BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan, intelektualitas, dan produktivitas yang tinggi. Ketiga hal ini sangat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sering menderita kekurangan gizi, juga merupakan salah satu masalah gizi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja atau young people adalah anak yang berusia tahun (World

1998, WHO telah merekomendasikan penambahan suplemen asam folat sebesar 400 µg (0,4 mg) per hari bagi ibu hamil untuk mencegah kelainanan tabung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. fungsi tubuh (Orem, et al., 2001). Penelitian mengenai keadekuatan zat zat gizi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini tengah menghadapi beban ganda masalah gizi. Di

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Inisiasi Menyusu Dini ( IMD) adalah suatu proses membiarkan bayi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi oleh virus dengue

BAB I PENDAHULUAN. mudah menderita kelainan gizi, Kejadian gizi kurang seperti fenomena gunung es

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cuci tangan mengunakan sabun telah menjadi salah satu gerakan yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat memiliki status gizi yang baik, sehingga anak memiliki tinggi badan. pola makan yang seimbang dalam menu makanannya.

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 sebanyak 11,2 % anak usia 5-12 tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gizi yang lebih tinggi harus terpenuhi. Pada masa ini balita sangat rentan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH KONSELING GIZI TERHADAP

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sedang mengalami masalah gizi ganda. Sementara gizi buruk

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB I PENDAHULUAN. pada anak usia sekolah dasar (Soebroto, 2009). mulut adalah penyakit jaringan keras gigi (karies gigi) dan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical

BAB I PENDAHULUAN. Asi merupakan makanan utama bagi bayi pada enam bulan pertama UKDW

PERANAN TENAGA KESEHATAN DALAM MEMPERBAIKI INDEKS MASSA TUBUH MENURUT UMUR (IMT/U) REMAJA MELALUI PROGRAM SCHOOL HEALTH REPORT

EFEKTIFITAS STRATEGI UPSTREAM TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU HIDUP SEHAT GIGI MELALUI KONSELING PADA SISWA/I KELAS I SDN 12 PONTIANAK KOTA

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Promosi kesehatan merupakan pilar dalam. penyelenggaraan misi meningkatkan kesehatan masyarakat

BAB 1 : PENDAHULUAN. peranan penting untuk menghasilkan generasi yang berkualitas yaitu sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kecerdasan anak. Pembentukan kecerdasan pada masa usia

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

METODE EKSPERIMEN BERPENGARUH TERHADAP KEMAMPUAN SAINS ANAK

(Kajian Pada SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta) Satya Bagus Pradita 1, Alfini Octavia 2. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IPENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Balita menjadi istilah umum bagi anak dengan usia dibawah 5 tahun (Sutomo

BAB I LATAR BELAKANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. satu atau beberapa zat gizi tidak terpenuhi, atau zat-zat gizi tersebut hilang dalam jumlah besar

BAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak

PENGARUH BUKU SAKU TERHADAP TINGKAT KECUKUPAN GIZI PADA REMAJA (Studi Di SMA Teuku Umar Semarang Tahun 2016)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. prevalensi global penderita Diabetes Melitus (DM) pada tahun 2014 sebesar 8,3%

BAB I PENDAHULUAN. memberikan ekspresi terhadap pemikiran menjadi kreatif. Permainan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu prioritas Kementrian Kesehatan saat ini adalah meningkatkan status

BAB I PENDAHULUAN. penting terjadinya kesakitan dan kematian pada ibu hamil dan balita

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang. Berdasarkan Riskesdas (2013), dilaporkan bahwa angka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi abnormal atau berlebihnya lemak

Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD

EFEKTIVITAS MEDIA CERITA BERGAMBAR DAN ULAR TANGGA DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA SDN 2 PATRANG KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan

BAB I PENDAHULUAN. ISPA(Infeksi Saluran Pernapasan Akut) ( Dedeh,2010). Masa remaja. buruk serta kurangnya pengetahuan gizi ( Benun dan Ani,2014).

Hipotesis. 1. Jawaban sementara dari pertanyaan penelitian 2. Menunjukkan hubungan antara variabel yg terukur 3. Harus dibuktikan dng metode statistik

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok penyakit-penyakit non infeksi yang sekarang terjadi di negara-negara maju

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan ditunjukkan pada upaya penurunan angka

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi kurang sering terjadi pada anak balita, karena anak. balita mengalami pertumbuhan badan yang cukup pesat sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi penerus bangsa yang menentukan keberhasilan bangsa. Balita harus

BAB I PENDAHULUAN. Penyebaran penyakit Demam Dengue (DD)/ Demam Berdarah Dengue. merupakan penyakit menular melalui nyamuk (mosquito-borne) yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian menggunakan metode True Eksperimental Design. Dikatakan. dengan cara mengajar disekolah tersebut.

