Daftar Isi. Kata Pengantar. Daftar Isi PEDOMAN TATA KERJA SEKRETARIAT BKPRN

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

BAHAN INFORMASI RENCANA TATA RUANG SEBAGAI MATRA SPASIAL PENGEMBANGAN WILAYAH DAN ISU-ISU STRATEGIS PENATAAN RUANG

Bahan Paparan MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BPN

PENATAAN RUANG KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS)

Perkembangan Penelitian Terpadu Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan dalam Revisi RTRWP

IMPLIKASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 DALAM KERANGKA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PENATAAN RUANG

Optimalisasi Peran BKPRD: Bercermin dari BKPRN

Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan

KATA PENGANTAR LAPORAN KEGIATAN BKPRN

PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

PROSES REGULASI PERATURAN DAERAH RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN/KOTA (PERDA RTRWK)

Laporan Koordinasi Strategis BKPRN Tahun 2014

Mekanisme Pelaksanaan Musrenbangnas 2017

IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PU MELALUI PENYUSUNAN RPI2JM DALAM RANGKA MEWUJUDKAN RTRW

SUMATERA KALIMANTAN IRIAN JAYA JAVA DISAMPAIKAN OLEH:

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)

Jakarta, Desember Direktur Tata Ruang dan Pertanahan

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro)

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SELAKU SEKRETARIS BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG NASIONAL,

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DINAS PENATAAN RUANG DAN PERMUKIMAN Jl. Willem Iskandar No. 9 Telepon : (061) M E D A N

PEMBINAAN KELEMBAGAAN KOPERASI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

disampaikan oleh: Direktur Perencanaan Kawasan Kehutanan Kementerian Kehutanan Jakarta, 29 Juli 2011

Click to edit Master title style

SOSIALISASI FORUM PRA MUSRENBANGNAS TAHUN 2015

Kesepakatan Rakernas BKPRN 2013 terkait Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

REKLAMASI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH -Tantangan dan Isu-

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro)

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro)

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

UPT-BPSPL Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut DAN. UPT-BKKPN Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 50 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Peraturan Perundang-undangan lain yang terkait dengan UUPR (UUPA, UU Pertambangan, UU LH, dll.)

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA. No Nama UPT Lokasi Eselon Kedudukan Wilayah Kerja. Bandung II.b DITJEN BINA LATTAS

EVALUASI PROGRAM KEWASPADAAN NASIONAL PADA DITJEN KESBANGPOL KEMENDAGRI GRAND SAHID JAYA, 6 DESEMBER 2013 DIREKTUR KEWASPADAAN NASIONAL

PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA

EVALUASI KEGIATAN FASILITASI PUPUK DAN PESTISIDA TAHUN 2013

ASPEK HUKUM PENATAAN RUANG PULAU KEPULAUAN

PAGU SATUAN KERJA DITJEN BINA MARGA 2012

68 LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN MP3EI

INDEK KOMPETENSI SEKOLAH SMA/MA (Daya Serap UN Murni 2014)

LAPORAN TRIWULAN-III AKTIVITAS APBD PROVINSI

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE-07/PJ/2016 TENTANG

PENATAAN RUANG KAWASAN HUTAN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG

OSWAR MUNGKASA DIREKTUR TATA RUANG DAN PERTANAHAN

KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN

BKPRN. Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional PROSIDING. Pilot Survey Penjajakan Ekspektasi Peran BKPRN. Nusa Tenggara Barat, 23 Desember 2014

PENATAAN RUANG KAWASAN HUTAN

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH (BKPRD) KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

KEBUTUHAN FORMASI CPNS BNN TAHUN 2013

PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN BADAN KETAHANAN PANGAN RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI DAN STABILITAS HARGA PANGAN TAHUN 2015

PEDOMAN TATA KERJA SEKRETARIAT BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG NASIONAL

MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT

Disampaikan oleh: DIREKTUR PERENCANAAN KAWASAN HUTAN DALAM SEMINAR PEMBANGUNAN KEHUTANAN BERKELANJUTAN DALAM PERSPEKTIF TATA RUANG

KEBIJAKAN STRATEGIS PNPM MANDIRI KE DEPAN

Program Strategis Pengendalian Pemanfaatan Ruang. sebagai supporting system Monitoring dan Evaluasi

Disabilitas. Website:

KAWASAN PESISIR KAWASAN DARATAN. KAB. ROKAN HILIR 30 Pulau, 16 KEC, 183 KEL, Pddk, ,93 Ha

MODEL KELEMBAGAAN INSTANSI LINGKUNGAN HIDUP DI DAERAH

PENATAAN RUANG KAWASAN GAMBUT

INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2013

Laporan Capaian Target Indikator Kinerja Utama Semester II Tahun Kedeputian Bidang koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

ZâuxÜÇâÜ ]tãt UtÜtà GUBERNUR JAWA BARAT,

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN

PERKEMBANGAN PENILAIAN KABUPATEN/KOTA PEDULI HAK ASASI MANUSIA

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro)

Penggandaan, Pendistribusian, dan Pengelolaan Dana Bahan UN 2015 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Info Singkat Kemiskinan dan Penanggulangan Kemiskinan

Perkembangan Perubahan Peruntukan Dan Fungsi Kawasan Hutan Dalam Proses Review RTRWP Per 31 Desember 2015

PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA TA 2017

Kata Pengantar. Jakarta, Desember 2013 Direktur Tata Ruang dan Pertanahan. Oswar M. Mungkasa

HASIL Ujian Nasional SMP - Sederajat. Tahun Ajaran 2013/2014

AKUNTABILITAS KINERJA AKUNTABILITAS KINERJA BAB III. LAKIP 2011 Direktorat Jenderal Penataan Ruang

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2011 DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

CATATAN KECIL MENIGKUTI ASISTENSI DAN SUPERVISI DAERAH DALAM PENYUSUNAN DAN PENETAPAN RAPERDA TENTANG RTR DERAH YANG MENGAKOMODIR LP2B

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

Proses dan Mekanisme Penyelenggaraan Musrenbang Tahun 2010 dalam rangka Penyusunan RKP 2011

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN CILACAP BABI KETENTUAN UMUM.

