PENGARUH SENAM ERGONOMIS TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI PADA LANSIA DENGAN OSTEOARTRITIS DI PSTW PUSPAKARMA MATARAM

dokumen-dokumen yang mirip
Eva Marvia, Nia Firdianty, IGA Mirah Adhi Staf Pengajar STIKES Mataram ABSTRAK

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.

PERBEDAAN TINGKATAN NYERI DISMENORE DENGAN PERLAKUAN KOMPRES HANGAT PADA MAHASISWI DI STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN. Fifi Hartaningsih, Lilin Turlina

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Mila Nadi Rozako, Rusianah, Nuniek Nizmah F, Siska Yuliana Prodi S1 Keperawatan STIKES Pekajangan Pekalongan

STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

Evangeline Hutabarat dan Wiwin Wintarsih. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian nomor 1 dinegaranegara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Wa Ode Yuliastri 1* STIKES Mandala Waluya Kendari, Indonesia *

PENGARUH RENDAM KAKI MENGGUNAKAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA BENDUNGAN KECAMATAN KRATON PASURUAN

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: usia pertengahan (middle age) adalah tahun, lanjut usia

TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dilihat dari data Departemen Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. periode dewasa akhir atau usia tua. Lansia merupakan bagian dari anggota

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

: Lansia Dengan Hipertensi, Melakukan Gerakan Shalat

EFEKTIFITAS SENAM JANTUNG TERHADAP PERUBAHAN STATUS TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI PADA PENGHUNI RUMAH TAHANAN KLAS IIB PRAYA LOMBOK TENGAH ABSTRAK

PENGARUH TEHNIK RELAKSASI TERHADAP RESPON ADAPTASI NYERI PADA PASIEN APENDEKTOMI

BAB I PENDAHULUAN. hingga kematian. Proses menua berlangsung secara alamiah dalam tubuh yang

Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

BAB I PENDAHULUAN diperkirakan lansia menjapai 11,4% dari total jumlah penduduk atau

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG

Pengaruh Range of Motion (ROM) terhadap nyeri sendi pada lansia

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP INTENSITAS NYERI PUNGGUNG IBU HAMIL TRIMESTER

BAB 1 PENDAHULUAN. perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki, mengganti, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. organ dan jaringan tubuh terutama pada sistem muskuloskeletal dan jaringan

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE

Pengaruh Pendidikan Kesehatan 1

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis (Maramis, 2009). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. tahun dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2000, jumlah

INFOKES, VOL. 3 NO. 1 Februari 2013 ISSN :

Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners

PERBEDAAN SKALA NYERI PADA IBU INPARTU KALA I FASE AKTIF DENGAN MASASE PUNGGUNG DAN TANPA MASASE PUNGGUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

Jurnal Kesehatan Kartika 7

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semua pasien yang dirawat di rumah rakit setiap tahun 50%

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (lansia) adalah kelompok usia 60 tahun ke atas dan mengalami perubahan

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak

PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

SAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang berusia di atas 60 tahun (UU 13

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

BAB l PENDAHULUAN. yang merasakan nyeri merasa tertekan atau menderita dan mencari upaya

BAB I PENDAHULUAN. fisilogis organ tubuhnya (Wahyunita, 2010). Banyak kelainan atau penyakit

Jurnal Harapan Bangsa Vol. 1 No. 1, Juli 2013

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

BAB I PENDAHULUAN. menghilangnya secara perlahan lahan kemampuan jaringan lunak untuk. memperbaiki kerusakan yang dideritanya disebut menua aging

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

PENGARUH TEKNIK MANAJEMEN STRESS TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRESS PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PUSPAKARMA MATARAM ABSTRAK

PENGARUH TERAPI WILLIAM FLEXION EXERCISE TERHADAP NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA LANSIA DI PANTI WERDHA MOJOPAHIT MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. fisik, terjadi perubahan karakteristik jenis kelamin sekunder menuju kematangan seksual

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri merupakan fenomena yang universal dan kebebasan dari nyeri

Adelima C R Simamora Jurusan Keperawatan Poltekkes Medan. Abstrak

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN *Dewiyusrianti Lina

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR

PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. menstruasinya semakin mendekat. Keadaan ini tidak selalu terjadi pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Sewon, Bantul, Yogyakarta.

PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang. akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan

KOMPRES HANGAT MENURUNKAN NYERI PERSENDIAN OSTEOARTRITIS PADA LANJUT USIA

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan

The 7 th University Research Colloqium 2018 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. maupun mental. Akan tetapi, olahraga yang dilakukan tanpa mengindahkan

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto Prosedur Penelitian dan Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

JURNAL. Vira Julyanatien Igirisa, Rany Hiola, Nasrun Pakaya Jurusan Keperawatan, FIKK UNG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Nyeri pada penderita artritis reumatoid adalah gejala yeng sering

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai waktu dan umur (Irianto, 2014). Penyakit degeneratif. dan tulang salah satunya adalah asam urat (Tapan, 2005).

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN SENAM LANSIA DAN KEKAMBUHAN NYERI SENDI PADA LANSIA PENDERITA ARTHRITIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang

STUDI DESKRIPTIF PEMBERIAN OKSIGEN DENGAN HEAD BOX TERHADAP PENINGKATAN SATURASI OKSIGEN PADA NEONATUS DI RUANG PERINATALOGI RSI KENDAL ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

PENGARUH PELATIHAN PIJAT BAYI TERHADAP PRAKTIK PIJAT BAYI OLEH IBU DI KECAMATAN KUTOARJO PURWOREJO

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun

Abstrak. Kata kunci: nyeri pinggang bawah, kompres hangat, lansia. Abstract

Nora Haryani, Gambaran Pengetahua

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, dan tingkat pendapatan semakin meningkat. Salah satu penanda

Transkripsi:

PENGARUH SENAM ERGONOMIS TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI PADA LANSIA DENGAN OSTEOARTRITIS DI PSTW PUSPAKARMA MATARAM Ni Made Sumartywati, Sukardin, Febriati Astuti Star Pengajar STIKES Mataram ABSTRAK Jumlah lansia Indonesia mencapai jumlah 28 juta jiwa pada tahun 2012 dan angka ini akan terus bertambah setiap tahunnya. Salah satu penyakit yang sering diderita oleh lansia adalah osteoarthritis dimana salah satu gejala utama pada penyakit osteoarthritis adalah adanya gangguan rasa nyeri. Lebih dari 85% lansia usia >65 tahun terkena osteoartritis. Di Panti Sosial Tresna Werdha Puspakarma Mataram terdapat 62 lansia atau 87.3% mengalami osteoartritis dari total keseluruhan lansia. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Pra Eksperimen dengan rancangan penelitian One Group Pre Test-Post Test with control group desaign. Populasi pada penelitian ini adalah lansia yang mengalami osteoartritis di Panti Sosial Tresna Werdha Puspakarma Mataram. Teknik sampling menggunakan teknik purposive sampling dengan Jumlah sampel 54 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dengan skala nyeri bourbanis. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisa dengan rumus T-test berpasangan untuk menentukan pengaruh perlakuan dengan taraf sigifikan 5%. Pada penelitian ini didapatkan hasil nilai T hitung 5.0397 dan nilai T Tabel 2.006 jadi didapatkan T Hiting > T Tabel (5.0397 > 2.006). dengan interpretasi demikian maka ada pengaruh senam ergonomis terhadap penurunan skala nyeri pada lansia dengan osteoartritis di Panti Sosial Tresna Werdha Puspakarma Mataram. Kesimpulan dari penelitian ini ada pengaruh signifikan dilakukanya senam ergonomis dengan penurunan skala nyeri pada lansia dengan osteoarthritis di Panti Sosial Tresna Werdha Puspakarma Mataram. Jadi diharapkan agar lansia melakukan senam ergonomis untuk mengurangi nyeri yang dirasakan pada penderita osteoartritis. Kata Kunci : Lansia, Nyeri Osteoartritis, Senam Ergonomis PENDAHULUAN Peningkatan jumlah lansia merupakan suatu indikator keberhasilan proses pembangunan yaitu meningkatnya usia harapan hidup. Meningkatnya usia harapan hidup menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat jumlah lansia Indonesia mencapai jumlah 28 juta jiwa pada tahun 2012 (Depkes, 2012 ; BPS, 2012). Badan Pusat Statistik NTB Tahun 2012 menyebutkan bahwa jumlah lansia yang berusia di atas 60 tahun yang ada di NTB sebanyak 236.051 jiwa, sedangkan 73.000 lansia untuk wilayah kota mataram (BPS NTB 2012). Pengaruh proses penuaan menimbulkan berbagai masalah baik secara fisik, mental maupun sosial

