BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
Taksonomi Bloom (Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor) serta Identifikasi Permasalahan Pendidikan di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

TAKSONOMI TUJUAN INSTRUKSIONAL

TAKSONOMI PEMBELAJARAN

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Hakekat Kemampuan Siswa Mengubah Pecahan Biasa Menjadi Pecahan Desimal Pengertian Pecahan Biasa dan Pecahan Desimal

Pengembangan Media Pembelajaran

DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA DI SDN 3 TAPA KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

Penilaian Proses dan Hasil Belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Taksonomi Tujuan Pendidikan Menurut Bloom

BAB. II KAJIAN PUSTAKA

LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN TES Untuk dapat memperoleh alat penilaian (tes) yang memenuhi persyaratan, setiap penyusun tes hendaknya dapat mengikuti

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kebijakan Assessment dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

TAKSONOMI BLOOM-REVISI. Ana Ratna Wulan/ FPMIPA UPI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Metode Eksperimen adalah pemberian kesempatan kepada anak didik

Berikut diperlihatkan jenis-jenis pengetahuan yang terangkum dalam aras kemahiran tersebut:

HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING STARTS WITH A QUESTION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TAXONOMY OF EDUCATIONAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Tugas Evaluasi Pendidikan RANAH PENGETAHUAN MENURUT BLOOM

Taksonomi Tujuan Pendidikan Menurut Bloom

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

RANAH RANAH. Misalnya : istilah fakta aturan urutan metode

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Praktikum biologi merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ada di sekitar individu. Menurut Sudjana dalam Rusman. (2011: 1) Belajar

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 1 Tahun 2011, Hlm PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Oleh Sukanti 1.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering

PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Sukanti. Abstrak

BAB II PENGGUNAAN MEDIA PADA PEMBELAJARAN MENERAPKAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ayu Pipit Fitriyani, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KAJIAN PUSTAKA. mendalam mengenai makna hasil belajar, akan dibahas. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3), hasil belajar merupakan hasil dari

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.

RANAH-RANAH TAKSONOMI BLOOM RANAH KOGNITIF-PENGETAHUAN (KNOWLEDGE) Kategori Kemampuan Internal Kata-kata Kerja Operasional Jenis Perilaku

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran, dan hasil belajar yang dicapai siswa sangat dipengaruhi oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seseorang akan mengetahui hal-hal baru serta dapat mengerti dan memahami

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam Kamus

ESENSI PENGETAHUAN TRANSFER PENGETAHUAN. Penerapan Pengetahuan (Application of Knowledge) 12/05/2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan model utama untuk meningkatkan kualitas

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu merangsang peserta didik untuk menggali potensi diri yang sebenarnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar merupakan kegiatan esensial dalam pembelajaran, juga terkait dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat membentuk persamaan dan kemauan siswa, metode ini juga melibatkan

TINJAUAN PUSTAKA. keterlibatan siswa pada proses belajar mengajar, untuk berani mengemukakan

BAB II MODEL PEMBELAJARAN NOVICK DAN HASIL BELAJAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktif dan pendekatan keterampilan proses, guru berperan sebagai fasilitator dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perencanaan : Pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak guru yang telah melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Biologi berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata bios yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif saat ini banyak diterapkan oleh guru dalam

Aplikasi Pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem pembelajaran. Ketiga dimensi tersebut saling berkaitan satu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. KERANGKA TEORETIS. Harlen & Russel dalam Fitria (2007: 17) mengatakan bahwa kemampuan

A. Ranah Kognitif TAKSONOMI BLOOM

Evaluasi Belajar Siswa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Kata "media" menurut Heinich, dkk (1982) berasal dari bahasa latin,

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. interaksi antara guru dan siswa (Johnson dan Smith di dalam Lie, 2004: 5).

