PENGARUH STASIUN PERALIHAN ANTARA TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KECAMATAN TAMBAKSARI, SURABAYA

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Stasiun Peralihan Antara Terhadap Pengelolaan Sampah Permukiman di Kecamatan Tambaksari, Surabaya

EVALUASI SISTEM PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANDA RAYA, JAYA BARU DAN MEURAXA KOTA BANDA ACEH

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA MANGGAR KOTA BALIKPAPAN

EVALUASI KAPASITAS LAHAN TPA LADANG LAWEH DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN MENUJU PENERAPAN SISTEM CONTROLLED LANDFILL

EVALUASI PENGANGKUTAN SAMPAH DAN PENGEMBANGAN SARANA PERSAMPAHAN DI KOTA PALANGKA RAYA

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang

KAJIAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN MATARAM

PENGELOLAAN SAMPAH DI KAWASAN PURA BESAKIH, KECAMATAN RENDANG, KABUPATEN KARANGASEM DENGAN SISTEM TPST (TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU)

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

PROPOSAL PROYEK AKHIR. Yayuk Tri Wahyuni NRP Dosen Pembimbing Endang Sri Sukaptini, ST. MT

KAJIAN PENGADAAN DAN PENERAPAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPST) DI TPA km.14 KOTA PALANGKA RAYA

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ

Kata kunci : Sampah, Reduksi, daur ulang, kawasan komersial dan Malioboro

Pengelolaan Emisi Gas pada Penutupan TPA Gunung Tugel di Kabupaten Banyumas. Puji Setiyowati dan Yulinah Trihadiningrum

EVALUASI DAN OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA SUNGAI ANDOK KOTA PADANG PANJANG

PENGELOLAAN EMISI GAS PADA PENUTUPAN TPA GUNUNG TUGEL DI KABUPATEN BANYUMAS

TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH SEMESTER GANJIL 2016/2017

Perencanaan Material Recovery Facility Di Kecamatan Kedungkandang Kota Malang

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY KECAMATAN ARJASA, KABUPATEN JEMBER MATERIAL RECOVERY FACILITY DESIGN FOR ARJASA DISTRICT, JEMBER REGENCY

Tingkat Pelayanan Pengangkutan Sampah di Rayon Surabaya Pusat

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA STUDY ON HOUSEHOLD HAZARDOUS WASTE MANAGEMENT AT WONOKROMO DISTRICT SURABAYA

SONNY SAPUTRA PEMBIMBING Ir Didik Bambang S.MT

EVALUASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MALANG

EVALUASI UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA MARTAPURA DARI SEGI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN

ANALISIS PENGELOLAAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN KLUNGKUNG KABUPATEN KLUNGKUNG

Timbulan dan Pengurangan Sampah di Kecamatan Klojen Kota Malang

Studi Timbulan Komposisi Dan Karakteristik Sampah Domestik Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN ASET DI KABUPATEN KARAWANG

Kata Kunci : sampah, angkutan sampah, sistem angkut sampah

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU LAHUNDAPE KECAMATAN KENDARI BARAT KOTA KENDARI

Pengaruh Reduksi Sampah di Tempat Penampungan Sementara (TPS) terhadap Produksi Gas Rumah Kaca di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Kota Madiun

BAB III METODE PERENCANAAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

Karakteristik dan Komposisi Sampah di TPA Buku Deru-Deru, Takome Kota Ternate dan Alternatif Pengelolaannya

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KABUPATEN GIANYAR

PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KAWASAN PERDESAAN KABUPATEN PONOROGO ( STUDI KASUS KECAMATAN BUNGKAL )

Kata kunci : manajemen sampah, sistem pengangkutan, Kecamatan Tabanan dan Kecamtan Kediri, kebutuhan armada pengangkut sampah

PENGEMBANGAN FASILITAS PENGOLAHAN SAMPAH DI KECAMATAN KELAPA DUA KABUPATEN TANGERANG

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH B3 RUMAH TANGGA DI KECAMATAN TANDES KOTA SURABAYA

Kajian Timbulan Sampah Domestik di Kelurahan Sukamenak Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH SEMESTER GANJIL 2015/2016

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA

EVALUASI PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA SEGAWE KABUPATEN TULUNGAGUNG MENUJU SANITARY LANDFILL

Metoda Pemindahan dan Pengangkutan

PERENCANAAN TEKNIS OPERASIONAL PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KECAMATAN JATIASIH, KOTA BEKASI

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA)

EVALUASI SISTEM PEMROSESAN AKHIR SAMPAH DI TPA LADANG LAWEH KABUPATEN PADANG PARIAMAN MENUJU CONTROLLED LANDFILL

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MAUMERE

KAJIAN PENINGKATAN UMUR PAKAI TPA TANAH GROGOT DAN PEMANFAATAN SAMPAH DI KECAMATAN TANAH GROGOT KABUPATEN PASER PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

EVALUASI PELAYANAN PERSAMPAHAN DENGAN OPTIMASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MEMPAWAH

KATA PENGANTAR. Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

PERINGATAN HARI LINGKUNGAN HIDUP

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY SECARA MANUAL DI TPA BULUSAN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN GAYUNGAN SURABAYA STUDY ON HOUSEHOLD HAZARDOUS WASTE MANAGEMENT IN GAYUNGAN DISTRICT, SURABAYA

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

MAKALAH SEMINAR DAN MUSYAWARAH NASIONAL MODEL PERSAMAAN MATEMATIS ALOKASI KENDARAAN ANGKUTAN SAMPAH BERDASARKAN METODE PENGGABUNGAN BERURUT OLEH :

Jurusan Teknik Planologi Fakultas Teknik Universitas Pasundan Bandung 2013 Jl. Dr Setiabudhi No 193 Tlp (022) Bandung

BAB III METODE PERENCANAAN

EVALUASI PENGELOLAAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH (TPA) GUNUNG PANGGUNG DI KABUPATEN TUBAN MENUJU SISTEM SANITARY LANDFILL

POTENSI EKONOMI TIMBUNAN SAMPAH DI TPA NGIPIK KABUPATEN GRESIK

MODEL OPTIMASI ALOKASI PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN PENDEKATAN INEXACT FUZZY LINEAR PROGRAMMING ( STUDI KASUS: PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MALANG )

Pengelolaan Sampah Organik Rumah Pemotongan Hewan, Industri Tahu, Peternakan, dan Pasar di Kecamatan Krian, Kabupaten. Sidoarjo.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas.

