ESSAY PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEMANGAT KEBANGSAAN DEMI MASA DEPAN CEMERLANG

dokumen-dokumen yang mirip
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI LANGAKAH AWAL PENCEGAHAN PLAGIARISME. Dosen PJMK: Mohammad Adib, drs, M.Si

Disusun Oleh : Handris Krisnayana ( )

Disusun Oleh : DIAN NOVITASARI DEPARTEMEN KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA SEMESTER GANJIL 2012 / 2013

ESSAY BEBAS MUDA AIRLANGGA YANG BUTUH PENDIDIKAN ANTI KORUPSI ( ANTI PLAGIARISM! ) Oleh : Rif atul Qomariyah ( ) DEPARTEMEN KOMUNIKASI

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI. FAKULTAS ILMU SOSIAL dan ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGGA

Livia Melda Christanti

TUGAS PPKN. BY : Deanty Chandra Pertiwi ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA

PPKn. Dosen PJMK : Mohammad Adib. Artikel Ilmiah Populer/Essay Bebas. Pendidikan Anti Korupsi. Kelas D

PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Hindari Korupsi dengan Tidak Berlaku Plagiat

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Dosen PJMK : H. Muhammad Adib. Essay Bebas (Pentingnya Pendidikan Anti Korupsi Sejak Dini)

TUGAS RESUME PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PERTEMUAN KE-12 AKAL TAK SEKALI TIBA STOP...!!! SAY NO CORRUPTION.

PLAGIARISME DALAM PENELITIAN

ESSAY PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN MEMINIMALKAN KORUPSI DI MULAI DARI HAL KECIL

PPKN DOSEN PJMK: DRS. H. MOHAMMAD ADIB, MA. PLAGIAT = KEJAHATAN AKADEMIK

Menghadapi krisis identitas nasional. kaum muda Indonesia dengan sikap anti plagiat

BAB V PENUTUP 5.1. KESIMPULAN. Praktik jurnalisme kloning kini menjadi kian populer dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. selalu muncul menyertai aktivitas proses belajar mengajar sehari hari tetapi jarang

Dosen PJMK : Drs.H.Mohammad Adib,MA PEMBANGUNAN KARAKTER ANTI KORUPSI AWALI LANGKAHKU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Juara 1 Lomba Essay LSP FKIP UNS dalam rangka Hari Pendidikan Nasional 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penilaian bahkan sampai pada penulisan tugas akhir. Cheating merupakan

Bagaimanakah upaya Jurusan/ Progam Studi dan Fakultas dalam mencegah dan menanggulangi plagiat dalam penulisan TAS?

PERPUSTAKAAN DAN PLAGIARISME Purwani Istiana, SIP., M.A. Pustakawan Fakultas Geografi UGM INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter siswa. Pendidikan agama merupakan sarana transformasi pengetahuan

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

d. Hak atas kelangsungan hidup. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan Berkembang.

MUATAN NILAI KARAKTER NASIONALISME PADA LAGU-LAGU SLANK (Analisis Isi untuk Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

mempersiapkannya, jangan enggan mempelajarinya. Ini hal yang sangat penting karena taruhannya adalah masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. belajar baik di sekolah maupun di kampus. Hasil survey Litbang Media Group

Dr. Ikhsan, S.Psi,MM KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan Nasional merupakan salah satu tujuan dari kemerdekaan

Plagiarisme. Materi kuliah Etika Profesi Nur Hidayat. Acuan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam ilmu pendidikan. Kemajuan di dunia pendidikan sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kultur akademik sendiri menghendaki mahasiswa itu untuk melakukan proses

PLAGIASI DAN KEJUJURAN ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan jujur. Namun hingga saat ini, masih ada masalah ketidakjujuran mahasiswa.

"Jas Merah" Jangan Sekali-Sekali Meninggalkan Sejarah!

