ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS XI MADRASAH ALIYAH NUR EL FALAH KUBANG PETIR SERANG

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN SISWA KELAS V SDN SOROPADAN 108 LAWEYAN

SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 3. Teks EksposisiLatihan Soal 3.2

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KATA SAMBUNG PADA KARANGAN SISWA SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI SISWA KELAS VII SEMESTER II MTs SWASTA SAWAHLUNTO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 FEBRI HARIANITA ABSTRACK

FRASE KETERANGAN WAKTU DALAM KUMPULAN CERPEN MATA YANG ENAK DIPANDANG KARYA AHMAD TOHARI:KAJIAN SINTAKSIS

BAB II POLA DAN TIPE KALIMAT MAJEMUK BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA KELAS VII SMP DWIJENDRA DENPASAR

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KATA PENGHUBUNG DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BINTAN

Oleh: Dwi Astuti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

KEMAMPUAN MENULIS NARASI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS VII SMPNEGERI 1 SIBERUT SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI ARTIKEL ILMIAH

KORELASI PENGUASAAN STRUKTUR KALIMAT DENGAN KEMAMPUAN MENGARANG NARASI SISWA KELAS X SMA BUDI MULIA CILEDUG. Evawani Elisa

ABSTRAK ANALISIS PENGGUNAAN AWALAN DAN KATA DEPAN DALAM KARANGAN SISWA KELAS V SD NEGERI 2 GUNUNG TERANG BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

FRASE KETERANGAN WAKTU DALAM KUMPULAN CERPEN MATA YANG ENAK DIPANDANG KARYA AHMAD TOHARI:KAJIAN SINTAKSIS

KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN DALAM BENTUK PARAGRAF DESKRIPSI SISWA KELAS VIII SEMESTER I SMPN 3 X KOTO SINGKARAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI BERDASARKAN MEDIA GAMBAR SERI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 KUNDUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGGUNAAN KONJUNGSI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SIBERUT SELATAN E- JURNAL ILMIAH

MODUL 4. Kalimat Efektif Kerja belum selesai, belum apa-apa (Chairil Anwar) ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN WORD FLOW PADA SISWA KELAS XI SMK MA ARIF 9 KEBUMEN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KATA DEPAN DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KALIMAT EFEKTIF PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 8 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2014

ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN CERITA PENDEK SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

Kata kunci: paragraf deskripsi, metode pembelajaran di luar ruang kelas

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

ANALISIS STRUKTUR FUNGSIONAL PADA PERIBAHASA INDONESIA: TINJAUAN SINTAKSIS

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh. Arif Wijaya NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

ANALISIS STRUKTUR PARAGRAF DALAM KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS VII DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24)

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KOTA TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN

Oleh: Mukhlisotun Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB V PENUTUP. siswa kelas X SMA N 1 Pejagoan ada 3 (tiga), yaitu (1) paragraf pembuka, (2)

Pengukuran Waktu. Tema: Kegiatan Sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. pesat pada era globalisasi membawa perubahan yang sangat radikal. Perubahan itu

Ferawati

KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA TITIK DAN KOMA DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEMBACA DAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 4 BINTAN TAHUN AJARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Oleh: Nurul Habibah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

KEMAMPUAN MENYUSUN KARANGAN ARGUMENTASI OLEH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH RAHMAT BULOYO NIM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anita Dahlan, 2015

ANALISIS TUTURAN IMPERATIF PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO DALAM KOMPAS.COM SKRIPSI. Oleh YAYU LESTARININGSIH NIM

ANALISIS SK DAN KD PADA STANDAR ISI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA BERDASARKAN KETERAMPILAN BERBAHASA, ILMU KEBAHASAAN, DAN ILMU KESASTRAAN

kegiatan sehari hari pelajaran 2

Jalan ke Taman Safari Pantai yang Indah

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN EJAAN DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA SWASTA TAMAN SISWA BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

PENGARUH PENGUASAAN KOMPETENSI SINTAKSIS TERHADAP PRODUKSI KALIMAT EFEKTIF PADA KARANGAN EKSPOSISI

MAKALAH. Oleh NURDIANTI

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI BERDASARKAN LIRIK LAGU SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013.

