ABSTRAKSI. Kata kunci: sektor publik, kinerja, balance scorecard, PDAM

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCE SCORECARD

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCE SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk

BAB I PENDAHULUAN. termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk

BAB I PENDAHULUAN. termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk

ANALISIS KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCE SCORECARD

PENGUKURAN KINERJA DENGAN ELEMEN-ELEMEN BALANCED SCORECARD

BAB V PENUTUP. Padang dengan pendekatan balanced scorecard. Berdasarkan hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk

PENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG

ANALISIS KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCE SCORECARD

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk

BADAN PENINGKATAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D A N P E R U M A H A N R A K YAT

ANALISIS KINERJA PDAM DELTA TIRTA KABUPATEN SIDOARJO DENGAN MENGGUNAKAN PERSPEKTIF KEUANGAN DAN NON KEUANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. hambatan dikarenakan tidak adanya batasan antar negara. dasarnya memiliki tujuan yang sama yakni memperoleh laba (Profit oriented),

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN

PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

EVALUASI PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DI PDAM DELTA TIRTA KABUPATEN SIDOARJO BERDASARKAN ASPEK KEUANGAN RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. untuk organisasi sangat diperlukan agar suatu organisasi mampu bersaing dan

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO APBD

FARISA HARDHIYANI B

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Di era globalisasi ini, untuk menghadapi persaingan bisnis yang kompetitif,

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sumber Daya Air dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu sumbernya harus dipelihara dan dikelola dengan baik.

PENGUKURAN KINERJA RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU MENGGUNAKAN ELEMEN-ELEMEN BALANCED SCORECARD. (Studi Empiris pada RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU)

PEMBOBOTAN SASARAN STRATEGIS PERSPEKTIF BALANCE SCORECARD (BSC) PADA PERUSAHAAN AIR MINUM

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Kondisi ini memicu perusahaan-perusahaan untuk terus

ALTERNATIF PENGGUNAAN BALANCE SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN PADA PDAM DELTA TIRTA SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN MALINAU TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. unggul secara berkelanjutan, tak terkecuali organisasi sektor publik yang bertugas

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pusat. personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI SEBELUM DAN SESUDAH DIBERLAKUKANNYA OTONOMI DAERAH DI KABUPATEN BOYOLALI APBD

BAB V PENUTUP. 1. Penilaian kinerja dengan menggunakan perspektif finansial yaitu

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pengukuran dari aspek keuangan, kurang memperhatikan. pengukuran tersebut dengan strategi badan usaha.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan perekonomian dan dunia usaha akhir ini yang disertai

BAB I PENDAHULUAN. ukur yang telah ditetapkan (Widayanto, 1993). Pengukuran kinerja adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. maka perusahaan akan mampu bersaing dan berkembang dengan baik. perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi pada periode yang lalu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor

ABSTRAK. Kata kunci: Balanced Scorecard. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan dari kinerjanya. Guna mencapai target tersebut perlu adanya

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN (Studi Pada PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk Tahun )

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Tujuan ini menentukan ke arah mana suatu perusahaan atau

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X

EVALUASI PENGUKURAN KINERJA BERDASARKAN BALANCED SCORECARD PADA PERUSAHAAN DAERAH

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PEMERINTAH KOTA SURAKARTA TAHUN ANGGARAN

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. di Bekasi, pada awalnya berdiri adalah sebuah lembaga keuangan dengan nama BPR

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Untuk berhasil dan tumbuh dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan,

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN

BAB I PENDAHULUAN. rupa sehingga agar dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Air adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KINERJA PT. PLN (PERSERO) AREA BALI UTARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD TAHUN 2015

ANALISIS BALANCED SCORECARED DALAM MENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk : HERU HERMAWAN :

PENGUKURAN KINERJA PDAM KABUPATEN BULELENG DENGAN METODE BALANCED SCORECARD. I Ketut Artha Suryana NI Made Adi Erawati

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BOYOLALI APBD

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari pengukuran kinerja merupakan ukuran apakah sebuah strategi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kinerja usahanya yang dapat bertahan dan menghasilkan keuntungan

ANALISIS BALANCED SCORECARD UNTUK MENGUKUR KINERJA PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA BATU

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

PENGUKURAN KINERJA DENGAN ELEMEN-ELEMEN BALANCE SCORECARD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Untuk menghadapi tantangan persaingan tersebut, perusahaan harus mempunyai daya

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dalam rangka memenangkan persaingan. Perusahaan juga

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value.

