Perubahan ketentuan Bilyet Giro

dokumen-dokumen yang mirip
INFORMASI PENTING! QUESTIONS & ANSWERS (Q & A) KETENTUAN BILYET GIRO DAN KETENTUAN TERKAIT LAINNYA

No.18/32/DPSP Jakarta, 29 November 2016 S U R A T E D A R A N

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/41/PBI/2016 TENTANG BILYET GIRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DAFTAR ISI BAB II SYARAT FORMAL

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

KETENTUAN BG DAN PERUBAHANNYA

No. 18/39/DPSP Jakarta, 28 Desember 2016 S U R A T E D A R A N

KETENTUAN BANK INDONESIA DAN KUHD TENTANG PENGUNAAN CEK DAN BILYET GIRO DALAM SISTEM PEMBAYARAN NON TUNAI

SOSIALISASI KETENTUAN BILYET GIRO. PBI Nomor 18/41/PBI/2016 Tanggal 21 November 2016 SE BI Nomor 18/32/DPSP Tanggal 29 November 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 18/40/DPSP Jakarta, 30 Desember 2016 S U R A T E D A R A N

- 2 - PASAL DEMI PASAL. Pasal I Angka 1 Pasal 1 Cukup jelas. Angka 2 Pasal 3 Cukup jelas.

No. 17/12/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 S U R A T E D A R A N

S U R A T E D A R A N

BILYET GIRO. Bank Indonesia Departemen Penyelenggaraan Sistem Pembayaran 2017

No. 17/ 14 /DPSP Jakarta, 5 Juni S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA

No. 17/34/DPSP Jakarta, 13 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA-REAL TIME GROSS SETTLEMENT

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/20/PADG/2017 TENTANG REKENING GIRO DI BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/ 29 /PBI/2006 TENTANG DAFTAR HITAM NASIONAL PENARIK CEK DAN/ATAU BILYET GIRO KOSONG GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/9/PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSFER DANA DAN KLIRING BERJADWAL OLEH BANK INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang diharapkan secara efektif dan efisien, selain itu prosedur juga dapat

No. 9/ 25 /DASP Jakarta, 9 November 2007 S U R A T E D A R A N

GIRO & PINJAMAN REKENING

-2- Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran

Sistem Pembayaran Non Tunai

BAB II URAIAN TEORITIS

DHN adalah informasi mengenai identitas pemilik rekening yang melakukan penarikan cek dan/atau bilyet giro kosong yang berlaku secara nasional.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/24/PBI/2000 TENTANG HUBUNGAN REKENING GIRO ANTARA BANK INDONESIA DENGAN PIHAK EKSTERN GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/ 3 /PBI/1999 TENTANG

I. PENDAHULUAN. orang yang tidak berhak dapat menggunakan surat berharga itu, karena pembayaran dengan surat

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Hubungan Rekening Giro antara Bank Indonesia dengan Pihak Ekstern

MENGENAL CEK DAN BILYET GIRO

POKOK POKOK PENGATURAN DAFTAR HITAM NASIONAL (DHN) PENARIK CEK DAN/ATAU BILYET GIRO KOSONG

8/34/DASP Jakarta,22 Desember 2006 S U R A T E D A R A N

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Berkembang pesatnya dunia perekonomian dan perdagangan pada masa sekarang ini

OPERASIONAL KLIRING. Officer Development Program. Learning Center Division

No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 4/ 11 /DASP Jakarta, 13 Agustus 2002 S U R A T E D A R A N

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/24/PBI/2015 TENTANG REKENING GIRO DI BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 1/ 4 /DASP Jakarta, 29 November 1999 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 8/ 33 /DASP Jakarta, 20 Desember 2006 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PESERTA KLIRING DI INDONESIA

No. 18/9/DPSP Jakarta, 2 Mei S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA,

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebenarnya tidak terdapat dalam KUHD maupun perundang-undangan lainnya, namun kita dapat

I. PENDAHULUAN. Jenis surat berharga diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 4/ 7 /DASP Jakarta, 7 Mei 2002 S U R A T E D A R A N. Kepada S E M U A B A N K DI INDONESIA. Penyelenggaraan Kliring Lokal Secara Otomasi

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/18/PBI/2005 TENTANG SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No.18/ 7 /DPSP Jakarta, 2 Mei 2016 SURAT EDARAN

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA PESERTA SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA. Perihal : Penyelenggaraan Kliring Antar Wilayah

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No. 12/36/DPNP Jakarta, 23 Desember 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

PERTANGGUNGJAWABAN BANK ATAS PENCATATAN PALSU YANG DILAKUKAN OLEH PEGAWAI BANK DALAM PENERBITAN SURAT KETERANGAN PENOLAKAN (SKP) BILYET GIRO Oleh :