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

KETEPATAN PENGGUNAAN BAHASA PADA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA EKSPRESI DIRI DAN AKADEMIK SMA KELAS XI KURIKULUM 2013 ARTIKEL SKRIPSI

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS IV MELALUI MODEL DIRECT WRITING ACTIVITIES DI SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

ketertiban biasakanlah mematuhi tata tertib tata tertib melatih sikap disiplin sejak kecil kita disiplin sudah besar jadi orang berguna

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh: YALDI NIM

BAB I PENDAHULUAN. memiliki berbagai rubrik berita maupun iklan, yakni rubrik berita utama (coverstory),

KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 4 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN

Waktu gu Bahasan Instruksional Dosen Mahasiswa Teori Diskusi Total LCD 2,3,8,16. menyimak LCD menjelaskan menyimak LCD 11.

Waktu gu Bahasan Instruksional Dosen Mahasiswa Teori Diskusi Total LCD 2,3,8,16

Perbandingan Sintaksis dalam Karangan Narasi Siswa Kelas Tinggi SD Negeri Gotakan, Kulon Progo, D. I. Yogyakarta

ABSTRAK. Kata kunci : kesalahan kebahasaan, surat dinas, pemerintahan desa grugu.

SRI KURNIA DEWI. Abstrak

ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN CERITA PENDEK SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI SKRIPSI

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh. Mashuri NIM

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN M.K. BAHASA INDONESIA (MKU)

Rahmad Kartolo Silitonga Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan USI

KEMAMPUAN MENYUSUN KALIMAT MENJADI PARAGRAF SISWA KELAS V SD NEGERI2 LAMPASEH KABUPATEN ACEH BESAR. Dina Rizkina, Adnan, M. Yamin

ANALISIS STRUKTUR KALIMAT PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 2 KARTASURA, SUKOHARJO SKRIPSI

PEMAKAIAN KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM BUKU TEKS SEKOLAH DASAR. oleh. Nunung Sitaresmi. Abstrak

Oleh Septia Sugiarsih

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kehidupannya mulai dari bangun tidur, melakukan aktivitas, menyampaikan pendapat dan informasi melalui bahasa.

dengan penuh hormat. rumah. mata.

ANALISIS STRUKTUR FUNGSIONAL PADA PERIBAHASA INDONESIA: TINJAUAN SINTAKSIS

Kegiatan Sehari-hari

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 9 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013 E- JOURNAL

anak manis D M sebatang rokok kretek M D M sebuah rumah mewah M D M seorang guru M D

Kata menduduki posisi yang sangat penting, dalam keterampilan berbahasa. Hal ini didukung oleh pendapat Keraf (2003:10) yang menyatakan bahwa,

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh HERIZAN NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Hubungan kemampuan membaca skema dengan kemampuan menulis paragraf persuasive oleh Siswa Kelas XI SMA Swasta Katolik Budi Murni 2. Verawaty R.

NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

PENGGUNAAN MEDIA TEKS NASKAH DRAMA UNTUK PENINGKATAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS X SMK PN 2 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF PADA AMANAT UPACARA GURU SMK KESEHATAN WIDYA TANJUNGPINANG TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL E-JOURNAL

II. KAJIAN PUSTAKA. mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, 2003:311). Dalam wujud lisan, kalimat

EFEKTIVITAS METODE DISKURSUS MULTY REPRECENTACY

Abstrak. Kata kunci :, Karangan, Kemahiran. Menulis, Narasi, Media Realia. Abstract

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi siswa Kelas X SMA Negeri 2. Tanah Sepenggal Kabupate Bungo Tahun Ajaran 2013/2014

PERBANDINGAN MORFEM TERIKAT BAHASA INDONESIA DENGAN MORFEM TERIKAT BAHASA MELAYU SUBDIALEK KECAMATAN LINGGA UTARA KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL

TINDAK TUTUR PUJIAN DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI PKBM AL-ISLAMIYAH DESA AWAR-AWAR KECAMATAN ASEMBAGUS KABUPATEN SITUBONDO SKRIPSI

TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA ADITYA PERDANA ANI MINARTI BUDY ROMDHANI

Kemampuan Menggunakan Kalimat Efektif Dalam Mengungkapkan Pengalaman Oleh Siswa Kelas VII SMP TPI Al-Hasanah Pematang Bandar

Verawaty R. Sitorus. Kata Kunci. Membaca Skema, Paragraf Persuasif, SMA Budi Murni

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

Oleh : Arief Wisnu Indaryanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB V PENUTUP. 1. Jenis makna konotatif yang terdapat dalam antologi cerkak majalah Djaka

ARTIKEL E-JOURNAL OLEH EGGA MILASA NIM

RISKI EKA AFRIANTI NIM

Transkripsi:

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS XI MADRASAH ALIYAH NUR EL FALAH KUBANG PETIR SERANG Mutoharoh Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Muhammadiyah Tangerang mutoh3210@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tentang penggunaan kalimat majemuk pada karangan narasi siswa kelas XI Madrasah Aliyah Nur El Falah Kubang Petir Serang. Objek penelitian ini adalah siswa kelas XI Marasah Aliyah Nur El Falah Kubang Petir Serang pada tahun ajaran 2014/2015. Fokus dalam penelitian ini adalah karangan narasi siswa kelas XI Madrasah Aliyah Nur El Falah Kubang Petir Serang, sebanyak 25 karangan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik analisis isi. Instrumen yang digunakan penugasan dengan meminta siswa mengarang karangan narasi yang terdapat kalimat majemuk di dalamnya. Untuk menganalisis data peneliti menjadi instrumen utama dibantu dengan tabel kerja. Penelitian ini menemukan 203 kalimat yang terdiri atas 70 kalimat tunggal atau 34,48% dan 133 kalimat majemuk atau 65,52%. Dari kalimat majemuk yang ditemukan diketahui 77 buah atau 57,9% merupakan kalimat majemuk setara, 31 buah atau 23,31% berupa kalimat majemuk bertingkat, 18 buah atau 13,53% berupa kalimat majemuk campuran, dan 7 buah atau 5,26% berupa kalimat majemuk rapatan. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pada umumnya siswa kelas XI Madrasah Aliyah Nur El Falah Kubang Petir Serang mampu menggunakan kalimat majemuk dengan baik dan benar dalam karangannya. Kata kunci : kalimat majemuk, karangan narasi A. Pendahuluan Penelitian ini menekankan penggunaan kalimat majemuk dalam karangan narasi. Karangan narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Berdasarkan rumusan itu jelas bahwa narasi merupakan penyampaian seperangkat peristiwa atau pengalaman tentang diri sendiri, tentang orang lain dengan urutan kronologis tertentu. Sebagai cerita ia bermaksud menceritakan apa yang diketahui dan dialami kepada pembaca atau pendengar dengan tujuan agar mereka dapat mengetahui urutan peristiwa tersebut.

