TINJAUAN PELAKSANAAN PENGISIAN FORMULIR VERIFIKASI (INA-CBG S) PADA REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI RSUP Dr. M. DJAMIL

dokumen-dokumen yang mirip
dalam pelayanan kesehatan yang lebih bermutu. Adapun salah satu upaya dilakukan melalui suatu sistem jaminan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. di dunia untuk sepakat mencapai Universal Health Coverage (UHC) pada

BAB I PENDAHULUAN. medis maupun non medis. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan. Republik Indonesia No. 269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam Medis

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base

PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi

Kata Kunci : Pengodean, Rekam Medis, JKN, Kejelasan dan Kelengkapan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. rangka pemberian pelayanan kesehatan. Dokumen berisi catatan dokter,

PERAN PENTING PENULISAN DIAGNOSIS UTAMA DAN KETEPATAN KODE ICD-10 SEBAGAI DATA BASE SURVEILANS MORBIDITAS STUDI KASUS DI RS KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Kesehatan RI,Permenkes No.269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis,Jakarta: 2008

Tinjauan Prosedur Penentuan Kode Tindakan Berbasis ICD-9-CM untuk INA CBG di RSUD Dr. Soeroto Ngawi

BAB I PENDAHULUAN. yang bermutu dan memperoleh penghasilan yang cukup untuk dapat

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. intervensi pemerintah dalam pembayaran. Dokter, klinik, dan rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah dengan memantapkan penjaminan kesehatan melalui. jaminan kesehatan. Permenkes No. 71 tahun 2013 tentang Pelayanan

Faktor-Faktor Penyebab Pengembalian Berkas Persyaratan Klaim BPJS Pasien Rawat Inap di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara komprehensif yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki fungsi utama memberikan

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan. rawat darurat. Rustiyanto (2010), mengatakan bahwa pelayanan

TINJAUAN ANALISIS KUANTITATIF TERHADAP PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUANGAN BEDAH INSTALASI RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA TRIWULAN I TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai pusat rujukan dan merupakan pusat alih pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. medis. Sistem pelayanan rekam medis adalah suatu sistem yang. pengendalian terhadap pengisian dokumen rekam medis.

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sebuah pelayanan yang baik bagi pasien. 1. standar profesi rekam medis dan informasi kesehatan. Standar profesi rekam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengutamakan kepentingan pasien. Rumah sakit sebagai institusi. pelayanan kesehatan harus memberikan pelayanan yang bermutu kepada

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat BPJS. Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional, klaim

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam bidang kesehatan. World Health Organization (WHO)

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

PELAKSANAAN KLAIM JAMSOSTEK PASIEN RAWAT INAP DI RSUD DR. MOEWARDI

Dyah Ernawati 1, Eni Mahawati Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang 50131

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I. Sistem Manajemen Pelayanan Rumah Sakit dengan Sistem Manajemen. Pelayanan yang baik, harus memperhatikan keselamatan pasien, dapat

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sehingga di rumah sakit diharapkan mampu untuk. puas dan nyaman, sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. Klasifikasi dan kodefikasi penyakit, Aspek hukum dan etika profesi, Manajemen rekam medis & informasi kesehatan, Menjaga mutu rekam

BAB I PENDAHULUAN. Setiap rumah sakit diwajibkan menyelenggarakan rekaman atau. rekam medis. Menurut Huffman (1994), rekam medis adalah rekaman atau

LATAR BELAKANG. 72 Jurnal Kesehatan, ISSN , VOL. V. NO.1, MARET 2011, Hal 72-78

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai sebuah pelayanan yang baik bagi pasien. sesuai dengan klasifikasi yang diberlakukan di Indonesia (ICD-10) tentang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu

ABSTRACT. : Inpatient Medical Record Documents patients BPJS case SectioCaesaria, Review of Quantitative, Qualitative Review, Accuracy Code.

