BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB IV PENUTUP. penonton Tuli (DAC Jogja) dan komunitas penonton non-tuli (MM Kine

POLIGAMI DALAM FILM (Analisis Resepsi Audience Terhadap Alasan Poligami Dalam Film Indonesia Tahun )

BAB V. Refleksi Hasil Penelitian

POLIGAMI DALAM FILM (ANALISIS RESEPSI AUDIENS TERHADAP ALASAN POLIGAMI DALAM FILM INDONESIA TAHUN )

BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN TENTANG APLIKASI TRANSPORTASI ONLINE DI SURABAYA

BAB IV PENUTUP. diskriminasi Islam dalam film Fitna karya Geert Wilders. Dari konsep penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wacana merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tengok saja majalah, koran, radio, acara televisi, sampai media online

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan masyarakat karena dalam karya

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra merupakan hasil dari kebudayaan. Kelahiran sebuah karya sastra

PEMAKNAAN KHALAYAK TERHADAP INFORMASI KASUS PENODAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA DI MEDIA SOSIAL YOUTUBE

ANALISIS RESEPSI PEMBACA RAMALAN ZODIAK DI ASK FM LIGHTGIVERS

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat maupun bangsa. Pendidikan juga merupakan proses pertumbuhan dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 FAKTOR-FAKTOR PREDIKTOR YANG MEMPENGARUHI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap gejala atau objek yang dinamakan karya sastra. Pembicaraan karya sastra

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran

Interpretasi Pembaca Terhadap Materi Pornografi dalam. Komik Hentai Virgin Na Kankei

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN KEMAMPUAN BERCERITA SISWA KELAS VI SD 03 KALIYOSO KECAMATAN UNDAAN KABUPATEN KUDUS TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Harmon dalam buku yang ditulis oleh Moleong 22, paradigma

BAB V. Kesimpulan dan Saran

BAB I PENDAHULUAN. setelah diluncurkan. Kepopuleran Instagram juga membuatnya dibeli oleh

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan manusia

ABSTRAK. Nama : Anike Puspita Yunita NIM : D2C Judul : Persepsi Khalayak tentang Aksi Demonstrasi FPI di Surat Kabar Suara Merdeka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

stand up comedy, perlu diketahui terlebih dahulu definisi stand up comedy. Secara definisonal oleh Greg Dean, stand up comedy adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. sistem sosial kehidupan. Iswanto (dalam Jabrohim, 2001:59) mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang melingkupinya. Persoalan-persoalan ini bila disatukan tidak hanya

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai wacana bentuk analisis yang berkaitan dengan nilai-nilai pendidikan

RESEPSI SISWA TERHADAP PUISI CINTAKU JAUH DI PULAU KARYA CHAIRIL ANWAR. Oleh Buyung Munaris Kahfie Nazaruddin

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. terbitnya. Keberagaman suatu majalah tersebut ditentukan berdasarkan target

BAB 2 LANDASAN TEORI. 9 Universitas Indonesia

RESEPSI KHALAYAK PEREMPUAN YANG SUDAH MENIKAH TERHADAP POLIGAMI DALAM FILM KEHORMATAN DI BALIK KERUDUNG NASKAH PUBLIKASI

BAB II KAJIAN TEORI. pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kurikulum 2013 tercatat sebagai perubahan ketiga selama era politik

Interpretasi Khalayak terhadap Berita-Berita Demonstrasi Mahasiswa di Surat Kabar Kompas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan karya sastra dari zaman dahulu hingga sekarang tentunya

BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Sumary Penelitan. Interpretasi Khalayak terhadap Berita Konflik Papua di Televisi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini beranjak untuk memahami kontruksi nasionalisme dalam film,

BAB III METODE PENELITIAN. data deskriptif berupa kata-kata dan kalimat (Ratna, 2015:47). Penggunaan

2016 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini, persoalan gaya hdup menjadi sesuatu yang amat diperhatikan oleh

BAB III KESIMPULAN. digunakan sebagai acuan dasar adalah teori Alan Swingewood. Dalam teorinya,

ANALISIS PENYIMPANGAN MAKSIM KERJASAMA DAN AKSIM KESOPANAN DALAM WACANA KARTUN PADA URAT KABAR KOMPAS (TINJAUAN PRAGMATIK)

BAB VI PENUTUP. mengenai bagaimana khalayak meresepsi tayangan tragedi Mina 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis ataupun lisan tentang orang

AUDIENS DAN PROGRAM ACARA SEPAKBOLA DI TV PUBLIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai wacana kritik sosial yang berkaitan dengan fenomena kemiskinan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. seni. Hal ini disebabkan seni dalam sastra berwujud bacaan atau teks sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipungkiri, karena pembelajaran tidak akan berhasil tanpa adanya bahasa

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri 1 Yogyakarta, SMK Negeri 2 Yogyakarta, SMK Negeri 3 Yogyakarta, SMK Negeri 4

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna

PEMAKAIAN PREFIKS DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH ANEKA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia yang memiliki nilai-nilai luhur. Wayang tidak hanya secara artistik memiliki kualitas

BAB I PENDAHULUAN. untuk diteladani. Berdasarkan isi karya sastra itu, banyak karya sastra yang dipakai

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. XVIII dan XIX. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan isi pikiranya kepada orang lain. Bahasa memiliki komponen penting yaitu

ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PEMBERITAAN SUPORTER PERSIB DAN PERSIJA DALAM MEDIA PIKIRAN RAKYAT ONLINE DAN RAKYAT MERDEKA ONLINE

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang

Bagian 1 AGUS PRIBADI 1

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERIMAAN KHALAYAK TERHADAP ACARA MEWUJUDKAN MIMPI INDONESIA. Skripsi. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan. Pendidikan Strata 1

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dari makhluk-makhluk lain (Poerwadarminta, 2005: 106).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. pada satu atau beberapa karakter utama yang sukses menikmati perannya atau

BAB I PENDAHULUAN. (komunikator) mampu membuat pemakna pesan berpola tingkah dan berpikir seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi

PENERIMAAN KHALAYAK TERHADAP NILAI NASIONALISME DALAM FILM TANAH SURGA KATANYA

Transkripsi:

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setiap teks mengandung makna yang sengaja disisipkan oleh pembuat teks, termasuk teks dalam karya sastra. Meski sebagian besar karya sastra berfungsi sebagai media rekreatif dan hiburan, karya sastra juga mampu menjadi sarana penyampai kritik sosial atau potret kondisi masyarakat. Pembuat teks yang dalam hal ini adalah pengarang, menulis cerita dengan tema tertentu yang mengandung makna tertentu pula. Khalayak yang membaca cerita tersebut pun memiliki makna yang dibangunnya sendiri dalam memahami cerita. Penelitian analisis resepsi menekankan poin penting pada khalayak yang dapat memaknai sendiri teks yang dibacanya dan tidak selalu sejalan dengan ideologi media massa. Salah satu konsep penting dalam analisis resepsi adalah Encoding dan Decoding yang digagas oleh Stuart Hall. Pembuat pesan menciptakan pesan sedemikian rupa dnegan makna tertentu yang diharapkan dapat diterima khalayak. Namun, khalayak sendiri juga dapat memaknai teks tersebut secara khas dan belum tentu sejalan dengan apa yang dimaksudkan oleh pembuat pesan. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti kelas sosial ekonomi hingga kerangka berpikir dan pengetahuan yang dimiliki khalayak. Pembuat pesan atau media massa tidak memiliki kuasa untuk sepenuhnya mempengaruhi khalayak karena teks memiliki banyak makna atau polisemi. Peneliti mencoba melakukan penelitian analisis resepsi dengan menganalisis Decoding khalayak terhadap cerpen-cerpen karya Seno Gumira Ajidarma yang mengandung kritik sosial. Seperti telah disampaikan oleh Stuart Hall, dalam penelitian ini peneliti menemukan bahwa khalayak yang berbeda memaknai satu cerpen saja dengan berbeda-beda pula. Masing-masing khalayak memiliki pandangan, penangkapan, dan penafsiran sendiri yang mempengaruhi cara mereka memaknai cerpen yang mereka baca. Meski seluruh informan 119

penelitian merupakan pembaca karya-karya Seno, itu tidak menjamin mereka untuk selalu sependapat dengan apa yang disampaikan olehnya. Informan dalam penelitian ini adalah Rozi, Tia, Bajang, Nisa dan Daniel. Kesamaan di antara mereka berlima adalah sama-sama pembaca karya-karya Seno, meskipun dengan intensitas yang berbeda-beda. Namun, di balik kesamaan tersebut, masing-masing informan memiliki perbedaan-perbedaan yang juga mempengaruhi cara mereka memaknai teks media, termasuk cerpen-cerpen Seno. Pemaknaan informan penelitian yang beragam terbagi dalam tiga posisi pembacaan, yakni dominant reading, negotiated reading, dan oppositional reading. Dalam penelitian analisis resepsi, peneliti akan memperoleh pemaknaan cerpen dari pandangan informan sendiri. Masing-masing posisi yang dihasilkan oleh informan tersebut merupakan kombinasi pengenalan dasar atau pemahaman menyeluruh terhadap teks serta interpretasi dan evaluasi terhadap makna berkenaan dengan kode teks yang relevan. Peneliti juga menilik bagaimana informan melihat makna yang tersirat di balik teks dan penerimaan atau penolakan khalayak terhadap teks. Informan yang berada pada posisi dominant reading berarti sejalan, paham, dan menyetujui apa yang disampaikan oleh Seno dalam cerpen-cerpennya. Sementara, informan yang berada pada posisi negotiated reading dapat menerima apa yang disampaikan Seno tetapi pada hal-hal tertentu saja yang sesuai pandangannya. Sisanya, informan menyatakan ketidaksetujuannya atau menyesuaikan dengan kondisi yang dialami sendiri oleh informan. Sedangkan informan dengan posisi oppositional reading berseberangan dengan apa yang disampaikan Seno. Mereka memahami makna yang ingin disampaikan oleh Seno tetapi melawannya berdasarkan pengalaman dan pandangannya sendiri yang bertentangan. Hal ini terjadi ketika informan memang memiliki kerangka berpikir atau pandangan yang berbeda dengan Seno. Terdapat satu posisi lagi pembacaan yang dilakukan oleh informan yakni aberrant Decoding. Aberrant Decoding adalah bentuk pembacaan teks yang menyimpang dari apa yang disampaikan pembuat teks. Aberrant Decoding dalam sejumlah penelitian bisa terjadi karena pengaruh latar belakang kebudayaan sehingga khalayak menciptakan makna yang 120

sama sekali berbeda. Namun, dalam penelitian ini, informan yang berada pada posisi aberrant Decoding tidak memahami makna cerpen Seno karena bahasanya yang penuh metafor sehingga informan menafsirkannya secara menyimpang dan tidak sesuai dengan yang dimaksudkan penulis lagu. Meski sama-sama membaca karya-karya Seno, tidak semua informan bertindak dengan cara yang sama. Tidak semua informan mengoleksi buku-buku karya Seno atau mengikuti berita terbaru tentangnya. Kesukaan mereka terhadap cerpen-cerpen Seno juga tidak lantas membuat mereka senantiasa menerima atau menyetujui sepenuhnya pesan-pesan dalam cerpen-cerpen tersebut. Kesukaan tersebut sama sekali tidak dapat menghalangi pandangan dan pendapat mereka yang beragam. Informan yang tampak sangat menggemari karya-karya Seno seperti Bajang, misalnya, justru banyak berada pada posisi negotiated reading. Tingkat kemampuan ekonomi, gaya hidup dan usia di sini tidak terlalu menentukan seberapa besar pemaknaan mereka akan sejalan dengan pesan yang disampaikan Seno Gumira Ajidarma. Sebagian besar pemaknaan lebih berdasarkan pada pengalaman pribadi, referensi media massa serta lingkar pegaulan informan. Terlihat bahwa meski Tia dan Rozi berada dalam kemampuan ekonomi yang berbeda, namun dalam proses pemaknaan, mereka justru seringkali memiliki pendapat yang serupa. Ada juga beberapa pemaknaan yang muncul didasarkan pada latar belakang pendidikan atau studi yang sedang didalami. Bajang yang terlihat sebagai penggemar berat karya-karya Seno dan memiliki hampir semua bukunya justru berada ada posisi negotiated reading dalam memaknai lima dari tujuh cerpen dan dua posisi dominant reading dalam dua cerpen lainnya. Sedangkan Rozi yang sama-sama menggemari dan memiliki buku karya-karya Seno Gumira Ajidarma seperti Bajang, berapa pada posisi dominant reading dalam memaknai ketujuh cerpen. Tia berada pada posisi dominant reading dalam memaknai enam dari tujuh cerpen dan posisi negotiated reading dalam satu cerpen. Nisa yang bukan penggemar berat karya-karya Seno Gumira Ajidarma dan tidak memiliki satu pun bukunya berada pada posisi dominant reading dalam memaknai tiga cerpen, negotiated reading dalam memaknai tiga cerpen, serta 121

