Gangguan tidur LAMIA ADILIA DITA MINTARDI FEBRYN PRISILIA PALIYAMA DR. SUZY YUSNA D, SPKJ

dokumen-dokumen yang mirip
Tidur = keadaan bawah sadar dimana orang tsb dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya

GANGGUAN TIDUR. Dr. Moetrarsih SKF, DTM&H, Sp.KJ

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tidur dan Ritme Sirkadian

Istirahat adalah suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional,dan bebas dari perasaan

RITA ROGAYAH DEPT.PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gangguan Tidur (Sleep Disorder) Pertemuan-16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menguasai segala sesuatu yang berguna untuk hidup. 17. hasil belajar ditunjukkan dalam bentuk berubah pengetahuannya,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia (lansia)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Tidur merupakan suatu fenomena yang umum, terjadi kehilangan. kesadaran yang bersifat sementara dan merupakan suatu keadaan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Nyeri kepala merupakan masalah yang sering terjadi pada anak-anak dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. NIKEN ANDALASARI

Klasifikasi dan Penatalaksanaan Gangguan Tidur. Bagaimanakan klasifikasi dan penatalaksanaan gangguan tidur?

C. Penyimpangan Tidur Kaji penyimpangan tidur seperti insomnia, somnambulisme, enuresis, narkolepsi, night terrors, mendengkur, dll

BAB 1 PENDAHULUAN. 11% dari seluruh jumlah penduduk dunia (± 605 juta) (World Health. meningkat menjadi 11.4% dibandingkan tahun 2000 sebesar 7.4%.

KONSEP ISTIRAHAT TIDUR

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR. Niken Andalasari

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa jumlah. jiwa dengan usia rata-rata 60 tahun (Bandiyah, 2009).

Gangguan Mental Terkait Trauma. Pusat Kajian Bencana dan Tindak Kekerasan Departemen Psikiatri FKUI/RSCM

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi lansia adalah tingkatkan kesehatan. Salah satu aspek utama dari peningkatan

I. PENDAHULUAN. hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Indonesia menurut survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. istirahat bagi tubuh dan jiwa, atas kemauan dan kesadaran secara utuh atau

BAB 1 PSIKIATRI KLINIK

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kesehatan di rumah sakit sangat bervariasi baik dari segi jenis

BAB I PENDAHULUAN. Insomnia merupakan gangguan tidur yang terjadi pada jutaan orang di

BAB I. Pendahuluan. melakukan pekerjaan tanpa memperdulikan kesehatan. Pekerjaan. hari dan berulang ulang akan mengakibatkan insomnia yang

DAFTAR KOMPETENSI KLINIK

BAB 1 PENDAHULUAN. organ tubuh. Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara

BAB I PENDAHULUAN. makanan, tempat tinggal, eliminasi, seks, istirahat dan tidur. (Perry, 2006 : 613)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

BAB I PENDAHULUAN. akan lebih sulit memulai tidur, sering terbangun saat tidur hingga terbangun lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki umur

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

BAB I PENDAHULUAN. tetapi merasa badan tidak segar meskipun sudah tidur (Puspitosari, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. cenderung lebih cepat. Saat ini di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia, sama seperti halnya dengan semua binatang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar atau pasif yang ditandai

Created by: Rahayu Ginintasasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan untuk menunjang kesembuhan pasien, oleh sebab itu peran perawat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh dan biasanya menyerang sel CD4 ( Cluster of

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hamilton Depression Rating Scale (HDRS)

BAB I PENDAHULUAN. seperti sekarang ini, kualitas tidur yang baik jarang dimiliki oleh banyak

GAMBARAN KUALITAS TIDUR DAN GANGGUAN TIDUR PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI

Fisiologi Tidur. Beny Atmadja W. Bag;lSMF. Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Unpad/RS. Hasan Sadikin Bandung

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. orang permasalahan sulit tidur (insomnia) sering terjadi bersamaan dengan terjaga

BAB I PENDAHULUAN. hingga berada dalam kondisi yang optimal (Guyton & Hall, 2007).