Jurusan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, STIKES Bakti Nusantara, Gorontalo,

ANALISIS KETEPATAN KODING YANG DIHASILKAN KODER DI RSUD UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23/1992 tentang Kesehatan dan Undang-Undang Nomor 40/2004, penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 1 Januari Jaminan Kesehatan Nasional ialah asuransi

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan adalah sesuai dengan standar pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Untuk memenuhi hak masyarakat miskin dalam. agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam Undang-undang No.40 Tahun 2004 pasal 19 ayat1. 1

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djojosoegito dalam Hatta (2008) rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan rumah. Rumah sakit juga merupakan pusat untuk latihan

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 377/Menkes/SK/III/2007

Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo

URAIAN TUGAS INSTALASI REKAM MEDIK

HUBUNGAN KELENGKAPAN INFORMASI DENGAN PERSETUJUAN KLAIM BPJS DI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dep Kes RI (2008), rumah sakit adalah sarana kesehatan

PETUNJUK TEKNIS ADMINISTRASI KLAIM DAN VERIFIKASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT 2008 PADA PEMBERI PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT LANJUTAN

Lampiran I. Panduan Wawancara. NO Uraian Jawaban /Penjelasan

BAB I PENDAHULUAN. inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Salah satu fungsi dari Rumah Sakit

ANALISIS ADMINISTRASI KLAIM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL RAWAT JALAN RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya perbaikan kesehatan masyarakat dikembangkan melalui Sistem

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Indonesia mempunyai Sistem Kesehatan Nasional yang. merupakan pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua

GAMBARAN PENGEMBALIAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUANG VII TRIWULAN IV TAHUN 2013 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TASIKMALAYA

*) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro. **) Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

BAB I PENDAHULUAN. tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, puskesmas adalah unit pelaksana. teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung-jawab

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah sebuah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. Nasional) yang diselenggarakan oleh BPJS (Badan Pelaksanan Jaminan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN KLAIM RUMAH SAKIT KEPADA BPJS KESEHATAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG TAHUN 2016

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU HAJI MEDAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. besarnya biaya yang dibutuhkan maka kebanyakan orang tidak mampu

TINJAUAN PENDISTRIBUSIAN DOKUMEN REKAM MEDISRAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOEROTO NGAWI TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat

ANALISA KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN BEDAH NON ASURANSI DI RSU AISYIYAH KUDUS PADA TRIWULAN I TAHUN 2015

TINJAUAN PENGISIAN RESUME KELUAR RAWAT INAP RUANG TERATAI TRIWULAN IV DI RSUD KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 2, Juni 2017 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, mempunyai tiga pilar otoritas, yang masing-masing bekerja

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI. No.269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN DAN KOMITMEN PIMPINAN TERHADAP KELENGKAPAN PENGISIAN DOKUMEN REKAM MEDISDI RUMAH SAKIT UMUM M

INFOKES, VOL. 5 NO. 1 Februari 2015 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan. dapat dilepaskan dari kebijaksanaan pembangunan kesehatan.

HUBUNGAN KELENGKAPAN PENGISIAN RESUME MEDIS DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS KASUS OBSTETRI BERDASARKAN ICD-10 DI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kepmenkes RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Puskesmas. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

STRUKTUR ORGANISASI RSUD TARAKAN

Transkripsi:

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.73 Desember 2016 TINJAUAN PELAKSANAAN PENGISIAN FORMULIR VERIFIKASI (INA-CBG S) PADA REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI RSUP Dr. M. DJAMIL Oleh : Linda Handayuni Dosen Prodi D-3 RMIK STIKes Dharma Landbouw Padang ABSTRAK Formulir verifikasi INA CBG s adalah formulir yang merangkum secara keseluruhan data pasien, mulai dari pasien masuk sampai pasien keluar dari rumah sakit. Keakuratan dan kelengkapan data rekam medis pasien harus dipelajari, dikoreksi dan ditandatangani oleh dokter yang merawat. Berdasarkan survei awal, diambil 10 formulir verifikasi (INA-CBG s) terdapat 60 % yang tidak lengkap dalam pengisian formulir verifikasi (INA-CBG s) tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelengkapan, ketepatan, dan tanggung jawab dokter dalam pengisian formulir verifikasi (INA-CBG s) di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2016. Penelitian ini dilaksankan di RSUP Dr. M. Djamil Padang pada Tanggal 12 s/d 18 Mei Tahun 2016. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan populasi yaitu rekam medis pasien program JKN rawat jalan berupa formulir verifikasi (INA-CBG s). Pengambilan sampel dengan cara quota sampling. Cara pengumpulan data dengan Observasi langsung, untuk mengetahui kelengkapan, ketepatan dan tanggung jawab dalam pengisian formulir verifikasi ( INA-CBG s), serta analisa yang dilakukan adalah univariat. Hasil penelitian didapatkan 46,8 % pengisian formulir verifikasi (INA-CBG s) yang tidak lengkap, 13,8 % pengisian formulir verifikasi (INA-CBG s) yang tidak tepat dan 44,8 % dokter yang belum bertanggung jawab dalam pengisian formulir verifikasi (INA-CBG s). Disarankan kepada pihak rumah sakit untuk memberi teguran apabila ada dokter yang tidak mengisi dengan tepat dan lengkap formulir verifikasi (INA-CBG s) serta pelatihan kepada petugas kesehatan yang mengisi lembaran tersebut agar ketidaklengkapan dalam pengisian dapat terhindari. PENDAHULUAN Rumah sakit merupakan suatu sistem/bagian dari system pelayanan kesehatan, mempunyai tiga pilar otoritas, yang masing-masing bekerja secara otonom namun harus terkoordinasi dalam system tersebut. Ketiga pilar tersebut adalah pilar pemilik, pilar professional kesehatan dan pilar manajemen. Ketiga pilar tersebut masing-masing mempunyai hierarki kekuasaan/kewenangan (hierarchy of power), yang mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda. Keserasian atau ketidakserasian antara ketiga pilar tersebut menentukan berhasil tidaknya misi rumah sakit (Hatta, Gemala R. 2008). Rekam medis adalah keterangan baik tertulis maupun terekam tentang identitas pasien, anamnesa, pemeriksaan fisik, penunjang laboratorium dan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien serta pengobatan baik rawat inap, rawat jalan maupun IGD (Depkes RI, 2008:11). Aplikasi INA-CBG s merupakan salah satu perangkat entri data pasien yang digunakan untuk melakukan grouping tarif berdasarkan data yang berasal dari resume medis. Aplikasi INA-CBG s sudah terinstal dirumah sakit yang melayani peserta JKN, yang digunakan untuk JKN adalah INA-CBG s 4.0. Untuk menggunakan aplikasi INA-CBG s, rumah sakit sudah harus memiliki kode registrasi rumah sakit yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, selanjutnya akan dilakukan aktifasi software INA-CBG s setiap rumah sakit sesuai dengan kelas rumah sakit serta regionalisasinya. Proses entri data pasien ke dalam aplikasi INA-CBG s dilakukan setelah pasien selesai mendapat pelayanan di rumah sakit (Permenkes no 27 tentang juknis sistem INA CBGs). ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 207

