BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai. IV.1.1 Analisis Perolehan Barang Kena Pajak (Pajak Masukan)

SE - 45/PJ/2012 PENJELASAN ATAS PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 85/PMK.03/2012 TENTANG

BAB 4. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Analisis Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 22 di PT. KAS

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perhitungan Pajak Masukan dan Pajak Keluaran

BAB IV PEMBAHASAN. bergerak di bidang teknologi Access Management yang dapat memudahkan konsumen

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pajak Pertambahan Nilai-nya sebagai Pengusaha Kena Pajak dengan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. MRC adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa konstruksi.

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK. 03/2012 TENTANG

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 1.1 Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. menyediakan pembuatan alat untuk pembangunan beton di jalan tol.

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Evaluasi Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. Mejoi merupakan perusahaan distributor yang bergerak dalam

BENDAHARA SEBAGAI PEMUNGUT PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 BAB III

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. hewan) yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) pada

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Ketentuan Formal Pajak Pertambahan Nilai PT TRT 4.2 Analisis Faktur Pajak

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dan dry clean. CV. Xpress Clean Bersaudara berdiri pada tahun 1995 dengan akta

Evaluasi Pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai di PT IO

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. Pengusaha Kena Pajak, maka PT. PP (Persero) Tbk mempunyai hak dan

BAB IV EVALUASI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI LEMIGAS. IV. 1 Objek Penelitian dan Evaluasi mekanisme PPN di LEMIGAS

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. di bidang perdagangan eceran khusus untuk pelumas/oli industri.

BAB IV PEMBAHASAN. bergerak dibidang manufaktur yang kegiatan utamanya adalah memproduksi Polyester

1 dari 4 11/07/ :43

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN

KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. oleh pelanggan untuk di jadikan sepatu atau sandal.

BAB 4 EVALUASI PPH PASAL 22 BENDAHARAWAN PEMERINTAH PADA PPPTMGB LEMIGAS. Mekanisme PPh Pasal 22 Bendaharawan Pemerintah di LEMIGAS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mardiasmo (2001:118), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2010 TENTANG

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15 /PJ/2010 TENTANG

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kewajiban perpajakannya, khususnya atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

00BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan memiliki banyak kesamaan seperti persamaan tarif dan sama-sama

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 42/PJ/2013 TENTANG

EVALUASI PELAKSANAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA PT REK DI TAHUN PAJAK 2011

BAB IV PEMBAHASAN. kedua atas Undang-Undang Nomor 8 tahun 1983, Pengusaha yang melakukan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

C. PKP Rekanan PKP Rekanan adalah PKP yang melakukan penyerahan BKP dan atau JKP kepada Bendaharawan Pemerintah atau KPKN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. P.J.A. Adriani, Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 15/PJ/2010 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. Put-4/PP/M.XIIA/99/2014. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2011

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK

Self assessment : WP membayar pajak sesuai UU tidak tergantung SKP

BAB II LANDASAN TEORI. pajak berdasarkan Undang-Undang No.28 Tahun 2007 tentang. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yaitu sebagai berikut:

FAKTUR PAJAK STANDAR

Bab 4 PEMBAHASAN. PT. XYZ merupakan Perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam evaluasi penerapan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai pada PT

BADAN KANTOR PELAYANAN PAJAK ORANG PRIBADI. Syarat Objektif Syarat Subjektif. Wilayah tempat kedudukan. Wilayah tempat tinggal

Page : 1

PER - 3/PJ/2010 TATA CARA PENATAUSAHAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI YANG DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS PENY

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN. Nomor : SE-42/PJ/2013 TENTANG

SURAT PEMBERITAHUAN MASA BAGI PEMUNGUT PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) Nomor Telepon : Nomor Faksimile : Nomor Telepon Baru Kegiatan Usaha :

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya. Analisis Perhitungan..., Nurhasanah, Fakultas Ekonomi 2016

Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan. Oleh Ruly Wiliandri

bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor: KEP-00329/NKEB/WPJ.

tempat pembayaran pajak, dan tata cara pembayaran, penyetoran dan pelaporan pajak, serta tata cara pengangsuran dan penundaan pembayaran pajak diatur

