V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Desa Megamendung Desa Megamendung merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara geografis, Desa Megamendung berbatasan dengan Desa Karang Tengah di sebelah utara, Desa Cilember di sebelah timur, Desa Cipayung Girang di sebelah selatan, dan Desa Tugu Utara di sebelah barat. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km, jarak dari pusat kota administratif (Depok) adalah 42 km, jarak dari ibu kota Kabupaten Bogor (Cibinong) adalah 38 km, jarak dari ibu kota Provinsi Jawa Barat (Bandung) adalah 120 km, dan jarak dari ibu kota negara (Jakarta) adalah 80 km. Wilayah Desa Megamendung terbentang seluas 1200 Ha yang terbagi menjadi wilayah berbukit, dataran tinggi, dan lereng gunung. Desa Megamendung terletak 600-900 m di atas permukaan laut. Berdasarkan status kepemilikannya, tanah di Desa Megamendumg terbagi menjadi 763,4 Ha (63,6%) tanah bersertifikat dan 436,6 Ha (36,4%) tanah yang belum bersertifikat. Status tanah Desa Megamendung dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Sebaran Persil Tanah berdasarkan Jenis Sertifikat Tanah di Desa Megamendung Tahun 2012 No. Status Jumlah (buah) Luas (Ha) 1. Tanah bersertifikat Sertifikat Hak Milik 32 6,4 Sertifikat Hak Guna Usaha 1 136,0 Sertifikat Hak Guna Bangunan 120 360,0 Sertifikat Hak Pakai 87 261,0 2. Tanah yang belum bersertifikat - 436,6 Total 240 1200,0 Sumber: Desa Megamendung (2012) 37
Tabel 5 menunjukkan bahwa tanah di Desa Megamendung paling banyak diperuntukkan bagi hutan Perhutani, yaitu seluas 668,5 Ha (55%) dan untuk pemukiman atau perumahan, yaitu seluas 300 Ha (25%). Tanah di Desa Megamendung berdasarkan peruntukannya dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Sebaran Persil Lahan berdasarkan Peruntukannya di Desa Megamendung Tahun 2012 No. Peruntukan Luas 1. Jalan 45,50 Km 100,00 2. Perkuburan 0,50 Ha 0,04 3. Bangunan umum 1,50 Ha 0,01 4. Jalur hijau 30,00 Ha 2,60 5. Sawah dan ladang 150,00 Ha 13,04 6. Pemukiman/perumahan 300,00 Ha 26,07 7. Lain-lain (Hutan Perhutani) 668,50 Ha 58,24 Total Luas (tanpa jalan) 1150,50 Ha 100,00 Sumber: Desa Megamendung (2012) Mayoritas penduduk di Desa Megamendung lulusan SMA, yaitu sebanyak 1.200 orang. Lulusan SMP sebanyak 1.078 orang, lulusan Sekolah Dasar sebanyak 350 orang, lulusan taman kanak-kanak sebanyak 176 orang, dan lulusan akademi serta sarjana sebanyak 345 orang. Jumlah penduduk di Desa Megamendung berdasarkan jenis kelamin dibedakan menjadi laki-laki sebanyak 3.298 orang (45%) dan perempuan sebanyak 3.017 orang (55%). Desa Megamendung terdiri atas 18 Rukun Tetangga (RT) dan 5 Rukun Warga (RW) dengan jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 1.835. Berdasarkan data yang diperoleh, mayoritas penduduk Desa Megamendung beragama Islam atau sebanyak 6.284 orang (99,3%), Kristen Protestan berjumlah 9 orang (0,2%), Kristen Katholik berjumlah 20 orang (0,4%), dan Hindu sebanyak 5 orang (0,1%). Penelitian ini secara khusus difokuskan pada Kampung Paseban karena di daerah ini terdapat lokasi pembangunan PLTMH. Kampung Paseban merupakan bagian dari Desa Megamendung yang terletak di RT 04/05. Kampung Paseban ini 38
