BAB I PENDAHULUAN. yang pesat secara tidak langsung berdampak pada kehidupan masyarakat
|
|
- Siska Darmadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi ditandai dengan persaingan yang tajam, pertumbuhan ekonomi yang pesat secara tidak langsung berdampak pada kehidupan masyarakat Indonesia yang memimpikan kesejahteraan. Awal Januari 2010, saat Indonesia memasuki China-ASEAN Free Trade Agreement kita semua terperangah. Indonesia nampaknya tidak menyadari dan tidak bersiap diri atas berlakunya ACFTA yang mengakibatkan data akhir menyebutkan perdagangan Indonesia China mengalami deficit hingga US$ 2 Miliar. Berbagai produk Cina dengan pesat menggeser produk lokal Indonesia Indonesia memiliki potensi bisnis yang tinggi dalam beragam sektor. Iklim, lingkungan, kondisi tanah, budaya serta sejarah masyarakat Indonesia sangatlah mendukung Negara kita untuk memiliki sektor industri yang besar dan sukses baik secara lokal maupun International. Namun seringkali mimpi tersebut memiliki banyak kendala dikarenakan minimnya pengetahuan masyarakat tentang manajemen, teknologi, distribusi, pemasaran dan kualitas produk yang memenuhi standar sehingga menyebabkan jatuhnya harga pasar dan hasil produk yang jauh dari kata memuaskan. Minimnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk berinovasi guna mengembangkan kegiatan ekonomi dalam sektor industri kecil menengah 1
2 2 menyebabkan rendahkan kesejahteraan masyarakat khususnya para petani, pengrajin dan pengusaha agribisnis kelas kecil. Oleh karena itulah Kementrian Koperasi dan UKM Indonesia bekerja sama dengan JETRO (Japan External Trade Organization) dalam rangka mengalakkan program OVOP (one village one product) atau dalam bahasa Indonesia disebut satu desa satu produk Program OVOP merupakan salah satu langkah menuju klasterisasi usaha kecil menengah yang bertujuan untuk mengangkat produk produk unggulan daerah agar dapat berkembang dan masuk ke pasar yang lebih luas. Melalui program OVOP diharapkan sektor industri Indonesia yang selama ini banyak terkubur begitu saja di pedesaan dapat bangkit dan menjadi salah satu motor ekonomi dunia. Program OVOP inilah yang merupakan perwujudan mimpi kesejahteraan masyarakat pedesaan, para pelopor konsep OVOP pun telah menilai bahwa Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk dapat berkembang melihat berbagai aspek alam dan budaya yang dimiliki serta produk yang dihasilkan memiliki nilai ekonomis dan daya saing yang tinggi di pasar global. Pertumbuhan volume ekspor komoditi di Indonesia menurut sumber yang telah diolah mencapai 133% dari tahun 2004 ke tahun 2008 dan semakin meningkat hingga sekarang, oleh karena itu kementrian Koperasi dan UKM Indonesia berencana untuk menggalakan program OVOP agar dapat ditumbuhkembangkan di 100 titik daerah hingga tahun 2014 mendatang. Namun, beragam faktor yang menjadi kunci sukses bagi program OVOP menjadikan program ini sulit untuk dikaji keberlanjutannya dalam pengelolaan
3 3 yang bersifat multidimensi. Hal tersebut berdampak pada penilaian pengelolaan OVOP di masa yang akan datang. Oleh karena itu, diperlukanlah suatu kajian yang terpadu dan komprehensif agar pengelolaan program OVOP dapat menjadi salah satu keunggulan kompetitif yang berkelanjutan bagi sentra industri di masa depan. Maka, penelitian yang berjudul Rekomendasi Kebijakan Keberlanjutan Program Ovop Dan Prospektifnya Dengan Metode Rap-Fiovop. Studi Kasus : Sentra Industri Cianjur. Koperasi Mitra Tani Parahyangan, Jawa Barat dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai dimensi pengelolaan OVOP yang sesuai dengan kondisi saat ini. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka fokus penelitian ini tertuju pada beberapa rumusan berikut ini : 1. Bagaimana status keberlanjutan program OVOP ini ditinjau dari dimensi ekonomi, sosial, lingkungan dan lingkungan fisik, teknologi, leadership? 2. Apa saja yang menjadi faktor kunci dalam menentukan keberlanjutan program OVOP pada sentra industri Cianjur, KMTP, Jawa Barat? 3. Bagaimana hasil rekomendasi simulasi keberlanjutan program OVOP pada sentra industri Cianjur, KMTP, Jawa Barat? 4. Bagaimana rekomendasi kebijakan keberlanjutan program OVOP pada sentra industri Cianjur, KMTP, Jawa Barat?
4 4 1.3 Tujuan Penelitian Secara garis besar penelitian ini bertujuan untuk merumuskan alternatif kebijakan pengelolaan OVOP secara berkelanjutan. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui status keberlanjutan program OVOP saat ini ditinjau dari dimensi ekonomi, sosial, lingkungan dan lingkungan fisik, teknologi, leadership 2. Menganalisis faktor faktor kunci yang menentukan keberlanjutan program OVOP pada sentra industri Cianjur, KMTP, Jawa Barat 3. Simulasi model untuk menentukan skenario ideal keberlanjutan program OVOP pada sentra industri Cianjur, KMTP, Jawa Barat 4. Menentukan rumusan kebijakan keberlanjutan program OVOP pada sentra industri Cianjut, KMTP, Jawa Barat 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu : 1. Bagi sentra industri, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai rekomendasi pengelolaan OVOP secara berkelanjutan agar dapat semakin berkembang dan menjadi market leader di Indonesia maupun global. 2. Bagi Kementrian Koperasi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran mengenai OVOP di sentra industri Cianjur, Koperasi Mitra Tani Parahyangan dan menjadi bahan pertimbangan mengenai pengelolaan OVOP secara berkelanjutan.
5 5 3. Bagi para pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru dan menyebarluaskan keunggulan OVOP Indonesia. 4. Bagi akademis, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi untuk penelitian selanjutnya.
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka One Village One Product One Village One product yang bila dibahasa indonesiakan adalah satu desa satu produk merupakan gerakan pemerintah guna meningkatkan daya saing produk produk unggulan tanah air Indonesia. Definisi desa menurut Undang Undang Republik Indonesia No.5 tahun 1979 adalah Suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsng dibawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menurut Sugiharto dan Syamsul Rizal (2008,p1) Gerakan OVOP adalah suatu gerakan revitalisasi daerah di propinsi Oita, Pulau Kyushu di Jepang, untuk mencari atau menciptakan apa yang menjadi keunggulan daerah atau apa yang dirasakan dan menjadi kebanggaan daerah, untuk kemudian dilakukan peningkatan keunggulan produk atau jasa yang dihasilkan serta kualitas dan pemasarannya, sehingga akhirnya dapat diterima dan diakui nilainya oleh masyarakat secara nasional, regional maupun secara internasional. 6
BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, tidak dipungkiri lagi bahwa persaingan dalam industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, tidak dipungkiri lagi bahwa persaingan dalam industri semakin ketat dan tinggi. Tidak hanya bersaing dengan kompetitor lokal, tetapi juga harus
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Jumlah petani di Indonesia menurut data BPS mencapai 45% dari total angkatan kerja di Indonesia, atau sekitar 42,47 juta jiwa. Sebagai negara dengan sebagian besar penduduk
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perekonomian Indonesia selalu menarik untuk diteliti dan diperbincangkan. Negara kepulauan terbesar di dunia ini memiliki tantangan tersendiri dalam mengatur kegiatan ekonominya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pertanian. Tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian memegang peranan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara pertanian (agraris) yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani atau bergerak di bidang pertanian. Tidak dapat dipungkiri
Lebih terperinci6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kebijakan di dalam pengembangan UKM
48 6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 6.1. Kebijakan di dalam pengembangan UKM Hasil analisis SWOT dan AHP di dalam penelitian ini menunjukan bahwa Pemerintah Daerah mempunyai peranan yang paling utama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang dibudidayakan dalam hortikultura meliputi buah-buahan, sayur-sayuran,
Lebih terperinciTabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Peran strategis sektor pertanian digambarkan dalam kontribusi sektor pertanian dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan ekonomi daerah di era otonomi sekarang ini, setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembangunan ekonomi daerah di era otonomi sekarang ini, setiap daerah dituntut untuk dapat mengenali setiap potensi yang ada di wilayahnya. Pembangunan ekonomi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mencerminkan wujud nyata sebagian besar kehidupan sosial dan ekonomi dari rakyat Indonesia. Peran usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri garmen semakin mengglobal. Perkembangan ini dimulai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan industri garmen semakin mengglobal. Perkembangan ini dimulai dengan adanya mesin-mesin pembuat kain, baik yang menggunakan sistem rajut maupun dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam mendukung perekonomian nasional. Di sisi lain
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan produksi dan distribusi komoditi pertanian khususnya komoditi pertanian segar seperti sayur mayur, buah, ikan dan daging memiliki peran yang sangat strategis
Lebih terperinci2 masing-masing negara masih berhak untuk menentukan sendiri hambatan bagi negara non anggota. 1 Sebagai negara dalam kawasan Asia Tenggara tentunya p
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi yang semakin maju ini ada banyak isu-isu yang berkembang. Bukan hanya isu mengenai hard power yang menjadi perhatian dunia, tetapi isu soft
Lebih terperinciI.1. Latar Belakang strategi Permasalahan Dari sisi pertanian
1 I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sebagai industri yang mengolah hasil pertanian, yang menggunakan dan memberi nilai tambah pada produk pertanian secara berkelanjutan maka agroindustri merupakan tumpuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting dalam pembangunan Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lagi. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Hasan dalam Republika
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian nasional sangatlah besar. Hal itu sudah tidak dapat diragukan lagi. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara fundamental, bahwa gerak perdagangan semakin terbuka, dinamis, dan cepat yang menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara. Khususnya bagi industri-industri, perusahaan dan pelaku ekonomi lainnya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi atau memasuki era perdagangan internasional sekarang ini, persaingan merupakan hal yang harus menjadi perhatian bagi semua negara. Khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tekstil terutama bagi para pengusaha industri kecil dan menengah yang lebih mengalami
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Persaingan global merupakan masalah besar bagi industri tekstil dan produk tekstil terutama bagi para pengusaha industri kecil dan menengah yang lebih mengalami masa
Lebih terperinciREKOMENDASI KEBIJAKAN KEBERLANJUTAN PROGRAM OVOP DAN PROSPEKTIFNYA DENGAN METODE RAP-FIOVOP
REKOMENDASI KEBIJAKAN KEBERLANJUTAN PROGRAM OVOP DAN PROSPEKTIFNYA DENGAN METODE RAP-FIOVOP STUDI KASUS : SENTRA INDUSTRI CIANJUR, KOPERASI MITRA TANI PARAHYANGAN, JAWA BARAT Shirleen Bina Nusantara University,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Potensi UMKM Kota Bandung Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di kota Bandung yang semakin berkembang ternyata membuat jumlah unit usaha tetap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Seiring perkembangan dunia usaha yang mengarah juga pada era
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan dunia usaha yang mengarah juga pada era perdagangan bebas membuat persaingan antar perusahaan semakin ketat. Dimana dalam menghadapi persaingan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Data dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (2008) menunjukkan jumlah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Data dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (2008) menunjukkan jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia pada Juli 2009 mencapai 593,4 ribu orang
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3
IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3 4.1.1 Produk Domestik Bruto (PDB) Selama kurun waktu tahun 2001-2010, PDB negara-negara ASEAN+3 terus menunjukkan tren yang meningkat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Globalisasi perdagangan internasional memberi peluang dan tantangan bagi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi perdagangan internasional memberi peluang dan tantangan bagi perekonomian nasional, termasuk di dalamnya agribisnis. Kesepakatan-kesepakatan pada organisasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menuntut adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik keterbukaan dalam perdagangan luar negeri (trade openness) maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan wilayah juga harus memperhatikan pembangunan ekonomi daerah untuk dapat memacu pengembangan wilayah tersebut. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam rencana pengembangan industri kreatif Indonesia tahun 2025 yang dirumuskan oleh Departemen Perdagangan RI dijelaskan adanya evaluasi ekonomi kreatif. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan semakin tinggi. Maka dengan ini upaya untuk mengantisipasi hal
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini telah terjadi disetiap negara melakukan perdagangan secara bebas, sehingga tingkat persaingan di berbagai sektor perdagangan semakin tinggi.
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) dan KURIKULUM KURSUS EKSPOR IMPOR LEVEL VI KKNI berbasis
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) dan KURIKULUM KURSUS EKSPOR IMPOR LEVEL VI KKNI berbasis Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal Dan Informal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep pembangunan seringkali dianggap sama dengan proses industrialisasi. Proses industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan salah satu jalur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komparatif karena tersedia dalam jumlah yang besar dan beraneka ragam serta dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya kelautan berperan penting dalam mendukung pembangunan ekonomi daerah dan nasional untuk meningkatkan penerimaan devisa, lapangan kerja dan pendapatan penduduk.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan persaingan pada dunia bisnis di era globalisasi ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dan persaingan pada dunia bisnis di era globalisasi ini semakin tinggi, dimana persaingan antara perusahaan besar dan tidak terkecuali bagi usaha
Lebih terperinciPENDAHULUAN (Renstra Kementrian Koperasi dan UMKM ) diketahui jumlah
BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang merupakan manifestasi dari ekonomi rakyat, memiliki kedudukan, peran, dan potensi yang strategis dalam perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian yang sangat pesat telah. mengarah kepada terbentuknya ekonomi global. Ekonomi global mulai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan perekonomian yang sangat pesat telah mengarah kepada terbentuknya ekonomi global. Ekonomi global mulai terbentuk ditandai dengan berbagai peristiwa
Lebih terperinciBAB III KESIMPULAN DAN SARAN
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian melalui pengumpulan data di Provinsi Kalimantan Barat, maka dapat dikemukanan kesimpulan mengenai kebijakan yang diambil pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Kota Pekalongan, Jawa Tengah, sudah sejak lama terkenal dengan
1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Kota Pekalongan, Jawa Tengah, sudah sejak lama terkenal dengan kerajinan batiknya. Kerajinan batik telah secara turun-temurun diwariskan dari generasi ke generasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga perdagangan antar negara menjadi berkembang pesat dan tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan ekonomi suatu negara saat ini tidak bisa terlepas dari negara lain. Perdagangan antar negara menjadi hal yang perlu dilakukan suatu negara. Disamping
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi di Indonesia saat ini dihadapkan pada era
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi di Indonesia saat ini dihadapkan pada era perdagangan bebas dan globalisasi dunia usaha. Adanya globalisasi dapat dilihat dengan tumbuhnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Nawacita Joko Widodo dan Jusuf Kalla tahun tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nawacita Joko Widodo dan Jusuf Kalla tahun 2015-2019 tentang kebijakan dan program pemberdayaan koperasi dan pada butir ke enam yaitu meningkatkan produktivitas rakyat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebangkitan kembali sektor manufaktur, seperti terlihat dari kinerja ekspor maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Prospek industri manufaktur tahun 2012, pada tahun 2011 yang lalu ditandai oleh kebangkitan kembali sektor manufaktur, seperti terlihat dari kinerja ekspor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN akan segera diberlakukan pada tahun 2015.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ASEAN Ecomonic Community (AEC) atau yang lebih dikenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN akan segera diberlakukan pada tahun 2015. AEC merupakan realisasi dari tujuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Integrasi suatu negara ke dalam kawasan integrasi ekonomi telah menarik perhatian banyak negara, terutama setelah Perang Dunia II dan menjadi semakin penting sejak tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia akan dihadapkan pada perekonomian regional dan global, dimana batas antarnegara sudah tidak menajdi hambatan lagi. Kesepakatan yang melibatkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting. dalam pembangunan ekonomi, baik untuk jangka panjang maupun jangka
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi, baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek, khususnya untuk pemulihan ekonomi.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus tantangan baru yang harus dihadapi dalam pembangunan pertanian ke depan. Globalisasi dan liberasi
Lebih terperinciBAB V ALIRAN PERDAGANGAN, KONDISI TARIF DAN PERFORMA EKSPOR INDONESIA DI PASAR ASEAN PLUS THREE
BAB V ALIRAN PERDAGANGAN, KONDISI TARIF DAN PERFORMA EKSPOR INDONESIA DI PASAR ASEAN PLUS THREE 5.1. Aliran Perdagangan dan Kondisi Tarif Antar Negara ASEAN Plus Three Sebelum menganalisis kinerja ekspor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini dan (4) menjadi basis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Pertanian di Indonesia tetap dianggap terpenting dari keseluruhan pembangunan ekonomi, apalagi semenjak sektor pertanian ini menjadi penyelamat perekonomian
Lebih terperinciTantangan dan Peluang UKM Jelang MEA 2015
Tantangan dan Peluang UKM Jelang MEA 2015 Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 segera dimulai. Tinggal setahun lagi bagi MEA mempersiapkan hal ini. I Wayan Dipta, Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi nasianal. Pada saat krisis ekonomi, usaha kecil menengah mampu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha kecil dan menengah menjadi bagian integral perkembangan ekonomi nasianal. Pada saat krisis ekonomi, usaha kecil menengah mampu menjadi penyelamat perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia bisnis di negara kita yang sudah berusia dari 50 tahun ini nampak cukup pesat, khususnya dalam 25 tahun terakhir. Hal ini bisa kita lihat
Lebih terperincimemiliki potensi yang sekaligus menjadi identitas kota, salah satunya yang dirintis oleh beberapa warga setempat. Produk Cibaduyut tak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Bandung merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang memiliki perkembangan seperti kota Jakarta. Kelebihan kota Bandung dibandingkan dengan kota-kota lainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan keberadaannya perlu mendapat dukungan dari semua pihak, baik dari sektor pemerintah maupun non-pemerintah.
Lebih terperinciKANTOR PUSAT KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA DI KAWASAN KEMAYORAN JAKARTA ( dengan penekanan desain konsep arsitektur Renzo Piano)
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR KANTOR PUSAT KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA DI KAWASAN KEMAYORAN JAKARTA ( dengan penekanan desain konsep arsitektur Renzo Piano) Diajukan untuk
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya berusaha di bidang pertanian. Dengan tersedianya lahan dan jumlah tenaga kerja yang besar, diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bela kang Pene litian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dewasa ini, kita telah dan akan menghadapi beberapa ciri perdagangan bebas internasional sebagaimana ditetapkan dalam Putaran Uruguay
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pengembangan ekonomi daerah yang bertujuan. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pengembangan ekonomi lokal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka pengembangan ekonomi daerah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pengembangan ekonomi lokal sesuai potensinya menjadi sangat penting.
Lebih terperinci1. Yulianty Widjaja (Direktur DAVINCI); dan 2. Para Hadirin Sekalian Yang Berbahagia.
Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA PEMBUKAAN PAMERAN 22 TAHUN DAVINCI DI INDONESIA JAKARTA, 14 OKTOBER 2015 Yang Saya Hormati: 1. Yulianty Widjaja (Direktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, perusahaan harus memiliki kemampuan untuk membedakan dirinya dalam
21 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, perusahaan harus memiliki kemampuan untuk membedakan dirinya dalam persaingan agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pada situasi krisis moneter yang melanda lndonesia saat ini harus memikul
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian yang merupakan tempat para petani mencari nafkah, pada situasi krisis moneter yang melanda lndonesia saat ini harus memikul tanggung jawab paling besar
Lebih terperinciMenteri Perindustrian Republik Indonesia
Menteri Perindustrian Republik Indonesia KEYNOTE SPEECH MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA MUSYAWARAH PROPINSI VI TAHUN 2015 KADIN DENGAN TEMA MEMBANGUN PROFESIONALISME DAN KEMANDIRIAN DALAM MENGHADAPI ERA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Didalam era globalisasi ekonomi dewasa ini, dunia usaha dituntut untuk bisa lebih
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Didalam era globalisasi ekonomi dewasa ini, dunia usaha dituntut untuk bisa lebih efisien dan efektif dalam menjalankan roda usahanya agar dapat bersaing dalam persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tingkat persaingan usaha sangatlah tinggi. Hal ini secara otomatis memaksa para pelaku usaha untuk terus mengembangkan diri
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PadaPenandatanganan MoU Menteri Perindustrian dengan Kepala BPKP Pengawasan Pelaksanaan Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) Pada Pengadaan Barang/Jasa
Lebih terperinciASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara
ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara ASEAN didirikan di Bangkok 8 Agustus 1967 oleh Indonesia, Malaysia,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam rangka meningkatkan kontribusi sektor pertanian terhadap
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sumber daya manusia pertanian, termasuk pembangunan kelembagaan penyuluhan dan peningkatan kegiatan penyuluhan pertanian, adalah faktor yang memberikan kontribusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan masih besarnya pengaruh Cina terhadap perekonomian dunia, maka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan masih besarnya pengaruh Cina terhadap perekonomian dunia, maka tiga faktor Ukuran ekonomi, Cina sebagai pusat perdagangan dunia, dan pengaruh permintaan domestik
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu masalah global yang dihadapi oleh sebagian besar negara-negara dunia ketiga pada saat ini adalah krisis pangan. Terkait dengan hal tersebut strategi ketahanan pangan
Lebih terperinciSAMBUTAN PENJABAT GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PEMBUKAAN TEMU BISNIS PENGEMBANGAN INDUSTRI KAKAO SULAWESI TENGAH SENIN, 18 APRIL 2011
GUBERNUR SULAWESI TENGAH SAMBUTAN PENJABAT GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PEMBUKAAN TEMU BISNIS PENGEMBANGAN INDUSTRI KAKAO SULAWESI TENGAH SENIN, 18 APRIL 2011 ASSALAMU ALAIKUM WAR, WAB, SALAM SEJAHTERA
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. para pemimpin yang mampu membawa China hingga masa dimana sektor
BAB V KESIMPULAN China beberapa kali mengalami revolusi yang panjang pasca runtuhnya masa Dinasti Ching. Masa revolusi yang panjang dengan sendirinya melahirkan para pemimpin yang mampu membawa China hingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekspor merupakan salah satu bagian penting dalam perdagangan internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan sebagai total penjualan barang
Lebih terperinciPemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi 10. URUSAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH
10. URUSAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH a. Program dan Kegiatan. Program pokok tahun 2012 yang dilaksanakan oleh SKPD/UPT dalam rangka penyelenggaraan urusan Koperasi dan UKM yaitu: 1) Program penciptaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia pada periode 24 28 mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian dunia. Tabel 1 menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Terjadinya persaingan dalam dunia bisnis abad ini tidak dapat dihindarkan lagi. Bahkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Terjadinya persaingan dalam dunia bisnis abad ini tidak dapat dihindarkan lagi. Bahkan persaingan tersebut semakin hari semakin bertambah ketat, baik antar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai industri gelombang ke-4 setelah pertanian, industri dan teknologi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kreatif sering dikemukakan oleh berbagai pakar ekonomi sebagai industri gelombang ke-4 setelah pertanian, industri dan teknologi informasi. Walaupun masih
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Skala Usaha UK UM UB Jumlah (Unit/%) /99, /0, /0,01 Kesempatan kerja (%) 88,92 10,54 0,54 Nilai tambah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi bagian penting dari sistem perekonomian Nasional yaitu mempercepat pemerataan pertumbuhan ekonomi melalui penyediaan lapangan usaha
Lebih terperinci3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis
3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis 3.1.1 Kelembagaan Agro Ekonomi Kelembagaan agro ekonomi yang dimaksud adalah lembaga-lembaga yang berfungsi sebagai penunjang berlangsungnya kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan kertas di Indonesia sendiri saat ini sudah mencapai 7,7 juta ton
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap tahun volume kebutuhan terhadap kertas terus mengalami peningkatan. Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di kawasan Indonesia sendiri telah diberlakukan perdagangan bebas ASEAN-
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perdagangan bebas semakin meningkat dalam sepuluh tahun terakhir ini. Di kawasan Indonesia sendiri telah diberlakukan perdagangan bebas ASEAN- China (ACFTA, ASEAN-China
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dan Pertumbuhan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) merupakan salah satu motor pengerak yang sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dan Pertumbuhan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) merupakan salah satu motor pengerak yang sangat penting bagi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam sistem perekonomian terbuka, perdagangan internasional merupakan komponen penting dalam determinasi pendapatan nasional suatu negara atau daerah, di
Lebih terperinciKOPI ANDALAN EKSPOR INDONESIA
JURNAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN ISSN : 2337-9572 MARKET INTELLIGENCE KOPI ANDALAN EKSPOR INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN RI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhannya meningkat, sementara sektor lain mengalami pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pertanian di Indonesia harus tetap menjadi prioritas utama dari keseluruhan pembangunan ekonomi yang dilakukan pemerintah. Hal ini mengingat bahwa sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi kreatif di Indonesia. Konsep Ekonomi Kreatif merupakan sebuah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keanekaragaman dan kekayaan seni, budaya, suku, bangsa, dan agama. Keanekaragaman akan memberikan suatu identitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkannya pun semakin beraneka ragam. Setiap Pelaku usaha saling
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini di Indonesia, Pelaku usaha semakin banyak jumlahnya dan produk yang ditawarkannya pun semakin beraneka ragam. Setiap Pelaku usaha saling berlomba
Lebih terperinci10 REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN KUPANG
10 REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN KUPANG 10.1 Kebijakan Umum Potensi perikanan dan kelautan di Kabupaten Kupang yang cukup besar dan belum tergali secara optimal, karenanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak terkecuali adalah pembangunan dibidang perekonomian nasional. Di era
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada negara berkembang salah satu yang menjadi prioritas utama dalam melaksanakan kegiatan negaranya adalah pembangunan nasional di segala bidang, tidak terkecuali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bebas antara ASEAN CHINA atau yang lazim disebut Asean
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perdagangan bebas antara ASEAN CHINA atau yang lazim disebut Asean China Free Trade Area (AC-FTA) yang terjadi saat ini sungguh sangat mengkhawatirkan bagi
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. tersebut antara lain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, menyumbang
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Peranan tersebut antara lain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, menyumbang devisa,
Lebih terperinciAGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI
AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI PENGERTIAN AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI Agribisnis adalah segala bentuk kegiatan bisnis yang berkaitan dengan usaha tani (kegiatan pertanian) sampai dengan pemasaran komoditi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kebutuhan akan minyak nabati dalam negeri. Kontribusi ekspor di sektor ini pada
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komoditas kelapa sawit merupakan salah satu komoditas yang penting di Indonesia, baik dilihat dari devisa yang dihasilkan maupun bagi pemenuhan kebutuhan akan minyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini masyarakat ekonomi dunia sedang menghadapi proses peralihan besar -besaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini masyarakat ekonomi dunia sedang menghadapi proses peralihan besar -besaran dalam bidang ekonomi, yaitu era globalisasi. Era globalisasi mengarah kepada perdangangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang mendorong
12 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang mendorong peningkatan volume perdagangan internasional terutama ekspor produk non migas. 5 Perdagangan ekspor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, perekonomian Indonesia berkembang dengan pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaanperusahaan baru yang bermunculan untuk memenangkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sektor pertanian, mempunyai peran strategis dalam pemulihan ekonomi. nasional. Peranan strategis tersebut khususnya adalah dalam
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan kegiatan usaha yang berbasis pada sektor pertanian, mempunyai peran strategis dalam pemulihan ekonomi nasional. Peranan strategis tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan kapabilitas yang akan berujung pada kompetensi inti yang akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan keadaan ekonomi yang secara langsung mempengaruhi permintaan yang begitu cepat harus diantisipasi pihak perusahaan dengan menyusun strategi yang sesuai dengan
Lebih terperinciKinerja Ekspor Nonmigas Bulan Februari 2011 Terus Menguat Menuju Pencapaian Target Ekspor
SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Kinerja Ekspor Nonmigas Bulan Februari 2011 Terus
Lebih terperinciSTEVIA ISSN No Vol. III No. 01-Januari 2013
Analisis Harga Domestik Dan Harga Ekspor Kubis Di Singapura Terhadap Ekspor Kubis (Brassica O.Capitata) Dari Kabupaten Karo Nomi br Sinuhaji *) *) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Quality Medan ABSTRACT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi dan sekaligus menghadapi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam rangka memasuki era globalisasi dan sekaligus menghadapi persaingan bebas dan juga mengatasi krisis moneter yang berkepanjangan maka kebijaksanaan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tenggara, Uni Eropa (UE) di Eropa dan NAFTA di Amerika Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya laju globalisasi ekonomi dunia, terbentuklah blok ekonomi dan perdagangan regional disejumlah wilayah di dunia seperti pembentukan integrasi-integrasi
Lebih terperinci