BAB I PENDAHULUAN. konsumen di pasar yang sudah ada. Dalam kondisi persaingan yang sangat ketat,

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. suatu perusahaan dalam mempertahankan pangsa pasar. Hal ini memicu

I. PENDAHULUAN. Merek merupakan asset tak berwujud yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. keputusan pembelian, dimana konsumen benar-benar membeli produk (Philips

BAB I PENDAHULUAN. harus dilakukan secara cepat. Agar orang dapat melakukan pekerjaan secara cepat,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. daripada biaya untuk mempertahankan pelanggan (Peter dan Olson, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas jasa sudah menjadi standar yang dapat dengan mudah dan cepat ditiru dan dimiliki oleh siapa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Loyalitas pelanggan menunjukan pada kesetiaan pelanggan pada

BAB I PENDAHULUAN. pertempuran persepsi konsumen dan tidak lagi sekedar pertempuran produk. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran merupakan strategi yang bersifat fundamental bagi setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa asing masuk ke Indonesia yang memperketat persaingan dunia usaha,

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi ini turut memicu

BAB I PENDAHULUAN. upaya menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan atau disebut dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai jenis dan merek mobil yang membanjiri Indonesia salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dewasa ini semakin mengarah pada persaingan ketat khususnya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

persaingan di industri otomotif ini ditandai dengan bermunculannya varianvarian

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan dan lahirnya perusahaan-perusahaan, baik itu bergelut dalam

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya persaingan dalam dunia bisnis abad ini tidak dapat dihindarkan lagi. Bahkan

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang mereka hasilkan. Adapun faktor yang menjadi alasan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di jaman yang semakin modern seperti saat ini dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas masyarakat di Indonesia saat ini mulai berorientasi pada

BAB I PENDAHULUAN. otomotif terutama mobil jenis MPV berlangsung dengan sangat ketat dan harga

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkompetisi. Perkembangan industry yang begitu pesat, perdagangan bisa terjadi

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. sebuah produk (Aaker, 1991). Model asli dari ekuitas merek pelanggan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. alat transportasi yang relatif terjangkau, praktis dan efisien.pasar sepeda motor di

BAB I PENDAHULUAN. Rp14, per US$1 pada tanggal (31 september 2015) sumber

I. PENDAHULUAN. cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pembeda diantara pesaingnya karena perusahaan yang mengembangkan merek

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat akan sarana transportasi yang memadai. Saat ini jumlah sarana

BAB I PENDAHULUAN. hasilnya (Kotler dan Armstrong, dalam Erdogmus et al, 2012:399). Nilai suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I. dari unsur-unsur tersebut (Kotler dan Keller, 2009). Tujuannya untuk. mengidentifikasi produk dan layanan dari kelompok penjual serta untuk

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

BAB I PENDAHULUAN. Bermotor Indonesia), pertumbuhan penjualan setiap merek sangat bervariasi. Toyota, untuk ritel,

II. LANDASAN TEORI. Sebagian besar produk konsumen dan industrial memiliki merek. Merek-merek

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku keputusan pembelian dan loyalitas merek sudah lama menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan mobilitas mereka. Untuk pasar Indonesia, perusahaan-perusahaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pemasaran merupakan ilmu dan seni yang mengatur tentang sistem

PENDAHULUAN. konsumen dalam keberadaannya dipengaruhi kepentingan masing-masing yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan perusahaan saat ini di Indonesia semakin lama semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan macam-macam pilihan dan keistimewaannya. mereka dalam kaitannya menghadapi persaingan yang ketat dengan competitor.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan harus

I. PENDAHULUAN. Kehidupan dunia bisnis yang mengalami perkembangan dan perubahan. membawa pengaruh terhadap munculnya berbagai macam produk untuk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari kebutuhan tersebut adalah kesehatan dan kebersihan. Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berwisata merupakan salah satu kegiatan yang menyenangkan dan sering

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan harus UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan tersebut menyebabkan perusahaan pada umumnya berusaha untuk. merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara mudah dan praktis. Dewasa ini banyak berbagai alat yang bisa

