BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri garmen semakin mengglobal. Perkembangan ini dimulai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi di Indonesia saat ini dihadapkan pada era

I. PENDAHULUAN. Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pesat di Indonesia. Sampai dengan tahun 1998, jumlah industri TPT di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kebangkitan kembali sektor manufaktur, seperti terlihat dari kinerja ekspor maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Analisis Cost-Volume-Profit, laba. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. kompetitor bisnis baru dalam bidang usaha membuat perusahaan melalui pihak

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi. Kegiatan ekonomi yang berkembang menuju pada kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. datang, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Agar dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan sebuah perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. tekstil terutama bagi para pengusaha industri kecil dan menengah yang lebih mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era globalisasi telah muncul sebagai fenomena baru yang

BAB I PENDAHULUAN. Adanya perkembangan dunia usaha menimbulkan persaingan yang ketat

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

BAB I PENDAHULUAN. tetap berjalan dan persaingan semakin ketat walaupun, sedang dilanda krisis

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara

Industri tekstil merupakan salah satu iudustri yang berkembang cukup pesat

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman era globalisasi saat ini, dunia usaha telah berkembang dengan pesat

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti perkembangan dunia bisnis dan teknologi. Akan tetapi, hanya

Menerjang Arus Globalisasi ACFTA dan Masa Depan Ekonomi Politik Indonesia

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya globalisasi yang sedang berlangsung saat ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan industri tekstil di Indonesia terus menunjukan

ANALISIS HUBUNGAN BIAYA, VOLUME PENJUALAN DAN LABA SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA (Survey pada Apotik di Sukoharjo)

BAB I PENDAHULUAN. tidaklah mudah bagi suatu perusahaan untuk dapat bertahan bahkan berkembang.

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Kota Pekalongan, Jawa Tengah, sudah sejak lama terkenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. pesat sesuai dengan kemajuan teknologi. Dalam era globalisasi peran transportasi

ABSTRAK. Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. implementasi perjanjian perdagangan bebas multilateral ASEAN-China Free

Kinerja Ekspor Nonmigas Januari-April Lampui Target *Sinyal bahwa FTA/EPA Semakin Efektif dan Pentingnya Diversifikasi Pasar

BAB I PENDAHULUAN Latar Be lakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sektor nonmigas lain dan migas, yaitu sebesar 63,53 % dari total ekspor. Indonesia, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.1.

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pada saat ini perkembangan usaha di Indonesia semakin tumbuh pesat. Hal

I. PENDAHULUAN. Globalisasi perdagangan internasional memberi peluang dan tantangan bagi

BAB I PENDAHULUAN. dan budaya. Salah satu yang populer diantaranya, berasal dari bidang fashion

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Ketiga unsur tersebut saling berkaitan satu sama lain dan merupakan suatu kesatuan, serta

BAB I PENDAHULUAN. swasta maupun pemerintah didorong dalam peningkatan efisien dan efektifitas

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara sebagian anggota masyarakat internasional masuk dalam blokblok

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN. : Stephanie Lauwrentina : 2A214454

DAMPAK PRODUKTIVITAS TERHADAP LABA (Studi Kasus pada Perusahaan Tekstil PT. Pismatex di Pekalongan)

BAB I PENDAHULUAN. kritis dalam mengambil setiap keputusan, agar dapat mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut perdagangan internasional. Hal ini dilakukan guna memenuhi

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dan merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga salah satu perencanaan yang dibuat pihak manajemen adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era perdagangan bebas saat ini, batasan-batasan perdagangan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan salah satu pendorong yang

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara, Uni Eropa (UE) di Eropa dan NAFTA di Amerika Utara

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, persaingan antar perusahaan terlihat semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pengembangan ekonomi daerah yang bertujuan. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pengembangan ekonomi lokal

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun

Kinerja Ekspor Nonmigas Bulan Februari 2011 Terus Menguat Menuju Pencapaian Target Ekspor

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dan bisnis di Indonesia dewasa ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. USD membuat perusahaan harus berpikir lebih keras bagaimana cara untuk tetap