Bertalina Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang

BAB I PENDAHULUAN. dan kualitas hidupnya harus berkembang dengan baik terutama anak-anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BPPN,2014) menyebutkan

JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 2, Nomor 1, Maret 2017 ABSTRAK

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi

BAB I PENDAHULUAN. 18 tahun. Di Indonesia BPS (2008) mencatat bahwa sekitar 34,5% anak perempuan

BAB 1 PENDAHULUAN. dilanjutkan ke 8 tahap mulai bayi (0-18 bulan), toddler (1,5 3 tahun), anakanak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

*Mulyo Aji Sulistyo,**Imam Fathoni,***Leo Yosdimyati R

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang rutin dilaksanakan puskesmas dengan mengontrol status PHBS di masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena konsumsi makanan yang tidak seimbang, mengkonsumsi

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA ANAK DI JANTURAN MLATI SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP PENGETAHUANDAN PERILAKU IBU TENTANG GIZI SEIMBANG BALITA KOTA BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. feses secara terus menerus lebih dari tiga kali dalam satu hari dan memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berkualitas. Dukungan gizi yang memenuhi kebutuhan sangat berarti

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. semu (Quasi Experimental Research). Desain ini mempunyai kelompok kontrol

BAB I PENDAHULUAN. Mulai dari kelaparan sampai pola makan yang mengikuti gaya hidup yaitu

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. akan menghambat fungsi seseorang dalam kehidupannya (Turner et al, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. saja. Penyebab timbulnya masalah gizi disebabkan oleh beberapa faktor sehingga

BAB I PENDAHULUAN. keemasan, yang memiliki masa tumbuh kembangnya berbagai organ tubuh. Bila

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan penyuluhan gizi agar kegiatan komunikasi informasi edukasi (KIE)

PENELITIAN EKSPERIMEN

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stunting merupakan salah satu indikator masalah gizi yang menjadi fokus

BAB I PENDAHULUAN. perhatian serius dari pemerintah. Gizi yang baik merupakan pondasi bagi

BAB I PENDAHULUAN. al.(2008) merujuk pada ketidaksesuaian metabolisme yang ditandai oleh

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan subyek siswa-siswi kelas I SD Negeri

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Untuk mencapai SDM

BAB I PENDAHULUAN. MDGs lainnya, seperti angka kematian anak dan akses terhadap pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta perkembangan. Jika

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB I PENDAHULUAN. Kegemukan saat ini merupakan suatu epidemik global, lebih dari 1 miliar

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu ciri bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan, intelektualitas, dan produktivitas yang tinggi. Ketiga hal ini sangat dipengaruhi oleh status gizi (Kemenkes, 2013). Status gizi pada anak-anak secara langsung dipengaruhi oleh kecukupan asupan gizi untuk memenuhi kebutuhan tubuh, status infeksi, dan pola asuh. Pola asuh yang baik akan memberikan asupan gizi yang cukup dan memberikan pencegahan terjadinya penyakit infeksi (UNICEF, 1998). Menurut Kemenkes (2013) dewasa ini, Indonesia sudah dihadapkan pada beban ganda masalah gizi, yaitu masalah kekurangan gizi (under-nutrition) dan masalah kelebihan gizi (over-nutrition). Menurut Riskesdas (2007 dan 2010) data prevalensi masalah gizi untuk anak umur 6 12 tahun berdasarkan jenis kelaminnya, dari tahun 2007 hingga 2010 menjelaskan bahwa, prevalensi anak umur 6 12 tahun yang mengalami gizi kurang (kurus) pada laki-laki, turun dari 13,3% (2007) menjadi 13,2% (tahun 2010). Sedangkan prevalensi anak umur 6 12 tahun yang mengalami gizi kurang (kurus) pada perempuan, meningkat dari 10,9% (2007) menjadi 11,2% (2010). Di sisi lain, prevalensi anak 6 12 tahun yang mengalami gizi berlebih (kegemukan) pada laki-laki, meningkat dari 9,7% (tahun 2007) menjadi 10,7% (tahun 2010). Sedangkan prevalensi anak 6 12 tahun yang mengalami gizi berlebih (kegemukan) pada perempuan, meningkat dari 6,4% (tahun 2007) menjadi 7,7% (tahun 2010). 1

2 Timbulnya masalah kekurangan dan kelebihan gizi disebabkan oleh pola makan yang kurang baik, hidangan sehari-hari tidak berpola makan yang mengacu pada Pedoman Gizi Seimbang (PGS). Prinsip Gizi Seimbang (PGS) ini, mencakup bukan hanya aspek kebutuhan gizi saja (melalui makanan yang beragam, seimbang, dan cukup jumlahnya), namun juga mencakup keamanan makanan, kebersihan diri, aktivitas fisik dan mengontrol berat badan ideal. Asupan gizi yang kurang dari standar/kebutuhan dapat berdampak pada munculnya masalah kekurangan gizi. Sebaliknya, bila asupan melebihi standar/kebutuhan, maka akan berdampak pada timbulnya masalah kelebihan gizi (Kemenkes, 2013). Selain itu, penyebab munculnya masalah kekurangan dan kelebihan pada anak-anak disebabkan oleh tidak atau kurang mampunya anak-anak untuk mengerti dan memahami mengenai manfaat dan peranan zat gizi yang terkandung dalam makanan bagi kesehatan tubuh. Hal ini dikarenakan anakanak masih berada dalam tahap tumbuh kembang dan belum memiliki pengetahuan secara mendalam mengenai peranan gizi dalam kehidupan. Sebanyak 52,7% anak sekolah dasar memiliki pengetahuan mengenai gizi yang masih kurang (Zulaekah 2007). Menurut Manios et al. (2002) salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini yaitu dengan memberikan pembelajaran mengenai gizi. Pembelajaran mengenai gizi bermanfaat untuk menjadikan anak-anak memiliki gaya hidup yang lebih sehat dan dapat mengurangi resiko munculnya masalah kesehatan lainnya (penyakit kronis). Menurut Kawuryan (2010) pembelajaran mengenai gizi, khususnya tentang pola makan dan pengenalan mengenai berbagai macam jenis zat gizi

3 dapat dilakukan sejak dini. Usia awal sekolah dasar (6-9 tahun) merupakan usia ideal untuk memulai pembelajaran. Pada rentang usia tersebut, anakanak mulai memunculkan rasa ingin tahu serta adanya rasa ketertarikan untuk mempelajari hal-hal baru di sekitarnya. Pembelajaran mengenai gizi dapat memberikan informasi dan pengetahuan bagi anak-anak, hal ini akan membuat anak-anak dapat memahami dan menerapkan pentingnya memenuhi kebutuhan gizi bagi tubuh, sehingga dapat meminimalisir resiko untuk mengalami masalah kesehatan. Materi pembelajaran yang akan disampaikan kepada anak-anak sebaiknya disampaikan semenarik mungkin dalam kondisi dan suasana yang menyenangkan dengan media pembelajaran yang mudah untuk diserap (Adhistiana et al. 2009). Lokasi yang akan digunakan sebagai lokasi untuk penelitian ini adalah SD Negeri Nogopuro, SD Negeri Gambiranom, dan SD Negeri Deresan. Secara keseluruhan, ketiga SD Negeri ini memiliki status akreditasi A yang berada di wilayah Kabupaten Sleman, Yogyakarta dan masing-masing SDN ini sama-sama memiliki dua kelas untuk setiap tingkatnya (III A dan III B). Pemilihan lokasi penelitian pada ketiga SDN ini, didasarkan pada belum pernah diadakannya penelitian tentang pengetahuan gizi seimbang dan juga belum ada penyuluhan secara khusus oleh guru atau pihak sekolah tentang gizi seimbang, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di SDN ini. Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa sekolah dasar tentang gizi seimbang melalui pembelajaran gizi seimbang yang menggunakan media

4 audiovisual, metode ceramah dengan alat bantu, dan metode ceramah tanpa alat bantu, sehingga anak-anak dapat memahami setiap materi yang disampaikan melalui media tersebut secara lebih mudah. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dirumuskan masalah penelitian yaitu Bagaimanakah kefektifan pemberian pembelajaran mengenai gizi seimbang melalui media audiovisual (MAV), metode ceramah dengan alat bantu (CDAB), dan metode ceramah tanpa alat bantu (CTAB) pada pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai gizi seimbang pada siswa sekolah dasar. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui kefektifan pemberian pembelajaran mengenai gizi seimbang melalui metode MAV, metode CDAB, dan CTAB terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai gizi seimbang pada siswa sekolah dasar. 2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa SD kelas tiga mengenai gizi seimbang sebelum dan sesudah menggunakan MAV. 2. Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa SD kelas tiga mengenai gizi seimbang sebelum dan sesudah menggunakan metode CDAB.

5 3. Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa SD kelas tiga mengenai gizi seimbang sebelum dan sesudah menggunakan metode CTAB. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada institusi pendidikan tentang metode pendidikan gizi seimbang melalui MAV, metode CDAB, atau metode CTAB pada anak-anak secara dini, yang dapat dimulai di sekolah untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang gizi seimbang pada siswa sekolah dasar. Bila terbukti sangat bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan perubahan sikap serta perilaku, melalui media audiovisual, metode ceramah dengan alat bantu, atau metode ceramah tanpa alat bantu pada pendidikan gizi seimbang untuk anak-anak di sekolah, maka hasil ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi institusi pendidikan untuk meningkatkan frekuensi pendidikan gizi seimbang pada anak-anak sekolah dasar melalui metode/ media tersebut.

6 E. Keaslian Penelitian Menurut sepengetahuan penulis, penelitian ini belum pernah dilakukan. Adapun penelitian yang terkait : 1. Hendriani (2012) dalam penelitian berjudul Media Pembelajaran tentang Pola Makan Seimbang bagi Anak-Anak Usia 4-6 Tahun Melalui Permainan a. Penelitian ini bertujuan untuk mengajarkan anak-anak tentang makanan sehat yang seharusnya dikonsumsi oleh anak-anak sejak dini dalam masa pertumbuhannya dan tentunya dengan cara yang lebih menyenangkan. b. Peneliti menciptakan inovasi baru mengenai pengembangan media pembelajaran berupa permainan Board Game yang terdiri dari papan permainan yang dibagi menjadi 8 potong puzzle, replika 44 jenis makanan sehat, buku petunjuk permainan, dan 8 tempat permainan logika. c. Persamaan pada penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu, menggunakan subyek anak-anak dan pemberian materi mengenai gizi seimbang yang mengarah pada pola makan seimbang bagi anak-anak. d. Perbedaan pada penelitian ini yaitu pada lokasi tempat penelitian, metode penelitian, dan media yang digunakan. Lokasi pada penelitian ini dilakukan di Surabaya, metode penelitian menggunakan metode observasi dengan metode wawancara, dan media yang digunakan berupa alat permainan berupa Board Game. Sedangkan, penulis memilih lokasi penelitian di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, metode

7 penelitian menggunakan quasi experimental dimana bentuk desain yang dipakai adalah desain one group pre test post test, dan media yang akan digunakan berupa media audiovisual, metode ceramahdenganalat bantu dan metode ceramahtanpaalat bantu. 2. Setiyowati (2011) dalam penelitian berjudul Efektifitas Media Audiovisual Pada Pendidikan Personal Hygiene Terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswa SD Negeri Pusmalang, Wukirsari, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. a. Jenis penelitian ini menggunakan metode pra-eksperimen dengan one group pretest-posttest. b. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan media audiovisual dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang personal hygiene serta mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap anak tentang personal hygiene sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan media audiovisual pada siswa SD Negeri Pusmalang, Wukirsari, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. c. Persamaan pada penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu, menggunakan subyek anak SD, metode penelitian menggunakan quasi experimental dimana bentuk desain yang dipakai adalah desain one group pre test post test, media yang digunakan berupa media audiovisual, dan variabel terikat berupa pengetahuan dan sikap siswa SD. d. Perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu pada lokasi tempat penelitian dan materi pembelajaran yang

8 diberikan. Lokasi pada penelitian ini dilakukan di SD Negeri Pusmalang, Wukirsari, Cangktringan, Sleman, Yogyakarta, materi pembelajaran mengenai personal hygiene. Sedangkan, penulis memilih lokasi penelitian di SD Negeri Nogopuro, SD Negeri Gambiranom, dan SD Negeri Deresan, ketiga SD Negeri ini berada di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. 3. Abdullah (2007) dalam penelitian berjudul Pengaruh Penyuluhan Dengan Media Audio Visual Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Ibu Balita Gizi Kurang / Buruk Di Kabupaten Kota Waringin Barat Propoinsi Kalimantan Tengah a. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen semu (quasi experimental) dengan melakukan pre test post test, dengan kontrol dan group design (random allocation). b. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu balita yang mengikuti penyuluhan dengan media audiovisual, modul, dan kontrol dan mengetahui tingkat perbedaan peningkatan tersebut antara sebelum dan sesudah intervensi. c. Persamaan pada penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu, menggunakan metode penelitian quasi experimental dimana bentuk desain yang dipakai adalah desain one group pre test post test, media yang digunakan berupa media audiovisual, dan variabel terikat berupa pengetahuan, sikap, dan perilaku. d. Perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu pada lokasi tempat penelitian, subyek penelitian, dan materi

9 penyuluhan yang diberikan. Lokasi pada penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kotawaringin Barat Propinsi Kalimantan Tengah, subyek penelitian yang digunakan merupakan ibu balita dengan gizi kurang dan buruk, materi penyuluhan mengenai gizi untuk menangani gizi kurang dan buruk. Sedangkan, penulis memilih lokasi penelitian di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, subyek penelitian adalah siswa sekolah dasar, dan materi yang diberikan mengenai gizi seimbang.