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan strategi pemasaran yang tepat dalam rangka menguasai pasar.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan persaingan bisnis dan meningkatnya era perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Menjalankan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. ketat khusunya untuk perusahaan yang sejenis. mereka dituntutuntuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat pengguna telepon genggam atau handphone. Fenomena yang muncul

BAB I PENDAHULUAN. produk lain, sehingga konsumen tertarik terhadap produk tersebut. Niat beli dapat

BAB I PENDAHULUAN. toiletries adalah industri yang memproduksi produk produk konsumen yang

BAB I PENDAHULUAN. menurut penilaian konsumen yang menggunakan produk tersebut. perhatian dan memberikan penjelasan tentang produk-produknya.

BAB I PENDAHULUAN. banyak apabila dinilai dapat memberikan kepuasan bagi konsumen. Terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia bisnis dan usaha di Indonesia saat ini sangatlah berkembang.

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di era modernisasi dan globalisasi seperti sekarang ini teknologi komunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. share (pangsa pasar). Aksi saling merebut market share ini dipicu karena semakin

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, Kebutuhan alat transportasi membuat industri di

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan muncul dan tumbuhnya berbagai

I. PENDAHULUAN. sekarang ini. Perusahaan perusahaan melakukan berbagai cara dalam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang semakin ketat. Persaingan yang semakin ketat membuat keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

BAB I PENDAHULUAN. baik itu bidang kesehatan, teknologi, dan otomotif. Perkembangan tersebut dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. topik penelitian selama beberapa dekade terakhir. Budaya dan sejarah yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ingin ditujunya. Seperti kemudahan bertransportasi pada saat ini sudah hampir dapat

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam lingkungan bisnis saat ini semakin ketat, sehingga menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan untuk meningkatkan jumlah konsumen di pasar yang sudah ada. Dalam kondisi persaingan yang sangat ketat, setiap perusahaan harus mampu bertahan hidup, bahkan harus dapat terus berkembang. Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan adalah mempertahankan loyalitas konsumen. Meskipun pemasar sudah memiliki segmen konsumen yang dianggap loyal, namun tekanan persaingan yang gencar dan sengaja diarahkan untuk mengubah loyalitas konsumen, tidak dapat diabaikan karena akan berlanjut pada perpindahan merek. Bagi konsumen, sebuah merek memberikan suatu jaminan terhadap kualitas yang diberikan oleh sebuah produk. Kondisi ini menunjukkan bahwa merek tidak hanya mempengaruhi pandangan konsumen terhadap suatu produk tetapi juga memberikan keuntungan bagi konsumen dengan rendahnya resiko pembelian. Peningkatan daya beli masyarakat akan kendaraan bermotor dipicu oleh semakin meningkatnya kebutuhan konsumen terhadap mobilitas sosial yang dihadapi. Sebagian besar masyarakat bahkan menganggap kendaraan bermotor merupakan kebutuhan pokok. Ini memicu setiap perusahaan mobil untuk menciptakan identitas merek yang hebat untuk mendapatkan kepercayaan merek yang berdampak pada loyalitas merek. 1

2 Nissan Grand Livina adalah mobil MPV (Multi Purpose Vihecle) kompak buatan Nissan Motors yang dirakit di China, Indonesia, Brazil, dan Filipina. Grand Livina adalah versi panjang 7-seater yang berbentuk MPV, sedangkan livina adalah hatchback 5-seater. Dari grafik yang telah disediakan oleh Frontier Consulting Group dibawah ini adalah Top of Mind Brand Awareness merupakan parameter dari Mind Share diukur berdasarkan merek yang pertama kali disebutkan oleh responden ketika kategori produknya disebutkan. Sumber : Frontier Consulting Group, 2015 Grafik 1.1 Peta Top Of Mind Brand Awareness Kategori Mobil MPV Tahun 2014-2015 Grafik 1.1 menunjukkan beberapa jenis mobil dari berbagai merek mobil kategori MPV Dapat dijelaskan Mobil Nissan Grand Livina mengalami penurunan pada tahun 2015 dari tahun sebelumnya di 2014 dengan persentase 4.0% turun menjadi 3.2% pada tahun 2015. Sedangkan para pesaing Nissan Grand Livina pada kategori mobil MPV seperti Suzuki APV, dan Toyota Kijang

