BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Tujuan ini menentukan ke arah mana suatu perusahaan atau

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN UKDW. pelanggan. Salah satu bisnis yang berkembang di perkotaan adalah retail. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Serikat, yaitu Robert S. Kaplan dan David P. Norton. Saat itu mereka diberikan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan lingkungan bisnis di dunia saat ini begitu dinamis. Hal tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya perekonomian, keikutsertaan berbagai

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN

Farah Esa B

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis yang ada berubah dari persaingan teknologi atau industrial

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi tahun 2008 lalu di beberapa negara di Asia, tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Persaingan dalam dunia bisnis semakin hari semakin menunjukkan

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma lama dari manajemen pemerintahan yang berfokus pada

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencapai tujuannya, organisasi perlu merumuskan dan. bahwa implementasi strategi organisasi memerlukan sebuah pengukuran

BAB I PENDAHULUAN. cermat dan bijaksana dalam merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. maka perusahaan akan mampu bersaing dan berkembang dengan baik. perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi pada periode yang lalu.

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. tuntut untuk menempuh langkah-langkah yang strategik dalam kondisi apapun. Selain

BAB I PENDAHULUAN. Menyadari munculnya persaingan bisnis, perusahaan harus dapat. mereka untuk mendapatkan kinerja yang lebih baik lagi.

BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO), TBK CABANG MAKASSAR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sumber Daya Air dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

Prepared by Yuli Kurniawati

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Penilaian kinerja merupakan proses pengukuran organisasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang didapat dari penjualan produk. Mengejar laba setinggi-tingginya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan perekonomian dan dunia usaha akhir ini yang disertai

BAB 1 PENDAHULUAN. tidur dan tenaga kerja sebanyak 677 orang. Masalah utama dalam penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. bisnis, pengukuran kinerja merupakan usaha yang dilakukan pihak manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. entitas yang memiliki tanggungjawab kepada shareholder, dan stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. rupa sehingga agar dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Air adalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya bisnis ritel seperti yang terlihat pada 2009 ketika sektor ritel

ABSTRAKSI. Kata kunci: sektor publik, kinerja, balance scorecard, PDAM

BAB I PENDAHULUAN. Masa depan merupakan suatu hal yang tidak pasti, begitu juga dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk kepentingan jangka panjang. Jika perusahaan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Saat didirikan, pada umumnya perusahaan memiliki tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin meramaikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia yang pesat telah mendorong semakin tingginya

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi hasil-hasil kegiatan yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pusat

EVALUASI PENGUKURAN KINERJA BERDASARKAN BALANCED SCORECARD PADA PERUSAHAAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya era pasar bebas membawa dampak persaingan bisnis yang

Taryana Suryana. M.Kom

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien sehingga visi perusahaan dapat tercapai. Sebagai konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan,

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad informasi saat ini, kita dihadapkan pada semakin ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut.

BAB V KESIMPULAN. kinerja yang baik akan cendrung memiliki budaya asal bapak senang, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi pasti mempunyai tujuan yang ingin

BAB 1 PENDAHULUAN. harta yang berharga bagi perusahaan (Intangible Assets) serta berguna untuk

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk menempuh langkah-langkah strategik dalam bersaing pada kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Untuk berhasil dan tumbuh dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan menghadapi lingkungan bisnis yang semakin kompleks

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan dari kinerjanya. Guna mencapai target tersebut perlu adanya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Kondisi ini memicu perusahaan-perusahaan untuk terus

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. semakin tajam menyebabkan model pengukuran kinerja tradisional tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

The Balanced Scorecard. Amalia

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada PT. BHANDA GHARA REKSA KANTOR PUSAT JAKARTA)

ABSTRAK. Keywords: Balanced Scorecard, Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan, Perspektif Bisnis Internal, Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Aktivitas bisnis pada era pasar persaingan sempurna saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang semakin kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh organisasi baik yang

BAB I PENDAHULUAN. demikian yang dikatakan oleh Wiliam Thompson (Lord Kelvin), Dari

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Efektivitas dan efisiensi sistem perbankan di suatu

BAB V PENUTUP. berbasis Balanced Scorecard dengan menggunakan keempat perspektif Balanced

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa sangat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di saat ini, sehingga pelaku bisnis harus menyusun dan merancang

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. pasti membutuhkan alat yang disebut pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era revormasi yang sedang berlangsung dewasa ini, pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pengukuran dari aspek keuangan, kurang memperhatikan. pengukuran tersebut dengan strategi badan usaha.

