BAB I PENDAHULUAN. Penyediaan lapangan pekerjaan pada dasarnya merupakan kewajiban pemerintah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II PEKERJA (WAITRESS), DAN KECELAKAAN KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aliran hukum alam. Aliran ini dipelopori oleh Plato, Aristoteles (murid Plato), dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Negara kita persediaan tenaga kerja sebagian besar terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pada diri dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang. dalam mendukung pembangunan nasional. Berhasilnya perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Di bidang ketenagakerjaan, pihak-pihak yang terlibat didalamnya, yaitu pekerja, pengusaha dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pasal 27 ayat (2) dan Pasal 28 UUD 1945 yang menyatakan: Tiap-tiap

WALIKOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 10 TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang diusahakan sendiri yaitu bekerja atas usaha modal dan tanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. perombakan struktural dalam cara dan sumber kehidupan yang berakibat

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN TAHUN

MEMPELAJARI PROSEDUR PENYEDIAAN TABUNG GAS ELPIJI 3 KG DI SPPBE PT. AL-FATH DISUSUN OLEH : NAMA : REPALDI ABDUL AGI NPM :

BAB I PENDAHULUAN. dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan. Pelaksanaan pembangunan nasional dalam sektor ketenagakerjaan ini

BAB I PENDAHULUAN. negaranya termasuk hak ekonomi, sosial dan budaya yang di dalamnya terdapat hak

SUMBER HUKUM PERBURUHAN

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Pada dasarnya yang menjadi tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu syarat keberhasilan pembangunan nasional kita adalah kualitas

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak yang lebih kuat kepada pihak yang lebih lemah, sehingga tercipta

BAB I PENDAHULUAN. hukum dari rakyat. Hukum dan kekuasaan itu menjadi nyata jika dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik atau tidak. Tanpa adanya karyawan atau sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan. 1 Perlindungan terhadap tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat". untuk kebutuhan sendiri atau untuk masyarakat.

I. PENDAHULUAN. seluruh masyarakat untuk meningkatkan mutu kehidupannya, sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pada alinea ke IV yaitu

IMAM MUCHTAROM C

BAB I PENDAHULUAN. Konstitusi bangsa Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA KABUPATEN KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. arti yang sebenarnya sejak Pembangunan Lima Tahun (Pelita) I pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. produksi yang semakin komplek tidak terlepas dari adanya resiko kecelakaan jika

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. kilometer 3.5 lingkar timur Sidoarjo dengan daerah seluas hektar. PT. Karya

Serikat Pekerja dan Hubungan Industrial

MSDM Materi 13 Serikat Pekerja dan Hubungan Industrial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik perusahaan besar, swasta maupun pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. selalu berkebutuhan dan selalu memiliki keinginan untuk dapat memenuhi

JURNAL HUKUM ANALISIS YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN KERJA SECARA LISAN ANTARA PENGUSAHA DAN PEKERJA DI UD NABA JAYA SAMARINDA ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN. akan tercapai tanpa memberikan jaminan hidup kepada tenaga kerja dan keluarganya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang berkembang dengan jumlah penduduk yang

PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 37 TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pekerjaan. Pada dasarnya, memiliki pekerjaan merupakan hak yang

PENJELASAN PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG KETENAGAKERJAAN

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MEMBERIKAN KESEMPATAN KERJA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap pekerja berhak mendapatkan perlindungan (protection), pemajuan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

-2- Selanjutnya, peran Pemerintah Daerah dalam memberikan pelindungan kepada Pekerja Migran Indonesia dilakukan mulai dari desa, kabupaten/kota, dan p

BAB I PENDAHULUAN. seperti faktor modal, alam, dan tenaga kerja. Ketiga faktor tersebut merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu bagian

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja. Dalam melakukan pekerjaan harus dibedakan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan negara untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional.

BAB II PERLINDUNGAN HAK-HAK PEKERJA KONTRAK YANG DI PHK DARI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertentangan tersebut menimbulkan perebutan hak, pembelaan atau perlawanan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat memberi rasa puas terhadap masyarakat. Pelayanan kepada

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 1991 TENTANG LATIHAN KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEDOMAN TINDAKAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PADA PENEGAKAN HUKUM DAN KETERTIBAN DALAM PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

BAB I PENDAHULUAN. diproduksi oleh PT Pertamina (Persero). Pada awalnya produk LPG ini hanya dikemas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hukum dapat diartikan sebagai norma hukum yakni norma yang dibuat

BAB I PENDAHULUAN. Bagi negara-negara yang sedang berkembang khususnya di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena buruh merupakan permasalahan yang menarik dari dahulu.

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

Setiap karyawan dapat membentuk atau bergabung dalam suatu kelompok. Mereka mendapat manfaat atau keun-tungan dengan menjadi anggota suatu kelompok.

PELAKSANAAN JAMSOSTEK UNTUK KECELAKAAN KERJA DI PTP NUSANTARA IX ( PERSERO ) PG. PANGKA DI KABUPATEN TEGAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1977 TENTANG ASURANSI SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pekerja atau buruh. Oleh karena itu seorang tenaga kerja sebagai subyek

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1969 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK MENGENAI TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. yang dibuat sendiri maupun berkerja pada orang lain atau perusahaan. Pekerjaan

BAB V PENUTUP. 1. Perubahan manajemen dalam UU ASN hanya mengenal 2 jenis pegawai

I. PENDAHULUAN. Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG PENDAFTARAN PENCARI KERJA DAN WAJIB LAPOR KETENAGAKERJAAN DI PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PENGATURAN TUNJANGAN HARI RAYA MENURUT PERATURAN PERUNDANG - UNDANGAN

BAB I PENDAHULUAN. namanya menjadi BPJS Ketenagakerjaan. 1 Jaminan Sosial adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. formal maupun informal. Perlindungan terhadap tenaga kerja merupakan pelaksanaan

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN USAHA MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 27 ayat (2) bahwa, tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan

PERLINDUNGAN,PENGUPAHAN DAN KESEJAHTERAAN

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/MEN/98 TAHUN 1998 TENTANG TATA CARA PELAPORAN DAN PEMERIKSAAN KECELAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia merupakan proses dari kelangsungan hidup yang. uang yang digunakan untuk memenuhi tuntutan hidup mereka akan

BAB I PENDAHULUAN. apabila negara dapat memberi peluang bagi seluruh masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia secara berkelanjutan berdasarkan kemampuan nasional dengan

PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DALAM RANGKA MEMBERIKAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA PADA PT. KUSUMAHADI SANTOSA

PENDAHULUAN. sumber daya dan dana yang ada. Faktor manusia atau tenaga kerja sebagai penggerak utama

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan penyebaran penduduk yang

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG BANTUAN HUKUM PADA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

I. PENDAHULUAN. Sumber daya manusia adalah faktor utama yang menentukan keberhasilan setiap

BAB I PENDAHULUAN. Rudi Suardi, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja, (jakarta: penerbit PPM, 2007), hlm 4-5

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi sebuah perusahaan perlu memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyediaan lapangan pekerjaan pada dasarnya merupakan kewajiban pemerintah sebagaimana diamanatkan Pasal 27 Ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945, bahwa setiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan kehidupan yang layak. Atas dasar tersebut pemerintah mengeluarkan berbagai aturan dan kebijaksanaan untuk memberikan perlindungan dan kesempatan kepada warga negaranya. Proses produksi yang makin maju dan berkembang pada satu sisi menuntut perusahaan untuk memberdayakan pekerja sebagai sumber daya manusia yang dimilikinya dalam rangka meningkatkan produktivitas perusahaan. Sementara itu pada sisi lain pemerintah dituntut untuk memberikan perlindungan terhadap tenaga kerja yang ada dalam suatu perusahaan. Dalam rangka memberikan perlindungan pada pekerja, pemerintah memberlakukan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang mengatur berbagai hal terkait ketenagakerjaan yang dikenal dengan istilah perburuhan. Hukum perburuhan mengenal adanya pancakrida hukum perburuhan yang merupakan perjuangan yang harus di capai yakni: 1. Membebaskan manusia Indonesia dari perbudakan, perhambaan. 2. Pembebasan manusia Indonesia dari rodi atau kerja paksa