ekonomi. Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki usia lanjut akan mengalami penurunan. Dengan semakin bertambahnya usia, lansia akan mengalami penurunan fungsi organ sehingga rentan terkena berbagai macam penyakit. Salah satu perubahan fisik yang dialami lansia adalah menurunnya elastisitas dan fleksibilitas persendian contohnya pada lansia dengan penyakit degeneratif yaitu osteoartritis (Hutapea, 2005). Berdasarkan studi pendahuluan di Panti Sosial Tresna Werdha Puspakarma Mataram di tahun 2014, jumlah lansia yang ada sebanyak 71 lansia, 62 (87,3%) orang lansia diantaranya menderita osteoartritis. Terapi latihan merupakan salah satu bentuk penatalaksanaan non farmakologi dengan tujuan untuk mempertahankan posisi sendi yang optimal, mengurangi edema, merangsang reflex fleksi ekstensi dan persiapan untuk latihan aktif apabila fase akut terlewati. Terapi latihan yang dimaksud adalah Senam Ergonomis. (Cyntia Yaputri, 2005). Gerakan-gerakan senam ergonomis merupakan gerakan yang sesuai dengan kaidah-kaidah penciptaan tubuh dan gerakan ini diilhami dari gerakan sholat. Senam ergonomis merupakan senam yang dapat langsung membuka, membersihkan, dan mengaktifkan seluruh sistem-sistem tubuh seperti sistem kardiovaskuler, kemih, reproduksi (Wratsongko, 2006). Senam ergonomis ini bermanfaat bagi penderita osteoartritis karena senam ergonomis ini memicu sekresi hormon endorpin yang dapat mengurangi nyeri pada penderita osteoartritis. Berdasarkan latarbelakang diatas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh senam ergonomis terhadap penurunan skala nyeri pada lansia dengan osteoartritis di PSTW Puspakarma Mataram. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Lansia Dengan Osteoartritis Di PSTW Puspakarma Mataram?. Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi skala nyeri pada lansia dengan osteoartritis sebelum diberikan senam ergonomis. 2. Mengidentifikasi penurunan skala nyeri pada lansia dengan osteoartritis setelah diberikan senam ergonomis. 3. Menganalisa pengaruh senam ergonomis terhadap penurunan skala nyeri pada lansia dengan osteoartritis di panti sosial tresna werdha puspakarma Mataram.