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2009

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Dimana seseorang memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN TERAPI MANDI AIR HANGAT SEBELUM TIDUR DENGAN PENURUNAN KEJADIAN INSOMNIA PADA USIA LANJUT DI DESA TANJUNGAN WEDI KLATEN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. individu terhadap lingkungan menurun atau hilang, dan dapat dibangunkan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut

BAB II KAJIAN TEORI. emosional dan sosial. Menurut Santrock (2003) perubahan. remaja terbagi menjadi 3, yaitu: hormonal pada pubertas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Ratna Nurul Fauziah, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. lansia di Indonesia yang berusia 60 tahun ke atas sekitar 7,56%. Gorontalo

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungannya dengan fungsi kognitif, pembelajaran, dan atensi (Liu et al.,

KONSEP TIDUR PADA LANSIA. Chairul Huda Al Husna

BAB I PENDAHULUAN. dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus

LEBIH DEKAT & SEHAT DENGAN HYPNOTHERAPY *Oleh : Suci Riadi Prihantanto, CHt (Indigo Hypnosis & Hypnotherapy)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar. manusia yang termasuk kedalam kebutuhan dasar dan juga

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah (NPB) sering disebut sebagai nyeri pinggang

BAHAN AJAR I TENSION HEADACHE

BAB V PEMBAHASAN. minggu mengalami perbaikan pada kualitas tidur dalam studi ini. Perbaikan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KECENDERUNGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BAKTI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pekerja kesehatan rumah sakit yang terbanyak adalah perawat yang berjumlah

Kurang atau Kelamaan Tidur Bisa menimbulkan kematian!

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Harsono (1996), tidur merupakan kegiatan susunan saraf

BAB I PENDAHULUAN. pasien yang dirawat di rumah sakit, pasien lebih sering merasa cemas

LAMPIRAN. 1. Jadwal Penelitian. Desember Februari Januari Persiapan. Pelaksanaan. Penyusunan Laporan Pengiriman Laporan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Jiwa. Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang Jawa Tengah.

BAB I PENDAHULUAN. terlihat sembab, sakit kepala, dan nyeri dibagian perut 1. dengan PMS (Premenstruation Syindrom). Bahkan survai tahun 1982 di

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat dikatakan stres ketika seseorang tersebut mengalami suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. secara terus-menerus, dan berkesinambungan. Proses penuan ini akan. sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara

LAMPIRAN. Implementasi dan Evaluasi keperawatan Hari/ tanggal 18 Juni 2013

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I DEFENISI A. LATAR BELAKANG

Transkripsi:

Gangguan tidur P E N Y A J I LAMIA ADILIA DITA MINTARDI FEBRYN PRISILIA PALIYAMA P E M B I M B I N G DR. SUZY YUSNA D, SPKJ

pendahuluan Tidur adalah suatu aktivitas khusus dari otak, yang di kelola oleh mekanisme yang rumit dan tepat. Gangguan tidur berkepanjangan menyebabkan perubahan pada siklus tidur biologiknya, sehingga menurunkan daya tahan tubuh dan prestasi kerja, mudah tersinggung, depresi dan kurang konsentrasi

Sebagian besar peneliti berpikir bahwa sebenarnya tidak ada satu pusat pengendali tidur sederhana, melainkan terdapat sejumlah kecil sistem yang terutama terletak di batang otak dan saling mengaktifkan serta menghambat satu sama lain

Pola tidur Jenis jenis gelombang elektromagnetik otak Gelombang Beta : Adalah gelombang otak yang terjadi saat melakukan aktivitas mental yang terjaga penuh. Diperlukan ketika otak berpikir, problem solving, kegiatan sehari hari (12 19 Hz) Gelombang Alfa : Gelombang otak yang timbul saat seseorang dalam kondisi relaksasi, mulai santai, mengantuk, hipnosis dan sugesti. Pada gelombang ini dapat dilakukan pemrograman alam bawah sadar (8 12 Hz)

