BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan lingkungan bisnis yang dinamis membuat perusahaan harus mampu melakukan adaptasi terhadap lingkungan yang baru. Seorang manusia memiliki dorongan dan tidak akan pernah puas untuk melakukan eksplorasi dan bereksperimen (Senge, 1990). Hal ini terjadi secara alamiah karena dengan belajar dan beradaptasi terhadap lingkungan, manusia dapat terus tumbuh dan bertahan hidup. Seperti halnya manusia yang dilahirkan untuk selalu belajar, perusahaan juga harus cepat belajar agar dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan (Marquardt, 2002). Lebih lanjut, untuk mendapatkan serta mempertahankan keunggulan kompetitif dalam lingkungan baru, perusahaan harus lebih cepat dan lebih baik belajar dari kesuksesan dan kegagalan masa lalu, sehingga perusahaan harus mengubah diri menjadi organisasi pembelajaran atau learning organization (Marquardt, 2002). Organisasi pembelajaran mulai diperkenalkan pada tahun 1980 untuk menjelaskan percobaan organisasi terhadap cara baru untuk mejalankan bisnis dan bertahan terhadap guncangan oleh kompetisi pasar yang tinggi, mekanisme pembelajaran dilakukan melalui individu dalam organisasi dan organisasi dalam mengatasi tantangan tersebut (Singh, 2008). Menurut Nonaka (1991), saat ketidakpastian merupakan satu hal yang pasti, sumber keunggulan kompetitif adalah pengetahuan. Ketika pasar berubah, teknologi semakin berkembang, 1
pesaing yang semakin berlipat ganda dan dengan perubahan produk semakin cepat, menjadikan perusahaan yang sukses adalah perusahaan yang dapat menciptakan pengetahuan baru. Kegiatan ini diartikan sebagai pengetahuan yang menciptakan perusahaan, keadaaan saat suatu bisnis berjalan dari hasil inovasi yang terus berlanjut. Konsep organisasi pembelajaran menjadi hal yang penting dalam menjalankan perusahaan untuk mengantisipasi dan merespon perubahan yang cepat. Menurut Senge (1990) dalam The Fifth Discipline, untuk menjadi organisasi pembelajaran perusahaan harus memenuhi lima disiplin, yaitu personal mastery, mental model, shared vision, team learning dan system thinking. Sedangkan menurut Garvin, Edmonson, & Gino (2008), terdapat tiga pilar untuk membangun organisasi pembelajaran, yaitu lingkungan pembelajaran yang mendukung, proses dan praktik pembelajaran yang jelas dan yang terakhir adalah kepemimpinan yang memperkuat pembelajaran. Konsep organisasi pembelajaran yang dikembangkan Senge (1990) akan menghasilkan perusahaan yang memiliki visi yang kuat yang terbentuk dari karyawan yang terampil dalam menciptakan, memperoleh dan mentransfer pengetahuan. Karyawan akan membantu organisasi untuk menanam toleransi, membentuk diskusi terbuka dan berfikir secara holistik dan sistematis. Selain itu, organisasi pembelajaran akan membantu perusahaan untuk beradaptasi dengan cepat dibandingkan dengan pesaing maka, setiap perusahaan harus menjadi organisasi pembelajaran. 2
Organisasi pembelajaran menjadi hal yang penting untuk perusahaan dan organisasi, namun hingga saat ini konsep organisasi pembelajaran yang ideal belum ditemukan. Menurut Garvin et al. (2008), terdapat beberapa aspek yang menjadi penyebab perkembangan organisasi pembelajaran yaitu, organisasi pembelajaran hanya menggambarkan hal-hal yang baik tanpa memberikan langkah dan strategi yang jelas, kemudian organisasi pembelajaran merupakan gagasan yang hanya ditujukan kepada CEO dan senior executive sehingga manajer bawah sulit untuk menilai bagaimana pembelajaran dalan tim dapat berdampak secara keseluruhan perusahaan, selain itu pembelajaran organisasi saat ini belum memiliki pengukuran yang standar. Tanpa alat pengukuran yang standar organisasi memiliki kesulitan untuk menilai keberhasilan organisasi pembelajaran dalan perusahaan dan organisasinya. Berdasarkan beberapa aspek yang menghambat perkembangan organisasi pembelajaran maka Garvin et al. (2008), menciptakan alat analisis berupa instrumen survei yang komperhensif yang digunakan untuk menilai organisasi pembelajaran dalam perusahaan dan organisasi. Instrumen survei tersebut akan memungkinkan perusahaan untuk membandingkan nilai organisasi pembelajaran dengan skor pembanding atau benchmark scores yang dikembangkan Garvin et al. (2008). Keunggulan alat analisis ini adalah pada nilai perbandingan, sehingga manfaat yang didapat adalah perusahaan memiliki pandangan yang lebih luas dan lebih mendalam sejauh mana perusahaan atau organisasi tersebut belajar dan seberapa jauh pembelajaran dapat memperbaiki proses bisnis dan strategi perusahaan. 3
Dengan persaingan usaha yang semakin tinggi, perusahaan perlu terus untuk berinovasi terhadap produk dan pelayanan. Hal ini dihadapi Bukopin Finance, perubahan lingkungan bisnis mengharuskan perusahaan untuk cepat beradaptasi. Pengembangan organisasi pembelajaran pada perusahaan juga akan menciptakan proses interaksi antar karyawan dalam perusahaan, sehingga menimbulkan lingkungan kerja yang baik dan akan berujung pada peningkatan kinerja karyawan. Persaingan Industri yang semakin ketat di tambah dengan semakin banyak pemain baru dalam industri ini maka mengharuskan Bukopin Finance mengumpulkan informasi yang lebih cepat dibandingkan pesaing untuk memenangkan persaingan. Sumber daya manusia menjadi salah satu aspek yang penting untuk dikembangkan oleh Bukopin Finance. Jumlah perpindahan karyawan yang tinggi pada Bukopin finance sehingga perusahaan perlu menciptakan lingkungan kerja yang baik agar perusahaan dapat mencapai tujuan organisasi. Pengembangan organisasi pembelajaran pada Bukopin Finance akan menjadikan perusahaan memiliki lingkungan pembelajaran yang mendukung sehingga dapat meningkatkan kemampuan anggota organisasi untuk belajar, kemudian perusahaan akan memiliki proses dan praktik pembelajaran yang jelas yang akan memudahkan anggota organisasi untuk belajar, perusahaan akan memiliki kepemimpinan yang dapat mendukung dan memperkuat pembelajaran, serta dengan mengembangkan organisasi pembelajaran Bukopin Finance akan menghasilkan lingkungan dan kepuasan kerja yang baik bagi karyawan. 4