METODE PENELITIAN Populasi, Sampel dan Sampling Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen dengan rancangan penelitian One Group Pre Test-Post Test with control group desaign Yaitu mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subyek. Kelompok subyek diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah intervensi (Nursalam, 2003) Bentuk eksperimen yang dilakukan dalam penelitian ini adalah peneliti menerapkan Senam Ergonomis yang terdiri dari 1 gerakan pembuka dan 5 gerakan fundamental yaitu gerakan lapang dada, tunduk syukur, duduk perkasa, duduk pembakaran, berbaring pasrah. Populasi & Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia yang mengalami Osteoartritis di PSTW Puspakarma Mataram sebanyak 62 orang (tahun 2014) yang merupakan data hasil studi pendahuluan di PSTW Puspakarma Mataram. Penelitian ini menggunakan tehnik sampling purposive sampling, sehingga sampelnya adalah lansia mengalami Osteoartritis di Panti Sosial Tresna Werdha Puspakarma Mataram sebanyak 54 orang dengan intensitas nyeri sedang. Instrumen Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi yang digunakan berupa checklist yang sesuai dengan indikator dari skala nyeri Bourbanis. Analisa Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis data eksperimen untuk mengetahui pengaruh terapi tertawa terhadap perubahan tekanan darah pada lansia hipertensi di PSTW Puspakarma Mataram dengan menggunakan uji t-test pada taraf signifikan 0,05(5%). HASIL PENELITIAN Karateristik Tingkat Nyeri responden sebelum diberikan senam ergonomis (pre test). No Klasifikasi Perlakuan Kontrol Jumlah Presentas Jumlah Tingkat Nyeri Presentase e 1 Nyeri Ringan 9 33,33 11 40,74 2 Nyeri Sedang 18 66,66 16 59,25 3 Nyeri Berat 0 0 0 0 Total 27 100% 27 100% Karateristik Tingkat Nyeri responden setelah diberikan senam ergonomis (post test). No Klasifikasi Perlakuan Kontrol Jumlah Presentas Jumlah Tingkat Nyeri Presentase e 1 Nyeri Ringan 23 85,18 12 44,44 2 Nyeri Sedang 4 14,81 15 55,55 3 Nyeri Berat 0 0 0 0 Total 27 100% 27 100%

Analisa pengaruh senam ergonomis terhadap penurunan skala nyeri pada lansia dengan osteoartritis dengan menggunakan hitung manual t-test. Hasil analisa menunjukan nilai signifikansi pengaruh = 0,025 dengan mengunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi ɑ = 5% (0,05 > 0,025) didapatkan nilai t tabel 2,006. Hasil uji manual didapatkan t hitung 5,0397 artinya t hitung lebih besar dari t tabel (5,0397>2,006) yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada pengaruh senam ergonomis terhadap penurunan skala nyeri pada lansia dengan osteoartritis. Pembahasan 1. Identifikasi tingkat nyeri sebelum pemberian senam ergonomis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat nyeri pada kelompok kontrol(pre test) dan pada kelompok perlakuan sebelum diberikan senam ergonomis paling banyak responden mengalami nyeri dengan kategori tingkat nyeri sedang dan paling sedikit dengan kategori nyeri berat. Pada saat melakukan observasi, responden menunjukkan kriteria nyeri yang sesuai dengan tingkat nyeri sedang dengan skala 4-6. Dimana kriteria-kriteria tersebut seperti secara obyektif responden mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik. Nyeri merupakan kondisi fisik berupa perasaan yang tidak menyenangkan, bersifat sangat subyektif, karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala dan tingkatannya. Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual maupun potensial (Smeltzer, 2001). Berdasarkan tabel 1.1 juga terlihat bahwa hampir seluruh responden mengalami nyeri sedang. Hal ini dikuatkan oleh pendapat Potter & Perry (2005) dalam Fundamental Keperawatan, dimana kemungkinan berhubungan dengan tipe nyeri yang terjadi pada daerah sendi tersebut, yang termasuk nyeri kronis bila klien sudah pernah merasakan nyeri sebelumnya dan berlangsung selama lebih dari 6 bulan. Adanya pengalaman nyeri sebelumnya memengaruhi sistem kognitif-evaluatif klien yang kemudian membantu seseorang menginterpretasikan intensitas dan kualitas nyeri sehingga dapat melakukan suatu tindakan pada saat nyeri berikutnya. Faktor-faktor psikologis dan kognitif berinteraksi dengan faktor neurofisiologis dalam