Kalimat majemuk merupakan kalimat yang terdiri dari dua atau lebih gabungan kalimat tunggal atau gabungan klausa-klausa sederhana. Dalam hal ini Ba dulu (2005) mengatakan bahwa, Kalimat majemuk adalah kalimat turunan yang terbentuk dari dua atau lebih klausa bebas yang dihubungkan dengan sebuah konektor dan dengan pola intonasi akhir tertentu. 1. Kalimat Majemuk Setara Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang terdiri atas dua kalimat tunggal atau lebih sehingga kalimat yang baru mengandung dua klausa atau lebih. Biasanya kalimat tunggal ini digabungkan dengan kata penghubung yang menunjukkan kesetaraan, seperti : dan, atau, sedangkan, dan tetapi. 2. Kalimat Majemuk Bertingkat Kalimat majemuk bertingkat (subordinasi) adalah kalimat majemuk yang hubungan antara klausa-klausanya tidak sederajat. Salah satu klausa menjadi bagian dari klausa yang lain, atau menduduki fungsi tertentu bagi klausa lain. Klausa yang lebih tinggi kedudukannya disebut klausa induk (induk kalimat), sedangkan klausa yang lebih rendah kedudukannya karena hanya menduduki fungsi tertentu bagi klausa induk, disebut klausa anak (anak kalimat). 3. Kalimat Majemuk Campuran Kalimat majemuk campuran adalah kalimat majemuk yang merupakan gabungan dari kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat, baik rapatan maupun tidak. Hal ini bisa terjadi bila kalimat majemuk itu sekurang-kurangnya terdiri dari tiga klausa sehingga, misalnya terdapat dua klausa setara, yang lain bertingkat; atau sebaliknya. 4. Kalimat Majemuk Setara Rapatan Kalimat majemuk setara rapatan sebenarnya sama saja dengan kalimat majemuk setara, yaitu hubungan antara klausa I dan klausa lainnya setara atau sederajat. Dalam proses penggabungan, unsur-unsur yang sama dirapatkan sehingga bersama-sama membentuk kalimat majemuk setara rapatan. Yang dimaksud merapatkan adalah proses menghilangkan bagian yang

sama. Jadi, klausa yang kehilangan bagian yang sama itu bergantung pada klausa yang memiliki bagian itu. Penelitian ini menitikberatkan penggunaan kalimat majemuk setara, bertingkat, campuran, dan kalimat majemuk rapatan dalam karangan narasi siswa kelas XI Madrasah Aliyah Nur El Falah Kubang Petir Serang. Selain menitikberatkan penggunaan kalimat majemuk dalam karangan narasi, peneliti berharap agar siswa dapat mengetahui jenis-jenis kalimat majemuk dan jenis-jenis karangan, karena sepengetahuan peneliti siswa masih belum mampu terhadap penggunaan kalimat majemuk yang akan digunakan dalam mengarang. Kalimat majemuk ini yang sangat rumit, karena dalam kalimat majemuk terbagi dalam beberapa jenis, yaitu kalimat majemuk setara, bertingkat, rapatan dan campuran. Penggunaan kalimat majemuk ini terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, tepatnya pada tujuan pembelajaran secara khusus pada ranah kebahasaan yakni siswa dapat menggunakan kalimat majemuk dengan baik. Pokok bahasan ini, terdapat pada program pembelajaran kelas XI semester I, dengan kompetensi dasar menulis karangan narasi dengan memperhatikan kalimat majemuk di dalamnya B. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang penggunaan kalimat majemuk dalam karangan narasi siswa kelas XI Madrasah Aliyah Nur El Falah Kubang Petir Serang. Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Nur El Falah Kubang Petir Serang. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester delapan tahun akademik 2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis isi. Objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Madrasah Aliyah Nur El Falah Kubang Petir Serang, sebanyak 25 siswa. Jumlah populasi dalam penelitian ini berjumlah 125 siswa yang terdiri dari 5 kelas yang masing-masing terdiri dari 25 siswa. Fokus dalam penelitian ini yaitu karangan narasi siswa kelas XI Madrasah Aliyah Nur El Falah Kubang Petir Serang. Pada penelitian ini, penulis mengumpulkan hasil karangan narasi siswa kelas XI Madrasah Aliyah Nur El Falah Kubang Petir Serang yang berjumlah 25 karangan, kemudian penulis mencatat hasil analisis dalam tabel analisis penggunaan kalimat majemuk. Setelah data yang berupa karangan diperoleh, kemudian penulis menganalisis data tersebut. Adapun langkah yang penulis lakukan adalah sebagai berikut.