PROSIDING SEMINAR NASIONAL HARI LINGKUNGAN HIDUP 2011 ISBN

1. Pendahuluan ABSTRAK:

Analisis Sistem Pengangkutan Sampah di Wilayah Surabaya Utara

STUDI EMISI KARBON DARI SAMPAH PEMUKIMAN DENGAN PENDEKATAN METODE US-EPA DAN IPCC DI KECAMATAN TEGALSARI SURABAYA PUSAT

KRITERIA, INDIKATOR DAN SKALA NILAI FISIK PROGRAM ADIPURA

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY DI KECAMATAN SUKOLILO- SURABAYA

INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO. Oleh: Chrisna Pudyawardhana. Abstraksi

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR DI KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAEN

Tersedia online di : Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 1 (2016)

ANALISIS KEBUTUHAN TRUK SAMPAH DI KECAMATAN DENPASAR UTARA. Oleh : I Ketut Gd Yoga Satria Wibawa NIM:

POTENSI PEMANFAATAN SAMPAH PASAR DAN SENTRA MAKANAN DI KECAMATAN SIDOARJO KABUPATEN SIDOARJO

TPST Piyungan Bantul Pendahuluan

BANTAENG, 30 JANUARI (Prof. DR. H.M. NURDIN ABDULLAH, M.Agr)

Sistem Pengangkutan Sampah Berdasarkan Kapasitas Kendaraan Pengangkut dan Kondisi Kontainer Sampah di Surabaya Barat

PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU PERUMAHAN KOTA CITRA GRAHA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB III METODE PERECANAAN. 7044`55011`` sampai 8026`35045`` Lintang Selatan. 3.2 Lokasi

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Tempat Pembuangan Akhir Pasir Sembung

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Potensi Daur Ulang dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo

BAB III STUDI LITERATUR

Kata kunci: pengangkutan sampah, ritase, cakupan pelayanan.

BAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK. menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan plastik kemudian

PENGOLAHAN SAMPAH MINGGU 3 SAMPLING TIMBULAN. Disiapkan oleh: Bimastyaji Surya Ramadan - Institut Teknologi Yogyakarta -

BAB 4. HASIL YANG DICAPAI. 4.1 Proyeksi Timbulan Sampah dan Perkiraan Masa Layanan TPA Muara Fajar Kota Pekanbaru

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Batasan Masalah...

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG

PERAN SEKTOR INFORMAL DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA BANYUROTO, KULON PROGO

BAB IV INVENTARISASI STUDI PERSAMPAHAN MENGENAI BIAYA SPESIFIK INVESTASI

PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH KAWASAN KECAMATAN JEKULO-KUDUS

Potensi Penerapan Pengelolaan Sampah Permukiman Berbasis 3R di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang

Optimisasi pengalokasian sampah wilayah ke tempat pembuangan sementara (TPS) di Kota Surakarta dengan model integer linear programming

Rute Pengangkutan Eksisting Kendaraan Arm Roll Truck

Transkripsi:

PENGARUH STASIUN PERALIHAN ANTARA TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KECAMATAN TAMBAKSARI, SURABAYA THE EFFECTS OF TRANSFER STATION ON RESIDENTIAL SOLID WASTE MANAGEMENT IN TAMBAKSARI DISTRICT, SURABAYA Nurul Setiadewi 1) dan Welly Herumurti 2) Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Sukolilo, Surabaya Email: 1) nurul.setiadewi@gmail.com; 2) wellyherumurti@yahoo.com Abstrak: Penanganan sampah dapat dilakukan dengan menyediakan prasarana dan sarana untuk memelihara serta mengevaluasi penanganan sampah. Salah satu sarana penanganan sampah adalah Stasiun Peralihan Antara (SPA). SPA berperan dalam mereduksi volume sampah, sehingga mampu mengurangi ritasi pengangkutan sampah ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Penelitian yang bertujuan untuk menganalisis kondisi eksisting sistem pengelolaan SPA Rangkah ini, dilakukan melalui pengukuran timbulan dengan mencatat jumlah sampah dan area yang dilayani setiap gerobak pengumpul, dan karakteristik sampah yang meliputi densitas sampah dan faktor kompaksi di SPA, serta identifikasi pola pengangkutan sampah menuju TPA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi eksisting sistem pengelolaan sampah di SPA Rangkah belum sesuai dengan peraturan Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2013. SPA Rangkah hanya melakukan proses reduksi volume dengan proses pemadatan sampah. Persentase layanan SPA terhadap Kecamatan Tambaksari sebesar 26 %, dengan jumlah timbulan sampah sebesar 20,45 ton/hari. Fasilitas SPA dapat mereduksi volume sampah sebesar 66 %. Densitas sampah setelah dipadatkan dan densitas sampah dari gerobak pengumpul masing-masing sebesar 0,8 ton/m 3 dan 0,29 ton/m 3, sehingga faktor kompaksi sampah di SPA sebesar 2,9. Pola pengangkutan sampah dari SPA Rangkah ke TPA Benowo menggunakan metode Hauled Container System (HCS), dengan jumlah ritasi pengangkutan sebanyak 3-4 rit/hari. Kata kunci: karakteristik, pengelolaan sampah, stasiun Peralihan Antara, timbulan, Abstract: Solid waste management can be done by providing the infrastructure and facility to maintain and evaluate. One of solid waste management facilities is a transfer station. The function of transfer station is to reduce the volume of solid waste, so it is able to reduce the trip of solid waste transportation to landfill area. The study which is aimed to analyze the existing condition of transfer station management system, was carried out by measuring solid waste generation rate by noted the waste generation and the area which is served by handcart, and characteristics of solid waste include density and compaction factor in transfer station, also identification of solid waste transportation system to landfill area. The results showed that the existing condition of transfer station management system which have not been appropriate with the guideline of the Ministry of Public Works 2013. Rangkah transfer station is only processing the volume of solid waste with using compaction. The percentage of transfer station service area on Tambaksari District is 26 %, with the solid waste generation is 20,45 tons/day. Transfer station facility could reduce the volume of solid waste by 66 %. Density of solid waste in the handcart and compacted solid waste each 0,29 tons/m 3 and 0,8 tons/m 3, so compaction factor in Rangkah transfer station was 2,9. The solid waste transportation system from Rangkah transfer station to landfill area based on Hauled Container System (HCS) method, with the trip of transportation was 3-4 trips/day. Keywords: characteristic, solid waste management, transfer station, generation. 1