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

BAB I PENDAHULUAN. internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi, telah membawa dampak positif terhadap kehidupan bangsa dan negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai

SEMINAR PENULISAN SKRIPSI

Customer Oriented sebagai Strategi Industri Kecil Garment Pada Era Pasar Bebas 1

Bab 5 Bisnis Global 10/2/2017 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pendapatan di Indonesia. Usaha kecil yang berkembang pada

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti buku, block note, buku hard cover, writing letter pad, dan lainnya. Industri

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah yang baru dipilih menghadapi beban berat memulihkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat telah memberikan dampaknya ke

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah tidak bisa berjalan sendiri karena dibutuhkan biaya yang sangat besar.

I. PENDAHULUAN. Ekonomi merupakan salah satu sektor yang memainkan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darusalam, Vietnam,

Bab 5 Bisnis Global P E R T E M U A N 5

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Hal ini mengakibatkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia usaha,

BAB I PENDAHULUAN. Asean Economic Community (AEC) diberlakukan akhir 2015, Asean akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali usaha di bidang tekstil. Suatu perusahaan dituntut untuk mampu

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang melanda Asia pada tahun 1997 telah menelan banyak

BAB I PENDAHULUAN. tercatat terus melorot, dalam beberapa tahun terakhir ini. Indonesia menduduki peringkat ke-

dan kelembagaan yang kegiatannya saling terkait dan saling mendukung dalam peningkatan efisiensi, sehingga terwujudnya daya saing yang kuat.

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat secara tidak langsung berdampak pada kehidupan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API)

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan di setiap bidang usaha sangat tinggi dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Di negara berkembang ilmu dan teknologi merupakan modal utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. melonjak, dan krisis energi yang dibarengi dengan harga minyak dunia yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya dunia usaha sekarang ini menyebabkan semakin ketatnya

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan. Tujuan dari perusahaan dalam menjalankan kegiatannya adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi menyebabkan munculnya perdagangan bebas dan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang berperan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan industri garmen semakin mengglobal. Perkembangan ini dimulai dengan adanya mesin-mesin pembuat kain, baik yang menggunakan sistem rajut maupun dengan sistem tenun yang berkembang mulai dari negara AS dan Eropa lalu berkembang sampai ke Asia. Perkembangan industri garmen di Asia dimulai pada awal Tahun 1950- an dengan banyaknya industri garmen di Jepang. China juga berkembang dalam industri garmen namun belum bisa berdagang dengan Eropa karena berbagai isu HAM. Pada tahun 1960-an Hongkong mulai mengembangkan industri garmen. Pada saat itu Hongkong menjadi pusat terbesar perdagangan garmen dunia. Tahun 1970-an, Industri armen mulai bergeser ke Taiwan, China dan Korea Selatan. China terus berkembang dan semakin kuat sampai saat ini karena luasnya daerah dan banyaknya pekerja di China. Sampai pada Tahun 1975-an, kebangkitan industri garmen di Asia Tenggara dimulai, salah satunya ialah di Indonesia (Suryadi, 2012). Sejak Tahun 1975-an industri garmen di Indonesia terus berkembang dan persaingan semakin ketat. Persaingan ini membuat industri garmen di Indonesia selain bertambah di pasar lokal juga pasar internasional melalui ekspor dan impor. Selama 20 tahun terakhir, ekspor garmen tidak pernah menurun. Industri ini memang merupakan 1

Bab I Pendahuluan 2 penyumbang devisa yang tinggi. Pangsa pasar garmen Indonesia di pasar dunia mencapai 1,57% dengan nilai rata-rata 3,9 miliar dollar AS per tahun. (Kompas, 2011). Kendati demikian, di tengah perkembangan industri garmen di Indonesia yang semakin pesat, industri garmen di Indonesia mengalami beberapa ancaman seperti Krisis Global Tahun 2008. Dalam artikel yang berjudul Krisis Global dan Industri dalam Cetak Kompas pada tanggal 15 September 2011, Mudrajad Kuncoro (2011) mengatakan bahwa beberapa tahun terakhir para pelaku bisnis industri tekstil dan produk tekstil prihatin karena sejumlah kejadian yang mengancam industri pertekstilan dan garmen di Indonesia, antara lain Bom Bali dan kebakaran Pasar Tanah Abang telah mengancam kelangsungan sentra-sentra industri kecil di Pulau Jawa dan Sumatera, padahal Bali dan Jakarta merupakan pusat sekaligus pintu gerbang memasuki pasar global. Sejak Tahun 2003, banyak perusahaan tekstil dan produk tekstil yang melakukan PHK besar-besaran dan menutup usahanya. Kekhawatiran para pelaku bisnis semakin bertambah karena dibebani berbagai kenaikan tarif dan pungutan resmi ataupun liar. Selain itu kenaikan harga BBM, tarif listrik, tarif telepon, tarif angkutan, dan harga bahan baku terbukti semakin mencekik leher. Lingkungan bisnis domestik ini membuat daya saing tekstil dan produk tekstil nasional semakin merosot. Hal ini diperparah oleh serbuan tekstil dan produk tekstil impor dengan adanya ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) 2010 yang terbukti memukul sektor usaha ini. Pada Tahun 2010, industri garmen juga dihadapi oleh ancaman dengan adanya keberadaan produk tekstil asal China yang telah menggusur produk tekstil dan garmen nasional. Ancaman ini semakin kuat ketika diberlakukannya pelaksanaan ASEAN-China

Bab I Pendahuluan 3 Free Trade Agreement (ACFTA) pada 1 Januari 2010. Kesepakatan perdagangan bebas yang dibuat oleh China tersebut merupakan upaya dari negara-negara maju dalam memperluas pangsa pasar produknya yang pada kenyataannya justru mematikan industri domestik negara berkembang, seperti Indonesia, sedangkan menurut pengamat ekonomi Universitas Indonesia, Ninasapti Triaswati (2010) pada diskusi Mingguan Trijaya pada tanggal 9 Januari 2010, mengatakan bahwa pasar bebas ini tak sepenuhnya mendatangkan keuntungan, untuk beberapa sektor industri, kerja sama ini justru mengancam. Angka ekspor yang lebih rendah dibandingkan impor selama 5 tahun terakhir turut menjadi faktor yang meresahkan. Keberadaan produk tekstil asal China telah menggusur produk tekstil dan garmen nasional yang sebenarnya sudah memiliki jaringan kuat hingga ke pelosok tanah air. Peran tekstil dan garmen nasional memudar karena pasar di dalam negeri direbut oleh produk China. Menurut Ade Sudradjat (2011), Wakil Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) dalam artikel Bisnis Indonesia yang berjudul Ekspor Garmen Berpotensi Meningkat 4% pada tanggal 3 Desember 2011, mengatakan bahwa Indonesia hanya menempati posisi keempat setelah China, Bangladesh, dan Vietnam untuk ekspor garmen ke AS. Indonesia juga telah melorot ke posisi delapan besar eksportir garmen terbesar ke Uni Eropa setelah sempat menempati posisi kedua di belakang China. Negara-negara seperti Bangladesh, Maroko, Turki, Aljazair kini menjadi eksportir garmen besar baru bagi Uni Eropa. Penurunan tersebut terjadi karena permintaan terus meningkat tetapi Indonesia tidak mampu mengimbangi permintaan tersebut dengan pasokan yang cukup karena minimnya ekspansi. Kerja keras dan fokus

Bab I Pendahuluan 4 perhatian yang diberikan oleh negara-negara pesaing Indonesia yang justru berhasil merebut pertumbuhan permintaan tersebut. Fenomena di atas menunjukkan bahwa di dalam era globalisasi tentunya tidak lekang oleh ancaman, tantangan, bahkan rintangan yang membuat persaingan dalam industri garmen semakin ketat, terutama di Indonesia. Untuk bertahan dalam era globalisasi tersebut, perusahaan memerlukan penanganan dan pengelolaan yang baik. Penanganan dan pengelolaan yang baik tersebut hanya dapat dilakukan oleh manajemen yang baik pula. Dengan adanya penanganan dan pengelolaan yang baik, perusahaanperusahaan lokal diharapkan mampu menghasilkan produk-produk dalam negeri yang lebih berkualitas dan bersaing di pasar lokal bahkan internasional. Pihak manajemen selain dituntut untuk dapat mengoordinasikan seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien, juga dituntut untuk menghasilkan keputusan-keputusan yang menunjang pencapaian tujuan perusahaan serta mempercepat perkembangan perusahaan. Manajer hendaknya dapat berpikir kritis dalam mengambil setiap keputusan agar dapat membawa dampak yang baik bagi perkembangan perusahaan. Kemampuan berpikir kritis inilah yang dapat membuat perusahaan dapat bertahan dalam persaingan pasar yang semakin tinggi. Selain itu, dalam mengambil keputusan, manajer hendaknya mempertimbangkan dan menilai aspek yang ada supaya keputusan itu memberi hasil yang maksimal terhadap pencapaian tujuan perusahaan dalam perkembangan perusahaan. Dalam mempertimbangkan dan menilai aspek yang ada, manajer memerlukan suatu pedoman berupa perencanaan yang berisikan langkah-langkah yang akan dan

Bab I Pendahuluan 5 harus ditempuh perusahaan dalam mencapai tujuannya. Sesuai dengan empat dasar fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian, perencanaan berfungsi merumuskan sasaran, menetapkan suatu strategi untuk mencapai sasaran tersebut dan menyusun rencana guna mengintegrasikan dan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan, serta sebagai alat untuk mengendalikan kegiatankegiatan perusahaan. Maka dari itu, perencanaan merupakan faktor yang penting dalam kegiatan perusahaan karena merupakan tahap awal dalam proses pencapaian keberhasilan perusahaan. Perencanaan yang buruk akan berakibat pada gagalnya perusahaan, sebaliknya perencanaan yang baik akan berpengaruh secara langsung terhadap keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Perencanaan yang baik dapat membantu perusahaan dalam menaksirkan tingkat laba yang hendak dicapai, sehingga laba yang didapat akan lebih optimal. Persaingan ketat dan kondisi perekonomian yang berubah-ubah menjadi tantangan bagi sebuah perusahaan. Tantangan tersebut tidak hanya berhenti dalam jangka pendek saja, tetapi juga meliputi jangka panjang. Di sini perusahaan tidak hanya dituntut untuk tetap bertahan dalam bisnisnya tetapi juga harus memperoleh laba seoptimal mungkin, karena pada umumnya tujuan perusahaan ialah memperoleh laba yang optimum. Laba yang optimal (dalam perencanaan laba maupun realisasi) dapat dicapai dengan cara menekan biaya operasional serendah mungkin dengan mempertahankan tingkat harga jual dan volum penjualan yang ada, menentukan harga jual sedemikian rupa sesuai dengan laba yang dikehendaki, meningkatkan volum penjualan sebesar mungkin.

Bab I Pendahuluan 6 Perencanaan laba yang baik untuk mencapai laba yang optimal diperlukan alat bantu berupa Analisis Cost-Volume-Profit. Analisis Cost-Volume-Profit membantu manajer untuk memahami hubungan antara biaya, volum, dan laba. Alat analisis ini sangat berguna dalam proses pengambilan keputuan bisnis untuk menghasilkan laba jangka pendek. Metode ini menggunakan analisis berdasarkan variabilitas penghasilan penjualan maupun biaya terhadap volum kegiatan. Salah satu elemen analisis Cost- Volume-Profit yang penting adalah analisis titik impas (Break Even Point Analysis). Titik impas adalah titik yang menggambarkan keadaan dimana penjualan tidak rugi ataupun untung. Dengan melakukan analisis titik impas, manajemen akan memperoleh informasi tingkat penjualan minimum yang harus dicapai, agar tidak mengalami kerugian. Dari analisis tersebut juga dapat diketahui sampai seberapa jauh mana volum penjualan yang direncanakan boleh turun agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Oleh karena itu, analisis titik impas merupakan alat yang efektif dalam menyajikan informasi manajemen untuk keperluan perencanaan laba sehingga manajer dapat memilih berbagai usulan kegiatan yang memberikan kontribusi tersebesar terhadap pencapaian laba optimum di masa yang akan datang. Fenomena ini diperkuat dengan adanya beberapa penelitian terdahulu. Berdasarkan penelitian Nelly Wiharjo (2011) tentang Analisis Hubungan Cost-Volume- Profit untuk Perencanaan Laba pada Hotel Losari Beach Makassar, hasil perhitungan analisis Cost-Volume-Profit menunjukkan bahwa Hotel Losari Beach Makassar telah melakukan perencanaan laba dengan baik dilihat dari tingkat laba yang dihasilkan dan tingkat Margin of safety (penjualan minimal perusahaan agar tidak menderita kerugian)

Bab I Pendahuluan 7 yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Sedangkan menurut penelitian Diah Fauziah (2012) tentang Analisis Dampak Penerapan Analisis Cost-Volume-Profit pada PT. Cladtek International Cabang Batam, menunjukkan bahwa anggaran penjualan PT.Cladtek International yang disusun dengan menggunakan analisis Cost-Volume- Profit lebih terperinci dibandingkan dengan anggaran penjualan yang disusun perusahaan yaitu dengan menggunakan cara konvensional. Adapun penelitian lain yaitu menurut penelitian Dwi Aryanti (2011) tentang Analisis Cost-Volume-Profit dalam Perencanaan Laba Jangka Pendek pada PT. Agronesia Divisi Industri Teknik Karet Inkaba Bandung, menunjukkan bahwa peranan analisis Cost-Volume-Profit dalam perencanaan laba jangka pendek perusahaan pada PT. Agronesia Divisi Industri Teknik Karet Inkaba Bandung hubungannya sangat kuat dan searah, jika variabel X naik maka variabel Y akan naik. Berdasarkan penelitian Lamzihar (2009) tentang Analisis Biaya-Volum-Laba untuk Mencapai Target Laba pada PT.Indoteras Medan, menunjukkan bahwa penjualan perusahaan berada di atas titik impas, target laba yang direncanakan perusahaan tidak tercapai, serta untuk mencapai target laba yang direncanakan perusahaan perlu menjual sebanyak 7.566 unit. Selain itu berdasarkan penelitian Rita (2008) yang meneliti tentang Peranan Analisis Cost-Volume-Profit sebagai Salah Satu Alat Manajemen untuk Mencapai Laba Optimal pada PT. X, menunjukkan bahwa analisis Cost-Volume-Profit sangat bermanfaat sebagai alat bantu manajemen PT. X untuk menentukan laba optimum yang dapat dicapai perusahaan. Dengan menggunakan analisis Cost-Volume Profit,

Bab I Pendahuluan 8 perusahaan juga dapat memilih keputusan mana yang dapat dipilih untuk menghasilkan laba optimum. Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu di atas, dapat disimpukan bahwa analisis Cost-Volume-Profit sangat berguna dalam suatu perusahaan. Dengan analisis Cost-Volume-Profit, maka perusahaan dapat mengetahui apakah penjualan perusahaan telah mencapai titik impas, target laba telah tercapai, berapa banyak volum penjualan agar mencapai penjualan yang direncanakan, memilih berbagai alternatif supaya dapat mencapai laba optimum. Dengan kata lain, analisis Cost-Volume-Profit dapat menjadi alat perencanaan yang baik bagi suatu perusahaan untuk mencapai laba yang optimal. PT. X merupakan salah satu perusahaan garmen yang berada di wilayah Bandung Timur. Perusahaan ini memproduksi pakaian anak dan bayi. Manajemen perusahaan harus dapat menerapkan fungsi-fungsi manajemen dengan baik terutama dalam bidang perencanaan dan pengendalian sehingga manajer dapat mengambil keputusan secara tepat dan cepat dalam menjalankan aktivitas usahanya untuk menghadapi persaingan yang ketat. Persaingan yang ketat menyebabkan perlunya perencanaan dan pengendalian yang tepat dari pihak manajemen perusahaan bila perusahaan ingin memperoleh laba yang optimal. Dengan Analisis Cost-Volume-Profit, pemilik usaha akan dengan mudah memutuskan mengenai harga jual yang pantas untuk suatu produk, tingkat laba yang diinginkan dan sebagainya. Selain itu, dengan analisis ini kita dapat mengetahui seberapa besar perubahan terjadi pada biaya, volum, dan harga jual dapat mempengaruhi laba usaha. Informasi kuantitatif yang diberikan dari analisis ini akan sangat berguna

Bab I Pendahuluan 9 bagi pemilik usaha untuk mengambil keputusan jangka pendek dan mencapai laba optimal. Berdasarkan fenomena yang diuraikan atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, Manfaat Analisis Cost-Volume-Profit sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Menentukan Laba Optimum pada PT. X Bandung. 1.2. IDENTIFIKASI MASALAH Seringkali dalam menjalankan usahanya, manajemen perusahaan dihadapkan pada kondisi untuk mengambil keputusan yang tepat mengenai biaya, harga jual, dan volum penjualan. Agar tidak mendatangkan kerugian bagi perusahaan itu sendiri, maka manajemen perusahaan dapat menggunakan analisis Cost-Volume-Profit dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Apakah PT. X telah menerapkan analisis Cost-Volume-Profit pada kegiatan perusahaan? 2. Apakah PT. X telah mengklasifikasikan biaya semivariabel ke dalam biaya tetap dan biaya variabel? 3. Bagaimana perubahan variabel-variabel yang mungkin terjadi mempengaruhi tingkat laba yang direncanakan PT. X? 4. Bagaimana manfaat analisis Cost-Volume-Profit sebagai alat bantu manajemen dalam menentukan laba optimum pada PT. X?

Bab I Pendahuluan 10 1.3. MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis bermaksud untuk memperoleh data dan informasi sebagai bahan yang diperlukan untuk menyusun penelitian, dalam rangka memperoleh salah satu persyaratan dalam menempuh ujian Strata-I Fakultas Ekonomi Jurusan- Akuntansi. Di samping itu, berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah PT. X telah menerapkan analisis Cost-Volume-Profit pada kegiatan perusahaan. 2. Untuk mengetahui apakah PT. X telah mengklasifikasikan biaya semivariabel ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana perubahan variabel-variabel yang mungkin terjadi mempengaruhi tingkat laba yang direncanakan PT. X. 4. Untuk mengetahui dan memahami manfaat analisis Cost-Volume-Profit sebagai alat bantu manajemen dalam menentukan laba optimum pada PT. X. 1.4. KEGUNAAN PENELITIAN Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut: 1. Bagi perusahaan yang diteliti - Diharapkan memberikan sumbangan pikiran tentang analisis Cost-Volume-Profit yang membantu manajemen dalam menentukan laba optimum.

Bab I Pendahuluan 11 - Hasil penelitian ini dapat menjadi usulan dan masukan yang baik dalam perkembangan perusahaan yang diteliti di masa yang akan datang. 2. Bagi penulis - Sebagai perluasan wawasan ilmu akuntansi manajemen yang mendalam khususnya tentang analisis Cost-Volume-Profit dalam merencanakan laba dan menentukan laba optimum. - Memperoleh pengetahuan mendalam tentang bagaimana cara mengklasifikasikan biaya semivariabel ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. - Memperoleh kesempatan mempraktikan akuntansi manajemen sehingga penulis mendapatkan gambaran serta pengalaman antara teori dan praktik. - Sebagai salah satu syarat menempuh ujian sarjana pada Jurusan-Akuntansi. 3. Rekan-rekan mahasiswa - Menambah pengetahuan dan menjadi masukan bagi rekan-rekan mahasiswa yang akan melakukan penelitian. 4. Bagi masyarakat - Memberikan sumbangan pikiran bagi masyarakat yang membutuhkan serta dapat dijadikan pemikiran dalam melakukan penelitian selanjutnya. - Menjadi mengerti bagaimana manfaat penggunaan analisis Cost-Volume-Profit pada perusahaan dalam menentukan laba optimum.