1. Penulis mengelompokkan data yang telah dianalisis berdasarkan penggunaan kalimat majemuk dengan tanda ceklis ( ) kemudian dimasukkan dalam tabel analisis penggunaan kalimat majemuk. 2. Setelah selesai analisis, penulis menghitung jumlah kalimat majemuk yang terdapat dalam karangan narasi siswa. Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan rumus sebagai berikut : % = n/n x 100% Keterangan : % = persentase yang dicapai n = nilai yang diperoleh N = jumlah seluruh nilai 100nilai standar C. Pembahasan Berdasarkan tabel kerja diperoleh informasi bahwa dari 25 karangan yang dijadikan objek penelitian diperoleh 203 buah kalimat yang di dalamnya terdapat 133 buah kalimat majemuk. Di dalam kalimat tersebut terdapat 4 macam kalimat majemuk yang digunakan siswa, yaitu: kalimat majemuk setara, bertingkat, campuran, dan rapatan. Dari 133 buah kalimat majemuk, terbagi atas kalimat majemuk setara digunakan sebanyak 77 kali atau 57,9%, kalimat majemuk bertingkat digunakan sebanyak 31 kali atau 23,31%, kalimat majemuk campuran digunakan sebanyak 18 kali atau 13,53%, kalimat majemuk rapatan digunakan sebanyak 7 kali atau 5,26%. Bila dimasukkan ke dalam tabel, maka gambarannya sebagai berikut. No. Penggunaan Kalimat Majemuk Jumlah Persentase 1. Setara 77 57,9% 2. Bertingkat 31 23,31% 3. Campuran 18 13,53% 4. Rapatan 7 5,26% Karangan I Berlibur ke Rumah Nenek

Analisisis : (1) Libur telah tiba. Kalimat (1) merupakan kalimat tunggal. Analisisis: (1) Libur telah tiba. Kalimat (1) merupakan kalimat tunggal. (2) Ani sangat gembira dan ceria karena ia akan berlibur ke rumah neneknya yang ada di Bandung. (a) Ani sangat gembira dan ceria (b) karena ia akan berlibur ke rumah neneknya yang ada di Bandung. Pola struktur klausa (a) S+P

Pola struktur klausa (b) K(S+P+K+K) Klausa (a) merupakan induk kalimat, sedangkan klausa (b) berupa keterangan maka klausa ini berkedudukan sebagai klausa bawahan atau anak kalimat. Melihat hubungan kedua klausa seperti itu, maka kalimat (2) tergolong kalimat majemuk bertingkat. (3) Rumah nenek sangat bagus dan pekarangannya amat luas. (a) Rumah nenek sangat bagus (b) dan pekarangannya amat luas. Klausa (a) mempunyai pola struktur S+P Klausa (b) mempunyai pola struktur S+P Klausa (a) dan klausa (b) mempunyai kesetaraan fungsional klausa, yaitu sama-sama utama. Melihat hubungan kedua klausa itu maka kalimat (3) termasuk kalimat majemuk setara. (4) Setiap libur tiba Ani selalu berlibur ke Bandung, karena ia sangat menyukai pemandangan di sana. (a) Setiap libur tiba Ani selalu berlibur ke Bandung (b) karena ia sangat menyukai pemandangan di sana. Klausa (a) mempunyai pola struktur K+S+P+K Klausa (b) mempunyai pola struktur K(S+P+O+K) Klausa (a) merupakan induk kalimat, sedangkan klausa (b) berupa keterangan maka klausa ini berkedudukan anak kalimat. Melihat hubungan kedua klausa itu maka kalimat (4) merupakan kalimat majemuk bertingkat. (5) Ani pergi ke Bandung, ketika Santi kakaknya sedang pergi bersama temannya. (a) Ani pergi ke Bandung (b) ketika Santi kakaknya sedang pergi bersama temannya. Klausa (a) berpola S+P+K, sedangkan klausa (b) berpola K(S+P+K). Klausa (a) merupakan induk kalimat, sedangkan klausa (b) berupa keterangan maka klausa ini berkedudukan anak kalimat. Melihat hubungan klausa tersebut maka kalimat (5) merupakan kalimat majemuk bertingkat.