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam perusahaan dengan tujuan untuk memotivasi karyawan dalam

INDEPT, Vol. 1, No. 1, Februari 2011 ISSN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk organisasi sangat diperlukan agar suatu organisasi mampu bersaing dan

Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik

PENGGUNAAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALTERNATIF ALAT UKUR KINERJA BKK KECAMATAN PASAR KLIWON SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. mencapai laba yang maksimal. Maka, manajemen perusahaan dituntut untuk

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. yang lainnya menjadi sangat pelik dan kompetitif, perusahaan dituntut untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap perusahaan atau entitas didirikan dengan suatu tujuan tertentu. Tujuan ini menentukan ke arah mana suatu perusahaan atau entitas ini beroperasi. Namun secara umum, tujuan dari entitas bisnis atau perusahaan didirikan adalah untuk mendapatkan laba. Laba menjadi tujuan utama yang ingin dicapai oleh perusahaan sehingga angka laba menjadi ukuran yang penting untuk mengetahui apakah tujuan atau target perusahaan telah tercapai. Pengukuran kinerja menjadi alat yang dapat digunakan oleh manajemen suatu perusahaan untuk mengevaluasi dan mengukur sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan diawal yang tercermin dalam visi, misi dan target dapat dicapai oleh perusahaan selama suatu periode. Pengukuran kinerja menjadi hal yang sangat penting dilakukan pada semua organisasi atau perusahaan. Kaplan dan Norton (1992) menyatakan if you can t measure it, you can t manage it Sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya sistem pengukuran kinerja yang baik merupakan salah satu kunci kesuksesan manajemen dalam mengelola perusahaan. Pengukuran kinerja secara umum dilakukan pada akhir tahun atau akhir periode suatu siklus operasi atau siklus akuntansi dari suatu perusahaan. 1

Angka laba yang dilaporkan menjadi indikator utama dalam pengukuran kinerja untuk mengetahui tingkat keberhasilan manajemen dalam mengelola operasi perusahaan pada suatu periode. Laba yang meningkat dari suatu periode ke periode berikutnya dapat dijadikan indikator bahwa kinerja manajemen dalam mengelola operasi perusahaan sudah baik. Sebaliknya, jika laba yang didapat perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya semakin menurun maka hal ini dapat dijadikan dasar untuk menilai buruk kinerja manajemen. Laba merupakan salah satu indikator pengukuran kinerja dari sisi keuangan yang sangat penting dan menjadi satu-satunya indikator untuk menilai keberhasilan perusahaan, setidaknya sampai akhir tahun 1992 karena fokus pengukuran kinerja pada saat itu hanya terbatas pada ukuran keuangan saja. Seiring dengan perkembangan zaman dan masuknya dunia bisnis pada era informasi, mulai muncul kesadaran bahwa perlu dilakukan pengukuran kinerja dari perspektif non-keuangan untuk mengukur kinerja perusahaan secara lebih komprehensif dan tidak terbatas hanya pada perspektif keuangan saja. Pada tahun 1992 Robert S. Kaplan dan David P. Norton dalam artikelnya pada Harvard Business Review (1992) yang berjudul Balanced Scorecard Measure That Drive Performance mengemukakan model pengukuran kinerja yang baru yaitu model Balanced Scorecard. Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa untuk mengukur kinerja di dalam organisasi masa depan diperlukan ukuran kinerja yang komprehensif dan terpadu, yang di dalamnya mencakup 2

empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Model pengukuran kinerja menggunakan Balanced Scorecard ini merupakan inovasi dalam dunia akuntansi manajemen khususnya dalam masalah pengukuran kinerja karena mampu mengukur kinerja perusahaan secara lebih komprehensif, terintegrasi dan terpadu baik untuk tangible assets maupun intangible assets. Model pengukuran kinerja dengan Balanced Scorecard memberikan alternatif untuk mengukur kinerja perusahaan tidak hanya dari perspektif keuangan saja melainkan dari perspektif non-keuangan juga turut diukur. Sistem pengukuran kinerja harus mampu mengukur keberhasilan implementasi strategi yang dilihat dari aksi dan hasil. Dixon et al (1990) menyatakan bahwa pengukuran kinerja yang tidak tepat adalah hambatan untuk melakukan pengembangan perusahaan sejak pengukuran kinerja menghubungkan antara strategi dan aksi. Pengukuran kinerja yang tidak tepat menyebabkan aksi tidak selaras dengan strategi walaupun diformulasikan dan dikomunikasikan dengan baik. Pengukuran kinerja yang tepat memainkan peranan yang penting dalam implementasi strategi perusahaan menjadi aksi yang dapat diukur. Semenjak tahun 1992, ada banyak perusahaan yang mengadopsi sistem pengukuran kinerja dengan model Balanced Scorecard karena memang pada saat itu mulai timbul kesadaran bagi manajemen perusahaan 3

perlu untuk mengukur kinerja bukan hanya dari perspektif keuangan saja. Manajemen perusahaan-perusahaan pada saat itu mulai memandang penting perspektif non-keuangan untuk dimasukan dalam komponen pengukuran kinerja, sehingga Balanced Scorecard dipandang sebagai model pengukuran kinerja yang mampu mengukur kinerja suatu perusahaan dari perspektif keuangan maupun non-keuangan. Perusahaan tidak mungkin hanya mengandalkan ukuran keuangan saja pada era bisnis global dengan persaingan yang semakin ketat. Perusahaan harus memperhatikan perspektif non-keuangan untuk dapat tetap bersaing dengan perusahaan lain. Perspektif non-keuangan yang harus diperhatikan perusahaan salah satunya adalah intangible assets seperti pelanggan yang loyal dan pegawai yang cakap. Balanced Scorecard sebagai suatu sistem pengukuran kinerja mampu mengukur semua itu dengan baik. Lebih jauh lagi, Balanced Scorecard tidak hanya merupakan model pengukuran kinerja, Balanced Scorecard juga dapat digunakan sebagai suatu sistem manajemen yang terpadu dan terintegrasi (Kaplan dan Norton, 1996). Indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja harus jelas dan dapat diukur sehingga menghasilkan pengukuran kinerja yang efektif dan menjadi alat evaluasi yang tepat untuk perusahaan. Untuk itu, dibutuhkan hubungan yang jelas antara visi, misi dan strategi dengan hasil atau kinerja yang dicapai serta indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja. Balanced Scorecard merupakan model yang tepat untuk menjembatani 4

antara keduanya. Balanced Scorecard membuat hubungan sebab-akibat yang jelas antara visi, misi dan strategi dengan hasil yang dicapai serta indikatornya sehingga dapat dijadikan model pengukuran kinerja yang memadai yang mampu mengukur kinerja perusahaan dari berbagai perspektif yang berbeda. Kaplan dan Norton (1996) menyatakan perusahaan yang inovatif menggunakan Balanced Scorecard sebagai alat yang revolusioner untuk memobilisasi pegawai mencapai misi perusahaan dan merupakan sistem manajemen stratejik untuk memanage tujuan dan strategi dalam jangka panjang. Hasil dari pengukuran kinerja yang telah dilakukan memberikan gambaran mengenai efisiensi manajemen perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan. Dalam pengukuran kinerja, hasil kinerja diperbandingkan dengan target awal atau tujuan dari perusahaan sehingga akan diketahui kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan dan mengimplementasikan strategi yang telah dirumuskan. Hasil pengukuran kinerja dari periode sebelumnya juga dapat dijadikan sebagai acuan untuk pengukuran kinerja periode selanjutnya. Lebih jauh lagi, hasil dari pengukuran kinerja juga dapat dijadikan dasar untuk sistem insentif atau sistem reward and punishment dalam suatu perusahaan yang pada akhirnya menumbuhkan motivasi kerja bagi karyawan (Mulyadi, 2001). Begitu pentingnya masalah pengukuran kinerja sehingga perusahaan harus mempunyai sistem pengukuran kinerja yang memadai dan sesuai dengan karakteristik dan bidang bisnis perusahaan. 5