PENDAHULUAN Populasi penduduk kota Surabaya pada tahun 2012 meningkat sekitar 5% dari jumlah penduduk tahun 2011, yakni sebanyak 3.104.584 jiwa. Kepadatan penduduk kota Surabaya pada tahun 2012 adalah sebesar 417,586 jiwa/km 2 (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, 2012). Hal ini linier dengan jumlah timbulan sampah yang dihasilkan kota Surabaya. Menurut data Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya (2012), bahwa jumlah timbulan sampah rata-rata per hari di Kota Surabaya adalah sebesar 8.904,82 m 3. Sampah yang dihasilkan berasal dari kegiatan rumah tangga dan sejenis rumah tangga. Komposisi sampah Kota Surabaya terdiri atas sampah basah 71,96%, kertas dan kardus 5,35%, plastik 12,94%, diapers 4,71%, kabel 0,03%, kayu 0,89%, logam 0,24%, kaca/gelas 0,92%, karet/kulit 0,58%, kain 1,94%, kaleng aluminium 0,08%, dan lain-lain 0,2%. (Nikmah, 2013). Pertambahan penduduk yang diikuti dengan bertambahnya volume, jenis, dan karakteristik sampah telah menjadi permasalahan sehingga perlu dilakukan pengelolaan yang sistematis. Pengelolaan sampah yang dapat dilakukan adalah dengan pengurangan dan penanganan sampah (Undang-Undang RI, 2008). Penanganan sampah dapat dilakukan dengan menyelenggarakan prasarana dan sarana dalam hal memelihara serta mengevaluasi penanganan sampah. Salah satu sarana penanganan sampah adalah Stasiun Peralihan Antara (SPA). SPA adalah sarana pemindahan sampah dari alat angkut kecil ke besar dan dibangun pada kota yang memiliki lokasi TPA berjarak lebih dari 25 km serta dilengkapi dengan fasilitas pengolahan sampah. SPA termasuk dalam sarana yang berperan dalam mereduksi volume sampah, sehingga mampu mengurangi ritasi pengangkutan sampah ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Proses reduksi yang dilakukan pada SPA adalah proses pemadatan. Pemadatan yang dilakukan dapat meningkatkan densitas sampah hingga 3 kali lipat, yakni dari 250 kg/m 3 menjadi 750 kg/m 3 (Kementerian Pekerjaan Umum, 2013). SPA di Kota Surabaya terdiri atas dua lokasi, salah satunya berada di wilayah Surabaya Timur, yakni berbatasan dengan Kecamatan Tambaksari. Kecamatan Tambaksari dipilih selain karena memiliki jumlah penduduk sebesar 239.158 jiwa dan menghasilkan timbulan sampah di Kota Surabaya yakni 718,04 m 3 (Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya, 2012), wilayah kecamatannya berbatasan dengan SPA Rangkah. Selain itu, dari kedua SPA di Kota Surabaya yang beroperasi aktif hanya pada SPA Rangkah, sehingga objek penelitian ini fokus pada SPA Rangkah. Kecamatan Tambaksari memiliki 8 unit TPS dan 1 unit SPA (Dinas Kebersihan dan Pertamanan, 2012). Berdasarkan hasil survei pendahuluan, SPA berpengaruh dalam penanganan sampah bila dibandingkan dengan TPS lainnya. Perbedaan SPA dengan TPS adalah pada sistem pengolahan sampahnya. Pengolahan sampah yaitu proses perubahan karakteristik sampah. SPA mempunyai fasilitas pengolahan sampah berupa mesin pemadat yang mampu meningkatkan densitas sampah. SPA di Kecamatan Tambaksari menerima sampah yang berasal dari 4 Kelurahan di Kecamatan Tambaksari, sedangkan TPS lainnya hanya menerima 1-2 kelurahan untuk setiap TPS terdekat. Pada penelitian sebelumnya, hanya dilakukan pengukuran timbulan dan komposisi sampah di TPS Kecamatan Tambaksari. Namun, pada penelitian tersebut belum dilakukan analisis mengenai sistem pengelolaan di SPA Rangkah, Kecamatan Tambaksari. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem pengelolaan sampah di SPA Rangkah, Kecamatan Tambaksari. Dalam perancangan suatu kawasan diperlukan data mengenai timbulan, komposisi, dan karakteristik sampah yang dihasilkan di daerah tersebut (Ruslinda et al., 2012). Oleh karenanya, ruang lingkup penelitian ini meliputi analisis timbulan dan karakteristik sampah yaitu densitas sampah dan faktor kompaksi di SPA Rangkah, serta identifikasi pola pengangkutan sampah menuju TPA. Sampah yang diteliti adalah kategori sampah yang dikumpulkan di TPS sampah permukiman, yang terdiri dari sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga, seperti pasar. 2