terletak 900 meter di atas permukaan laut. Jarak dari pusat Desa Megamendung ke Kampung Paseban adalah 7 km dan merupakan kampung yang paling jauh dari pusat desa tersebut. Masyarakat Kampung Paseban biasanya menggunakan motor atau berjalan kaki dalam mobilitasnya sehari-hari karena tidak ada kendaraan umum untuk mencapai Kampung Paseban. Jika menggunakan angkutan umum berupa ojeg, biasanya masyarakat dikenakan tarif sebesar Rp 40.000 dari Kampung Paseban ke pusat Desa Megamendung. Kondisi Kampung Paseban sangat berbeda dengan kondisi Desa Megamendung secara umum. Berdasarkan informasi Ketua RT Kampung Paseban, penduduk di Kampung Paseban terdiri dari 70 kepala keluarga. Masyarakat di kampung tersebut mayoritas bekerja di bidang pertanian, yaitu sebagai buruh tani, tukang kebun, dan peternak. Berdasarkan pengamatan di lapangan, kondisi rumah tinggal di Kampung Paseban kurang layak dibandingkan dengan wilayah lain di Desa Megamendung. Kampung Paseban tidak memiliki fasilitas kesehatan dan pendidikan, sehingga masyarakat harus pergi ke kampung terdekat, yaitu Kampung Citamiang yang berjarak sekitar 2 km dari Kampung Paseban yang dapat ditempuh dengan menggunakan motor dalam waktu tempuh selama 20 menit. Terdapat sebuah mushola yang digunakan masyarakat di Kampung Paseban untuk beribadah. 5.2 Pembangunan PLTMH Ciesek Pemerintah Provinsi Jawa Barat menunjuk beberapa lokasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di Kabupaten Bogor, yang tersebar pada tiga kecamatan yaitu Kecamatan Leuwiliang, Kecamatan Sukajaya, dan Kecamatan Megamendung. 39
PLTMH Ciesek berlokasi di Kampung Paseban, Desa Megamendung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Lokasi PLTMH ini berada pada ketinggian 200 m di atas permukaan laut. Pembangunan PLTMH ini didasari karena permintaan listrik yang meningkat dari masyarakat Kampung Paseban. Oleh karena itu, masyarakat yang diperantarai oleh aparat Desa Megamendung mengajukan permohonan pada pemerintah daerah agar Kampung Paseban dapat menikmati listrik dari PLN. Akan tetapi, karena jaraknya yang jauh dari pusat listrik PLN, menjadikan Kampung Paseban tidak mendapat aliran langsung dari PLN. Jika dipaksakan untuk mendistribusikan listrik dari PLN ke Kampung Paseban, maka akan membuat biaya menjadi sangat mahal. Sebagai gantinya, maka pemerintah daerah melakukan pembangunan PLTMH yang memanfaatkan sumber energi setempat. PLTMH ini 100% didanai oleh pemerintah. Besarnya dana yang digunakan untuk membangun PLTMH ini adalah sebesar Rp 725.490.882. PLTMH Ciesek dibangun sejak akhir tahun 2011 dan mulai beroperasi pada Januari 2012. Kegiatan pembangunan PLTMH terdiri dari lima tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pekerjaan bangunan sipil, tahap pekerjaan mekanikal dan elektrikal, pekerjaan distribusi dan instalasi rumah. 5.3 Karakteristik Responden Responden dalam penelitian yang dilakukan di Kampung Paseban adalah warga yang tinggal di Kampung Paseban dan merupakan konsumen listrik dari PLTMH Ciesek. Responden ini berjumlah 57 orang. Karakteristik utama responden yang dapat diketahui adalah jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, jumlah anggota keluarga, dan lama tinggal di Kampung Paseban. 40
5.3.1 Jenis Kelamin Responden Sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah laki-laki, yaitu sebanyak 37 orang (65%), sedangkan responden perempuan berjumlah 20 orang (35%). Responden yang didominasi laki-laki dikarenakan pada umumnya kepala keluarga sebagai pengambil keputusan dalam suatu rumah tangga adalah laki-laki, sehingga untuk menjawab pertanyaan yang diajukan dalam survei laki-laki lebih berperan. 5.3.2 Usia Responden Tingkat usia responden bervariasi, yaitu antara 20 sampai 85 tahun. Usia responden sebagian besar terdapat pada sebaran usia 31 sampai 40 tahun, yaitu sebanyak 30%, sedangkan responden yang paling sedikit adalah responden dengan selang usia 21 tahun ke bawah sebanyak 4%. Tingkat usia responden sangat mempengaruhi keputusan responden dalam menjawab pertanyaan survei. Perbandingan distribusi usia responden dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Rentang Usia Responden di Kampung Paseban Usia (tahun) <21 2 4 21-30 12 21 31-40 17 30 41-50 15 26 51-60 5 9 >60 6 11 5.3.3 Tingkat Pendidikan Responden Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa mayoritas pendidikan responden tergolong rendah. Responden yang memiliki pendidikan terakhir Sekolah Dasar (SD) sebanyak 81%, SLTP sebanyak 9%, SLTA sebayak 41
2%, dan yang tidak sekolah sebanyak 9%. Perbandingan jumlah responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7. Tingkat Pendidikan Responden di Kampung Paseban Tingkat Pendidikan SD 46 81 SLTP 5 5 SLTA 1 1 Tidak sekolah 5 5 5.3.4 Jenis Pekerjaan Responden Pekerjaan responden terdiri dari beberapa jenis yaitu buruh tani, petani, pedagang, pekebun, penjaga villa, dan lainnya. Responden yang bekerja sebagai buruh tani merupakan responden terbanyak yaitu 33%. Responden yang bekerja sebagai petani dan pekebun, masing-masing sebanyak 18% dan 7%. Ada pula responden yang bekerja sebagai pedagang yaitu sebanyak 12%. Responden yang menjadi ibu rumah tangga sebanyak 19%, sedangkan sisanya sebanyak 11 % ada yang bekerja sebagai penjaga villa dan objek wisata, tukang ojeg, dan penjual pala. Perbandingan jumlah responden berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8. Jenis Pekerjaan Responden di Kampung Paseban Jenis Pekerjaan Buruh tani 19 33 Pedagang 7 12 Petani 10 18 Pekebun 4 7 Ibu rumah tangga 11 19 Lainnya 6 11 Sumber: Data primer (diolah), 2012 42
5.3.5 Tingkat Pendapatan Responden Berdasarkan hasil survei, masyarakat di Kampung Paseban berada pada tingkat pendapatan menengah ke bawah. Hal ini ditunjukkan dengan sebagian besar responden memiliki pendapatan di bawah Rp 500.000 yaitu sebanyak 46%. Responden yang memiliki pendapatan antara Rp 500.000 sampai dengan Rp 800.000 sebanyak 30%. Sebanyak 23% responden memiliki pendapatan antara Rp 800.001 sampai dengan Rp 1.100.000, sedangkan sisanya sebanyak 2% memiliki pendapatan di atas Rp 1.100.000. Perbandingan jumlah responden berdasarkan tingkat pendapatan dapat dilihat pada tabel 9. Tabel 9. Tingkat Pendapatan Responden di Kampung Paseban Tingkat Pendapatan (Rp) < 500.000 26 46 500.000-800.000 17 30 800.001-1.100.000 13 23 >1.100.000 1 2 5.3.6 Jumlah Anggota Keluarga Responden Karakteristik responden yang perlu diketahui yaitu jumlah anggota keluarga atau jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah. Jumlah ini akan mempengaruhi konsumsi untuk pemenuhan kebutuhan listrik. Sebanyak 32% responden, jumlah anggota keluarganya sebanyak 4 orang. Responden yang jumlah anggota keluarganya 8 orang dan merupakan jumlah terbanyak hanya 2%. Perbandingan jumlah responden berdasarkan jumlah anggota keluarga dapat dilihat pada Tabel 10. 43
Tabel 10. Jumlah Anggota Keluarga Responden di Kampung Paseban Anggota Keluarga 2 8 14 3 8 14 4 18 32 5 14 25 6 4 7 7 4 7 8 1 2 5.3.7 Lama Tinggal Responden di Kampung Paseban Berdasarkan survei yang dilakukan, sebagian masyarakat yang tinggal di Kampung Paseban merupakan penduduk pendatang. Responden yang tinggal lebih dari 30 tahun hanya 11%. Responden yang telah tinggal selama 11 tahun sampai 15 tahun sebanyak 30%. Responden yang telah tinggal selama 16 tahun sampai 20 tahun sebanyak 18% Perbandingan distribusi responden berdasarkan lama tinggal dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Lama Tinggal Responden di Kampung Paseban Lama Tinggal (tahun) <5 8 14 5-10 9 16 11-15 17 30 16-20 10 18 21-25 3 5 26-30 4 7 >30 6 11 44