Vol. X Jilid 2 No.73 Desember 2016 MENARA Ilmu Selain memberikan fokus dalam masalah penghitungan biaya, INA-CBG s juga memberikan standar nasional mengenai berapa biaya yang harus dikenakan untuk diagnosa tertentu. Hal ini memberikan kepastian sekaligus transparasi pada masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan. Dengan data yang begitu lengkap dan akurat, INA-CBG s juga dapat berfungsi sebagai acuan rumah sakit dalam melakukan penilaian terhadap berbagai pelayanan yang telah diberikan demikian efektivitas pelayanan kesehatan dapat terkontrol dan dievaluasi karena system yang ada sudah memiliki standar dalam hal penggunaan berbagai sumber daya. Koding adalah kegiatan memberikan kode diagnosis utama dan diagnosis sekunder sesuai dengan ICD-10 serta memberikan kode prosedur sesuai dengan ICD-9-CM. Koding sangat menentukan dalam sistem pembiayaan prospektif yang akan menentukan besarnya biaya yang dibayarkan ke rumah sakit (Permenkes no 27 tentang juknis sistem INA CBGs). Fungsi utama rekam medis atau Rekam Kesehatan Elektronik (RKE) adalah untuk menyimpan data dan informasi pelayanan pasien. Agar fungsi itu tercapai, beragam metode dikembangkan secara efektif seperti dengan melaksanakan ataupun mengembangkan sejumlah sistem, kebijakan, dan proses pengumpulan, termasuk menyimpannya secara mudah diakses disertai dengan keamanan yang baik (Hatta, Gemala R. 2008). Dari survey awal yang dilakukan pada tanggal 17 November 2015 di RSUP Dr. M. Djamil Padang, penulis menemukan adanya ketidaklengkapan pengisian lembaran formulir verifikasi (INA-CBG s) pasien rawat jalan. Dari 10 formulir yang diamati terdapat 6 formulir (60%) tidak lengkap dalam pengisian lembaran formulir verifikasi (INA-CBG s). Seperti 4 formulir (40%) dalam pengisian data sosial pasien yang terdiri dari tanggal lahir, tanggal keluar, jenis perawatan, kelas perawatan, sedangkan 1 formulir (10%) untuk data medis tulisan diagnosa yang tidak jelas, dan 1 formulir (10%) tidak tepat dalam pengisian formulir verifikasi (INA-CBG s) masih ditemukan diagnosa yang ditulis dokter tidak sesuai dengan ICD-10. METODE PENELITIAN Penelitian ini telah dilakukan pada instalasi rekam medis RSUP Dr. M. Djamil Padang, dengan waktu pengambilan data pada tanggal 12 s/d 18 Mei tahun 2016. Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriptif, untuk mengetahui pelaksanaan pengisian formulir verifikasi (INA-CBG s) pada rekam medis rawat jalan di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Objek penelitiannya adalah formulir verifikasi (INA-CBG s), kondisi yang dinilai adalah kelengkapan, ketepatan, dan tanggung jawab dokter. Populasi penelitian ini adalah rekam medis pasien program JKN rawat jalan berupa formulir verifikasi (INA-CBG s) yang aktif pada Februari tahun 2016 sebanyak 1.562 berkas. Observasi langsung, untuk mengetahui kelengkapan, ketepatan dan tanggung jawab dokter dalam pengisian formulir verifikasi (INA-CBG s). Alat pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah tabel cheklist yang berupa daftar pengamatan terhadap kelengkapan, ketepatan dan tanggung jawab dokter dalam pengisian formulir verifikasi (INA-CBG s) pada rekam medis rawat jalan RSUP Dr. M. Djamil Padang. Editing Data yang telah dikumpulkan diperiksa, bila terdapat kesalahan dalam pengumpulan data, data diperbaiki. Tabulating Data yang telah diediting dientrikan kedalam tabel, guna mendapatkan rekapitulasinya. Coding (pengkodean) adalah suatu kegiatan mengklasifikasikan jawaban atau hasil menurut kriteria tertentu dengan kode angka. Berguna untuk mengolah data. Adapun kode dari jawaban: 1. Koding untuk kelengkapan pengisian formulir verifikasi (INA-CBG s): 208 LPPM UMSB ISSN 1693-2617

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.73 Desember 2016 a. Lengkap apabila semua item diisi dengan lengkap = 1 b. Tidak lengkap apabila salah satu item yang tidak diisi dengan lengkap = 0 2. Koding untuk ketepatan pegisian formulir verifikasi (INA-CBG s): a. Tepat apabila semua item terisi dengan benar = 1 b. Tidak tepat apabila salah satu item yang tidak diisi dengan benar = 0 3. Koding untuk tanggung jawab dokter formulir verifikasi (INA-CBG s) : a. Tinggi diberi kode = 1 b. Rendah diberi kode = 0 Procesing Procesing merupakan proses pengentrian data yang dikoding ke dalam program aplikasi yang digunakan. Cleaning Data Pembersihan data dilakukan untuk mengetahui jika ada kesalahan atau tidak dalam proses entri data. Apabila ada data yang salah diperbaiki sebelum dianalisa. HASIL PENELITIAN Hasil Penelitian 5.2.1 Kelengkapan Pengisian Formulir Verifikasi (INA-CBG s) Rekam Medis Rawat Jalan Di RSUP Dr.M. Djamil Padang Tahun 2016 Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 94 formulir verifikasi untuk melihat kelengkapan pengisian formulir verifikasi (INA-CBG s) pada formulir verifikasi rekam medis pasien rawat jalan, diperoleh sebagai berikut: Tabel 5.2.1 Kelengkapan Pengisian Formulir Verifikasi (INA-CBG s) Pada Rekam Medis Rawat Jalan Di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2016 Kelengkapan f % Tidak lengkap 44 46,8 Lengkap 50 50,2 Total 94 100,0 Tabel 5.2.1 terdapat sebagian 50 (50,2%) formulir verifikasi (INA-CBG s) yang lengkap. 5.2.2 Ketepatan Pengisian Diagnosa Dengan ICD 10 Pada Formulir Verifikasi (INA-CBG s) Pada Rekam Medis Rawat Jalan Di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2016 Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 94 formulir verifikasi untuk melihat ketepatan pengisian diagnosa dengan ICD 10 pada formulir verifikasi (INA-CBG s) pada rekam medis pasien rawat jalan, diperoleh data sebagai berikut : Tabel 5.2.2 Ketepatan Pengisian Diagnosa dengan ICD-10 Pada Formulir Verifikasi (INA- CBG s) Pada Rekam Medis Rawat Jalan Di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2016 Ketepatan Diagnosa f % Tepat 81 86,2 Tidak Tepat 13 13,8 Total 94 100,0 ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 209