(6) Ani tidak ingin berlibur bersama kakaknya itu karena mereka selalu bertengkar dan ribut kalau bersama. (a) Ani tidak ingin berlibur bersama kakaknya itu (b) karena mereka selalu bertengkar (c) dan ribut kalau bersama. Klausa (a) bertingkat.berpola S+P+K, klausa (b) berpola K(S+P) dan klausa (c) ada rapatan subjek( mereka selalu tidak disebutkan) dan berpola P. Klausa (a) merupakan induk kalimat, klausa (b) dan (c) merupakan anak kalimat. Melihat hubungan klausa ini maka kalimat (6) merupakan kalimat majemuk. (7) Saat berlibur di sana, Ani selalu membantu neneknya. Analisis : (a) Saat berlibur di sana (b) Ani selalu membantu neneknya. Klausa (a) berpola K+P+K, klausa (b) berpola S+P+O Klausa (a) dan (b) merupakan induk kalimat. Klausa (a) dan (b) mempunyai kesetaraan fungsional klausa yaitu sama-sama utama, maka kalimat (7) adalah kalimat majemuk setara. (8) Setiap pagi Ani memasak nasi dan neneknnya menyirami bunga. (a) Setiap pagi Ani memasak nasi (b) dan neneknya menyirami bunga. Klausa (a) berpola K+S+P+O, dan klausa (b) berpola S+P+O Kalusa (a) dan (b) mempunyai kesetaraan fungsional klausa, yaitu sama-sama utama. Memperhatikan sifat hubungan klausa itu maka kalimat (8) termasuk kalimat majemuk setara. (9) Setelah dua minggu di Bandung Ani minta izin untuk pulang ke Jakarta, karena sebentar lagi ia masuk sekolah. Analisis : (a) Setelah dua minggu di Bandung Ani minta izin Untuk pulang ke Jakarta (b) karena sebentar lagi ia masuk sekolah. Klausa (a) mempunyai pola struktur K+S+P+K

Klausa (b) mempunyai pola struktur K(S+P) Klausa (a) merupakan induk kalimat, sedangkan klausa (b) berupa keterangan maka klausa ini berkedudukan anak kalimat. Melihat hubungan klausa tersebut maka kalimat (9) adalah kalimat majemuk bertingkat. (10) Akhirnya Ani berangkat ke Jakarta dan neneknya merasa sedih serta kesepian. (a) Akhirnya Ani berangkat ke Jakarta (b) dan neneknya merasa sedih serta kesepian. Klausa (a) berpola K+S+P+K, dan klausa (b) berpola S+P+P Klausa (a) dan klausa (b) mempunyai kesetaraan fungsional klausa, yaitu sama-sama utama. Melihat hubungan klausa itu maka kalimat (10) termasuk kalimat majemuk setara. Karangan 2 Keluarga Bahagia

(1) Andi, Rini, dan Dika adalah tiga bersaudara dari pasangan Hasan dan Aminah. Kalimat (1) mempunyai pola S+P+Pel. Kalimat ini terdiri dari satu klausa maka kalimat (1) merupakan kalimat tunggal. (2) Mereka merupakan keluarga bahagia dan hidupnya sangat sederhana. (a) Mereka merupakan keluarga bahagia (b) dan hidupnya sangat sederhana. Klausa (a) berpola S+P, dan klausa (b) berpola S+P Klausa (a) dan klausa (b) mempunyai kesetaraan fungsional klausa, yaitu sama-sama utama. Memperhatikan sifat hubungan kedua klausa itu maka kalimat (2) termasuk kalimat majemuk setara. (3) Andi duduk di bangku SMP dan Rini duduk di bangku SD, ketika Dika berusia 4 tahun. (a) Andi duduk di bangku SMP (b) dan Rini duduk di bangku SD (c) ketika Dika berusia 4 tahun. Klausa (a) mempunyai pola struktur S+P+K, klausa (b) mempunyai pola struktur S+P+K, dan klausa (c) mempunyai pola struktur K(S+P) Klausa (a) dan klausa (b) merupakan induk kalimat, sedangkan klausa (c) berupa keterangan maka klausa ini berkedudukan anak kalimat. Melihat sifat hubungan ketiga klausa tersebut maka kalimat (3) termasuk kalimat majemuk campuran. (4) Semoga kalian menjadi anak yang baik dan berbakti kepada orang tua, tutur Aminah kepada anak-anaknya. (a) Semoga kalian menjadi anak yang baik (b) dan berbakti kepada orang tua, tutur Aminah kepada anak-anaknya.

Klausa (a) mempunyai pola K+S+P, dan kalusa (b) mempunyai pola P+O+Pel. Klausa (a) dan klausa (b) mempunyai kesetaraan fungsional klausa, yaitu sama-sama utama. Melihat hubungan klausa tersebut maka kalimat (4) merupakan kalimat majemuk setara. (5) Setiap hari minggu tiba, mereka selalu bergotong royong dan membersihkan rumah. (a) Setiap hari minggu tiba, mereka selalu bergotong royong (b) dan membersihkan rumah. Klausa (a) mempunyai pola K+S+P, klausa (b) mempunyai pola P+O Klausa (a) dan klausa (b) mempunyai kesetaraan fungsional klausa, yaitu sama-sama utama. Dengan demikian kalimat (5) adalah kalimat majemuk setara. (6) Andi membersihkan kamar mandi dan Rini mengepel ketika Dika sedang bermain di taman. (a) Andi membersihkan kamar mandi (b) dan Rini mengepel (c) ketika Dika sedang bermain di taman. Klausa (a) mempunyai pola S+P+O, klausa (b) mempunyai pola S+P, dan klausa (c) mempunyai pola K(S+P+K) Klausa (a) dan klausa (b) merupakan induk kalimat, sedangkan klausa (c) berupa keterangan maka klausa ini berkedudukan anak kalimat. Melihat sifat hubungan ketiga klausa tersebut maka kalimat (6) termasuk kalimat majemuk campuran. (7) Setelah semua selesai mereka merasa lelah, tetapi mereka senang melihat rumahnya terlihat bersih dan rapi. (a) Setelah semua selesai mereka merasa lelah (b) tetapi mereka senang (c) melihat rumahnya bersih dan rapi. Klausa (a) mempunyai pola K+S+P, klausa (b) mempunyai pola S+P, dan klausa (c) mempunyai pola P+O+Pel Klausa (a), (b) dan klausa (c) mempunyai kesetaraan fungsional klausa, yaitu sama-sama utama. Dengan demikian kalimat (7) adalah kalimat majemuk setara.

Karangan 3 Berlibur ke Taman Buah (1) Pada liburan sekolah kemarin saya dan kakak pergi berlibur ke Taman Buah Mekar Sari. Kalimat ini berpola K+S+P+K. Kalimat ini terdiri dari satu klausa, maka kalimat (1) merupakan kalimat tunggal. (2) Saya bersama kakak pergi ke Taman Buah Mekar Sari, sedangkan ibu dan bapak pergi ke rumah bibi di Tanggerang. (a) Saya bersama kakak pergi ke Taman Buah Mekar Sari (b) sedangkan ibu dan bapak pergi ke rumah bibi di Tanggerang. Klausa (a) mempunyai pola S+K+P+K, dan klausa (b) mempunyai pola S+P+K+K. Klausa (a) dan klausa (b) mempunyai kesetaraan fungsional klausa, yaitu sama-sama utama. Melihat hubungan klausa tersebut maka kalimat (2) merupakan kalimat majemuk setara. (3) Ketika sampai di taman buah, saya berpencar dengan kakak, saya masuk ke taman aneka buah, sedangkan kakak duduk-duduk di bawah pohon yang rindang.

(a) Ketika sampai di taman buah, saya berpencar dengan kakak (b) saya masuk ke taman aneka buah (c) sedangkan kakak duduk-duduk di bawah pohon yang rindang. Klausa (a) mempunyai pola K(S+P+Pel), klausa (b) mempunyai pola S+P+K, dan klausa (c) mempunyai pola S+P+K+Pel. Klausa (a) berupa keterangan maka klausa ini berkedudukan anak kalimat, sedangkan klausa (b) dan (c) merupakan induk kalimat. Melihat hubungan ketiga klausa tersebut maka kalimat (3) merupakan kalimat majemuk campuran. (4) Akhirnya hari mulai sore, saya dan kakak langsung pulang ke rumah, kami sampai rumah jam 9 malam. (a) Akhirnya hari mulai sore, saya dan kakak langsung pulang ke rumah (b) kami sampai rumah jam 9 malam. Klausa (a) mempunyai pola K(S+P+K), dan klausa (b) mempunyai pola S+P+K Klausa (a) berupa keterangan maka klausa ini berkedudukan anak kalimat, sedangkan klausa (b) merupakan induk kalimat. Memperhatikan hubungan kedua klausa tersebut maka kalimat (4) termasuk kalimat majemuk bertingkat. (5) Kami sampai di rumah ketika ayah dan ibu sudah tidur. (a) Kami sampai di rumah (b) ketika ayah dan ibu sudah tidur. Klausa (a) berpola S+P+K, dan klausa (b) berpola K(S+P) Klausa (a) merupakan induk kalimat, sedangkan klausa (b) berupa keterangan maka klausa ini berkedudukan anak kalimat. Dengan demikian kalimat (5) adalah kalimat majemuk bertingkat. D. Penutup Melalui penelitian ini ditemukan penggunaan kalimat majemuk dalam karangan narasi siswa kelas XI Madrasah Aliyah Nur El Falah Kubang Petir Serang. Dari 203 kalimat yang di dalamnya terdapat 70 buah kalimat tunggal dan 133 buah kalimat majemuk. Ada 4 macam

kalimat majemuk yang digunakan siswa, yaitu terdiri dari kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, kalimat majemuk campuran, dan kalimat majemuk rapatan. Penelitian ini menemukan 203 kalimat yang terdiri atas 70 kalimat tunggal atau 34,48% dan 133 kalimat majemuk atau 65,52%. Dari kalimat majemuk yang ditemukan diketahui 77 buah atau 57,9% merupakan kalimat majemuk setara, 31 buah atau 23,31% berupa kalimat majemuk bertingkat, 18 buah atau 13,53% berupa kalimat majemuk campuran, dan 7 buah atau 5,26% berupa kalimat majemuk rapatan. Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa pada umumnya siswa kelas XI Madrasah Aliyah Nur El Falah Kubang Petir Serang mampu menggunakan kalimat majemuk dengan baik dan benar. Daftar Pustaka Alwi. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Ba dulu, A.M. et al. 2005. Morfosintaksis. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Finoza, Lamudin. 2008. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia. Gie. 1992. Dunia Karang Mengarang. Yogyakarta: Liberty. Hatikah, Tika. 2007. Membina Kompetensi Bersastra dan Berbahasa Indonesia. Bandung: Grafindo. Keraf, Gorys. 1992. Argumentasi dan Narasi. Bandung: Gramedia Pustaka Utama. Lapoliwa, Hans. 1990. Klausa Pemerlengkap dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Kanisius. Maryani, Yani. 2006. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Pustaka Setya. Parera, J.D. 1991. Sintaksis. Jakarta: Gramedia. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2009. Panduan EYD dan Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: Transmedia. Putrayasa, I.B. 2007. Analisis Kalimat, Fungsi, Kategori dan Peran. Bandung: Refika Aditama. Semi, Atar. 1990. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya. Sugiono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Wiyanto, Asul. 2005. Tata Bahasa Sekolah. Jakarta: Grasindo. Walija. 2006. Kupas Kalimat. Jakarta: FKIP UHAMKA