EMOSI DAN SUASANA HATI

(produk, proses dan sikap ilmiah). Pembelajaran IPA berawal dari rasa ingin tahu,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah

BAB V PEMBAHASAN. A. Deskripsi Pengaruh Metode Bercerita Terhadap Hasil Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Strategi Pembelajaran Menguji Hipotesis. bagian dari pembelajaran kooperatif.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari akademik dan non akademik. Pendidikan. matematika merupakan salah satu pendidikan akademik.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

Bagian 2. EVALUASI : Prinsip, Karakteristik Kualitas, Taksonomi Hasil Belajar, Ragam Bentuk dan Prosedur.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tanggung jawab, kejujuran, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitannya dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORI. A. Landasan Teori. 1. Proses Pembelajaran. Belajar adalah suatu kegiatan untuk menambah pengetahuan.

Transkripsi:

8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Istilah hasil belajar berasal dari bahasa Belanda prestatie atau dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Prestasi selalu dihubungkan dengan aktivitas tertentu, seperti yang dikemukakan oleh Abdullah bahwa dalam setiap proses akanselalu terdapat hasil nayta yang dpat diukur dan dinyatakan sebagai hail belajar (achievement) seseorang, sedangkan menurut Suryabrata bahwa hasil belajar termasuk dalam kelompok atribut kognitif, yang respons hasil pengukurannya tergolong pendapat (judgement), yaitu respon yang dapat dinyatakan benar atau salah. Hasil belajar mengacu pada perolehan hasil secara kuantitatif dan kualitatif secara keterlibatan mental, emosi dan social dari siswa dalam proses pembelajaran aktif. Hasil belajar teraktualisasi pada perubahan sikap dan kepribadian siswa untuk lebih berprestasi dalam berbagai aktifitas belajar di sekolah. Hasil belajar siswa merupakan suatu indikasi pencapaian tujuan pendidikan yang sudah menjadi komitmen nasional antara lain terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas. 4 4 Dimyati & Mudjiono,Belajar dan Pembelajaran.(Jakarta:PT Asdi Mahasatya2006),25 8

9 Hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau pikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan,pengetahuan, dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu penggunaan terhadap sikap, pengetahuandan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga mampak pada diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif Bloom membagi hasil belajar ke dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. 1. Ranah kognitif berkenaan dngan hasil belajar intelektual, yang terdiri dari enam aspek seperti a.pengetahuan atau ingatan (C1), b. pemahaman (C2), c. aplikasi (C3), d. analisis (C4), e.sintesis (C5), dan f. evaluasi (C6). 2. Ranah afektif Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan 9

10 tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu: a. Penerimaan (Receiving/Attending) Penerimaan atau Receiving adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Termasuk dalam jenjang ini misalnya adalah: kesadaran dan keinginan untuk menerima stimulus, mengontrol dan menyeleksi gejala-gejala atau rangsangan yang datang dari luar. Receiving atau attenting juga sering di beri pengertian sebagai kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu objek. Pada jenjang ini peserta didik dibina agar mereka bersedia menerima nilai atau nilai-nilai yang di ajarkan kepada mereka, dan mereka mau menggabungkan diri kedalam nilai itu atau mengidentifikasikan diri dengan nilai itu. b. Tanggapan (Responding) Tanggapan atau Responding mengandung arti adanya partisipasi aktif. Jadi kemampuan menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikut sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya salah satu cara. Jenjang ini lebih tinggi daripada jenjang receiving. c. Penghargaan (Valuing) Menilai atau menghargai artinya memberikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek. Dalam kaitan dalam proses belajar mengajar, 10

11 peserta didik disini tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan tetapi mereka telah berkemampuan untuk menilai konsep atau fenomena, yaitu baik atau buruk. Bila suatu ajaran yang telah mampu mereka nilai dan mampu untuk mengatakan itu adalah baik, maka ini berarti bahwa peserta didik telah menjalani proses penilaian. d. Pengorganisasian(Organization) Mengatur atau mengorganisasikan artinya mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang universal, yang membawa pada perbaikan umum. Mengatur atau mengorganisasikan merupakan pengembangan dari nilai kedalam satu sistem organisasi, termasuk didalamnya hubungan satu nilai denagan nilai lain., pemantapan dan perioritas nilai yang telah dimilikinya e. Karakterisasi Berdasarkan Nilai-nilai (Characterization by a Value or Value Complex) Ini lebih mengacu kepada karakter dan daya hidup sesorang. Tujuan dalam kategori ini ada hubungannya dengan keteraturan pribadi, sosial dan emosi jiwa. Yaitu keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki oleh seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Nilai itu telah tertanam secara konsisten pada sistemnya dan telah mempengaruhi emosinya. Pada jenjang ini peserta didik telah memiliki sistem nilai yang mengontrol tingkah lakunya untuk waktu yang lama, sehingga membentu karakteristik pola hidup 11

12 tingkah lakunya menjadi lebih konsisten, menetap dan lebih mudah diperkirakan 3. Ranah psikomotor Ranah psikomotor adalah kemampuan yang dihasilkan oleh fungsi motorik manusia yaitu berupa keterampilan untuk melakukan sesuatu. Keterampilan melakukan sesuatu tersebut, meliputi keterampilan motorik, keterampilan intelektual, dan keterampilan sosial. Rincian dalam domain ini tidak dibuat oleh Bloom, namun dibuat oleh ahli lain tetapi tetap berdasarkan pada domain yang dibuat Bloom. Ranah psikomotorik ini dikembangkan oleh Simpson, dan klasifikasi ranah psikomotorik tersebut adalah: a. Persepsi (Perception) Penggunaan alat indera untuk menjadi pegangan dalam membantu gerakan. Persepsi ini mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu reaksi yang menunjukkan kesadaran akan hadirnya ransangan (stimulasi) dan perbedaan antara seluruh rangsangan yang ada. b. Kesiapan (Set) Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan gerakan. Kesiapan mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan akan memulai suatu gerakan 12

13 atau rangakaian gerakan. Kemampuan ini dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani dan rohani. c. Guided Response (Respon Terpimpin) Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks, termasuk di dalamnya imitasi dan gerakan coba-coba. d. Mekanisme (Mechanism) Membiasakan gerakan-gerakan yang telah dipelajari sehingga tampil dengan meyakinkan dan cakap. Ini mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangakaian gerakan dengan lancer karena sudah dilatih secukupnya tanpa memperhatikan contoh yang diberikan. e. Respon Tampak yang Kompleks (Complex Overt Response) Gerakan motoris yang terampil yang di dalamnya terdiri dari polapola gerakan yang kompleks. Gerakan kompleks mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu ketrampilan, yang terdiri atas beberapa komponen, dengan lancar, tepat dan efisien. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu rangkaian perbuatan yang berurutan dan menggabungkan beberapa subketrampilan menjadi suatu keseluruhan gerak-gerik yang teratur. f. Penyesuaian (Adaptation) Keterampilan yang sudah berkembang sehingga dapat disesuaikan dalam berbagai situasi. Adaptasi ini mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan poila gerak-gerik dengan kondisi setempat atau 13

14 dengan menunjukkan taraf ketrampilan yang telah mencapai kemahiran. g. Penciptaan (Origination) Membuat pola gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi atau permasalahan tertentu. Penciptaan atau kreativitas adalah mencakup kemampuan untuk melahirkan aneka pola gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri. 5 Dalam Penelitian ini peneliti memilih tiga ranah kognitif yaitu: 1. pengetahuan atau ingatan (C1), Pada level atau tingkatan terendah ini dimaksudkan sebagai kemampuan mengingat kembali materi yang telah dipelajari, misalnya: (a) pengetahuan tentang istilah; (b) pengetahuan tentang fakta khusus; (c) pengetahuan tentang konvensi; (d) pengetahuan tentang kecendrungan dan urutan; (e) pengetahuan tentangklasifikasi dan kategori; (f) pengetahuan tentang kriteria; dan (g) pengetahuan tentang metodologi. Kata Kerja Operasional Level C1 5 Lihat: http://edukasi.kompasiana.com/2014/09/07/proposal-penelitian-tindakankelas-549039.html di akses tgl 15 September 2014 14

15 Contoh-contoh kata kerja operasional untuk merumuskan tujuan pembelajaran pada level C1 (Cognitive 1 Pengetahuan) antara lain: Mengutip, menyebutkan, menjelaskan, menggambar, membilang, mengidentifikasi, mendaftar, menunjukkan, memberi label, memberi indeks, memasangkan, menamai, menandai, membaca, menyadari, menghafal, meniru, mencatat, mengulang, mereproduksi, meninjau, memilih, menyatakan, mempelajari, mentabulasi, memberi kode, menelusuri, menulis, merespon 2. Pemahaman (C2), Pada level atau tingkatan kedua ini, pemahaman diartikan sebagai kemampuan memahami materi tertentu, dapat dalam bentuk: (a) translasi (mengubah dari satu bentuk ke bentuk lain); (b) interpretasi (menjelaskan atau merangkum materi);(c)ekstrapolasi(memperpanjang/memperluas arti/memaknai data). Kata Kerja Operasional Level C2 yang digunakan untuk merumuskan tujuan pembelajaran antara lain: memperkirakan, menjelaskan, mengkategorikan, mencirikan, merinci, mengasosiasikan,membandingkan,menghitung, mengkontraskan,mengubah, mempertahankan, menguraikan, menjalin,membedakan,mendiskusikan,menggali, 15

16 mencontohkan, menerangkan,mengemukakan, mempolakan, memperluas, menyimpulkan, meramalk 3. ananalisis (C4), Analisis adalah kategori atau tingkatan ke-4 dalam taksonomi Bloom tentang ranah (domain) kognitif. Analisis merupakan kemampuan menguraikan suatu materi menjadi bagian-bagiannya. Kemampuan menganalisis dapat berupa: (a) analisis elemen (mengidentifikasi bagian-bagian materi) ; (b) analisis hubungan (mengidentifikasi hubungan); (c) analisis pengorganisasian prinsip (mengidentifikasi pengorganisasian /organisasi). Kata Kerja Operasional Level C4 yang digunakan untuk merumuskan tujuan pembelajaran antara lain: Menganalisis, mengaudit, memecahkan, menegaskan, mendeteksi, mendiagnosis, menyeleksi, merinci, menominasikan, mendiagramkan, mengkorelasikan, merasionalkan, menguji, mencerahkan, menjelajah, membagankan, menyimpulkan, menemukan, menelaah, memaksimalkan, memerintahkan, mengedit, mengaitkan, memilih, mengukur, melatih, mentransfer. Dari ketiga ranah kognitif tersebut diharapkan mendapat hasil yang baik dalam peningkatan hasil belajar siswa. 16

17 Golongan Hasil Belajar Ada empat golongan hasil belajar, yaitu : a. Pengetahuan, yaitu dalam bentuk bahan informasi, fakta, gagasan, keyakinan, prosedur, hukum, kaidah, standar dan konsep lainnya. b. Kemampuan, yaitu dalam bentuk kemampuan untuk menganalisis, memproduksi, mencipta, mengatur, membuat, generalisasi, berfikir rasional dan menyesuaikan. c. kebiasaan dan keterampilan, yaitu dalam bentuk kebiasaan, perilaku dan keterampilan dalam menggunakan semua kemampuan. d. Sikap, yaitu dalam bentuk apresiasi, minat, pertimbangan dan selera. B. Pembelajaran Matematika Setiap individu dapat mengembangkan kepribadiannya melalui belajar. belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi antar individu dan lingkungannya. Sebagai salah satu ilmu dasar, matematika berkembang sangat pesat. Oleh sebab itu konsep-konsep dasar matematika harus dikuasai anak didik sejak dini, yang akhirnya nanti akan terampil dan dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Istilah matematika berasal dari Yunani Mathematikos, 17

18 berasal secara ilmu pasti atau metheis berarti ajaran pengetahuan atau ilmu pengetahuan (Ensiklopedia Indonesia). 6 Dalam pembelajaran matematika guru hendaknya pandai memilih dan menggunakan strategi,pendekatan,metode dan teknik yang banyak melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik maupun social. Dalam hal ini kreatif guru sangat penting untuk mengembangkan model-model pembelajaran yang secara khusus cocok untuk kelas yang dibinanya. Model pembelajaran yang mungkin dilakukan/diterapkan dan dikembangkan adalah model pembelajaran kooperatif. C. Peran Aktif Siswa Dalam pembelajaran siswa harus bersikap aktif sesuai dengan perannya sebagai subyek pembelajaran, tidak sebagai objek. Agar siswa dapat belajar matematika secara aktif, maka siswa harus dapat memanfaatkan berbagai sarana yang tersedia dan situasi yang ada, terutama situasi atau masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Agar dapat menimbulkan keaktifan belajar pada diri siswa, guru dapat menggunakan multimedia dan multimetode, memberikan tugas secara individu dan kelompok, memberikan kesempatan pada siswa untuk melaksanakan eksperimen dalam kelompok kecil, memberikan tugas untuk membaca bahan ajar, mencatat hal-hal yang kurang jelas, Tanya jawab dan diskusi. 7 6 Lihat : Http//eprint.uniy.ac.is/siakses tanggal 15 September 2014 7 Dimyati & Mudjiono.Belajar dan Pembelajaran.(Jakarta:PT Asdi Mahasatya.2006) 18

19 D. Materi Pembelajaran Materi yang dipelajari dalam penelitian ini adalah tentang perkalian. Perkalian adalah operasi matematika penskalaan satu bilangan dengan bilangan lain. Operasi ini adalah salah satu dari empat operasi dasar di dalam aritmetika dasar (yang lainnya adalah perjumlahan, perkurangan, dan perbagian). Perkalian terdefinisi untuk seluruh bilangan di dalam suku-suku perjumlahan yang diulang-ulang; misalnya, 3 dikali 4 (seringkali dibaca "3 kali 4") dapat dihitung dengan menjumlahkan 3 salinan dari 4 bersama-sama: 3x4=4+4+4+4 = 12 Perkalian bilangan rasional (pecahan) dan bilangan real didefinisi oleh perumumam gagasan dasar ini. Perkalian dapat juga digambarkan sebagai pencacahan objek yang disusun di dalam persegi panjang (untuk semua bilangan) atau seperti halnya penentuan luas persegi panjang yang sisi-sisinya memberikan panjang (untuk bilangan secara umum). Balikan dari perkalian adalah perbagian: ketika 3 kali 4 sama dengan 12, maka 12 dibagi 3 sama dengan 4. Cara tersebut dapat kita lihat pada gambar dibawah ini: 19

20 3 4 = 12, jadi dua belas titik dapat disusun di dalam tiga baris dari empat lajur (atau empat lajur yang berisi tiga baris). Pengertian yang lain juga mengatakan Perkalian adalah operasi matematika penskalaan satu bilangan dengan bilangan lain. Operasi ini adalah salah satu dari empat operasi Matematika merupakan ilmu dasar yang mendasari semua penerapan dalam kehidupan nyata. Contoh penerapan nyata adalah dalam bidang medis. Ketika kita mendapatkan obat dari dokter 3x1 berarti 3 kali dalam sehari (pagi, siang, malam) masing-masing 1 (pil). Bukan sebaliknya, 1 kali dalam sehari 3 (pil). Hal ini perlu diperhatikan karena prosesnya sangat berbeda antara 3x2 dan 2x3. Seringkali kita berfokus pada hasilnya yang sama-sama 6. Penjelasan dalam bidang medis akan sangat jelas: 3x2 berarti 3 kali dalam sehari masing-masing 2 (pil) sedangkan 2x3 berarti 2 kali dalam sehari masing-masing 3 (pil). Dengan demikian, penjabaran dalam penjumlahan : 3x2 = 2 + 2 + 2; sedangkan 2x3 = 3 + 3. 20

21 Penekanan proses ini merupakan kewajiban bagi pengajar dan penulis buku tentang perkalian. Proses ini akan konsisten untuk diterapkan dalam bidang selain medis. Contohnya dalam ekonomi, 4 anak membeli 1 buku @ Rp. 1.000. Penulisan dalam bentuk perkalian adalah : 4 x Rp. 1.000. Penulisan dalam bentuk penjumlahan adalah : Rp. 1.000 + Rp. 1.000 + Rp. 1.000 + Rp. 1.000. E. Media Realia Media nyata (Realia) atau Benda nyata (real thing) merupakan alat bantu yang paling mudah penggunaannya, karena kita tidak perlu membuat persiapan selain langsung menggunakannya. Yang dimaksud dengan benda nyata sebagai media adalah alat penyampaian informasi yang berupa benda atau obyek yang sebenarnya atau asli dan tidak mengalami perubahan yang berarti. Sebagai obyek nyata, realia merupakan alat bantu yang bisa memberikan pengalaman langsung kepada pengguna. Oleh karena itu, realia banyak digunakan dalam proses belajar mengajar sebagai alat bantu memperkenalkan subjek baru. Realia mampu memberikan arti nyata kepada hal-hal yang sebelumnya hanya digambarkan secara abstrak yaitu dengan katakata atau hanya visual 21

22 Jadi, media realia adalah suatu benda konkret yang dapat mempermudah pembelajaran. Dibawah ini kami sampaikan bebrapa tujuan, manfaat dankarakteristik Media. 8 F. Karakteristik Media Realia dalam Matematika Menurut Indriana Media realia adalah benda nyata yang digunakan sebagai bahan atau sumber belajar. Pemanfaatan media realia tidak harus dihadirkan secara nyata dalam ruang kelas, melainkan dapat juga dengan cara mengajak siswa melihat langsung (observasi) benda nyata tersebut ke lokasinya. 9 Realia dapat digunakan dalam kegiatan belajar dalam bentuk sebagaimana adanya, tidak perlu dimodifikasi, tidak ada pengubahan kecuali dipindahkan dari kondisi lingkungan aslinya. Ciri media realia yang asli adalah benda yang masih dalam keadaan utuh, dapat dioperasikan, hidup, dalam ukuran yang sebenarnya, dan dapat dikenali sebagai wujud aslinya. Media realia sangat bermanfaat terutama bagi siswa yang tidak memiliki pengalaman terhadap benda tertentu. Dalam memhami karakteristik media realia dalam pembelajaaran matematika, harus juga dipahami mengenai makna dari pembelajaran matematika tersebut Pembelajaran matematika merupakan upaya penataan lingkungan agar proses belajar atau pembentukan pengetahuan dan 8 Lihat :http://dvilestari.blogspot.com/2014/09/media-realia-asli-nyata.html, diakses tgl 15 September 2014 9 Indriana, D.. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Mengenal, Merancang, dan Mempraktikannya. (Jogjakarta2011: DIVA Press.p.15.) 22

23 pemahaman matematika oleh siswa berkembang secara optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 10 G. Kelebihan dan kekurangan Media Realia Media realia mempunyai kelebihan seperti media pembelajaran yang lainnya. Menurut Ayie (2013) bahwa media realia mempunyai kelebihan dan kekurangan, yaitu; 1. Kelebihan media realia a. Dapat menumbuhkan interaksi langsung antara anak dengan benda nyata b. Dapat membantu proses belajar anak menjadi lebih aktif pada saat mengamati, menangani, dan memanipulasi c. Media realia dapat menanamkan konsep dasar yang bersifat abstrak menjadi benar, konkrit, dan realistis d. Lebih membangkitkan motivasi untuk belajar 2.Kekurangan media realia a. Ukurannya ada yang sebagian bentuknya terlalu besar untuk anak dan terlalu kecil sehingga menyulitkan anak untuk memahami media tersebut. b. Harga media realia mahal. c. Pemeliharaan media realia harus diperhatikan. 10 Rachmad, Antonius.Pengantar Multimedia. (Yogyakarta: Fakultas Teknik, 2005) 23

24 H. Langkah-langkah Penggunaan Media Realia dalam pembelajaran Dalam menggunakan media realia dalam pembelajaran ada beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan sesuai dengan media yang digunakan. Misalnya untuk mempelajari binatang langka, siswa diajak melihat badak yang ada di kebun binatang. Selain observasi dalam kondisi aslinya, penggunaan media realia juga dapat dimodifikasi. Modifikasi media realia bisa berupa: potongan benda (cutaways), benda contoh (specimen), dan pameran (exhibid). Cara potongan (cutaways) adalah benda sebenarnya tidak digunakan secara utuh atau menyeluruh, tetapi hanya diambil sebagian saja yangdianggap penting dan dapat mewakili aslinya. Misalnya binatang langka hanya diambil bagian kepalanya saja. Benda contoh (specimen) adalah benda asli tanpa dikurangi sedikitpun. Yang dipakai sebagai contoh untuk mewakili karakter darisebuah benda dalam jenis atau kelompok tertentu. Misalnya beberapa ekor ikanhias dari jenis tertentu, yang dimasukkan dalam sebuah toples berisi air untuk diamati di dalam kelas. Pameran (exhibit) menampilkan benda benda tertentu yang dirancang seolah olah berada dalam lingkungan atau situasi aslinya. Misalnya senjata senjata kuno yang masih asli ditata dan dipajang seolah olah mengambarkan situasi perang pada jaman dulu. 11 Berdasarkan pendapat diatas, peneliti menggunakan langkahlangkah pembelajaran dengan menggunakan media realia dalam 11 Lihat : http://dvilestari.blogspot.com/2014/09/media-realia-asli-nyata.html, diakses tg 15 September 2014 24

25 penelitian ini sebagai berikut : a. Mengaktifkan pengetahuan dasar siswa tentang topik yang akan dipelajari dengan media realia. b. Menunjukkan kepada siswa realia yang akan menjadi topik pembelajaran. c. Menanyakan kepada siswa tentang realia yang akan menjadi topik pembelajaran. d. Memberikan pada siswa kosa kata tentang realia yang menjadi topik pembelajaran (materi perkalian). e. Membimbing siswa ketika mengalami kesulitan dalam memahami manfaat media realia. f. Membimbing siswa ketika siswa menemukan kesulitan dalam menyelesaikan latihan dalam kelompok belajar. g. Memberikan evaluasi kepada siswa tentang media realia yang dibahas dalam proses pembelajaran.untuk mengetahui tingkat keberhasilan hasil belajar siswa. h. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran dengan media realia sebagai penekanan terhadap hasil pembelajaran. I. Peran Media Realia dalam pembelajaran matematika Peran Media Realia dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam proses belajar mengajar keaktifan membutuhkan keterlibatan langsung siswa. Agar siswa tertarik dengan pelajaran, dituntut selalu aktif, mencari,memperoleh dan mengolah perolehan belajarnya, maka 25

26 dibutuhkan suatu benda atau alat yang dapat mempermudah siswa memahami pelajaran. Disinidibutuhkan contoh benda atau alat yang konkret kepada siswa agar siswa dapat menggunakan matematika dalam pola piker matematika dalam kehidupan sehari-hari dan ketrampilan dalam penerapan matematika. Metode Pembelajaran Kooperatif dalam Pembelajaran Matematika Materi Perkalian dan Pembagian Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Model ini sangat membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Selain itu pembelajaran kooperatif bertujuan untuk mengembangkan ketrampilan sosial. Ketrampilan sosial yang dimaksud dalam pembelajaran kooperatif adalah berbagi tugas, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide/pendapatnya, bekerjasama dalam kelompoknya dan sebagainya. 26