Karakteristik dan bidang bisnis perusahaan sangat mempengaruhi bagaimana manajemen mendesain sistem pengukuran kinerja bagi perusahaan. Dengan demikian sistem pengukuran kinerja merupakan sistem yang unik dan saling berbeda untuk bidang bisnis perusahaan tertentu dengan bidang bisnis perusahaan yang lain tergantung tujuan dan strategi dari perusahaan. Dari hal tersebut sangatlah penting untuk mendesain dan mengaplikasikan sistem pengukuran kinerja yang tepat untuk suatu perusahaan. Sistem pengukuran kinerja yang dibangun dan diaplikasikan harus mampu mengukur kinerja perusahaan dari berbagai perspektif sehingga menghasilkan pengukuran kinerja yang tidak timpang dan hanya berfokus pada satu indikator atau ukuran saja. Sistem pengukuran kinerja yang ideal adalah sistem yang mampu menilai perusahaan dari berbagai perspektif dan dapat dijadikan dasar untuk meningkatkan kinerja perusahaan di masa mendatang. 1.2. RUMUSAN MASALAH Pengukuran kinerja sangat penting dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu manajemen dalam mengelola perusahaan. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Banyumas adalah suatu perusahaan yang juga menerapkan sistem pengukuran kinerja untuk mengevaluasi kinerja perusahaan. Semenjak tahun 1999, PDAM Kabupaten Banyumas telah melakukan 6

pengukuran kinerja berdasarkan Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999. Dalam Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999 ada tiga aspek kinerja yang dinilai yaitu (1) aspek keuangan, (2) aspek operasional dan (3) aspek administrasi. Semenjak tahun 2010 PDAM Kabupaten Banyumas menggunakan dua model pengukuran kinerja yaitu Kepmendagri Nomor 47 tahun 1999 dan model pengukuran kinerja dari BPPSPAM (Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum). Pada model pengukuran kinerja BPPSPAM ada empat aspek kinerja yang dinilai yaitu (1) aspek keuangan, (2) aspek pelayanan, (3) aspek operasi dan (4) aspek sumber daya manusia. Dua model pengukuran kinerja tersebut merupakan model yang khusus digunakan untuk mengukur kinerja dan tingkat kesehatan dari PDAM di seluruh Indonesia. Model pengukuran kinerja BPPSPAM dapat dikatakan sebagai pembaharuan model pengukuran kinerja terdahulu yaitu model pengukuran kinerja Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999. Dua model pengukuran kinerja yaitu Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999 dan model pengukuran BPPSPAM adalah model pengukuran kinerja yang wajib diterapkan pada PDAM di seluruh Indonesia. Pada kedua model pengukuran kinerja tersebut sudah ditentukan indikator untuk mengukur kinerja dengan bobot tertentu pada setiap aspek. Perlu adanya hubungan yang jelas antara tujuan yang tercermin dari visi, misi dan strategi PDAM Kabupaten Banyumas dengan indikator yang digunakan 7

untuk mengukur kinerja pada model pengukuran kinerja berdasarkan Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999 dan BPPSPAM. Pengukuran kinerja yang selama ini diterapkan oleh PDAM Kabupaten Banyumas bertujuan hanya sebatas untuk mengetahui tingkat kesehatan dalam pengelolaan perusahaan. Pengukuran kinerja tidak dihubungkan dengan target dan strategi PDAM Kabupaten Banyumas. Pengukuran kinerja PDAM Kabupaten Banyumas sudah melibatkan beberapa aspek, namun hubungan antar aspek yang dinilai pada kedua model pengukuran kinerja yang telah digunakan tidak ditunjukan secara jelas. Kedua model pengukuran kinerja yang telah digunakan oleh PDAM Kabupaten Banyumas tidak dapat dijadikan panduan bagi perusahaan untuk berfokus pada strategi. Penerapan Balanced Scorecard diharapkan akan mampu menjadikan sistem pengukuran kinerja PDAM Kabupaten Banyumas menjadi lebih baik karena sistem pengukuran kinerja sudah dikaitkan dengan target dan strategi perusahaan. Balanced Scorecard juga dapat dijadikan sebagai alat komunikasi strategi dalam perusahaan sehingga akan terjalin komunikasi yang baik antar komponen dalam perusahaan terutama yang berkaitan dengan implementasi strategi (Niven, 2002). Balanced Scorecard tidak hanya berfungsi sebatas alat pengukuran kinerja saja, melainkan dapat dijadikan sebagai sistem manajemen stratejik untuk memperoleh keunggulan jangka panjang perusahaan dalam penerapan strategi (Niven, 2002). 8