Vol. X Jilid 2 No.73 Desember 2016 MENARA Ilmu Tabel 5.2.2, terdapat 81 (86,2) formulir verifikasi (INA-CBG s) yang terisi dengan tepat. 5.2.3 Tanggung Jawab Dokter Dalam Pengisian Formulir Verifikasi (INA-CBG s) Pada Rekam Medis Rawat Jalan Di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2016 Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 94 formulir verifikasi untuk melihat tanggung jawab dokter dalam pengisian formulir verifikasi (INA-CBG s) pada rekam medis pasien rawat jalan, diperoleh data sebagai berikut : Tabel 5.2.3 Tanggung Jawab Dokter Dalam Pengisian Formulir Verifikasi (INA-CBG s) Pada Rekam Medis Rawat Jalan Di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2016 Tanggung Jawab f % Tinggi 50 50,2 Rendah 44 44,8 Total 94 100,0 Tabel 5.2.3 terdapat sebagian 50 (50,2) dokter yang bertanggung jawab dalam pengisian formulir verifikasi (INA-CBG s). PEMBAHASAN Kelengkapan Pengisian Formulir Verifikasi (INA-CBG s) Pada Rekam Medis Rawat Jalan Di RSUP Dr. M. Djamil Padang Berdasarkan hasil penelitian tentang kelengkapan pengisian formulir verifikasi (INA- CBG s) pada rekam medis rawat jalan di RSUP Dr. M. Djamil Padang Pada Tahun 2016 dari 94 formulir, 50 formulir (50,2%) lengkap dan 44 formulir (44,8%) tidak lengkap. Item yang memiliki persentase tertinggi pada kelengkapan pengisian formulir verifikasi (INA-CBG s) yaitu tanggal lahir (45,5%) serta jenis perawatan dengan persentase sebesar (37,4) ketidaklengkapan pengisian pada item tanggal lahir akan menimbulkan masalah seperti terlambatnya pengklaim, kesalahan dalam pemberian obat. Apabila pada formulir verifikasi (INA-CBG s) ada yang tidak jelas maka akan dilihat pada lembaran yang sudah terlampir di formulir verifikasi (INA-CBG s) seperti surat rujukan, foto copy kartu keluarga, foto copy KTP, dan SEP (Surat Elegibilitas Peserta). Hal ini berbanding dengan penelitian yang dilakukan M. Iqbal Ash- shiddiqi, 2015 di RSUP Dr. M. Djamil Padang dimana (96,6%) pengisian yang tidak lengkap pada formulir verifikasi (INA-CBG s), sedangkan penelitian yang peneliti lakukan pada tahun 2016 dimana nilai formulir yang tidak lengkap sebanyak (55.6%). Kelengkapan pengisian formulir verifikasi (INA-CBG s) merupakan sangat penting nilainya demi kepentingan pasien maupun bagi rumah sakit, kelengkapan formulir verifikasi (INA-CBG s) yang lengkap selain untuk menjaga mutu rekam medis rumah sakit juga digunakan untuk administrasi klaim. Dari hasil pembahasan diatas salah satu cara untuk mengurangi jumlah formulir verifikasi (INA-CBG s) yang tidak diisi, maka diharapkan pihak rumah sakit untuk menetapkan Standar Operasional Prosedur tentang pengisian semua item-item yang terdapat pada formulir verifikasi yang harus diisi dengan lengkap dan meningkatkan tanggung jawab dokter dengan mengadakan evaluasi terhadap pentingnya kelengkapan data legalitas dalam pengisian formulir verifikasi (INA- CBG s). 210 LPPM UMSB ISSN 1693-2617

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.73 Desember 2016 6.2 Ketepatan Pengisian Diagnosa Pada Formulir Verifikasi (INA-CBG s) Pada Rekam Medis Rawat Jalan Di RSUP Dr. M. Djamil Padang Berdasarkan hasil penelitian tentang ketepataan pengisian diagnosa dengan ICD-10 pada formulir verifikasi (INA-CBG s) pada rekam medis rawat jalan di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2015 dari 94 formulir 81 (81,2%) yang tepat dalam pengisian diagnosa dan 13 (13,8%) tidak tepat, sedangkan hasil penelitian yang dilakukan M. Iqbal Ash-shiddiqi 2015 di RSUP Dr. M. Djamil Padang dimana (80,7%) pengisian diagnosa yang tidak tepat pada formulir verifikasi (INA-CBG s). Penelitian yang dilakukan oleh M. Iqbal Ash-shiddiqi lebih tinggi dibandingkan dengan ketepatan diagnosa yang peneliti lakukan pada tahun 2016 dimana ketepatan diagnosa yang tidak tepat sebanyak (13,1%). Hal ini disebabkan karena dokter menuliskan diagnosa menggunakan singkatan-singkatan, jika penulisan diagnosa tidak sesuai dengan penulisan pada ICD-10, maka tidak terbaca pada software (INA-CBG s) dan tidak bisa di klaim kan. Besar kecilnya tarif yang muncul dalam software INA-CBGs ditentukan oleh diagnosa. Kesalahan penulisan diagnosaa akan mempengaruhi tarif. Tarif bisa menjadi lebih besar atau lebih kecil. Ketepatan diagnosa sangat krusial di bidang manajemen data klinis, penagihan kembali biaya, beserta hal-hal yang berkaitan dengan asuhan dan pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2008:154). Petugas rekam medis pada saat melakukan pengkodean pada formulir verifikasi (INA- CBG s) mengecek kembali diagnosa yang telah diisi oleh dokter sehingga mengurangi ketidaktepatan pengisian diagnosa sesuai ICD-10, untuk hal yang kurang jelas atau tidak lengkap sebelum kode ditetapkan dikomunikasikan terlebih dahulu pada dokter yang membuat diagnosa tersebut untuk lebih meningkatkan informasi dalam rekam medis, petugas koding harus membuat kode sesuai dengan aturan yang ada pada ICD-10 karena penulisan diagnosa yang sesuai dengan ICD-10 akan menghasilkan kode yang akurat dan klaim yang dihasilkan juga tepat. 6.3 Tanggung Jawab Dokter Dalam Pengisian Formulir Verifikasi (INA- CBG s) Pada Rekam Medis Rawat Jalan Di RSUP Dr. M. Djamil Padang Berdasarkan hasil penelitian tentang tanggung jawab dokter dalam pengisian formulir verifikasi (INA-CBG s) pada rekam medis rawat jalan di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2016, apabila dokter mengisi formulir verifikasi dengan tepat dan lengkap maka dokter tersebut bertanggung jawab. Terdapat separoh (50,2%) dokter sudah bertanggung jawab dalam melakukan tugasnya sedangkan (44,8%) belum bertanggung jawab. Dokter yang bertanggung jawab maka akan mengisi diagnosa sesuai dengan ICD-10 dan mengisi data legalitas pada formulir verifikasi (INA-CBG s). Dokter yang bertanggung jawab dapat dilihat apabila dokter tersebut menuliskan diagnosa penyakit pasien sesuai dengan ICD-10 dan mengisi data legalitasnya. Jika ditemukan tulisan diagnosa yang tidak jelas atau menggunakan singkatan maka petugas koding akan menanyakan kembali pada dokter tersebut, begitu pula dengan data legalitas apabila belum dilengkapi maka akan dikembalikan dan dimintai lagi data legalitas dokter yang bertanggung jawab karena jika tidak ada data legalitas, formulir tersebut tidak bisa di klaim kan dan tidak ada bukti bahwa dokter penanggung jawab pasien telah memberikan layanan terhadap pasien jika legalisasinya tidak di legalkan Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) adalah seorang dokter yang bertugas mengelola rangkaian asuhan medis pasien. Jika pada saat pencatatan rangkaian asuhan medis, data dokter masih ada yang belum lengkap seperti tidak adanya tanda tangan dokter, maka dinyatakan tidak legal. Data legalitas merupakan bukti dokumen bahwa dokter penanggung jawab pasien bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pelayanan yang telah diberikan kepada pasien. Oleh karena itu diharapkan kepada dokter yang mengisi formulir verifikasi (INA- CBG s) meningkatkan tanggung jawabnya, sehingga tidak terjadi kesalahan pada saat pengklaim. ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 211