3 Innova mengalami peningkatan pada tahun 2015 dari tahun sebelumnya. Fenomena peringkat top of mind Brand Awareness kategori mobil MPV Grand Livina yang mengalami penurunan diindikasikan citra merek dan kepercayaan konsumen pada mobil Nissan grand livina rendah karena ketatnya persaingan diantara merek-merek produk sejenis. Dengan menurunnya kepercayaan konsumen terhadap merek Nisssan Grand livina dapat membuat loyalitas merek Nissan Grand Livina ikut mengalami penurunan. Loyalitas merek merupakan suatu konsep yang sangat penting dalam strategi pemasaran. Keberadaan konsumen yang loyal pada merek sangat diperlukan agar perusahaan dapat bertahan. Loyalitas merek sebagai suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek yang mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek yang lain yang ditawarkan oleh kompetitor terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lainnya (Aaker, 2009). Seorang pelanggan yang sangat loyal kepada suatu merek tidak akan dengan mudah dengan mudah memindahkan ketergantungannya ke merek lain, apapun yang terjadi dengan merek tersebut. Loyalitas terhadap merek adalah perilaku mengutamakan sebuah merek dengan melakukan pembelian berulang. Sedangkan menurut Lau dan Lee (2000) mengemukakan bahwa loyalitas terhadap merek adalah perilaku niat untuk membeli sebuah produk dan mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama. Konsumen akan memberikan loyalitas dan kepercayaan pada merek selama merek tersebut sesuai dengan harapan yang dimiliki oleh konsumen, bertindak dalam cara-cara tertentu dan menawarkan

4 nilai-nilai tertentu. Loyalitas pada merek ini timbul karena konsumen mempersepsikan merek tersebut menghasilkan produk yang memiliki sejumlah manfaat dan kualitas dengan harga yang sesuai. Loyalitas merek juga menjadi indikasi adanya kekuatan merek, karena tanpa loyalitas merek tidak akan tercipta kekuatan merek. Hal ini dapat dilihat pada merek-merek yang menjadi pemimpin di pasaran, dapat dipastikan bahwa merek tersebut memiliki pelanggan yang loyal pada merek tersebut. Menurut Mowen dan Minor (2002) mengemukakan bahwa loyalitas dapat didasarkan pada perilaku pembelian aktual produk yang dikaitkan dengan proporsi pembelian. Perusahaan yang mempunyai basis pelanggan yang mempunyai loyalitas merek yang tinggi dapat mengurangi biaya pemasaran perusahaan karena biaya untuk mempertahankan pelanggan jauh lebih murah dibandingkan dengan mendapatkan pelanggan baru. Loyalitas merek yang tinggi dapat meningkatkan perdagangan. Dan dapat menarik minat pelanggan baru karena mereka memiliki keyakinan bahwa membeli produk bermerek minimal dapat mengurangi risiko. Keuntungan lain yang didapat dari loyalitas merek adalah perusahaan dapat lebih cepat untuk merespons gerakan pesaing. Loyalitas merek dibentuk oleh kepercayaan merek, citra merek dan identitas merek. Kepercayaan merek memiliki pengaruh terhadap loyalitas merek. Semakin baik kepercayaan merek di mata konsumen maka semakin baik pula loyalitas pada merek, begitu pula sebaliknya, semakin baik loyalitas pada merek maka semakin baik pula kepercayaan merek di mata konsumen. Citra merek terhadap loyalitas merek yang telah diteliti oleh Tingkir (2014) menunjukkan bahwa citra merek juga memiliki pengaruh terhadap loyalitas merek.hasil ini

5 didukung dengan penelitian terdahulu oleh Neria (2012). Semakin baik citra merek perusahaan, maka semakin baik pula loyalitas merek di mata konsumen, begitu pula sebaliknya. Kepercayaan merek ( brand trust) memainkan peran penting dan berkontribusi dalam meningkatkan loyalitas yang pada gilirannya mempengaruhi hasil pemasaran yang terkait dengan faktor-faktor elastisitas pangsa pasar (market share) dan harga ( relative price). Menurut Keller (2008), merek yang memiliki brand equity yang kuat akan memiliki beberapa keuntungan marketing yaitu diantaranya akan memiliki loyalitas yang lebih baik. Jika suatu merek mampu memenuhi harapan konsumen atau bahkan melebihi harapan konsumen dan memberikan jaminan kualitas pada setiap kesempatan penggunanya, serta merek tersebut diproduksi oleh perusahaan yang memiliki reputasi, maka konsumen akan semakin yakin dengan pilihannya dan konsumen akan memiliki kepercayaan pada merek, menyukai merek, serta menganggap merek tersebut sebagai bagian dari dirinya. Dengan demikian, kesetiaan merek akan lebih mudah untuk dibentuk dan perusahaan akan memiliki nama merek yang memiliki kesetiaan konsumen yang kuat karena menurut Morgan dan Hunt (1994) dalam Edris (2009), kepercayaan merek ( brand trust) akan menentukan kesetiaan konsumen terhadap merek dan kepercayaan akan berpotensi menciptakan hubungan-hubungan yang bernilai tinggi. Persoalan citra merek merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan perusahaan. Tanpa citra merek yang positif dan kuat, sangatlah sulit untuk menarik pelanggan baru dan mempertahankan yang sudah ada. Dalam hal ini

6 konsumen akan mudah berpindah ke merek mobil lainnya. Menurut Kotler (2008), citra merek dapat diartikan sebagai penglihatan dan kepercayaan yang terpendam di benak konsumen sebagai cerminan asosiasi yang tertahan diingatan konsumen. Dengan adanya pandangan dan pemikiran konsumen tentang suatu produk dapat menimbulkan kepercayaan terhadap merek yang berujung pada loyalitas konsumen.membangun sebuah merek yang kuat dibutuhkan perencanaan matang dan investasi jangka panjang, salah satunya dalam hal citra merek. Citra (image) berkaitan dengan reputasi sebuah merek atau perusahaan. Citra merupakan persepsi konsumen tentang kualitas yang berkaitan dengan merek perusahaan. Menurut Kotler dan Keller (2007) menyatakan bahwa citra merek merupakan persepsi tentang sebuah merek yang terefleksi dalam ingatan pelanggan. Produk atau perusahaan yang memiliki citra merek yang positif berpengaruh pada aktivitas perusahaan dan pada perilaku konsumen. Untuk bisa berhasil dalam pencitraan sebuah merek, perusahaan harus jeli dalam mengidentifikasi posisi produk di pasar yang disesuaikan dengan citra yang ingin ditonjolkan, termasuk dalam tampilan iklan, brosur, katalog, kemasan produk, company profile, laporan tahunan perusahaan serta bisnis card perusahaan. Identitas merek dikatakan sebagai karakteristik khas dari sebuah merek. Identitas merek terdiri atas nama, logo, slogan suatu merek yang menggambarkan citra perusahaan atau produk tersebut. Dengan demikian identitas merek dapat diartikan sebagai persepsi merek yang khas dari sebuah perusahaan yang ingin disampaikan perusahaan atau produk tersebut. Keunikan identitas merek ini didefinisikan oleh konsumen bahwa merek tersebut tidak hanya memiliki produk