2 3. Pembebasan buruh atau pekerja Indonesia dari poenale sanksi 4. Pembebasan buruh atau pekerja Indonesia dari ketakutan kehilangan pekerjaan 5. Memberikan posisi yang seimbang antara buruh atau pekerja dan pengusaha 1 Pemerintah sebagai penyelenggara negara mempunyai kewajiban untuk memberikan perlindungan kepada tenaga kerja. Hal ini direalisasikan pemerintah dengan diberlakukannya berbagai peraturan perundang-undangan seperti Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga kerja ( yang selanjutnya disingkat Jamsostek), dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No: Per.05/Men/1996 mengenai Sistem Manajemen Keamanan dan Keselamatan Kerja (yang selanjutnya disingkat K3). Selain itu pemerintah secara yuridis telah memberlakukan peraturan perundangundangan di bidang ketenagakerjaan, namun pada kenyataannya masih terjadi praktik eksploitasi terhadap pekerja, seperti bekerja dengan di bawah upah standar, pemutusan hubungan kerja ( yang selanjutnya disingkat PHK) secara sepihak, tidak dipenuhinya hak-hak para pekerja oleh perusahaan, dan kurang optimalnya perlindungan atas kecelakaan kerja yang dapat terjadi kapan saja menimpa para pekerja. Secara ideal perusahaan wajib memperlakukan para pekerja secara adil dan proporsional sesuai asas keseimbangan kepentingan. Dalam posisi ini pekerja sebagai mitra usaha, bukan merupakan ancaman bagi keberadaan perusahaan. Hukum sebagai pedoman berperilaku harus mencerminkan aspek keseimbangan antara kepentingan individu, masyarakat, 1 Sendjun. H. Manulang, Pokok-pokok Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia, Rineke Cipta, Jakarta, 2001, hlm 21

3 serta negara. Selain itu untuk mendorong terciptanya ketertiban, kepastian hukum, kesamaan kedudukan dalam hukum dan keadilan. 2 Berdasarkan analisis situasi menunjukkan bahwa diperlukan suatu mekanisme perlindungan hukum yang jelas terhadap para pekerja dalam rangka menciptakan kepastian hukum, kesamaan kedudukan dalam hukum dan keadilan. Perlindungan tenaga kerja harus mampu memenuhi hak-hak dan perlindungan yang mendasar bagi tenaga kerja dan pekerja pada saat yang bersamaan dapat mewujudkan kondisi yang kondusif bagi pengembangan dunia usaha. Perlindungan tenaga kerja mempunyai banyak dimensi dan keterkaitan. Keterkaitan itu tidak hanya dengan kepentingan tenaga kerja selama, sebelum dan sesudah masa kerja tetapi juga keterkaitan dengan kepentingan pengusaha, pemerintah, dan masyarakat. Untuk itu, diperlukan pengaturan yang menyeluruh, antara lain mencakup pengembangan sumber daya manusia, peningkatan produktivitas tenaga kerja dalam mewujudkan perlindungan kerja terhadap para pekerja dari kecelakaan kerja. Banyak hal yang di jadikan sebagai parameter penilaian terhadap keberhasilan suatu pekerjaan. Pekerjaan di nilai berhasil apabila keamanan dan keselamatan semua sumber daya yang ada terjamin, dapat di selesaikan tepat waktu atau bahkan bisa lebih cepat dari waktu yang di tentukan, memberikan keuntungan bagi perusahaan, memberikan kepuasan kepada semua pihak (pimpinan, karyawan, pemberi kerja). 2 Felix O. Soebagjo dan Erman Radjagukguk, Hukum Perburuhan,TURC Press, Jakarta, 2006. hlm.43

4 Keamanan dan keselamatan kerja menjadi hal sangat penting, karena dengan terwujudnya keamanan dan keselamatan kerja berarti dapat menekan biaya operasional pekerjaan. Apabila dalam melaksanakan pekerjaan terjadi kecelakaan, maka akan bertambah biaya pengeluaran, yang pada akhirnya menggurangi keuntungan perusahaan. kondisi demikian apabila tidak diantisipasi dapat mengganggu jalannya perusahaan, lebih-lebih pekerja dengan telah bergabung dalam suatu wadah organisasi serikat pekerja yang memang keberadaannya diatur di dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja. wadah ini merupakan kekuatan yang dapat menimbulkan keberanian untuk menentang kebijakan pengusaha yang melanggar peraturan yang berlaku 3. Penyempurnaan terhadap sistem pengawasan ketenagakerjaan harus terus dilakukan agar peraturan perundang-undangan dapat diperlakukan secara efektif untuk melindungi para pekerja dari kecelakaan kerja, dengan demikian instansi atau departemen ketenagakerjaan mengawasi para pekerja sehingga peraturan perundang-undangan dapat di tegakkan. Penerapan peraturan perundangundangan ketenagakerjaan juga di maksudkan untuk menjaga keseimbangan hubungan antara hak dan kewajiban bagi pekerja atau buruh sehingga kelangsungan usaha pekerja dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja dan kesejahteraan kerja dapat terjamin. Sehingga terciptanya perlindungan demi mensejahterakan keserasian tenaga kerja yang tercantum dalam undang-undang Dasar 1945, dimana perusahaan dan pekerja saling menghormati dan saling mengerti terhadap peran serta dari seluruh hak masing-masing para pekerja untuk menghindari dari kecelakaan kerja. 3 Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Rajawali Press.Jakarta, 2012, hlm.43.