Dari uraian latar belakang dan rumusan masalah tersebut maka dapat dibuat pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana kesesuaian model pengukuran kinerja PDAM Kabupaten Banyumas dari Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999 dan BPPSPAM jika ditinjau dari model pengukuran kinerja Balanced Scorecard? 2. Bagaimana hubungan antara visi, misi dan strategi dengan sistem pengukuran kinerja yang saat ini digunakan oleh PDAM Kabupaten Banyumas? 3. Bagaimana PDAM Kabupaten Banyumas menjadi sebuah perusahaan yang berfokus pada strategi dengan kelima prinsip organisasi yang berfokus pada strategi? 1.3. PEMBATASAN MASALAH Penelitian ini merupakan studi kasus mengenai topik Balanced Scorecard yang terbatas dalam ruang lingkup perusahaan PDAM Kabupaten Banyumas dengan menggunakan data lampau antara tahun 2008 sampai tahun 2012 sehingga dapat diketahui perubahan dan hubungan antar masing-masing perspektif dalam model Balanced Scorecard. Peneliti juga menggunakan data proyeksi antara tahun 2013 sampai tahun 2018 yang terdapat pada businsess plan PDAM Kabupaten Banyumas dengan harapan peneliti akan mendapatkan gambaran strategi yang akan diimplementasikan untuk waktu yang akan datang. 9

1.4. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menganalisis hubungan antara visi, misi dan strategi serta sistem pengukuran kinerja yang saat ini digunakan oleh PDAM Kabupaten Banyumas. 2. Mengevaluasi komponen-komponen yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan pengukuran kinerja pada PDAM Kabupaten Banyumas berdasarkan model Balanced Scorecard. 3. Menyusun model pengukuran kinerja menggunakan Balanced Scorecard dari model pengukuran kinerja terdahulu pada PDAM Kabupaten Banyumas untuk mendapatkan hasil pengukuran kinerja yang lebih komprehensif, terintegrasi dan terpadu. 4. Menyusun Balanced Scorecard sebagai sistem manajemen stratejik untuk mencapai tujuan jangka panjang PDAM Kabupaten Banyumas dengan berfokus pada strategi. 1.5. MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Menambah pengetahuan peneliti tentang pengukuran kinerja menggunakan Balanced Scorecard. 2. Memberikan alternatif model pengukuran kinerja yang lebih komprehensif dan terintegrasi menggunakan Balanced Scorecard yang 10

dikembangkan dari instrumen pengukuran kinerja terdahulu untuk PDAM Kabupaten Banyumas. 3. Membantu PDAM Kabupaten Banyumas untuk menjadi organisasi atau perusahaan yang berfokus pada strategi dengan menggunakan model Balanced Scorecard sehingga mampu mengimplemantasikan strategi dalam mencapai tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. 1.6. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah sebuah penelitian studi kasus mengenai pengukuran kinerja menggunakan model Balanced Scorecard pada PDAM Kabupaten Banyumas. Penelitian bersifat qualitatif menggunakan metode penelitian analisis deskriptif. Peneliti berusaha menganalisis data dan informasi dari berbagai sumber kemudian membandingkan fakta dan data yang peneliti peroleh dari objek penelitian di lapangan dengan konsep pengukuran kinerja menggunakan Balanced Scorecard. Data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder yang peneliti dapatkan. Dalam mencari dan mengumpulkan data dan informasi, peneliti menggunakan teknik: 1. Wawancara Peneliti melakukan wawancara untuk mendapatkan data dan informasi dengan beberapa narasumber yang bekerja di PDAM Kabupaten Banyumas untuk mendapatkan data primer dari objek penelitian, di antaranya Kabag Keuangan, 11

Kabag Hubungan Pelanggan, Kabag Umum, Kabag Produksi dan Transmisi Distribusi, Kabag Perencana Teknik. 2. Dokumentasi Peneliti mencari dan mengumpulkan segala bentuk dokumen baik itu buku, panduan teknis, peraturan atau materi berbentuk cetak atau digital dari berbagai sumber yang relevan dengan fokus penelitian. 3. Observasi Peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas dan budaya serta sistem kerja yang ada di PDAM Kabupaten Banyumas yang dihubungkan dengan tugas dan kewajiban masing-masing pegawai, misalnya bagaimana pegawai PDAM merespon keluhan dari pelanggan. Setelah data dan informasi yang dibutuhkan telah terkumpul, peneliti akan menggunakan metode analisis deskriptif. Analisis lebih lanjut dilakukan untuk menghubungkan strategi, target serta indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pencapaian target. Berikut langkah-langkah analisis yang akan dilakukan oleh peneliti: 1. Menganalisis kesesuaian visi, misi dan strategi dengan bidang bisnis PDAM Kabupaten Banyumas. 2. Menganalisis dan mengevaluasi model pengukuran kinerja yang sudah diterapkan PDAM Kabupaten Banyumas, yaitu 12

Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999 dan BPPSPAM serta indikator yang menjadi tolok ukur dalam kedua model pengukuran kinerja tersebut. 3. Menganalisis dan mambandingkan model pengukuran kinerja Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999 dan BPPSPAM berdasarkan sistem pengukuran kinerja Balanced Scorecard. 4. Menganalisis strategi dan target yang sudah dan ingin dicapai oleh PDAM Kabupaten Banyumas dalam jangka pendek maupun jangka panjang. 5. Membuat ukuran-ukuran kinerja yang komprehensif dan seimbang berdasarkan strategi dan target PDAM Kabupaten Banyumas. 6. Mengelompokan strategi, target dan ukuran kinerja yang diturunkan dari visi dan misi PDAM Kabupaten Banyumas berdasarkan empat perspektif yang ada dalam Balanced Scorecard sehingga akan terintegrasi secara vertikal. 7. Membuat dan menganalisis hubungan antara strategi, target dan ukuran kinerja yang dipilih pada setiap perspektif Balanced Scorecard sehingga akan terintegrasi secara horisontal antar perspektif dalam Balanced Scorecard. 8. Mengembangkan strategi untuk waktu yang akan datang sehingga dapat membantu PDAM Kabupaten Banyumas untuk berfokus pada strategi dengan Balanced Scorecard. 13

1.7. SISTEMATIKA PENULISAN Untuk memperoleh gambaran yang utuh mengenai penulisan skripsi ini, maka dalam penulisannya akan dibagi ke dalam lima bab. Berikut rincian kelima bab yang ada dalam skripsi ini: BAB I Pendahuluan. Pada bagian pendahuluan akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II Landasan Teori. Pada bagian landasan teori akan ditunjukan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini, di antaranya berisi pengertian pengukuran kinerja, manfaat pengukuran kinerja, tujuan pengukuran kinerja, pengukuran kinerja tradisional, hubungan akuntansi dengan pengukuran kinerja, pengukuran kinerja model Balanced Scorecard, pengertian Balanced Scorecard, manfaat Balanced Scorecard, kelebihan Balanced Scorecard, perspektif-perspektif dalam Balanced Scorecard, dan teori mengenai prinsip-prinsip transformasi Balanced Scorecard dalam membantu organisasi berfokus pada strategi, serta teori mengenai perencanaan dalam organisasi dan pengertian visi, misi, dan strategi dalam organisasi dan hubungannya dengan Balanced Scorecard. BAB III Metode Penelitian. Pada bagian metode penelitian akan dibahas mengenai jenis penelitian, objek penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. 14

BAB IV Analisis Data dan Pembahasan. Pada bagian analisis data dan pembahasan akan berisi gambaran umum perusahaan, analisis data serta pembahasan dari analisis data. BAB V Penutup. Pada bagian penutup akan berisi mengenai kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti. 15