BAB I PENDAHULUAN. terjadi diberbagai kalangan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan budaya. Perubahan-perubahan ini turut mempengaruhi proses

MENGGALAKKAN KARYA TULIS ILMIAH DALAM LINGKUNGAN KAMPUS SEBAGAI AKTUALISASI PRIME DALAM UPAYA PENCEGAHAN KORUPSI KARYA ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. dan dasar negara membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu

Plagiarisme Akademik 1

JURNAL ILMIAH: MENGAPA DAN BAGAIMANA 1 Oleh Utami Dewi, M.PP

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Sely Lamtiur, 2014 Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

Hasil wawancara dengan Prof. Dr. A. Dardiri, M.Hum. (Tanggal 26 Agustus 2010)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. didalamnya terdapat unsur pencurian berupa pencurian ide-ide dan gagasan tanpa

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Kesimpulan. pembelajaran dan penilaian sikap spiritual pada kurikulum 2013 dalam mata

PERBEDAAN ADA UNTUK MENJADI BUMBU PEMERSATU DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan memegang peranan penting

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN KERJA KERAS PADA ANAK-ANAK KELUARGA PEDAGANG. (Studi Kasus di Pasar Raya Gentan, Baki, Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI

Ice breaking Kontrak perkuliahan Pembentukan kelompok Rancangan pembelanjaran Pendahuluan : Etika dan Sikap profesional sarjana pemberian tugas-tugas.

BUKU PANDUAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIARISME. Disusun Oleh : TIM LPPM

Kenapa Leader Class? Catatan Harian (calon) Pemimpin

Leader Class sebagai Solusi Krisis Kualitas Kepemimpinan. di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KARAKTERISTIK GURU SEBAGAI PEMBIMBING DI TAMAN KANAK-KANAK

2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang MasalahPendidikan di Indonesia diharapkan dapat

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Generasi Santun. Buku 1A. Timothy Athanasios

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mencapai kesejahteraan.

KATA PENGANTAR. Ungaran, Desember Ketua LPPM UNW. Sigit Ambar Widyawati, S.KM,M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS TELEKOMUNIKASI INFORMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memberikan contoh hal-hal yang baik dan positif. Penanaman karakter yang

TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA UNIVERSITAS WIDYA MATARAM YOGYAKARTA

Tes Karakteristik Pribadi

MENANAMKAN INTEGRITAS PADA REMAJA SEKOLAH MENENGAH

MAHASISWA. Diajukan untuk. Disusun oleh: Rahmawati PROGRAM FAKULTA BANDUNG

Cilacap Cerdas Bersama Leader Class (Oleh : Ita Ambarwati)

Hukum Progresif Untuk Pemberantasan Korupsi

BAB I PENDAHULUAN. tindakan negatif mahasiswa dalam melakukan kecurangan dalam menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin. Topik Makalah. RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA Kelas : 1-IA21

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dikenal sebagai satu wadah untuk membangun dan

MENINGKATKAN NILAI KEINDONESIAN MELALUI UPACARA BENDERA DI SEKOLAH DASAR

IMPLEMENTASI PASAL 3 ANGKA 11 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI PEMERINTAHAN KABUPATEN KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diwujudkan melalui pendidikan. Pendidikan sangat diperlukan

Memperhatikan : Surat Dirjen DIKTI Nomor:217/E/KM/2013 tentang PLAGIASI dalam Rangka Peningkatan Mutu Akademik Perguruan Tinggi.

Kuesioner A. No Pernyataan SS S TS STS. 1 Saya mudah menemukan ide untuk mengatasi

UNIT PENJAMIN MUTU PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ANTI PLAGIARISME

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KECENDERUNGAN MENYONTEK PADA MAHASISWA. Skripsi

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME MELALUI TOKOH WAYANG BIMA PADA CERITA BRONTOYUDHO DALAM LAKON DURYUDONO GUGUR

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai alat pemersatu bangsa demi merebut kemerdekaan (Rawantina,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. maka penelitian yang berjudul Peranan Kegiatan Morning Spiritual Gathering

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. PERUMUSAN MASALAH. Plagiarisme telah menjadi masalah yang terjadi di negeri kita.

PANDUAN TEKNIS LOMBA VOKAL GRUP BAGI MAHASISWA TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. merasa, atau tindakan dapat dianggap sebagai pendidikan. Pendidikan biasanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

ESSAY PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEMANGAT KEBANGSAAN DEMI MASA DEPAN CEMERLANG DISUSUN OLEH : AMALIA GHASSANI W. ( 071211531031 ) ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA 2012 2013