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) DALAM MENUNJANG PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA MALANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bisnis, pengukuran kinerja merupakan usaha yang dilakukan pihak manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Penilaian Kinerja Dosen Menggunakan Balanced Scorecard

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penciutan laba yang diperoleh perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang bias meningkatkan kesejahteraan mereka. berbeda. Artinya terjadi kesenjangan harapan (expectation gap) yang bias

BAB I PENDAHULUAN. sosial juga menerapkan prinsip-prinsip ekonomi. Hal itu karena rumah sakit

BAB III METODE PENELITIAN

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD PADA PT. BEST DENKI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Yang Maha Esa yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan makhluk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien sehingga visi perusahaan dapat tercapai. Sebagai konsekuensi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut.

ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DAN NON KEUANGAN PT. BPR DHARMAWARGA UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. (public servant), sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tuntut untuk menempuh langkah-langkah yang strategik dalam kondisi apapun. Selain

BAB III ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MELAWI

Transkripsi:

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCE SCORECARD (Studi Kasus PDAM TirtaDharmaKabupaten Klaten ) Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh: CAHYO UTOMO ADI B 200 090 282 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 0

ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja karyawan dengan menggunakan Metode Balanced Scorecard dilihat dari perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Jenis penelitian yang dipakai adalah diskriptif dengan obyek penelitian di PDAM Tirta Dharma Kabupaten Klaten. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu laporan keuangan dan data administrasi PDAM tahun 2011-2013 serta data BPPSPAM publikasi tahun 2011-2013. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perspektif keuangan PDAM cukup yaitu dengan rata-rata sebesar 0,975. Kinerja perspektif pelanggan PDAM cukup yaitu dengan rata-rata sebesar 0,883. Kinerja perspektif bisnis internal baik yaitu dengan rata-rata sebesar 1,342. Kinerja perspektif pertumbuhan dan pembelajaran buruk yaitu dengan rata-rata sebesar 1,570. Sehingga kinerja PDAM secara kesuluruhan rata-rata dari tahun 2011-2013 menggunakan Balance Scorecard dikatakan baik yaitu sebesar 3,72. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai scorecard yang dihasilkan dari masing-masing perspektif. Kesimpulan yang diambil dari kinerja PDAM Tirta Dharma Kabupaten Klaten berarti PDAM mampu berkembang, memperbaiki kas dan kewajiban pinjaman serta mengoperasikan instalasi secara efisien dalam memberikan suatu pelayanan yang prima kepada pelanggan maupun kontribusi untuk PAD Kabupaten Klaten. Kata kunci: sektor publik, kinerja, balance scorecard, PDAM

A. Pendahuluan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang bergerak di bidang jasa penyediaan air bersih. Salah satu tujuan dibentuknya PDAM adalah mencukupi kebutuhan masyarakat akan air bersih, meliputi penyediaan, pengembangan pelayanan sarana dan prasarana, serta distribusi air bersih. Tujuan lainnya adalah ikut serta mengembangkan perekonomian guna menunjang pembangunan dengan memperluas lapangan pekerjaan, serta mencari laba sebagai sumber utama pembiayaan bagi daerah. Untuk dapat menjamin PDAM berlangsung dengan baik, maka manajemen perlu mengadakan evaluasi terhadap kinerjanya. Dalam evaluasi tersebut diperlukan suatu standar pengukuran kinerja yang tepat, dalam arti tidak hanya berorientasi pada sektor keuangan saja, tetapi perlu juga dilengkapi dengan informasi dari sektor non keuangan seperti kepuasan konsumen, kualitas produk atau jasa, loyalitas karyawan, dan sebagainya, sehingga pihak manajemen perusahaan dapat mengambil keputusan yang tepat untuk keberlangsungan usaha dalam jangka panjang. Balance Scorecard merupakan suatu metode pengukuran kinerja yang tidak hanya mencerminkan pada kinerja keuangan saja, tetapi juga kinerja non keuangan, sehingga apabila perusahaan akan melakukan pelipatgandaan kinerja, maka fokus perhatian perusahaan akan ditunjukkan kepada peningkatan kinerja non keuangan, karena dari situlah keuangan berasal. Oleh karena itu Balance Scorecard bisa digunakan dalam penilaian kinerja PDAM dengan memperhatikan empat aspek yaitu aspek keuangan, aspek pelanggan, aspek bisnis internal, dan aspek pertumbuhan dan pembelajaran. Penilaian dengan menggunakan Balance Scorecard lebih kompleks dan