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PERPAJAKAN I PENDAFTARAN NPWP, PENGAJUAN SPPKP & PEMBAYARAN PAJAK. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN (SPT ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RESUME SANKSI PERPAJAKAN SANKSI BUNGA

Objek PPN Yang Harus Dibuatkan Faktur Pajak. a. penyerahan BKP di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha

SE - 98/PJ/2010 PENYAMPAIAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-44/PJ/2010 TENTANG BENTUK, I

TATA CARA PENGISIAN KETERANGAN PADA FAKTUR PAJAK STANDAR

BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 45/PMK.03/2009 TENTANG

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

Modul ke: Pertemuan 2. 02Fakultas EKONOMI. Perpajakan I. Program Studi AKUNTANSI

KUP PELAPORAN DAN PENYETORAN PAJAK

BAB III DASAR PENGENAAN PPh PASAL 23 DAN DASAR PENGENAAN PPN ATAS EPC PROJECT. Jasa konstruksi merupakan salah satu jasa yang cukup berkembang di

BAB II LANDASAN TEORI

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR 1101 BM SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH (SPT MASA PPn BM) ( F )

DAFTAR BLANKO/FORMULIR YANG DIGUNAKAN DALAM PELAKSANAAN PSL PPN & PPn BM

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR - 14/PJ/2010 TENTANG

BAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.03/2014 TENTANG SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118/PMK.03/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK

KEUANGAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 141/PMK.03/2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Besarnya pengeluaran negara yang digunakan untuk kemakmuran rakyat diikuti juga

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : PUT /2014/PP/M.VIB Tahun Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2014.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG

BAB IV PEMBAHASAN. dan sesudah perubahan Undang-undang No.42 Tahun 2009, penulis melakukan

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 550/KMK.04/2000 TENTANG

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Penerapan Pajak Pertambahan Nilai pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan dengan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP) No: PEM- 00025/WPJ.19/KP.0303/2013 mengukuhkan PT. Perkebunan Nusantara III sebagai Pengusaha Kena Pajak pada tanggal 15 Maret 2013 dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 01.061.127.5-051.000. Adapun PT. Perkebunan Nusantara III terdaftar menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) sejak tanggal 01 Mei 1996. PT. Perkebunan Nusantara III merupakan wajib pajak badan, dimana perusahaan ini juga melakukan kewajiban perpajakan PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh Pasal 4 ayat (2) dan PPh Pasal 25 selain PPN (Pajak Pertambahan Nilai). Oleh karena itu, penerapan dalam perhitungan, penyetoran dan pelaporan dilakukan sendiri oleh wajib pajak. 2. Penerapan PPN Keluaran Dalam hal PPN Keluaran, Faktur Pajak yang diterbitkan sepenuhnya berasal dari penjualan hasil-hasil perkebunan (komoditi) seperti: Coconut Palm Oil (CPO), Latex (Karet), Fiber, Abu Cangkang, Scrab Limbah, Getah Usang, Serum Primer, Palm Kernell Mill (PKM), dan lain-lain. 52

53 Dari penjualan barang-barang komoditi tersebut, terdapat Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dapat dipungut, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang tidak dapat dipungut dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dibebaskan. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dapat dipungut, kode yang dipakai dalam Faktur Pajak adalah 010. Pada umumnya, Faktur Pajak diterbitkan untuk Pengusaha Kena Pajak yang membeli hasil barang-barang komoditi (hasil perkebunan yang sudah diolah). Sedangkan untuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang tidak dapat dipungut, kode yang dipakai dalam Faktur Pajak adalah 070. Untuk Faktur Pajak yang PPNnya tidak dapat dipungut, ini biasanya untuk Pengusaha Kena Pajak yang berada dalam Kawasan Berikat. Dan untuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dibebaskan, kode yang dipakai dalam Faktur Pajak adalah 080. PPN dibebaskan karena Barang Kena Pajak merupakan barangbarang hasil pertanian yang dihasilkan dari kegiatan usaha di bidang perkebunan (diambil langsung dari sumbernya/diambil dari alam, contoh: Latex Pekat). Hal ini sesuai dengan Pasal 1 ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 31/PMK.03/2008 Tanggal 19 Februari 2008. Besarnya PPN Keluaran PT. Perkebunan Nusantara III Medan mulai bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Desember 2012 akan ditampilkan pada tabel sebagai berikut:

54 Tabel 4.1 Rekapitulasi PPN Keluaran PT. Perkebunan Nusantara III Medan selama Tahun 2012 PPN Keluaran Bulan DPP PPN Kode Seri 010 DPP PPN Kode Seri 070 DPP PPN Kode Seri 080 Jan 254.953.181.014 25.495.318.089 141.446.535.955 14.144.653.595 6.924.828.550 692.482.855 Peb 158.853.961.783 15.885.396.168 322.007.812.680 32.200.781.268 1.940.924.000 194.094.400 Mar 108.401.645.446 10.840.164.539 349.041.148.110 34.904.114.811 4.291.335.850 429.133.585 Apr 89.208.480.782 8.920.848.073 170.944.097.070 17.094.409.707 1.798.396.200 179.839.620 Mei 124.428.115.610 12.442.811.561 347.854.013.090 34.785.401.309 2.300.500.000 230.050.000 Juni 84.921.349.050 8.492.134.905 268.969.482.520 26.896.948.525 5.262.642.400 526.264.240 Juli 277.881.458.181 27.788.145.818 394.378.678.260 39.437.867.826 3.821.526.450 382.152.645 Agust 314.924.451.600 21.492.445.160 266.814.684.460 26.681.468.446 450.900.950 45.090.095 Sept 266.699.678.190 26.669.967.819 284.820.282.670 28.482.028.267 1.567.479.000 156.747.900 Okt 231.384.470.140 23.138.447.014 137.198.679.360 13.719.867.936 482.256.150 48.225.615 Nop 252.702.090.060 25.270.209.006 237.938.826.400 23.793.882.640 3.116.331.900 311.633.190 Des 230.733.638.271 23.073.363.817 135.442.077.912 13.544.207.790 3.167.821.500 316.782.150 Total 2.395.092.520.127 229.509.251.969 3.056.856.318.487 305.685.632.120 35.124.942.950 3.512.496.295 Sumber: PT. Perkebunan Nusantara III Medan Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa: a. PPN Keluaran yang dapat dipungut (kode seri Faktur Pajak 010 ) adalah sebesar Rp 229.509.251.969,-. b. PPN Keluaran yang tidak dapat dipungut (kode seri Faktur Pajak 070 ) adalah sebesar Rp 305.685.632.120,-. c. PPN Keluaran yang dibebaskan (kode seri Faktur Pajak 080 ) adalah sebesar Rp 3.512.496.295,-.

55 3. Penerapan PPN Masukan PPN Masukan bagi PT. Perkebunan Nusantara III diperoleh dari pembelian barang atau jasa yang dipakai dan diperlukan oleh Perusahaan. PPN Masukan tersebut ada yang dapat dikreditkan dan ada pula PPN Masukan yang tidak dapat dikreditkan. PPN Masukan yang dapat dikreditkan maksudnya adalah PPN Masukan yang timbul karena pembelian barang atau jasa yang berhubungan langsung dengan produksi, seperti: pembelian alat-alat berat kebun, dan lain-lain. Sedangkan PPN Masukan yang tidak dapat dikreditkan maksudnya adalah PPN Masukan yang timbul karena pembelian barang atau jasa yang tidak berhubungan langsung dengan produksi, seperti: pembelian obat-obatan, pembangunan sarana dan prasarana sosial seperti rumah ibadah, sekolah, pembangunan poliklinik kebun, dan lain-lain. Besarnya PPN Masukan PT. Perkebunan Nusantara III Medan mulai bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Desember 2012 akan ditampilkan pada tabel sebagai berikut:

56 Tabel 4.2 Rekapitulasi PPN Masukan PT. Perkebunan Nusantara III Medan selama Tahun 2012 PPN Masukan Bulan DPP PPN Masukan yang dapat dikreditkan DPP PPN Masukan yang tidak dapat dikreditkan Jan 115.206.361.351 11.520.636.074 21.712.752.453 2.162.275.236 Peb 95.123.360.354 9.512.335.907 20.750.749.179 2.075.074.515 Mar 196.079.056.173 19.607.905.614 23.590.152.102 2.359.015.196 Apr 77.554.791.924 7.755.479.192 10.575.970.030 1.057.597.003 Mei 115.465.052.085 11.546.505.208 12.378.614.300 1.237.861.430 Juni 146.769.329.657 14.676.932.966 9.585.834.560 958.583.456 Juli 189.816.799.995 18.981.678.999 30.922.440.780 3.092.244.078 Agust 150.081.925.820 15.008.192.582 25.811.285.420 2.581.128.542 Sept 87.459.121.570 8.745.912.157 32.481.918.340 3.248.191.834 Okt 117.175.821.805 11.717.582.181 29.199.601.690 2.919.960.169 Nop 146.309.422.280 14.630.942.228 13.650.450.900 1.365.045.090 Des 117.154.204.620 11.715.420.462 12.992.370.020 1.299.237.002 Total 1.554.195.247.634 155.419.523.570 243.652.139.774 24.356.213.551 Sumber: PT. Perkebunan Nusantara III Medan Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa: a. PPN Masukan yang dapat dikreditkan adalah sebesar Rp 155.419.523.570,-. b. PPN Masukan yang tidak dapat dikreditkan adalah sebesar Rp 24.356.213.551,-.

57 4. Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai Seluruh Faktur Pajak yang diterbitkan oleh Rekanan atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak oleh PT. Perkebunan Nusantara III akan dikelompokkan menjadi PPN Masukan yang dapat dikreditkan dan PPN Masukan yang tidak dapat dikreditkan. Sedangkan seluruh Faktur Pajak yang diterbitkan oleh PT. Perkebunan Nusantara III kepada Rekanan atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak, akan dikelompokkan menjadi PPN Keluaran yang dapat dipungut, PPN Keluaran yang tidak dapat dipungut dan PPN Keluaran yang dibebaskan. Setelah Masa Pajak berakhir, PT. Perkebunan Nusantara III akan memperhitungkan besarnya PPN Masukan dan PPN Keluaran. 5. Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai Setelah memperhitungkan besarnya PPN Masukan terhadap PPN Keluaran, apabila PPN Keluaran lebih besar daripada PPN Masukan, maka selisihnya merupakan hutang pajak yang harus dibayar oleh PT. Perkebunan Nusantara III ke Kas Negara paling lama tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang kurang bayar akan disetor melalui Bank Persepsi yaitu Bank Mandiri Cabang Sunggal dengan menggunakan SSP (Surat Setoran Pajak) dengan Kode Akun Pajak 411211 dan Kode Jenis Setoran 900.

58 Jika PPN Masukan lebih besar daripada PPN Keluaran, maka selisihnya merupakan kelebihan bayar pajak, dan dapat direstitusi atau dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya. 6. Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai Pelaporan pemungutan PPN oleh PT. Perkebunan Nusantara III dilakukan dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN). PT. Perkebunan Nusantara III sebagai Pemungut PPN yang juga berstatus PKP (Pengusaha Kena Pajak) mempunyai kewajiban melaporkan PPN dengan menggunakan Formulir 1111 dan Formulir 1107 PUT yang wajib disampaikan dalam bentuk elektronik (e-spt) setiap bulan. Laporan PPN disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Tiga (KPP WP Besar Tiga) di jalan Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta Selatan paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak dan dilampiri dengan Faktur Pajak lembar ke-3 dan SSP lembar ke-5. Berikut adalah rekap penghitungan PPN Kurang Bayar atau PPN Lebih Bayar beserta tanggal penyetoran ke Bank Persepsi dan tanggal pelaporan ke Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Tiga:

59 Tabel 4.3 Rekapitulasi PPN Keluaran dan PPN Masukan PT. Perkebunan Nusantara III Medan selama Tahun 2012 (Beserta Tanggal Penyetoran dan Tanggal Pelaporan) Bulan Kurang/Lebih Bayar Tgl Penyetoran Sanksi Denda adm bunga 2% Tgl Pelaporan Denda Rp 500.000,- Jan 13.974.682.015 13 / 02 / 2012-27 / 02 / 2012 - Peb 6.373.060.261 15 / 03 / 2012-28 / 03 / 2012 - Mar (6.003.555.276) - - 27 / 04 / 2012 - Apr (4.838.186.395) - - 30 / 05 / 2012 - Mei (3.941.880.042) - - 27 / 06 / 2012 - Juni (10.126.678.103) - - 27 / 07 / 2012 - Juli (1.320.211.284) - - 30 / 08 / 2012 - Agust 5.164.041.294 17 / 09 / 2012-28 / 09 / 2012 - Sept 17.924.055.662 15 / 10 / 2012-31 / 10 / 2012 - Okt 11.420.864.833 15 / 11 / 2012-29 / 11 / 2012 - Nop 10.639.266.778 17 / 12 / 2012-28 / 12 / 2012 - Des 11.357.943.355 15 / 01 / 2013-31 / 01 / 2013 - Sumber: PT. Perkebunan Nusantara III Medan Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa untuk PPN Masa Januari 2012, Pebruari 2012, Agustus 2012, September 2012, Oktober 2012, Nopember 2012 dan Desember 2012, terjadi Kurang Bayar PPN. Hal ini disebabkan karena PPN Keluaran lebih besar dari PPN Masukan. Kurang Bayar PPN tersebut disetor ke Bank Persepsi yaitu Bank Mandiri Cabang Sunggal dengan tepat waktu (paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir). Dan pelaporan

60 masa PPN dilakukan dengan tertib dan tepat waktu (paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak). Untuk PPN Masa Maret 2012, April 2012, Mei 2012, Juni 2012 dan Juli 2012, terjadi Lebih Bayar PPN. Hal ini disebabkan karena PPN Masukan lebih besar dari PPN Keluaran. Lebih Bayar PPN tersebut direstitusikan ke Masa Pajak berikutnya. Pelaporan masa Lebih Bayar PPN tetap dilakukan dengan tepat waktu yaitu paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak. B. Pembahasan Bagian ini akan membahas mengenai penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan dalam memungut, menyetor, serta melaporkan Pajak Pertambahan Nilai. Dalam hal ini sesuai dengan variabel yang dimasukkan dalam penelitian, akan dilakukan perbandingan kesesuaian serta kekurangan baik terhadap Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 maupun terhadap Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE - 45/PJ/2012 tanggal 27 September 2012. 1. Perbandingan Penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 Perbandingan penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 dapat ditampilkan dalam tabel sebagai berikut:

61 Tabel 4.4 Perbandingan Penerapan PPN pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan dengan UU Nomor 42 Tahun 2009 No Variabel Ukuran UU Nomor 42 Tahun 2009 1 PPN Keluaran 2 PPN Masukan Penerapan Pasal 1 ayat (25), Pajak Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai terutang yang wajib dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak, penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Barang Kena Pajak Berwujud, ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud, dan/atau ekspor Jasa Kena Pajak. Penerapan Pasal 7 ayat (1), Tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 10% (sepuluh persen). 3 Harga Jual Penerapan Pasal 1 ayat (18), Harga Jual adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh Realisasi di PT. Perkebunan Nusantara III Medan PT. Perkebunan Nusantara III Medan mengenakan PPN 10% dari setiap penjualan hasilhasil perkebunan (komoditi). PT. Perkebunan Nusantara III Medan akan dikenakan PPN 10% dari setiap pembelian barang/jasa yang dipakai dan diperlukan perusahaan. Perhitungan Harga Jual berdasarkan Harga Pokok Produksi ditambah semua biaya-biaya selain Keterangan

62 4 Dasar Pengenaan Pajak 5 Faktur Pajak 6 SSP (Surat Setoran Pajak) penjual karena penyerahan Barang Kena Pajak, tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut menurut Undang- Undang ini dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak. Penerapan Pasal 1 ayat (17), Dasar Pengenaan Pajak adalah jumlah Harga Jual, Penggantian, Nilai Impor, Nilai Ekspor, atau nilai lain yang dipakai sebagai dasar untuk menghitung pajak yang terutang. Penerapan Pasal 13 ayat (1), Pengusaha Kena Pajak wajib membuat Faktur Pajak. Penyetoran Pasal 15A ayat (1), Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai oleh Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) harus dilakukan paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak dan sebelum Surat Pemberitahuan PPN atau PPh. Dasar Pengenaan Pajak ditentukan berdasarkan Harga atau nilai yang sesuai dengan kontrak penjualan kontrak pembelian. atau PT. Perkebunan Nusantara III Medan menerbitkan Faktur Pajak untuk setiap transaksi Penjualan. PT. Perkebunan Nusantara III menyetorkan Pajak Pertambahan Nilai paling lama tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.

63 Masa Pajak Pertambahan Nilai disampaikan. 7 SPT Masa Pelaporan Ayat (2), Surat PPN Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai disampaikan paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak. Sumber: data diolah oleh peneliti PT. Perkebunan Nusantara III melaporkan Pajak Pertambahan Nilai paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir. Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa PT. Perkebunan Nusantara III Medan secara umum telah mengikuti peraturan perundang-undangan yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009. Hal ini dapat dilihat dari analisis hasil PT. Perkebunan Nusantara III Medan menerapkan PPN Keluaran. Setiap Faktur Pajak yang diterbitkan sepenuhnya berasal dari transaksi penjualan hasilhasil perkebunan (komoditi). Dari penjualan terdapat Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Keluaran yang dipungut, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Keluaran yang tidak dapat dipungut dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Keluaran yang dibebaskan. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Keluaran yang dapat dipungut, kode yang dipakai dalam Faktur Pajak adalah 010, bagi Pengusaha Kena Pajak yang membeli hasil barang-barang komoditi (hasil perkebunan yang sudah diolah). Sedangkan untuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Keluaran yang tidak dapat dipungut, kode yang dipakai dalam Faktur Pajak adalah 070. PPN Keluaran yang tidak dapat dipungut, ini biasanya untuk Pengusaha Kena Pajak yang berada dalam Kawasan Berikat. Dan untuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Keluaran

64 yang dibebaskan, kode yang dipakai dalam Faktur Pajak adalah 080, karena Barang Kena Pajak merupakan barang-barang hasil pertanian yang dihasilkan dari kegiatan usaha di bidang perkebunan (diambil langsung dari sumbernya/diambil dari alam). PPN Masukan diperoleh dari pembelian barang atau jasa yang dipakai dan diperlukan oleh Perusahaan. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Masukan yang dapat dikreditkan timbul karena pembelian barang atau jasa yang berhubungan langsung dengan produksi, seperti: pembelian alat-alat berat kebun, dan lain-lain. Sedangkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Masukan yang tidak dapat dikreditkan timbul karena pembelian barang atau jasa yang tidak berhubungan langsung dengan produksi, seperti: pembelian obat-obatan, pembangunan sarana dan prasarana sosial seperti rumah ibadah, sekolah, pembangunan poliklinik kebun, dan lain-lain. Penetapan harga jual adalah merupakan kebijakan perusahaan, dimana bagian penjualan yang bertanggung jawab menentukannya. Begitu juga dalam hal pembelian, bagian pembelian yang bertanggung jawab menentukan harga beli. Sehingga, untuk menentukan Dasar Pengenaan Pajak (DPP) pada Faktur Pajak (baik untuk PPN Keluaran maupun PPN Masukan) semua mengacu pada kontrak penjualan yang diterima dari bagian penjualan dan kontrak pembelian yang diterima dari bagian pembelian. Setelah memperhitungkan besarnya PPN Masukan terhadap PPN Keluaran selama tahun 2012, ternyata terdapat kurang bayar yang merupakan hutang pajak dan PT. Perkebunan Nusantara III harus setor ke Kas Negara paling lama tanggal

65 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir melalui Bank Persepsi yaitu Bank Mandiri Cabang Sunggal. Laporan PPN disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Tiga (KPP WP Besar Tiga) paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak dan dilampiri dengan Faktur Pajak lembar ke-3 dan SSP lembar ke-5. 2. Perbandingan Penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE - 45/PJ/2012 tanggal 27 September 2012 Perbandingan penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE - 45/PJ/2012 tanggal 27 September 2012 dapat ditampilkan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.5 Perbandingan Penerapan PPN pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan dengan SE - 45/PJ/2012 tanggal 27 September 2012 No Perlakuan PPN SE - 45/PJ/2012 tanggal 27 September 2012 1 Pemungutan E.Materi Bagian III butir 1, PPN dan PPnBM yang terutang atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dari BUMN kepada BUMN tidak dikecualikan dari pemungutan oleh Pemungut PPN, sehingga Realisasi di PT. Perkebunan Nusantara III Medan PT. Perkebunan Nusantara III Medan memungut PPN atas setiap penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak. Keterangan

66 BUMN yang menerima penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak tetap melakukan kewajiban pemungutan PPN sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 85/PMK.03/2012 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 136/PMK.03/2012. Bagian III butir 2, demikian juga atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dari BUMN kepada Pemungut PPN selain BUMN, PPN dan PPnBM yang terutang tetap dipungut oleh Pemungut PPN yang menerima penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak. 2 Penyetoran E.Materi Bagian III butir 3, BUMN wajib menyetorkan PPN dan PPnBM yang telah dipungut ke Kantor Pos/Bank Persepsi paling lama tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir dengan menggunakan SSP dengan Kode Akun Pajak 411211 dan Kode Jenis Setoran 900. Bagian III butir 4, SSP PT. Perkebunan Nusantara III Medan menyetorkan PPN terutang ke Kas Negara melalui Bank Persepsi paling lama tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.

67 sebagaimana dimaksud pada butir 3 diisi dengan membubuhkan NPWP serta identitas PKP Rekanan, dan penandatanganan SSP dilakukan oleh BUMN sebagai penyetor atas nama PKP Rekanan. 3 Pelaporan E.Materi Bagian III butir 6, Pelaporan pemungutan PPN dan PPnBM oleh BUMN dilakukan dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN) bagi Pemungut PPN Formulir 1107 PUT yang wajib disampaikan dalam bentuk elektronik (e- SPT). Sumber: data diolah oleh peneliti Bagian III butir 8, BUMN sebagai pemungut PPN yang berstatus PKP, mempunyai kewajiban pelaporan PPN dan PPnBM dengan Formulir 1111 dan Formulir 1107 PUT setiap bulan. Pelaporan pemungutan PPN oleh PT. Perkebunan Nusantara III dilakukan dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN) paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak dan dilampiri dengan Faktur Pajak lembar ke-3 dan SSP lembar ke-5. Sebagai pemungut PPN, PT. Perkebunan Nusantara III Medan juga melaporkan PPN dengan menggunakan formulir SPT PPN 1107 PUT, yang dilaporkan secara e- SPT atau disebut dengan Elektronik SPT; yang merupakan aplikasi yang dibuat oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk digunakan oleh Wajib Pajak untuk kemudahan dalam menyampaikan SPT. Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa PT. Perkebunan Nusantara III Medan secara umum telah memenuhi peraturan perundang-undangan seperti yang telah

68 dijelaskan pada Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor: SE - 45/PJ/2012 tanggal 27 September 2012. Hal ini dapat dilihat dari tata cara pemungutan, penyetoran dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diterapkan dan dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara III Medan selama tahun 2012. PT. Perkebunan Nusantara III Medan sebagai BUMN yang menerima penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak tetap melakukan kewajiban pemungutan PPN. Pengusaha Kena Pajak (PKP) Rekanan akan membuat Faktur Pajak dan Surat Setoran Pajak (SSP) atas setiap penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak. Faktur Pajak yang diterbitkan PKP Rekanan menggunakan Kode Transaksi 03 pada kode dan nomor seri Faktur Pajak. PPN yang telah dipungut akan disetor ke Bank Persepsi yaitu Bank Mandiri Cabang Sunggal paling lama tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir dengan menggunakan SSP dengan Kode Akun Pajak 411211 dan Kode Jenis Setoran 900. SSP diisi dengan membubuhkan NPWP serta identitas PKP Rekanan, dan penandatanganan SSP dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara III Medan sebagai penyetor atas nama PKP Rekanan. Pelaporan pemungutan PPN oleh PT. Perkebunan Nusantara III Medan dilakukan dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN) yang dilaporkan setiap bulan ke Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Tiga (KPP WP Besar Tiga) di jalan Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta Selatan paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak dan dilampiri dengan Faktur Pajak lembar ke-3 dan SSP lembar ke-5.