Lingkungan dan kepuasan kerja yang baik akan meningkatkan kinerja karyawan perusahaan. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa perusahaan yang sukses adalah perusahaan yang dapat menciptakan pengetahuan baru. Dengan mengembangkan organisasi pembelajaran perusahaan akan dapat dengan cepat mengumpulkan dan menyerap informasi baru yang kemudian dibagikan kepada seluruh anggota organisasi sehingga perusahaan dapat belajar dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis yang terjadi dan kemudian dapat menentukan langkah-langkah strategis yang akan diambil. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas bahwa peningkatan persaingan usaha mengharuskan perusahaan cepat beradaptasi, perusahaan diharuskan dengan cepat merespon setiap perubahan yang terjadi dan memecahkan masalah dengan segera. Bukopin Finance adalah perusahaan yang bergerak pada industri pembiayaan, persaingan antar perusahaan tinggi seiring dengan bertambahnya pemain baru dan perlambatan pertumbuhan dalam industri. Pertumbuhan industri pembiayaan mengalami perlambatan pada tahun 2014 yaitu sebesar 5,16%, dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 12,4% dan tahun 2012 sebesar 21,19% (finansial.bisnis.com). Oleh karena itu, pengembangan organisasi pembelajaran pada Bukopin Finance dianggap perlu dilakukan agar perusahaan memiliki pandangan yang lebih luas dan adaptif terhadap perubahan lingkungan sehingga mampu bersaing di dalam industri. 5
Dengan instrumen yang dikembangkan Garvin et al. (2008), perusahaan diharapkan akan mampu melihat dari sudut pandang yang lebih luas sejauh mana setiap divisi dalam organisasi belajar dan sejauh mana organisasi secara keseluruhan belajar serta seberapa adaptif organisasi dalam merespon perubahan lingkungan. Berdasarkan wawancara dengan direktur utama Bukopin Finance ditemukan permasalahan yakni pelatihan dan pengembangan karyawan yang telah dilakukan tidak sesuai harapan karena belum menghasilkan karyawan yang kompetitif dan tidak meningkatkan kinerja karyawan, sehingga menyebabkan karyawan tidak dapat mencapai target yang ditentukan dan kemudian meningkatkan perpindahan karyawan. Tingginya tingkat perpindahan karyawan akan menghambat perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi. Target perusahaan yang tidak tercapai dilihat dari realisasi penyaluran pembiayaan yang hanya terealisasi 51% atau senilai 111,8 Milyar dari yang dianggarkan yaitu sebesar 219 Milyar. Penyaluran pembiayaan yang tidak mencapai target salah satunya disebabkan oleh karyawan yang kurang kompetitif, pelatihan dan pengembangan telah dilakukan oleh perusahaan namun hal tersebut belum meningkatkan kinerja karyawan. Jika perusahaan telah menjadi organisasi pembelajaran maka perusahan memiliki lingkungan pembelajaran yang mendukung, memiliki proses dan praktik pembelajaran yang jelas dan memiliki kepemimpinan yang memperkuat pembelajaran. Bila Bukopin Finance mengembangkan organisasi pembelajaran perusahaan akan mampu belajar dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan industri sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan. Oleh karena itu, peneliti 6
akan menganalisis apakah Bukopin Finance telah membangun organisasi pembelajaran dalam menjalankan bisnis. 1.3. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas maka penulis menyimpulkan pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Apakah Bukopin Finance merupakan organisasi pembelajaran? 2. Apa subkomponen building block organisasi pembelajaran yang masih perlu dikembangkan pada Bukopin Finance? 1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah diuraikan diatas maka penulis merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut : 1. Untuk menganalisis apakah Bukopin Finance merupakan organisasi pembelajaran. 2. Untuk menganalisis subkomponen building block organisasi pembelajaran yang masih perlu dikembangkan pada Bukopin Finance. 1.5. Manfaat Penelitian Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1. Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perusahaan. Selain itu hasil penelitian ini dapat digunakan perusahaan 7
untuk menerapkan lingkungan dan proses pembelajaran yang baik serta meningkatkan kemampuan perusahaan untuk bersaing dalam industri. 2. Akademis Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan mengenai organisasi pembelajaran dalam perusahaan serta penerapan ilmu pengetahuan, terutama pengetahuan kepemimpinan strategis. 1.6. Ruang Lingkup Penelitian Agar tidak menyebabkan meluasnya permasalahan yang akan diteliti maka penulisan menetapkan batasan-batasan masalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini hanya berfokus pada menganalisa organisasi pembelajaran dengan menggunakan three building block yang dikembangkan Garvin et al. (2008) pada Bukopin Finance. 2. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen yang dikembangkan oleh Garvin et al. (2008). 8