5 Salah satu perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja secara fisik adalah Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji ( yang selanjutnya disingkat SPPBE), yaitu perusahaan milik swasta yang melakukan pengangkutan LPG dalam bentuk curah dari filling plant PT. Pertamina dan melakukan pengisian tabung-tabung LPG untuk para agen PT. Pertamina yang menjual LPG. 4 Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) di Kabupaten Lampung Selatan berjumlah yaitu 3 SPPBE, yaitu PT Citra Permata di Kecamatan Tanjungan, PT Harapan Pancasukma dan PT Mitra Perkasa Energas di Kecamatan Natar. Operasional SPPBE ini dilaksanakan oleh para pekerja yang perlu mendapatkan perlindungan atas keselamatan kerjanya dari berbagai resiko yang dapat terjadi pada saat melaksanakan aktivitas pengisian dan pengangkutan Bulk Elpiji. Para pekerja SPPBE ini sangat berpotensi mengalami kecelakaan kerja, karena objek pekerjaan yang beresiko, yaitu bulk elpiji yang rentan terbakar atau menyebabkan keracunan. Kecelakaan kerja pada umumnya terjadi akibat kurang dipenuhinya persyaratan dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja. Berdasarkan data pada PT Mitra Perkasa Energas di Kecamatan Natar, selama Tahun 2014 terjadi sebanyak 3 kasus kecelakaan kerja pada para pekerja. Pada bulan Maret terjadi keracunan gas (menghisap gas secara berlebihan) pada pekerja dalam proses pengisian gas elpiji. Pada bulan Juni dan Agustus terjadi kecelakaan kerja yaitu pekerja tertimpa tabung gas ukuran 12 KG dalam proses pengangkutan, sehingga mengakibatkan memar pada kaki dan lutut. 4 http://spbu.pertamina.com/sppbe.aspx. Diakses Rabu 21 Januari 2015

6 Salah satu syarat untuk melindungi pekerja Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) adalah kualitas para pekerja yang memenuhi syarat peningkatan kualitas para pekerja dalam melakukan pekerjaannya, apabila peningkatan kualitas para pekerja tidak mungkin tercapai tanpa adanya jaminan hidup, sebaliknya jaminan hidup tidak dapat tercapai apabila tidak ada pekerjaan dimana dari hasil pekerjaan itu dapat diperoleh imbalan jasa untuk membiayai dirinya dan keluarganya. Masalahnya tenaga kerja pada saat ini terus berkembang semakin kompleks sehingga diperlukannya perlindungan bagi para pekerja. Sesuai dengan uraian di atas, penulis tertarik untuk penelitian dan menuangkannya ke dalam skripsi yang berjudul: Perlindungan hukum terhadap pekerja Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji dari Kecelakaan Kerja di Wilayah Kabupaten Lampung Selatan. 1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup 1.2.1 Permasalahan Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap pekerja Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji dari kecelakaan kerja di Wilayah Kabupaten Lampung Selatan? b. Faktor-faktor apakah yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan perlindungan hukum terhadap pekerja Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji dari kecelakaan kerja di Wilayah Kabupaten Lampung Selatan?

7 1.2.2 Ruang Lingkup Ruang lingkup ilmu penelitian adalah Hukum Administrasi Negara yang dibatasi pada kajian sebagai berikut: 1. Perlindungan hukum terhadap pekerja Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji dari kecelakaan kerja di Wilayah Kabupaten Lampung Selatan 2. Faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan perlindungan hukum terhadap pekerja Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji dari kecelakaan kerja di Wilayah Kabupaten Lampung Selatan 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap pekerja Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji dari kecelakaan kerja di Wilayah Kabupaten Lampung Selatan. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat perlindungan hukum terhadap pekerja Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji dari kecelakaan kerja di Wilayah Kabupaten Lampung Selatan 1.3.2 Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah mencakup kegunaan teoritis dan kegunaan praktis:

8 1. Kegunaan Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan mampu memperluas juga mendalam ilmu hukum termasuk di dalamnya hukum administrasi negara yang berkaitan dengan hukum ketenagakerjaan, khususnya perlindungan hukum terhadap pekerja. 2. Kegunaan Praktis Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan a. Sebagai bahan bacaan dan bahan kajian lebih lanjut untuk yang membutuhkan informasi mengenai perlindungan hukum terhadap pekerja. b. Sebagai masukan bagi Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji dalam meningkatkan upaya perlindungan hukum terhadap pekerja. c. Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Hukum pada Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung.