3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Salah satu sasaran pengelolaan pembangunan air limbah domestik Kota Tangerang yang akan dicapai pada akhir perencanaan ini adalah akses 100% terlayani (universal akses) pada tahun 2019. Cakupan akses sarana air limbah domestik Kota Tangerang saat ini mencapai sudah mencapai 99,02% artinya masih tersisa 0,98% (19.425 Jiwa atau 4.856 KK) masih melakukan praktik BABS, namun permasalahan terbesarnya justru terjadi pada keluarga yang akses pada sarana air limbah domestik cubluk/tangki septik tidak aman yang mencapai 47,62% (943.915 Jiwa atau 235.978 KK). Tingginya cakupan layanan air limbah domestik menunjukkan bahwa kinerja Pemerintah Kota Tangerang dalam mengelola air limbah sudah baik. Namun masih adanya masyarakat yang melakukan praktik BABS mengindikasikan adanya perilaku masyarakat yang kurang bertanggung jawab, sedangkan tinggi 47,62% masyarakat yang melakukan praktik pengelolaan air limbah domestik dengan menggunakan cubluk dan atau tangki septik tidak aman mengindikasikan pengetahuan, pemahaman, dan partisipasi akan kesehatan lingkungan yang masih relatif rendah. Dok. MPS - Kota Tangerang 2015 3-1
3.1.1 Sarana dan Prasarana (Fisik) Air Limbah Pokja Sanitasi Kota Tangerang merencanakan mengelola air limbah domestik dengan beberapa cara yang aplikatif; ditingkat user interface, direncanakan membangun MCK ++ dan Jamban keluarga, ditingkat pengolahan skala kawasan akan dilakukan optimalisasi kapasitas dan pengembangan IPAL, dan ditingkat pengolahan akan dilakukan optimalisasi dan pengembangan IPLT Bawang. Rencana Sistem Setempat (On-site): Pengembangan pengelolaan air limbah dengan sistem individual/jamban dengan tangki septik aman di tingkat user interface yang akan dilakukan selama periode 2015-2019 adalah; mengalihkan pelaku BABS sebesar (0,98%) atau 4.856 KK dan pengguna cubluk sebesar (47,62%) atau 235.978 KK (septik tidak aman) menjadi pengguna MCK ++ dan jamban pribadi dengan tangki septik aman dengan yang menyebar dan akan disesuaikan dengan peta rawan sanitasi dan dinamika sosial masyarakat setempat. Rencana Sistem Terpusat (Off-site) Belum ada agenda pengembangan sistem air limbah terpusat baik skala kota maupun skala kawasan, hal ini disebabkan sudah sulitnya ketersediaan lahan dan biaya tinggi dalam proses pembangunannya. Namun untuk sistem IPAL direncanakan akan dilakukan peningkatan kapasitas dan optimalisasi pengolahan lumpur tinja di setiap lokasi IPAL yang sudah ada, seperti 1. IPAL perumahan Ciledug Indah; 2. IPAL Perumahan Pondok Surya; 3. IPAL Perumahan P & K; 4. IPAL Perumahan Buana Permai; 5. IPAL Perumahan Pinang Griya; 6. IPAL Perumahan Bugel Mas Indah; 7. IPAL Perumahan Benua Indah ; 8. IPAL (MCK ++ ) Kecamatan Karang Tengah; 9. IPAL (MCK ++ ) Kecamatan Tangerang; Dok. MPS - Kota Tangerang 2015 3-2
10. IPAL (MCK ++ ) Karawaci; 11. IPAL (MCK ++ ) Batu Ceper dan IPAL Tanah Tinggi; Optimalisasi IPAL ini sangat penting mengingat kapasitas layanan mencapai 2.902,20 M 3 /hari, sedangkan layanan saat ini, baru mencapai 1.114 M 3 /hari. Artinya, IPAL yang tersebar ini masih memiliki kapasitas tampung 1.789 M 3 /hari atau setara dengan 74.528 KK. Pada periode 2015-2019 ini, fokus pengembangan IPAL adalah IPAL Tanah Tinggi dan Kolam Oksidasi Perumnas Karawaci I, hal ini disebabkan IPAL tersebut sudah eksisting berjalan, tersedia lembaga pengelolanya (Dinas Pekerjaan Umum), dan berkapasitas besar. Pengembangan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Pada periode ini, Pemerintah Kota Tangerang berencana untuk mengembangkan IPLT Bawang dari 70 M 3 /hari menjadi 286 M 3 /hari. Dok. MPS - Kota Tangerang 2015 3-3
Gambar 3.1: Lokasi Infrastruktur Air Limbah Existing Kota Tangerang Dok. MPS - Kota Tangerang 2015 3-4
Gambar 3.2: Peta Lokasi Infrastruktur Air Limbah sampai Akhir Perencanaan Kota Tangerang Dok. MPS - Kota Tangerang 2015 3-5
3.1.2 Kegiatan Pendukung (Non-Fisik) Air Limbah Studi dan Perencanaan Teknis Kegiatan studi dan perencanaan teknis yang diperlukan dalam rangka mendukung kegiatan fisik khususnya yang berbasis kelembagaan seperti masterplan, studi kelayakan, studi lingkungan dan desain rinci. Kebutuhan dan jenis dari studi dan perencanaan teknis ini akan disesuaikan dengan kebutuhan atau persyaratan yang berlaku, khususnya untuk pengembangan IPLT Bawang, IPAL Tanah Tinggi, dan IPAL Oksidasi di Perumnas. Desain dan DED MCK ++ bagi 76 unit Desain dan DED pengembangan IPAL yang tersebar di 12 lokasi, khususnya IPAL Tanah Tinggi & Kolam Oksidasi Perumnas Karawaci 1. Desain dan DED pengembangan IPLT Bawang Kelembagaan, Peraturan, Komunikasi, dll. Kelembagaan, peraturan merupakan komponen penunjang namun harus dilakukan dalam rangka mendukung keberlanjutan program sanitasi. Kelembagaan yang akan dikaji adalah kelembagaan yang mengatur pengelolaan air limbah domestik mulai tingkat user interface sampai dengan IPLT, kelembagaan juga mengatur hak dan kewajiban lembaga yang terlibat didalamnya, kelembagaan kerjsama pengelolaan air limbah domestik dengan operator swasta. Bentuk kelembagaan dapat berupa perda, sedangkan lembaga yang seharusnya diakomodasi oleh perda dapat berupa UPTD untuk Pengelola IPLT, KSM untuk Pengelola MCK, Tangki Septik Komunal, serta Pembentukan Kader-kader di tingkat kelurahan. Selain iu, gagasan untuk melakukan pola kerjasama dengan pihak swasta dalam mengelola air limbah domestik patut di perhatikan mengingat pola KPS berpotensi menghasilkan PAD melalui retribusi, sekaligus menekan biaya operasinal. Dok. MPS - Kota Tangerang 2015 3-6
Media dan Komunikasi, dll. Komunikasi yang akan dilakukan berupa kampanye, sosialisasi, edukasi, pemicuan baik secara langsung melalui kader-kader sanitasi maupun melalui media yang accessable, siaran radio, televisi, leaflet dsb. Salah satu materi sosialisasi yang priortas dan berdampak signifikan dalam pencapaian tujuan program adalah perilaku penyedotan lumpur tinja dari tangki septik masyarakat secara berkala, hal ini sangat penting mengingat kesadaran masyarakat dalam melakukan penyedotan limbah tinja masih dinilai rendah, sehingga air limbah domestik yang dihasilkan sangat berpotensi mencemari air permukaan yang di konsumsi masyarakat itu sendiri. Perhitungan kebutuhan sarana dan prasarana untuk mencapai sasaran yang ditetapkan akan disesuaikan dengan tatacara perhitungan volume yang dapat dipertanggungjawabkan. Kebutuhan sarana dan prasana tentunya disesuaikan dengan kemampuan pendanaan sanitasi di Kota. Dok. MPS - Kota Tangerang 2015 3-7
No Uraian Kegiatan. A Penyediaan Sarana & Prasarana Air Limbah : B C D Tabel 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Detail Lokasi (Kab, Kec, Desa) Jumlah Penduduk Satuan Tahun Pelaksanaan 2015 2016 2017 2018 2019 Jumlah Volume 1. Sosialisasi Pembangunan MCK ++ bagi MBR Terlampir 252.705 KK Paket 1 1 1 3 2. Pembangunan MCK ++ bagi MBR Terlampir 252.705 KK 78 78 79 235 3. Sosialisasi Pembangunan Jamban keluarga bagi MBR Terlampir 252.705 KK Paket 1 1 1 3 4. Pembangunan Jamban Keluarga MBS Terlampir 252.705 KK 131 131 132 395 Pembangunan IPAL Komunal 1. Sosialisasi optimalisasi & pengembangan IPAL Tanah Tanah Tinggi 2.758 KK Paket 1 Tinggi 2. Penyusunan Masterplan, DED optimalisasi & pengembangan Kota Tangerang - Paket 1 IPAL Tanah Tinggi 3. Pembebasan lahan optimalisasi & pengembangan IP- Tanah Tinggi Ha 1 AL Tanah Tinggi 4. Optimalisasi & Pengembangan IPAL Tanah Tinggi Tanah Tinggi 2.758 KK Paket 1 5. Sosialisasi optimalisasi & pengembangan Kolam Oksidasi Cibodas-Karawaci 7.932 KK Paket 1 Perumnas Karawaci I 6. Penyusunan Masterplan, DED optimalisasi & pengembangan Cibodas-Karawaci 1 Paket 1 Kolam Oksidasi Perumnas Karawaci I Tanah Tinggi 7. Pembebasan lahan optimalisasi & pengembangan Kolam Cibodas-Karawaci 7.932 KK Paket 1 Oksidasi Perumnas Karawaci I 8. Optimalisasi & Pengembangan Kolam Oksidasi Perumnas Cibodas-Karawaci 7.932 KK Paket 1 Karawaci I Penyediaan Sarana Pengangkutan Air Limbah Domestik 1. Pengadaan Mobil Tinja Kota Tangerang 256.581 KK Unit 2 2 2 6 Pembangunan IPLT 1. Bangunan Penunjang/Pelengkap IPLT IPLT Bawang 1.919.043 Jiwa Unit 1 1 2. Pemeliharaan O/M dan Pengelolaan Sarana IPLT Bawang IPLT Bawang 1 Pkt 1 1 1 1 1 Dok. MPS - Kota Tangerang 2015 3-8
3.2 Rencana Kegiatan Persampahan Sasaran akses pelayanan pengelolaan persampahan Kota Tangerang adalah universal akses atau 100% terlayani pada tahun 2019. Rencana kegiatan pengelolaan persampahan di Kota Tangerang tersebut lebih cenderung bertujuan kepada upaya optimalisasi sistem pelayanan persampahan dan pemberdayaan masyarakat dengan mereduksi sampai mulai dari sumbernya. Pelibatan masyarakat sengaja dipilih sebagai upaya menciptakan pengelolaan persampahan dari level terendah yaitu rumah tangga sampai pembuangan akhir (TPA). Disamping itu dengan melibatkan peran serta masyarakat, diharapkan kegiatan pengelolaan persampahan dapat lebih berkelanjutan. Selain melalui kegiatan peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan, kegiatan lainnya yang direncanakan sebagai upaya peningkatan pengelolaan persampahan yaitu kegiatan penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan, penyusunan kebijakan manajemen pengelolaan persampahan, sosialisasi kebijakan pengelolaan persampahan, serta peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan. 3.2.1 Sarana dan Prasarana (Fisik) Persampahan Rencana pengelolaan persampahan di Kota Tangerang dilakukan dengan penyediaan 76 unit sarana TPST, 1.100 unit gerobak sampah, perluasan TPA, dan fasilitasi 4 unit 3R, sedangkan target cakupan sampah yang belum/tidak terlayani pada tahun 2019 ditetapkan sebesar 0%. Sistem pengelolaan sampah di Kota Tangerang merupakan serangkaian kegiatan yang terdiri dari pengurangan sampah dan penanganan sampah yang dilakukan oleh pemerintah Kota bersama- sama dengan masyarakat. Dalam hal ini pengurangan sampah yang direncanakan adalah melalui : Dok. MPS - Kota Tangerang 2015 3-9
a) Kegiatan Pembangunan TPS-3R (Reduce, Reuse dan Recycle) dengan menambah 4 fasilitas persampahan seperti pembangunan TPS-3R, sedangkan kegiatan penanganan sampah dilakukan melalui pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, yang diperkirakan mampu mereduksi sampah mulai 5,52% sampai 20% setiap hari dari jumlah sampah dihasilkan, atau mampu mereduksi sampah mulai 3.890,52M 3 /hari menjadi 3.723,29 M 3 /hari. b) Penyediaan sarana TPST sebanyak 76 unit yang diperkirakan mampu menampung sementara 760 M 3 sampah perhari, c) Penyediaan 1.100 unit gerobak sampah tersebar di seluruh Kota Tangerang, d) Perluasan TPA dari 35 ha menjadi 52 ha, Artinya Pemerintah Kota Tangerang berupaya mengalihkan jumlah timbulan sampah dari proses pengangkutan ke TPA sebesar 87,44% menjadi 80% kepada pengelolaan sampah dengan pola 3R dari 1,91% menjadi 20% dalam kurun waktu 2015-2019. Dok. MPS - Kota Tangerang 2015 3-10
Dok. MPS - Kota Tangerang 2015 3-11
Gambar 3.3: Lokasi Infrastruktur Persampahan Existing Kota Tangerang Dok. MPS - Kota Tangerang 2015 3-12
Gambar 3.4: Peta Lokasi Infrastruktur Persampahan sampai Akhir Perencanaan Kota Tangerang Dok. MPS - Kota Tangerang 2015 3-13
3.2.2 Kegiatan Pendukung (Non Fisik) Persampahan Kelembagaan & Peraturan Kelembagaan persampahan sudah seharusnya dimiliki oleh Kota Tangerang, yaitu kelembagaan yang mengatur cara pengelolaan sampah di setiap fase diagram sistem sanitasinya, mulai dari tingkat user interface sampai dengan TPA. Umumnya bentuk kelembagaan ini berupa Perda. Saat ini kelembagaan yang ada, adalah perda terkait retribusi sampah, dan tidak memfokuskan pada pola pengelolaan sampahnya. Perda pengelolaan sampah juga sudah seharusnya memuat kelembagaan pengelolaan sampah di luar sistem pelayanan yang selama ini berlaku, terlebih yang bersifat inovatif seperti TPST 3R, Bank sampah, yang dalam proses pengelolaannya lebih banyak dikelola oleh publik, komunitas masyarakat, dan swasta dalam bentuk lembaga. Perda pengelolaan persampahan sudah seharusnya menjelaskan bentuk lembaga yang akan terlibat, seperti UPTD, PD, KSM, bahkan pihak swasta yang memungkinkan terlibat baik melalui skema investasi murni maupun kerjsa swasta pemerintah. Selain menunaikan amanah undang-undang perda juga mengakomodasi amanah RPJMD Kota tangerang dalam mengurangi timbulan sampah. Studi Desain Beberapa studi desain yang harus disusun Kota Tangerang dalam mendukung kegiatan pengelolaan persampahan antara lain DED-UKL- UPL TPST, Review masterplan dan DED pengembangan dan peningkatan kapasitas dan teknologi pengembangan TPA Rawa Kucing. Studi pendukung lainnya adalah, studi peningkatan kinerja pengelolaan persampahan mulai tingkat user interface sampai dengan TPA. Dok. MPS - Kota Tangerang 2015 3-14
Media dan Komunikasi Beberapa kegiatan yang harus disusun Kota Tangerang dalam mendukung kegiatan pengelolaan persampahan antara lain, pengembangan media komunikasi publik untuk peningkatan pengetahuan, pemahaman, dan partisipasi masyarakat melalui proses penyadaran dalam pengelolaan sampah skala rumah tangga. Dok. MPS - Kota Tangerang 2015 3-15
Tabel 3.2 Rencana Kegiatan Persampahan No Detail Lokasi Jumlah Tahun Pelaksanaan Jumlah Uraian Kegiatan Satuan. (Kab, Kec, Desa) Penduduk 2015 2016 2017 2018 2019 Volume A. Penyediaan & Peningkatan Sarana Prasarana Pewadahan Persampahan : 1. Sosialsasi pengembangan sarana prasarana 3R bagi Kota Tangerang 529.300 KK Unit 1 1 1 1 4 MBR melalui CSR (Fasilitasi pembinaan teknik pengolahan persampahan) 2. Pengembangan sarana prasarana konsep 3R bagi Kota Tangerang 529.300 KK Unit 1 1 1 1 4 MBR melalui CSR (Fasilitasi pembinaan teknik pengolahan persampahan) 3. Sosialisasi pembangunan TPST Kota Tangerang 2 Paket 1 1 4. Penyusunan DED TPST Kota Tangerang 76 Titik 50 26 5. Pembebasan lahan pembangunan TPST Kota Tangerang 76 Titik 50 26 6. Pembangunan TPST (Penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan) Kota Tangerang 529.300 KK Unit 50 26 76 B. Penyediaan & Peningkatan Sarana Prasarana Pengangkutan Persampahan : 1. Penyediaan sarana pengumpulan sampah (Penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan) gerobak sampah Kota Tangerang 529.300 KK Unit 220 220 220 440 1.100 C. Penyediaan & Peningkatan Sarana Prasarana Pengolahan Persampahan : 1. Sosialisasi peningkatan sistem operasional dan teknologi pengembangan TPA Rawa Kucing (Pengembangan teknologi pengolahan sampah) Kota Tangerang 529.300 KK Paket 1 1 1 3 2. Penyusunan Masterplan & DED peningkatan sistem Kota Tangerang 529.300 KK Paket 1 1 1 3 operasional dan teknologi pengembangan TPA Rawa Kucing (Pengembangan teknologi pengolahan sampah) 3. Pembebasan lahan untuk area pengembangan TPA Rawa Kucing (Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan) Kec. Neglasari 529.300 KK Ha 5.7 5.7 5.6 17 4. Pengembangan TPA Rawa Kucing (Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan) Kec. Neglasari 529.300 KK Paket 1 1 Dok. MPS - Kota Tangerang 2015 3-16
No Uraian Kegiatan Detail Lokasi Jumlah Satuan Tahun Pelaksanaan Jumlah D. Peningkatan Peran Serta masyarakat 1. Pengembangan media advokasi. sosialisasi. kampanye Kota Tangerang 2.117.198 Paket 1 1 1 1 4 dan promosi pengelolaan persampahan (Pen- gembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat) 2. Penyuluhan masyarakat mengenai praktik pemilahan Kota Tangerang 2.117.198 Paket 1 1 1 1 4 sampah di sumber (Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat) 3. Sosialisasi kebijakan sistem pengelolaan persampahan Kota Tangerang 2.117.198 Paket 1 1 1 1 4 berbasis konsep 3R serta insentif dan disinsentif dalam penerapan konsep 3R (Sosialisasi kebijakan pengelolaan persampahan) 4. Sosialisasi kebijakan sistem pengelolaan persampahan Kota Tangerang 2.117.198 Paket 1 1 2 berbasis konsep 3R serta insentif dan disinsentif dalam penerapan konsep 3R (Sosialisasi kebijakan pengelolaan persampahan) 5. Penyuluhan masyarakat mengenai praktik buang Kota Tangerang 2.117.198 Paket 1 1 1 1 4 sampah yang benar (Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat) 6. Sosialisasi peraturan daerah tentang pengelolaan Kota Tangerang 2.117.198 Paket 1 1 persampahan (Sosialisasi kebijakan pengelolaan persampahan) 7. Pembinaan lembaga pengelola persampahan tingkat masyarakat (Bimbingan teknis persampahan) Kota Tangerang 2.117.198 Paket 1 1 1 1 4 Dok. MPS - Kota Tangerang 2015 3-17