No.14/15/DPM Jakarta, 10 Mei 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang mempunyai kelebihan dana (surplus unit) dan menyalurkannya kepada pihak

No. 2/ 7 /DASP Jakarta, 24 Februari 2000 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Perihal : Penyelenggaraan Kliring Lokal Secara Manual.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/ 8 /PBI/2004 TENTANG SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB III KEPESERTAAN SISTEM BI-RTGS

: Simpanan berupa rekening giro produk/layanan Nama penerbit : PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk ( BTPN )

GUBERNUR BANK INDONESIA,

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Sidoarjo, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : penarikan tunai atau kliring penambahan jasa giro dan bunga.

IMPLEMENTASI PERATURAN KLIRING DALAM PERHITUNGAN UTANG PIUTANG WARKAT BILYET GIRO DI BANK MANDIRI CABANG SURAKARTA

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/8/PADG/2017 TENTANG PEMBIAYAAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK UMUM SYARIAH

No.16/3 /DPTP Jakarta, 3 Maret 2014 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA DAN PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO)

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP BILYET GIRO. A. Bilyet Giro Sebagai Salah Satu Surat Berharga. sejumlah uang kepada pemegang surat tersebut 11.

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/16/PADG/2017 TENTANG KLARIFIKASI ATAS UANG RUPIAH YANG DIRAGUKAN KEASLIANNYA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2 / 6 /PBI/2000 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN BANK GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 14/ 1 /DPM Jakarta, 4 Januari Maret SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PERUSAHAAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2017

Evaluasi Pemantauan Kepatuhan Peserta SKNBI. Departemen Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Divisi Kepatuhan dan Informasi SPBI Solo, 12 November 2016

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/1/PADG/2017 TENTANG PELAKSANAAN LELANG SURAT BERHARGA NEGARA DI PASAR PERDANA

M E T A D A T A INFORMASI DASAR

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/22/PBI/2010 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN NOMOR VI.A.3 : REKENING EFEK PADA KUSTODIAN Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor : Kep- /PM/1997 Tanggal : Desember

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

No. 18/25/DPU Jakarta, 2 November 2016 Oktober Perihal : Penyelenggara Jasa Pengolahan Uang Rupiah

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 15 /PBI/2014 TENTANG KEGIATAN USAHA PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Peraturan KSEI No. I-D Tentang Rekening Dana (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP-0020/I/DIR/KSEI/0615 tanggal 3 Juni 2015)

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA

FERY PRAMONO C

Pasar Uang Antar Bank

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Kelembagaan. Persyaratan dan Tata Cara Pemeriksaan Bank

2 1. Perluasan akses kepesertaan yang tidak terbatas pada Bank Umum Saat ini kepesertaan SKNBI terbatas pada Bank Umum sehingga transfer dana melalui

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/13/PADG/2017 TENTANG PENUKARAN UANG RUPIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No. 10/7/DASP Jakarta, 21 Februari 2008 S U R A T E D A R A N

PERATURAN KSEI NOMOR II-D TENTANG PENDAFTARAN EFEK BERAGUN ASET DI KSEI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG

No. 18/42/DKSP Jakarta, 30 Desember 2016 S U R A T E D A R A N. Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank

Transkripsi:

BNI Giro ib Hasanah Perubahan ketentuan Bilyet Giro Efektif mulai 1 April 2017 Kunjungi BNI syariah terdekat atau www.bnisyariah.co.id BNI Syariah terdaftar dan diawasi oleh OJK