Gelombang Teta : gelombang otak yang timbul saat tidur ringan, sangat mengantuk, melakukan meditasi dan ritual ritual agama. Disebut juga GOD SPOT (4 8 Hz) Gelombang Delta : gelombang otak dengan amplitudo yang besar dan frekuensi rendah. Timbul saat seseorang dalam kondisi tidur lelap tanpa mimpi. Fase istirahat tubuh (self repair, sintesis sel sel baru, selfcure)(0.5 4 Hz)

Salah satu kriteria yang di gunakan adalah siklus kleitman, yang terdiri dari aktivitas bangun/ aktivitas harian dan siklus tidur yang juga di kenal sebagai rest cycle Terdiri dari : REM : gelombang EEG berfrekuensi tinggi bervoltase rendah NREM : gelombang EEG berfrekuensi rendah bervoltase tinggi.

Tahap 1 : Fase awal tidur. Mata tertutup, tonus otot menurun, gerakan bola mata minimal. Mudah dibangunkan. Berlangsung 3 5. Dominansi Gel. Alfa dan beta. (5% durasi tidur) Tahap 2 : Tidur lebih dalam dari tahap 1. tonus otot menurun, gerakan bola mata (-), dominansi gelombang teta (50%). Sleep Spindle (+), Kcomplex (+). (50% durasi tidur)

Tahap 3 : Tidur lebih dalam lagi. Tonus otot meningkat. Gerak bola mata (-). Dominansi gelombang otak delta (20 50%). Sleep spindle (+). (10 20% durasi tidur) Tahap 4 : Tidur paling dalam. Sulit dibangunkan. Dominansi gelombang delta (>50%). REM : Tonus otot postural menurun, gerakan bola mata meningkat. TTV meningkat, kadang melebihi waktu terjaga. Tempat terjadinya mimpi yang abstrak dan aneh

Tahap Tidur Normal Orang Dewasa NREM TAHAP 1 NREM TAHAP 2 NREM TAHAP 3 NREM TAHAP 4 REM

Pola tidur ini berubah selama rentang hidup seseorang Neonatus menunjukkan REM 50%, dan pola EEG bergerak dari keadaan siaga langsung ke keadaan REM tanpa melalui tahap 1 sampai 4 Semakin bertambah usia, semakin berkurang waktu REM Dewasa : 75 % NREM + 25 % REM

GANGGUAN TIDUR

International Clasification of Sleep Disorder

A. DISSOMNIA Keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan untuk jatuh tidur (falling asleep), mengalami gangguan selama tidur (Difficulty in staying asleep), bangun terlalu dini atau kombinasi diantaranya Meliputi : Insomnia, hipersomnia; gangguan tidur berhubungan dengan pernapasan; gangguan tidur irama sirkadian

1. INSOMNIA Insomnia primer : Tidur yang bersifat tidak menyegarkan atau kesulitan memulai atau mempertahankan tidur, dan keluhan ini terus berlangsung minimal 1 bulan, tanpa adanya gangguan fisik atau psikologis Insomnia sekunder : suatu keadaan yang disebabkan oleh nyeri, kecemasan obat, depresi, atau stress yang hebat

Insomnia dapat dialami dengan berbagai cara - sulit untuk tidur - tidak masalah untuk tidur namun mengalami kesulitan untuk tetap tidur - bangun terlalu awal Gejala yang dialami waktu siang hari adalah mengantuk, resah, sulit berkonsentrasi, sulit mengingat, gampang tersinggung

2. HIPERSOMNIA PRIMER Tidur yang berlebihan atau terjadi serangan tidur ataupun perlambatan waktu bangun Hipersomnia dapat merupakan akibat dari penyakit mental organis, penyakit organik, idiopatik

3. NARKOPLESI Narkolepsi terdiri atas rasa mengantuk yang berlebihan di siang hari serta manifestasi abnormal tidur REM yang terjadi setiap hari selama minimal 3 bulan. Serangan terjadi 2-3 x/hari, selama 10 20 menit

4. GANGGUAN TIDUR TERKAIT PERNAPASAN Gangguan tidur yang terkait dengan pernapasan, ditandai dengan tidur yang menyebabkan rasa mengantuk berlebihan, atau insomnia yang disebabkan gangguan pernapasan terkait tidur Gangguan pernapasan yang dapat terjadi saat tidur diantaranya apneu, hipopneu, dan desaturasi oksigen Terdiri dari : sindrom apneu tidur obstruktif, hipoventilasi alveolar pusat.

5. GANGGUAN TIDUR IRAMA SIRKADIAN Sementara (acute work shift, jet lag) Menetap (Shift worker) Tipe : a. Tiper fase tidur terlambat b. Tipe jet lag c. Tiper pergeseran kerja d. Tipe fase terlalu cepat tidur e. Tipe bangun tidur beraturan f. Tipe tidak tidur-bangun dalam 24 jam

B. PARASOMNIA Merupakan fenomena yang tidak diinginkan atau yang tidak biasa yang terjadi tiba tiba saat tidur atau terjadi pada ambang antara bangun dan tidur. Biasanya terjadi pada tahap 3 dan 4 3 faktor utama presipitasi terjadai parasomnia : a. Peminum alkohol b. Kurang tidur c. Stress psikososial

Parasomnia terdiri dari mimpi buruk, teror tidur, dan tidur berjalan Yang termasuk parasomnia lainnya adalah Somniloquy (Berbicara sambil tidur) Gg. Perilaku tidur REM Brukisme terkait tidur Jactatio capitis nocturna Paralisis Tidur Gangguan tidur akibat gangguan jiwa lain

1. Somnambulism (Tidur sambil berjalan) Episod berulang bangkit dari tempat tidur saat tidur, dan berjalan berkeliling terjadi selama sepertiga malam selama tidur NREM ( 3 4) Dalam beberapa menit setelah terjaga dari episod tidur berjalan, tidak terdapat gangguan aktivitas mental atau perilaku

2. NIGHTMARE (Gg. Mimpi Buruk) Adalah mimpi yang lama dan menakutkan yang membuat orang terbangun dengan merasa ketakutan. Hampir selalu terjadi selama tidur REM, biasanya setelah periode REM yang panjang di akhir malam

3. NIGHT TERROR (Gg. Teror Tidur) Adalah terbangun pada sepertiga malam selama tidur NREM dalam tahap 3 4. gangguan ini hampir selalu diawali dengan jeritan atau tangisan pilu disertai manifestasi perilaku ansietas hebat yang hampir mendekati panik. Khas : pasien bangun dari tempat tidur dengan ekspresi ketakutan, berteriak keras, dan kadang kadang bangun secepatnya dengan perasaan terteror yang intens.

PENATALAKSANAAN Tujuan terapi adalah untuk mengurangi morbiditas dan meningkatkan kualias hidup bagi pasien dan keluarga

1. Pendekatan Non-Farmakologi Pendekatan hubungan antara pasien dan dokter Konseling dan Psikoterapi Tindakan Higiene tidur Terapi pegontrolan stimulus Sleep Restriction Therapy Terapi relaksasi dan biofeedback

2. Pendekatan Farmakologis Dalam mengobati gejala gangguan tidur, selain dilakukan pengbatan ecara kausal juga dapat diberikan obat golongan sedatif hipnotik ES. Dapat menimbulkan supresi SSP pada saat tidur. Pemilihan obat menurut sifat Gg. tidur Initial Insomnia Delayed Insomnia Broken Insomnia

Terima kasih