METODE Penelitian mengenai sistem pengelolaan sampah di SPA Rangkah Kecamatan Tambaksari ini mencakup studi literatur, pengumpulan data primer dan sekunder, serta pengolahan dan analisis data. Pengumpulan data primer berupa pengukuran timbulan sampah dan karakteristik sampah yang meliputi densitas sampah dan faktor kompaksi, pola pengangkutan oleh pengendara kendaraan (truk) sampah. Survei pengangkutan sampah dilakukan pada satu kali hari efektif dan satu kali hari libur. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain gambaran umum SPA Rangkah Kecamatan Tambaksari, peta wilayah studi, lokasi SPA diperoleh dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya, Kantor Kecamatan dan Kantor Kelurahan Kecamatan Tambaksari. Melalui data primer dan sekunder yang dikumpulkan, dapat dihitung jumlah timbulan dan karateristik sampah, serta pola pengangkutan sampah di SPA Rangkah Kecamatan Tambaksari. Gambar 1. Peta Lokasi SPA Rangkah dan TPS Kecamatan Tambaksari Penelitian timbulan dan karakteristik sampah dilakukan melalui pengukuran sampah di SPA Rangkah. Pengukuran timbulan sampah dilakukan selama 8 hari berturut-turut. Timbulan sampah yang diukur adalah timbulan sampah total yang masuk ke SPA. Pengukuran timbulan sampah di SPA bertujuan untuk mengetahui timbulan sampah setelah dilakukan reduksi melalui berbagai pengelolaan sampah yang ada di Kecamatan Tambaksari. Pengukuran timbulan di SPA ini dilakukan dengan cara menghitung jumlah massa sampah yang dibawa ke TPA dan massa sampah yang dilapak oleh petugas gerobak di SPA. Massa sampah yang dibawa ke TPA dapat diketahui dengan menggunakan jembatan timbang. Timbulan sampah yang diukur harus disesuaikan dengan area pelayanan yang khusus melayani Kecamatan Tambaksari. Berdasarkan hasil survei pendahuluan, diketahui bahwa sampah yang diterima oleh SPA tidak hanya berasal dari Kecamatan Tambaksari saja, melainkan dari Kecamatan Simokerto yang juga berbatasan lokasinya dengan SPA. Oleh karena itu, diperlukan mapping terhadap SPA untuk menghitung timbulan sampah pemukiman total Kecamatan Tambaksari di SPA. Peta lokasi SPA Rangkah yang dilengkapi juga dengan keterangan lokasi TPS lain di Kecamatan Tambaksari dapat dilihat pada Gambar 1. Mapping dilakukan dengan cara mendata jumlah dan lokasi layanan setiap gerobak yang masuk ke 3

SPA. Dengan demikian, dapat diketahui jumlah timbulan sampah Kecamatan Tambaksari di SPA. Timbulan sampah dinyatakan dalam satuan berat (ton/hari). Karakteristik sampah yang diukur meliputi densitas sampah dan faktor kompaksi. Densitas sampah dihitung menggunakan persamaan berikut: Berat Sampah (kg) Densitas Sampah (kg/m ) = Volume sampah (m ) Pengukuran densitas sampah dilakukan di SPA Rangkah. Densitas sampah di SPA meliputi densitas sampah dari mesin pemadat dan densitas sampah dari gerobak yang masuk ke mesin. Adanya fasilitas Stasiun Peralihan Antara (SPA) dapat mereduksi volume sampah melalui proses pemadatan. Persentase reduksi volume sampah yang dihasilkan oleh mesin pemadat dapat diketahui melalui persamaan berikut (Tchobanoglous et al., 1993): Vi Vf Reduksi Volume (%) = x 100 Vi dimana, Vi = volume sampah sebelum dikompaksi (m 3 ) Vf = volume sampah setelah dikompaksi (m 3 ) Pengukuran reduksi volume sampah di SPA dilakukan selama 3 hari berturut-turut. Reduksi volume sampah dapat pula diketahui dengan melakukan analisis kompaksi sampah pada mesin pemadat di SPA. Faktor kompaksi dapat dihitung menggunakan persamaan berikut: Faktor kompaksi = Densitas sampah (kg/m ) Densitas sampah (kg/m ) Kompaksi sampah di SPA dapat diketahui dengan membagi densitas sampah yang dihasilkan setelah dipadatkan dalam mesin dengan densitas sampah dari gerobak yang masuk ke mesin pemadat di SPA. Densitas sampah yang dihasilkan dari mesin pemadat dapat dihitung dengan membagi massa sampah yang diangkut setelah dipadatkan dengan volume kotak yang merupakan bagian dari mesin pemadat. Sampah yang masuk ke dalam kotak tersebut berasal dari gerobak-gerobak sampah. Pemadatan terjadi pada 2 siklus, dimana massa sampah dan kapasitas kotak pada mesin juga berbeda. Pengukuran densitas SPA ini dilakukan selama 3 hari. Proses pemadatan diawali dengan memasukkan sampah dari gerobak hingga kotak telah penuh, kemudian dilakukan pemadatan. Setelah sampah dipadatkan, kotak yang sebelumnya penuh oleh sampah yang masuk, masih tersisa tempat/bagian untuk diisi sampah kembali. Hal ini dilakukan secara terus menerus hingga kotak sudah tidak mampu memberi sisa bagian untuk diisi kembali. Setelah pemadatan siklus pertama selesai, mesin mendorong sampah hasil pemadatan ke dalam kotak pertama, sehingga pemadatan siklus kedua dapat dilakukan. Setiap akhir siklus pemadatan, perlu diukur tinggi akhir dari kotak yang telah penuh berisi sampah untuk dapat menghitung volumenya. Ilustrasi kotak pemadat pada mesin di SPA dapat dilihat pada Gambar 2. Perhitungan densitas sampah diperoleh dengan membagi berat sampah yang diangkut oleh truk ke TPA dengan volume sampah dari hasil pengukuran tinggi akhir sampah setelah proses pemadatan. Perhitungan densitas sampah dari mesin pemadat dapat diketahui dengan menggunakan persamaan berikut: Densitas sampah kg m = (Berat Sampah (kg) (La x t kotak 1) + (La x t kotak 2) Sedangkan, densitas sampah dari gerobak yang membuang sampahnya ke dalam mesin diperoleh dengan membagi berat sampah yang diketahui dari hasil penimbangan di TPA dan volume sampah yang ada di dalam gerobak. Dengan diketahui kedua densitas sampah di SPA, dapat dilakukan analisis kompaksi sampah oleh mesin pemadat di SPA. t l 1 Gambar 2. Ilustrasi Kotak Pemadat di SPA 2 p p t p = 160 cm l = 160 cm t = 160 cm 4

HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem Pengelolaan SPA Rangkah Kondisi Eksisting SPA Rangkah mulai beroperasi pada Mei tahun 2012 hingga sekarang. SPA Rangkah berada di jalan Kenjeran, Surabaya Timur. Keberadaan SPA Rangkah ini berada di perbatasan dua kecamatan, yakni Tambaksari dan Simokerto. SPA Rangkah melayani empat kelurahan dari Kecamatan Tambaksari, yakni Kelurahan Gading, Kelurahan Rangkah, Kelurahan Dukuh Setro, dan Kelurahan Kapasmadya Baru. Sarana dan prasarana di SPA terdiri atas fasilitas utama, fasilitas perlindungan lingkungan, dan fasilitas pendukung. Untuk detail dan ketersediaan dari masing-masing fasilitas di SPA dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Detail dan Ketersediaan Sarana dan Prasarana di SPA Rangkah No Sarana dan prasarana Keterangan 1 Fasilitas Utama Area transfer sampah Unit pemilahan sampah - Unit pereduksi volume sampah 2 Fasilitas Perlindungan Lingkungan Area drainase - Area penghijauan - Unit penanganan lindi 3 Fasilitas Pendukung Unit pencatatan data sampah - Pos jaga - Kantor pengelola - Area parkir Rambu keselamatan Pintu masuk Pagar keliling Papan nama Instalasi air bersih - Toilet Truk pengangkut sampah hasil pemadatan Gudang B3 rumah tangga - Jenis sampah yang ditangani oleh SPA Rangkah adalah sampah rumah tangga yang diperbolehkan masih dalam keadaan tercampur. Sampah yang ditangani oleh SPA tidak dipilah, karena proses pemilahan sampah, yang diatur dalam ketentuan Kementerian Pekerjaan Umum (2013), tidak tersedia. Selain itu, sampah jenis Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) rumah tangga juga tidak dipisahkan. Sampah yang ditangani berasal dari sumber masuk menggunakan gerobak sampah dengan kapasitas gerobak bervariasi, tergantung pada jumlah sampah yang dilayani. Mekanisme pengolahan sampah di SPA Rangkah dimulai dari transfer sampah masuk ke SPA. Sampah yang masuk tidak dicatat data mengenai jenis kendaraan pengumpul, sumber sampah, dan berat atau volume sampahnya. Sampah yang dibawa dengan gerobak langsung dibongkar ke dalam kotak pemadat dengan bantuan tenaga kerja. Gerobak sampah yang digunakan adalah gerobak tarik manual dan gerobak tarik motor. Sampah yang telah dimasukkan ke dalam kotak pemadat kemudian diolah dengan melakukan proses pemadatan. Proses pemadatan dilakukan untuk mereduksi volume sampah dengan cara memberi tekanan tertentu terhadap suatu besaran volume sampah. Pemadatan dilakukan dengan metode vertikal satu arah dari atas ke bawah. Sampah yang telah diolah dapat ditransfer menuju kontainer kendaraan pengangkut (truk) untuk dibawa ke TPA. Kontainer yang digunakan adalah kontainer terbuka yang ditutup dengan terpal. Bagan mekanisme pengolahan sampah di SPA Rangkah dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Mekanisme Pengolahan Sampah di SPA Rangkah Keberadaan SPA sebagai salah satu sistem pengolahan sampah dapat juga menimbulkan dampak lingkungan negatif, selain dampak positifnya dapat menurunkan kebutuhan pengangkutan sampah ke TPA, sehingga emisi gas yang dihasilkan juga dapat dikurangi. Dalam ketentuan Kementerian Pekerjaan Umum (2013), SPA disyaratkan minimal menyediakan bak penampung lindi. Volume bak disesuaikan dengan kapasitas lindi yang dihasilkan dari proses pengolahan (pemadatan). Lindi yang ditampung kemudian harus ditangani secara berkali melalui penyedotan dan dibawa ke TPA atau Instalasi Pengolahan Lindi (IPL). Lindi yang dihasilkan dari proses pemadatan sampah di SPA Rangkah saat ini ditampung dalam bak 5

penampung lindi dan dilakukan proses penyedotan lindi secara berkala oleh petugas Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya. Lindi merupakan salah satu dampak lingkungan negatif yang dihasilkan dari proses pemadatan sampah di SPA. Lindi dapat didefinisikan sebagai cairan yang tercemar sebagai akibat kontak dengan sampah (Priambodho, 2005). Produksi air lindi dari SPA (transfer station) dapat bervariasi karakteristiknya, tergantung dari beberapa faktor, seperti tingkat pemadatan sampah, komposisi sampah, dan iklim serta kadar air dalam sampah. Hal ini berpengaruh dalam penentuan pengolahan lindi yang digunakan (Raghab et al., 2013). Berbagai alternatif pengolahan lindi yang saat ini banyak diterapkan dapat dijadikan pedoman dalam pemilihan unit IPL yang cocok untuk digunakan di SPA (Kementerian Pekerjaan Umum, 2013). Pada kondisi eksisting, mekanisme pengolahan SPA Rangkah belum sesuai dengan peraturan Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2013 yang mensyaratkan adanya proses pemilahan sampah sebelum dilakukan pemadatan. Selain itu, keterbatasan lahan untuk menyediakan area drainase dan area penghijauan, serta ketidaktersediaan fasilitas pendukung, seperti kantor pengelola, pos jaga, dan instalasi air bersih, juga menjadi kekurangan dari bangunan SPA Rangkah saat ini. Meskipun demikian, SPA Rangkah tetap mampu melakukan proses pengolahan dengan fasilitas yang ada secara optimal. Timbulan Sampah Kecamatan Tambaksari di SPA Rangkah Timbulan sampah merupakan volume sampah atau berat sampah yang dihasilkan dari sumber sampah di wilayah tertentu per satuan waktu. Jenis sampah yang diteliti adalah sampah yang dikumpulkan di TPS sampah permukiman, yang terdiri dari sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga, seperti pasar dan pertokoan. Dari hasil penelitian didapatkan timbulan sampah di SPA dalam satuan berat adalah 26,4 ton/hari. Data timbulan sampah tersebut diperoleh dari hasil penimbangan di TPA melalui jembatan timbang. Timbulan sampah di SPA sama dengan hasil timbulan dari penimbangan di TPA. Hal ini dikarenakan petugas gerobak yang membawa sampah dari sumber ke SPA, tidak melakukan aktivitas reduksi sampah, seperti mengambil barang bekas yang dapat dijual kembali. Petugas cenderung langsung membuang sampahnya untuk ditangani di SPA dengan proses pemadatan. Dengan demikian, proses penanganan sampah lebih cepat dan petugas gerobak dapat kembali mengambil sampah dari sumber lokasi yang dilayaninya. Sampah yang berasal dari Kecamatan Tambaksari tidak dapat sepenuhnya diproses di SPA, melainkan langsung dibuang ke TPS Tambakrejo yang berlokasi tepat di samping bangunan SPA. Hal ini dikarenakan kapasitas sampah yang dapat dilayani SPA berkisar antara 20-30 ton/hari (Kementerian Pekerjaan Umum, 2013). Untuk dapat mengetahui persen layanan sampah Kecamatan Tambaksari, perlu diketahui juga timbulan sampah TPS Tambakrejo. Hal ini dikarenakan mapping area pelayanan sampah dilakukan terhadap TPS dan SPA sekaligus. Padatnya aktivitas pengiriman sampah di kedua lokasi tersebut, berakibat sulitnya untuk melakukan mapping area layanan terhadap masing-masing lokasi. Berdasarkan hasil survei, diketahui bahwa jumlah gerobak yang mengirim sampahnya ke SPA Rangkah dan TPS Tambakrejo sejumlah 131 unit. Timbulan sampah TPS Tambakrejo yang diperoleh dari penimbangan di TPA sebesar 22,4 ton/hari. Timbulan sampah di TPS Tambakrejo sama dengan timbulan sampah yang dibawa ke TPA, dikarenakan tidak ada kegiatan reduksi sampah oleh petugas gerobak. Sama halnya dengan SPA, petugas gerobak TPS cenderung langsung membuang sampahnya ke kontainer yang tersedia di TPS. Timbulan sampah SPA dan TPS Tambakrejo tergolong tinggi, dikarenakan luasnya area layanan sampah terhadap SPA dan TPS. Mapping area pelayanan sangat diperlukan karena berpengaruh pada jumlah timbulan sampah yang berasal dari Kecamatan Tambaksari saja. Mapping SPA dan TPS dilakukan dengan mendata area layanan sampah dan jumlah gerobak, serta mengukur volume sampah dari gerobak yang masuk, kemudian dinyatakan dalam satuan persentase (%) layanan dan dikalikan dengan timbulan sampah total di SPA dan TPS Tambakrejo, sebesar 48,81 ton/hari. Berikut adalah hasil mapping area layanan SPA Rangkah dan TPS Tambakrejo dapat dilihat pada Tabel 2. 6

SPA Rangkah dan TPS Tambakrejo melayani dua kecamatan, yakni Tambaksari dan Simokerto. Pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa Kecamatan Tambaksari terlayani sebanyak 77 % sampahnya di SPA dan TPS, dengan jumlah timbulan sebesar 37,8 ton/hari. Empat kelurahan di Kecamatan Tambaksari, yakni Kelurahan Gading, Rangkah, Kapasmadya Baru, dan Dukuh Setro menghasilkan jumlah timbulan sampah yang berbeda-beda. Tren jumlah timbulan sampah bervariasi, dikarenakan perbedaan pola konsumsi masyarakat di lokasi dan/atau sumbernya yang diikuti pula dengan perubahan gaya hidup masyarakatnya (Purcell dan Magette, 2009). No Tabel 2. Area Layanan Sampah SPA Rangkah dan TPS Tambakrejo Area Kecamatan Area Layanan Jumlah Gerobak Volume % layanan Timbulan (kg/hari) 1 Tambaksari Gading 37 57,54 27% 13231,51 Kapasmadya Baru 36 52,98 25% 12181,62 Rangkah 11 14,97 7% 3441,28 Dukuh Setro 22 38,93 18% 8950,92 Total dari Kecamatan Tambaksari 106 164,42 77% 37805,32 2 Simokerto Tambakrejo 18 28,98 14% 6664,51 Kapasan 4 7,34 3% 1687,80 Simokerto 8 11,85 6% 2723,62 Total dari Kecamatan Simokerto 30 48,17 23% 11075,93 Total Layanan SPA + TPS 136 212,59 100% 48881,25 Pada Tabel 2, diketahui bahwa kelurahan Gading menghasilkan timbulan sampah sebesar 13 ton/hari, Kelurahan Kapasmadya Baru 12 ton/hari, Kelurahan Dukuh Setro 8 ton/hari, dan Kelurahan Rangkah 3 ton/hari. Kelurahan Gading menghasilkan timbulan terbesar karena luasnya wilayah Kelurahan Gading jika dibandingkan dengan tiga kelurahan lainnya di Kecamatan Tambaksari (dapat dilihat pada Gambar 1). Berdasarkan hasil mapping pada Tabel 2, kemudian dapat dihitung timbulan sampah Kecamatan Tambaksari di SPA. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan data timbulan sampah total di SPA Rangkah, yakni sebesar 26,4 ton/hari, yang dibandingkan dengan total timbulan sampah dari SPA Rangkah dan TPS Tambakrejo, yakni sebesar 48,81 ton/hari, kemudian dikalikan 100% sehingga diperoleh persentase layanan sampah total di SPA sebesar 54 %. Selanjutnya, persentase layanan tersebut dikalikan dengan timbulan sampah Kecamatan Tambaksari berdasarkan hasil mapping yakni sebesar 37,8 ton/hari (dapat dilihat pada Tabel 2), sehingga diperoleh timbulan sampah Kecamatan Tambaksari di SPA sebesar 20,45 ton/hari. Angka timbulan sampah tersebut tinggi bila dibandingkan dengan TPS lain di Kecamatan Tambaksari. Rata-rata timbulan sampah TPS Kecamatan Tambaksari sebesar 5,1 ton/hari (Setiadewi dan Herumurti, 2014). Hal ini dikarenakan penanganan sampah di SPA berupa pengolahan dengan mesin pemadat yang berkapasitas 20-30 ton/hari (Kementerian Pekerjaan Umum, 2013). TPS hanya berfungsi menampung sampah yang masuk ke dalam kontainer yang tersedia tanpa adanya proses pengolahan. Sedangkan, SPA melakukan proses pengolahan sampah dengan pemadatan sebelum diangkut ke dalam kontainer (truk). Dengan demikian, daya tampung sampah di SPA untuk kemudian diangkut ke TPA menjadi lebih besar daripada TPS. Persentase layanan Kecamatan Tambaksari di SPA dapat dihitung dengan membandingkan timbulan sampah Kecamatan Tambaksari di SPA dan timbulan sampah total Kecamatan Tambaksari. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, diketahui bahwa timbulan sampah Kecamatan Tambaksari sebesar 78,5 ton/hari (Setiadewi dan Herumurti, 2014), sehingga dapat dihitung persentase layanan Kecamatan Tambaksari di SPA yakni hanya sebesar 26 %. Persentase layanan sampah SPA terhadap Kecamatan Tambaksari dapat ditingkatkan dengan membangun fasilitas SPA, sejumlah yang 7

diperlukan dengan disesuaikan dengan kapasitas mesin, sebagai pengganti fungsi TPS lain di Kecamatan Tambaksari. Hal ini dikarenakan berdasarkan peraturan Kementerian Pekerjaan Umum (2013), SPA dapat dibangun untuk mengurangi ritasi pengangkutan sampah ke TPA, sehingga sistem pengangkutannya menjadi lebih efisien. Karakteristik Sampah di SPA Rangkah Karakteristik sampah yang diteliti adalah karakteristik fisik, yakni densitas sampah dan faktor pemadatan (kompaksi). Densitas sampah yang diukur di SPA meliputi densitas sampah setelah dipadatkan dalam mesin dan densitas sampah dari gerobak yang masuk ke mesin. Dari hasil pengukuran di lapangan, diperoleh densitas sampah di SPA setelah dipadatkan yaitu sebesar 0,8 ton/m 3. Nilai densitas ini tergolong besar, dikarenakan pemadatan yang dilakukan secara mekanik menggunakan mesin. Mesin pemadat tersebut mampu meningkatkan densitas sampah hingga 3 kali lipat (Kementerian Pekerjaan Umum, 2013). Densitas sampah di SPA yang mencapai 0,8 ton/m 3 ini lebih besar dari nilai densitas sampah di TPA dengan pemadatan konvensional yakni sebesar 0,5-0,6 ton/m 3 (Damanhuri dan Padmi, 2010). Hal ini dikarenakan sistem pemadatan di SPA berbeda dengan di TPA yang melakukan pemadatan sampah dengan penumpukan sampah manual menggunakan alat berat. Sedangkan, SPA memadatkan sampah menggunakan mesin ball press dengan rasio pemadatan 4:1, dimana dalam satu kali pemadatan dilakukan pressing sebanyak rata-rata 4 kali. Selain itu, dari hasil pengukuran di lapangan, juga diperoleh densitas sampah dari gerobak yang membuang sampahnya ke dalam mesin pemadat yakni sebesar 0,29 ton/m 3. Nilai densitas sampah akan bergantung pada sarana pengumpul dan pengangkut yang digunakan. Densitas sampah di gerobak sampah yakni sebesar 0,20-0,25 ton/m 3 (Damanhuri dan Padmi, 2010). Nilai densitas sampah dari gerobak pada penelitian ini lebih besar dari 0,20-0,25 ton/m 3 yaitu 0,29 ton/m 3. Hal ini dikarenakan sampah yang dikumpulkan dari sumbernya telah mengalami kompaksi oleh petugas gerobak serta adanya pengaruh kondisi sampah yang basah sehingga sampah menjadi lebih padat. Faktor kompaksi di SPA dapat diperoleh dari hasil perbandingan antara densitas sampah setelah dipadatkan dengan densitas sampah dari gerobak. Berdasarkan penelitian ini, faktor kompaksi di SPA sebesar 2,95. Faktor kompaksi di SPA ini lebih besar dari faktor kompaksi di TPS. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa faktor kompaksi di TPS Kecamatan Tambaksari sebesar 1,91 (Setiadewi dan Herumurti, 2014). Tingginya faktor kompaksi ini disebabkan karena sampah di SPA mengalami proses pengolahan yakni pemadatan dengan mesin ball press, dimana hal tersebut tidak diterapkan di TPS pada umumnya. Pemadatan yang dilakukan akan meningkatkan densitas sampah, sehingga faktor kompaksinya menjadi besar. Tingginya faktor kompaksi di SPA tersebut mampu mereduksi volume sampah. dari hasil perhitungan, reduksi volume sampah yang dihasilkan oleh mesin pemadat di SPA sebesar 66 %. Kemampuan reduksi volume sampah di SPA dapat mengurangi jumlah ritasi pengangkutan sampah ke TPA, sehingga sistem pengangkutan menjadi lebih efisien. Pola Pengangkutan Sampah SPA ke TPA Berdasarkan SNI 19-2454-2002, pengangkutan sampah diartikan sebagai operasi atau proses yang dimulai dari titik pengumpulan terakhir menuju ke TPA. Pengangkutan sampah dari SPA Rangkah ke TPA Benowo dilakukan dengan menggunakan truk jenis arm roll dengan kapasitas kontainer 14 m 3. Sistem pengangkutan sampah di SPA ditangani oleh pihak swasta yaitu CV Riwana. Survei rute pengangkutan sampah dilakukan dari keberangkatan truk dari lokasi garasi hingga kembali menuju garasi. Lokasi garasi untuk truk pengangkut sampah dari SPA berada di jalan Rangkah, tepat berada di lokasi SPA. Metode pengangkutan sampah di SPA menggunakan metode Hauled Container System (HCS) atau sistem kontainer angkat. Gambar 4. Pola Pengangkutan Sampah SPA Rangkah ke TPA Benowo 8