aberrant Decoding dalam memaknai satu cerpen. Sedangkan pengalaman membaca sastra Nisa yang yang minim membuatnya gagal memahami makna sebuah cerpen. Hampir sama dengan Nisa, Daniel berada pada posisi dominant reading dalam memaknai empat dari tujuh cerpen, negotiated reading dalam memaknai tiga cerpen lainnya. Pengalaman membaca Daniel yang lebih banyak daripada Nisa (meskipun tidak sebanyak Rozi, Tia Bajang) membuatnya terhindar dari posisi aberrant Decoding seperti Nisa. Posisi pembacaan terbanyak dari keseluruhan informan adalah dominant reading. Hal ini menunjukkan bahwa fenomena yang digambarkan dalam Kumpuan Cerpen Saksi Mata karya Seno memang isu yang dekat dengan keseharian dan pengalaman hidup informan. Penelitian ini setidaknya menunjukkan bagaimana kritik sosial yang disampaikan melalui karya sastra kemudian diterima atau ditolak oleh khalayak. Setiap pengarang yang menyampaikan pesan kritik sosial dalam karya-karyanya tentu berharap pesan tersebut tersampaikan pada masyarakat luas. Lebih jauh lagi, mereka juga berharap pesan kritik sosial dalam karya tersebut dapat membawa perubahan. Namun pengarang menyerahkan semuanya kepada pembaca. Mereka sekadar menciptakan karya, berusaha meramunya untuk dapat diterima pembaca, selanjutnya pembacalah yang menentukan sendiri bagaimana menangkap maknanya. Dari situ kita bisa melihat bahwa media massa, termasuk karya sastra, tidak memiliki kekuatan penuh untuk mempengaruhi pemaknaan khalayak apalagi sampai pada taraf mengubah pandangan dan perilaku. Khalayak tetaplah memiliki kuasanya sendiri dalam menghadapi teks media. Perubahan perilaku tidak terjadi semudah khalayak membaca teks. Perubahan perilaku yang berangkat dari teks bermuatan kritik sosial mungkin terjadi tetapi memerlukan faktor-faktor pendukung lainnya yang berbeda pada tiap-tiap khalayak. Penelitian ini menunjukkan bahwa kritik sosial yang informan dapatkan dari karya sastra sekadar memberikan pengetahuan dan pandangan baru mengenai dunia dan gambaran masyarakat. Terkadang kritik tersebut menguatkan pendapat yang telah mereka pegang sebelumnya. Namun secara lebih jauh, kritik tersebut 122

tidak serta-merta mengubah pandangan para informan secara keseluruhan. Setidaknya kritik tersebut hanya menyadarkan mereka pada keberagaman pandangan dan pemikiran dalam menyikapi sesuatu. B. Saran Setelah melakukan penelitian ini, peneliti memiliki saran yang ditujukan untuk penelitian selanjutnya maupun untuk keperluan keilmuan lainnya, yakni: 1. Pemaknaan dari sisi teknik penulisan sastra dapat juga digali dari informan yang mendalami bidang tersebut, agar memperkaya temuan dari informan yang beragam latar belakangnya. 123