BAB IV. KONSEP RANCANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II METODE PERANCANGAN


BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin

BAB II METODE PERANCANGAN


BAB IV KONSEP PERANCANGAN

WORKING PLAN SIMPLE WALL SHELF S001

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN


BAB IV KONSEP. 2. Tataran System a. Bagian Bagian Casing PC.


BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Keterbatasan produksi mainan lokal. Latar belakang + -


BAB II METODOLOGI PERANCANGAN. ruangan yang bersifat modern simple untuk menghemat suatu ruangan.

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI DALAM PROSES PENCIPTAAN SENI KRIYA KAYU I WAYAN JAGRI DI DESA SINGAPADU


BAB II METODE PERANCANGAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB II METODE PERANCANGAN

2.6. Mesin Router Atas

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

dari permainan egrang. Seperti yang kita ketahui permainan egrang kini sudah sangat

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

DESAIN MAINAN KAYU BERTEMA HEWAN ENDEMIK INDONESIA UNTUK ANAK USIA 4-6 TAHUN. Oleh : Desica Pramudita

BAB III METODE PEMBUATAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. kayu olahan berupa tripleks. Dengan menggunakan bahan baku yang sudah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kerajinan merupakan suatu benda hasil karya seni manusia yang berkaitan


III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut

BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN


BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN

A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data.

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Mata Pelajaran : Prakarya dan KWU Kompetensi Keahlian : AP/TB/MM/KK/UPW

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB IV PROSES PRODUKSI. Perubahan terjadi seiring dengan perkembangan gaya hidup masyarakat

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. karna beberapa faktor yang mendukung dalam pemakaian bahan plywood tersendiri yaitu :

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN


BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material

BAB IV PROSES PEMBUATAN

IbM KERAJINAN SANGKAR BURUNG DI KELURAHAN REJOMULYO KOTA MADIUN

Briefing Desain. Analisa. Sketsa Awasl. penyelesaian

III. METODE PROYEK AKHIR. dari tanggal 06 Juni sampai tanggal 12 Juni 2013, dengan demikian terhitung. waktu pengerjaan berlangsung selama 1 minggu.

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN

Gambar 1 : Tempat Tidur Bayi Dari Kayu

DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...7

TLP 12 - Kebutuhan Mesin dan Peralatan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV PROSES PRODUKSI

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

LOMBA KOMPETENSI SISWA (LKS) SMK SELEKSI TINGKAT PROPINSI BALI BIDANG LOMBA CABINET MAKING PEMERINTAH PROPINSI BALI

BAB III METODOLOGI PENCIPTAAN

BAB II METODE PERANCANGAN

II. METODOLOGI A. PROSES PERANCANGAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN KEKUATAN DAN ANALISIS TEORITIS MODEL SAMBUNGAN UNTUK MOMEN DAN GESER PADA BALOK BETON BERTULANG TESIS

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV PEMBUATAN SISTEM PERPIPAAN UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN BUNGA KEBUN VERTIKAL

PRAKARYA. by F. Denie Wahana


BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

LIMBAH CORRUGATED PAPER SEBAGAI MATERIAL DISPLAY BOOTH

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN KARYA

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS

Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular

Rancang Bangun Jari-Jari Velg Sepeda Menggunakan Material Kayu

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

Transkripsi:

BAB IV. KONSEP RANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS Dalam tataran lingkungan, produk rancangan yang dibuat dengan memanfaatkan limbah kayu palet secara maksimal. Palet kayu biasa digunakan sebagai bantalan pengepakan dan pengiriman barang peti kemas. Kayu palet ini dikenal sebagai kayu jati Belanda yang tidak jarang dianggap sebagai limbah tidak berguna. Karena kurang keras, maka kegunaannya sebatas pada peti kemas, kotak paket atau peti buah yang umurnya relatif pendek. Kayu palet ini mudah diolah dan harganya juga relatif lebih murah jika dibandingkan dengan kayu jati Jawa. Meski bekas, kayu jati Belanda berwarna cerah dan memiliki guratan-guratan yang khas serta perpaduan warna yang unik. Kedua kelebihan inilah yang membuat jati Belanda memiliki daya jual. Hasil pengolahan palet bisanya dibuat untuk furniture. Kayu Jati belanda memang tak sekuat kayu jati biasa dan bobotnya pun lebih ringan. Namun, lewat ide kreatif dan tangan-tangan terampil, produk yang dianggap tidak bernilai bisa dikreasikan menjadi sesuatu yang memiliki nilai jual. Pengrajin mainan kayu biasanya menggunakan kayu jati Belanda karena kayu ini mudah diperoleh dan tidak sulit untuk di olah kembali. Karena itu, produk rancangan Tugas Akhir ini menggunakan kayu jati Belanda sebagai bahan baku utama. Target pasar dari perancangan produk Tugas Akhir ini adalah para pengrajin dan pelaku industri yang bergerak untuk memproduksi mainan kayu secara massal. Rancangan produk Tugas Akhir ini menawarkan variasi dan alternatif tehnik sambung untuk mainan kayu. Dengan mengadaptasi dari sambungan yang terdapat dalam 13

sambungan furniture, diharapkan hasil rancangan produk Tugas Akhir ini dapat memberikan pilihan baru bagi para pengrajin mainan kayu. Tehnik sambung mainan kayu yang diadaptasi dari sambungan furniture ini pun menawarkan kemudahan bagi pengrajin mainan karena tehnik yang digunakan dari tehnik sambung konvensional tradisional yang artinya mainan kayu dibuat tidak memerlukan alat sambung tambahan seperti paku, mur ataupun lem. Ini berarti pengrajin hanya membutuhkan kayu jati Belanda saja sebagai bahan baku mainan. Selan itu, alat-alat yang dibutuhkan untuk membuat mainan ini cukup sederhana. Tidak dibutuhkan alat-alat berat dan hanya menggunakan peralatan yang mudah diperoleh di pasaran. Sehingga pelaku industri mainan dalam skala kecil pun dapat menerapkan tehnik sambung yang telah di modifikasi dari tehnik sambung furniture ini. 14

B. TATARAN SISTEM Dalam tataran sistem, penulis memanfaatkan limbah kayu palet untuk diolah kembali menjadi mainan kayu. Penulis menggunakan kayu jati Belanda karena selain memanfaatkan limbah kayu, corak dan warna ada kayu ini sangat menarik. Untuk menghindari pemakaian zat kimia, tidak dibutuhkan cat dan perwarna tambahan lainnya. Penulis juga bermaksud membuat mainan yang ringan, ramah lingkungan dan bersifat natural. Dalam industri furniture banyak digunakan variasi teknik sambung baik itu yang menggunakan alat bantu penghubung ( Kontemporer Modern) maupun hanya menggunakan kayu itu sendiri ( Konvensional Tradisional). Dalam industri furniture banyak dijumpai variasi teknik sambung yang digunakan sebagai penghubung antar bagian kayu dengan menyesuaikan kondisi kayu yang akan disambung. Dalam pembuatan mainan bongkar pasang pun dibutuhkan sambungan yang kuat dan kokoh. Berikut adalah jenis-jenis sambungan yang biasa digunakan untuk sambungan furniture : 15

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Penulis mengangkat tema ragam teknik sambung yang digunakan untuk produk rancangan ini diperoleh dari modifikasi sambungan furniture. Berawal dari benda-benda yang besar seperti furniture, penulis mencoba mengaplikasikan teknik sambung ini ke benda yang lebih kecil seperti mainan kayu. Untuk itu penulis mencoba mengadaptasi sambungan furniture untuk diaplikasikan pada mainan kayu dengan mengambil teknik konvensional tradisional dimana mainan tidak memerlukan bantuan alat penghubung lain selain kayu itu sendiri. Alasan penulis menggunakan detail sambungan furniture karena penulis ingin memberikan alternatif lain kepada produsen dan pengrajin mainan untuk membuat mainan bongkar pasang yang lebih variatif. Adapun adaptasi sambungan dilakukan karena dalam setiap sambungan furniture yang digunakan perlu menyesuaikan dengan kondisi dan keadaan dari bentuk mainan yang dibuat agar mainan dapat tersambung dengan kuat dan kokoh. 23

1) Proses Pemikiran Dalam Perancangan Produk Sebelum mulai merancang produk, penulis terlebih dulu mencari bentuk mainan apa yang akan dibuat dan material apa yang cocok untuk mewujudkan produk rancangan. Setelah melakukan pencarian, penulis memutuskan untuk membuat mainan kayu dalam bentuk Space Shuttle dan material kayu yang digunakan adalah kayu Jati Belanda. Alasan penulis mengambil bentuk Space Shuttle adalah penulis melihat dari bentuk dasar Space Shuttle yang didominasi bentuk tabung, maka dalam proses pembuatannya pun tidak begitu rumit. Membentuk tabung pada kayu bisa dilakukan dengan mesin bubut. Sedangkan alasan penulis menggunakan kayu jati belanda yaitu karena penulis ingin memanfaatkan limbah kayu jati belanda menjadi produk yang memiliki fungsi dan manfaat yang lebih. Kelebihan menggunakan jenis kayu ini adalah limbah kayu jati belanda mudah diperoleh, materialnya mudah diolah, memiliki tekstur yang indah dan bobot dari kayu ini juga tergolong ringan sehingga cocok jika dijadikan mainan. Tetapi kayu jenis ini juga memiliki kekurangan. yaitu sifatnya yang getas atau mudah patah jika ketebalan kayu melebihi batas minimal kekuatannya. Melalui hasil ekperimen penulis, batas minimal ketebalan kayu agar kekuatan dan kekokohan kau tetap terjaga adalah 3 cm. Jika penulis memaksakan membuat ketebalan kayu dibawah itu makan kayu akan mudah patah. Selain itu, yang perlu diperhatikan dalam penggolahan kayu jati belanda adalah mata kayunya. Mata kayu jati belanda sangat keras dan dapat mengakibatkan resiko retak dan pecah pada permukaan kayu. Karena itu alangkah baiknya sebelum diolah kayu diseleksi terlebih dahulu dengan menyingkirkan semua mata yang terdapat pada kayu. 24

Gambar 4. 1 Mata Kayu Jati Belanda Untuk bentuk rancangan produk, penulis melihat sudah banyak mainan yang mengambil bentuk Space Shuttle namun lebih banyak dibuat dengan bahan plastik. Adapun yang berbahan kayu tetapi bentuk mainan hanya untuk koleksi pajangan semata dan merupakan satu kesatuan utuh, tidak bisa di bongkar pasang. Oleh karena itu penulis memcoba bereksperimen membuat mainan Space Shuttle dalam bentuk puzzle 3D dengan menggunakan teknik sambung yang di modifikasi dari sambungan furniture. Gambar 4. 2 Awal Rancangan Produk 25

2) Pembuatan Sketsa Rancangan Langkah awal dalam proses perancangan adalah membuat sketsa kerja beserta ukuran produk dengan skala 1 : 1. Untuk itu penulis membutuhkan ukuran produk yang akan dibubut terlebih dahulu. Berikut adalah gambaran sketsa kerja untuk pengrajin bubut kayu. Gambar 4. 3 Sketsa Ukuran Rancangan Untuk di Bubut Setelah proses pembubutan selesai, kemudian produk rancangan kembali dilanjutkan dengan proses pemotongan dan pengamplasan seperti yang sudah di jelaskan pada proses produksi. 26

3) Proses Produksi Rancangan Pada saat penulis menentukan bentuk produk rancangan, penulis juga mulai menetapkan jenis sambungan furniture apa yang akan di aplikasikan pada mainan. Misalnya pada bagian roket pesawat, penulis berpendapat bahwa sambungan yang cocok untuk bagian tersebut adalah sambungan purus tertutup. Hal itu disebabkan diameter roket yang tidak terlalu besar tidak memungkinkan jika harus menggunakan sambungan yang rumit seperti sambungan ekor burung, sambungan lidah alur, dan lain sebagainnya. Dengan menggunakan sambungan purus tertutup pada bagian roket kemungkinan terjadi sambungan yang kuat dan kokoh akan semakin besar. Gambar 4. 4 Sambungan purus tertutup pada roket Ketika proses pengerjaan pada bagian roket dilakukan, yang perlu dipehatikan adalah tingkat keakuratan posisi lubang yang dibor. Untuk membuat lubang yang presisi dibutuhkan mal untuk menahan kayu pada saat dibor. 27

Pada bagian tangki eksternal, penulis memutuskan untuk menggunakan sambungan ekor burung yang sedikit dimodifikasi karena diameter pada bagian tersebut memungkinkan untuk menggunakan sambungan yang ukurannya lebih besar dibanding pada bagian roket. Selain ingin menambah variasi jenis sambungan pada mainan, modifikasi yang dilakukan dalam proses perancangan bertujuan untuk mencari tahu lebih kuat mana antara sambungan ekor burung yang asli dan yang telah dimodifikasi. Hasilnya, sambungan ekor burung yang telah di modifikasi memiliki tingkat kemudahan yang lebih pada saat pemasangan dan pembongkaran sambungan pada mainan. Selain itu proses pembuatannya nya juga lebih mudah dibanding sambungan ekor burung dalam bentuk asli. Perbandingan bentuk antara sambungan ekor burung yang telah di modifikasi (1) dan bentuk sambungan ekor burung yang asli (2) dapat diperlihatkan sebagai berikut: 1 2 Gambar 4. 5 Sambungan ekor burung pada bagian tangki eksternal. Bagian tangki eksternal secara khusus dilubangi dengan tujuan agar beban mainan menjadi lebih ringan. Dalam proses pelubangannya pun membutuhkan perhatian khusus karena selain membutuhkan peletakan lubang yang presisi, hal lain yang menjadi kendala adalah 28

adanya mata kayu di dalam tabung yang tidak terlihat sehingga dapat mengakibatkan mata bor meleset pada saat melubangi tangki. Gambar 4. 6 Kesalahan dalam proses pelubangan tangki eksternal. Pada bagian badan pesawat, penulis memutuskan untuk mengaplikasikan teknik sambung lidah alur, lidah alur bersponing dan sambungan purus tertutup. Untuk lebih jelasnya dapat penulis tunjukkan gambar sebagai berikut: 1 2 Gambar 4. 7 Variasi Sambungan pada badan pesawat. Untuk bagian sayap kanan dan kiri pesawat (1), penulis menggunakan sambungan lidah alur bersponing. Hal ini karena kedua bagian tersebut memiliki bidang yang cukup lebar dibanding bagian 29

pecahan lainnya. Oleh karena itu penggunaan sambungan lidah alur bersponing dirasa cukup untuk membuat sambungan yang kuat dan kokoh pada kedua sisinya. Sedangkan untuk bagian sayap atas (2), penulis menggunakan sambungan lidah alur biasa karena bidang yang akan dibuat sambungan tidak terlalu lebar. Pada bagian turbo pesawat, penulis menggunakan sambungan purus tertutup. Karena bentuk bagian turbo yang kecil sehingga hanya memungkinkan untuk membuat sambungan purus tertutup. Gambar 4. 8 Sambungan Purus Tertutup pada bagian Turbo. Setelah semua bagian pesawat lengkap, penulis kemudian memikirkan cara bagaimana menyatukan badan pesawat dengan tangki eksternalnya. Untuk itu penulis membuat pasak di bagian bawah pesawat sepanjang 3 cm dan lubang di beberapa bagian tangki eksternal. 30

Gambar 4. 9 Badan Pesawat yang akan disambung ke Tangki Eksternal Pada proses pembuatan pasak, yang harus diperhatikan produsen dan pengrajin adalah besarnya diameter kayu pasak harus pas dengan diameter mata bor yang akan digunakan. Jika pasak terlalu kecil maka sambungan tidak akan kokoh dan menjadi longgar, sedangakan jika terlalu besar pasak tidak akan muat jika dimasukkan ke dalam lubang. Gambar 4. 10 Pasak yang dibuat harus pas dengan ukuran mata bor 31

Gambar 4. 11 Hasil Akhir Produk Rancangan Hasil akhir dari produk rancangan ini adalah sebagai media pembelajaran dan eksperimen bagi penulis, dimana hasil temuantemuannya dapat di pergunakan bagi Produsen dan pengrajin yang ingin membuat mainan kayu dengan menggunakan ragam sambungan yang dimodifikasi dari teknik sambunga furniture. Untuk mewujudkan ide rancangan produk dibutuhkan alat dan bahan sebagai media pendukung pembuatan mainan. Berikut penulis jabarkan hal-hal yang dibutuhkan untuk membuat mainan dimulai dari tahap persiapan hingga tahap pengerjaan produk : 32

1. Alat dan Bahan Kayu Jati Belanda Meteran Kayu Lis Profil Mal Ukuran Amplas Cutter Gambar 4. 12 1. Alat dan Bahan bahan Gergaji Pisau Pahat Bor Listrik Mata Bor (10, 5, 3.5, 2, Engsel Sendok) Mesin Router Mata Router (204-061, 103-033, T2201S) Gambar 4. 13 2 Peralatan Pendukung 33

2. Tahap Persiapan Ukuran Rancangan Produk Kayu yang sudah dibubut Pemotongan sisa kayu Pengamplasan Membuat Pola Membuat Mal Gambar 4. 14 Tahap Persiapan Sebelum memulai pengerjaan produk rancangan, diperlukan beberapa persiapan untuk menunjang kelancaran pembuatan sambungan, diantaranya: a. Membuat ukuran dari produk rancangan dengan skala 1:1 sebelum membubut kayu. b. Kayu yang sudah dibubut sesuai ukuran siap untuk mulai pengerjaan produk rancangan. c. Tahap awal dimulai dengan pemotongan kayu sisa dari bekas bubutan. d. Kemudian bagian yang telah terpotong dihaluskan dengan menggunakan amplas. e. Setelah itu cetak pola bagian pesawat yang diperlukan pada kayu. f. Dibutuhkan mal untuk membuat ukuran presisi pada tiap bagian pesawat. 34

3. Tahap Pengerjaan a. Pembuatan Roket Gambar 4. 15 Pembuatan Roket Peluncur Untuk mulai membuat sambungan, bagian yang pertama kali dibuat adalah bagian roket peluncur. Tahapannya adalah sebagai berikut: 1) Kumpulkan semua potongan bagian roket yang telah dibubut. 2) Buat mal dengan menggunakan kayu lis profile 3) Siapkan bor dan pasang pada kayu lis profile sesuai ukuran. 4) Lubangi bagian roket yang perlu dilubangi. 5) Pasangkan dengan bagian roket yang memiliki pasak sehingga terbentuk sambungan purus tertutup. 35

b. Pembuatan Badan Pesawat Gambar 4. 16 Pembuatan badan Pesawat Selanjutnya bagian yang dibuat sambungan adalah bagian badan pesawat. Tahapannya adalah sebagai berikut: 1) Ambil bagian kayu bubutan yang telah disiapkan untuk membuat badan pesawat 2) Kemudian amplas bagian depan pesawat hingga membentuk kepala pesawat. 3) Untuk membuat pintu, bagian tengah badan pesawat dipotong dengan menggunakan gergaji chrome. 4) Setelah itu bagian perut pesawat dilubangi dengan menggunakan mesin router (mata 103-033) hingga membentuk ruang. 5) Bagian pintu pesawat juga dibentuk melengkung dengan menggunakan mesin router (mata 204-061) 6) Kemudian untuk bagian engsel pintu menggunakan teknik sambung purus tertutup. 36

7) Pada bagian samping badan pesawat dibuat lubang untuk sambungan sayap dengan menggunakan teknik sambung lidah alur bersponing. Mata router yang diperlukan adalah T2201S. 8) Untuk bagian turbo pesawat diperlukan mesin bor dengan mata 5 mili. 9) Sedangkan untuk bagian turbo pesawat bagian atas dan lubang sayap atas, badan pesawat dilubangi dengan mesin router (mata T2201S). c. Pembuatan Sayap Pesawat Gambar 4. 17 Pembuatan Sayap Pesawat Dalam pembuatan sayap pesawat, dibutuhkan antara lain: 1) Pola untuk acunan dalam pemotongan kayu. 2) Setelah itu lalu dilakukan pengamplasan hingga membentuk sayap sesuai yang diinginkan. 37

3) Bagian sayap kanan dan kiri lalu dibuat alur pasangan untuk sambungan lidah alur bersponing. Sedangkan pada bagian sayap atas dibuat sambungan lidah alur. d. Pembuatan Turbo Gambar 4. 18 Pembuatan Turbo Pesawat Selanjutnya bagian yang dibuat sambungan adalah bagian turbo pesawat. Tahapannya adalah sebagai berikut: 1) Kayu yang telah dibubut dipotong sesuai bentuk turbo. 2) Bagian turbo atas dipahat lalu diberi pasak untuk sambungan purus tertutup. 3) Sedangkan bagian turbo belakang dipasangkan langsung ke lubang bagian belakang badan pesawat. 38

e. Pembuatan Tangki Eksternal Gambar 4. 19 Pembuatan tangki Eksternal Pembuatan tangki eksternal menggunakan teknik sambung ekor burung. Tapi sebelumnya dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Pisahkan kayu yang telah dibubut untuk bagian tangki eksternal. 2) Untuk tangki bagian bawah, dilakukan pengamplasan hingga bagian tersebut berbentuk bulat. 3) Setelah itu bagian tengah tangki dilubangi untuk mengurangi berat kayu. 4) Kemudian mulai membuat sambungan yang diukur dengan detail sebelumnya. 5) Pahat bagian dalam kayu untuk membuat sambungan ekor burung. 6) Sambungan ekor burung yang tepat akan menghasilkan kekokohan pada bagian tangki yang terpisah. 39

f. Pembuatan Pasak Sambungan Gambar 4. 20 Pembuatan Pasak Sambungan Langkah terakhir dari tahap pengerjaan produk rancangan adalah pemasangan pasak pada roket dan badan pesawat. Namun sebelum itu dilakukan beberapa hal sebagai berikut: 1) Siapkan kayu yang telah dibubut berdiameter 3 cm untuk di bubut ulang agar dapat memperkecil diameter kayu. 2) Gunakan alat serut kayu sebagai awalan untuk mengurangi diameter kayu. 3) Kemudian gunakan bor listrik untuk mempermudah proses pengurangan diameter. 4) Setelah mendapatkan diameter yang sesuai, stik kayu di potong dengan ukuran 3 cm. 5) Kayu untuk pasak kemudian di tanamkan pada titik-titik bagian roket dan badan pesawat yang dapat dihubungkan pada tangki eksternal sehingga ketiganya dapat menempel satu sama lain. 40

41

Selain produk rancangan tersebut, penulis juga mempertimbangkan bentuk mainan kayu lainnya yang juga mempergunakan modifikasi dari sambungan furniture. Beberapa produk rancangan yang sejenis antara lain sebagai berikut: Sambungan Purus Tertutup Sambungan Purus Terbuka Sambungan Ekor Burung Sambungan Lidah Lepas Gambar 4. 21 Produk Rancangan lainnya 42

C. TATARAN PRODUK Dalam tataran produk dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Kemasan produk Gambar 4. 22 Kemasan Produk Tampak Depan dan Belakang Spesifikasi Produk : Ukuran : 29 cm x 42 cm x 5 cm Berat Bersih : 388 gr Berat Kotor : 508 gr Lifecycle : 1 tahun. Gambar dan icon yang dimunculkan dalam produk antara lain: a) Foto Produk b) Brand Produk c) Logo Produk d) Simbol peringatan e) Tutorial penggunaan f) Alamat Produksi g) Barcode 43

2) Paparan Produk Sambungan Ekor Burung Sambungan Lidah Alur Bersponing Sambungan Purus Tertutup Sambungan Lidah Alur Gambar 4. 23 Paparan Produk 44

Gambar Kerja Tampak Samping, Depan, Atas, Belakang Skala 1 : 5 dalam satuan cm. Gambar 4. 24 Gambar Kerja Skala 1: 5 45

Gambar Kerja Potongan Skala 1 : 5 dalam satuan cm. Gambar 4. 26 Gambar Potongan Tampak Samping Gambar 4. 25 Gambar Potongan Tampak Depan 46

D. TATARAN ELEMEN Produk rancangan yang dibuat dengan memanfaatkan limbah kayu palet secara maksimal. Namun penggunaan kayupalet atau yang biasa disebut kayu jati Belanda ini memiliki kekurangan yang harus diperhatikan oleh pengrajin mainan, yaitu adanya batasan-batasan sampai dimana jenis kayu ini tidak boleh diolah secara berlebih karena sifat getasnya. Berikut rangkaian eksperimen dalam proses pembuatan produk rancangan: 1) Tangki Eksternal Tangki Eksternal dibuat dengan 3 potongan. Sambungan yang digunakan adalah sambungan ekor burung. Pada saat membuat lubang untuk bagian tangki eksternal menggunakan bor listrik, tebal kayu yang diperlukan setelah dibor agar kayu tetap kuat adalah 0.5 cm. Jika lebih kecil dari ketebalan tersebut, maka kayu akan mudah patah dan tidak bagus digunakan untuk membuat mainan. Gambar 4. 27 Batas minimal ketebalan kayu Selain itu, untuk membuat sambungan pada bidang yang berbentuk bulat serta berongga dilakukan modifikasi terhadap tehnik sambungan ekor burung. Hasil modifikasi tersebut dapat dilihat pada gambar berikut : 47

Gambar 4. 28 Modifikasi Sambungan Ekor Burung Pada bagian atas tangki Gambar 4. 29 Modifikasi Sambungan Ekor Burung Pada bagian bawah tangki 48

2) Roket Peluncur Gambar 4. 30 Sambungan Purus Tertutup pada roket Pada bagian roket, diperlukan mal untuk membuat lubang yang pas dengan pasak yang telah dibuat. Panjang pasaknya pun tidak boleh terlalu pendek agar sambungan bisa terkait dengan kuat. Ukuran pasak minimal panjang 3 cm dengan diameter 2 cm. Produk rancangan tidak melalui proses finishing menggunakan cat karena untuk faktor keamanan penulis sengaja tidak menambahkan zat kimia ke mainan. Selain berbahaya untuk kesehatan anak-anak, produk rancangan ingin dibuat secara alami dan natural. 49