rinci dalam menilai aspek finansial dan non finalnsial, sehingga dapat menambah keyakinan terhadap kualitas proses pengendalian manajemen organisasi. Balance Scorecard memberikan suatu kerangka kerja bagi pihak manajemen untuk menerjemahkan misi dan strategi organisasi kedalam tujuan-tujuan dan ukuranukuran yang dapat dilihat dari empat perspektif (Kaplan dan Norton, 2000:22). Keempat perspektif itu dimaksudkan untuk menjelaskan penampilan suatu organisasi dari empat titik pandang berikut ini: 1. Perspektif keuangan (Share holder pemegang saham) Untuk mencapai sukses secara finansial, kinerja keuangan organisasi yang bagaimanakah yang patut ditunjukkan kepada pemilik organisasi? 2. Perspektif pelanggan (Customer) Bagaimana penampilan organisasi di mata pelanggan? 3. Perspektif bisnis internal (Internal Business Process) Untuk memuaskan para pemilik organisasi dan para pelanggan, proses bisnis mana yang harus diunggulkan? 4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (Learning and Growth) Bagaimana organisasi mempertahankan kemampuan sehingga organisasi terus berubah dan menjadi lebih baik? Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan mengambil judul Analisis Kinerja dengan Pendekatan Balance Scorecard (Studi Kasus PDAM Tirta Dharma Kabupaten Klaten). Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut, permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: bagaimanakah kinerja PDAM Tirta Dharma Kabupaten Klaten dengan menggunakan Metode Balanced Scorecard?

B. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kinerja PDAM Tirta Dharma Kabupaten Klaten dengan menggunakan Metode Balance Scorecard. C. Kerangka Pemikiran Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah sistem yang bertujuan membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan non finansial. Sistem pengukuran kinerja dapat dijadikan sebagai alat pengendalian, karena organisasi dapat menetapkan reward dan punishment (Mardiasmo, 2002:121). Pengukuran kinerja sektor publik dilakukan untuk memenuhi tiga maksud, yaitu: 1) Membantu memperbaiki kinerja pemerintah, ukuran kinerja dimaksudkan untuk dapat membantu pemerintah berfokus pada tujuan dan sasaran unit kerja sehingga akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi sektor publik dalam pemberian pelayanan publik. 2) Digunakan untuk pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan. 3) Mewujudkan pertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan. Penilaian kinerja dengan menggunakan Balance Scorecard menurut Kaplan dan Norton (2000:9), yaitu sistem pengukuran yang menyeimbangkan alat ukur lama yang hanya berdimensi pada aspek finansial (keuangan) dengan dimensi-dimensi yang baru yaitu pada aspek non-finansial. Balance Scorecard terdiri dari kumpulan ukuran kinerja yang terintegrasi diturunkan dari strategi perusahaan yang mendukung strategi perusahaan secara keseluruhan. Balance Scorecard menerjemahkan misi organisasi dan strategi kedalam tujuan-tujuan operasional dan mengukur kinerja

untuk empat perspektif berbeda, yaitu prespektif keuangan, prespektif pelanggan, prespektif bisnis internal, prespektif pertumbuhan dan pembelajaran. Pola pemikiran yang mendasari Balance Scorecard diilustrasikan dalam gambar 1. Finansial Pelanggan ROCE Loyalitas Penyerahan Tepat Proses Bisnis Internal Proses Mutu Proses Waktu Siklus Pembelajaran dan pertumbuhan Keahlian Pekerja Gamnbar 1. Empat Perspektif Balanced Scorecard D. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan dipakai adalah metode deskriptif. Objek penelitian adalah Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Dharma Kabupaten Klaten. Jenis data adalah data sekunder yang berasal dari Laporan Keuangan tahun 2011-2013 dan data admnistrasi PDAM Tirta Dharma Kabupaten Klaten serta data BPPSPAM publikasi 2011-2013. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif terhadap empat perspektif Balanced Scorecard: 1. Perspektif Keuangan. menggunakan rasio rentabilitas (ROE dan Rasio Operasi), rasio likuiditas (Rasio Kas dan Efektivitas Penagihan), dan rasio