mempersepsikan nyeri, diantaranya adalah pengalaman masa lalu dengan nyeri, usia, budaya, ansietas, makna nyeri dan gaya koping dan jenis kelamin. Nyeri yang timbul merupakan tanda peringatan bahwa terjadi kerusakan jaringan, sehingga nyeri merupakan mekanisme fisiologis yang bertujuan untuk melindungi diri dan harus menjadi pertimbangan utama keperawatan saat mengkaji nyeri. 2. Identifikasi tingkat nyeri setelah pemberian senam ergonomis. Tabel 1.2 menunjukkan bahwa tingkat nyeri pada kelompok kontrol (post test) dan pada kelompok perlakuan setelah diberikan senam ergonomis paling banyak dengan kategori tingkat nyeri ringan dan paling sedikit dengan kategori nyeri berat, pada kelompok kontrol paling banyak dengan kategori tingkat nyeri sedang dan paling sedikit dengan kategori nyeri berat. Hal ini menunjukkan bahwa senam ergonomis merupakan aktivitas atau olahraga yang dapat dilakukan untuk menurunkan tingkat nyeri bagi penderita osteoartitis, terdapat perbedaan penurunan tingkat nyeri setelah melakukan senam ergonomis pada lansia dengan osteoartritis, dari pada lansia yang tidak melakukan senam ergonomis. Dimana rata-rata penurunan tingkat nyeri pada lansia yang melakukan senam egronomis lebih besar dari pada lansia yang tidak melakukan senam egronomis. Menurut Wratsongko (2006), senam ergonomis merupakan senam yang dapat langsung membuka, membersihkan, dan mengaktifkan seluruh sistem-sistem tubuh seperti sistem kardiovaskuler, kemih, reproduksi, persendian tulang (osteoartritis dan low back pain). Senam ergonomis ini bermanfaat bagi penderita osteoartritis, karena senam ergonomis ini memicu sekresi hormon endorpin yang dapat mengurangi rasa nyeri pada penderita osteoartritis. Senam ergonomis merupakan aktivitas atau olahraga yang dapat dilakukan bagi penderita osteoartritis. Karena gerakan pada senam ergonomis ini cukup efektif, efisien dan tidak memberatkan atau melelahkan bagi penderita osteoartritis (Sagiran, 2012). 3. Analisa pengaruh senam ergonomis terhadap penurunan skala nyeri pada lansia dengan osteoartriti Hasil analisa data menunjukan nilai signifikansi pengaruh = 0,025 dengan mengunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi ɑ = 5% (0,05 > 0,025) didapatkan nilai t tabel 2,006. Hasil uji manual didapatkan t hitung 5,0397 artinya t

hitung lebih besar dari t tabel (5,0397>2,006) yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima ada pengaruh senam ergonomis terhadap penurunan skala nyeri pada lansia dengan osteoarthritis. Hal ini dapat di jelaskan bahwa senam ergonomis merupakan latihan fisik atau salah cara untuk menurunkan tingkat nyeri pada lansia dengan osteoartritis. semakin sering lansia melakukan senam ergonomis, maka akan semakin besar mengurangi tingkat nyeri. Nyeri sendi yang dialami oleh lansia yang mengalami osteoartritis menyebabkan kesalahan dalam pembentukan jaringan ikat sendi, degenerasi, dan hipertrofi tulang atau pertumbuhan tulang berlebih dalam bentuk taji atau tonjolan tulang. Bagian-bagian tonjolan-tonjolan tulang ini atau kartilago yang remuk masuk ke dalam cairan sinovial dan menyebabkan nyeri. Kartilago artikuler akan terus memburuk, ujung tulang akan saling bergesekan satu sama lain sehingga menyebabkan rasa sakit dan membengkak menjadi gejala yang lebih banyak dialami oleh pasien (Reeves, 1999). Gerakan pada senam ergonomis tidak seperti yoga atau gerakan fitness lainnya yang lebih rumit dan lebih melelahkan. Gerakan senam ergonomis ini merupakan gerakan yang umum dilakukan seharihari oleh setiap orang karena dasar dari senam ergonomis ini adalah setiap orang pasti mampu melakukannya walaupun dilakukan oleh orang yang baru pertama kali melakukan gerakan senam ini, namun tidak akan menimbulkan efek samping, baik pada saat melakukan gerakan atau pada saat setelah melakukan gerakan senam ergonomis ini (Wratsongko, 2006). Senam ergonomis ini juga bermanfaat mempertahankan posisi sendi yang optimal, mengurangi edema,dan merangsang reflek fleksi dan ekstensi bagi orang yang menderita osteoartritis (Sagiran, 2012). Kesimpulan 1. Skala nyeri sebelum pemberian senam ergonomis pada lansia dengan osteoartritis, pada kelompok perlakuan paling banyak dengan kategori tingkat nyeri sedang (18 responden/66,66%), pada kelompok kontrol tingkat nyeri paling banyak dengan kategori sedang (16 responden/59,25%)(lampiran 8). 2. Skala nyeri setelah pemberian senam ergonomis pada lansia dengan osteoartritis, pada kelompok perlakuan paling banyak dengan kategori tingkat nyeri ringan (23 responden/85,18%), pada kelompok kontrol paling banyak