QUESTION & ANSWER (Q & A) Ketentuan Bilyet Giro dan Ketentuan Terkait Lainnya 1. 2. 3. Apakah Bank Indonesia (BI) menerbitkan ketentuan Bilyet Giro (BG) yang baru? BI telah menerbitkan beberapa ketentuan baru antara lain: PBI No 18/41/PBI/2016 tanggal 21 November 2016 tentang Bilyet Giro, SEBI No 18/32/DPSP tanggal 29 November 2016 perihal Bilyet Giro, SEBI No 18/40/DPSP tanggal 30 Desember 2016 perihal: Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 18/7/DPSP tanggal 2 Mei 2016 perihal Penyelenggaraan Transfer Dana dan Kliring Berjadwal oleh Bank Indonesia. Apakah yang mendasari penerbitan ketentuan baru tersebut? Dasar pertimbangannya adalah untuk: a. Menegaskan fungsi BG bukan sebagai surat berharga dan tidak dapat dipindahtangankan b. Meningkatkan keamanan penggunaan BG c. Meningkatkan perlindungan bagi pengguna BG Apa sajakah hal-hal baru dan/atau penegasan pada ketentuan baru tersebut? Berikut adalah perubahan dan/atau penegasan secara umum yang diatur pada ketentuan baru tersebut: A. Istilah: 1. Penarik adalah pemilik Rekening Giro (Nasabah) yang menerbitkan BG 2. Penerima adalah pemilik rekening yang disebutkan namanya dalam BG untuk menerima sejumlah dana 3. Bank Tertarik adalah Bank yang diperintahkan oleh Penarik untuk melakukan pemindahbukuan sejumlah dana dengan menggunakan BG 4. Tanggal Penarikan adalah tanggal yang tercantum pada BG dan merupakan tanggal diterbitkannya BG 5. Tanggal Efektif adalah tanggal yang tercantum pada BG dan merupakan tanggal mulai berlakunya perintah pemindahbukuan 6. Tenggang Waktu Pengunjukan adalah jangka waktu berlakunya BG 7. Tenggang Waktu Efektif adalah jangka waktu yang disediakan oleh Penarik kepada Penerima untuk meminta pelaksanaan perintah dalam BG kepada Bank Tertarik B. BG Merupakan: 1. Sebagai sarana perintah pemindahbukuan 2. Tidak dapat dipindahtangankan 3. Diterbitkan dalam mata uang Rupiah 4. Ditulis dalam Bahasa Indonesia.

C. BG harus memenuhi syarat formal sebagai berikut: 1. Bank Tertarik: a. Nama Bilyet Giro dan nomor BG; b. Nama Bank Tertarik c. Perintah yang jelas dan tanpa syarat untuk memindahbukukan sejumlah dana atas beban Rekening Giro Penarik 2. Penarik: a. Nama dan nomor rekening Penerima b. Nama Bank Penerima c. Jumlah dana yang dipindahbukukan baik dalam angka maupun huruf secara lengkap d. Tanggal Penarikan (tanpa disertai dengan tempat penarikan) e. Tanggal Efektif f. Nama jelas Penarik, dengan memperhatikan sbb: Nama jelas Penarik wajib dicantumkan dalam BG jika belum dilakukan personalisasi oleh Bank. Apabila Penarik adalah badan hukum dan/atau badan usaha dan belum dilakukan personalisasi, nama jelas Penarik adalah nama badan hukum dan/atau badan usaha pemilik Rekening Giro Nama jelas Penarik tidak wajib dicantumkan dalam BG jika personalisasi telah dilakukan oleh Bank g. Tanda tangan (basah) Penarik h. Wajib menyediakan dana yang cukup selama Tenggang Waktu Efektif i. Harus menginformasikan kepada Bank Tertarik mengenai BG yang diblokir pembayarannya j. Penarik bertanggung jawab atas kerugian yang timbul akibat tidak dipenuhinya syarat formal BG secara lengkap pada saat penerbitan BG BG yang tidak memenuhi ketentuan di atas tidak berlaku sebagai Bilyet Giro D. Dalam penggunaan BG, Penerima harus: 1. Memastikan pemenuhan syarat formal BG yang diterima dari Penarik 2. Menolak BG yang tidak memenuhi: i) Syarat formal BG ii) Tanggal Efektif tidak berada dalam Tenggang Waktu Pengunjukan 3. Meminta Penarik untuk melakukan pemblokiran atas BG yang diterima, antara lain dalam hal BG yang telah diterima oleh Penerima hilang, dicuri, atau rusak

E. BG berlaku selama Tenggang Waktu Pengunjukan (jangka waktu berlakunya BG), yaitu 70 (tujuh puluh) hari kalender sejak Tanggal Penarikan, dimana pada masa tersebut: 1. Penarik tidak dapat membatalkan BG 2. Penarik wajib menyediakan dana yang cukup untuk terhindar dari sanksi sebagai Penarik BG kosong yang dapat menyebabkan nama nasabah masuk dalam Daftar Hitam Bank Indonesia Tenggang Waktu Pengunjukan (70 hari) Bilyet Giro tidak berlaku lagi/ kewajiban penyediaan dana menjadi hapus Tenggang Waktu Efektif/ kewajiban penyedia dana Tanggal Penarikan 1 Desember 2016 Tanggal Efektif 15 Desember 2016 Berakhirnya Tenggang Waktu Pengunjukan/Tenggang Waktu Efektif 8 Februari 2017 F. Setelah berakhirnya Tenggang Waktu Pengunjukan: 1. BG menjadi tidak berlaku 2. Kewajiban Penarik untuk menyediakan dana atas penarikan BG menjadi hapus G. Ketentuan koreksi dalam BG: 1. Dalam hal terdapat kesalahan penulisan dalam BG, Penarik harus melakukan koreksi 2. Tata cara koreksi kesalahan penulisan diatur sebagai berikut: a. Koreksi kesalahan penulisan dalam BG harus dilakukan dalam hal terdapat kesalahan penulisan pada: Nama Penerima Nomor rekening Penerima

Nama Bank Penerima; Jumlah dana yang dipindahbukukan dalam angka; Jumlah dana yang dipindahbukukan dalam huruf; Tanggal Penarikan; Tanggal Efektif; dan/atau Nama jelas Penarik. b. Koreksi kesalahan penulisan di atas, masing-masing dianggap sebagai 1 (satu) kali koreksi c. Dalam hal terdapat koreksi kembali pada koreksi kesalahan penulisan, dianggap sebagai penambahan jumlah koreksi d. Koreksi kesalahan penulisan dilakukan dengan cara mencoret tulisan yang salah dan melakukan perbaikan penulisan apabila diperlukan e. Perbaikan penulisan harus dilakukan oleh Penarik di tempat kosong yang terdekat dengan tulisan yang dikoreksi f. Setiap koreksi kesalahan penulisan harus ditandatangani oleh Penarik di tempat kosong yang terdekat dengan tulisan yang dikoreksi g. Batas maksimum koreksi kesalahan penulisan adalah paling banyak 3 (tiga) kali dengan memenuhi ketentuan di atas H. Penolakan Bilyet Giro dilakukan dengan alasan yang terdiri atas: 1. Bank Penerima a. Tidak memenuhi syarat formal BG b. Pencantuman Tanggal Efektif tidak dalam Tenggang Waktu Pengunjukan c. Terdapat koreksi yang tidak sesuai ketentuan BI yang berlaku d. Diunjukkan tidak dalam Tenggang Waktu Efektif, yaitu sebelum Tanggal Efektif atau setelah berakhirnya Tenggang Waktu e. Pengunjukan f. Syarat formal BG diduga diisi oleh pihak lain selain Penarik 2. Bank Tertarik a. BG diblokir pembayarannya b. Tanda tangan tidak sesuai dengan spesimen tanda tangan yang ditatausahakan oleh Bank Tertarik c. BG diduga palsu atau dimanipulasi d. Rekening Giro Penarik telah ditutup e. Tidak tersedia dana yang cukup pada Rekening Giro Penarik Daftar alasan penolakan lainnya untuk warkat debit (Cek dan/atau BG) dan sanksi kewajiban membayar atas penolakan warkat debit mengacu ketentuan BI yang berlaku.

I. Ketentuan penahanan BG: 1. Bank Tertarik wajib menahan dan menunda pembayaran BG yang diduga palsu atau isi BG diduga manipulasi, untuk ditindaklanjuti dengan verifikasi paling lama sampai dengan 1 (satu) hari kerja berikutnya 2 Jika hasil verifikasi menunjukkan bahwa indikasi pemalsuan tidak terbukti, BG akan diproses sesuai ketentuan 3. Jika hasil verifikasi menunjukkan bahwa indikasi pemalsuan terbukti, Bank Tertarik akan menindaklanjuti dengan: a. b. c. Menginformasikan kepada Penarik, Pemegang (jika transaksi melalui loket Bank Tertarik), dan Bank Penagih (jika transaksi melalui kliring) secara tertulis Melaporkan kepada pihak yang berwenang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan Melaporkan kepada BI sesuai ketentuan BI yang berlaku J. Penarik dapat melakukan pemblokiran pembayaran BG dengan alasan antara lain: 1. Hilang atau dicuri, disertai dengan surat keterangan dari kepolisian 2. BG tidak dapat digunakan antara lain karena rusak, disertai dengan BG yang tidak dapat digunakan 4. 5. Kapan ketentuan baru ini berlaku? Mulai berlaku sejak tanggal 1 April 2017 Apakah terdapat ketentuan peralihan? Pada saat ketentuan baru ini berlaku: a. BG yang telah diterbitkan sebelum tanggal 1 April 2017 tetap diakui sebagai BG dan tunduk pada ketentuan dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 28/32/KEP/DIR tanggal 4 Juli 1995 tentang Bilyet Giro dan ketentuan pelaksanaannya, serta tetap dapat dibayarkan sampai dengan berakhirnya masa berlaku BG b. BG yang telah dicetak sesuai dengan ketentuan saat ini, masih dapat digunakan sampai dengan tanggal 31 Desember 2017 c. BG yang diterbitkan sejak tanggal 1 April 2017 dan setelahnya mengacu pada ketentuan-ketentuan baru tersebut di atas d. Bank BNI Syariah akan segera menerbitkan buku Cek & BG dengan format sesuai ketentuan baru dari BI sebelum 31 Desember 2017