solvabilitas. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: a. ROE Laba setelah pajak Jumlah ekuitas b. Rasio Operasi c. Rasio Kas d. e. Efektivitas Penagihan Rasio Solvabilitas Biaya Operasi Pendapatan Operasi Kas + Setara Kas Hutang lancar Jml Penerimaan Rekening Air Jumlah Rekening Air Jumlah Aktiva Jumlah Hutang 2. Perspektif Pelanggan. rumus yang dipakai untuk perspektif pelanggan adalah sebagai berikut: a. b. c. Cakupan Pelayanan Pertumbuhan Pelanggan Tingkat Penyelesaian Aduan Jumlah Penduduk Terlayani Jumlah Penduduk Jumlah pelanggan (tahun ini-tahun lalu) Jumlah pelanggan tahun lalu Jumlah aduan terlayani Jumlah aduan d. e. Kualitas Air Pelanggan Konsumsi Air Domestik Jumlah uji kualitas air memenuhi syarat Jumlah air yang diuji Jumlah air terjual pelanggan domestik Jumlah pelanggan domestik 3. Perspektif Bisnis Internal. Rumus yang digunakan untuk perspektif bisnis internal adalah sebagai berikut: a. b. Jam Layanan Operasi/hari Efisiensi Produksi Waktu distribusi air ke pelanggan dalam 1 tahun Hari Kapasitas yang dimanfaatkan Jumlah kapasitas terpasang

c. Tingkat Kehilangan Air Jumlah distribusi air air terjual Jumlah distribusi air d. Tekanan Sambungan Pelanggan Jml pelanggan terlayani dengan tekanan > 1 bar Jumlah pelanggan e. Penggantian Meter Air Jumlah meter air yang diganti selama setahun Jumlah pelanggan 4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan, Rumus yang digunakan untuk perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah sebagai berikut: a. Rasio Jumlah Pegawai/1000 Pelanggan Jumlah Pegawai Jumlah Pelanggan b. Rasio Diklat Pegawai Jumlah Pegawai Ikut Diklat Jumlah Pegawai c. Biaya Diklat terhadap Biaya Pegawai Jumlah Biaya Diklat Jumlah Biaya Pegawai Pengujian data dilakukan dengan pendekatan komparatif, yaitu membandingkan antara pengukuran kinerja setiap tahunnya dengan pengukuran kinerja berdasarkan metode Balance Scorecard. Kinerja PDAM secara keseluruhan diketahui dengan cara menjumlahkan seluruh rasio prespektif Balanced Scorecard yang sebelumnya telah diberi bobot nilai tertentu. Perhitungan presentase dan bobot masing-masing rasio tersebut menurut Penilaian Kesehatan yang dilakukan oleh BPPSPAM.

E. Hasil Penelitian Hasil dan nilai dari rasio masing-masing perspektif Balance Scorecard adalah sebagai berikut: TABEL IV.1 HASIL UJI KINERJA KESELURUHAN PDAM TIRTA DHARMA KABUPATEN KLATEN Rasio 2011 2012 2013 Nilai Nilai Score Nilai Score Nilai Score Ratarata Perspektif Keuangan: Return On Equity (ROE) 3 0,165 3 0,165 3 0,165 3 Rasio Operasi 2 0,110 2 0,110 2 0,110 2 Rasio Kas 5 0,275 5 0,275 5 0,275 5 Efektivitas Penagihan 5 0,275 5 0,275 5 0,275 5 Rasio Solvabilitas 5 0,150 5 0,150 5 0,150 5 Kinerja 0,975 0,975 0.975 0.975 Perspektif Pelanggan: Cakupan Pelayanan 2 0,100 3 0,150 3 0,150 2,67 Pertumbuhan Pelanggan 3 0,150 2 0,100 3 0,150 2,67 Tingkat Penyelesaian Aduan 5 0,125 5 0,125 5 0,125 5 Kualitas Air Pelanggan 5 0,375 5 0,375 5 0,375 5 Konsumsi Air Domestik 3 0,150 2 0,100 2 0,100 2,34 Kinerja 0,900 0,850 0,900 0,883 Perspektif Bisnis Internal: Efisiensi Produksi 3 0,210 2 0,140 2 0,140 2,34 Tingkat Kehilangan Air 4 0,280 4 0,280 4 0,280 4 Jam Operasi Layanan/Hari 5 0,400 5 0,400 5 0,400 5 Tekanan Sambungan 5 0,325 5 0,325 5 0,325 5 Pelanggan Penggantian Meter Air 2 0,130 3 0,195 3 0,195 2,67 Kinerja 1,345 1,340 1,340 1,342 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran: Rasio Jml Pegawai/1000 Plg 5 0,350 5 0,350 5 0,350 5 Rasio Diklat Pegawai 3 0,120 2 0,080 2 0,080 2,34 Rasio Biaya Diklat terhadap 2 0,080 2 0,080 2 0,080 1,67 Biaya Pegawai Kinerja 0,550 0,510 0,510 1,570 Total Kinerja 3,77 3,67 3,72 3,72 Sumber: Data diolah penulis, 2014. Dari kinerja Perspektif Pelanggan PDAM Tirta Dharma Kabupaten Klaten tahun 2011-2013 dikatakan cukup, yaitu dengan rata-rata sebesar 0,883. Hal ini menunjukkan bahwa PDAM dalam melayani pelanggan masih belum optimal. 1. Kinerja Perspektif Bisnis Internal PDAM Tirta Dharma Kabupaten Klaten tahun

2011-2013 dikatakan baik, yaitu dengan rata-rata sebesar 1,342. Artinya PDAM efektif dan efisien dalam melakukan proses internal. 2. Kinerja Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran PDAM Tirta Dharma Kabupaten Klaten tahun 2011-2013 untuk Rasio Biaya Diklat terhadap Biaya Pegawai mempunyai kinerja yang buruk, yaitu dengan rata-rata kinerja sebesar 1,570. Dalam hal ini kepedulian PDAM untuk meningkatkan kompetensi pegawai kurang. PDAM harus meningkatkan program kompetensi Pegawai yaitu dengan mengikutsertakan pegawai untuk diklat dan membiayai diklat tersebut. Untuk kepedulian PDAM dapat dijadikan motivasi pegawai untuk bekerja lebih baik dalam hal pelayanan kepada masyarakat dan juga kepada perusahaan. Namun secara keseluruhan kinerja Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran dikatakan cukup, yaitu dengan rata-rata sebesar 3,72. Hal ini menunjukkan PDAM belum optimal dalam memperhatikan pegawainya. PDAM harus meningkatkan kinerja Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan pegawai untuk berpartisipasi dalam pencapaian hasil. Hasil uji kinerja keseluruhan perspektif dapat dievaluasi bahwa kinerja PDAM Tirta Dharma Kabupaten Klaten tahun 2011-2013 yaitu skor sebesar 3,77 untuk tahun 2011, 3,67 untuk tahun 2012, dan 3,72 untuk tahun 2013 sehingga mempunyai rata-rata 3,72. Hal tersebut menunjukkan bahwa PDAM Tirta Dharma Kabupaten Klaten telah menunjukkan kinerjanya yang baik dilihat dari keempat perspektif Balance Scorecardsetiap tahunnya. Dari penilaian kinerja tersebut berarti PDAM mampu berkembang, memperbaiki kas dan kewajiban pinjaman sehingga dikatakan PDAM yang sehat. PDAM juga mampu mengoperasikan instalasi secara efisien dan efektif serta memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat secara tepat

kualitas, kuantitas dan kontinuitas maupun mewujudkan tingkat pendapatan perusahaan dan kontribusi untuk PAD Kabupaten Klaten. Sehingga Visi dan Misi PDAM Tirta Dharma Kabupaten Klaten dapat tercapai. F. Simpulan Simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hasil Pengukuran untuk Perspektif Keuangan, yaitu ROE menunjukkan nilai sebesar 3, Rasio Operasi menunjukkan nilai sebesar 2, Rasio Kas menunjukkan nilai sebesar 5, Efektivitas Penagihan menunjukkan nilai sebesar 5, dan Rasio Solvabilitas menunjukkan nilai sebesar 5. Hal ini menunjukkan adanya tingkat kinerja perusahaan yang cukup dengan nilai rata-rata sebesar 0,975. 2. Hasil pengukuran untuk Perspektif Pelanggan, yaitu Cakupan Pelayanan menunjukkan nilai sebesar 2,67, Pertumbuhan Pelanggan menunjukkan nilai sebesar 2,67, Kualitas Air Pelanggan menunjukkan nilai sebesar 5, Tingkat Penyelesaian Aduan sebesar menunjukkan nilai 5, dan Konsumsi Air Domestik menunjukkan nilai sebesar 2,34. Hal ini menunjukkan adanya tingkat kinerja perusahaan yang cukup dengan nilai rata-rata sebesar 0,883. 3. Hasil Pengukuran Perspektif Bisnis Internal, yaitu Efisiensi Produksi menunjukkan nilai sebesar 2,34, Tingkat Kehilangan Air menunjukkan nilai sebesar 4, Jam Operasi Layanan/Hari menunjukkan nilai sebesar 5, Tekanan Sambungan Pelanggan menunjukkan nilai sebesar 5,danPenggantian Meter Air menunjukkan nilai sebesar 2,67. Hal ini menunjukkan adanya tingkat kinerja perusahaan yang baik dengan nilai rata-rata sebesar 1,342. 4. Hasil Pengukuran Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran secara keseluruhan, yaitu Rasio Jumlah Pegawai/1000 Pelanggan menunjukkan nilai sebesar 5, Rasio

Diklat Pegawai menunjukkan nilai sebesar2,34, dan Rasio Biaya Diklat terhadap Biaya Pegawai menunjukkan nilai sebesar 2. Hal ini menunjukkan adanya tingkat kinerja perusahaan yang cukup dengan nilai rata-rata sebesar 1,570. 5. Hasil Pengukuran Perspektif Balance Scorecard secara keseluruhan menunjukkan kinerja yang baik dari tahun 2011-2013 dengan nilai rata-rata 3,72. Sehingga PDAM mampu berkembang, memperbaiki kas dan kewajiban pinjaman, mengoperasikan instalasi secara efisien dan efektif serta memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat secara tepat kualitas, kuantitas, dan kontinuitas maupun mewujudkan tingkat pendapatan perusahaan dan kontribusi untuk PAD Kabupaten Klaten. Keterbatasan dalam penelitian ini meliputi: 1. Pengukuran variable dalam penelitian ini dengan teknik wawancara, sehingga sangat dimungkinkan terjadi ketidakjujuran pada responden dalam menjawab pertanyaan. 2. Periode penelitian yang pendek yaitu selama tiga tahun laporan keuangan perusahaan, sehingga penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan. Saran yang diberikan adalah: 1. Pengukuran variable sebaiknya selain dengan menggunakan wawancara, perlu diperkuat dengan dokumentasi, sehingga data yang diperoleh dari responden akan lebih valid 2. Penelitian selanjutnya bisa memperpanjang periode penelitian menjadi empat tahun atau lima tahun, agar mendapatkan hasil penelitan yang lebih baik dan dapat digeneralisasikan.

DAFTAR PUSTAKA Fuad, Muhammad. 2010. Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Area Pelayanan Kota Batu. Jurnal Ekonomi Bisnis. Th 15, No. 1. Mulyadi. 2001. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Jakarta : Salemba empat. Indriantoro dan Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta : BPFE. Hanafi dan Halim. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : UPP STIM YKPN. Kaplan dan Norton. 2000. Balance Scorecard : Menerapkan Strategi Menjadi Aksi. Jakarta : Erlangga. Mahsun, Mohammad. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE. Mahmudi. 2007. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Edisi revisi. Yogyakarta : UPP STIM YKPN Yogyakarta. Mardiasmo. 2002. Akuntansi sektor publik.yogyakarta : Andi Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.