebut, melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan, pemerintah Indonesia berupaya memajukan industri perikanan laut dengan membangun pelabuhan-pelabuhan perikanan modern yang didukung dengan dibangunnya tempat pelelangan dan pasar Gambar 3: Suasana sekitar kawasan Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan Sumber: Dokumentasi pribadi

G24 ikan dibeberapa lokasi yang mempunyai potensi hasil tangkap yang tinggi [2]. Salah satunya di daerah Kota Probolinggo memiliki pelabuhan bernama Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Mayangan yang berlokasi di sisi timur Tanjung Tembaga, Kota Probolinggo (Gambar 2). Di dalam kawasan PPP Mayangan terdapat fasilitas pasar dan pelelangan ikan yang dikelilingi oleh pemandangan alam yang berpotensi sebagai nilai tambah untuk fasilitas pasar dan pelelangan itu sendiri dan dapat menjadi sebuah potensi wisata (Gambar 3). Namun kondisi saat ini potensi-potensi tersebut masih berdiri sendiri tanpa adanya keterhubunganan yang dapat saling mendukung antara potensi yang satu dengan potensi yang lain, maupun dengan bangunan yang sudah ada. Hal yang terjadi adalah mobilitas yang terjadi disana sangat cepat atau dengan kata lain aktifitas yang dilakukan hanya sesaat. Ini terjadi karena kurangnya fasilitas dan fungsi-fungsi yang mampu memberikan kesempatan adanya interaksi antara pengguna, lingkungan, dan bangunan. Dengan potensi dan masalah ini lah, maka muncul gagasan perancangan kembali kawasan Pasar Ikan Mayangan dengan menjadikan interaksi antara pengguna, potensi dan lingkungan sekitar sebagai bagian dari desain sehingga tujuan utama dari desain ini untuk membuat pengunjung atau pengguna lain dapat melakukan aktivitas di lingkungan pasar dengan nyaman dan memunculkan interaksi-interaksi antara pengguna, lingkungan, dan bangunan yang sudah ada dapat terwujud dimana diharapkan dapat membentuk sebuah ruang publik yang dapat memberikan makna baru bagi pasar ikan disana sebagai sumber kehidupan di daerah pesisir dan roda penggerak perekonomian serta menjadi kawasan wisata baru untuk menikmati kebaharian Indonesia. II. METODE DAN PENDEKATAN DESAIN Penyusunan metode desain dilandasi oleh Architecture Programming oleh Donna P. Duerk. Dalam uraiannya, Architecture Programming diartikan sebagai tahapan dari proses desain dengan observasi dan analisa mengenai desain tersebut guna mencapai sebuah hasil yang maksimal [3]. Berikut merupakan rumusan dari metode Architecture Programming menjadi beberapa poin yang saling terkait yaitu (Gambar 4) : 1. Fakta adalah keadaan sebenarnya yang terjadi pada lokasi obyek dan sekitarnya, selama hal tersebut dibutuhkan dalam proses perancangan. 2. Issue merupakan segala sesuatu berkaitan dengan permasalahan yang timbul dalam obyek rancang. Suatu hal yang menjadi perhatian dalam langkah mendesain obyek rancang yang diharapkan 3. Goals adalah sebuah tujuan yang merupakan pernyataan yang mencantumkan dengan jelas suatu tingkatan kualitas yang ingin dicapai berkenaan dengan issue yang telah dirumuskan sebelumnya. 4. Performance requirement adalah pernyataan tingkat fungsi Gambar 4: Diagram metode desain Architecture Programming menurut Donna P. Duerk Sumber: http://www.arch.ttu.edu/courses/2014/fall/4341/programming.htm Gambar 5: Ilustrasi pendekatan interaksi sosial Sumber : http://www.bintegra.com/solutions/it/social-crmintegration/ Gambar 6: Ilustrasi konsep tumpang tindih Sumber : http://dejanseo.com.au/link-overlap-competitor-link-researchtactic/