7 yang baik tetapi juga memiliki reputasi yang baik, kualitas yang baik, serta memberi gengsi tersendiri bagi konsumen. Penelitian terdahulu yang menjadi referensi bagi penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Cindy Fransica Tingkir dalam Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 8, No.2, (Oktober 2014). PENGARUH IDENTITAS MEREK TERHADAP LOYALITAS MEREK MELALUI CITRA MEREK DAN KEPERCAYAAN MEREK TOYOTA. Dari Penelitian ini disebutkan bahwa pengaruh identitas merek terhadap loyalitas merek dengan citra merek dan kepercayaan merek sebagai variabel antara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa identitas merek mempengaruhi citra merek, tetapi tidak memiliki pengaruh terhadap kepercayaan merek, citra merek berpengaruh terhadap kepercayaan merek. Juga citra merek dan kepercayaan merek mempengaruhi loyalitas kepada merek Toyota. Yang membedakan dari penelitian ini dengan jurnal tersebut adalah, dalam jurnal tersebut penelitian kepada merek Toyota yang ada di Surabaya, sedangkan penelitian yang dilakukan penulis pada merek Nissan di Jakarta Barat. Penulis ingin mengetahui apakah hasil dari penelitian terdahulu masih tetap berlaku atau dapat digantikan. Mengingat pentingnya hal-hal tersebut maka peneliti tertarik untuk mereplikasi penelitian dengan judul Pengaruh Identitas Merek Terhadap Loyalitas Merek Melalui Citra Merek Dan Kepercayaan Merek Nissan.

8 1.2. Identifikasi dan Pembatasan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut pada beberapa pembahasan yang dapat di identifikasi sebagai berikut: (1) Kesadaran konsumen yang relatif rendah terhadap merek Nissan Grand Levina Nissan; (2)Ketertarikan konsumen untuk melakuan pembelian merek lain lebih tinggi daripada merek Nissan Grand Levina; (3)Kebutuhan terhadap mobilitas sosial semakin meningkat dan; (4)Tekanan persaingan yang gencar dan sengaja diarahkan untuk mengubah loyalitas konsumen. 1.2.2. Pembatasan Masalah Dari penjelasan yang terpapar diatas diperoleh gambaran dimensi permasalahan yang begitu luas. Namun mengingat adanya keterbatasan informasi, waktu dan biaya maka peneliti memandang perlu memberi batasan masalah secara jelas dan terfokus agar penelitian ini dapat lebih terarah dan mudah dipahami sesuai dengan tujuan penelitian, maka dari itu penelitian ini hanya terfokus pada variabel yang telah ditentukan dan penelitian ini dilakukan pada pembeli dan pengguna mobil Nissan di Jakarta Barat. 1.3. Perumusan Masalah Rumusan masalah didalam penelitian ini, adalah: (1) Apakah terdapat pengaruh Identitas Merek terhadap Citra Merek Nissan?, (2) Apakah terdapat pengaruh Identitas Merek terhadap Kepercayaan Merek?, (3) Apakah terdapat pengaruh Citra Merek terhadap Kepercayaan Merek Nissan?, (4)Apakah terdapat

9 pengaruh Citra Merek terhadap Loyalitas Merek Nissan?, (5) Apakah terdapat pengaruh Kepercayaan Merek terhadap Loyalitas Merek Nissan?. 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui pengaruh Identitas Merek terhadap Citra Merek Nissan; (2)untuk mengetahui pengaruh Identitas Merek terhadap Kepercayaan Merek Nissan; (3)untuk mengetahui pengaruh Citra Merek terhadap Kepercayaan Merek Nissan; (4)untuk mengetahui pengaruh Citra Merek terhadap Loyalitas Merek Nissan; (5)untuk mengetahui pengaruh Kepercayaan Merek terhadap Loyalitas Merek Nissan. 1.5. Manfaat Penelitian Dari tujuan diatas maka, terlihat hasil penelitian ini akan memberikan informasi tentang bagaimana pengaruh identitas merek terhadap loyalitas melalui citra merek dan kepercayaan merek. Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Bagi perusahaan. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan bagi perusahaan Nissan agar kedepan nya mampu menjadikan produk mobil Nissan bersaing serta menjadikan perusahaan lebih baik lagi dalam meningkatkan kualitas produk nya sehingga pelanggan tetap menggunakan produk mobil Nissan.

10 2. Bagi pembaca. Diharapkan penelitian ini memberi manfaat sebagai penambah pengetahuan serta dapat menjadi referensi untuk penulisan selanjutnya. 3. Bagi penulis. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi sarana penulis dalam berlatih menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat khususnya di bidang Manajemen Pemasaran.