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2016

LAPORAN MINGGUAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN PERIODE 18 MEI 2018

PEDOMAN TATA KERJA BKPRD PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. KLHS Raperda RTR Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta 1.1. LATAR BELAKANG

URGENSI SIPD DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL. Dr. Ir. Oswar Mungkasa, MURP Direktur Tata Ruang dan Pertanahan

Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH DENGAN DUKUNGAN FASILITAS LIKUIDITAS PEMBIAYAAN PERUMAHAN (KPR-FLPP) PUSAT PEMBIAYAAN PERUMAHAN

Peta Jalan Penyelamatan Ekosistem Sumatera 2020 Dalam RTR Pulau Sumatera

KOORDINASI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENATAAN RUANG

Yang Terhormat: 1. Menteri Kelautan RI / Eselon 1 di KKP. 2. Kepala Staf Kantor Kepresidenan. 3. Ketua Satgas IUU Fishing

BAB 1. PENDAHULUAN. 2. Tertib Pemanfaatan Hak Atas Tanah dan Pendayagunaan Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar.

INDONESIA Percentage below / above median

Transkripsi:

Kata Pengantar BKPRN merupakan lembaga yang ditugasi untuk melakukan koordinasi lintas sektor dalam bidang penataan ruang sesuai amanat Keputusan Presiden No. 4 Tahun 2009 tentang BKPRN. Sesuai dengan Pasal 10 Keppres tersebut, BKPRN diwajibkan untuk menyusun laporan kepada Presiden. Laporan Kegiatan BKPRN Semester II Tahun 2012 disusun berdasarkan isuisu strategis penataan ruang yang menjadi koridor utama dalam pelaksanaan kegiatan BKPRN. Isu strategis pertama yang diangkat adalah Penyelesaian Peraturan Perundang-Undangan Bidang Penataan Ruang yang terdiri dari Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Presiden (Perpres) dan Peraturan Daerah (Perda). Pada Tahun 2012 BKPRN membahas, antara lain Penerapan Kawasan yang Belum Ditetapkan Perubahan Peruntukan Ruangnya (Holding Zone) dalam Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW); dan Peninjauan Kembali PP No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN). Isu strategis kedua adalah Penguatan Kelembagaan BKPRN melalui penyusunan Pedoman Tata Kerja Sekretariat BKPRN. Pedoman ini disusun dengan harapan seluruh organ BKPRN dapat memiliki acuan yang sama dalam melaksanakan tugasnya. Isu strategis ketiga adalah Penyelesaian Konflik Pemanfaatan Ruang, yang mengangkat pembahasan ketidaksesuaian rencana pemanfaatan ruang dengan peruntukan dalam rencana tata ruang seperti yang terjadi di Kabupaten Badung dan Kabupaten Tangerang. Kami berharap laporan ini dapat menjadi informasi perkembangan kegiatan BKPRN sekaligus bahan masukan untuk penguatan koordinasi penataan ruang di masa mendatang. Jakarta, Februari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua BKPRN Hatta Radjasa Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua merangkap Anggota BKPRN Djoko Kirmanto Menteri PU selaku Wakil Ketua I merangkap Anggota BKPRN Gamawan Fauzi Menteri Dalam Negeri selaku Wakil Ketua II merangkap Anggota BKPRN Armida S. Alisjahbana Menteri PPN selaku Sekretaris merangkap Anggota BKPRN Daftar Isi PENINJAUAN KEMBALI RTRWN Daftar Isi HOLDING ZONE5 6 PEDOMAN TATA KERJA SEKRETARIAT BKPRN 6 7PENYELESAIAN KONFLIK PEMANFAATAN RUANG 8 KEMAJUAN PELAKSANAAN AGENDA KERJA BKPRN 2012- LAPORAN KEGIATAN BKPRN TAHUN 2012 1

BKPRN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG NASIONAL BKPRN sebagai wadah koordinasi penataan ruang nasional dalam penyusunan kebijakan, pelaksanaan, pembinaan dan pengawasan penataan ruang yang melibatkan peran berbagai sektor terkait. (Keppres No. 4 Tahun 2009 tentang BKPRN) TUGAS Amanat Keppres No. 4 Tahun 2009, BKPRN bertugas mengkoordinasikan, antara lain: STRUKTUR ORGANISASI BKPRN Ÿ Penyiapan kebijakan penataan ruang nasional; Ÿ Penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang Penataan Ruang; Ÿ Pemaduserasian berbagai peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penyelenggaraan penataan ruang; Ÿ Penanganan dan penyelesaian masalah yang timbul dalam Penyelenggaraan Penataan Ruang dan memberikan pengarahan serta saran pemecahannya; Ÿ Pemfasilitasian kerja sama penataan ruang antarprovinsi; Ÿ Upaya peningkatan kapasitas kelembagaan Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan penataan ruang; Ÿ Pelaksanaan RTRWN, pemantauan pelaksanaan RTRWN dan pemanfaatan hasil pemantauan tersebut untuk penyempurnaan RTR. Untuk mendukung kelancaran tugas, dibentuk 4 Kelompok Kerja (Pokja) BKPRN. KELOMPOK KERJA 1 KELOMPOK KERJA 2 KELOMPOK KERJA KELOMPOK KERJA 4 Koordinasi Penyiapan Kebijakan & Peraturan Perundang-Undangan Bidang Penataan Ruang Koordinasi Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Koordinasi Perencanaan dan Program Penataan Ruang Koordinasi Penyelesaian Sengketa dan Konflik Penataan Ruang 2 LAPORAN KEGIATAN BKPRN TAHUN 2012

ISU 1 Penyelesaian Peraturan Perundang-Undangan Bidang Penataan Ruang ndang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang UPenataan Ruang menginstruksikan penyusunan beberapa peraturan perundang-undangan berikut: Peraturan Pemerintah (PP); Peraturan Presiden (Perpres) tentang: i) Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau/Kepulauan; ii) RTR Kawasan Strategis Nasional (KSN); dan Peraturan Daerah (Perda) tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi, Kabupaten dan Kota. Peraturan Pemerintah Sejak 2008 Hingga Desember 2012, telah ditetapkan dari 5 PP yang diamanatkan, yaitu PP No. 26 Tahun 2008 tentang RTRWN, PP No. 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang dan PP No. 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang. Sementara 2 Rancangan PP lainnya yaitu tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang dan Penataan Wilayah Pertahanan Negara telah melalui tahap harmonisasi di Kementerian Hukum dan HAM, dan akan diproses lebih lanjut di Setneg. Direncanakan kedua PP ini dapat ditetapkan pada Tahun. Perpres tentang RTR Pulau/Kepulauan Sejak 2011 sampai awal Tahun 2012 telah ditetapkan 4 Perpres RTR Pulau, yaitu: Perpres No. 88 Tahun 2011 tentang RTR Pulau Sulawesi; Perpres No. Tahun 2012 tentang RTR Pulau Kalimantan; Perpres No. 1 Tahun 2012 tentang RTR Pulau Sumatera; dan Perpres No. 2 Tahun 2012 tentang RTR Pulau Jawa-Bali. RTR Pulau/Kepulauan lainnya, yaitu untuk Pulau Papua, Kepulauan Maluku dan Kepulauan Nusa Tenggara telah melalui tahap harmonisasi di Kementerian Hukum dan HAM dan direncanakan ditetapkan pada Tahun. Perpres tentang RTR KSN Hingga akhir Tahun 2012 telah ditetapkan 5 Perpres, yaitu: Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur (Jabodetabekpunjur); Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, STATUS PENETAPAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG PENATAAN RUANG TAHUN 2012 PP Perpes RTR Pulau/Kepulauan Perpres RTR KSN Perda RTRW Provinsi Perda RTRW Kabupaten Perda RTRW Kota 5 5 45 1 20 10 0 20 40 60 80 100 % Capaian 2011 Capaian 2012 Total Gianyar dan Tabanan (Sarbagita); Perpres No. 55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Makassar, Maros, Sungguminasa dan Takalar (Mamminasata); Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang dan Karo (Mebidangro); dan Perpres No. 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam, Bintan dan Karimun (BBK). 71 RTR KSN lainnya direncanakan selesai seluruhnya pada Tahun 2014. Perda RTRW Provinsi, Kabupaten dan Kota UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengamanatkan penyelesaian Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) paling lambat 2 tahun untuk Provinsi dan tiga tahun untuk Kabupaten/Kota, terhitung dari tahun 14 202 4 56 5 7 76 98 9 55 LAPORAN KEGIATAN BKPRN TAHUN 2012

penetapan UU No. 26 Tahun 2007. Pada periode hingga Desember 2012, telah ditetapkan RTRW untuk: 14 dari provinsi, 202 dari 98 kabupaten dan 56 dari 9 kota. Sepanjang Tahun 2012 ditetapkan RTRW untuk 4 provinsi, 121 kabupaten dan 28 kota. Berbagai upaya percepatan telah dilakukan agar seluruh Perda RTRW Provinsi, Kabupaten dan Kota selesai ditetapkan pada Tahun karena selanjutnya daerah harus segera fokus pada pengendalian pemanfaatan ruang dan daerah perlu menyusun Rencana Rinci Tata Ruang. Partisipasi aktif seluruh pihak yang berkepentingan, baik eksekutif maupun legislatif sangat diperlukan untuk mendorong penetapan RTRW Provinsi dan Kabupaten/Kota. BKPRN juga terus melakukan fasilitasi bagi pemerintah provinsi/kabupaten/kota untuk penyelesaian materi teknis RTRW, termasuk substansi kehutanan. Berdasarkan capaian dan kendala dalam penyusunan peraturan perundang-undangan tersebut, beberapa hal yang menjadi fokus kegiatan BKPRN pada Tahun 2012, adalah: Ÿ Penerapan Kawasan yang Belum Ditetapkan Perubahan Peruntukan Ruangnya (Holding Zone) dalam Perda RTRW; dan Ÿ Peninjauan Kembali PP No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN). PETA STATUS RTRW PROVINSI SE-INDONESIA (Status 1 Desember 2012) Keterangan: Sudah Ditetapkan sebagai Perda Sudah Persetujuan Substansi Kehutanan Sudah Persetujuan Substansi PU 1 Aceh 12 Jawa Barat 2 Kalimantan Timur 2 Sumatera Utara 1 Jawa Tengah 24 Sulawesi Utara Sumatera Barat 14 DI Yogyakarta 25 Sulawesi Tengah 4 Riau 15 Jawa Timur 26 Sulawesi Selatan 5 Jambi 16 Banten 27 Sulawesi Tenggara 6 Sumatera Selatan 17 Bali 28 Gorontalo 7 Bengkulu 18 Nusa Tenggara Barat 29 Sulawesi Barat 8 Lampung 19 Nusa Tenggara Timur 0 Maluku 9 Kep.Bangka Belitung 20 Kalimantan Barat 1 Maluku Utara 10 Kep. Riau 21 Kalimantan Tengah 2 Papua 11 DKI Jakarta 22 Kalimantan Selatan Papua Barat 4 LAPORAN KEGIATAN BKPRN TAHUN 2012

Holding Zone Sasaran Penerapan: RTRW Provinsi yang sudah mendapatkan persetujuan substansi teknis dari Menteri PU, namun belum mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehutanan. ari Provinsi, 12 diantaranya masih belum Dmemperoleh persetujuan subtansi Menteri Kehutanan. Sebagai upaya percepatan penyelesaian Perda RTRW, Rakernas BKPRN Tahun 2011 menghasilkan kesepakatan utama yaitu Penerapan status Holding Zone bagi provinsi yang sudah mendapatkan persetujuan substansi teknis dari Menteri Pekerjaan Umum, namun belum mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehutanan. Menindaklanjuti kesepakatan ini, maka pada Tahun 2012 BKPRN secara intensif telah menyelenggarakan serangkaian pembahasan dan menyepakati pokok pengaturan Holding Zone, yaitu: Pengertian Pengertian Kawasan yang belum ditetapkan perubahan peruntukan ruangnya (Holding Zone) mengacu pada kawasan hutan yang diusulkan perubahan peruntukan dan fungsinya, atau bukan-kawasan hutan yang diusulkan menjadi kawasan hutan, oleh Gubernur kepada Menteri Kehutanan dalam revisi Peraturan Daerah (Perda) tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi, yang belum mendapat persetujuan perubahan peruntukan ruangnya oleh Menteri Kehutanan. Bentuk Aturan Bentuk Aturan Penerapan Holding Zone diusulkan melalui Instruksi Presiden (Inpres), dan Surat Edaran Bersama (SEB) Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Kehutanan. Inpres merupakan arahan secara umum tentang mendesaknya penyelesaian penetapan RTRW Provinsi dan Kabupaten/Kota. Sementara itu, SEB sebagai pedoman pelaksanaan Inpres berisi tentang pedoman rinci penerapan status Holding Zone bagi RTRW Provinsi dan Kabupaten/Kota. Judul Inpres Judul Inpres Penyelesaian Penyusunan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten/Kota. Judul SEB Judul SEB Percepatan Penyelesaian Penyusunan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten/Kota melalui Penerapan Kawasan yang Belum Ditetapkan Perubahan Peruntukan Ruangnya (Holding Zone). Pengintegrasian Pengintegrasian Dalam hal kawasan yang ditetapkan sebagai Holding Zone sudah mendapatkan persetujuan peruntukan ruang dari Menteri Kehutanan, maka kawasan tersebut ditetapkan dengan Perda Provinsi dan diintegrasikan ke dalam Perda RTRW Provinsi yang berlaku. Pada akhir Tahun 2012, Rancangan Inpres dan SEB Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Kehutanan telah diajukan kepada Menko Perekonomian selaku Ketua BKPRN untuk dibahas dalam Sidang BKPRN dan selanjutnya dilegalisasi. LAPORAN KEGIATAN BKPRN TAHUN 2012 5

Peninjauan Kembali RTRWN Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional ditinjau kembali 1 kali dalam 5 tahun. (UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Pasal 20 ayat 6) ima tahun telah berlalu sejak Rencana Tata Ruang LWilayah Nasional (RTRWN) ditetapkan melalui PP No. 26 Tahun 2008. Sebagaimana diamanatkan UU No. 26 Tahun 2007, di akhir Tahun 2012 BKPRN menginisiasi persiapan peninjauan kembali RTRWN yang akan dilaksanakan pada Tahun. Salah satunya dengan mengkaji kembali RTRWN dari berbagai aspek, diantaranya seperti transportasi, Sumber Daya Alam (SDA), lingkungan dan ekonomi. Pada tahun 2014 juga akan disusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 2019 yang akan didahului dengan penyusunan background study pada Tahun. Diharapkan hasil peninjauan kembali RTRWN bisa bersinergi dengan penyusunan RPJMN, terutama pada dimensi kewilayahan. Proses peninjauan kembali RTRWN meliputi kegiatan pengkajian, evaluasi, serta penilaian, baik terhadap RTRWN maupun penerapannya. Hasil pelaksanaan peninjauan kembali RTRWN berupa rekomendasi perlu atau tidaknya dilakukan revisi terhadap RTRWN. Substansi RTRWN yang akan ditinjau kembali antara lain mencakup substansi struktur ruang seperti jaringan jalan; dan substansi pola ruang seperti kawasan rawan bencana, kawasan karst dan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). Penyelesaian RTRW Kota Surabaya yang hingga saat ini terkendala karena substansi jaringan jalan bebas hambatan yang dimuat dalam RTRWN belum dapat diakomodasi perlu menjadi pertimbangan dalam peninjauan kembali tingkat kerincian RTRWN. RTRWN 1 2 PENETAPAN PELAKSANAAN PELAKSANAAN (EVALUASI/ PENGKAJIAN) REKO MEN DASI ya REVISI RTRWN <20% AMANDEMEN PERATURAN PER-UU-AN tidak TIDAK REVISI >20% PP BARU ISU 2 Penguatan Kelembagaan BKPRN: Pedoman Tata Kerja Sekretariat BKPRN Sekretaris BKPRN mempunyai tugas memberi dukungan kesekretariatan dalam pelaksanaan tugas-tugas BKPRN. (Permenko Bidang Perekonomian Per-02/M.EKON/10/2009 Pasal 2) eran BKPRN yang semakin strategis dalam Pperumusan kebijakan dan penyelesaian konflik tata ruang menuntut penguatan dari segi kelembagaan, terutama perbaikan mekanisme dan tata kerja BKPRN. Hal ini juga diamanatkan dalam Keppres No 4 Tahun 2009 tentang BKPRN dan Permenko Bidang Perekonomian Per- 02/M.EKON/10/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja BKPRN. Sebagai operasionalisasi dari Permenko tersebut, disusun Pedoman Tata Kerja Sekretariat BKPRN dengan tujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja BKPRN. Pedoman ini akan mengatur operasionalisasi tugas setiap organ BKPRN, dan membangun sistem dan deskripsi kerja secara detail. Lingkup Pedoman Tata Kerja Sekretariat BKPRN meliputi: Persidangan dan Rapat (Sidang BKPRN, Rapat Tim Pelaksana, Rapat Pokja, Raker Regional BKPRN, Rakernas BKPRN) dan Naskah Dinas (Surat dan Laporan), Tata Cara Persuratan serta Dokumentasi, Informasi dan Kehumasan. Pedoman ini direncanakan akan ditetapkan pada Tahun melalui Keputusan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas selaku Sekretaris BKPRN. 6 LAPORAN KEGIATAN BKPRN TAHUN 2012

