BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pertumbuhan fisik paling pesat terjadi pada masa anak dan remaja. Pertumbuhan pada masa tersebut tidak hanya terjadi pada segi ukuran (semakin tinggi dan semakin besar) saja, tetapi juga mengalami perubahanperubahan secara fungsional. Banyak hal yang berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak dan remaja. Seorang individu dalam masa pertumbuhannya, memerlukan asupan gizi yang tepat. Asupan gizi yang tepat merupakan hal terpenting yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang seseorang. Seperti yang kita telah ketahui bahwa selama proses pertumbuhan berlangsung, terutama pada anak dan remaja, diperlukan asupan mineral, vitamin, lemak dan karbohidrat yang seimbang, sehingga individu tersebut dapat mencapai pertumbuhan yang maksimal. Selain dari pada asupan gizi itu sendiri, faktor geografis menjadi hal yang perlu diperhatikan sebagai faktor resiko kelainan pertumbuhan pada anak. Anak-anak yang tinggal di area perkotaan biasanya memiliki rata-rata pertumbuhan yang tinggi badan dan berat badan yang baik 1
2 dibandingkan anak-anak yang tinggal di daerah pedesaan (Tanner, 1989 cit. Rahmawati et al., 2010 ). Hal ini disebabkan karena anak-anak pada daerah urban mendapatkan lingkungan tempat tinggal yang baik, berupa fasilitas kesehatan, pendidikan dan rumah serta asupan nutrisi yang baik dibandingkan dengan anak-anak yang tinggal di daerah pedesaan. Rahmawati et al., (2010) dalam penelitiannya mengenai perbedaan ukuran tubuh antara anak-anak di perkampungan nelayan dengan anakanak di kota menemukan bahwa terdapat perbedaan karakteristik pertumbuhan yang cukup signifikan. Selain itu, pengaruh lingkungan dan status sosioekonomi lebih penting dibandingkan faktor genetik, terutama dalam masa awal pertumbuhan anak (Jellife, 1966 cit. Rahmawati et al., 2010). Faktor sosioekonomi dan lingkungan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses pertumbuhan anak dan remaja. Sebagaimana telah banyak dikemukakan dalam penelitian-penelitian sebelumnya bahwa perbedaan pertumbuhan anak dan remaja di urban sangat berbeda jauh dengan pertumbuhan anak dan remaja di daerah rural. Faktor-faktor yang dapat menjadi tolak ukur perbedaan sosioekonomi antara lain asupan nutrisi,
3 kondisi tempat tinggal, jumlah anggota keluarga, pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, dan lainlain. Kesenjangan status sosioekonomi telah banyak terjadi di negara berkembang seperti Indonesia. Zaini (2006) mengemukakan bahwa pertumbuhan remaja dipengaruhi oleh akumulasi dari pengaruh genetik dan lingkungan seperti pola asuh gizi, sosial ekonomi, aktivitas dan sebagainya. Seiring dengan proses pertumbuhan serta perkembangan anak dan remaja, faktor sosioekonomi dan lingkungan yang telah dikemukakan sebelumnya menjadi salah satu penyebab munculnya kondisi gagal tumbuh (growth failure) selama pertumbuhan dan perkembangan anak dan remaja tersebut berlangsung. Begitu banyak kondisi gagal tumbuh (growth failure) yang terjadi selama pertumbuhan dari fase anak hingga fase remaja, antara lain kejadian acondroplasia yang begitu banyak terjadi, acromegaly, dwarfism syndrome serta masih terdapat kelainan dalam proses pertumbuhan serta perkembangan lainnya yang mungkin saja terjadi pada anak dan remaja. Keadaan geografis dan sosioekonomi yang diyakini mempengaruhi perbedaan ukuran-ukuran antropometris
4 antara anak usia 13-15 tahun di Rongkop, Gunung Kidul dengan anak usia 13-15 tahun di Kota Yogyakarta telah menjadi dasar pemilihan lokasi penelitian di Rongkop, Gunung Kidul. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan ukuran-ukuran antropometri, antara lain lingkungan tempat tinggal, mata pencarian, kebiasaan dalam konsumsi makanan serta status pendidikan dari warga setempat. Berdasarkan data Badan Statistik Kabupaten Gunung Kidul tahun 2011, jumlah penduduk Kabupaten Gunung Kidul tercatat berjumlah 677.998 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 327.841 jiwa dan perempuan sebanyak 350.157 jiwa dan laju pertambahan penduduk sebesar 0.38% pertahun. Sementara itu, berdasarkan data Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi sampai pada tahun 2011, jumlah angkatan kerja adalah sebanyak 356.160 orang dan jumlah pengangguran terbuka pada tahun yang sama sebanyak 12.214 orang. Selain dari permasalahan pengangguran yang dihadapi oleh pemerintah Gunung Kidul, status gizi serta pendidikan turut serta menjadi perhatian dari pemerintah setempat. Sampai pada tahun 2011, Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul berhasil
5 mencatat sebanyak 0.73% balita di Gunung Kidul mengalami masalah gizi buruk. Penelitian ini membahas tentang perbedaan ukuranukuran antropometris pada anak usia 13-15 tahun di Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunung Kidul dan Kota Yogyakarta yang diuraikan ke dalam ukuran tinggi badan, tinggi duduk, dan panjang trunkus. I.2. Perumusan Masalah Terdapat banyak faktor yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan Remaja. Sosioekonomi yang rendah,keadaan lingkungan (air dan tanah) yang tidak bagus,faktor genetik, dan lain-lain akan berpengaruh kepada hasil ukuran panjang trunkus, tinggi badan dan tinggi duduk pada seorang individu. Pengukuran antropometri dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak yang berbeda dengan Remaja lain diusianya. Dengan mengetahui ukuran tinggi badan, tinggi duduk dan panjang trunkus, maka dapat diketahui juga pola pertumbuhan dan perkembangan seorang Remaja.
6 Atas dasar perumusan tersebut, masalah penelitian yang diajukan adalah : 1. Bagaimana karakterisitik ukuran tinggi badan, tinggi duduk dan panjang trunkus antara remaja usia 13-15 tahun di Rongkop, Gunung Kidul dan Kota Yogyakarta? 2. Apakah terdapat perbedaan ukuran tinggi badan, tinggi duduk dan panjang trunkus antara remaja usia 13-15 tahun di Rongkop, Gunung Kidul dan Kota Yogyakarta? 3. Apakah terdapat selisih ukuran tinggi badan, tinggi duduk dan panjang trunkus antara remaja usia 13-15 tahun di Rongkop, Gunung Kidul dan Kota Yogyakarta? I.3. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui ukuran tinggi badan, tinggi duduk dan panjang trunkus pada remaja usia 13-15 tahun di Rongkop, Gunung Kidul dan Kota Yogyakarta.
7 2. Melihat perbedaan ukuran tinggi badan, tinggi duduk dan panjang trunkus pada remaja usia 13-15 tahun di Rongkop, Gunung Kidul dan Kota Yogyakarta. 3. Melihat selisih ukuran tinggi badan, tinggi duduk dan panjang trunkus pada remaja usia 13-15 tahun di Rongkop, Gunung Kidul dan Kota Yogyakarta. I.4. Keaslian Penelitian Penelitian oleh Rahmawati et al., (2010) mengenai Growth of General Body Size of Children in a Fishing Village in Indonesia. Perbedaan antara penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah subjek penelitian, waktu dan tempat penelitian, variabel penelitian, yaitu tinggi badan, berat badan dan indeks massa tubuh serta outcome dari penelitian tersebut. Penelitian oleh Wijanarko et al., (2011) mengenai perbedaan pola tumbuh tinggi badan, tinggi duduk, indeks skelik antara anak-anak daerah rural dan urban usia 13-15 tahun di Yogyakarta. Perbedaan antara penelitian tersebut dengan ini adalah subyek penelitian, waktu dan tempat penelitian, serta outcome dari penelitian tersebut. Sementara persamaan yang
8 dapat dilihat adalah variabel penelitian, yaitu tinggi tinggi badan dan tinggi duduk dan rancangan penelitian yaitu cross sectional. Penelitian oleh Na eemah binti Zaini (2006) dengan judul Tinggi Badan, Panjang Trunkus, Panjang Tungkai, Indeks Trunkus-Tinggi, Indeks Skelik dan Hubungan Panjang Trunkus dan Panjang Tungkai Terhadap Tinggi Badan pada Laki-Laki dan Perempuan Usia 11-18 Tahun Di Daerah Istimewa Yogyakarta yang membahas tentang perbedaan ukuran-ukuran antropometri antara laki-laki dan perempuan yang dikarenakan oleh faktor genetik, perbedaan jenis kelamin dan menarche. Penelitian ini berbeda dengan penelitianpenelitian di atas sehingga penelitian ini benar-benar belum pernah dilakukan. I.5. Manfaat Penelitian Manfaat teoretis penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai perbedaan ukuran tinggi badan, tinggi duduk dan panjang trunkus pada remaja usia 13-15 tahun di Rongkop, Gunung Kidul dan Kota Yogyakarta.
9 Manfaat praktis penelitian ini adalah dapat dijadikan dasar ilmiah untuk penelitian lanjutan mengenai perbedaan ukuran tinggi badan, tinggi duduk dan panjang trunkus pada remaja usia 13-15 tahun di Rongkop, Gunung Kidul dan Kota Yogyakarta dan menambah pengetahuan di bidang antropologi kedokteran, khususnya dalam pertumbuhan panjang trunkus, tinggi badan, dan tinggi duduk pada remaja.