Pada sistem HCS, kendaraan berangkat dari garasi dengan membawa kontainer kosong menuju ke lokasi untuk melakukan pengisian kontainer dan dibawa ke TPA. Dari TPA, kontainer kosong dibawa menuju lokasi berikutnya untuk dilakukan pengisian kontainer. Pada rute terakhir, kendaraan membawa kontainer kosong menuju garasi (SNI 19-2454- 2002). Pola pengangkutan sampah di SPA ke TPA dapat dilihat pada Gambar 4. Jumlah ritasi pengangkutan sampah di SPA sebanyak 3-4 rit/hari dan jumlah truk yang tersedia untuk melayani SPA sebanyak 3 armada. Aktivitas pengangkutan sampah di SPA dilakukan pada jam operasional SPA, yakni pukul 06.00 hingga 14.00 WIB. Lokasi garasi truk pengangkut yang berada tepat di lokasi SPA membuat sistem pengangkutan sampah menuju TPA menjadi lebih efisien dari segi waktu dan jarak tempuh. KESIMPULAN Sistem pengelolaan sampah di Stasiun Peralihan Antara (SPA) Rangkah Kecamatan Tambaksari kondisi eksisting belum sesuai dengan peraturan Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2013. SPA Rangkah hanya melakukan proses reduksi volume dengan proses pemadatan sampah. Persentase layanan SPA terhadap Kecamatan Tambaksari sebesar 26 %, dengan jumlah timbulan sampah sebesar 20,45 ton/hari. Fasilitas SPA dapat mereduksi volume sampah sebesar 66 %. Densitas sampah setelah dipadatkan dan densitas sampah dari gerobak masing-masing sebesar 0,8 ton/m 3 dan 0,29 ton/m 3, sehingga faktor kompaksi sampah di SPA sebesar 2,9. Pola pengangkutan sampah dari SPA Rangkah ke TPA Benowo menggunakan metode Hauled Container System (HCS), dengan jumlah ritasi pengangkutan sebanyak 3-4 rit/hari. Saran Mengkaji secara rinci mengenai kondisi eksisting sistem pengelolaan sampah Kecamatan Tambaksari, termasuk sistem pengumpulan sampah. Selain itu, dikarenakan data tentang timbulan pada penelitian ini merupakan timbulan sampah permukiman, maka perlu dilakukan analisis terhadap sampah dari sumber lain seperti pasar, pertokoan, serta menganalisis komposisi sampah yang dihasilkan oleh SPA Rangkah Kecamatan Tambaksari DAFTAR PUSTAKA Indonesia. Badan Standar Nasional. SNI 19-2454- 2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan. Jakarta: BSN, 2002. Damanhuri, E., dan Padmi, T. Pengelolaan Sampah. Program Studi Teknik Lingkungan FTSL ITB, 2010. Indonesia. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya. Timbulan Sampah Per Kecamatan Kota Surabaya Tahun 2012. Surabaya: DKP, 2012. Indonesia. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Surabaya. Data Pertumbuhan Penduduk dan Kepadatan menurut Kecamatan 2012. Surabaya: Dispendukcapil, 2012. Kementerian Pekerjaan Umum. Bahan Ajar Diseminasi dan Sosialisasi Keteknikan Bidang PLP Sektor Persampahan. Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2013. Nikmah, L., dan Warmadewanthi. Prediksi Potensi Pencemaran Pengolahan Sampah dengan Metode Gasifikasi Fluidized Bed, Studi Kasus TPA Benowo Surabaya. Jurnal Teknik POMITS 1 (2013): 14-16. Indonesia. Pemerintah Republik Indonesia. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah. Jakarta: RI, 2008. Purcell, M., dan Magette, M.L. Prediction of household and commercial BMW generation according to socio-economic and other factors for the Dublin region. Waste Management, 29 (2009): 1237-1250. Priambodho, K. Kualitas Air Lindi pada Tempat Pembuangan Akhir Sampah Galuga Kabupaten Bogor. Skripsi., Institut Pertanian Bogor, 2005. Raghab, M.S., Abd El Meguid, M.A., Hegazi, A.H. Treatment of leachate from municipal solid waste landfill. Housing and Building National Research Center, 9 (2013): 187-192. Ruslinda, Y., Indah, S., Laylani, W. Studi Timbulan, Komposisi dan Karakteristik Sampah Domestik Kota Bukit Tinggi. Jurnal Teknik 9

Lingkungan Universitas Andalas. 1, 9 (2012): 01-12. Setiadewi, N., dan Herumurti, W. Pengaruh Stasiun Peralihan Antara Terhadap Pengelolaan Sampah Permukiman di Kecamatan Tambaksari Surabaya. Tugas Akhir., Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 2014. Tchobanoglous, G., Theisen, H., Vigil, S. A. Integrated Solid Waste Management : Engineering Principles And Issues. McGraw Hill International Editions., 1993. 10