ISU Penyelesaian Konflik Pemanfaatan Ruang BKPRN bertugas mengkoordinasikan penanganan dan penyelesaian masalah yang timbul dalam penyelenggaraan penataan ruang dan memberikan pengarahan serta saran pemecahannya. (Keppres No. 4 Tahun 2009 tentang BKPRN) A. Pembangunan Bali International Park (BIP) embangunan Kawasan Terpadu Bali International PPark yang berlokasi di Kawasan Perkotaan Jimbaran belum mendapatkan izin lokasi dari Bupati Badung karena berdasarkan RTRW Kabupaten Badung (yang sudah memperoleh persetujuan substansi Menteri PU pada tanggal 15 Maret 2011), lokasi peruntukannya bukan untuk kawasan pariwisata. Namun demikian, menurut Pasal 15 ayat (2) butir b Perpres No. 45 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar-Badung-Gianyar-Tabanan (Sarbagita), kegiatan di Kawasan Perkotaan Jimbaran Kabupaten Badung salah satunya adalah sebagai pusat kegiatan pariwisata. Berdasarkan pasal tersebut, Bupati Badung kemudian meminta Pemerintah Pusat mengeluarkan surat untuk memerintahkan Bupati Badung agar memproses izin prinsip sesuai dengan ketentuan Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Sarbagita. Menteri PU selaku Ketua Tim Pelaksana BKPRN melalui Surat No. TR.0 0-Mn/658 tertanggal 28 Desember 2011 kemudian memberi rekomendasi kepada Menko Perekonomian selaku Ketua BKPRN untuk menyampaikan kepada Kabupaten Badung bahwa izin prinsip pembangunan Kawasan Terpadu BIP dapat diterbitkan dengan mengacu pada ketentuan perizinan pemanfaatan ruang yang termuat di dalam Perpres 45/2011 dan Pemerintah Kabupaten Badung perlu segera mempercepat proses penetapan Perda RTRW Kabupaten Badung, agar tersedia acuan spasial pelaksanaan pembangunan, termasuk dasar untuk pemberian izin pemanfaatan ruang. B. Pembangunan Kawasan Perumahan dan Komersial di Kabupaten Tangerang embangunan kawasan perumahan dan komersial Pseluas ± 10 Ha di Desa Kohod Kecamatan Pakuhaji Kabupaten Tangerang direncanakan untuk mendukung investasi dalam rangka percepatan pembangunan perekonomian Kabupaten Tangerang. Akan tetapi berdasarkan Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jabodetabekpunjur, lokasi kawasan ini masuk ke dalam Zona B6 (perumahan hunian rendah) dan P5 (perlindungan pantai). Oleh sebab itu, BKPRD Kabupaten Tangerang menyampaikan surat kepada BKPRN untuk memohon rekomendasi atas rencana pembangunan kawasan perumahan dan komersial di lokasi tersebut. Berdasarkan hasil telaah Perpres No. 54 Tahun 2008 dan kunjungan lapangan pada Desember 2012, BKPRN memberikan rekomendasi, dengan pokok-pokok sebagai berikut: Ÿ Rencana pembangunan kawasan perumahan dan komersial yang berada di Zona B6 pada prinsipnya dapat dilaksanakan melalui rekayasa teknis dan koefisien zona terbangun (KZB) paling tinggi 50% dan tetap berfungsi sebagai penyangga zona N1 sebagaimana diatur dalam Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jabodetabekpunjur. Arahan Perpres Jabodetabekpunjur Lokasi Dimohon P5 B6 Pelaksanaan rencana pembangunan perumahan dan komersial harus didahului dengan kajian komprehensif berupa : Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan Rencana Pengembangan (Development Plan). Rencana Pembangunan Kawasan Perumahan dan Komersial ini diintegrasikan dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kabupaten Tangerang. LAPORAN KEGIATAN BKPRN TAHUN 2012 7

Kemajuan Agenda Kerja BKPRN 2012- genda Kerja BKPRN 2012- disusun berdasarkan hasil Rakernas BKPRN Tahun 2011 dan berbagai masukan dari AK/L anggota BKPRN. Kegiatan dalam Agenda Kerja BKPRN 2012- dikelompokkan berdasarkan 4 Pokja BKPRN dengan status kemajuan masing-masing sebagai berikut: No Agenda Kerja BKPRN Indikator Pelaks ana Tahun Pelaksanaan Kemajuan hingga akhir Tahun 2012 Pokja 1 Koordinasi Penyiapan Kebijakan dan Peraturan Perundang-undangan Bidang Penataan Ruang 1 Penyelesaian Perda RTRW Provinsi/Kab/Kota dan Perpres RTR KSN dan RTR Pulau/Kepulauan 1.a Persetujuan substansi dari Menteri PU untuk Perda RTRW Provinsi/Kabupaten/ Kota Perpres RTR KSN dan Pulau/Kepulauan: Pembahasan dengan Eselon II BKPRN (1 Perpres) Persetujuan dari Eselon I BKPRN (1 Perpres) Persetujuan dari Menteri BKPRN (1 Perpres) 1.b Persetujuan substansi dari Menteri Kehutanan untuk RTRW seluruh provinsi 1.c Keputusan Mendagri mengenai evaluasi Raperda RTRW Provinsi 2 Penyusunan instrumen pemantauan dan evaluasi penataan ruang kawasan nasional serta Perda RTRW Prov/Kab/Kota 26 Kab dan 11 Kota Kemen. PU 1 Perpres Kemen. PU Provinsi Kemenh ut Kemend agri Kemen. PU 2012 Persetujuan substansi untuk 2 Kabupaten dan Kota. 2012- Raperpres KSN sudah siap dibahas di tingkat Es.II BKPRN (KSN Kaw.Perbatasan Negara di Provinsi Sulut-Gorontalo- Sulteng, KSN KAPET Khatulistiwa, KSN Kaw. Perbatasan Negara di Provinsi Riau-Kepri) 2012-10 provinsi tidak mengajukan perubahan, telah diterbitkan SK Menhut: Lampung, NTB, Bali, DIY, Jateng, Jabar, Banten, Jatim. 12 provinsi mengusulkan perubahan, telah diterbitkan SK Menhut: Sulsel, Kalsel, Gorontalo, Sultra, Bengkulu, Sumbar, Papua, Malut, Kalteng, Sulbar, Jambi, Babel. 9 provinsi selesai proses timdu, sedang diajukan konsep SK Menhut: Maluku, Sumut, Kaltim, Kalbar, Kepri, Sumsel, Sulut, Riau, Sulteng. 2 provinsi masih proses timdu: Aceh, Papua Barat. 2012- Telah dilakukan Evaluasi Raperda RTRW Prov. Bengkulu, Jatim dan Sumbar. 2012 Tidak terlaksana pada Tahun 2012. Keterangan Target 2012 belum tercapai. Masih ada 10 Kab dan 8 kota yang belum mendapat persetujuan substansi RTRW. Akan dilanjutkan di. 10 Raperpres lainnya dalam tahap mendapat tanda tangan persetujuan dari Kepala Daerah terkait. Akan dilanjutkan di. Raperda RTRW Prov. tersebut telah ditetapkan menjadi Perda RTRW pada tahun 2012. Penyampaian Surat Mendagri No.522/162/SJ tgl 27 April 2012 tentang Percepatan Penyelesaian Substansi Kehutanan pada Penyusunan RTRW Provinsi kpd Menhut. Evaluasi RTRW akan dilanjutkan di. Pada Tahun akan disusun TOR untuk penyusunan instrumen pemantauan&evaluasi penataan ruang kawasan nasional serta Perda RTRW Prov/Kab/Kota dgn melibatkan K/L anggota BKPRN. 8 LAPORAN KEGIATAN BKPRN TAHUN 2012

No Agenda Kerja BKPRN Pelaksana Pokja 1 Penyelesaian RPP Penataan Wilayah Pertahanan Negara menjadi PP 4 Penyelesaian RPP Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang menjadi PP 5 Penyiapan substansi revisi PP 26/2008 tentang RTRWN 6 Penyelesaian NSPK: Pedoman Penyusunan RTR KSN; Pedoman Pengawasan Penataan Ruang; Arahan Peraturan Zonasi Sistem Nasional; Pedoman Pemanfaatan Ruang Dalam Bumi; dan lainnya 7 Penyelesaian NSPK: Pedoman tentang Tata Cara Peran Masyarakat dalam Perencanaan Tata Ruang Pedoman sinkronisasi peraturan dalam bentuk SEB kepada Pemda 8 Penyelesaian Pedoman KLHS untuk Perubahan Kawasan Hutan Tahun Pelaksanaan Kemajuan hingga akhir Tahun 2012 Kemenhan 2012- Harmonisasi I tgl 24 April 2012. Harmonisasi II tgl 2 Mei 2012. Kemenkum HAM tgl 12 Desember 2012. BIG 2012 Sedang dalam proses menunggu tanda tangan oleh Presiden RI. Kemen. PU dan K/L terkait 2012 Pelaksanaan kajian; Persiapan pelaksanaan sarasehan dan persiapan pembentukan Tim Peninjauan Kembali RTRWN. Kemen. PU 2012 a. Telah ditetapkan Pedoman Penyusunan RTR KSN melalui Permen PU No. 15 Tahun 2012. b. Pedoman Pengawasan Penataan Ruang masih dalam proses penyusunan. Substansi belum selesai dibahas & masih perlu keterlibatan dan kesepakatan antar sektor. c. Pedoman Pemanfaatan Ruang Dalam Bumi sedang dalam proses legalisasi. Kemendagri 2012 a. Perlu dilakukan revisi terhadap muatan/substansi Permendagri Nomor 9 Tahun 1998 tentang Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di Daerah. b. Telah dilakukan beberapa kali pembahasan. c. Pada tahun 2011-2012 telah disusun 4 Surat Edaran Mendagri. KLH 2012 Pembahasan akhir draft Pedoman KLHS untuk Perubahan Kawasan Hutan dengan stakeholder terbatas. 9 Pedoman Teknis Perpetaan RDTR BIG 2012 Telah selesai disusun. Direncanakan akan dilakukan kajian di Tahun dengan membuat prototipe di Kota Bitung (MPEI). 10 Penyelesaian perangkat hukum dalam rangka harmonisasi UU 26/2007 dengan UU 27/2007 KKP 2012 Dalam pembahasan di tingkat teknis untuk memperoleh kesatuan acuan untuk dijadikan pedoman bersama di Pusat dan Daerah. Keterangan Target ditetapkan pada Tahun. Telah ditetapkan melalui PP No.8 Tahun tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang. Dilanjutkan di Tahun dengan proses peninjauan kembali sesuai ketentuan PP 15/2010 pada tahun untuk menghasilkan keputusan amandemen atau revisi. Target 2012 belum semuanya tercapai. Akan dilakukan konsensus lebih lanjut pada tahun, melibatkan stakeholder dari seluruh sektor terkait. Target 2012 belum semuanya tercapai. Pedoman tentang Tata Cara Peran Masyarakat dalam Perencanaan Tata Ruang ditargetkan selesai pada Februari. Target 2012 belum semuanya tercapai. Akan dilakukan Finalisasi draft Pedoman KLHS untuk Perubahan Kawasan Hutan dengan melibatkan stakeholder terkait lainnya pada Tahun. v Target 2012 belum semuanya tercapai. Akan dilanjutkan di Tahun dengan agenda pemaparan contoh-contoh Perda RTRW (Prov/Kab/Kota) yang pengaturan wilayahnya mencakup pesisir dan laut oleh Kementerian PU. LAPORAN KEGIATAN BKPRN TAHUN 2012 9

No Agenda Kerja BKPRN Pelaksana Tahun Pelaksan aan Kemajuan hingga akhir Tahun 2012 Keterangan Pokja 1 11 Penyelesaian SEB Menhut kepada daerah mengenai mekanisme penerapan Holding Zone dalam Raperda RTRW 12 Supervisi dan Asistensi Peta RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, RTR Pulau dan KSN 1 Penyiapan/pengadaan peta kawasan hutan skala 1:50.000 Standarisasi/pengesahan peta dasar kehutanan skala 1:250.000 dan 1:50.000 Kemenhut, Kemendagri BIG 2012- Kemenhut, BPN, BIG Pokja 2 Koordinasi Peningkatan Kapasitas Kelembagaan 14 Pemantapan fungsi Sekretariat BKPRN, antara lain fasilitasi rapat koordinasi, kehumasan dan dokumentasi 15 Penyusunan mekanisme dan tata kerja (SOP) Sekretariat, Tim Pelaksana dan Pokja BKPRN (tata persuratan, mekanisme koordinasi dan pengambilan keputusan, mekanisme penyelesaian konflik, logo BKPRN, dsb) 16 Peningkatan kapasitas kelembagaan K/L anggota BKPRN dalam penyelenggaraan pemanfaatan ruang 2012 Penyempurnaan draft Instruksi Presiden dan SEB beserta lampirannya telah dilakukan oleh Tim Sekretariat BKPRN bersama Kemenhut dan Sekretariat Kabinet. 2012- Bappenas 2012- Kemenko Perekonomian dan Bappenas Kemenko Perekonomian Sudah dilakukan rekomendasi peta RTRW (sampai layout peta) untuk 7 Provinsi, 78 Kabupaten, dan 17 Kota. Peta kawasan hutan 1:50.000 untuk Papua selesai disusun, untuk Sumatera masih dalam proses penyusunan. Penyusunan e-bkprn sebagai media kerja elektronik dan penyebarluasan informasi antar K/L anggota BKPRN. 2012 Pedoman Tata Kerja Sekretariat BKPRN dalam proses persetujuan Menteri PPN untuk ditetapkan melalui Kepmen PPN/Kepala Bappenas. Judul dan bentuk hukumnya telah mendapat persetujuan dari Ketua, Wakil Ketua I, Wakil Ketua II, dan Wakil Ketua III BKPRN. 2012- Tidak akan dilaksanakan di Tahun 2012-. 17 Penyelenggaraan Rakernas BKPRN Kemendagri Penjaringan isu-isu strategis nasional melalui penyelenggaraan forum - forum penataan ruang, antara lain: Forum BKPRD, Raker Regional Penataan Ruang, Raker BKPRD, Forum Koordinasi Pusat dan Daerah. Penentuan waktu dan tempat penyelenggaraan Rakernas BKPRN Tahun yaitu pada bulan Juni di Semarang, Jawa Tengah. 18 Penyelenggaraan Raker Regional BKPRN di Makassar 19 Penyelenggaraan Raker BKPRD di Pekanbaru, Riau Kemendagri 2012 Telah dilaksanakan pada tanggal 26 s.d. 28 September 2012 di Makassar, Sulawesi Selatan. Kemendagri 2012 Telah dilaksanakan pada tanggal 29 s.d. 1 Oktober 2012 di Pekanbaru, Riau. Target 2012 belum semuanya tercapai. Saat ini draft Inpres dan SEB sedang dalam proses finalisasi di Kemenko Perekonomian. Ditargetkan dapat ditetapkan pada. Dilanjutkan pada tahun dan Pelaksanaan kegiatan Bantek terhadap 0 kab/kota di tahun. Akan dilanjutkan di. Sosialisasi dan penerapan e- BKPRN pada tahun. Telah selesai disusun di Tahun 2012. Ditargetkan pada Tahun dapat dilegalkan melalui Kepmen PPN/Kepala Bappenas. Contoh kegiatan: Seminar untuk penyebarluasan informasi Studi banding untuk penyamaan pemahaman. Rumusan isu-isu strategis penyelenggaraan penataan ruang pusat dan daerah yang merupakan hasil dari Raker Regional BKPRN akan digunakan sebagai masukan/input dalam pelaksanaan Rakernas BKPRN Tahun. v v Tindak Lanjut: Surat Mendagri No. 080/4704/SJ tgl 20 Nov 2012 tentang Penyampaian Hasil Raker BKPRD Tahun 2012 kepada Gubernur se-indonesia. Surat Mendagri No. 080/4705/SJ tgl 20 Nov 2012tentang Penyampaian Hasil Raker BKPRD Tahun 2012 kepada Menko Perekonomian selaku Ketua BKPRN. 10 LAPORAN KEGIATAN BKPRN TAHUN 2012

No Agenda Kegiatan BKPRN Pelaksana Pokja Koordinasi Perencanaan dan Program Penataan Ruang 20 Pelaksanaan rapat triwulanan untuk melihat kemajuan pelaksanaan kegiatan BKPRN 2012-21 Pelaksanaan rapat koordinasi kebijakan dan program antar K/L untuk penyusunan agenda kerja BKPRN 2012-22 Pemantauan penyelenggaraan penataan ruang daerah Tahun Pelaksa naan Bappenas 2012- Kemajuan hingga akhir Tahun 2012 Terselenggara 1x pada Mei 2012. Kemajuan pelaksanaan kegiatan BKPRN 2012- lebih jauh dilakukan melalui mekanisme surat-menyurat. Keterangan Akan dilanjutkan di. Bappenas 2012 Telah terlaksana di awal Tahun 2012. v K/L melaporkan ke Bappenas 2012- Belum terlaksana di Tahun 2012. Akan dilaksanakan setelah instrumen pemantauan dan evaluasi disusun di Tahun. 2 Pemantauan pelaksanaan tindak lanjut hasil Rakernas Bappenas 2012- Terlaksana melalui penyelenggaraan rapat triwulanan dan mekanisme surat-menyurat. Akan dilanjutkan di. 24 Publikasi atau sosialisasi produk studi tentang integrasi antara rencana tata ruang dengan rencana pembangunan Pokja 4 Koordinasi Penyelesaian Sengketa dan Konflik Penataan Ruang 25 Penyelesaian sengketa dan konflik pemanfaatan ruang 26 Evaluasi pelaksanaan inventarisasi hasil audit pemanfaatan ruang (stocktaking) 27 Penyelesaian masalah kekosongan hukum RTRW 28 a. Penetapan kesepakatan (dalam bentuk Inpres atau lainnya) untuk menunda pemberian izin baru sementara menunggu Perda RTRW baru ditetapkan b. Revisi peta indikatif penundaan izin baru c. Penyelesaian mekanisme penyelesaian masalah alih fungsi lahan Bappenas 2012 Telah dipublikasikan dalam Butaru dan Buletin TRP serta disosialisasikan melalui leaflet yang disebarkan kepada pemerintah daerah dan K/L dalam berbagai forum penataan ruang nasional dan daerah. Hasil studi bisa terus dipublikasikan dan disosialisasikan. Kemenko Perekonomi an Kementerian PU Kemenko Perekonomi an, Kementerian PU Kemenko Perekonomi an berkoordina si dengan K/L terkait 2012- Pembahasan konflik pemanfaatan ruang, antara lain: Rencana Pengembangan Kawasan Perumahan, Komersil&Industri terkait Perpres 54/2008, Kab. Tangerang; Rencana Pembangunan Kawasan Perumahan&Pariwisata di Zona B6&P5 terkait Perpres 54/2008, Kab. Tangerang; Perubahan Rekomendasi Pemanfaatan Ruang Kaw. Pusat Perdamaian& Keamanan terkait Perpres 54/2008, Kab. Bogor; Pembangunan PLTU di TWALD terkait PP 26/2008, Kab. Batang; Permasalahan Raperda RTRW Kab. Kebumen; Pembangunan Bali International Park; Percepatan Pengembangan MIFEE; dan Percepatan Penetapan RTRW Kab. Simalungun dan KEK Sei Mangkei. 2012 Telah terlaksana di Tahun 2012 dengan fokus Kawasan Jabodetabekpunjur. LAPORAN KEGIATAN BKPRN TAHUN 2012 11 v Akan dilanjutkan di. 2012 Tidak terlaksana di Tahun 2012. Kemendagri telah menyampaikan surat edaran agar daerah yang memiliki kekosongan hukum (belum memiliki Perda RTRW baru) dapat mengajukan dispensasi ke Provinsi/Pusat untuk menggunakan Perda RTRW lama. 2012 Telah diterbitkan Inpres 10 Tahun 2011 Tentang Penundaan Pemberian Ijin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut. Telah ditetapkan revisi III Penetapan Peta Indikatif Penundaaan Pemberian Ijin Baru Pemanfaatan Hutan, Penggunaan Kawasan Hutan dan Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan dan Areal Penggunaan Lain. Sedang disusun Inpres tentang moratorium alih fungsi lahan sawah ke non sawah Target 2012 belum tercapai. Penyusunan Inpres dilanjutkan di Tahun. v v

Penutup BKPRN merupakan lembaga yang bersifat ad-hoc sehingga terkadang menghadapi keterbatasan dalam memberikan rekomendasi atau keputusan. Namun sebagai satu-satunya media interaksi antarsektor di bidang penataan ruang, BKPRN masih sangat dibutuhkan, dan memiliki posisi yang sangat strategis dalam merumuskan kebijakan-kebijakan, terobosan hukum atau inisiatif baru dalam penyelenggaraan penataan ruang, seperti mekanisme Holding Zone dan penyelesaian konflik tata ruang pada Tahun 2012 ini. Serupa dengan Tahun 2011, sebagian besar kegiatan BKPRN pada Tahun 2012 berada pada lingkup pengaturan dan pelaksanaan. Lingkup pembinaan dan pengawasan masih perlu ditingkatkan kinerjanya, terutama dengan penyusunan instrumen pengendalian, pemantauan dan evaluasi. Tantangan yang dihadapi BKPRN ke depan semakin kompleks, mengingat masalah terkait pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang diperkirakan akan semakin banyak. Peran BKPRN semakin perlu diimbangi dengan penguatan dari sisi kelembagaan, salah satunya melalui implementasi sistem kerja elektronik e-bkprn sehingga lebih memudahkan koordinasi anggota BKPRN yang tersebar di berbagai K/L. Pada Tahun mendatang, BKPRN akan menyelenggarakan kegiatan Rakernas untuk menyusun Agenda Kerja BKPRN 2014-2015. Diperlukan komitmen yang kuat dan usaha yang lebih keras dari seluruh anggota BKPRN untuk menuntaskan berbagai kegiatan dalam Agenda Kerja BKPRN 2012- sehingga kegiatan BKPRN untuk 2 tahun berikutnya dapat diarahkan untuk pembinaan dan pengawasan penataan ruang. 12 LAPORAN KEGIATAN BKPRN TAHUN 2012