SEMANGAT KEBANGSAAN DEMI MASA DEPAN CEMERLANG Indonesia dikatakan sedang mengalami masa kebobrokan. Kini Indonesia dilanda krisis pemimpin dan petinggi Negara. Pemimpin dan petinggi Negara yang ada saat ini dinilai belum mampu membawa rakyat Indonesia pada kehidupan yang makmur, aman, damai, dan sejahtera. Banyak sekali faktor penyebabnya, mulai dari kasus korupsi, politik praktis, pengambilan keputusan yang lamban, dan lain sebagainya. Tetapi terdapat 1 hal yang paling menonjol saat ini, yaitu korupsi. Tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia adalah surganya para koruptor. Berbagai modus tindak korupsi dengan mudahnya dipraktikkan di bumi pertiwi ini. Sedih dan malu rasanya mendengar bahwa saat ini Indonesia menjadi Negara terkorup se- Asia Pasifik. Hal ini membuat banyak pihak mulai menggalakkan program anti korupsi seperti memberikan pendidikan berkarakter bagi generasi muda. Program ini sedang dijalankan oleh Universitas Airlangga Surabaya dengan mottonya Excellence with Morality. Tidak hanya memberikan pendidikan karakter yang baik saja yang dibutuhkan saat ini, tetapi juga membangun semangat kebangsaan generasi baru untuk meraih masa depan yang cemerlang. Semangat kebangsaan harus ditanam dan dipupuk sejak dini kepada generasi muda. Bisa dibayangkan jika generasi muda hidup tanpa adanya semangat kebangsaan. Mereka akan melakukan apapun seenaknya sendiri. Ya, seperti yang ada saat ini. Orang-orang dengan mudahnya melakukan kejahatan, berbuat kecurangan dan melakukan tindak korupsi. Bila hal seperti ini dibiarkan terus, mau jadi apa Negara Indonesia? Apakah rakyat Indonesia tidak pantas merasakan hidup makmur, aman, damai, dan sejahtera? Dalam essay ini penulis akan memaparkan mengenai kasus-kasus kecurangan yang ada dalam dunia perkuliahan khususnya yang dilakukan oleh para mahasiswa yang jika terus berlanjut akan berpotensi menjadi tindakan korupsi kedepannya. Penulis juga berbagi pengalaman mengenai pendidikan karakter di Universitas Airlangga Surabaya yang bisa menggugah semangat kebangsaan mahasiswa serta berperan aktif dalam program anti korupsi. Selama kurang lebih 4 bulan berkuliah di Universitas Airlangga Surabaya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik prodi Ilmu Komunikasi, saya mengamati masih banyak kecurangan yang dilakukan oleh mahasiswa yang bisa menjurus terhadap tindakan korupsi. Meskipun kerap kali

dijelaskan mengenai motto Excellence with Morality, tapi masih saja ada mahasiswa yang tidak benar-benar mengaplikasikan motto tersebut. Kecurangan mahasiswa yang akan dibahas dalam essay ini adalah plagiarisme dan terlambat masuk kelas. Plagiarisme adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri. Plagiat dapat dianggap sebagai tindak pidana karena mencuri hak cipta orang lain. Ada sebuah artikel yang dimuat dalam situs edukasi.kompasiana.com mengenai 5 jenis plagiarism, yaitu : 1. Copy paste 2. Mengganti dengan bahasa sendiri 3. Mengikuti gaya penalaran tulisan 4. Penulisan metafora 5. Mengikuti ide penulis Kelima jenis plagiarisme tersebut tidak akan menjadi tindakan plagiat apabila mencantumkan penulis serta sumber dari tulisan yang dikutip. Untuk mahasiswa baru, kasus plagiarisme yang seringkali terjadi adalah copy-paste. Mahasiswa masih belum memahami bagaimana mengutip dengan benar dan kutipan seperti apa yang tidak tergolong plagiarisme. Ketika membuat tugas makalah, banyak yang copy-paste artikel dari situs internet tanpa mencantumkan penulis dan sumbernya. Ada sebuah pengalaman ketika mendapatkan tugas salah satu mata kuliah untuk menjelaskan pengertian serta contoh-contoh dari materi yang belum diterangkan, saya berusaha mencari referensi dari situs internet dan dibubuhkan dengan pemikiran sendiri. Setelah itu dikemas sedemikian rupa agar tidak termasuk plagiarisme. Lalu salah satu teman saya yang masih mengerjakan tugas yang sama meminta ijin untuk melihat hasil tugas saya. Tentu saja diijinkan karena dia hanya bermaksud untuk melihat. Tetapi ketika saya melihat tugas teman tersebut, ternyata dia copy-paste tugas saya! Hanya bentuk paragrafnya saja yang sedikit berbeda. Di situ saya kesal sekali tetapi tidak tahu harus berbuat apa. Sepertinya dalam hal ini, sosialisasi mengenai tindakan plagiarisme masih kurang terhadap mahasiswa baru. Masih kurang dijelaskan tentang undang-undang hak cipta dan sanksi yang didapatkan bila melakukan plagiarisme. Padahal bila plagiarisme ini berlanjut terus-

menerus akan berdampak buruk bagi masa depan bangsa. Generasi muda kelak hanya bisa menjiplak mengambil ide, pemikiran, dan karya orang lain tanpa bisa menciptakan terobosan baru yang merupakan hasil karya diri sendiri. Tentu saja kelak hal ini bisa menjurus ke tindakan korupsi, yaitu mengambil atau mengakui hak milik orang lain tanpa seijin pemiliknya. Perilaku kecurangan kedua yang saya amati adalah datang terlambat ke kelas. Di sini saya melihat perbedaan yang signifikan antara Sekolah Menengah Atas dan Perguruan Tinggi. Ada beberapa hal yang lebih dibebaskan di Perguruan Tinggi, seperti persoalan jam masuk ke kelas. Jika di SMA siswa yang terlambat masuk mendapatkan hukuman, tetapi tidak berlaku bagi mahasiswa. Saya melihat banyak sekali mahasiswa yang datang saat detik-detik berakhirnya mata kuliah. Mereka masuk seperti tanpa ada beban apapun, meskipun mereka terlambat hingga 1 jam lamanya. Sebenarnya apa yang melandasi mereka untuk datang terlambat? Apa keuntungannya bagi mereka? Mereka sudah membayar biaya kuliah dengan jumlah yang tidak sedikit, namun tidak dimanfaatkan semaksimal mungkin. Jika mereka datang terlambat, mereka tidak bisa mendengarkan penjelasan dari dosen secara rinci. Bukankah kerugian yang mereka dapatkan lebih banyak? Mereka sepertinya telah dirasuki penyakit klasik, yaitu malas! Malas bangun pagi, malas mendengarkan dosen, jadi mereka memilih untuk datang terlambat. Itupun hanya dengan tujuan untuk tanda tangan kehadiran. Ya, mungkin berbeda bila dosen menerapkan suatu peraturan tertentu. Misalnya saja bila mahasiswa terlambat lebih dari 10 menit maka tidak boleh masuk kelas. Mungkin persoalan ini terlihat sepele dan tidak berpengaruh banyak terhadap masa depan Bangsa Indonesia. Tetapi jika perilaku mahasiswa yang tidak baik ini berlanjut hingga ia mendapatkan pekerjaan, sebut saja menjadi anggota DPR, maka bisa termasuk tindakan korupsi. Korupsi waktu lebih tepatnya. Logikanya saja kuliah yang harus mengeluarkan uang saja selalu datang terlambat, apalagi kerja yang malah menghasilkan uang. Mungkin datang ke kantor saat 5 menit sebelum jam pulang kerja. Korupsi waktu tidak kalah bahayanya dengan korupsi uang. Bayangkan saja jika anggota DPR yang seharusnya pukul 07.00 datang menghadiri rapat, tetapi terlambat 1 jam, pasti akan berpengaruh pada jadwal setelahnya. Jadi waktu mereka untuk bekerja mengatasi persoalan rakyatnya berkurang dan semakin banyaklah persoalan Negara yang belum tuntas mendapatkan solusi hanya karena keterlambatan dari para petinggi Negara.

Dari beberapa contoh yang saya kemukakan di atas, saya merasa kecewa atas kenyataan yang ada. Semboyan Excellence with Morality belum diaplikasikan dengan baik oleh mahasiswanya, khususnya mahasiswa baru. Dari contoh-contoh tersebut pula dapat dilihat bahwa mereka belum memiliki semangat kebangsaan yang tinggi karena malas mengerjakan sesuatu dengan jerih payah sendiri serta malas menaati peraturan untuk datang ke kelas tepat waktu. Dari realitas yang ada saat ini, kita semua harus bisa memikirkan bagaimana caranya agar semangat kebangsaan para generasi baru dapat tergugah hingga terwujudlah kehidupan yang anti korupsi yang kelak dapat menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia bukan lagi surga bagi para koruptor. Ketika mahasiswa saja sudah berani melakukan korupsi kecil-kecilan, bagaimana kelak jika diamanahkan sebuah jabatan besar? Mungkin sudah terlatih untuk melakukan korupsi yang lebih besar. Tentu tidak ada yang menginginkan hal ini terjadi. Untuk itu sangatlah diperlukan kesadaran masing-masing individu agar dapat mengintrospeksi diri, berkaca terhadap apa yang selama ini dilakukan. Apakah selama ini kita sudah mengaplikasikan hidup tanpa korupsi dalam bentuk apapun? Atau mungkin sebaliknya? Mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang saya dapatkan dari Pak Adib sangatlah membantu dalam persoalan ini. Kami diberikan bekal mengenai pendidikan anti korupsi. Dalam pengajarannya, beliau juga mencoba menumbuhkan rasa nasionalisme dan semangat kebangsaan dalam diri mahasiswa dengan secara rutin menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mengheningkan Cipta. Beliau juga menambahkan nilai spiritual dengan berdoa sebelum memulai pembelajaran. Hal yang kecil namun bermakna ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat kebangsaan dalam diri mahasiswanya. Sekarang saya baru benar-benar mengerti mengapa setiap tugas PPKn seperti membuat makalah, harus dicantumkan pernyataan tidak plagiat. Hal ini penting sekali untuk membiasakan mahasiswa tidak melakukan plagiarisme. Bila diketahui hasil karyanya merupakan plagiarisme, akan mendapatkan sanksi yang berat. Salah satu contohnya jika skripsi sudah dibuat dan dinyatakan lulus menempuh studi S-1, namun setelahnya diketahui bahwa mahasiswa tersebut melakukan plagiat maka gelar yang sudah didapatkannya akan dicabut begitu saja.

Materi-materi dari mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan juga turut memberikan wadah bagi mahasiswanya untuk mengembangkan ide bagaimana caranya agar pendidikan anti korupsi dapat terwujud dengan baik di Negara Indonesia melalui tugas pembuatan makalah maupun essay yang diberikan Pak Adib. Tugas yang telah dibuat oleh mahasiswa juga mendapatkan apresiasi yang tinggi dengan dimasukkannya hasil terbaik ke dalam blog pribadi milik Pak Adib. Hal itu dapat memicu mahasiswa agar menuangkan ide hasil karya sendiri bukan berdasarkan copy-paste. Kesimpulan dari tulisan ini adalah tindakan plagiarisme dan terlambat masuk kelas yang dilakukan oleh mahasiswa bisa berpotensi sebagai tindakan korupsi kelak. Kedua permasalahan tersebut didasari oleh kemalasan yang merasuki mahasiswa. Kita harus senantiasa menumbuhkan semangat kebangsaan anti korupsi. Dalam mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sudah mengajari kita bagaimana penerapan pendidikan anti korupsi yang baik. Kini yang sangat dibutuhkan adalah kesadaran masing-masing individu apakah bisa menumbuhkan semangat kebangsaan anti korupsi bagi diri sendiri? Jika semangat saja tidak punya, lantas akan seperti apa jadinya Negara Indonesia? Menumbuhkan semangat kebangsaan anti korupsi bagi generasi muda sangatlah penting demi masa depan yang cemerlang. Tindakan korupsi bukan hanya dilakukan oleh petinggi Negara saja. Kita juga harus memperhatikan dari hal-hal terkecil misalnya plagiarisme. Sosialisasi mengenai bahayanya plagiarisme untuk mahasiswa sangatlah penting agar tidak ada lagi kasus plagiarisme dalam dunia perkuliahan. Peraturan yang lebih ketat mengenai jam masuk kelas di perguruan tinggi harus lebih ditingkatkan agar mahasiswa tidak seenaknya keluar masuk kelas tanpa aturan. Jika hal-hal kecil seperti itu tidak diperhatikan, maka dampaknya akan lebih buruk untuk masa depan bangsa. Mari kita mulai dari sekarang, tumbuhkan semangat kebangsaan demi masa depan cemerlang. Daftar Pustaka : http://edukasi.kompasiana.com/2012/03/28/5-jenis-plagiarisme/ http://id.wikipedia.org/wiki/plagiarisme http://nasional.kompas.com/read/2012/02/22/15413395/