G25 yang dapat diukur yang pemenuhannya berkaitan dengan tuntutan tujuan yang ada. 5. Concept adalah pernyataan tentang "himpunan yang ideal" dari hubungan antara berbagai unsur yang dikuasai oleh perancang (arsitek), seperti bentuk (dimensi dan arah), material, tekstur, warna (hue, value, intensity) dan keberadaan (adjacency). Pada proses perancangan desain ini menggunakan pendekatan ekstrinsik yaitu pendekatan yang dibantu oleh ilmu lain selain ilmu daru arsitektur itu sendri. Pendekatan yang digunakan adalah interaksi sosial yang mucul dari isu, permasalahan, dan potensi yang sudah dibahas sebelumnya (Gambar 5). Oleh karena itu kriteria desain yang dimunculkan adalah bangunan harus memberikan ruang-ruang dan fasilitas yang setiap sisinya mampu menjadi media berkumpul bagi seluruh pengguna, bangunan yang dihadirkan juga memiliki lebih dari satu fungsi, dan mampu berada di antara masyarakat atau dekat dan mudah dikenali oleh masyarakat. Interaksi yang terjadi pun bukan hanya sesama manusia melaikan interaksi dengan lingukungan sekitar dan bangunan yang sudah ada. Karena memang tidak hanya pengguna yang menjadi faktor utama di dalam rancangan ini, adanya hubungan antara lingkungan dengan bangunan sekitarnya juga menjadi faktor penting dalam meningkatkan sebuah fungsi dan nilai sebuah kawasan. Arsitektur, lingkungan dan pengguna harus saling berjalan beriringan dimana mereka saling menguatkan walaupun dengan karakteristik yang saling berbeda. Hal inilah yang coba diterapkan dalam perancangan bangunan dan ruang luar dari Pasar Ikan Mayangan. Gambar 7: Siteplan Pasar Ikan Mayangan Gambar 8: Bird eye view III. PENERAPAN KONSEP Dari metode Architecture Programming dan pendekatan sosial yang dilakukan maka dihasilkan sebuah konsep besar atau utama dari perancangan objek desain Pasar Ikan Mayangan ini yaitu konsep Tumpang Tindih atau Overlapping. Tumpang Tindih dapat memiliki arti lain seperti : menumpuk, bersusun-susun, bercampur aduk, saling berbeda (bertentangan) [4], hal yang sama dilakukan oleh beberapa orang atau di dalam matematika tumpang tindih ini dapat di visualisasikan seperti irisan (Gambar 6). Istilah Tumpang Tindih mencerminkan sesuatu yang saling berbeda namun saling menguatkan dan memberikan hal baru dalam prosesnya. Konsep ini diterapkan pada penataan massa bangunan, fungsi dan kesan ruang serta dalam penggunaan jenis material. Pada tatanan massa bangunan dibuat terlihat seperti tidak beraturan, berusaha untuk saling menumpuk namun dengan bentuk dasar dan warna yang sama. Massa bangunan di letakkan saling berselang-seling guna menghadirkan ruang transisi berupa plaza-plaza dan taman-taman yang fungsinya menjadi ruang untuk berkumpul seluruh pengguna dan melakukan berbagai macam kegiatan disana (Gambar 7, 8). Gambar 9: Penjemuran jala saat kondisi penuh Gambar 10: Penjemuran jala saat kondisi kosong

G26 Pada ruang dan fungsi bangunan konsep Tumpang Tindih di hadirkan berdasarkan konsep cross-programming dimana menghadirkan fungsi baru ke dalam sebuah fungsi yang sudah ada sebelumnya [5]. Konsep Bernard Tschumi tentang crossprogramming ini mengacu pada dua aspek : 1. Aktivitas yang dihadirkan dapat tumpang tindih atau ruang yang dihadirkan dapat mewadahi bermacammacam aktivitas (Gambar 9, 10, 11) 2. Bangunan harus dapat beradaptasi terhadap program yang berbeda dari waktu ke waktu (Gambar 12, 13, 14) Di dalam desain Pasar Ikan Mayangan ini menggunakan beberapa material dan warna-warna sebagai elemen pendukung arsitektural pada bangunan. Material-material ini digunakan dengan alasan dekat dengan kegiatan para nelayan, berasal dari alam dan juga keinginan untuk mengkombinasikan kesan tradisonal dan modern dari sebuah material. Kesan tradisional yang dihadirkan berasal dari penggunaan material yang memiliki kesan alam seperti anyaman bambu pada fasad bangunan, panel-panel kayu pada deck lantai, atap sirap fiber ( sirap buatan ) pada material penutup atap, dan penggunaa warna coklat pada detail-detail tertentu. Kesan modern yang dihadirkan terlihat dari penggunaan material baja pada rangka atap bangunan, beton pada struktur, keramik tekstur kasar pada lantai dan penggunaan warna putih abu pada dinding bangunan (Gambar 15, 16, 17, 18, 19). Sehingga dapat disimpulkan Tumpang tindih ( Overlapping ) dimana hadir dari pencampuran banyak fungsi dan program yang berbeda antara satu dengan yang lain. Memiliki arti 2 hal atau lebih yang saling bersinggungan pada titik tertentu dengan saling menumpuk, menutupi, melindungi, dan menyelubungi antara satu dengan yang lain sehingga mampu memberikan pertukaran bentuk dan fungsi, memberikan persepsi ruang yang berbeda, memikat orang untuk mengeksplorasi komposisi yang ada, dan membuat pengalaman yang berbeda dalam hubungan sosial (interaksi) antar penggunanya. Gambar 11: Dermaga bongkar muat dan taman Gambar 12: Cold storage saat pagi Gambar 13: Cold storage saat siang IV. KESIMPULAN Dengan menggunakan pendekatan interaksi sosial dan konsep Tumpang Tindih dalam rancangan Pasar Ikan Mayangan ini terciptalah sebuah ruang-ruang yang dapat mewadahi seluruh kegiatan pengguna secara bersama-sama. Dengan terciptanya ruang-ruang tersebut memberikan kesempatan terjadinya sebuah interaksi sosial baik secara verbal maupun secara visual. Namun tidak hanya pengguna yang menjadi faktor utama di dalam rancangan ini, adanya hubungan antara lingkungan dengan bangunan sekitarnya juga menjadi faktor penting dalam meningkatkan sebuah fungsi dan nilai sebuah kawasan. Arsitektur, lingkungan dan pengguna harus saling berjalan beriringan dimana mereka saling menguatkan walaupun dengan karakteristik yang saling berbeda. Hal inilah yang coba diterapkan dalam perancangan bangunan dan ruang luar dari Pasar Ikan Mayangan sehingga tujuan utama dari desain ini untuk membuat pengunjung atau pengguna lain nyaman untuk berlama-lama berada di lingkungan pasar dan menciptakan sebuah interaksi sehingga Gambar 14: Cold storage saat sore Gambar 15: Area entrance Pasar Ikan Mayangan

G27 tercipta sebuah ruang publik baru yang akan memberikan makna baru bagi pasar ikan disana sebagai sebuah kehidupan di daerah pesisir dan penggerak roda ekonomi dapat terealisasikan. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terimaksih kepada Allah SWT, Dr. Ing. Ir. Bambang Soemardiono, selaku dosen pembimbing. Ir. Endrotomo MT, Ir. Achmad Maksum, MT, dan Johanes Krisdianto ST, MT selaku dosen penguji tugas akhir. Dr, Ir IGN Ngurah Antaryama selaku dosen koordinator tugas akhir; segenap dosen dan karyawan jurusan Arsitektur ITS; kepada keluarga, para sahabat, serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam bentuk apapun. Penulis menyampaikan terima kasih atas doa, bantuan, dan dukungan yang telah diberikan selama proses menyelesaikan Tugas Akhir dan penyelesain artikel ilmiah ini. Gambar 16: Area penjualan hasil olahan DAFTAR PUSTAKA [1] http://www.ppk-kp3k.kkp.go.id/ [2] http://robyboestami.blogspot.com/2009/05/pelabuhan-perikanan-pantaippp-mayangan.html [3] Duerk. Donna P, Architectural Programming, New York : Van Nostrand Reinhold (1993) [4] Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) [5] Tschumi, Bernard, Architecture and Disjunction. MIT Press, Massachusetts, 1996 Gambar 17: Area pelelangan ikan Gambar 18: Area sortir Gambar 19: Area pasar