Vol. X Jilid 2 No.73 Desember 2016 MENARA Ilmu SIMPULAN Dari hasil penelitian yang dilakukan di RSUP Dr. M. Djamil Padang maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Kelengkapan pengisian formulir verifikasi (INA-CBG s) pada rekam medis rawat jalan di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2016 kurang dari separoh (44,8%) belum diisi dengan lengkap. 2. Ketepatan pengisian diagnosa berdasarkan ICD-10 pada formulir verifikasi (INA- CBG s) pada rekam medis rawat jalan di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2016 hanya (13,8%) yang tidak tepat. 3. Tanggung jawab dokter dalam pengisian diagnosa sesuai dengan ICD-10 dan tanda tangan pada formulir verifikasi (INA-CBG s) pada rekam medis rawat jalan di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2016 (50,2%) lebih dari separoh sudah bertanggung jawab. Saran Berdasarkan kesimpulan yang ada, maka penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Sebaiknya rumah sakit menetapkan Standar Operasional Prosedur agar mengisi formulir verifikasi (INA-CBG s) dengan lengkap, karena jika tidak lengkap maka tidak bisa melakukan proses klaim. 2. Petugas rekam medis pada saat melakukan pengkodean pada formulir verifikasi (INA-CBG s) mengecek kembali diagnosa yang telah diisi oleh dokter sehingga mengurangi ketidaktepatan pengisian diagnosa sesuai ICD-10. 3. Sebaiknya pihak rumah sakit memberikan reword pada dokter supaya lebih bertanggung dalam mengisi diagnosa sesuai dengan ICD-10 dan mengisi data legalitas pada formulir verifikasi (INA-CBG s). DAFTAR PUSTAKA Amir, Amri, 2011. Selancar RM.Sumut. Medan Depkes, RI, 2006. Pedoman Penyelanggaraan Dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit Di Indonesia Depkes, RI, 2008. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan Di Sarana Pelayanan Kesehatan Ernawati, Dyah 2012. Tinjauan Penulisan Diagnosis Utama Dan Ketepatan Kode ICD-10 Pada Pasien Umum Di RSUD Kota Semarang Triwulan I Tahun 2012 Fachmi Idris, 2014. Panduan Praktis Teknis Verifikasi Klaim. Jakarta Firdaus, Sunny Ummul, 2008. Rekam Medik Dalam Sorotan Hukum dan Etika. Surakarta Hasibuan, Malayu S.P, 2014. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Bumi Aksara. Jakarta Hatta, Gemala R, 2010. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan Di Sarana Pelayanan Kesehatan Klikharry, 2012. Sistem INA-CBG s. Dari:https://klikharry.com/2012/11/21/sistem-ina-cbgs/ (diakses 21 November 2012) Permenkes, No 27. Petunjuk Teknis Sistem INA-CBG s. Jakarta Notoatmojo, Soekidjo, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineke Cipta. Jakarta Ulfah, Siti Maria, 2011. Hubungan Kelengkapan Dokumen Rekam Medis Dengan Persetujuan Klaim Jamkesmas Oleh Verifikator Dengan Sistem INA CBGs Periode Triwulan IV Tahun 2011 Di RSI Sultan Agung Semarang Stikes.Dharma.Landbouw. 2016. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Padang: Stikes Dharma Landbouw Widiastuty, Nita, 2012. Isi, Struktur Dan Komponen Rekam Medis. Dari:http://nitanitawidiastuty.blogspot.co.id/2012/12/isi-struktur-dan- komponen-rekam-medis.html (diakses 10 Desember 2012) 212 LPPM UMSB ISSN 1693-2617