dengan kategori tingkat nyeri sedang (15 responde/55,55%)(lampiran 8). 3. Terdapat pengaruh senam ergonomis terhadap penurunan skala nyeri pada lansia dengan osteoartritis dengan nilai signifikansi pengaruh = 0,025 dengan mengunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi ɑ = 5% (0,05 : 2 = 0,025) didapatkan nilai t tabel 2,006. Hasil uji statistik paired t didapatkan t hitung 5,0397. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharni. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktikum. Jakarta: Rineka Cipta Brunner dan Sudarth, 2002 Essentials of Oral Histology And Embryology: A Clinical Aproach. 3 ed. By Mosby, Inc. Hal 177-183. Darmawan, 2008 Ragam dan Khasiat Tanaman Obat. Cet.1. Jakarta: Agro Media Pustaka.Hal 71-78. Davis, 2000 Reccurent AphthousStomatitis. Departement of Oral Medicine, Pathology, Oncology, University of Michigan, School of Dentistry, Ann Arbor, Michigan USA Hasan, M. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia Hidayat,A.A, Uliyah, M. 2004. Buku saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC Hidayat, A.A. 2005. Kebutuhan Dasar manusia. Jakarta: EGC Jatnika dan saptoningsih, 2009. Meraup Laba dari Lidah Buaya. Jakarta: Agro Media Pustaka.Hal 1-26. Jane Scrivner, 2007. Water Detox Total Healty & Beauty in 8 Easy Steps, PT Gramedia Pustaka Utama. Jayani, 2013.Pemanfaatan Kompres Ekstrak Lidah Buaya Pada Pasien Phlebitis Untuk Mengurangi Biaya Perawatan Di Rumah Sakit. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum. Jombang Kusyati, Eni. 2006. Keterampilan dan Prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar. Jakarta: EGC Mansjoer, Arif, dkk, 2000. Kapita selekta kedokteran, Edisi 3 Jilid 1. Jakarta: media Aesculapius Margono. 2004. Metodologi Penelitian untuk Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrument Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta Oktara,2013.http://nandagokilz1.wordpres s.com/2013/02/07/klasifikasidan-morfologi-tanaman-lidahbuaya-aloe-vera-l.html Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan

Konsep proses dan Praktik Edisi 4 Volume 2. Jakarta: EGC Price, Silvia Anderson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis proses-proses pengkajian. Jakarta: EGC Prasetyo, SN. 2010. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta: Graha ilmu Sandra M, Nettina. 2001. Pedoman Praktik keperawatan. Jakarta: EGC Santoso, 2008 Ragam dan Khasiat Tanaman Obat. Cet.1. Jakarta: Agro Media Pustaka.Hal 71-78. Smeltzer, S dan Bare, B. 2001. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart. Jakarta: EGC Setiadi. 2007. Konsep & Penulisan Riset Keperawatan, Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu Simanjuntak, 1996. Botani Lidah Buaya, Bogor. 5 7. Sugiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Tamsuri, Anas. 2006. Konsep & Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC